You are on page 1of 18

BAB 1 PENDAHULUAN 1.

1 Latar Belakang Masalah Bahasa Melayu semenjak Kongres Pemuda 28Oktober 1928 telah diangkat dan naik kedudukannya menjadi bahasa persatuan/nasional. etelah kemerdekaan !ndonesia" bahasa !ndonesia yang diangkat dan berasal dari bahasa Melayu" se#ara resmi dijadikan bahasa negara sebagaimana ter#antum dalam $ndang%$ndang &asar 19'(" Bab )* Pasal +,. -kan tetapi" hingga saat ini bahasa !ndonesia oleh masyarakat pemakainya masih banyak yang belum menuruti syarat%syarat penggunaan bahasa yang baik dan benar" terutama media massa" baik media #etak maupun media elektronik. &engan kata lain" kesalahan dalam penggunan bahasa !ndonesia masih banyak kita temukan. .ra teknologi dan in/ormasi saat ini telah mempermudah kita untuk mendapatkan berbagai ma#am in/ormasi yang kita perlukan. &engan adanya internet kita dapat mendapatkan in/ormasi dalam hitungan detik. 0amun" media yang merupakan sarana belajar dan in/ormasi masih banyak menggunakan bahasa !ndonesia yang tidak sesuai dengan kaidahnya. Kita dapat lihat di tele1isi" sebuah tayangan stasiun s2asta seperti M3*" dimana bahasa !ndonesia telah di#ampuradukkan dengan bahasa asing" sehingga maksud dan maknanya sudah tidak jelas lagi. Media #etak pun tak ketinggalan" banyak bahasa%bahasa slank 4pergaulan5 yang menjadi bahasa pengantar dalam tiap rubrik ataupun kolom% kolom yang ada pada media #etak tersebut. &engan latar belakang masalah tersebut" penulis men#oba untuk mengamati kesalahan penggunaan bahasa !ndonesia khususnya dalam media #etak" dan penulis /okuskan kepada permasalahan pada aspek ejaan" yakni pemakaian huru/ kapital" penulisan kata" dan pemakaian tanda ba#a. 1.2 Tujuan dan Ruang Lingkup Penelitian bertujuan meneliti kenyataan penggunaan bahasa !ndonesia dalam media massa oleh masyarakat kaum terpelajar dan kaum jurnalis. ebagai

bahan penelitian diambil sebagai sample tajuk ren#ana Koran Republika" Kompas dan Media Indonesia. &engan batasan pada bulan juni 2667 yaitu edisi minggu ke%+ tiap harinya. ebagai dasar kajian saya dalam penelitian ini ialah kesalahan penggunaan bahasa dalam aspek ejaan" antara lain 8 a. Penggunaan huru/ kapital9 b. Penulisan kata9 #. &an penggunaan tanda ba#a. 1. !erangka Te"ri Bahasa 4kata5 berupa lambang dari rangkaian bunyi%bunyi yang diartikulasikan. Kata adalah abstraksi dari benda%benda atau segala sesuatu yang ada. &engan demikian" bahasa erat hubungannya dengan berpikir. Menurut -//andi 4197182185" bahasa dan berpikir berkembang bersama%sama sehingga sukar memperkatakan soal bahasa tanpa menyebut soal berpikir dan pikiran. :al ini sesuai pula dengan pendapat &elakroi 4dalam ;hau#hard 4197," ))*!" 28+,5 yang mengatakan bah2a <Pikiran membentuk bahasa dan membentuk diri lantaran bahasa=. Menurut >akson" ada dua ma#am bentuk penggunaan bahasa" yakni penggunaan bahasa dengan batas%batas tertentu dan penggunaan bahasa dengan usaha sendiri 4dalam ;hau#hard 1977" ))*!" 128+725. ?ang dimaksud dengan yang pertama ialah penguasaan bahasa dengan ekspresi otomatis yang telah dipelajari dan dikuasai sejak ke#il. .kspresi ini sudah tersusun dalam pola%pola dan /ormula%/ormula tertentu. Klisenya sudah ada dalam pikiran. >enis penguasaan seperti ini terdapat dalam penguasaan bahasa kebanyakan orang dalam bahasa ibunya" dan sudah mendarah daging baginya. >enis yang kedua terdapat pada penguasaan bahasa yang dikehendaki dan direkayasa yang si/atnya intelektual. :al ini terlihat misalnya pada penggunaan bahasa pada 2aktu men#ipta suatu hasil karya" makalah dan sejenisnya. &alam men#iptakan hasil karya itu orang dengan sengaja men#ari" membentuk" dan menemukan konstruksi /rasa" dan mengkombinasikannya dengan /rasa%/rasa yang

