You are on page 1of 74

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Anak merupakan hal yang penting artinya bagi sebuah keluarga. Selain sebagai penerus keturunan, anak pada akhirnya juga sebagai generasi penerus bangsa. Oleh karena itu tidak satupun orang tua yang menginginkan anaknya jatuh sakit, lebih-lebih bila anaknya mengalami kejang demam. Kejang demam merupakan kelainan neurologis akut yang paling sering dijumpai pada anak. Bangkitan kejang ini terjadi karena adanya kenaikan suhu tubuh (suhu rektal di atas 38o ! yang disebabkan oleh proses ekstrakranium. "enyebab demam terbanyak adalah in#eksi saluran pernapasan bagian atas disusul in#eksi saluran pen$ernaan. (%gastiyah, &''() **'!. +nsiden terjadinya kejang demam terutama pada golongan anak umur , bulan sampai - tahun. .ampir 3 / dari anak yang berumur di ba0ah 1 tahun pernah menderita kejang demam. Kejang demam lebih sering didapatkan pada laki-laki daripada perempuan. .al tersebut disebabkan karena pada 0anita didapatkan maturasi serebral yang lebih $epat dibandingkan laki-laki. (23. Sumijati, *444)(*-(3! Berdasarkan laporan dari da#tar diagnosa dari lab.5S26 +lmu Kesehatan Anak 7S89 9r. Soetomo Surabaya didapatkan data adanya peningkatan insiden kejang demam. "ada tahun &''' ditemukan pasien kejang demam sebanyak 83 orang dan tidak didapatkan angka kematian (4 /!. "ada tahun *444 ditemukan &

pasien kejang demam &3* orang dan tidak didapatkan angka kematian (4 /!. 9ari data di atas menunjukkan adanya peningkatan insiden kejadian sebesar 3(/. Bangkitan kejang berulang atau kejang yang lama akan mengakibatkan kerusakan sel-sel otak kurang menyenangkan di kemudian hari, terutama adanya $a$at baik se$ara #isik, mental atau sosial yang mengganggu pertumbuhan dan perkembangan anak. (+skandar :ahidiyah, &'81 ; 818! . Kejang demam merupakan kedaruratan medis yang memerlukan pertolongan segera. 9iagnosa se$ara dini serta pengelolaan yang tepat sangat diperlukan untuk menghindari $a$at yang lebih parah, yang diakibatkan bangkitan kejang yang sering. 8ntuk itu tenaga pera0at5paramedis dituntut untuk berperan akti# dalam mengatasi keadaan tersebut serta mampu memberikan asuhan kepera0atan kepada keluarga dan penderita, yang meliputi aspek promoti#, pre<enti#, kurati# dan rehabilitati# se$ara terpadu dan

berkesinambungan serta memandang klien sebagai satu kesatuan yang utuh se$ara bio-psiko-sosial-spiritual. "rioritas asuhan kepera0atan pada kejang demam adalah ; 2en$egah5mengendalikan akti<itas kejang, melindungi pasien dari trauma, mempertahankan jalan napas, meningkatkan harga diri yang positi#, memberikan in#ormasi kepada keluarga tentang proses penyakit, prognosis dan kebutuhan penanganannya. (+ 2ade Kariasa, &''') *,*!. Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, penulis tertarik membuat karya tulis dengan judul =Asuhan Kepera0atan "ada Anak =A> dengan Kejang 9emam di 7uang Anak 7S89 9r. Soetomo Surabaya>. *

1.2

Batasan Masalah 2engingat keterbatasan 0aktu yang penulis miliki , maka penulis membatasi permasalahan Asuhan Kepera0atan pada Anak =A> dengan Kejang 9emam di 7uang Anak 7S89 9r. Soetomo Surabaya.

1.3 1.3.1

Tujuan Penulisan Tujuan Umum 9iperolehnya pengetahuan atau gambaran pelaksanaan Asuhan Kepera0atan pada kasus Kejang 9emam di 7uang Anak 7S89 9r. Soetomo Surabaya.

1.3.2

Tujuan Khusus

&.3.&.& 2ampu melakukan pengkajian yaitu mengumpulkan data subyekti# dan data obyekti# pada pasien dengan kejang demam. &.3.&.* 2ampu menganalisa data yang diperoleh &.3.&.3 2ampu merumuskan diagnosa kebidanan pada pasien dengan kejang demam &.3.&.- 2ampu membuat ren$ana tindakan kepera0atan pada pasien dengan kejang demam &.3.&.1 2ampu melaksanakan tindakan kepera0atan sesuai dengan ren$ana yang ditentukan. &.3.&., 2ampu menge<aluasi tindakan kepera0atan yang telah dilaksanakan 1. 1. .1 Man!aat Penulisan Bagi "enulis

.asil studi kasus ini dapat memberikan 0a0asan tantang kejang demam pada anak dengan menggunakan asuhan kepera0atan. 1. .2 Bagi institusi

&.-.*.& Sebagai bahan ba$aan di perpustakaan dan bahan a$uan perbandingan pada penanganan kasus kepera0atan. &.-.*.* 2enghasilkan ahli madya kebidanan sebagai bidan pro#esional yang memiliki pengetahuan yang memadai sesuai perkembangan ilmu dan pengetahuan. 1. .3 Bagi klien 2emberikan pengetahuan dan ketrampilan pada keluarga tentang pera0atan anak dengan kejang demam. 1. . Bagi rumah sakit 9apat memberikan asuhan kepera0atan untuk kasus yang sama serta menjaga dan meningkatkan pelayanan kepada mesyarakat, khususnya asuhan kepera0atan dengan kejang demam.

1.# 1.#.1

Met$%e Penulisan

Met$%e Pen&usunan 9alam penyusunan karya tulis ini, penulis menggunakan metode penulisan deskripti# obser<asional dalam bentuk studi kasus yaitu metode yang dibuat berdasarkan keadaan sebenarnya dan tertuju pada peme$ahan masalah.

1.#.2

Teknik Pengum"ulan Data

8ntuk memperoleh data yang rele<an, penulis menggunakan teknik sebagai berikut ; &.1.*.& :a0an$ara ; suatu $ara untuk mendapatkan data dengan $ara tanya ja0ab yang berkaitan dengan masalah yang dihadapi oleh klien. &.1.*.* "emeriksaan #isik ; data yang diperoleh melalui pemeriksaan dengan $ara inspeksi, palpasi, auskultasi, dan perkusi. &.1.*.3 9okumenter ; suatu $ara untuk memperoleh data dengan melihat data yang sudah ada dalam status klien, $atatan medik maupun dari hasil pemeriksaan laboratorium. &.1.*.- Studi kepustakaan ; mengumpulkan data melalui bahan ilmiah dari buku-buku yang terkait dengan kasus kejang demam. &.1.*.1 Studi lapangan ; mengumpulkan data melalui 0a0an$ara dan pemeriksaan #isik pada pasien dengan kejang demam. 1.#.3 'um(er Data

&.1.3.& 9ata primer 9idapatkan melalui 0a0an$ara dan obser<asi terhadap pasien dan keluarga &.1.3.* 9ata sekunder 9ata sekunder didapatkan melalui ; atatan medik dan $atatan pera0atan, atatan tenaga kesehatan lain yang

.asil-hasil pera0atan yang menunjang, terkait.

1.)

L$kasi %an *aktu Penulisan

1.).1 L$kasi ?okasi pelaksanaan Asuhan Kepera0atan dalam penyusunan karya tulis dilakukan di 7uang Anak 7S89 9r. Soetomo Surabaya. 1.).2 *aktu "enyusunan karya tulis ini dibuat dari mulai tanggal 8 September *44& sampai dengan 34 September *44&.

1.+

'istematika Penulisan Sistematika penulisan karya tulis ini adalah sebagai berikut ; Bab & ; "endahuluan @erdiri dari latar belakang, batasan masalah, tujuan penulisan, man#aat penulisan, metode penulisan, lokasi dan 0aktu, sistematika penulisan. Bab * ; @injauan "ustaka @erdiri dari konsep dasar teori kejang demam, konsep dasar asuhan kepera0atan pada anak dengan kejang demam yang meliputi pengkajian, diagnosa, peren$anaan, pelaksanaan, dan e<aluasi. Bab 3 ; @injauan Kasus 2eliputi pengkajian, analisa data, rumusan diagnosa kepera0atan, ren$ana5peren$anaan, perkembangan. pelaksanaan, dan e<aluasi serta $atatan

Bab - ; "embahasan ,

"embahasan mengenai kesenjangan yang penulis jumpai antara teori dan #akta yang ditemukan selama pelaksanaan asuhan kepera0atan. Bab 1 ; Simpulan dan Saran @erdiri dari simpulan dan saran khususnya dalam rangka

melaksanakan asuhan kepera0atan .

BAB 2 (

T,N-AUAN PU'TAKA

2.1

Batasan.Pengertian Batasan5pengetahuan dari karya tulis dengan judul =Asuhan

Kepera0atan pada Anak = A> dengan Kejang 9emam meliputi ; *.&.& Asuhan adalah bantuan yang dilakukan bidan kepada indi<idu, pasien atau kliennya (Santoso. %+, &'8' ; 3! *.&.* Kepera0atan adalah suatu pelayanan kesehatan pro#esional berdasarkan ilmu dan kiat kepera0atan, berbentuk pelayanan bio-psiko-sosial spiritual yang komprehensip yang ditujukkan kepada indi<idu, keluarga dan masyarakat baik yang sakit maupun yang sehat (Santosa. %+, &'8' ; &! *.&.3 Asuhan kepera0atan adalah metode pemberian pelayanan kepera0atan kepada pasien 5 klien (indi<idu, keluarga, kelompok dan masyarakat! yang logis, sistematis, dinamis dan teratur (Santosa. %+, &'8' ; &1&! *.&.Kejang demam adalah bangkitan kejang yang terjadi pada saat suhu meningkat disebabkan oleh suatu proses ekstrakranium. (9arto suharso, &''-; &-8!.

2.2 2.2.1

K$nse" Kejang Demam Pengertian 8

Kejang demam atau #ebrile $on<ulsion ialah bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan suhu tubuh (suhu rektal di atas 38 o ! yang disebabkan oleh proses ekstrakranium (%gastiyah, &''(;**'!.

