You are on page 1of 18

BAB I PENDAHULUAN Setiap orang bebas melakukan perjanjian, asal perjanjian tersebut memenuhi persyaratan-persyaratan mengenai sahnya suatu

perjanjian sebagaimana yang diatur dalam Kitab Undang-Undang Hukum Perdata. Sepanjang memenuhi syarat seperti yang diatur pada perundang-undangan, maka leasing berlaku sesuai dengan ketentuan tentang perikatan seperti terdapat dalam buku ketiga KUH Perdata, demikian disamping alas hukum mengenai asas kebebasan berkontrak terdapat beberapa alas hukum lainnya yang lebih bersifat administratif dapat disebutkan sebagai berikut: 1. Surat Keputusan enteri Keuangan !omor Kep "#$ K$%&$1$1'(), tentang enteri Keuangan *embaga Keuangan yang telah diubah dengan Keputusan !omor +,)$K K$-11$1'#). ). Surat Keputusan .ersama enteri Keuangan, enteri Perindustiran dan enteriPerdagangan /epubiik %ndonesia, !omor Kep- 1))$ K$%&$)$1'(0, !omor "-$Kbp$l$"'(0, tentang Peri1inan Usaha *easing. ". Surat Keputusan Presiden /epublik %ndonesia !omor ,) 2ahun 1'## tertanggal )- 3esember 1'## tentang *embaga Pembiayaan, 0. Surat Keputusan enteri Keuangan /epubiik %ndonesia !omor 1)+1$K K.-1"$1'##, tertanggal )- 3esember 1'##, tentang Ketentuan dan 2ata4ara Pelaksanaan *embaga Pembiayaan, sebagaimana telah berkali-kali diubah, terakhir dengan Keputusan /epubiik Pembiayaan, +. Surat Keputusan enteri Keuangan !omor ,"0$K K.-1"$1''-, tentang Pengadaan .arang Usaha 7Perusahaan *easing8 ,. Surat (. Surat Keputusan Keputusan enteri enteri Keuangan Keuangan !omor !omor 11,'$K K$.-1$1''1, 00#$K K. -1($)---, tertanggal )1 !o9ember 1''1 tentang Kegiatan Se5a 6una Usaha. tertanggal )( :ktober )---, tentang Perusahaan Pembiayaan. odal .erfasilitas melalui perasahaan Se5a 6una enteri Keuangan %ndonesia !omor 00#$K K.-1($)--- tentang Perusahaan

Leasing perjanjian, yaitu:

sebagai

lembaga

pembiayaan

dalam

sistem

kerjanya akan menghubungkan kepentingan beberapa pihak atau subjek 1. Lessor, yaitu pihak yang menye5akan barang, terdiri dari beberapa perasahaan. Lessor disebut juga investor, equity holder, owner participants, atau truster owners. ). Debitur, yaitu pihak yang memerlukan barang modal, barang modal dimana dibiayai oleh lessee dan diperuntukkan kepada lessor. ". Kreditur atau Lender, yaitu pihak yang disebut juga dengan debt holders atau loan participants dalam suatu transaksi leasing. Umumnya kreditur atau lender terdiri dari bank, insurance company trust dan yayasan. 0. Supplies, yaitu penjual atau pemilik barang yang dise5akan dapat terdiri dari perasahaan yang berada di dalam negeri atau yang mempunyai kantor pusat di luar negeri. ;asilitas yang diadakan oleh perusahaan leasing sebagai perusahaan

pembiayaan untuk membeli

sangat meringankan konsumen$ pasar yang kekurangan modal alat pendukung usaha maka leasing menjadi alternatif. 3emikian dilakukan oleh P2 <di Sarana <rmada yang

pula kegiatan pembiayaan yang Kota

memberikan kemudahan bagi masyarakat yang membutuhkan sarana transportasi di edan dengan pembiayaan se4ara leasing. Sehingga <di Sarana <rmada dengan pihak lessor hal ini P2 <SS< dengan pihak lessee dalam hal ini konsumen dari P2 <di Sarana <rmada.