telah terekam dalam benaknya sehingga dapat digunakan membentuk buah pikiran yang lu2es" jelas" dan terang" serta baik dan benar. 0amun" sering kali terjadi" baik pada media elektronik maupun media #etak" se#ara tidak sadar pemakai bahasa atau kaum jurnalis menggunakan bahasa yang memperlihatkan penyimpangan dan kesalahan tata bahasa. Penyimpangan itu dapat terjadi pada struktur ejaan" misalnya penggunaan huru/ kapital" penulisan kata" dan penggunaan tanda ba#a. Kekurang#ermatan berbahasa ini semua" disamping disebabkan oleh kaum jurnalis banyak yang masih kurang terampil berbahasa !ndonesia yang baik dan benar" juga kurang berdisiplinan mereka dalam menggunakan menggunakan bahasanya. Bahkan kesalahan tersebut dapat terjadi se#ara berulang%ulang. Pengulangan kesalahan terjadi karena kekurangsadaran dan kekurangtahuan si penulis berita tersebut tentang kesalahan yang diperbuatnya. &ia kurang sadar akan kesalahan tersebut karena /rasa%/rasa otomatis yang telah dikuasainya sejak ke#il dari bahasa ibunya lebih dominan dan terlalu mempengaruhi keadaan berbahasanya. &ia kurang tahu dan kurang mengerti tentang kesalahan yang telah diperbuatnya karena daya intelektual penguasaan bahasanya yang kurang sehingga menyebabkan kegiatan berpikirnya dan berbahasa tidak sinkronis. 1.# Met"de dan Teknik Penelitian Pendekatan yang dilakukan dalam pelaksanaan penelitian ini didahului dengan studi pustaka dengan menelaah buku dan makalah yang berisi tulisan/ulasan tentang bahasa pers dan hal%hal yang bersangkut%paut dengan penggunaan bahasa !ndonesia kaum jurnalistik. ebelum tahap pengumpulan data" akan diadakan pengamatan terhadap sumber data yang ada hubungannya dengan topik yang akan diteliti. &ata%data yang rele1an dengan topik penelitian dikumpulkan dan di#atat. Karena data yang dipilih untuk bahan analisis berupa tajuk ren#ana dari koran" pengumpulan data dilakukan dengan #ara men#atat kalimat demi kalimat pada se#arik kertas berupa slip. lip%slip yang berisi data% data" kemudian diklari/ikasi sesuai dengan topik yang akan diteliti" yakni masalah kesalahan ejaan" yakni pemakaian huru/ kapital" penulisan kata" dan pemakaian

tanda ba#a. &ata%data yang sudah terklari/ikasi inilah yang menjadi bahan analisis" baik se#ara deskrippsi" kualitati/ maupun kuantitati/. 1.$ %u&'er Data dan Pe&ilihan %a&pel ?ang digunakan sbagai sumber data untuk bahan penelitian ini ialah koran. Pemilihan koran sebagai sample dilakukan se#ara purposi/ berdasarkan anggapan bah2a koran itu merupakan koran yang a. >umlah oplahnya besar dan jumlah pemba#anya meliputi sebagian masyarakat9 b. Penggunaan bahasanya dapat dianggap baku9 #. @olongan pemba#anya pada umumnya berasal dari lapisan masyarakat golongan menegah ke atas. Berdasarkan alasan%alasan di atas" harian yang dipilih sebagai sumber data ialah harian Republika" harian Kompas" harian Media Indonesia" dan masing% masing harian diambil dari terbitan minggu ke !!! bulan juni 2667" dari hari senin sampai dengan minggu. -dapun topik yang dipilih sebagai pen#arian sumber data ialah tajuk ren#ana. Aubrik tajuk ren#ana ini dianggap mempunyai tingkatan yang tinggi dalam penggunaan bahasa !ndonesia.