2.2.2

Eti$l$gi Bangkitan kejang pada bayi dan anak disebabkan oleh kenaikan suhu badan yang tinggi dan $epat, yang disebabkan oleh in#eksi diluar susunan syara# pusat misalnya ; tonsilitis ostitis media akut, bron$hitis, dll

2.2.3

Pat$!isi$l$gi Sumber energi otak adalah glukosa yang melalui proses oksidasi dipe$ah menjadi O* dan air. Sel dikelilingi oleh membran yang terdiri dari permukaan dalam yaitu lipoid dan permukaan luar yaitu ionik. 9alam keadaan normal membran sel neuron dapat dilalui dengan mudah oleh ion kalium (KA! dan sangat sulit dilalui oleh ion natrium (%aA! dan elektrolit lainnya, ke$uali ion klorida ( l-!. Akibatnya konsentrasi ion KA dalam sel neuron tinggi dan konsentrasi %aA rendah, sedang di luar sel neuron terdapat keadaan sebalikya. Karena perbedaan jenis dan konsentrasi ion di dalam dan di luar sel, maka terdapat perbedaan potensial membran yang disebut potensial membran dari neuron. 8ntuk menjaga keseimbangan potensial membran diperlukan energi dan bantuan enBim %a-K A@"-ase yang terdapat pada permukaan sel. Keseimbangan potensial membran ini dapat diubah oleh ; '

&.3.& &.3.*

"erubahan konsentrasi ion di ruang ekstraselular 7angsangan yang datang mendadak misalnya mekanisme, kimia0i atau aliran listrik dari sekitarnya

&.3.3

"erubahan pato#isiologi dari membran sendiri karena penyakit atau keturunan "ada keadaan demam kenaikan suhu &o akan mengakibatkan

kenaikan metabolisme basal &4-&1 / dan kebutuhan oksigen akan meningkat *4/. "ada anak 3 tahun sirkulasi otak men$apai ,1 / dari seluruh tubuh dibandingkan dengan orang de0asa yang hanya &1 /. Oleh karena itu kenaikan suhu tubuh dapat mengubah keseimbangan dari membran sel neuron dan dalam 0aktu yang singkat terjadi di#usi dari ion kalium maupun ion natrium akibat terjadinya lepas muatan listrik. ?epas muatan listrik ini demikian besarnya sehingga dapat meluas ke seluruh sel maupun ke membran sel sekitarnya dengan bantuan =neurotransmitter> dan terjadi kejang. Kejang demam yang berlangsung lama (lebih dari &1 menit! biasanya disertai apnea, meningkatnya kebutuhan oksigen dan energi untuk kontraksi otot skelet yang akhirnya terjadi hipoksemia, hiperkapnia, asidosis laktat disebabkan oleh metabolisme anerobik, hipotensi artenal disertai denyut jantung yang tidak teratur dan suhu tubuh meningkat yang disebabkan makin meningkatnya metabolisme otak meningkat. akti#itas otot dan mengakibatkan

2.2.

Pr$gn$sa &4

9engan penanggulangan yang tepat dan $epat prognosisnya baik dan tidak perlu menyebabkan kematian, resiko seorang anak sesudah menderita kejang demam tergantung #aktor ; &.-.& &.-.* 7i0ayat penyakit kejang tanpa demam dalam keluarga Kelainan dalam perkembangan atau kelainan sara# sebelum anak menderita kejang &.-.3 Kejang yang berlangsung lama atau kejang #okal Bila terdapat paling sedikit * dari 3 #aktor tersebut di atas, di kemudian hari akan mengalami serangan kejang tanpa demam sekitar &3 /, dibanding bila hanya terdapat satu atau tidak sama sekali #aktor tersebut, serangan kejang tanpa demam */-3/ saja (= onsensus Statement on 6ebrile SeiBures &'8&>!.

2.2.#

Mani!estasi Klinik Serangan kejang biasanya terjadi *- jam pertama se0aktu demam, berlangsung singkat dengan si#at bangkitan kejang dapat berbentuk tonikklonik, tonik, klonik, #okal atau akinetik. 8mumnya kejang berhenti sendiri. Begitu kejang berhenti anak tidak memberi reaksi apapun sejenak tapi setelah beberapa detik atau menit anak akan sadar tanpa ada kelainan sara#. 9i Subbagian Anak 6K8+ 7S 2 Cakarta, kriteria ?i<ingstone dipakai sebagai pedoman membuat diagnosis kejang demam sederhana, yaitu ;

&&

&.1.& &.1.* &.1.3 &.1.&.1.1 &.1.,

8mur anak ketika kejang antara , bulan dan - tahun Kejang berlangsung tidak lebih dari &1 menit Kejang bersi#at umum Kejang timbul dalam &, jam pertamam setelah timbulnya demam "emeriksaan sara# sebelum dan sesudah kejang normal "emeriksaan 33D yang dibuat sedikitnya satu minggu sesudah suhu normal tidak menunjukkan kelainan

&.1.(

6rekuensi kejang bangkitan dalam satu tahun tidak melebihi empat kali

2.2.)

Penatalaksanaan Me%ik 9alam penaggulangan kejang demam ada - #aktor yang perlu dikerjakan, yaitu ;

&.,.&

"emberantasan kejang se$epat mungkin "emberantasan kejang di Sub bagian Sara# Anak, Bagian +lmu Kesehatan Anak 6K8+ sebagai berikut ; Apabila seorang anak datang dalam keadaan kejang, maka ; &. rata Atau diaBepam re$tal bila kejang tidak berhenti tunggu &1 menit dosis &4 kg ; 1 mg E &4 kg ; &4 mg Segera diberikan diaBepam intra<ena 4,3 mg5kg dosis rata-

&*

dapat diulang dengan $ara5dosis yang sama kejang berhenti

berikan dosis a0al #enobarbital dosis ; neonatus & bulan F & tahun > & tahun *. Bila ; 34 mg +.2 ; 14 mg +.2 ; (1 mg +.2 diaBepam tidak tersedia, langsung memakai

#enobarbital dengan dosis a0al dan selanjutnya diteruskan dengan dosis rumat. &.,.* "engobatan penunjang "engobatan penunjang saat serangan kejang adalah ; &. Semua pakaian ketat dibuka *. "osisi kepala sebaiknya miring untuk men$egah aspirasi isi lambung 3. 8sahakan agar jalan napas bebasuntuk menjamin kebutuhan oksigen -. "engisapan lendir harus dilakukan se$ara teratur dan diberikan oksigen &.,.3 "engobatan rumat 6enobarbital dosis maintenan$e ; 8-&4 mg5kg BB dibagi * dosis pada hari pertama, kedua diteruskan --1 mg5kg BB dibagi * dosis pada hari berikutnya. &.,.2en$ari dan mengobati penyebab

&3

"enyebab kejang demam adalah in#eksi respiratorius bagian atas dan astitis media akut. "emberian antibiotik yang adekuat untuk mengobati penyakit tersebut. "ada pasien yang diketahui kejang lama pemeriksaan lebih intensi# seperti #ungsi lumbal, kalium, magnesium, kalsium, natrium dan #aal hati. Bila perlu rontgen #oto tengkorak, 33D, ense#alogra#i, dll.

2.3

K$nse" Asuhan Ke"era/atan Pa%a Pasien Dengan Kejang Demam ?angkah-langkah dalam proses kepera0atan ini meliputi ;

2.3.1

Pengkajian "engkajian adalah pendekatan sistemik untuk mengumpulkan data dan menganalisa, sehingga dapat diketahui kebutuhan pera0atan pasien tersebut. (Santosa. %+, &'8', &1-! ?angkah-langkah dalam pengkajian meliputi pengumpulan data, analisa dan sintesa data serta perumusan diagnosa kepera0atan. "engumpulan data akan menentukan kebutuhan dan masalah kesehatan atau kepera0atan yang meliputi kebutuhan #isik, psikososial dan lingkungan pasien. Sumber data didapatkan dari pasien, keluarga, teman, team kesehatan lain, $atatan pasien dan hasil pemeriksaan laboratorium. 2etode pengumpulan data melalui obser<asi (yaitu dengan $ara inspeksi, palpasi, auskultasi, perkusi!, 0a0an$ara (yaitu berupa per$akapan untuk memperoleh data yang diperlukan!, $atatan (berupa $atatan klinik, dokumen yang baru maupun yang lama!, literatur (men$akup semua materi, buku-buku, masalah dan surat kabar!. &-

"engumpulan data pada kasus kejang demam ini meliputi ;

*.3.&.& 9ata subyekti# &. Biodata5+dentitas Biodata anak men$akup nama, umur, jenis kelamin. Biodata orang tua perlu dipertanyakan untuk mengetahui status sosial anak meliputi nama, umur, agama, suku5bangsa, pendidikan, pekerjaan, penghasilan, alamat. *. 7i0ayat "enyakit (9arto Suharso, *444! 7i0ayat penyakit yang diderita sekarang tanpa kejang ditanyakan ; Apakah betul ada kejang G 9iharapkan ibu atau keluarga yang mengantar dianjurkan menirukan gerakan kejang si anak Apakah disertai demam G 9engan mengetahui ada tidaknya demam yang menyertai kejang, maka diketahui apakah in#eksi in#eksi memegang peranan dalam terjadinya bangkitan kejang. Carak antara timbulnya kejang dengan demam.. ?ama serangan Seorang ibu yang anaknya mengalami kejang merasakan 0aktu berlangsung lama. ?ama bangkitan kejang kita dapat mengetahui kemungkinan respon terhadap prognosa dan pengobatan. "ola serangan