BAB II PEMBAHASAN A. Hambatan Yang Bisa Timbul pada Sistem dan pelaksanaan Per an ian leasing di PT Adi Sarana Armada !ASSA" pada umumn#a disebabkan $le%& a. ;aktor !on =uridis, yaitu: 1. 3ari Pihak Lessee 3alam pelaksanaan perjanjian se5a guna usaha/leasing, dapat menimbulkan keadaan tertentu yaitu: a8 >anprestasi .entuk 5anprestasi dari lessee antara lain: 18 Lessee tidak membayar se5a leasing pada 5aktu yang telah ditentukan. )8 Lessee membayar se5a leasing tetapi terlambat "8 Lessee membayar se5a leasing tetapi hanya sebagian. 08 Lessee tidak membayar denda atas keterlambatan pembayaran se5a leasing. b8 Lessee melakukan tindakan-tindakan yang boleh dilakukan karena bertentangan seharusnya tidak dengan perjanjian lessee

leasing dan dapat dian4am dengan sanksi pidana, tindakantindakan tersebut antara lain adalah: 18 )8 "8 enjual barang leasing eny45akan barang leasing tersebut kepada orang lain. erusak label milik lessor yang ditempelkan pada barang modal sebagai tanda pengenal$identitas bah5a barang modal tersebut adalah milik lessor. 08 2indakan-tindakan lain yang merugikan lessor, karenanya dapat dian4am sanksi pidana. 48 Lessee melakukan tindakan-tindakan yang berkaitan langsung dengan 4ara pembayaran se5a leasing yaitu lessee pemakaian 4ek mundur sebagai sarana pembayaran, tetapi pada akhir masa berlakunya, mundur tersebut adalah 4ek kosong. 4ek tersebut, dana yang seharusnya dibayarkan ternyata tidak ada, dengan kata lain 4ek

d8 Lessee

melakukan tindakan-tindakan yang disebabkan oleh dapat ditunaikan, karena miss

adanya mismanagement dalam bisnisnya, sehingga berakibat ke5ajiban lessee tidak management tersebut mempengaruhi atau mengakibatkan

tidak lan4arnya cashflow dalam perusahaanya. e8 Lessee melakukan tindakan-tindakan karena faktor karakter dari lessee sendiri, setelah transaksi leasing mulai berjalan ternyata baru diketahui bah5a pada kerugian bagi lessor. karakter lessee kurang baik, yang akhirnya dapat mengakibatkan kesulitan, bahkan isalnya lessee melakukan penipuan

terhadap identitas dan pemalsuan tanda tangan yang dapat menimbulkan sanksi pidana dan merugikan pihak lessor ketika melakukan penagihan. Hal ini mungkin terjadi karena perjanjian leasing dibuat diba5ah tangan oleh lessee dan lessor dibuat diba5ah tangan dan tidak dilegalisasikan di hadapan notaris. Sehingga tidak ada yang dapat menguatkan lessee untuk memastikan keaslian identitas dan tanda tangan lessor. !amun apabila setiap perjanjian leasing dibuat dihadapan notaris, dapat memperkuat pembuktian keaslian identitas dan tanda tangan karena dibuat dihadapan pihak yang ber5enang. ). 3ari Pihak Ketiga Pihak ketiga yang bermaksud dalam hal ini adalah pelanggan atau costumers dari lessee dan semua pihak yang terlibat se4ara langsung ataupun tidak langsung dalam transaksi leasing. Lessee yang berupa perusahaan dalam melakukan usahanya memiliki pelanggan atau costumers yang memakai produk yang dihasilkannya. <pabila pelanggan atau costumers tersebut melakukan 5anprestasi terhadap lessee, maka hal ini akan berakibat buruk pada lessee karena bisa menyebabkan lessee tidak memiiiki dana yang seharusnya disetorkan kepada lessor, hal ini merupakan suatu lingkaran atau rentetan transaksi yang saling berhubungan satu sama lain, dan mempunyai hubungan sebab akibat. b. ;aktor-faktor =uridis

1. ;aktor-faktor tak terduga ;aktor-faktor tak terduga adalah suatu situasi, dan keadaan yang dapat membuat dimaksud transaksi leasing terhambat Keadaan yang disini adalah berupa keputusan atau kebijaksanaan

