You are on page 1of 9

http://web.ipb.ac.id/~erizal/mekflud/modul1.pdf http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/18295/3/Chapter%2520II.

pdf FLUIDA ADALAH SUATU ZAT YANG MEMPUNYAI KEMAMPUAN BER-UBAH SECARA KONTINYU APABILA MENGALAMI GESERAN, ATAU MEMPUNYAI REAKSI TERHADAP TEGANGAN GESER SEKECIL APAPUN.

DALAM KEADAAN DIAM ATAU DALAM KEADAAN KESEIMBANGAN, FLUIDA TIDAK MAMPU MENAHAN GAYA GESER YANG BEKERJA PADANYA, DAN OLEH SEBAB ITU FLUIDA MUDAH BERUBAH BENTUK TANPA PEMISAHAN MASSA. (1).GAS :

Tidak mempunyai permukaan bebas, dan massanya selalu berkembang mengisi seluruh volume ruangan, serta dapat dimampatkan.

(2).CAIRAN : mempunyai permukaan bebas, dan massanya akan mengisi ruangan sesuai dengan volumenya, serta tidak termampatkan. web.ipb.ac.id/~erizal/mekflud/modul1.pdf

Berdasarkan pengaruh tekanan terhadap volume, fluida dapat digolongkan menjadi 2 yaitu: 1. Fluida tak termampatkan (incompressible) Pada kondisi ini fluida tidak mengalami perubahan dengan adanya perubahan tekanan, sehingga fluida tak termampatkan. 2. Fluida termampatkan (compressible) Pada keadaan ini, fluida mengalami perubahan volume dengan adanya perubahan tekanan, sehingga fluida ini secara umum disebut fluida termampatkan

3. Aliran transisi

Aliran transisi merupakan aliran peralihan dari aliran laminar ke aliran

turbulen. ridwan.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/10075/Karakteristik%2BAliran%2BFluida1.pdf

Ciri-ciri umum fluida ideal adalah sebagai berikut: 1. Aliran fluida dapat merupakan aliran tumak (steady) atau tak tunak (non steady). Jika kecepatan v di suatu titik adalah konstan terhadap waktu, maka aliran fluida dikatakan tunak. Contoh aliran tunak adalah arus air yang mengalir dengan tenang (kelajuan alir rendah). Pada aliran tak tunak, kecepatan v di suatu titik tidak konstan terhadap waktu. Contoh aliran tak tunak adalah gelombang pasang air laut. 2. Aliran fluida dapat termampatkan (compressible) atau tak termampatkan (incompressible). Jika fluida yang mengalir tidak mengalami perubahan volum (atau massa jenis) ketika ditekan, maka aliran fluida dikatakan tak termampatkan. Hampir semua zat cair yang bergerak dianggap sebagai aliran tak termampatkan. Bahkan gas yang memiliki sifat sangat termampatkan, pada kondisi tertentu dapat mengalami perubahan massa jenis yang dapat diabaikan. Pada kondisi ini aliran gas dianggap sebagai aliran yang tak termampatkan. 3. Aliran fluida dpat merupakan aliran kental (viscous) atau tak kental (non viscous). atophysics.files.wordpress.com/2008/.../materi-15
Pengukuran aliran adalah untuk mengukur kapasitas aliran, massa laju aliran, volume aliran. Pemilihan alat ukur aliran tergantung pada ketelitian, kemampuan pengukuran, harga, kemudahan pembacaan, kesederhanaan dan keawetan alat ukur tersebut. Dalam pengukuran fluida termasuk penentuan tekanan, kecepatan, debit, gradien kecepatan, turbulensi dan viskositas. Terdapat banyak cara melaksanakan pengukuran-pengukuran, misalnya : langsung, tak langsung, gravimetrik, volumetrik, elektronik, elektromagnetik dan optik. Pengukuran debit secara langsung terdiri dari atas penentuan volume atau berat fluida yang melalui suatu penampang dalam suatu selang waktu tertentu. Metoda tak langsung bagi pengukuran debit memerlukan penentuan tinggi tekanan, perbedaan tekanan atau kecepatan dibeberapa dititik pada suatu penampang dan dengan besaran perhitungan debit. Metode pengukuran aliran yang paling teliti adalah penentuan gravimerik atau penentuan volumetrik dengan berat atau volume diukur atau penentuan dengan mempergunakan tangki yang dikalibrasikan untuk selang waktu yang diukur. Pada prinsipnya besar aliran fluida dapat diukur melalui : 1. Kecepatan (velocity) 2. Berat (massanya) 3. Luas bidang yang dilaluinya 4. Volumenya

akademik.che.itb.ac.id/labtek/wp-content/uploads/2012/05/alf-aliran-fluida.pdf

dalam aliran fluida fluid flow kita gunakan technovate. Alat ini digunakan dalam percobaan aliran fluida dalam pengamatan karakteristik alat-alat yang digunakan dalam aliran fluida (modul Pak Yogi). Alat ini terdiri dari sight gauge, pipa berbagai ukuran ( 1, 3/4, 1/2 dan 1/4), tee (sebagai elbow dan pelurus) ,elbow, manometer dan venturimeter. Karakteristik yang menjadi pembanding sebagai pengukuran dalam percobaan ini yaitu tinggi yang terbaca pada manometer dengan variasi kecepatan atau pipa, elbow, dan tee.