&1

"erlu diusahakan agar diperoleh gambaran lengkap mengenai pola serangan apakah bersi#at umum, #okal, tonik, klonik G Apakah serangan berupa kontraksi sejenak tanpa hilang kesadaran seperti epilepsi mioklonik G Apakah serangan berupa tonus otot hilang sejenak disertai gangguan kesadaran seperti epilepsi akinetik G Apakah serangan dengan kepala dan tubuh mengadakan #leHi sementara tangan naik sepanjang kepala, seperti pada spasme in#antile G "ada kejang demam sederhana kejang ini bersi#at umum. 6rekuensi serangan Apakah penderita mengalami kejang sebelumnya, umur berapa kejang terjadi untuk pertama kali, dan berapa #rekuensi kejang per tahun. "rognosa makin kurang baik apabila kejang timbul pertama kali pada umur muda dan bangkitan kejang sering timbul. Keadaan sebelum, selama dan sesudah serangan Sebelum kejang perlu ditanyakan adakah aura atau rangsangan tertentu yang dapat menimbulkan kejang, misalnya lapar, lelah, muntah, sakit kepala dan lain-lain. 9imana kejang dimulai dan bagaimana menjalarnya. Sesudah kejang perlu ditanyakan apakah penderita segera sadar, tertidur, kesadaran menurun, ada paralise, menangis dan sebagainya G

7i0ayat penyakit sekarang yang menyertai &,

Apakah muntah, diare, truma kepala, gagap bi$ara (khususnya pada penderita epilepsi!, gagal ginjal, kelainan jantung, 9.6, +S"A, O2A, 2orbili dan lain-lain. 3. 7i0ayat "enyakit 9ahulu Sebelum penderita mengalami serangan kejang ini ditanyakan apakah penderita pernah mengalami kejang sebelumnya, umur berapa saat kejang terjadi untuk pertama kali G Apakah ada ri0ayat trauma kepala, radang selaput otak, K", O2A dan lain-lain. -. 7i0ayat Kehamilan dan "ersalinan Kedaan ibu se0aktu hamil per trimester, apakah ibu pernah mengalami in#eksi atau sakit panas se0aktu hamil. 7i0ayat trauma, perdarahan per <aginam se0aktu hamil, penggunaan obat-obatan maupun jamu selama hamil. 7i0ayat persalinan ditanyakan apakah sukar, spontan atau dengan tindakan ( #or$ep5<akum !, perdarahan ante partum, as#iksi dan lain-lain. Keadaan selama neonatal apakah bayi panas, diare, muntah, tidak mau menetek, dan kejang-kejang. 1. 7i0ayat +munisasi Cenis imunisasi yang sudah didapatkan dan yang belum ditanyakan serta umur mendapatkan imunisasi dan reaksi dari imunisasi. "ada umumnya setelah mendapat imunisasi 9"@ e#ek sampingnya adalah panas yang dapat menimbulkan kejang. ,. 7i0ayat "erkembangan &(

9itanyakan kemampuan perkembangan meliputi ; "ersonal sosial (kepribadian5tingkah laku sosial! ; berhubungan dengan kemampuan lingkungannya. Derakan motorik halus ; berhubungan dengan kemampuan anak untuk mengamati sesuatu, melakukan gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu saja dan dilakukan otot-otot ke$il dan memerlukan koordinasi yang $ermat, misalnya menggambar, memegang suatu benda, dan lain-lain. Derakan motorik kasar ; berhubungan dengan pergerakan dan sikap tubuh. Bahasa ; kemampuan memberikan respon terhadap suara, mengikuti perintah dan berbi$ara spontan. (. 7i0ayat kesehatan keluarga. Adakah anggota keluarga yang menderita kejang (A *1 / penderita kejang demam mempunyai #aktor turunan!. Adakah anggota keluarga yang menderita penyakit syara# atau lainnya G Adakah anggota keluarga yang menderita penyakit seperti +S"A, diare atau penyakit in#eksi menular yang dapat men$etuskan terjadinya kejang demam. 8. 7i0ayat sosial 8ntuk mengetahui perilaku anak dan keadaan emosionalnya perlu dikaji siapakah yanh mengasuh anak G Bagaimana hubungan dengan anggota keluarga dan teman sebayanya G &8 mandiri, bersosialisasi, dan berinteraksi dengan

'. "ola kebiasaan dan #ungsi kesehatan 9itanyakan keadaan sebelum dan selama sakit bagaimana G "ola kebiasaan dan #ungsi ini meliputi ; "ola persepsi dan tatalaksanaan hidup sehat Daya hidup yang berkaitan dengan kesehatan, pengetahuan tentang kesehatan, pen$egahan dan kepatuhan pada setiap pera0atan dan tindakan medis G Bagaimana pandangan terhadap penyakit yang diderita, pelayanan kesehatan yang diberikan, tindakan apabila ada anggota keluarga yang sakit, penggunaan obat-obatan pertolongan pertama. "ola nutrisi 8ntuk mengetahui asupan kebutuhan giBi anak. 9itanyakan bagaimana kualitas dan kuantitas dari makanan yang dikonsumsi oleh anak G 2akanan apa saja yang disukai dan yang tidak G Bagaimana selera makan anak G Berapa kali minum, jenis dan jumlahnya per hari G "ola 3liminasi ; BAK ; ditanyakan #rekuensinya, jumlahnya, se$ara makroskopis

ditanyakan bagaimana 0arna, bau, dan apakah terdapat darah G Serta ditanyakan apakah disertai nyeri saat anak ken$ing. BAB ; ditanyakan kapan 0aktu BAB, teratur atau tidak G Bagaimana konsistensinya lunak,keras,$air atau berlendir G

"ola akti<itas dan latihan &'

Apakah anak senang bermain sendiri atau dengan teman sebayanya G Berkumpul dengan keluarga sehari berapa jam G Akti<itas apa yang disukai G "ola tidur5istirahat Berapa jam sehari tidur G Berangkat tidur jam berapa G Bangun tidur jam berapa G Kebiasaan sebelum tidur, bagaimana dengan tidur siang G

*.3.&.* 9ata Obyekti# &. "emeriksaan 8mum ( orry S, *444 hal ; 3,! "ertama kali perhatikan keadaan umum <ital ; tingkat kesadaran, tekanan darah, nadi, respirasi dan suhu. "ada kejang demam sederhana akan didapatkan suhu tinggi sedangkan kesadaran setelah kejang akan kembali normal seperti sebelum kejang tanpa kelainan neurologi. *. "emeriksaan 6isik Kepala Adakah tanda-tanda mikro atau makrosepaliG Adakah dispersi bentuk kepalaG Apakah tanda-tanda kenaikan tekanan intrakarnial, yaitu ubunubun besar $embung, bagaimana keadaan ubun-ubun besar menutup atau belum G. 7ambut 9imulai 0arna, kelebatan, distribusi serta karakteristik lain rambut. "asien dengan malnutrisi energi protein mempunyai rambut yang jarang,

*4

kemerahan seperti rambut jagung dan mudah di$abut tanpa menyebabkan rasa sakit pada pasien. 2uka5 :ajah. "aralisis #asialis menyebabkan asimetri 0ajah) sisi yang paresis tertinggal bila anak menangis atau terta0a, sehingga 0ajah tertarik ke sisi sehat. Adakah tanda rhisus sardoni$us, opistotonus, trimus G Apakah ada gangguan ner<us $ranial G 2ata Saat serangan kejang terjadi dilatasi pupil, untuk itu periksa pupil dan ketajaman penglihatan. Apakah keadaan sklera, konjungti<a G @elinga "eriksa #ungsi telinga, kebersihan telinga serta tanda-tanda adanya in#eksi seperti pembengkakan dan nyeri di daerah belakang telinga, keluar $airan dari telinga, berkurangnya pendengaran. .idung Apakah ada pernapasan $uping hidungG "olip yang menyumbat jalan napas G Apakah keluar sekret, bagaimana konsistensinya, jumlahnya G 2ulut Adakah tanda-tanda sardoni$usG Adakah $ynosisG Bagaimana keadaan lidahG Adakah stomatitisG Berapa jumlah gigi yang tumbuhG Apakah ada $aries gigi G

*&

@enggorokan Adakah tanda-tanda peradangan tonsil G Adakah tanda-tanda in#eksi #aring, $airan eksudat G ?eher Adakah tanda-tanda kaku kuduk, pembesaran kelenjar tiroid G Adakah pembesaran <ena jugulans G @horaH "ada in#eksi, amati bentuk dada klien, bagaimana gerak pernapasan, #rek0ensinya, irama, kedalaman, adakah retraksi +nter$ostale G "ada auskultasi, adakah suara napas tambahan G Cantung Bagaimana keadaan dan #rek0ensi jantung serta iramanya G Adakah bunyi tambahan G Adakah bradi$ardi atau ta$hy$ardia G Abdomen Adakah distensia abdomen serta kekakuan otot pada abdomen G Bagaimana turgor kulit dan peristaltik usus G Adakah tanda meteorismusG Adakah pembesaran lien dan hepar G Kulit Bagaimana keadaan kulit baik kebersihan maupun 0arnanyaG Apakah terdapat oedema, hemangioma G Bagaimana keadaan turgor kulit G 3kstremitas Apakah terdapat oedema, atau paralise terutama setelah terjadi kejangG Bagaimana suhunya pada daerah akral G **

Denetalia Adakah kelainan bentuk oedema, sekret yang keluar dari <agina, tandatanda in#eksi G

*.3.&.3 "emeriksaan "enunjang @ergantung sarana yang tersedia dimana pasien dira0at,

pemeriksaannya meliputi ; &. 9arah Dlukosa 9arah ; .ipoglikemia merupakan predisposisi kejang (% I *44 mJ5dl! B8% ; "eningkatan B8% mempunyai potensi kejang dan merupakan indikasi nepro toksik akibat dari

pemberian obat. 3lektrolit ; K, %a Ketidakseimbangan predisposisi kejang Kalium ( % 3,84 F 1,44 meJ5dl ! %atrium ( % &31 F &-- meJ5dl ! *. airan erebo Spinal ; 2endeteksi tekanan abnormal dari in#eksi, pendarahan penyebab kejang. 3. Skull 7ay ; 8ntuk mengidenti#ikasi adanya proses desak ruang dan adanya lesi S tanda elektrolit merupakan

*3

-.

@ansiluminasi

; Suatu $ara yang dikerjakan pada bayi dengan 88B masih terbuka (di ba0ah * tahun! di kamar gelap dengan lampu khusus untuk transiluminasi kepala.

1.