pemerintah yang mengatur dibidang ekonomi, keuangan, dan industri. Kebijaksanaan pemerintah ini tertuang dalam keputusan maupun peraturan perundang-undangan yang dapat berakibat langsung maupun tidak langsung terhadap usaha leasing, 4ontohnya adalah kebijaksanaan uang ketat atau tight money policy yang pernah terjadi sekitar tahun 1''1, yang kemudian menyebabkan susahnya men4ari fasilitas kredit ). ;aktor =uridis yang bersifat final ;aktor yuridis yang bersifat final maksudnya adalah peraturan atau sumber perundang-undangan lainnya yang baru dikeluarkan untuk mengganti peraturan lama yang mengatur tentang kegiatan leasing se4ara langsung. 3engan dikeluarkannya peraturan baru tersebut maka segala sesuatu yang berhubungan dengan praktek leasing harus berubah dan mengikuti ketentuan yang baru. Upaya atau 4ara yang dapat dilakukan untuk mengatasi hambatanhambatan yang biasa timbul pada sistem dan pelaksanaan perjanjian leasing di ;2 <SS< seperti yang tersebut diatas, antara lain: a. ;aktor non yuridis, yaitu: 18 Pengenaan denda 3alam perjanjian leasing biasanya lessor mensyaratkan denda sebagai sanksi atas keterlambatan lessee di dalam membayar se5a leasing. 3enda ini dimaksudkan mema4u lessee agar tidak 5anprestasi. )8 ?aminan Pemberian jaminan dimungkinkan dalam perjanjian leasing, hanya saja besar nilai jaminan tidak sama dengan besar nilai jaminan pada perjanjian kredit perbankan. ?aminan dalam perjanjian leasing hanya bersifat tambahan, karena yang terpenting adalah kelayakan proyek lessee. ?aminan yang dapat diberikan oleh lessee kepada lessor adalah sebagai untuk

berikut: a. Security deposit b. 4. orporate guarantee ross guarantee

d. !ank "aransi e. Deposito atau bentuk cash collateral lainnya f. ?aminan kebendaan g. #ersonal guarantee "8 Upaya atau 4ara yang dilakukan perusahaan leasing pada umumnya dalam hal lessee melakukan 5anprestasi adalah: a. ?ika 4ek yang diberikan oleh lessee ditolak, maka pihak marketing lessor dalam 5aktu 1 @ )0 jam melihat dan menyelidiki dulu sebab dan alasan mengapa 4ek sampai ditolak oleh pendekatan kepada bank, kemudian dilakukan lessee dengan menanyakan sebab-

sebab alasan tersebut. ?ika kesulitan yang dikemukakan lessee masuk akal dan dapat diterima se4ara logika maka lessor akan memberikan kesempatan 5aktu lagi bagi lessee untuk memenuhi prestasinya. b. ?ika ternyata belum ada reaksi dari lessee untuk berupaya memenuhi ke5ajiban-ke5ajiban, maka lessor akan memberikan surat peringatan pertama kepada lessee. 4. Lessor akan memberikan peringatan kedua jika lessee belum juga berupaya memenuhi prestasinya. d. Lessor memberikan peringatan yang terakhir yaitu yang ketiga, namun hal ini tergantung dari kebijaksanaan yang dimiliki oleh masing-masing habis. e. ?ika peringatan-peringatan tersebut tidak ada hasilnya, maka langkah selanjutnya lessor mengajak musya5arah atau n4goisasi untuk men4ari penyelesaian terbaik dari masalah tersebut. f. Upaya berikutnya adalah dengan jalan repossesing lessor. Peringatan akan terus diberikan oleh lessor sampai batas kesabaran lessor

terhadap barang leasing dari tangan lessee yang dilakukan oleh lessor karena lessee 5anprestasi. b. ;aktor =uridis, yaitu: 1. ?ika langkah-langkah yang ditempuh di atas tidak ada hasilnya, bahkan penjualan barang leasing tersebut ke pasar bekas ternyata masih kurang untuk menutup kerugian yang diderita lessor, maka lessor dapat mulai melakukan meminta fiat eksekusi upaya hukum dengan 4ara dari pengadilan terhadap barang

jaminan dari lessee ataupun 4ara lain yang sah menurut hukum yang berkaitan dengan barang jaminan lessee guna kepentingan lessor, entah itu dengan 4ara sita jaminan atau upaya hukum lain. 3isinilah arti penting dari pemberian jaminan dalam praktek perjanjian leasing, 5alaupun pemberian jaminan tersebut sifatnya hanya tambahan saja. ). Upaya terakhir yang dilakukan lessor adalah meminta penyelesaian se4ara hukum dengan jalan memba5a perkara pengadilan. Upaya ini merupakan upaya terakhir yang terpaksa dilakukan oleh lessor, 5alaupun melalui upaya ini nantinya akan memakan 5aktu dan biaya yang tidak sedikit. B. 'ara Mengatasi Hambatan Yang Timbul pada Sistem dan Pelaksanaan Per an ian Leasing di PT Adi Sarana Armada Setiap kegiatan usaha pasti mempunyai resiko, demikian pula dengan usaha leasing. enurut Prof. Subekti resiko adalah
,"

suatu ke5ajiban

memikul kerugian yang disebabkan karena suatu kejadian diluar kesalahan salah satu pihak. /esiko yang terdapat dalam usaha leasing seringkali

