You are on page 1of 3

Kajian Kritis Jurnal

PICO A. Patient or problem Perlu adanya obat yang poten dan memiliki efek samping minimal dalam pengobatan lini pertama PDA.

B. Intervention Tidak dilakukan intervensi tertentu pada sampel penelitian.

C. Compare Membandingkan antara efektivitas grup parasetamol dan ibuprofen terhadap penutpan duktus pada kasus PDA.

D. Outcome Penutupan duktus terjadi pada 65(81.2%) bayi pada grup parasetamol, dan 63(78.8%) pada grup ibuprofen. Confidents interval (CI) sebesar 95% terhadap perbedaan kedua belah grup (-0.080,0.128) menunjukan bahwa efektifitas parasetamol tidak kalah dari ibuprofen. Pada kenyataannya, insiden hiperbilirubinemia atau perdarahan saluran cerna jauh lebih rendah di grup parasetamol. Tidak ditemukannya perbedaan secara signifikan baik efek samping maupun komplikasi lainnya terhadap dua golongan ini.

VIA A. Validitas 1. Apakah hasil sistematik review ini valid ? Ya, penelitian ini valid. Penelitian ini telah didaftarkan di Chinese clinical trial register (http://www.chictr.org/cn/registrationnumber:chiCTR-TRC-12002177)

dan disetujui oleh komite etik rumah sakit utama Universitas Jilin (no.2012-057). Rasio penutupan sekitar 70% terhadap penggunaan ibuprofen dengan confidence interval (CI) 95% dan kekuatan 80%. Untuk mengantisipasi jika ada beberapa pasien yang mesti diekslusikan selama penelitian, kami menjadikan sampel total 80 orang pada kedua grup. Penelitian ini akan diakhiri jika terdapat perbedaan

hingga 20% pada hasil utama ataupun peningkatan signifikan pada hasil sekunder dari variable komposit ataupun adanya sampel yang meninggal. Data selanjutnya diberikan sebagai rerata SD. Perbedaan antar kedua grup ditentukan dengan t test untuk parameter data berkelanjutan, fishes exact test untuk kategori data dan wilcoxon rank sum test untuk data berkelanjutan nonparametric. Analisa non inferioritas adalah suatu metode statistic yang digunakan untuk menentukan apakah obat baru tersebut tidak lebih buruk (non inferiority) dibanding obat yang telah diketahui efisiensinya. Pat baru tersebut

dipertimbangkan memiliki keefektifan yang sama jika p<0.05 atau CL >- (CL merupakan batas minimal dari CI(confident interval) 95 % terhadap perbedaan kedua grup, merupakan margin dari non inferioritas ). Hanya saja penelitian ini tidak mencatumkan keterbatasan penelitiannya. 2. Apakah sistematik review ini meliputi metode yang menjelaskan tentang : a. Apakah meliputi seluruh penelitian yang berkaitan ? Ya, penelitian ini meliputi penelitian sebelumnya. Beberapa penelitian (14,19-21) telah menggunakan parasetamol pada pengobatan PDA bayi premature. Sebagai tambahan, parasetamol tidak digunakan sebagi obat pilihan tetapi sebagai suplemen pelengkap jika COX inhibitor tidaklah efektif ataupun

dikontraindikasikan pada mayoritas beberapa kasus terkait, termasuk kasus pertama yag dilaporkan, dimana parasetamol digunakan untuk menutup duktus arteriosus. Studi sebelum ini kekurangan besar sampel untuk analisis efisiensi dan tingkat kemanan obat (menilai efek samping) misalnya perdarahan saluran cerna, hiperbilirubinemia, NEC,IVH bahkan kematian, sehingga mereka tidak dapat mendukung parasetamol menjadi obat lini pertama pada PDA bayi premature. Sehingga, kami melakukan suatu penelitian acak, non blind, control-paralel, dan non inferioritas untuk membandingkan parasetamol oral dan ibuprofen oral terhadap penutupan PDA pada bayi premature. Pada studi ini, bayi yang lahir <34 minggu dipilih berdasarkan populasi demografis dan kebutuhan klinik di China.

b. Apakah hasilnya konsisten dari penelitian satu dengan yang lainnya ? Ya, penelitian ini dan penelitian lainnya memiliki hasil yang sama. Penelitian sebelum ini memiliki kekurangan besar sampel untuk analisis efisiensi dan tingkat kemanan obat (menilai efek samping) misalnya perdarahan saluran cerna,

hiperbilirubinemia, NEC,IVH bahkan kematian, sehingga mereka tidak dapat mendukung parasetamol menjadi obat lini pertama pada PDA bayi prematur.

3. Apakah kriteria yang dipakai untuk memilih makalah (inklusi) layak ? Ya ,Protokol pada uji coba ini dan ceklist pembantu CONSORT tersedia sebagai data pelengkap (lihat ceklist S1 dan protocol S1). Para peserta secara acak dibagi dengan perbandingan 1:1 terhadap pemakaian parasetamol ataupun ibuprofen, pembagian grup dengan menggunakan kartu yang diletakkan dalam amplop tertutup yang disaksikan oleh dokter dan perawat. Bayi mendapatkan parasetamol oral ( suspensi asetaminofen drops , Shanghai, Johnson&Johnson, 15ml:1.5g) dengan dosis 15mg/kgBB per 6 jam selama 3 hari, atau ibuprofen oral (Suspensi Ibuprofen, Shanghai, Johnson&Johnson, 100ml:2g) dengan

dosis inisial 10 mg/KgBB dilanjutkan dengan 5 mg/kgBB setelah 24 dan 48 jam berikutnya. Dengan kriteria inklusi usia gestasional kurang dari 34 minggu, usia post natal kurang dari 14 hari, pemeriksaan ekokardiografi menunjukan adanya gangguan hemodinamik berupa PDA.

B. Impotant Penelitian ini penting sebab parasetamol memiliki efektifitas yang sama baiknya terhadap ibuprofen dengan efek samping minimal. Sehingga pengobatan lini pertama PDA dapat beralih ke parasetamol

C. Applicable Ya, jurnal ini dapat digunakan di indonesia karena sediaan parasetamol drops banyak dijual di indonesia

You might also like