You are on page 1of 11

PEDOMAN PENGEMBANGAN MUATAN LOKAL

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2013

DAFTAR ISI DAFTAR ISI ............................................................................................... i A. PENGERTIAN .................................................................................... 1 B. LANDASAN PEDAGOGIS MUATAN LOKAL ............................... 3 C. STATUS MUATAN LOKAL DALAM KURIKULUM .................... 4 D. TUJUAN MUATAN LOKAL ............................................................. 5 E. RUANG LINGKUP ............................................................................. 5 F. PENGEMBANG MUATAN LOKAL ................................................. 6 G. PROSES PENGEMBANGAN MUATAN LOKAL ........................... 7 H. PENUTUP............................................................................................ 9

A. PENGERTIAN 1. Istilah Kurikulum, Pembelajaran (RPP) Silabus, dan Rencana Pelaksanaan

Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk

mencapai tujuan pendidikan tertentu. Silabus adalah rencana pembelajaran untuk satu mata pelajaran atau tema/kelas tertentu sebagai dokumen implementasi tujuan mata

kurikulum.

Silabus

memiliki

komponen

pelajaran/tema, kompetensi inti, kompetensi dasar, indikator pencapaian kompetensi, materi pembelajaran, proses

pembelajaran, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rencana pembelajaran rincian dari silabus. RPP dikembangkan sebagai rencana pembelajaran untuk suatu materi pokok atau tema tertentu yang mencakup kompetensi inti, kompetensi dasar, tujuan pembelajaran, rincian materi pembelajaran, rincian kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi, alat dan item penilaian hasil belajar, alokasi waktu dan jumlah pertemuan, dan sumber belajar.

2. Muatan Lokal Muatan lokal merupakan kelompok konten kurikulum yang dirancang agar siswa mengenal ciri khas, potensi daerah, dan kompetensi yang diperlukan untuk ketrampilan hidup (life skills). Lokal yang dimaksudkan adalah wilayah geografis terdekat dimana sebuah satuan pendidikan berlokasi. Untuk SD/MI, daerah yang dimaksudkan adalah lingkungan kelurahan dan kecamatan. Untuk SMP/MTs daerah yang dimaksudkan adalah lingkungan kota/kabupaten, sedangkan untuk SMA/MA,

SMK/MAK daerah yang dimaksudkan mencakup wilayah propinsi. Secara teknis, konten muatan lokal mencakup aspek kehidupan ekonomi, sosial, budaya, bahasa, dan hal lain yang dianggap penting untuk dipelajari peserta didik. Dalam konteks budaya dan bahasa, daerah yang dimaksudkan dapat mencakup keseluruhan propinsi bagi satuan pendidikan SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA dan SMK/MAK. Dengan demikian dalam pengertian budaya dan bahasa daerah, sejak SD/MI sampai SMA/MA dan SMK/MAK, konten kurikulum muatan lokal dapat mencakup budaya dan/atau bahasa daerah dengan jenjang pendalaman yang berbeda pada setiap satuan dan jenjang pendidikan, semakin tinggi jenjang pendidikan semakin

meningkat keluasan dan kedalaman kompetensi yang dipelajari.


2

Muatan Lokal dapat berbentuk: 1. Kompetensi Dasar yang memperkaya mata pelajaran Seni Budaya, Prakarya, dan Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan 2. Mata pelajaran yang berdiri sendiri dengan menggunakan waktu yang tersedia bagi mata pelajaran Seni Budaya.

B. LANDASAN PEDAGOGIS MUATAN LOKAL Muatan Lokal merupakan konten kurikulum yang dikembangkan berdasarkan prinsip-prinsip pedagogis sebagai berikut: 1. Pendidikan harus berakar pada lingkungan sosial, budaya, dan fisik dimana peserta didik belajar dan bertempat tinggal. 2. Peserta didik belajar berdasarkan apa yang disebut lensa budaya (cultural lenses) sehingga pemaknaan terhadap konten

pembelajaran dikembangkan dari pengertian-pengertian yang dimiliki dari budaya yang dimilikinya. 3. Pendidikan dimulai dari apa yang sudah dimiliki seseorang. Pada masa awal persekolahan, apa yang sudah dimiliki peserta didik berasal dari lingkungan keluarga, budaya, dan sosial terdekat. Pada masa berikutnya, apa yang sudah dimiliki tersebut adalah perkayaan dan perluasan yang dilakukan pendidikan terhadap yang dimiliki dari lingkungan keluarga, budaya, dan sosial terdekat.
3

4. Pendidikan adalah proses pewarisan dan pengembangan budaya, sosial, dan aspek-aspek kehidupan lainnya. Pewarisan berasal dari aspek budaya, sosial, dan lainnya dari lingkungan terdekat ke tingkat nasional dan dunia. Pengembangan untuk menjadi sesuatu yang lebih baik atau sesuai dengan kehidupan masa kini dan masa yang akan datang, dilakukan terhadap lingkungan terdekat dimana peserta didik bertempat tinggal.