menjadi penghambat bagi kegiatan usaha perusahan-perusahaan leasing. 3emikian pula dengan resiko yang terdapat pada sistem dan pelaksanaan perjanjian leasing di P2 <SS< yang sering menjadi penghambat bagi kegiatan usaha yang dilaksanakannya. Penyebab timbulnya resiko yang biasa menjadi penghambat dalam sistem dan pelaksanaan perjanjian leasing antara lain adalah: a. >anprestasi atau ingkar janji dari pihak lessee,

enurut <min >ijaya 2unggal dan <rif 3johan 2unggal, 5anprestasi atau ingkar janji dari pihak lessee dapat berupa tindakan: 1. ). ". enunda-nunda pembayaran se5a leasing yang harusnya dibayar embayar se5a leasing tetapi terlambat. embayar se5a leasing tetapi tidak sesuai dengan perjanjian. denda atas keterlambatannya membayar se5a leasing. +. 2idak mampu membayar se5a leasing karena pailit atau bangkrut. ,. Sengaja (. #. '. 1-. b. tidak membayar se5a leasing yang sudah jatuh tempo

0. 2erlambat membayar denda atau sama sekali tidak membayar

pembayarannya. engalihkan barang leasing pada pihak lain enjamin barang leasing sebagai jaminan hutang. enjual barang leasing dengan tujuan untuk melepaskan diri dari ke5ajiban membayar se5a. enghilangkan label leasing.

usnah, hilang atau rusaknya barang leasing, baik yang disebabkan oleh

lesseemaupun oleh sebab apapun 4. ;aktor-faktor dari segi yuridis yang bersifat final yaitu berupa peraturan atau sumber perundang-undangan yang dikeluarkan oleh pemerintah untuk mengganti peraturan nama yang mengatur kegiatan leasing se4ara langsung. 3engan keluarnya peraturan baru tersebut maka kegiatan leasing yang sudah berlangsung 5ajib menyesuaikan kegiatankegiatannya menurut ketentuan- ketentuan yang baru. d. ;aktor-faktor lain yang bersifat tak terduga, yaitu berupa situasi, kondisi, dan keadaan yang biasa membuat kegiatan transaksi leasing menjadi terhambat 4ontohnya uang rupiah yang mengalami inflasi terhadap nilai uang dollar, dimana dampak lain dari inflasi tersebut sangat berpengaruh terhadap kegiatan usaha di %ndonesia, yang salah satunya adalah usaha leasing. 3engan jatuhnya nilai mata uang rupiah terhadap dollar mengakibatkan ma4etnya transaksi-transaksi leasing di %ndonesia, apalagi ditambah dengan banyaknya perusahaan-perusahaan lessee yang mengalami kebangkrutan. 3ari keadaan ini maka banyak sekali perusahaan leasing di %ndonesia yang gulung tikar, karena modal yang telah

dikeluarkan tidak kembali seperti yang diharapkan. juga terjadi pada bergerak di bidang keuangan serta pembiayaan.

Hal seperti ini

lembaga keuangan bank dan semua lembaga yang

Untuk mengatasi resiko-resiko tersebut diatas agar tidak menjadi penghambat dalam sistem dan pelaksaan perjanjian leasing, maka upaya atau 4ara yang biasa dilakukan oleh perusahaan leasing $lessor% adalah enetapkan sanksi denda dalam untuk tindakan-tindakan sebagai berikut: a. perjanjian se5a guna usaha$leasing

setiap keterlambatan lessee dalam pembayaran se5a leasing. Sanksi denda bagi lessee ini berupa ke5ajiban membayar bunga sekian persen sebulan yang dihitung sejak tanggal jatuh tempo pembayaran se5a. b. eminta suatu jaminan dari lessee selama masa leasing berlangsung guna menjamin ketaatan lessee terhadap perjanjian leasing, jaminan ini akan dikembalikan lagi kepada lessee pada saat berakhirnya masa leasing dengan dikurangi jumlah-jumlah yang hams dibayar oleh lessee tanpa bunga. 4. enarik dan m4nguasai kembali barang leasing dengan biaya-biaya yang ditanggung oleh lessee, termasuk biaya pembongkaran dan pemindahan barang leasing dari tempat barang leasing berada atau tempat lessee ke tempat lessor. d. engajukan gugatan kepengadilan sebagai upaya terakhir apabila tindakan- tindakan tersebut di atas belum berhasil, yaitu dengan tuntutan sebagai berikut: 718 elakukan sita revindikatoir atas barang-barang yang menjadi obyek perjanjian leasing, dengan maksud untuk mengambil kembali barang-barang milik lessor yang berada dalam kekuasaan lessee untuk kemudian diserahkan kepada lessor. 7)8 enghukum pihak lessee untuk membayar ganti rugi pada pihak lessor atas kerugian yang telah dideritanya sebagai akibat dari tindakan 5anprestasi atau ingkar janji atau tindakan mela5an hukum yang telah dilakukan oleh lessee, yaitu berupa: a. 4. Uang se5a yang masih tertunggak. Seluruh uang se5a yang masih berjalan hingga angsuran yang b. 3enda yang tertunggak ditambah bunganya. terakhir.

