You are on page 1of 3

A.

Penatalaksanaan Sinusitis Kronis A) Pengobatan Konservatif B) Pengobatan Operatif

Keterangan : 1) Dekongestan a) Dekongestan topikal Phenylephrine Hcl 0 , 5 % d a n oxymetazoline

b) Dekongestan Oral (Lebih aman untuk penggunaan jangka panjang) Phenylproponolamine dan pseudoephedrine, yang merupakan agonis alfa adrenergik 2) Pungsi dan irigasi sinus.

Pada kasus yang meragukan pungsi dan irigasi dapatdipakai untuk diagnostik dalam menentukan ada tidaknya sinusitis maksila. Irigasi ini bertujuan untuk drainase sekret (pus) dan aerasi. Prosedur ini dapat dilaksanakan dibawah pengaruh anestesi,dengan memasukkan sebuah kanula bersaluran melalui dinding nasal dari antrum maksilla dibawah konka inferior. Garam fisiologis dengan suhu di atas suhu tubuh, dipompakan melalui kanula dengan semprit Higginson. Pus dan cairan yang tinggal, mengalir ke hidung melalui ostium maksila dan ditampung dengan sebuah baskom yangdiletakkan dibawah dagu pasien. Pasien dalam keadaanseperti ini harus bernafas dengan mulut. Irigasi yang dilakukan secara berulang setiap minggu seringmerupakan langkah efektif dalam mengembalikan aktifitas normal mukosa ( dibantu dengan pemberian AB dan dekongestan ). Bila cara ini berhasil, cairan yang dibersihkansecara bertahap berubah dari mukopus menjadi mukus, dan akhirnya menjadi cairan jernih. 3) Pengobatan Operatif Pengobatan pembedahan menjadi pertimbangan jika tidak berespon terhadap terapi konservatif. Tujuan umumbedah sinus antara lain : c) Mengeluarkan mukosa yang sakit dan menjamin drainase ke dalam hidung d) menghilangkan obstruksi dan menciptakan hubungan kontinu dari sinus yang terlibat ke dalam ruangan intranasal. e) Ventilasi sinus yang adekuat 1) pembedahan radikal Yaitu mengangkat mukosa yang patologis dan membuat drainase dari sinus yang terkena

a) Untuk sinus maksila dilakukan operasi caldwell - Luc Pada prosedur bedah ini,epitel rongga sinus maksila diangkat seluruhnya dan pada akhir prosedur dilakukan antrostomi untuk drainase. Hasil akhir memuaskan karena membran mukosa yang sakit telahdiisi oleh jaringan normal atau terisi dengan jaringan parut lambat. b) Sinus Ethmoid dilakukan operasi Ethmoidektomi c) Sinus frontal dan sphenoid dengan operasi Killian

2) pembedahan non radikal Operasi sinus paranasal menggunakan endoskopyang disebut Bedah Sinus Endoskopi Fungsional (BSEF).BSEF pada umumnya dilakukan untuk penat alaksanaan sinusitis kronik dan sinusitis akut berulang, yang seringkali yang telah disertai adanya polip di daerah meatus mediusatau adanya polip yang meluas ke rongga hidung. Keuntungan BSEF ialah tindakan ini biasanya sudah cukup untuk menyembuhkan kelainan sinus yang berat sehingga tidak perlu tindakan yang lebih radikal. Dengan BSEF risiko lebih sedikit, gejala-gejala post operasi dapat minimal, waktu pulih juga lebih cepat. Pasien yang dipersiapkan untuk operasi BSEF harus diperiksa fisik secara lengkap termasuk tekanan darah, laboratorium darah tepi dan fungsi hemostatis dan gula darah serta urin lengkap. Menjelang operasi, selama 4 atau5 hari pasien dibri antibiotik dan kortikosteroid sistemis dan l o k a l . P r i n s i p B S E F i a l a h m e m b u k a d a n m e m b e r s i h k a n K O M , dengan hanya mengangkat jaringan patologik sedangkan jaringan sehat dipertahankan agar tetap berfungsi, sehingganantinya tidak ada lagi hambatan ventilasi dan drainase.
http://ml.scribd.com/doc/88424925/Isi-Referat-Edited-Baru

You might also like