'

BAB 2 !E%ALAHAN PEN((UNAAN UN%UR E)AAN BAHA%A *ND+NE%*A DALAM MED*A MA%%A ,ETA! Media massa adalah salah satu sarana pengungkapan buah pikiran 4ide5" kejadian" dan peristi2a sehari%hari dengan menggunakan alat komunikasi bahasa. 0amun" hingga saat ini ternyata masih terdapat kesalahan%kesalahan dalam penggunaan bahasa tersebut. eperti telah dikemukakan pada bagian pendahuluan" hal itu diduga antara lain karena penulis berita atau redaktur media massa merupakan indi1idu%indi1idu yang d2ibahasa2an. &ata menunjukkan bah2a terdapat kesalahan%kesalahan pada pemakaian ejaan" bentuk dan pilihankata" dan struktur kalimat. &alam bab ini akan disajikan temuan tentang kesalahan pemakaian ejaan atau ketidaktaatan penerapan kaidah ejaan" antara lain" tampak pada pemakaian huru/ #apital" penulisan kata" dan pemakaian tanda ba#a. Berikut ini saya sajikan kasus%kasunya. 2.1 Pe&akaian Huru- !apital Masalah pemakaian huru/ kapital" antara lain" berkaitan dengan penulisan kata pertama pada a2al paragra/. &ata memperlihatkan bah2a kata%kata pertama sering ditulis seluruhnya dengan huru/ kapital" baik pada Koran Kompas maupun pada Koran Republika dan Media Indonesia. Misalnya 8 LIBUR sekolah ajaran ini baru saja kita ketahui9 BELAJAR dari pengalaman tahun lalu" maka pengaturan lalu lintas untuk pemudik dilakukan dengan lebih #ermat9 TETAPI" kalau kita kaji lebih dalam sasaran perjuangan KartiniBB. Pemakaian huru/ kapital pada penulisan semua kata a2al paragra/ itu diduga berkaitan dengan pen#iptaan identitas surat kabar tersebut. Padahal" sebagai media massa yang baik" seharusnya mereka tidak men#iptakan sesuatu yang terlalu menyimpang dari kaidah penulisan karena pemakaian huru/ kapital seluruhnya. Menurut kaidah .?&" huru/ kapital dipakai pada huru/ a2al setiap kata dalam judul tulisan" artikel" atau karangan berikutnya adalah pemakaian

huru/ a2al nama diri yang ditulis dengan nama ke#il. ebaliknya huru/ a2al nama jenis ditulis dengan huru/ kapital. Berikut ini adalah beberapa #ontoh kesalahan tersebut. 415 425 4+5 ementara itu" perkiraan import beras alternati/ dalam tahun anggaran 2667/2668 adalah sehitar +"2 ton9 Bdisaksikan oleh &irektur Pusat !n/ormasi Perserikatan Bangsa-bangsa 4PBB5"B9 Mereka mengharapkan partai berlambang Banteng itu akan benar%benar <mendengus=. alah satu butir kaidah ejaan menyatakan bah2a huru/ kapital dipakai sebagai huru/ pertama setiap unsur bentuk ulang sempurna yang terdapat pada nama badan" lembaga pemerintahan dan ketatanegaraan" serta dokumen resmi. Pada kalimat 425" unsur kedua pada bentuk ulang nama badan 4 Perserikatan BangsaBangsa5 tidak ditulis dengan huru/ kapital. &emikian juga bentuk tahun anggaran pada #ontoh kalimat 415 seharusnya ditulis dngan hur/ kapital karena tahun anggaran yang dimaksud pada konteks tertentu 42667/26685 dan merupakan nama diri. ebaliknya" kata banteng pada #ontoh kalimat 4+5 adalah nama jenis yang penulisannya seharusnya dengan huru/ ke#il saja. Berikut ini adalah #ontoh penulisan yang benar. 41a5 ementara itu" perkiraan import beras alternati/ dalam Tahun Anggaran 2667/2668 adalah sehitar +"2 ton9 42a5 Bdisaksikan oleh &irektur Pusat !n/ormasi Perserikatan Bangsa-Bangsa 4PBB5"B9 4+a5 Mereka mengharapkan partai berlambang banteng itu akan benar%benar <mendengus=.