61

d. !ilai sisa $residual value% dari barang leasing. e. f. 7"8 708 7+8 7,8 .iaya-biaya penagihan termasuk biaya perkara dan honor .unga yang bersangkutan. eletakkan sita jaminan atas harta milik lessee 5ntuk menjamin pembayaran ganti ragi dan lain-%ain tuntutan tersebut di atas. engalihkan segala resiko kepada pihak lessee. enghukum pihak lessee membayar segala ongkos perkara. enuntut kepada hakim untuk membatalkan perjanjian leasing itu, atau menyatakan perjanjian batal akibat adanya 5an prestasi atau ingkar janji. Upaya melalui jalur hukum ini ditempuh oleh lessor sebagai alternatif terakhir, karena dalam upaya ini lessor harus siap kehilangan banyak 5aktu dan biaya, namun hal ini bukan berarti bah5a lessor enggan untuk menggunakan jalur hukum, melainkan keadaan lessorlah jang menghendaki demikian, karena selama menunggu keputusan dari hakim yang menangani perkaranya, lessor belum mendapatkan ganti rugi atas kerugian yang dideritanya, belum lagi jika barang leasing yang semestinya segera dijual atau diuangkan untuk menutup kerugian lessor disita oleh pengadilan guna pemeriksaan atau sebagai barang bukti. engingat hal tersebut maka sangatlah beralasan jika lessor menempatkan upaya hukum sebagai alternatif terakhir. '. Upa#a Leasing #ang dapat ditempu% $le% PT Adi Sarana Armada selaku Pi%ak Less$r Dalam Men#elesaikan Sengketa Berupa (anprestasi #ang Dilakukan )le% *$nsumen Selaku Lessee di PT Adi Sarana Armada >anprestasi yaitu keadaan dimana salah satu pihak tidak memenuhi prestasi atau ke5ajiban atau lalai tidak memenuhi prestasi, terlambat memenuhi prestasi, memenuhi akan tetapi tidak sesuai dengan yang diperjanjikan. Peristi5a >anprestasi yang terjadi dalam praktek leasing sebagian besar memang dilakukan oleh pihak lessee, yang terjadi dan dapat dikatakan mayoritasnya adalah masalah dalam hal keterlambatan pembayaran angsuran, yang dalam hal ini oleh pihak lessee, P2. <di Sarana <rmada, penga4ara.

tetap diperhitungkan lama tunggakan angsuran tersebut, yang jika melebihi batas ketentuan dalam perjanjian a5al oleh pihak lessor maka pihak lessee dapat dikenakan denda sesuai hukum yang berlaku. Kemudian juga dalam hal pemindah tanganan obyek perjanjian sebelum selesainya masa angsuran oleh pihak lessee, atau dikenal dengan istilah oper kredit, dan selanjutnya adalah masalah pembatalan perjanjian sebagai akibat dari tidak dapat dipenuhinya prestasi oleh pihak lessee untuk selamanya. Sedangkan 5anprestasi yang dilakukan oleh pihak lessor dapat dikatakan minim sekali tetapi oleh pihak lessee atau pihak konsumen dianggap melakukannya yaitu dalam kasus pengenaan denda atas keterlambatan angsuran yang sering berubah-ubah tingkat persentasenya, yaitu tidak sama besarnya jumlah atau besarnya uang administrasi 7dalam hal ini berkasberkasnya8 yang harus dibukukan oleh pihak lessor untuk mempermudah pengurusannya. enurut Subekti 5anprestasi yang sering terjadi dalam berbagai perjanjian adalah bila para pihak tidak melakukan apa saja yang telah diperjanjiakan atau ingkar janji, melanggar perjanjian atau melakukan sesuatu yang tidak boleh dilakukannya, dan dalam hal-hal lain yang masih berhubungan dengan masalah ingkar janji..ila terdapat dari Subekti tersebut diatas dijadikan janji dalam bentuk urutan maka mengkategorikan sebagai berikut, yaitu 5anprestasi yang dilakukan oleh pihak lessor maupun lessee adalahA 1. 2idak melakukan apa yang telah disanggupi akan dilakukan. ). ". 0. elaksanakan apa yang diperjanjikannya tetapi tidak sebagaimana yang dijanjikan dan, elakukan apa yang dijanjikan tetapi terlambat elakukan sesuatu yang menurut perjanjian tidak boleh dilakukannya 3ari keempat bentuk 5anprestasi yang dilakukan oleh pihak lessee maka dapat disesuaikan kategorinya menurut pendapat dari Subekti adalah sebagai berikut, dalam masalah keteriambatan pembayaran angsuran pada tiap-tiap bulannya, maka hal ini termasuk memenuhi kriteria 5anprestasi dalam kategori ketiga yaitu pihak lessee melakukan sesuatu yang dijanjikan tetapi terlambat. Kemudian masalah pemindahtanganan obyek perjanjian sebemm selesainya masa angsuran masuk dalam rumusan keempat yaitu melakukan apa yang disanggupi akan dilakukan. 2etap konstantanya persentase beliau dapat