C. STATUS MUATAN LOKAL DALAM KURIKULUM Muatan lokal adalah konten Kurikulum Tingkat Daerah. Oleh karena itu Muatan Lokal adalah kurikulum yang dikembangkan oleh Pemerintah Daerah Tingkat I dan Tingkat II. Pengembangan tersebut dilakukan oleh tim yang ditunjuk oleh pemerintah daerah. Penentuan jumlah anggota dan unsur-unsur yang terlibat dalam tim sepenuhnya adalah wewenang pemerintah daerah. Hasil dari Muatan Lokal adalah mata pelajaran, Kompetensi Dasar, dan silabus. Nama mata pelajaran, Kompetensi Dasar, dan silabus Muatan Lokal ditetapkan dengan keputusan Pemerintah Daerah. Nama mata pelajaran muatan lokal Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dicantumkan dalam struktur

D. TUJUAN MUATAN LOKAL Muatan lokal bertujuan untuk memberikan kesempatan belajar tentang lingkungan fisik, budaya, sosial, ekonomi, seni, ketrampilan di lingkungan terdekatnya agar mereka mengenal lingkungan, masyarakat, budaya di sekitarnya untuk pengembangan karakter dirinya dan mampu berpartisipasi dalam mendukung kelangsungan pembangunan daerah serta pembangunan nasional. Secara khusus agar peserta didik dapat: 1. Mengenal dan menjadi lebih akrab dengan lingkungan alam, sosial, dan budayanya, 2. Memiliki kemampuan dan keterampilan serta pengetahuan mengenai daerahnya yang berguna bagi dirinya maupun lingkungan masyarakat pada umumnya, 3. Memiliki sikap dan perilaku yang selaras dengan nilainilai/aturan-aturan yang berlaku didaerahnya, serta melestarikan dan mengembangkan nilai-nilai luhur budaya setempat dalam rangka menunjang pembangunan nasional. E. RUANG LINGKUP Ruang lingkup muatan lokal mencakup: 1. lingkungan fisik daerah, 2. kehidupan sosial, budaya, ekonomi daerah,
5

3. bahasa daerah Lingkungan fisik adalah lingkungan yang terkait dengan alam dan geografis daerah yang merupakan ciri khas daerah seperti gunung, sungai, tumbuhan-tumbuhan, hewan, cuaca, fenomena alam seperti gempa, banjir, angin topan, dan sebagainya. Kehidupan sosial, budaya, dan ekonomi daerah yang dianggap penting oleh masyarakat dan pemerintah daerah untuk dipertahankan dan dikembangkan seperti olahraga & permainan, kesenian,

ketrampilan & kerajinan, adat istiadat atau potensi untuk ditumbuhkan untuk menjadi aset baru bagi masyarakat seperti pariwisata.

F. PENGEMBANG MUATAN LOKAL Pengembangan konten muatan lokal dimulai dengan pembentukan tim Pengembang Muatan Lokal melalui keputusan pemerintah daerah. Penentuan Keputusan Daerah tentang Tim Pengembang. Tim pengembang harus memahami: Ide kurikulum tingkat nasional yang tertuang dalam dokumen Rasional, Kerangka Dasar Kurikulum, Struktur, Implementasi dan Ealuasi Desain kurikulum terutama yang terkait dengan hubungan antara SKL dengan Kompetensi Inti, arti dan fungsi Kompetensi Inti, dan keterkaitan antara Kompetensi Inti dengan Kompetensi Dasar,
6

prosedur pengembangan Kompetensi Dasar, kemampuan menganalisis keterkaitan vertikal dan horizontal KD, pemahaman mengenai model pembelajaran: mengamati, menanya, mengasosiasikan, mengkomunikasikan, dan ketrampilan untuk mengembangkan silabus.