33D

@eknik untuk menekan akti<itas listrik otak melalui tengkorak yang utuh untuk mengetahui #okus akti<itas kejang, hasil biasanya normal.

,.

@ S$an ;

8ntuk

mengidenti#ikasi

lesi

$erebral

in#aik

hematoma, $erebral oedem, trauma, abses, tumor dengan atau tanpa kontras.

2.3.2

Analisa %an 'intesa Data Analisa data merupakan proses intelektual yang meliputi kegiatan mentabulasi, menyeleksi, mengelompokkan, mengaitkan data, menentukan kesenjangan in#ormasi, melihat pola data, membandingakan dengan standar, menginterpretasi dan akhirnya membuat kesimpulan. .asil analisa data adalah pernyataan masalah kepera0atan atau yang disebut diagnosa kepera0atan.

*-

Tabel 2.1 Analisa dan Sintesa Data Pada Kasus Kejang Demam Kemungkinan %O "engelompokan 9ata 2asalah "enyebab & - Suhu @ubuh K %ormal .ipertemia "otensial ket. 3,,1 F 3(,1 L (bayi! t. 3, - 3(,1 L (anak! M Dangguan metabolisme otak M "erubahan keseimbangan dan sel netron M 9i#usi ion kalium dan natrium M ?epas muatan listrik M Kejang (2.3. Sumijati, *444)&43! * - apek - Kelelahan - %yeri otot Kejang M 7esiko trauma #isik jang berulang

- 9enyut nadi lebih $epat % &&4-&*4H5menit (bayi! % &44-&&4H5menit (& th ! % 84- '4H5menit (1-&*th! - Adanya ri0ayat kejang demam - Kulit teraba panas - 6rek0ensi perna#asan meningkat 7.7 34--4H5menit (bayi! 7.7 *--*8H5menit (anak !

*1

- "enurunan kesadaran - 7i0ayat kejang demam - .asil laboratorium glukosa darah abnormal (I 84 gr! - 3lektrolit abnormal %a ; % &31 F&-- meJ5dl K ; % 3,84-1,44 meJ5dl 3 - Suhu tubuh abnormal K 3(,1L - Kulit terasa panas - 9enyut nadi meningkat - 7i0ayat in#eksi perna#asan atas, ostitis media akut, pneumonia, saluran ken$ing, pen$ernaan. - Anak gelisah dan tidur terganggu - Keluarga sering bertanya tentang penyakit anaknya, pengobatan dan pera0atannya

Berkurangnya koordinasi otot M trauma #isik (23. Sumijati, *444)&43!

Dangguan rasa nyaman Kuman penyakit M in#eksi M @hermoregulasi (.ipothalamus! tak e#ekti# M hipertermi Kurangnya pengetahuan Kurangnya atau keterbatasan in#ormasi M keluarga

*,

sering bertanya (%gastiyah, &''(;*34!

2.3.3

Diagn$sa Ke"era/atan 9iagnosa kepera0atan adalah pernyataan yang jelas, singkat, dan pasti tentang masalah pasien5klien serta penyebabnya yang dapat dipe$ahkan atau diubah melalui tindakan kepera0atan. 9iagnosa kepera0atan yang mun$ul adalah ;

*.3.& *.3.*

"otensial terjadinya kejang ulang berhubungan dengan hiperthermi. "otensial terjadinya trauma #isik berhubungan dengan kurangnya koordinasi otot

*.3.3

Dangguan rasa nyaman berhubungan dengan hiperthermi yang ditandai ; &. *. Suhu meningkat Anak tampak re0el pengetahuan keluarga berhubungan dengan keterbatasan

*.3.-

Kurangnya

in#ormasi yang ditandai ; keluarga sering bertanya tentang penyakit anaknya.

*(

2.3.

Peren0anaan "eren$anaan merupakan keputusan a0al tentang apa yang akan dilakukan, bagaimana, kapan itu dilakukan, dan siapa yang akan melakukan kegiatan tersebut. 7en$ana kepera0atan yang memberikan arah pada kegiatan kepera0atan. (Santosa. %+, &'8')&,4!

*.3.-.& 9iagnosa Kepera0atan ; potensial terjadi kejang ulang berhubungan dengan hipertermi @ujuan ; Klien tidak mengalami kejang selama berhubungan dengan hiperthermi Kriteria hasil ; &. *. 3. @idak terjadi serangan kejang ulang. Suhu 3,,1 F 3(,1 L (bayi!, 3, F 3(,1 L (anak!

%adi &&4 F &*4 H5menit (bayi! &44-&&4 H5menit (anak!

-.

7espirasi 34 F -4 H5menit (bayi! *- F *8 H5menit (anak!

1.

Kesadaran $omposmentis

7en$ana @indakan ; &. ?onggarkan pakaian, berikan pakaian tipis yang mudah menyerap keringat. 7asional ; proses kon<eksi akan terhalang oleh pakaian yang ketat dan tidak menyerap keringat. *8

*.

Berikan kompres dingin 7asional ; perpindahan panas se$ara konduksi

3.

Berikan ekstra $airan (susu, sari buah, dll! 7asional ; saat demam kebutuhan akan $airan tubuh meningkat.

-.

Obser<asi kejang dan tanda <ital tiap - jam 7asional ; "emantauan yang teratur menentukan tindakan yang akan dilakukan.

1.

Batasi akti<itas selama anak panas 7asional ; akti<itas dapat meningkatkan metabolisme dan meningkatkan panas.

,.

Berikan anti piretika dan pengobatan sesuai ad<is. 7asional ; 2enurunkan panas pada pusat hipotalamus dan sebagai propilaksis

*.3.-.* 9iagnosa Kepera0atan ; potensial terjadi trauma #isik berhubungan dengan kurangnya koordinasi otot @ujuan ; @idak terjadi trauma #isik selama pera0atan.

Kriteria .asil ; &. *. 3. @idak terjadi trauma #isik selama pera0atan. 2empertahankan tindakan yang mengontrol akti<itas kejang. 2engidenti#ikasi tindakan yang harus diberikan ketika terjadi kejang.

7en$ana @indakan ; &. Beri pengaman pada sisi tempat tidur dan penggunaan tempat tidur yang rendah. *'

7asional ; meminimalkan injuri saat kejang *. @inggalah bersama klien selama #ase kejang.. 7asional ; meningkatkan keamanan klien. 3. Berikan tongue spatel diantara gigi atas dan ba0ah. 7asional ; menurunkan resiko trauma pada mulut. -. ?etakkan klien di tempat yang lembut. 7asional ; membantu menurunkan resiko injuri #isik pada ekstimitas ketika kontrol otot <olunter berkurang. 1. atat tipe kejang (lokasi,lama! dan #rekuensi kejang. 7asional ; membantu menurunkan lokasi area $erebral yang terganggu. ,. atat tanda-tanda <ital sesudah #ase kejang 7asional ; mendeteksi se$ara dini keadaan yang abnormal *.3.-.3 9iagnosa Kepera0atan 5 2asalah ; Dangguan rasa nyaman berhubungan dengan hiperthermi. @ujuan Kriteria hasil ; 7asa nyaman terpenuhi ; Suhu tubuh 3, F 3(,1L , % ) &44 F &&4 H5menit, 77 ; *- F *8 H5menit, Kesadaran $omposmentis, anak tidak re0el. 7en$ana @indakan ; &. Kaji #aktor F #aktor terjadinya hiperthermi. 7asional ; mengetahui penambahan penyebab terjadinya hiperthermi dapat karena

pakaian5selimut

menghambat

penurunan suhu tubuh. 34

*. Obser<asi tanda F tanda <ital tiap - jam sekali 7asional ; "emantauan tanda <ital yang teratur dapat menentukan perkembangan kepera0atan yang selanjutnya. 3. "ertahankan suhu tubuh normal 7asional ; suhu tubuh dapat dipengaruhi oleh tingkat akti<itas, suhu lingkungan, kelembaban tinggiakan mempengaruhi panas atau dinginnya tubuh. -. Ajarkan pada keluarga memberikan kompres dingin pada kepala 5 ketiak . 7asional ; proses konduksi5perpindahan panas dengan suatu bahan perantara. 1. Anjurkan untuk menggunakan baju tipis dan terbuat dari kain katun 7asional ; proses hilangnya panas akan terhalangi oleh pakaian tebal dan tidak dapat menyerap keringat. ,. Atur sirkulasi udara ruangan. 7asional ; "enyediaan udara bersih.

(. Beri ekstra $airan dengan menganjurkan pasien banyak minum 7asional ; Kebutuhan $airan meningkat karena penguapan tubuh meningkat. 8. Batasi akti<itas #isik 7asional ; akti<itas meningkatkan metabolismedan meningkatkan panas.

3&

*.3.-.- 9iagnosa Kepera0atan 5 2asalah ; Kurangnya pengetahuan keluarga sehubungan keterbataaan in#ormasi @ujuan ; "engetahuan keluarga bertambah tentang penyakit anaknya.

Kriteria hasil ; &. *. 3. Keluarga tidak sering bertanya tentang penyakit anaknya. Keluarga mampu diikutsertakan dalam proses kepera0atan. keluarga mentaati setiap proses kepera0atan.