atau besarnya jumlah denda atas keterlambatan pembayaran serta besarnya uang administrasi yang berubah-ubah pada tiap-tiap tahun yang berbedabeda 7disesuaikan8 pertahunnya. ?ika dimasukkan dalam rumusan tersebut termasuk dalam rumusan ketiga yaitu melaksanakan apa yang diperjanjikan tetapi tidak sebagaimana mestinya. Penentuan apakah pihak lessee itu sudah termasuk dalam kategori 5anprestasi, menurut ketentuan dalam KUH Perdata, yaitu seperti yang disebutkan 3alam pasal 1)"#, yang berbunyi: BSiberutang adalah lalai, apabila ia dengan surat perintah atau dengan sebuah surat perintah sejenis itu telah dinyatakan dianggap lalai dengan le5atnya 5aktu yang ditentukanC. 3ari ketentuan pasal 1)"# KUH Perdata ini maka dapat dikatakan bah5a pihak lessee jelas-jelas melakukan 5anprestasi apabila ia benar-benar telah mendapatkan surat pernyataan lalai dalam hal ini surat tersebut berisikan somasi, atau surat pemberitahuan tunggakan angsuran dari pihak lessor dalam hal ini P2 <di Sarana <rmada, terhadap terjadinya 5anprestasi yang berupa keterlambatan pembayaran uang angsuran maka pihak lessee dikenakan sanksi dikenakannya denda atas keterlambatan pembayaran sebesar -.)D perhari. .erikut jenis somasi tersebut yang terbagi dari " kategori, yaitu: 1. Somasi yang pertama dikenakan untuk masa keterlambatan tunggakan angsuran diberikan 5aktu keringanan untuk melunasi tunggakan angsuran selama 1-( hari dari tanggal a5al jatuh tempo yang telah disepakati, jika dalam 5aktu ( hari tersebut tidak juga dimnasi tunggakan, maka selanjutnya. ). ". 3iberikan lagi somasi yang keduakalinya, yakni diberi keringanan 5aktu tambahan untuk melunasi tunggakan angsuran selama 10 hari Somasi yang ketiga ini merupakan batas 5aktu terakhir untuk pihak lessee diberi keringanan 5aktu selamaA "- hari dari tanggal a5al jatuh tempo. Pihak lessor, mengusahakan dalam hal ini P2 <di segala masalah Sarana baik <rmada sangat se4ara penyelesaian pendekatan nilai atau demi perikatannya sendiri, ialah jika ini menetapkan bah5a si berutang akan harus