2.2 Penulisan !ata Kesalahan penulisan kata" baik kata turunan maupun gabungan/kata masih terdapat dalam media massa 2alaupun tidak telalu banyak. :al ini disebabkan"

antara lain" oleh ketidakkonsistenan penerapan kaidah ejaan. Kesalahan penulisan kata masih kita jumpai" seperti pada kalimat%kalimat berikut. 415 425 ?ang harus kita garisbawahi pada kesempatan ini adalahB Petugas polisi dan keamanan -ustralia sering kali bertingkah dan bertindakB Pada #ontoh kalimat 415 penulasn garisbawahi diserangkaikan" sedangkan penulisan sering kali pada #ontoh kalimat 425 dipisahkan atau tidak diserangkaikan. esuai dengan kaidah ejaan" penulisan bentuk dasar yang berupa gabungan kata hanya jika pendapat a2alan atau akhiran ditulis serangkai dengan kata yang langsung mengikutinya" sedangkan jika hanya mendapat akhiran saja seperti kata garis bawahi harus ditulis terpisah. Cain halnya dengan bentuk sering kali" bentuk ini harus ditulis serangkai dengan gabungan kata tersebut sudah dianggap padu benar seperti halnya kata bagaimana. bilamana" padahal" acapkali" manakala" dan barangkali. &iba2ah ini adalah #ontoh penulisan yang benar. 41a5 ?ang harus kita garis bawahi pada kesempatan ini adalahB 42a5 Petugas polisi dan keamanan -ustralia seringkali bertingkah dan bertindakB Kekeliruan atau kesalahan penulisan kata depan atau preposisi masih juag terdapat dalam media massa" seperti pada kalimat%kalimat berikut. 4+5 B disamping harga minyak goreng yang naik di seluruh 2ilayah !ndonesia khususnya pulau ja2a B 4'5 0amun" dilain pihak" Presiden sebagai kepala pemerintahan B 4(5 B di antaranya" menyangkut perihal B &alam #ontoh kalimat 4+5D4(5 bentuk di merupakan kata depan" bukan a2alan. Oleh karena itu" penulisan kata depan pada kata%kata dalam kalimat tersebut harus dipisahkan dari kata yang mengikutinya. >adi" penulisan yang benar adalah sebagai berikut. 4+a5 B di samping harga minyak goreng yang naik di seluruh 2ilayah !ndonesia" khususnya pulau ja2a B 4'a5 0amun" di lain pihak" Presiden sebagai kepala pemerintahan B

4(a5 B di antaranya" menyangkut perihal B 2. Pe&akaian Tanda Ba/a Kesalahan atau kekeliruan pemakaian tanda baa" antara lain" meliputi pemakaian tanda titik" tanda koma" dan tanda pisah. &iba2ah ini adalah uraiannya satu per satu. 2.3.1 Pemakaian Tanda Titik &ata menunjukkan bah2a kesalahan atau kekeliruan pemakain tanda titik terdapat pada penulisan gelar akademik seperti pada kata%kata berikut. 415 B enin lalu" Menteri Komunikasi dan !n/ormatika DR Muhammad !uh" M #$ mengigatkan kepada B 425 &alam Konteks ini" Menteri :ukum dan :-M Andi Mattalata" #% menyatakan B 4+5 Mimbar Dra Pia Alis&ahbana dalam tele1isi belum lama ini B Penulisan gelar akademik pada ketiga kalimat 415E4+5 tidak sesuai dengan kaidah ejaan. Menurut kaidah" penulisan setiap unsur singkatan gelar akademik harus dengan tanda titik dan antara satu gelar dengan gelar lainnya diikuti spasi. >adi" penulisan yang sesuai dengan kaidah ejaan adalah sebagai berikut. 4+a5 B enin lalu" Menteri Komunikasi dan !n/ormatika DR Muhammad !uh" M #c .mengigatkan kepada B 4'a5 &alam Konteks ini" Menteri :ukum dan :-M Andi Mattalata" # % menyatakan B 4(a5 Mimbar Dra Pia Alis&ahbana dalam tele1isi belum lama ini B 2.3.2 Pemakaian Tanda Koma Kesalahan pemakaian tanda koma adalah kesalahan yang #enderung tinggi ditemukan dalam data media #etak. :al ini disebabkan"

