You are on page 1of 16

Hepatobiliary merupakan suatu pemeriksaan kedokteran nuklir menggunakan radiofarmaka yang dilakukan pada organ hepar (hati), saluran

empedu, dan saluran yang membawa cairan dalam kantong empedu dari hati atau cairan dalam kantong empedu ke usus kecil.

ANATOMI & FISIOLOGI

Hati adalah organ intestinal terbesar dengan berat antara 1,2 1,8 kg atau lebih 25% berat badan orang dewasa yang terletak di sisi kanan perut dan dilindungi oleh tulang rusuk.

Mempunyai fungsi: Dapat memproduksi dan sekresi empedu


Berperan dalam metabolisme karbohidrat,lemak, dan protein Berperan dalam filtrasi darah membantu mengatur keseimbangan hormon seks, hormon tiroid, kortison dan hormon adrenalin lainnya serta mengkonversi kolesterol tubuh zat-zat penting lainnya

INDIKASI
1. Diagnosa kholesistitis akut atau kronis 2. Evaluasi kebocoran sistem biliaris dan membedakan ikterus obstruksi dari non obstruksi 3. Membedakan atresia biliaris dgn hepatitis pada neonatus serta menentukan kelainan kongenital traktus biliaris lainnya 4. Deteksi refluks cairan empedu ke arah gaster

Alat dan bahan

1. 2. 3. 4. 5.

Kamera Gamma Kolimator LEHR Energi Setting 140 KeV Window Wide 20% Tc 99m HIDA dosis 3 5 mCi IV

RADIOFARMAKA
Tc 99m HIDA, dosis 3 5 mCi diberikan intravena mll vena mediana cubiti

PERSIAPAN
Diperlukan persiapan khusus untuk pasien yaitu pasien harus berpuasa untuk tidak makan atau minum selama 4 6 jam sebelum dilakukan pemeriksaan. Hindari keberadaan barium dalam perut pasien.

TATA LAKSANA
1. Posisi pasien tidur terlentang dgn lapang pandang kuadran atas abdomen dgn bts atas Procc. Xypoideus n bts bwh krista iliaka 2. Diberikan Tc-99m HIDA dosis 3-5 mCi 3. Scanning pertama 5 dan 10 menit setelah injeksi hanya dr depan dan samping kanan untuk menilai keadaan hati

4.Scanning kedua dilakukan 5-10 menit setelah injeksi


hanya dr depan saja untuk menilai saluran dan kandung empedu 5. Scanning ketiga dilakukan 60 menit setelah injeksi akan menilai kandung empedu dan aktivitas di usususus. 6. Bila diperlukan scanning keempat dilakukan 20 jam setelah injeksi, citra akanmenunjukkan aktivitas di usus besar

PENILAIAN
Dalam keadaan normal penangkapan maksimal radiofarmaka oleh hati dicapai dlm 5 menit, kemudian akan terlihat duktus sistikus, duktus biliaris komunikus dan kandung empedu terlihat penuh 30-40 menit setelah penyuntikan Pada kolesistitis akut, kandung empedu tdk akan terlihat sampai pencitraan pd 4 jam kemudian, sedangkan hati dan duktus biliaris komunikus tampak normal

Pada kolesistitis kronik, kandung empedu biasanya baru akan terlihat pada pencitraan 2 jam kemudian atau 4 jam kemudian. Pada atresia, duktus biliaris akan terlihat berhenti pada ketinggian atresia, radiofarmaka akan diekskresikan mll ginjal, shg pd pencitraan akan tampak jelas penangkapan radioaktivitas di ke-2 ginjal

Bila terjadi refluks, aliran radiofarmaka akan tampak berjalan ke arah cranial (masuk ke duedenum pars transversum bahkan bisa ke gaster menimbulkan bile gastritis) Utk menentukan kebocoran sistem traktus biliaris pencitraan dilakukan sampai 4 jam, kemudian dilakukan pencitraan ulangan pada 12 dan 24 jam setelah penyuntikan.

Thanks For Your attention

You might also like