G. PROSES PENGEMBANGAN MUATAN LOKAL 1. Identifikasi isi muatan lokal (kompetensi, pengetahuan, sikap, ketrampilan) dapat berkenaan seni budaya, tari, ketrampilan, permainan, aspek kehidupan ekonomi, lainnya yang dianggap penting oleh masyarakat. Identifikasi dapat dilakukan melalui kajian analisis kebutuhan (need analysis) dan atau melalui kajian lainnya yang ditetapkan oleh pemerintah daerah. 2. Mempelajari Kompetensi Inti: terdiri atas 4 kelompok yaitu sikap keagamaan, sikap sosial, pengetahuan, dan penerapan pengetahuan. Sikap tidak diajarkan secara langsung tetapi dikembangkan melalui proses pembelajaran mengenai pengetahuan dan penerapan di kelas, sekolah, dan masyarakat. Keempat kelompok Kompetensi Inti tersebut saling berinteraksi dalam proses pembelajaran. 3. Mengembangkan Kompetensi Dasar (KD) untuk setiap kelompok Komptensi Inti. Oleh karena itu ada 4 kelompok Kompetensi Dasar. 4. Evaluasi internal tim pengembang mengenai keajegan vertikal dan horizontal KD yang telah dikembangkan. Keajegan vertikal adalah kesinambungan dan peningkatan serta perluasan kompetensi mata pelajaran muatan lokal. Keajegan horizontal adalah keterkaitan antara KD mata pelajaran muatan lokal dengan
7

5.

6.

7.

8.

KD Seni Budaya dan Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan yang telah dikembangkan dalam kurikulum tingkat nasional. Menentukan nama mata pelajaran Muatan Lokal. Dari KD kelompok Kompetensi Inti 3 (pengetahuan) ditentukan nama mata pelajaran yang sesuai dengan isi KD. Menentukan beban belajar: menentukan jam belajar yang diperlukan untuk setiap strand sehingga jam pelajaran mata pelajaran muatan lokal tidak melebih jumalh jam pelajaran yang telah ditentukan. Menetapkan mata pelajaran untuk Muatan Lokal. Tim pengembang Muatan Lokal perlu menentukan apakah KD yang telah dikembangkan akan menjadi mata pelajaran yang berdiri sendiri, disisipkan sebagai KD dalam mata pelajaran Seni Budaya dan Penjasorkes atau kedunya. Atas rekomendasi tim pengembang, Pemerintah daerah untuk dijadikan mata pelajaran wajib di daerah tersebut, dan dicantumkan dalam struktur kurikulum satuan pendidikan. Mengembangkan silabus: apabila KD Muatan Lokal ditetapkan menjadi mata pelajaran, tim pengembang haru mengembangkan silabus sesuai dengan komponen silabus yang telah ditetapkan Kurikulum 2013. Apabila KD Muatan Lokal akan dijadikan KD dalam mata pelajaran Seni Budaya, Penjasorkes atau lainnya maka KD tersebut menjadi bagian silabus mata pelajaran terkait dan dikembangkan oleh guru. Komponen proses pembelajaran dalam silabus bersifat konsisten menggunakan pendekatan pembelajaran yang terdiri atas kegiatan mengamati, menanya, mengasosiasikan, dan mengkomunikasikan. Demikian pula dengan komponen penilaian hasil belajar yang menekankan terutama pada penilaian terhadap kemampuan prosesual tanpa mengabaikan pemahaman konseptual dan pengetahuan faktual.
8

9. Penyiapan guru dan fasilitas untuk muatan Muatan Lokal dan/atau mata pelajaran Muatan Lokal yang telah ditetapkan. 10. Monitoring dan evaluasi pelaksanaan mata pelajaran Muatan Lokal.

H. PENUTUP Sifat dari pedoman ini adalah panduan bagi pengembang Muatan Lokal. Tim dapat menggunakan prosedur yang lebih sederhana dan sesuai dengan kemampuan tim pengembang. Suatu hal yang harus dipastikan adalah keterkaitan KD dengan KI dan keajegan antar KD secara vertikal dan horizontal, proses pembelajaran yang didasarkan pada kegiatan mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengumpulkan informasi, mengasosiasikan, dan mengkomunikasikan, serta penilaian yang atas hasil belajar yaitu sikap, kemampuan (proses) dan pengetahuan.

You might also like