7en$ana @indakan ; &. Kaji tingkat pengetahuan keluarga 7asional ; 2engetahui sejauh mana pengetahuan yang dimiliki keluarga dan kebenaran in#ormasi yang didapat. *. Beri penjelasan kepada keluarga sebab dan akibat kejang demam 7asional ; penjelasan tentang kondisi yang dialami dapat membantu menambah 0a0asan keluarga 3. Celaskan setiap tindakan pera0atan yang akan dilakukan. 7asional ; agar keluarga mengetahui tujuan setiap tindakan pera0atan -. Berikan .ealth 3du$ation tentang $ara menolong anak kejang dan men$egah kejang demam, antara lain ; &. Cangan panik saat kejang *. Baringkan anak ditempat rata dan lembut. 3. Kepala dimiringkan. -. "asang gagang sendok yang telah dibungkus kain yang basah, lalu dimasukkan ke mulut. 3*

1. Setelah kejang berhenti dan pasien sadar segera minumkan obat tunggu sampai keadaan tenang. ,. Cika suhu tinggi saat kejang lakukan kompres dingin dan beri banyak minum (. Segera ba0a ke rumah sakit bila kejang lama. 7asional ; sebagai upaya alih in#ormasi dan mendidik keluarga agar mandiri dalam mengatasi masalah kesehatan. 1. Berikan .ealth 3du$ation agar selalu sedia obat penurun panas, bila anak panas. 7asional ; men$egah peningkatan suhu lebih tinggi dan serangan kejang ulang. ,. Cika anak sembuh, jaga agar anak tidak terkena penyakit in#eksi dengan menghindari orang atau teman yang menderita penyakit menular sehingga tidak men$etuskan kenaikan suhu. 7asional (. ; sebagai upaya pre<enti# serangan ulang

Beritahukan keluarga jika anak akan mendapatkan imunisasi agar memberitahukan kepada petugas imunisasi bah0a anaknya pernah menderita kejang demam. 7asional ; imunisasi pertusis memberikan reaksi panas yang dapat menyebabkan kejang demam

2.3.#

Pelaksanaan

33

"elaksanaan kepera0atan merupakan kegiatan yang dilakukan sesuai dengan ren$ana yang telah ditetapkan. Selama pelaksanaan kegiatan dapat bersi#at mandiri dan kolaborati#. Selama melaksanakan kegiatan perlu dia0asi dan dimonitor kemajuan kesehatan klien ( Santosa. %+, &'8')&,* !

2.3.)

E1aluasi @ahap e<aluasi dalam proses kepera0atan menyangkut pengumpulan data subyekti# dan obyekti# yang akan menunjukkan apakah tujuan pelayanan kepera0atan sudah di$apai atau belum. Bila perlu langkah e<aluasi ini merupakan langkah a0al dari identi#ikasi dan analisa masalah selanjutnya ( Santosa.%+, &'8')&,*!.

%O. &.

Tabel 2.2 Evaluasi Pada Kasus Kejang Demam 9iagnosa52asalah 3<aluasi "otensial kejang berulang berhu- Klien tidak mengalami bungan dengan hiperthermi. selama *H*- jam. Kriteria ; -

kejang

@idak terjadi serangan ulang Suhu ; 3, F 3(,1 L % ; &44 F &&4 kali5menit

Kesadaran ; $omposmentis

"otensial

terjadi

trauma

#isik @idak terjadi trauma #isik selama

berhubungan kurangnya koordina- pera0atan.

3-

si otot.

Kriteria ; @idak terjadi traumas #isik selama kejang. 2empertahankan yang kejang. 2engidenti#ikasi tindakan mengontrol tindakan akti<itas

yang harus diberikan ketika 3. Dangguan rasa nyaman berhubungan dengan hiperthermi. terjadi kejang. 7asa nyaman terpenuhi Kriteria ; - Kejang @anda <ital ; ?anjutan @abel *.* 3<aluasi Kasus 9emam Suhu ; 3, F 3(,1L % 77 -. Kurangnya pengetahuan keluarga ; &44 F &&4 kali5 menit ; *- F *8 kali5menit

Kesadaran ; $omposmentis Anak tidak re0el keluarga bertambah

berhubungan dengan keterbatasan "engetahuan in#ormasi.

tentang penyakit anaknya. Kriteria ; Keluarga tidak sering bertanya tentang penyakit anaknya.

31

Keluarga mampu diikutsertakan dalam proses pera0atan.

Keluarga

mentaati

setiap

proses pera0atan.

BAB 3 T,N-AUAN KA'U'

"ada bab 3 ini melaksanakan asuhan kepera0atan pada anak A dengan diagnosa medis kejang demam A #aringitis di ruang anak 7S89 9r. Soetomo Surabaya. 3.1 Pengkajian "engkajian dilakukan oleh Kurnia Nuliastutik pada tanggal 8 September *44& jam &&.44 :+B.

3,

3.1.1

Data 'u(&ekti!

3.&.&.& Biodata5+denti#itas %ama anak 8mur Cenis kelamin %omor 7egister ?ahir ; An =A> ; &1 bulan ; "erempuan ; &448*1(& ; %ormal (Spontan B!

@empat5tanggal lahir ; Surabaya, *3 2ei *444 9iagnosa 2edis @anggal 27S ; Kejang 9emam A 6aringitis ; 8 September *44& jam 43.34 :+B

%ama +bu 8mur Agama Suku5Bangsa "endidikan "ekerjaan "enghasilan Alamat

; %y. =.> ; *' tahun ; Katolik ; Ca0a5+ndonesia ; S2A ; ; ; "u$ang Cajar -* Surabaya

%ama Ayah 8mur Agama

; @n. =B> ; 3& tahun ; Kristen 3(

Suku5Bangsa "endidikan "ekerjaan "enghasilan Alamat

; Batak5+ndonesia ; S2A ; S0asta ; 7p 144.4445bulan ; "u$ang Cajar -* Surabaya

3.&.&.* 7i0ayat "enyakit Sekarang &. Keluhan utama ; +bu mengatakan bah0a anaknya panas sejak (-'-*44& jam &-.34 :+B *. "erjalanan penyakit sekarang @anggal (-'-*44& jam &-.34 :+B Anak mulai panas lalu diberi obat penurun panas (Sirup Salmol! & kali dan dikompres, disertai batuk dan pilek. @etapi panas tidak turun. 2untah sebanyak * kali yaitu jam *3.34 :+B dan 4&.34 :+B sebanyak O *-3 sendok makan dengan berisi makanan. ?alu kejang terjadi pada jam 4*.34 :+B sebanyak & kali, lamanya O 1-&4 menit, tidak mengeluarkan busa dari mulut. Keadaan saat kejang adalah mata melirik ke atas, kedua tangan #leksi, dan kedua kaki kaku (ekstensi!. Setelah kejang terjadi anak langsung menangis. Batuk tidak mengeluarkan dahak, suara grok-grok, konsistensi pilek agak kental, jernih, dan keluar kadang-kadang, tetapi tidak sesak.

3.&.&.3 "enyakit 7i0ayat 9ahulu

38

Sebelumnya anak tidak pernah menderita5mengalami kejang, epilepsi, trauma kepala, radang selaput otak, ostitis media akut. "enyakit yang pernah diderita anak yaitu panas, batuk, pilek tetapi jarang terjadi.

3.&.&.- 7i0ayat Kehamilan dan "ersalinan &. "renatal ; selama hamil sehat tidak ada kelainan seperti pendarahan dan sakit panas, +bu hanya minum obat yang diberikan bidan. +bu tidak minum jamu. *. %atal ; melahirkan usia kehamilan ' bulan, spontan, tidak ada kelainan, anak langsung menangis keras, BB ; 3344 gr "B ; -8$m. 3. "ost %atal ; bayi sehat, menetek kuat, tidak ada kelainan, tali pusat lepas hari ke (.

3.&.&.1 7i0ayat +munisasi +bu mengatakan bah0a imunisasi anaknya sudah lengkap. 7eaksi setelah mendapat imunisasi 9"@ anak panas tetapi tidak kejang, sembuh dengan meminum obat yang diberikan petugas kesehatan. 3.&.&., 7i0ayat "erkembangan Anak &. 7i0ayat personal sosial ; Anak mudah beradaptasi dengan lingkungan di sekitarnya. Anak masih ngompol dan belum bisa memberi tahu orang tua bila ingin BAK5BAB.

3'

*. Derakan motorik kasar ; anak sudah bisa berjalan, mendorong, dan menarik kursi, dapat mengerjakan perintah se$ara sederhana. 3. Derakan motorik halus ; anak bisa memegang pensil dan men$oret-$oret. -. Bahasa ; anak sudah bisa bi$ara beberapa kata, misalnya ; mama, papa, memanggil kakaknya (+Ba!, dan memanggil binatang peliharaan (anjing!, minum, dll. Kesimpulan ; @idak ada kelainan dalam perkembangan. 3.&.&.( 7i0ayat Kesehatan Keluarga Ayah ; tidak ada keluarga yang menderita penyakit epilepsi, kelainan syara#, penyakit menular ataupun menurun dari ayah. +bu ; ibu menderita hipotensi. Orang tua perempuan ibu menderita penyakit diabetes mellitus sejak tahun &''*, dari keluarga ibu tidak ada yang menderita kelainan syara#, epilepsi. Anak ; kakaknya menderita sakit batuk dan pilek selama satu minggu 3.&.&.8 7i0ayat Sosial &. Nang mengasuh ibu sendiri, di rumah tidak ada pembantu ataupun orang lain. *. .ubungan dengan anggota keluarga baik; anak sangat dekat dan manja dengan ibunya. Biasanya anak bermain bersama kakak apabila ditinggal ibu memasak, men$u$i, dan membersihkan rumah. Kakaknya berusia ' tahun, sudah kelas - S9.

-4

3. .ubungan dengan teman sebaya ; anak lebih banyak bermain di rumah bersama ibunya. Kadang-kadang anak bermain dengan teman sebayanya yang dekat dengan rumahnya. -. "emba0aan se$ara umum Anak tampak gelisah dan re0el, kadang-kadang menangis minta digendong, anak sangat manja kepada ibunya.