kekeluargaan melalui negoisasi atau arbitrasi

dengan pihak lessee, jika

temyata pihak lessee tidak mengindahkan somasi yang telah diberikan pihak lessor tersebut, maka dengan terpaksa pihak lessor harus menempuh dengan 4ara terakhir yakni, obyek leasing ditarik dari pihak lessee, 4ara ini ditempuh oleh P2 <di Sarana <rmada, selaku pihak lessor untuk pengamanan aset perusahaan yaitu obyek leasing tersebut Penarikan obyek leasing ini dilakukan oleh pihak eksternal yang telah ditunjuk oleh pihak lessor, yakni pihak debt collector, atau juga lebih dikenal dengan P2 <di Sarana <rmada untuk melakukan penyelesaian melalui jalur hukum ke4uali pihak lessee tersebut bersikeras untuk mempertahankan obyek leasing yang ada padanya, maka pihak lessor dalam hal ini dengan sangat terpaksa hams menempuh melalui jalur hukum dengan menunjuk hukum lawyer in house atau penga4ara perusahaan untuk menyelesaikan tindakan tersebut melalui jalur hukum yang sesuai dan upaya tersebut dilakukan sebagai usaha untuk pengamanan aset bagi perusahaan, juga dalam mengatasi pihak lessee yang telah melanggar hukum tersebut. enurut Pur5ahid Patrik atas terjadinya 5anprestasi dalam suatu perjanjian maka ke5ajiban-ke5ajiban pihak lessee atas perbuatannya harus: 1. engganti kerugian sejak saat tidak dipenuhi ke5ajiban menjadi tanggung ja5ab pihak lessee. ". ?ika perikatan itu timbul dari perjanjian yang timbal balik, pihak lessor dapat meminta pembatalan 7pemutusan8 atas perjanjian tersebut. <tas pengenaan denda kepada pihak lessee yang besarnya seperti tersebut di atas maka hal ini berarti telah memenuhi rumusan yang pertama dari pengertian teori diatas, yaitu pihak lessee 5ajib mengganti kerugian. Selanjutnya dijelaskan oleh Pur5ahid Patrik, bah5a atas terjadinya 5anprestasi pula oleh pihak lessor dapat menuntut kepada pihak lessee untuk memenuhi + kemungkinan yaitu: 1. 3apat menuntut pembatalan perjanjian, ). 3apat menuntut pemenuhan perjanjian, ". 3apat menuntut penggantian kerugian, 0. 3apat menuntut pembatalan sekaligus penggantian kerugian. +. 3apat menuntut pemenuhan sekaligus penggantian kerugian, atas apa yang telah dilakukan 7dipraktekkan8 pihak lesssor terhadap ). .enda yang dijadikan obyek dari perikatan

keterlambatan yang dilakukan oleh pihak lessee. >anprestasi selanjutnya adalah pemutusan perjanjian yang dapat terjadi atas inisiatif dari pihak lessor maupun pihak lessee. <lasan yang mendasari pemutusan oleh pihak lessee yaitu karena ketidakmampuannya dalam hal pembayaran besarnya uang memutuskan untuk angsuran sehingga pihak lessee tersebut mengakhiri perjanjian selamanya Sedangkan

pemutusan perjanjian yang dilakukan oleh pihak lessor dapat disebabkan karena akibat dari perbuatan pihak lessee kepada pihak ketiga, sehingga pihak lessor merasa kha5atir bah5a obyek leasing akan digelapkan oleh pihak ketiga tersebut. Hal ini seringkali dilakukan oleh pihak lessor meskipun pihak lessee nyata-nyatanya masih sanggup untuk membayar angsuran pada tiap-tiap jatuh tempo pembayarannya. Eara penyelesaiannya atas pembelian ini memenuhi pendapat dari Pur5ahid Patrik yakni pihak lessor dapat menuntut pembatalan sekaligus kerugian. ekanisme penyelesaiannya terhadap kasus tersebut dapat dilakukan dengan dua 4ara, yaitu pihak lessee menjual obyek leasing kepada pihak luar atas obyek perjanjiannya. digunakan Selanjutnya hasil dari penjualan tersebut untuk menutup kekurangan angsuran kepada pihak lessor,

sedangkan kelebihannya meruakan hak pihak lessee. Eara kedua adalah dengan 4ara proses pembatalan atas inisiatif dari pihak lessor semata-mata hanya untuk tindakan pre9entif atau pen4egahan meskipun angsuran tetap dibayarkan oelh pihak lessee,tepat sesuai dengan tanggal jatuh temponya, tetapi karena obyeknya sudah dipindahtangakan, maka pembatalan tetap saja dilakukan oleh pihak lessor hal ini memenuhi rumusan yakni pemutusan perjanjian tanpa mengganti kerugian karena pihak lessee masih memenuhi ke5ajibannya membayar angsuran tepat pada 5aktunya. engenai masalah penyelesaiannya sisa kekurangan angsuran bila dibatalkan se4ara tiba-tiba oleh pihak lessor hal ini tetap saja akan dapat dilakukan seperti bila terjadi pemutusan oleh pihak lessee diatas juga dengan menggunakan perhitungan diatas. Pembentukan peraturan perundang-undangan yang lebih efektif yang lebih efektif mengatur prosedur mengatur perundang-undangan

mekanisme perjanjian leasing, juga sebagai upaya untuk mengatasi adanya perselisihan di kedua belah pihak dalam perjanjian leasing, dengan adanya

87

pembentukan peraturan yang lebih spesifik mengatur mengenai adanya hak dan ke5ajiban yang berimbang di kedua belah pihak dalam perjanjian leasing dapat men4iptakan penga5asan yang lebih efektif dalam perjanjian leasing $terutama dalam melakukan penga5asan terhadap hubungan antara pihak lessor dan pihak lessee, sehingga ter4iptanya suasana yang kondusif di kedua belah pihak dan ter5ujudnya asas keseimbangan, adil dan merata, untuk men4egah perbedaan pandangan dan men4egah adanya persengketaan dan perselisihan di kemudian hari antara kedua belah pihak dalam perjanjian leasing tersebut.