antara lain" oleh ketidak konsistenan dalam penerapan kaidah tanda ba#a atau sebagai akibat pengaruh ragam bahsa lisan. &ata yang ditemukan menunjukkan bah2a kesalahan tersebut tampak pada pemakaian tanda koma untuk keterangan tambahan" keterangan aposisi" bagian terakhir kalimat yang mengandung rin#ian" ungkapan penghubung intrakalimat" dan ungkapan penghubung antar kalimat. etelah itu" kesalahan pemakaian tanda koma juga terdapat didalam struktur kalimat majemuk" yaitu dua kalimat setara. ebelum anak kalimat dan sebagai penyulih konjungsi bahwa. &iba2ah ini akan paparkan kesalahan%kesalahan pemakaian tanda ba#a koma. ' ( Penghilangan Tanda Koma A Penghilangan Tanda Koma pada Keterangan Tambahan Penghilangan tanda koma pada keterangan tambahan seperti terdapat ada kalimat berikut. 415 !mpian panjang mereka selama 2( tahun kini menjadi nyata. #elama )* Tahun pada kalimat diatas merupakan /rasa keterangan tambahan. Menurut kaidah ejaan" penulisan /rasa keterangan tambahan seperti itu sebaiknya diapit oleh tanda koma sehingga penulisannya tampak pada kalimat diba2ah ini. 41a5 !mpian panjang mereka selama 2( tahun kini menjadi nyata. B Penghilangan Tanda Koma pada Keterangan Aposisi Penghilangan tanda koma pada keterangan aposisi" misalnya" tampak pada kalimat berikut ini. 425 Ketika itu" Bagir Manan Ketua Mahkamah -gung 4M-5 melaporkan kepada Presiden B ;ontoh tersebut adalah kalimat yang mengandung keterangan aposisi" yaitu Ketua Mahkamah Agung +MA( menurut kaidah ejaan" diapit oleh tanda koma. Perbaikannya seperti terlihat pada kalimat diba2ah ini.

42a5 Ketika itu Bagir Manan" Ketua Mahkamah Agung 4MA5 melaporkan kepada Presiden B $ Penghilangan Antarkalimat Kasus penghilangan tanda koma pada ungkapan penghubung antarkalimat sangat tinggi /rekuensi pemakaiannya di dalam data. Berikut ini adalah #ontoh penghilangan tnda koma pada ungkapan penghubung antarkalimat. 4+5 Bahkan ada yang sama sekali tidak menghiraukan lagi B Kalimat yang mengandung ungkapan penghubung Tanda Koma pada ,ngkapan Penghubung

antarkalimat" yaitu bahkan yangdisajikan tanpa diikuti tanda koma. esuai dengan kaidah ejaan" penulisan ungkapan penghubung antar kalimat harus diikuti tanda koma. Berikut penulisan yang benar. 4+a5 sekali tidak menghiraukan lagi B D Penghilangan Intrakalimat Ketidakkonsistenan 4'5 Penampilan luarnya pemakaian amat tanda koma sebelum mutu ungkapan penghubung intrakalimat tamapak pada #ontoh berikut. mengesankan tetapi akademiknya rendah. Menurut kaidah ejaan" pemakaian ungkapan penghubung intrakalimat" seperti tetapi terdapat pada kalimat majemuk setara harus didahului oleh tada koma. &alam #ontoh tersebut tidak ada tanda koma sebelum penghubung intrakalimat tersebut. Oleh karena itu" sesuai kaidah ejaan" sebelum kata tetapi diberi tanda koma sehingga penulisan yang benar sebagai berikut. 4'a5 Penampilan luarnya amat mengesankan" tetapi mutu akademiknya rendah. Tanda Koma pada ,ngkapan Penghubung Bahkan" ada yang sama

