You are on page 1of 4

PEMERIKSAAN KORBAN TRAUMA

Trauma berarti kekerasan atas jaringan tubuh yang masih hidup. Kekerasan uang mengenai tubuh seseorang dapat menimbulkan efek efek pada fisik maupun psikisnya. Efek fisik berupa luka-luka yang kalau diperiksa dengan teliti akan dapat diketahui jenis penyebabnya, yaitu : 1. Benda-benda mekanik 2. Benda-benda fisik 3. Kombinasi benda mekanik dan fisik 4. Zat-zat kimia korosif Dalam ilmu perlukaan dikenal trauma tumpul dan trauma tajam 1. Benda-benda mekanik a. Trauma benda tajam : a) Luka sayat b) Luka tusuk c) Luka bacok b. Trauma benda tumpul a) Luka memar (contusion) Memar merupakan salah satu bentuk luka yang ditandai oleh kerusakan jaringan tanpa disertai diskontinuitas permukaan kulit. b) Luka lecet (abrasion) Luka lecet adalah luka yang disebabkan oleh rusaknya atau lepasnya luar dari kulit. c) Luka robek (vulnus laceratum) c. Trauma benda yang mudah pecah (kaca) 2. Benda-benda fisik a. Benda bersuhu tinggi b. Benda bersuhu rendah c. Sengatan listrik d. Petir e. Tekanan (bartrauma)

a) Hiperbarik b) Hipobarik 3. Kombinasi benda mekanik dan fisik 4. Zat-at kimia korosif a. Golongan asam b. Golongan basa Waktu terjadiya kekerasan merupakan hal yang sangat penting bagi keperluan penuntutan oleh penuntut umum, pembelaan oleh penasehat hukum terdakwa serta untuk penentuan keputusan oleh hakim. Dalam banyak kasus, informasi tentang waktu terjadinya kekerasan itu akan dapat digunakan sebagai bahan analisa guna mengungkapkan banyak hal, terutama yang berkaitan dengan alibi seseorang. Masalahnya ialah, tidak seharusnya seseorang dituduh atau dihukum jika pada saat terjadinya tindak pidana ia berada di tempat yang jauh dari tempat kejadian perkara. Dengan melakukan pemeriksaan yang teliti, akan dapat ditenukan : 1. Luka antemortem dan postmortem Jika pada tubuh jenzah ditemukan luka maka pertanyaannya ialah luka itu terjadi sebelum atau sesudah mati. Untuk menjawab pertanyaan tersebut perlu dicari ada atau tidaknya tanda-tanda intravital. Jika ditemukan berarti luka terjadi sebelum mati dan demikian pula sebaliknya. Tanda intravital itu sendiri pada hakekatnya merupakan tanda yang menunjukkan bahwa a. Jaringan setempat masih hidup ketika terjadi trauma : Tanda-tanda bahwa jaringan yang terkena trauma masih dalam keadaan hidup ketika terjadi trauma antara lain : 1) Retraksi jaringan, 2) Reaksi vakuler, seperti pada suhu trauma suhu panas rekasinya berupa eritema 3) Rekasi mikroorganisme (infeksi), seperti warna kemerahan, terlihat bengkak, terdapat pus, dan bila sudah lama terlihat daya jaringan granulasi 4) Rekasi biokimia, seperti kenaikan kadar serotonin, kenaikan kadar histamine, kenaikan kadar enzim b. Organ dalam masihberfungsi saat terjadi trauma Jika organ dalam (jantung atau paru-paru) masih dalam keadaan berfungsi ketika terjadi trauma maka tanda-tandanya antara lain :

1) Perdarahan hebat 2) Emboli udara 3) Emboli lemak 4) Pneumothorak 5) Emfisema kulit (krepitasi kulit) 2. Umur luka Untuk mengetahui kapan terjadi kekerasan, perlu diketahui umur luka. Hanya saja, tidak ada satupun metode yang dapat digunakan untuk menilai dengan tepat kapan suatu kekerasan (baik pada korban hidup ataupun mati) dilakukan mengingat adanya faktor individual, penyulit (misalnya infeksi, kelainan darah atau penyakit defisiensi) serta faktor kualitas dari kekerasan itu sendiri. Kendati demikian ada beberapa cara dapat digunakan untuk memperkirakannya, yaitu dengan melakukan : a. Pemeriksaan makroskopik Pemeriksaan dengan mata telanjang atas luka dapat memperkirakan berapa umur luka tersebut. Pada korban hidup, perkiraan di hitung dari saat trauma sampai saat diperiksa pada korban mati, mulai dari saat trauma sampai saat kematiannya. b. Pemeriksaan mikroskopik Pada pemeriksaan mikroskopik berguna bagi intravitalis luka, dapat pula menentukan umur luka secara lebih teliti. Caranya dengan mengamati perubahan-perubahan histologiknya. Pada korban trauma perlu juga diketahui cara melakukan kekerasan. Untuk senjata tajam, cara senjatan tajam digunakan dapat dibedakan, yaitu : 1. Diiriskan Luka yang ditimbulkan merupakan luka iris (incised wound) yang ciri-cirinya sesuai ciri-ciri umum luka akibat senjata tajam, dan panjang luka lebih besar dari dalamnya luka. 2. Ditusukan Luka-luka yang ditimbulkan merupakan luka tusuk (stab wound) yang ciri-cirinya sesuai ciri-ciri umum luka akibat senjata tajam dan dalam luka lebih besar dari panjangnya luka 3. Dibacokan

Luka yang ditimbulkannya merupakan luka bacok (chop wound) yang ciri-cirinya sesuai ciri-ciri umum luka akibat senjata tajam, ukuran luka besar dan menganga, panjang luka kurang lebih sama dengan dalam luka. Jika senjata yang digunakan tidak begitu tajam maka disekitar garis batas luka terdapat memar. 4. Ditembakan Untuk senjata api, cara senjata itu ditembakan juga dapat ditentukan, yaitu : a. Secara tegak lurus atau miring b. Dengan jarak tempel, dekat, sedang atau jauh Sedangkan pada aspek trauma dapat diketahui secara : 1. Aspek trauma Konsekuensi dari luka yang ditimbulkan oleh trauma dapat berupa : a. Kelainan fisik/organ b. Gangguan fungsi dari organ tubuh tertentu c. Infeksi d. Penyakit e. Kelainan psikis 2. Aspek yuridis a. Luka ringan b. Luka sedang c. Luka berat

You might also like