3.&.&.' "ola Kebiasaan dan 6ungsi &. "ola persepsi dan tatalaksanaan hidup sehat Sebelum sakit ; mandi * kali5hari, keramas * kali5minggu, ganti $elana setiap ngompol, baju ganti tiap pagi dan sore. Setelah sakit ; mandi * kali5hari, tidak pernah keramas, ganti baju tiap pagi dan sore dan $elana ganti tiap ngompol. Keluarga sangat kha0atir saat anaknya kejang karena selama ini tidak ada keluarga yang kejang. Keluarga tidak tahu $ara pen$egahan dan pertolongan kejang. Kalau anak sakit biasanya diba0a ke dokter atau rumah sakit bila setelah diberi obat para$etamol atau bodreHin tidak sembuh. Anak bila sakit re0el, sering minta digendong. Anak tampak takut bila ada petugas kesehatan yang akan melakukan pera0atan5 tindakan medik. *. "ola %utrisi Sebelum sakit ; makan 3-- kali5hari, dengan porsi satu mangkuk ke$il habis, tidak -& ada pantangan dalam makanan,

komposisinya nasi tim dan lauknya ber<ariasi tiap hari yaitu tahu, tempe, ikan laut, telur dan daging kadangkadang dengan ukuran & satu porsi sebesar korek api. Sayurnya seperti bayam, sup, soto, dan lain-lain. 2inum ; air putih O 3 F 1 gelas (ukuran &44 $$!, anak masih menetek. Selama sakit ; sehari makan 3 kali5hari, porsi yang disediakan rumah sakit dimakan separuh. Komposisinya nasi tim, lauk, sayur, dan buah. Anak lebih sering menetek. 2inum air putih O - F , kali5&44 $$, pasi (SD2 *! baru diberikan * sendok lalu dimuntahkan. 3. "ola 3liminasi Sebelum sakit ; BAK O - F 1 kali5hari, 0arna kuning, nyeri tidak ada. BAB lan$ar setiap pagi hari, konsistensi lembek, 0arna kuning. Selama sakit ; BAK O - F 1 kali5hari, 0arna kuning, nyeri tidak ada. BAB setiap hari, konsistensi lembek, 0arna kuning. -. "ola Akti<itas dan ?atihan Sebelum sakit ; Bermain bersama kakaknya O - F 1 jam sehari, 0aktu terbanyak bersama ibu. Bersama ayah kadangFkadang, antara 3 F - jam. Biasanya anak juga bermain sendiri sambil melihat @P atau mendengarkan musik sambil menari. -*

Selama sakit

; akti<itas anak menjadi menurun karena terpasang in#us di tangan kiri, anak sering minta digendong ibu.

1. "ola @idur dan +stirahat Sebelum sakit ; tidur malam antara jam *4.44 F 41.44 :+B, siang tidur antara jam &*.44 F &1.44 :+B, terbangun bila ngompol. Selama sakit ; pada siang hari tidurnya sulit O Q - & jam, tidurnya sering terbangun dan re0el minta digendong. "ada malam hari tidurnya jam 4&.44 F 4-.44 :+B, anak re0el dan tidurnya sering terjaga.

3.1.2

Data 2(&ekti!

3.&.*.& "emeriksaan 8mum &. Keadaan umum ; lemah *. Kesadaran 3. @ekanan darah %adi 7espirasi Suhu -. BB 5 @B Status giBi ; $omposmentis ;; &3* kali5menit ; 34 kali5menit ; 38,* L ; ' kg 5 (( $m ; *n A 8 *(&,1! A 8 R && kg '5&& H &44 / R 8&,8 / (giBi kurang!

-3

3.&.*.* "emeriksaan 6isik 8mum &. Kepala @ak ada tanda F tanda mikro$hepali ataupun makro$hepali, lingkar kepala -, $m, ubun F ubun besar menutup, bentuk kepala normal. *. 7ambut :arna pirang, rambut tidak mudah di$abut, ketebalan rambut $ukup, tidak terdapat kutu. 3. 2uka 5 0ajah @idak ada rhisus sardoni$us, simetris, tidak terdapat oedema, 0ajah tidak tampak pu$at. -. 2ata Ketajaman penglihatan baik, palpebra simetris, tak ada midriasis atau miosis, sklera tidak ikterus, konjungti<a tak anemis, pergerakan normal, tak ada strabismus.

1. .idung Bentuk normal, tidak terdapat epistaksis, nampak keluar sekret ber0arna kental dan jumlahnya sedikit, tidak ada polip, tidak ada pernapasan $uping hidung. ,. @elinga Simetris kanan dan kiri, pendengaran normal, tak tampak keluar $airan. (. 2ulut

--

Simetris, tak tampak $yanosis, gigi berjumlah 8 buah, tak ada karies, lidah bersih, tidak terdapat stomatis, tak ada strismus, bibir tampak kering dan pe$ah-pe$ah 8. @enggorokan @onsil tak tampak kemerahan dan tak tampak pembesaran, #aring tampak kemerahan, tak ada eksudat. '. ?eher @ak ada kaku kuduk, tak ada pembesaran kelenjar tiroid, tak ada pembesaran <ena jugularis, tak ada pembesaran kelenjar getah bening. &4. 9ada 5 @horaH ?ingkar dada -, $m, bentuk dada normal, tak ada re#raksi inter$ostal, tidak terdapat ron$hi, tak ada 0heeBing, pernaasan $epat dan iramanya teratur. &&. Cantung 9etak jantung normal dan #rek0ensinya teratur

&*. Abdomen @urgor kulit $ukup, tak ada meteorismus, keadaan lien dan hepar normal, tidak teraba benjolan 5 tumor, gerak peristaltik normal. &3. Kulit Kebersihan kulit $ukup, tidak ada hemangioma, tidak ada oedem, kulit teraba panas. &-. 3kstrimitas -1

3kstrimitas atas

; tak ada oedem, pergerakan normal, pada tangan kiri terpasang in#us sejak 8 september *44&, tak ada tanda F tanda #lebitis, akral hangat, lila R &$m.

3kstrimitas ba0ah &1. Denetalia Pul<a ;

tak ada oedem, pergerakan normal, akral hangat.

kebersihan $ukup, tidak tampak keluar sekret, tidak ada oedema maupun iritasi.

Anus ;

kebersihan $ukup, haemorroid tidak tampak.

3.1.3

Pemeriksaan Penunjang

3.&.3.& 9ata ?aboratorium & ?aboratorium 8 F ' *44& jam 43.34 "emeriksaan darah .B ?eukosyt @rombosyt " P Dlukosa darah a$ak 3lektrolit ; ; ; ; ; ; &*,44 gr / (" &&,- F &1,&! &' H &4'5? (" -,3 F &&,3! &(3 H &4'5? (&14 F 314! 4,31 (" 4,38 F 4,-*! *88 mJ5dl (I *44! Kalium R 3,,4 meJ5? (3,8 - 1! %atrium R &33 meJ5? (&31 - &--! ?" (lumbal pungsi! ; Keluarga menolak 0alaupun sudah

diberikan penjelasan tujuan dan prosedurnya. -,

3.1.

Data Lain @herapi yang diberikan ; 8-'-*44& ; Ampi$ilin 3H344 mg +P "ara$etamol 3H&44 mg ".O 9iaBepam *,( mg +P (bila kejang! +n#us 91 S S 144 $$5*- jam.

3.2

Analisa %an 'intesa Data @abel 3.& Analisa dan Sintesa 9ata "ada Kasus Kejang 9emam Kemungkinan "engelompokan data 9iagnosa5masalah "enyebab @anggal 8-'-*44& .ipertermia "otensial kejang jam &&.44 :+B S ; +bu mengatakan bah0a anaknya masih panas dan re0el minta menetek terus, sebelumnya anak tidak pernah sakit kejang. O ; keadaan $omposmentis @anda <ital ; S ; 38,*o % ; &3*H5mnt 77 ; 34H5mnt gangguan metabolisme otak "erubahan keseimbangan dari sel neuron di#usi ion kalium dan natrium ulang

%o &

-(

Kulit terasa panas, akral hangat, anak tampak re0el dan sedang menetek. Bibir tampak kering dan pe$ahpe$ah , turgor kulit $ukup. "emeriksaan laboratorium; .b ; &* gr / (% ; &&,--&1,&! ?eu$o$yt ; 'H&4'5? (% ; -,3-&&,3! @rombo$yt ; &(3H&4'5? (% ; &14-314! " P ; 4,31 (% ; 4,38-4,-*! Dlukosa darah a$ak ; *88 mJ5dl (% kurang dari *44! 3lektrolit ; Kalium ; 3,, meJ5? (% ; 3,8-1! %atrium ; &33 meJ5? (% ; &31-

?epas muatan listrik kejang

-8

&--! @anggal 8-'-*44& jam &&.44 :+B S ; +bu mengatakan porsi dari rumah sakit dihabiskan separuh, pasi (SD2 *! baru diberikan * sendok, lalu dimuntahkan, anak sering menetek, dan minum air putih A - ,H5&44$$ O ; turgor kulit $ukup, 0ajah dan telapak tangan tidak pu$at. Konjungti<a tidak anemis. BB ; ' kg (% ; && kg! Status giBi kurang

"roses penyakit (#aringitis! kesulitan dalam menelan asupan nutrisi berkurang

Dangguan pemenuhan nutrisi

?ila ; &- $m @anggal 8-'-*44& jam &&.44 :+B S . +bu bertanya mengapa bisa terjadi kejang

Kurangnya atau keterbatasan in#ormasi sering bertanya

Kurangnya pengetahuan

-'

padahal sebelumnya anak tidak pernah kejang dan panasnya belum turun setelah diberi obat penurun panas. O ; +bu tampak kha0atir dengan keadaan anaknya. +bu sering bertanya tentang keadan anaknya dan setiap tindakan yang akan dilakukan.

3.3

Diagn$sa Ke"era/atan 9ari analisa dan sintesa data di atas maka dapat diambil diagnosa kepera0atan sebagai berikut ;

3.3.& 3.3.*

"otensial terjadi kejang ulang berhubungan dengan hiperthermi Dangguan pemenuhan nutrisi berhubungan dengan nyeri saat menelan yang ditandai dengan porsi makan tidak dihabiskan, BB kurang dari normal, anak tidak mau "AS+.

14

3.3.3

Kurangnya pengetahuan berhubungan dengan keterbatasan in#ormasi yang ditandai dengan keluarga sering bertanya tentang penyakit anaknya.

3.

