You are on page 1of 12

Pengalaman Belajar Praktik Keperawatan

Kelompok

Ayun paraswati Dian merisanti M. Ludfi Alridho Rico irlandie M.

Pengertian praktik keperawatan profesional


Praktik keperawatan adalah tindakan mandiri perawat melalui kolaborasi dengan system klien dan tenaga kesehatan lain dalam membrikan asuhan keperawatan sesuai lingkup wewenang dan tanggung jawabnya pada berbagai tatanan pelayanan, termasuk praktik keperawatan individual dan berkelompok.

Tujuan pengaturan penyelenggaraan praktik keperawatan


1. memberikan perlindungan dan kepastian hukum kepada penerima dan pemberi jasa pelayanan keperawatan. 2. Mempertahankan dan meningkatkan mutu pelayanan keperawatan yang diberikan oleh perawat.

Peranan Legal Praktik Keperawatan


Perawat perlu tahu tentang hukum yang mengatur prakteknya agar dapat : Memberikan kepastian bahwa keputusan dan tindakan perawat yang di lakukan konsisten dengan prinsip-prinsip hukum. Melindungi perawat dari liabilitas

Berbagai Aspek Legal Dalam Keperawatan Fungsi Hukum Dalam Praktek Keperawatan
Hukum memberikan kerangka untuk menentukan tindakan keperawatan mana yang sesuai dengan hukum Membedakan tanggung jawab perawat dengan tanggung jawab profesi yang lain Membantu menentukan batas-batas kewenangan tidakan keperawatan mandiri Membantu dalam mempertahankan standar praktik keprawat dengan meletakan posisi perawat memiliki akuntabilitas di bawah hukum (Kozier,Erb)

Jenis-jenis metode PBP


1. Metode fungsional pengorganisasian tugas pelayanan keperawatan yang didasarkan kepada pembagian tugas menurut jenis pekerjaan yang dilakukan. Kerugian metode fungsional : 1. Pasien mendapat banyak perawat. 2. Kebutuhan pasien secara individu sering terabaikan 3. Pelayanan pasien secara individu sering terabaikan. Kelebihan dari metode fungsional : 1. Sederhana - Efisien. 2. Perawat terampil untuk tugas atau pekerjaan tertentu. 3. Mudah memperoleh kepuasan kerja bagi perawat setelah selesai tugas.

2. Metode penugasan pasien atau metode kasus pengorganisasian pelayanan atau asuhan keperawatan untuk satu atau beberapa klien oleh satu orang perawat pada saat bertugas atau jaga selama periode waktu tertentu sampai klien pulang. Kelebihan metode kasus: 1. Kebutuhan pasien terpenuhi. 2. Pasien merasa puas. 3. Masalah pasien dapat dipahami oleh perawat. Kekurangan metode kasus : 1. Kemampuan tenaga perawat pelaksana dan siswa perawat yang terbatas sehingga tidak mampu memberikan asuhan secara menyeluruh 2. Membutuhkan banyak tenaga.

3. Metode penugasan tim Yaitu pengorganisasian pelayanan keperawatan oleh sekelompok perawat. Kelompok ini dipimpin oleh perawat yang berijazah dan berpengalaman serta memiliki pengetahuan dalam bidangnya. Kelebihan metode tim: 1. Saling memberi pengalaman antar sesama tim. 2. Pasien dilayani secara komfrehesif 3. Terciptanya kaderisasi kepemimpinan Kekurangan metode tim: 1. Tim yang satu tidak mengetahui mengenai pasien yang bukan menjadi tanggung jawabnya. 2. Rapat tim memerlukan waktu sehingga pada situasi sibuk rapat tim ditiadakan atau terburu-buru sehingga dapat mengakibatkan kimunikasi dan koordinasi antar anggota tim terganggu sehingga kelanncaran tugas terhambat.

4. Metode Perawatan Primer Yaitu pemberian askep yang ditandai dengan keterikatan kuat dan terus menerus antara pasien dan perawat yang ditugaskan untuk merencanakan, melakukan dan mengkoordinasikan askep selama pasien dirawat. Kelebihan dari metode perawat primer: 1. Mendorong kemandirian perawat. 2. Ada keterikatan pasien dan perawat selama dirawat 3. Berkomunikasi langsung dengan Dokter Kelemahan dari metode perawat primer: 1. Perlu kualitas dan kuantitas tenaga perawat, 2. Hanya dapat dilakukan oleh perawat profesional. 3. Biaya relatif lebih tinggi dibandingkan metode lain.

5. Metode Modul (Distrik) Metode gabungan antara Metode penugasan tim dengan Metode perawatan primer. Metode ini menugaskan sekelompok perawat merawat pasien dari datang sampai pulang. Keuntungan dan Kerugian Sama dengan gabungan antara metode tim dan metode perawat primer.

faktor-faktor yang mempengaruhi metode PBP


1. Faktor klien, diantaranya kondisi pasien sesuai dengan jenis penyakit dan usianya, jumlah pasien dan fluktuasinya, keadaan sosial ekonomi dan harapan pasien dan keluarga. 2. Faktor tenaga, diantaranya jumlah dan komposisi tenaga keperawatan, kebijakan pengaturan dinas, uraian tugas perawat, kebijakan personalia, tingkat pendidikan dan pengalaman kerja, tenaga perawat spesialis. 3. Faktor lingkungan, diantaranya tipe dan lokasi rumah sakit, fasilitas dan jenis pelayanan, kelengkapan peralatan medik, pelayanan penunjang dan macam kegiatan yang dilaksanakan seperti penyuluhan dan kunjungan rumah. 4. Faktor organisasi, diantaranya mutu pelayanan yang ditetapkan dan kebijakan pembinaan dan pengembangan

Terima kasih (>.<)

You might also like