16

) ( Penambahan Tanda Koma A Penambahan Tanda Koma #ebelum ,nsur Predikat &ata juga memperlihatkan bah2a penambahan tanda koma di antara unsur subjek dan predikat merupakan masalah yang lain pula sehubungan denagn tanda koma terutama apabila slah satu atau kedua unsur tersebut berupa /rasa nomina panjang. 4(5 Bangsa -/ganistan selalu berhasil mengusir pasukan penduduk asing" justru sering gagal menata hubungan harmonis diantara mereka sendiri. Bangsa A-ganistan selalu berhasil mengusir pasukan penduduk asing pada #ontoh kalimat ber/ungsi sebagai subjek kalimat yang berupa /rasa nominal yang panjang. Penambahan tanda koma di antara unsur subjek dan predikat" seperti pada #ontoh" kemungkinan akibat pengaruh ragam bahsa lisan yang dimaksud dengan tanda jeda. Menurut kaidah ejaan" pemakaian tanda koma dalam konteks ini tidak benar 4harus dibuang5. Penulisannya yang benar adalah sebagai berikut. 4(a5 Bangsa -/ganistan selalu berhasil mengusir pasukan penduduk asing justru sering gagal menata hubungan harmonis diantara mereka sendiri. B Penambahan Tanda Koma pada Dua Klausa #etara Penambahan tanda koma di antar dua klausa setara terdapat pada pemakaian bahasa !ndonesia di media surat kabar9 pada #ontoh kalimat dan bagian kalimat berikut ini. 4,5 ;ara mengatasinya adalah dengan meninjau ulang semua peraturan yang ada" dan memperbaikinya. ;ontoh tersebut mengandung ungkapan penghubung intrakalimat dan. $ngkapan penghubung itu ber/ungsi menghubungkan dua klausa yang mengikutinya. 3anda koma

11

sebelum ungkapan penghubung dan tersebut sebaiknya dihilangkan karena hanya ada dua klausa yang dihubungkan. ebaliknya" apabila terdapat lebih dari dua klausa yang dihubungkan" tanda koma perlu di#antumkan. &enagn demikian" penulisan yang benara adalah sebagai berikut. 4,a5 ;ara mengatasinya adalah dengan meninjau ulang semua peraturan yang ada dan memperbaikinya. $ Penambahan Tanda Koma #ebelum Anak Kalimat ;ontoh data berikut merupakan #ontoh kasus yang lain sehubungan dengan kesalahan pemakaian tanda koma. Kalimat berikut merupakan kalimat majemuk bertingkat. 475 MO$ ini dipandang telah menguntungkan !ndoesia" karena !ndonesia mendapat B ;ontoh kalimat diatas berpola induk kalimat diikuti anak kalimat. Menurut kaidah ejaan" tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat jika anak kalimat itu mengikuti induknya. &alam #ontoh terdapat pemakaian tanda koma diantara anak kalimat karean Indonesia mendapat .... >adi" pemakaian atau penambahan tanda koma tersebut tidaklah sesuai dengan kaidah ejaan. Oleh karena itu" tanda koma tersebut harus disunting. Berikut ini adalah penulisan yang benar. 47a5 MO$ ini dipandang telah menguntungkan !ndoesia karena !ndonesia mendapat B . ( Tanda Koma #ebagai Penyulih Kon&ungsi Bahwa &idalam penelitian ini ditemukan pula pelesapan konjungsi bahasa yang disulih dengan tanda koma. &ata seperti itu sangat tinggi /rekuensi pemakaianny dalam media #etak. Perhatikan #ontoh berikut 8