Peren0anaan @abel 3.& "eren$anaan "ada Kasus Kejang 9emam %o. & 7en$ana @anggal 8-'-*44& jam &&.34 :+B 9iagnosa 5 masalah ; potensial kejang berulang berhubungan dengan hiperthermi @ujuan ; kejang ulang tidak terjadi dalam 0aktu *H*- jam Kriteria ; @idak terjadi serangan ulang Suhu 3(,1o ! %adi (&44-&&4 H 5mnt! 77 (*--*8 H 5mnt! Kesadaran $omposmentis &. "roses pakaian, yang berikan menyerap kon<eksi akan tubuh normal (3,7asional

7en$ana ; &. ?onggarkan pakaian keringat 1& tipis

terhaalang oleh pakaian ketat dan tidak menyerap keringat *. "erpindahan panas se$ara

*. Berikan kompres dingin pada kepala dan ketiak 3. Berikan ekstra $airan (pasi, asi, sari buah, dan lain-lain! airan; &&14F&344 $$5*- Cam -. Obser<asi kejang dan tanda <ital tiap - jam

konduksi 3. Saat demam kebutuhan akan $airan meningkat -. "emantauan menentukan yang tindakan teratur yang tubuh semakin

akan dilakukan selanjutnya 1. Akti<itas dapat meningkatkan

1. Batasi akti<itas selama anak panas

metabolisme

sehingga

meningkatkan suhu tubuh ,. 2enurunkan panas pada pusat ,. Berikan anti piretika dan hipotalamus propilaksis dan sebagai

pengobatan sesuai ad<ise dokter Palium *,( mg +P (bila kejang! Ampi$illin 3 H 344 mg+P "ara$etamol 3 H &44 mg (per oral! (. Berikan health edu$ation kepada keluarga tentangpersonal hygene; membersihkan daerah bibir

(. 2enjaga

kebersihan

dan

kelembaban bibir

dengan air hangat * H5hari dan

1*

mengolesi bibir dengan madu @anggal 8-'-*44& jam &&.&4 :+B 9iagnosa 5 masalah ; Dangguan pemenuhan nutrisi berhubungan dengan nyeri saat menelan @ujuan ; nutrisi terpenuhi dalam *H*jam Kriteria ; porsi makan yang disediakan dihabiskan anak mau minum pasi BB anak meningkat turgor kulit baik, konjungti<a tidak anemis 7en$ana ; &. Beri penjelasan pada keluarga tentang penyebab gangguan &. 9engan pemberian penjelasan keluarga diharapkan mengerti, dan dapat mendukung program pera0atan yang diberikan

pemenuhan nutrisi, pentingmya nutrisi bagi tubuh dan $ara

mengatasinya *. Berikan health edu$ational kepada

*. 8ntuk mengurangi nyeri saat menelan dan untuk men$ukupi

13

keluarga tentang ; berikan makanan pada anak dengan porsi ke$il dan

kebutuhan nutrisi

#rekuensinya sering berikan pasi ditambah #ungsi dependen

dengan madu se$ara bertahap 3. Sebagai 3. Kolaborasi dengan tim giBi untuk pemberian diit ; @K@" '44 kalori, *4 gr protein "AS+ , H &44 $$ -. Obser<asi intake dan output -. 2engetahui

pera0at5bidan dengan ahli lain.

keseimbangan

jumlah nutrisi tubuh. 1. deteksi perubahan BB sebagai

1. ?akukan penimbangan BB tiap hari 3 @anggal 8-'-*44& jam &&.34 :+B 2asalah ; kurangnya pengetahuan keluarga tentang penyakit

e<aluasi pemberian diit

berhubungan dengan keterbatasan in#ormasi @ujuan ; pengetahuan keluarga

bertambah tentang penyakit anaknya 1-

dalam *- jam Kriteria ; keluarga tidak sering bertanya tentang penyakit anaknya keluarga mampu diikutsertakan dalam proses pera0atan keluarga mentaati setiap proses pera0atan 7en$ana ; &. Kaji keluarga tingkat pengetahuan &. 2engetahui pengetahuan keluarga sejauh yang dan mana dimiliki kebenaran

in#ormasi yang didapat *. *. Beri penjelasan tentang penyakit yang diderita anak dan semua prosedur pera0atan yang akan dilakukan Agar keluarga dapat

menerima in#ormasi dengan mudah dan tepat sehingga tidak timbul kesalahpahaman sehingga kooperati# 3. Sebagai upaya alih in#ormasi dan mendidik keluarga agar mandiri dalam mengatasi keluarga lebih

3. Berikan health edu$ation $ara menolong anak kejang dan

men$egah kejang ;

masalah kesehatan

11

jangan panik saat kejang baringkan anak di tempat rata dan lembut

kepala dimiringkan pasang gagang sendok di mulut yang telah dibungkus kain bersih

setelah kejang berhenti dan anak sadar segera

minumkan obat dan tunggu sampai keadaan tenang jika suhu tinggi, lakukan kompres dingin dan beri minum banyak segera ba0a ke 7S bila kejang lama -. Berikan helath edu$ation agar selalu sedia obat penurun panas (sesuai dengan anjuran dokter! bila anak panas segera ba0a 7S bila suhu belum turun *- jam berikutnya 1. Sebagai upaya pre<enti# -. 2en$egah peningkatan suhu lebih tinggi dan serangan kejang ulang

1,

1. Cika anak sembuh, jaga agar tidak terkena penyakit in#eksi dengan menghindari penderita penyakit menular sehingga tidak ,. agar pada bah0a mendapat sehingga

serangan kejang ulang

men$etuskan kenaikan suhu ,. Beritahu memberikan petugas anaknya serangan keluarga in#ormasi imunisasi pernah kejang

+munisasi memberikan yang dapat reaksi

pertusis panas

menyebabkan

kejang ulang

pemberian imunisasi 9"@ tidak diberikan pertusis, hanya 9@ saja

1(

1(

3.1 "elaksanaan @abel 3.3 "elaksanaan "ada Kasus Kejang 9emam @anggal 5 Cam "elaksanaan

18

@anggal 8-'-*44&

9iagnosa ; potensial terjadi kejang ulang berhubungan dengan hiperthermi

Cam &&.34 :+B

&.

2elonggarkan pakaian tipis

pakaian, yang

berikan mudah

menyerap keringat Cam &&.3& :+B *. 2emberikan kompres dingin pada kepala dan ketiak Cam &&.3* :+B 3. 2emberikan ekstra $airan ; in#us ; 91 SS . 144 $$5*- jam,AS+ minum pasi ; anak menolak

(dimuntahkan! Cam &&.31 :+B -. 2engobser<asi kejang dan tanda <ital tiap - jam % ; &3*H5mnt @aHila ; 38,*o Cam &&.-4 :+B 1. 2embatasi akti<itas selama anak panas. @erapi ; bed rest Cam 4(.44 :+B Cam &1.44 :+B Cam *3.44 :+B ,. 2emberikan antipiretika dan 77 ; 34H5mnt

pengobatan sesuai ad<ise ; @erapi ; Palium *,( mg +P (bila kejang! 1' Ampi$illin 3H344 mg+P "ara$etamol 3H&44 mg (per

@anggal 8 September *44&

2asalah ; Kurangnya pengetahuan keluarga berhubungan in#ormasi. tentang dengan penyakit keterbatasan

Cam &&.11 :+B

&.

2engkaji keluarga.

tingkat

pengetahuan

Cam &*.44 :+B

*.

2emberikan

penjelasan

tentang

penyakit yang diderita anak dan semua prosedur pera0atan yang akan dilakukan Cam &*.41 :+B 3. 2emberikan health edu$ation $ara menolong anak kejang dan

men$egah kejang ; &. Cangan panik saat kejang *. Baringkan anak di tempat rata dan lembut. 3. Kepala dimiringkan. -. "asang batang sendok di mulut yang bersih. 1. Setelah kejang berhenti dan anak sadar segera minumkan telah dibungkus kain

,4

obat

dan

tunggu

sampai

keadaan tenang. ,. Cika suhu tinggi, lakukan

kompres dingin dan beri minum banyak. (. Segera ba0a ke 7S bila anak kejang. Cam &*.&4 :+B -. 2emberikan health edu$ation agar selalu sedia obat penurun panas (sesuai dengan ad<is! bila anak panas, segera ba0a ke 7S bila suhu belum turun *- jam berikutnya. Cam &*.&1 :+B 1. Cika anak sembuh, jaga agar tidak terkena penyakit in#eksi dengan menghindari penderita penyakit

menular sehingga tidak men$etuskan kenaikan suhu. Cam &*.*4 :+B ,. 2emberitahukan keluarga agar

memberikan in#ormasi pada petugas imunisasi bah0a anaknya pernah mendapat pemberian kejang imunisasi sehingga 9"@ tidak

,&

diberikan pertusis, hanya 9@ saja.

3., 3<aluasi dan atatatan "erkembangan &. 9iagnosa 5 masalah ; potensial terjadi kejang berulang berhubungan dengan hiperthermi atatan "erkembangan @anggal '-'-*44& jam 4'.44 :+B S ; +bu mengatakan kalau anaknya tidak mengalami kejang ulang dan badannya masih panas, anak masih re0el, ibu sudah membersihkan bibir anaknya dan mengolesi dengan madu. O ; Kejang ulang tidak terjadi, badan teraba panas akral hangat, turgor kulit baik, anak tampak re0el, kelembaban bibir $ukup, bibir tampak bersih. Kesadaran ; omposmentis @anda-tanda <ital ; S ; 38o % ; &*8 H5mnt 77 ; *8 H5mnt

A ; @ujuan belum berhasil " ; 7en$ana dipertahankan &. ?onggarkan pakaian, berikan pakaian tipis yang mudah menyerap keringat *. Berikan kompres dingin pada kepala dan ketiak 3. Berikan ekstra $airan +n#us ; 91 S S 144$$ 5 *- jam, AS+, "AS+ ; , H &44$$ -. Obser<asi tanda-tanda <ital tiap - jam ,*

1. Batasi akti<itas selama anak panas ,. Berikan pengobatan sesuai dengan ad<is dokter. @erapi ; Palium *,( mg+P (bila kejang! Ampi$ilin 3 H 344 mg+P "ara$etamol 3 H &44 mg per oral 3<aluasi @anggal &4-'-*44& jam &&.44 :+B S ; +bu mengatakan kalau anaknya tidak mengalami kejang ulang, badannya tidak panas lagi, anak tidak re0el dan bisa tidur nyenyak, anak kembali $eria lagi. O ; Kejang ulang tidak terjadi kulit tidak teraba panas, turgor kulit baik anak tampak $eria, in#us dilepas sejak jam 4'.44 :+B Kesadaran ; omposmentis @anda-tanda <ital ; S ; 3(,*o % ; &44 H5mnt 77 ; *1 H5mnt