http://elchemicale.blogspot.com/2008/11/chemical-technology-labtek-fluid-flow.html

KALIBRASI SIGHT GAUGE

sight gauge merupakan skala yang digunakan untuk mengukur volume airyang mengalir pada suatu tangki. Prinsip kerja dari sight-gauge ini menggunakan prinsip bejana berhubungan, sehingga dengan mengetahui perubahan aras cairan yang terdapat dalam sight-gauge, maka perubahan aras cairan di dalam tangki pun dapat diketahui. Skala sight gauge ini perlu dikalibrasi dengan tujuan untukmengetahui bahwa satu satuan pada skala sight gauge sebanding dengan berapa banyakvolume air yang mengalir pada Suatu tangki.Adapun data yang diperoleh dari kalibrasi sight gauge ini adalah volume air yangmengalir persatuan sight gauge. Variabel-variabel percobaan yang terikat dalam kalibrasi sight gauge adalah: (a) variabel bebas: variasi satuan skala sight gauge; (b) variabel kontrol:volume vessel ; (c) variabel terikat: volume air Kalibrasi sight-gauge perlu dilakukan karena dinding permukaan dalam tangki tidak mulus, disebabkan oleh kemungkinan terjadinya korosi/karat, lumut, dan pengotor yang

disebabkan oleh tingginya kelembaban dalam tangki sehingga walau cairan mengalami besar penurunan yang sama, tetapi pada range aras yang berbeda, volume air yang keluar belum tentu sama. Adanya pengotor dapat dilihat pada waktu shut down, air yang keluar kotor, karena bercampur dengan karat dan kotoran lainnya. http://www.scribd.com/doc/58378693/utf-8-METODOLOGI-PERCOBAAN Pada awal percobaan, tangki diisi air hingga ketinggian air mencapai skala 70. Ketinggian air dapat dilihat melalui sight-gauge. Tangki diisi air hingga skala 70 bertujuan untuk menghindari terjadinya kavitasi (pembentukan gelembung) pada pompa. Pompa yang digunakan dalam percobaan adalah pompa sentrifugal. Pada pompa jenis ini kavitasi sering terjadi pada bagian baling-baling pompa apabila baling-baling pompa tidak terisi penuh dengan fluida.. Kavitasi dapat merusak baling-baling pompa. Hasil kalibrasi menunjukkan adanya perbedaan volume air yang dapat ditampung untuk besar penurunan aras yang sama, data yang diperoleh acak (naik-turun), tidak berkecenderungan. Seharusnya untuk penurunan aras yang sama, dapat ditampung air dengan volume yang sama pula. Hal ini dapat terjadi, kemungkinan karena kerak dan lumut yang ada pada permukaan dalam tangki sehingga permukaan dalam tangki tidak seragam.

Kalibrasi Venturimeter
Venturi Meter ini merupakan alat primer dari pengukuran aliran yang berfungsi untuk mendapatkan beda tekanan. Sedangkan alat untuk menunjukan besaran aliran fluida yang diukur atau alat sekundernya adalah manometer pipa U. Venturi Meter memiliki kerugian karena harganya mahal, memerlukan ruangan yang besar dan rasio diameter throatnya dengan diameter pipa tidak dapat diubah. Untuk sebuah venturi meter tertentu dan sistem manometer tertentu, kecepatan aliran yang dapat diukur adalah tetap sehingga jika kecepatan aliran berubah maka diameter throatnya dapat diperbesar untuk memberikan pembacaan yang akurat atau diperkecil untuk mengakomodasi kecepatan aliran maksimum yang baru. Untuk Venturi Meter ini dapat dibagi 4 bagian utama yaitu : a. Bagian Inlet

Bagian yang berbentuk lurus dengan diameter yang sama seperti diameter pipa atau cerobong aliran. Lubang tekanan awal ditempatkan pada bagian ini. b. Inlet Cone Bagian yang berbentuk seperti kerucut, yang berfungsi untuk menaikkan tekanan fluida. c. Throat (leher) Bagian tempat pengambilan beda tekanan akhir bagian ini berbentuk bulat datar. Hal ini dimaksudkan agar tidak mengurangi atau menambah kecepatan dari aliran yang keluar dari inlet cone. Pada Venturi meter ini fluida masuk melalui bagian inlet dan diteruskan ke bagian outlet cone. Pada bagian inlet ini ditempatkan titik pengambilan tekanan awal. Pada bagian inlet cone fluida akan mengalami penurunan tekanan yang disebabkan oleh bagian inlet cone yang berbentuk kerucut atau semakin mengecil kebagian throat. Kemudian fluida masuk kebagian throat inilah tempat-tempat pengambilan tekanan akhir dimana throat ini berbentuk bulat datar. Lalu fluida akan melewati bagian akhir dari venturi meter yaitu outlet cone. Outlet cone ini berbentuk kerucut dimana bagian kecil berada pada throat, dan pada Outlet cone ini tekanan kembali normal. Jika aliran melalui venturi meter itu benar-benar tanpa gesekan, maka tekanan fluida yang meninggalkan meter tentulah sama persis dengan fluida yang memasuki meteran dan keberadaan meteran dalam jalur tersebut tidak akan menyebabkan kehilangan tekanan yang bersifat permanen dalam tekanan. Penurunan tekanan pada inlet cone akan dipulihkan dengan sempurna pada outlet cone. Gesekan tidak dapat ditiadakan dan juga kehilangan tekanan yang permanen dalam sebuah meteran yang dirancangan dengan tepat