12

485

&alam keterangannya kepada pers" Menteri pendapat B

ekretariat 0egara

:atta Aajasa mengemukakan. Presiden dengan tegas membantah Presiden dengan tegas membantah pendapat / pada #ontoh merupakan klausa anak kalimat dari bagian kalimat itu. eperti yang dinyatakan dalam buku pedoman ejaan" anak kalimat yang mengikuti induk kalimat tidak dipisahkan tanda koma. ehubungan dengan itu" tanda koma yang terdapat pada #ontoh rupanya ber/ungsi sebagai penyulih konjungsi bahwa pada anak kalimat tersebut. ebagai kalimat majemuk bertingkat" kehadiran konjungsi bah2a sebelum anak kalimat justru 2ajib. >adi" penulisannya yang benar adalah sebagai berikut. 48a5 &alam keterangannya kepada pers" Menteri membantah pendapat B 2.3.3 Pemakaian Tanda Pisah Kesalahan pemakaian tanda pisah yang bermakna Fsampai denganG masih juga terdapat dalam media massa #etak 2alaupun jumlahnya masih sedikit. 46a5 Aakernas itu berlangsung tanggal 21 D 2+ Mei lalu di >akarta dan B 41a5 B Peningkatan setiap tahunnya rata%rata ("(H selama tahun 266, % 2667 B ;ontoh tersebut adalah bagian kalimat yang di dalamnya terdapat tanda pisah. Maksud pemakaian tanda pisah tersebut sudah benar" yaitu untuk diletakkan di antara dua bilangan yang bermakna Fsampai denganG. :anya saja" #ara menyatakannya tidak benar. esuai dengan kaidah ejaan" pengetikan tanda pisah dalam konteks itu harus dinyatakan dengan dua buah tanda hubung" tanpa spasi sebelum dan sesudahnya. &engan demikian" kedua #ontoh bagian kalimat itu kekurangan satu buah tanda hubung. Menurut kaidah pula tandapisah 4%%5" yang panjangnya dua kali ekretariat 0egara :atta Aajasa mengemukakan bahwa Presiden dengan tegas

1+

tanda hubung" boleh dipakai untuk konteks makna Fsampai denganG. Oleh karena itu" penulisan yang benar adalah sebagai berikut. 41a5 Aakernas itu berlangsung tanggal 21%%2+ Mei lalu di >akarta dan B 42a5 B Peningkatan setiap tahunnya rata%rata ("(H selama tahun 266,%% 2667 B 2.3.4 Pemakaian Tanda Petik ;ontoh di ba2ah ini mengandung kesalahan pemakaian tanda petik. 415 Pada kesempatan lainnya Ketua Komisi B &PA& &K! itu pernah mengungkapkan" adalah keliru &ika Perda DKI dalam hal ini berhitung untung rugi B 425 B bah2a pemerintah seakan%akan ingin 0membuldoser1 atau men#ekoki &PA dengan A$$%A$$ yang diajukannya. Pada #ontoh kalimat 415 terdapat kalimat langsung" tetapi penyajiannya tidak menggunakan tanda petik. Kesalahan penyajian kalimat langsung itu menimbulkan kesan seakan%akan kalimat itu menjadikalimat tak langsung. esuai dengan kaidah ejaan" kalimat langsung itu harus disajikan dengan menggunakan tanda petik seperti pada perbaikan kalimat 41a5. berikut dari segi pemakaian" terdapat kekeliruan besar tidak tampilnya tanda petik tersebut karena hal itu dapat dita/sirkan sebagai kalimat jurnalis 4bukan kalimat narasumber5. Cain halnya dengan data pada #ontoh bagian kalimat 425" tanda petik digunakan untuk mengapit kata asing buldoser. &i dalam bukum pedoman ejaan dinyatakan bah2a tanda petik mengapit istilah ilmiah yang kurang dikenal atau kata yang mempunyai arti khusus. >adi" pemakaian tanda petik pada bagian kalimat itu tidak benar. Penulisan yang benar adalah menghilangkan tanda petik dan merangkaikan imbuhan mem-

1'

dengan kata buldoser menjadi satu kata seperti pada perbaikan bagian kalimat 42a5 berikut. 41a5 Pada kesempatan lainnya Ketua Komisi B &PA& &K! itu pernah mengungkapkan" 0Adalah keliru &ika Perda DKI dalam hal ini berhitung untung rugi B= 42a5 B bah2a pemerintah seakan%akan ingin membuldoser atau men#ekoki &PA dengan A$$%A$$ yang diajukannya.