BAB+ *ESIMPULAN DAN SA,AN A. *esimpulan 1. Seperti yang kita ketahui dalam suatu perjanjian, para pihak memiliki kebebasan berkontrak yang berisi tentang kebebasan dari para pihak untuk menentukan hak dan ke5ajiban para pihak. !amun faktanya pada praktek perjanjian leasing, tersebut tidak dapat dipertanggung ja5abkan demi hukum karena kebebasan berkontrak yang dimaksud pada Pasal 1""# dan Pasal 1")- KUH Perdata tersebut tidak ter5ujud se4ara murni yang disebabkan karena pihak lessor sendirilah yang sudah menentukan isi dari kontrak tersebut, dan apabila pihak lessee mau menyetujuinya maka terjadilah perbuatan hukum, tetapi apabila tidak menyetujui maka perjanjian itu menjadi batal. Karena pihak lessor sendiri mempunyai prinsip take it or leave it Kesepakatan yang dimaksud disini sah apabila pihak lessee menandatangani kontrak yang sebelumnya sudah disediakan oleh pihak lessor. ). /esiko atau hambatan dalam perjanjian se5a guna usaha$ leasing pada umumnya disebabkan oleh 5anprestasi atau ingkar janji dari pihak lessee. Selain 5anprestasi$ ingkar janji tersebut diatas, resiko atau hambatan dalam perjanjian se5a guna usaha$ leasing juga bisa disebabkan oleh faktor- faktor yuridis yang bersifat final berupa situasi, kondisi dan keadaan yang bisa menghambat transaksi leasing. P2 <di Sarana <rmada sebagai pihak lessor telah mempunyai upaya atau 4ara berupa tindakan- tindakan tertentu mengatasi resiko atau hambatan tersebut diatas. Upaya atau 4ara tersebut sudah efektif untuk mengatasi resiko atau hambatan yang terjadi namun untuk lebih menghemat biaya, upaya atau 4ara lain yang bisa dilakukan adalah upaya yang lebih bersifat kekeluargaan yaitu melalui negoisasi atau arbitrase. B. Saran 1. Perlu dibuat suatu peraturan oleh pemerintah yang melindungi kedudukan lessee baik dengan 4ara merubah atau menambahkan pada ketentuan yang sudah ada maupun membuat suatu peraturan yang baru yang lebih thiggi yaitu Peraturan

Pemerintah 7PP8. ). Perlu dibuat suatu penga5asan terhadap praktek leasing mengenai hak dan ke5ajiban para pihak yang terlibat dalam perjanjian se5a guna usaha leasing, khususnya tanggung ja5ab para pihak terhadap objek leasing. Sehingga pihak lessor dan lessee dapat mengetahui hal-hal apa saja yang menjadi hak dan ke5ajiban masing-masing pihak untuk men4egah terjadinya 5anprestasi dari lessee maupun lessor, selain itu kontrak leasing tersebut harus dilegalisasikan oleh notaris sehingga dapat membuat pembuktian yang menjamin kepastian hukum dan hambatan-hambatan pada leasing tidak terjadi terhadap masing- masing pihak. ". Hendaknya para pihak memenuhi setiap hal yang menjadi ke5ajiban masing- masing pihak agar tidak timbul sengketa dikemudian hari. !amun apabila terjadi sengketa atau perselisihan, hendaknya dapat diselesaikan se4ara damai atau se4ara kekeluargaan agar tidak mengeluarkan biaya yang besar.

PELA*SANAAN PE,-AN-IAN LEASIN. DI PT ADI SA,ANA A,MADA !ASSA"DILIHAT DA,I PASAL /012 *UHPE,DATA DAN

PE,-AN-IAN BA*U
2U6<S HUKU PF/%K<2<! .Kn 3osen : 3r. Udin !arsudin, SH,

Disusun $le%& Nama NIM SMT : YUSMAN & 12/1342204 & III

P,).,AM PAS'A SA,-ANA MA.ISTE, HU*UM UNI+E,SITAS PAMULAN. BANTEN 12/4

You might also like