Asas Bernoulli Pada pipa mendatar (horizontal), tekanan fluida paling besar adalah pada bagian yang kelajuan alirnya paling kecil, dan tekanan paling kecil adalah pada bagian yang kelajuan alirnya paling besar. Hukum Bernoulli Hukum bernoulli menyatakan bahwa jumlah dari tekanan (p), energi kinetik per satuan volum (1/2 _ v2) dan energi potensial per satuan volum (_ g h) memiliki nilai yang sama pada setiap titik sepanjang suatu garis arus. Dapat dirumuskan: p + _ v2 + _ g h = konstan p1 + _ v12 + _ g h1 = p2 + _ v22 + _ g h2

Berdasarkan persamaan Bernoulli, dapat diuraikan implikasinya sebagai berikut, yaitu : Prinsip hukum Bernoulli diterapkan pada pipa mendatar, teori Torricelli, Venturimeter, Tabung Pitot, Gaya angkat pesawat dan alat penyemprot. 2. Hubungan antara kecepatan aliran dengan perbedaan ketinggian adalah : Berdasarkan hukum Bernoulli , jadi semakin besar tinggi permukaan semakin besar kecepatan aliran fluida. 3. Faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan aliran fluida pada pipa venturI adalah : Luas permukaan pipa (A) m2 Tekanan (P) N/m2 Percepatan gravitasi (g) m/s2 Selish tinggi permukan (h) m KARAKTERISTIK PIPA Fluida dapat dialirkan dalam pipa atau tabung yang berpenampang bundar dan dijual dipasaran dengan berbagai ukuran, tebal dinding, dan bahan konstruksi. Pada umumnya pipa berdinding tebal, berdiameter relatif besar, dan tersedia dalam panjang antara 20-40 ft. Sedangkan tabung berdinding tipis dan biasa tersedia dalam bentuk gulungan yang panjangnya sampai beberapa ratus kaki. Ujung pipa logam biasanya berulir. Dinding pipa umumnya kesat, sedangkan dinding tabung licin. Potonganpotongan pipa disambung dengan menggunakan ulir (screw), flens (flange), atau las (weld), sedangkan tabung disambung dengan sambungan kompresi (compression fitting), flare fitting, atau sambungan solder (soldered fitting). Tabung biasanya dibuat dengan teknik ekstrusi atau cold drawn, sedangkan pipa logam biasanya dibuat dengan teknik las, cor (casting), dan piercing. Pipa dan tabung dapat dibuat dengan berbagai material seperti logam, alloy, keramik, gelas, dan polimer. Untuk praktikum ini digunakan pipa dari PVC dan logam. Pada indsutri kimia umumnya digunakan pipa dari baja berkarbon rendah.

Ukuran pipa ditentukan oleh diameter dan tebal dindingnya. Tebal pipa ditunjukkan dengan schedule number. Hal ini berkatitan dengan allowabel stress dan ultimate strength-nya. Ukuran pipa yang optimum ditentukan oleh biaya relatif untuk investasi, daya, pemeliharaan, persediaan dan fleksibilitas sambungan.Untuk instalasi kecil, umumnya kecepatan rendah lebih menguntungkan terutama dalam aliran gravitasi dari tekanan tinggi. Beberapa rule of thumb yang penting dalam penyusunan aliran pipa, antara lain: 1. Pipa-pipa harus sejajar dengan belokan-belokan tegak lurus pipa-pipa disusun sedemikian sehingga dapat dibuka bila perlu untuk mengganti pipa yang rusak atau membersihkannya. 2. Dalam sistem aliran gravitasi, pipa harus dibuat lebih besar daripada seharusnya dan belokan dirancang sesedikit mungkin. Pengotoran saluran sangat mengganggu bila aliran berlangsung dengan gravitasi saja, karena tinggi tekan fluida tidak dapat ditambah untuk meningkatkan laju aliran saat pipa mengecil karena fouling. 3. Kebocoran valve harus selalu diperhtungkan. Valve harus dipasang vertikal dengan batangnya ke atas. Valve harus mudah dicapai, dan didukung tanpa mengalami regangan, dan diberi allowance untuk menampung ekspansi termal pipa di sebelahnya.

You might also like