1(

BAB !E%*MPULAN Berdasarkan hasil temuan penelitian yang telah penulis lakukan pada Koran Republika" Kompas" dan Media Indonesia" ternyata masih banyak memperlihatkan kesalahan" pada aspek ejaan yang meliputi pemakaian huru/ kapital" penulisan kata" dan pemakaian tanda ba#a. Berikut ini saya utarakan beberapa hal yang berupa kesimpulan dari penelitian tersebut. a. Penulisan kata pertama pada a2al paragraph banyak ditulis dengan huru/ kapital seluruhnya. &iuga gaya penulisan yang salah ini berkaitan dengan pen#iptaan identitas se#ara spesi/ik surat kabar bersangkutan. Padahal" sebagai media massa yang baik" seharusnya mereka tidak men#iptakan sesuatu yang terlalu menyimpang dari kaidah penulisan karena penggunaan huru/ kapital seluruhnya yang tidak sesuai dengan kaidah ejaan bahasa !ndonesia. b. :uru/ a2al nama diri ada yang ditulis dengan kuru/ ke#il. ebaliknya" huru/ a2al nama jenis ditulis huru/ kapital. #. Pengetikan tanda pisah ditulis dengan hanya satu tanda hubung dan dengan spasi. d. Penulisan kalimat lansung ditulis seolah%olah kalimat tidak langsung" yani dengan menghilangkan tanda petik pada a2al dan akhir kalimat. e. 3idak digunakan tanda koma sebagai pengapit keterangan sisipan. /. 3idak digunakan tanda koma pada keterangan aposisi. g. Penghilangan tanda koma juga sangat tinggi /rekuensinya pada 4sesudah5 ungkapan pengantar penghubung. h. :al yang sama juga terjadi 4sebelum5 kata ungkapan penghubung intrakalimat. i. Penghilangan tanda koma terdapat juga pada 4sebelum5 rin#ian terakhir. j. ebaliknya" dari butir 4h" e" i5 terjadi penggunaan penggunaan tanda koma yang salah pada kalimat sebelum unsur predikat.

1,

k. Pembubuhan tanda koma yang salah terdapat diantara unsur subjek dan predikat. :al ini mungkin akibat pengaruh ragam bahasa lisan yang disamakan dengan tanda jeda. l. Pemakaian tanda koma yang salah terdapat juga pada 4sebelum5 anak kalimat. m. Pemakaian tanda koma yang salah juga terdapat sebagai peyulih konjungsi bahwa. Mudah%mudahan kesimpulan penulis dapat memberikan man/aat untuk perbaikan media massa #etak dalam penggunaan ejaan yang benar sesuai kaidah bahasa !ndonesia. &an khususnya kita sebagai mahasis2a sebagai pengguna sekaligus pemerhati penggunaan bahasa !ndonesia untuk lebih disiplin dan kritis dalam penggunaan bahasa !ndonesia yang baik dan benar. ehingga kesalahan% kesalahan serupa tidak terulang lagi.

17

DA0TAR PU%TA!A &jabarudi" lamet. 1991. Peningkatan Kualitas Bahas Media Massa. >akarta 8

Pusat Pembinaan dan P.ngembangan Bahasa" &epartemen Pendidikan dan Kebudayaan. usanto" -strid . 1978. Bahasa Indonesia sebagai #arana Komunikasi. >akarta 8 Pusat Pembinaan dan P.ngembangan Bahasa" &epartemen Pendidikan dan Kebudayaan. $mari" &arius. 1991. Pemakaian Bahasa Indonesia dalam Berita Radio. >akarta 8 Pusat Pembinaan dan P.ngembangan Bahasa" &epartemen Pendidikan dan Kebudayaan. &ra. Ausmiati" M.:um. 2667. %andout Mata Kuliah Bahasa Indonesia . >akarta 8 3!- C-0.

18

You might also like