A ; @ujuan berhasil " ; 7en$ana dihentikan *. 9iagnosa 5 masalah ; gangguan pemenuhan nutrisi berhubungan dengan nyeri saat menelan atatan "erkembangan @anggal '-'-*44& jam &4.44 :+B

,3

S ; +bu mengatakan porsi makan yang disediakan dimakan separuh, anak mau minum "AS+ * - 3 H &44$$ O ; BB ; ' kg, turgor kulit baik, akral tidak pu$at, konjungti<a tidak anemi, "AS+ yang diberikan diminum * F 3 H &44$$ A ; @ujuan berhasil sebagian " ; 7en$ana no. - dan 1 dipertahankan -. Obserasi intake dan output 1. ?akukan penimbangan BB tiap hari 3<aluasi @anggal &4-'-*44& jam &&.&4 :+B S ; +bu mengatakan na#su makan anak bertambah, porsi makan yang disediakan habis,, "AS+ yang diberikan diminum 1 F , H &44$$ O ; BB ; ' kg, turgor lebih baik, akral tidak pu$at, $onjungti<a tidak anemis, anak masih menetek, anak tampak $eria kembali A ; @ujuan berhasil sebagian " ; 7en$ana no. - dan 1 dipertahankan -. Obserasi intake dan output 1. ?akukan penimbangan BB tiap hari

atatan "erkembangan @anggal &&-'-*44& jam 48.44 :+B

,-

S ; +bu mengatakan na#su makan anak bertambah, porsi makan yang disediakan habis "AS+ yang diberikan diminum 1 F , H &44 $$. O ; BB ; ' kg, turgor kurang baik, akral tidak pu$at, $onjungti<a tidak anemis, anak masih menetek, anak tampak $eria dan bisa diajak ber$anda A ; @ujuan berhasil sebagian " ; 7en$ana hari ini pulang

3. 9iagnosa 5 masalah ; kurangnya pengetahuan keluarga tentang penyakit berhubungan dengan keterbatasan in#ormasi 3<aluasi @anggal 8-'-*44& jam &*.34 :+B S ; +bu mengatakan sudah mengerti tentang penyakit anaknya dan $ara pen$egahannya. O ; +bu 5 keluarga dapat mengulang kembali penjelasan yang diberikan Keluarga mau dan mampu diikutsertakan dalam proses pera0atan, Keluarga tidak sering bertanya lagi tentang penyakit anaknya, Keluarga mentaati setiap proses pera0atan A ; @ujuan berhasil " ; 7en$ana dihentikan

,1

BAB PEMBAHA'AN

Setelah penulis melaksanakan asuhan kepera0atan pada kasus ini dengan menggunakan proses pera0atan dan setelah melihat kembali mengenai tinjauan pustaka baik pada konsep dasar, maupun asuhan pera0atan, maka didapatkan beberapa kesenjangan dan kesamaan antara teori dan kenyataan di lapangan, yaitu ; .1. Pengkajian

,,

"ada tahap ini telah ditemukan adanya kesamaan yaitu dalam tinjauan pustaka disebutkan bah0a penyebab terjadinya kejang demam adalah in#eksi luar susunan sara# pusat, misalnya; tonsilitis, O2A, bronkitis, #aringitis, dan lainlain. Kenyataannya berdasarkan hasil pemeriksaan #isik ditemukan adanya in#eksi (#aringitis!. 7i0ayat penyakit sekarang (kejang demam! sesuai dengan kriteria ?i<ingstone, yaitu; umur anak ketika kejang antara , bulan sampai tahun, kejang berlangsung tidak lebih dari &1 menit, kejang bersi#at umum, kejang timbul dalam &, jam pertama timbulnya demam, tidak ada kelainan neurologis. 9itemukan kesenjangan yaitu dalam tinjauan pustaka ditemukan adanya ri0ayat penyakit kejang dalam keluarga. Kenyataannya di lapangan tidak ditemukan ri0ayat penyakit kejang dalam keluarga.

.2

Analisa %an 'intesa Data "ada tahap ini dalam kasus nyata ditemukan satu diagnosa dan dua masalah sedangkan pada tinjauan pustaka terdapat dua diagnosa dan dua masalah.

.3

Diagn$sa . Masalah Ke"era/atan "ada tinjauan pustaka disebutkan bah0a masalah yang mungkin timbul pada kasus kejang demam adalah ;

-.3.&

"otensial terjadi kejang ulang berhubungan dengan hiperthermi. "ada pasien ini tidak lagi terjadi serangan ulang selama di 7S meskipun tanggal ' September *44& jam 4'.44 :+B suhu tubuh masih 38,*L .

,(

-.3.*

"otensial terjadinya trauma #isik berhubungan dengan kurangnya koordinasi otot. "ada pasien hal ini tidak terjadi, karena kejangnya berlangsung hanya sebentar, kurang dari &1 menit, dan tidak terjadi serangan ulang.

-.3.3

Dangguan rasa nyaman berhubungan dengan dengan hiperthermi. "ada pasien ini terjadi gangguan rasa nyaman (tidur5istirahat! berhubungan dengan hiperthermi. .al ini terjadi akibat dari proses in#eksi yang mengakibatkan suhu panas sehingga pasien menjadi re0el5gangguan pola tidur dan istirahat. 2asalah ini tidak diangkat oleh penulis karena $riteria hasilnya sama dengan diagnosa pertama yaitu bila suhu tubuh menurun maka tidak terjadi kejang ulang dan masalah gangguan rasa nyaman sudah terpenuhi.

-.3.-

Kurangnya in#ormasi.

pengetahuan

keluarga

berhubungan

dengan

keterbatasan

"ada keluarga hal ini terjadi karena dalam keluarga tidak ada yang pernah menderita kejang. Sehingga keluarga menjadi kha0atir tentang keadaan anaknya maka timbul berbagai pertanyaan dari keluarga. "ada kenyataanya mun$ul diagnosa5masalah baru pada pasien, yaitu gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi berhubungan dengan nyeri saat menelan. .al ini terjadi karena adanya in#eksi, yaitu #aringitis.

,8

Peren0anaan "ada tahap ini tidak ditemukan adanya kesenjangn antara tinjauan pustaka dengan tinjauan kasus. Karena mun$ul diagnosa5masalah baru pada pasien maka mun$ul peren$anaan baru pada tinjauan kasus yang tidak didapatkan pada tinjauan pustaka.

.#

Pelaksanaan "ada tahap ini tidak ditemukan adanya kesenjangan antara tinjauan pustaka dengan tinjauan kasus. 2un$ul pelaksanaan baru sesuai dengan ren$ana pada kasus yang telah ditemukan di lapangan yang tidak ada dalam tinjauan pustaka.

.)

E1aluasi "ada tahap ini ditemukan adanya kesenjangan dimana pada tinjauan pustaka e<aluasi tidak ditulis berdasarkan SOA", sedang pada tinjauan kasus ditulis menggunakan SOA".

,'

BAB # ',MPULAN DAN 'A3AN

#.1

'im"ulan Setelah dilakukan asuhan kepera0atan pada Anak =A> didapatkan kesimpulan sebagai berikut;

1.&.&

"engkajian

(4

"engkajian terpenting dari kejang demam adalah melakukan anamnese selengkap mungkin serta pemeriksaan #isik untuk menetukan penyebab kejang terjadi. Apabila dari anamnese dan pemeriksaan #isik masih sulit menentukan penyebab kejang demam maka dilakukan pemeriksaan penunjang. 1.&.* Analisa dan Sintesa 9ata "ada tahap analisa data dan sintesa data dalam kasus nyata penulis hanya menemukan satu diagnosa dan dua masalah. 1.&.3 9iagnosa 5 2asalah Kepera0atan 2asalah5diagnosa kepera0atan yang mun$ul akibat dari kejang demam adalah potensial terjadinya kejang ulang berhubungan dengan hiperthermi, gangguan pemenuhan nutrisi berhubungan dengan nyeri saat menelan, kurangnya pengetahuan keluarga tentang penyakit berhubungan dengan keterbatasan in#ormasi . 1.&."eren$anaan "ada tahap peren$anaan dalam kasus nyata ada beberapa langkah tindakan yang ditambahkan penulis selain yang terdapat dalam tinjauan pustaka sesuai kebutuhan klien saat itu. 1.&.1 "elaksanaan "ada tahap pelaksanaan dalam kasus nyata toidak menemui kesulitan karena sikap keluarga yang kooperati# dan sarana dan prasarana yang memadai. 1.&., 3<aluasi (&

3<aluasi merupakan kun$i keberhasilan dari proses kepera0atan, terdiri atas tinjauan laporan pasien dan pengkajian kembali keadaan pasien. 9engan e<aluasi akan membantu pera0at dalam memenuhi kebutuhan pasien yang dapat berubah-ubah.

#.2 1.*.&

'aran Bagi "era0at atau Bidan Karena kejang demam merupakan kasus ga0at darurat pada anak dan sering ditemukan dalam praktek maka perlu mengembangkan kemampuan diri, baik melalui intitusi maupun non intitusi untuk meningkatkan ketrampilan dan pengetahuan. 9an hendaknya selalu berupaya memberikan asuhan

kepera0atan yang bermutu dengan memperhatikan pribadi indi<idu yang unik, dimana aspek bio psiko sosial dan spiritual terintegrasi se$ar utuh.

1.*.*

Bagi +nstitusi Karya tulis ini sebagai a$uan untuk penulisan karya tulis yang akan datang sebagai pembanding terhadap perubahan F perubahan yang akan datang.

(*

DA4TA3 PU'TAKA

?umbantobing S2, &'8', Penatalaksanaan Mutakhir Kejang Pada Anak, Daya Baru, Cakarta ?ynda Cuall , &''', Rencana Asuhan dan Dokumentasi Keperawatan, "enerjemah 2oni$a 3ster, 3D , Cakarta 2arilyn 3. 9oenges, &''', Rencana Asuhan Keperawatan, "enerjemah Kariasa + 2ade, 3D , Cakarta

(3

2atondang, orry S, *444, Diagnosis Fisis Pada Anak, 3disi ke *, "@. Sagung Seto; Cakarta. %gastiyah, &''(, Perawatan Anak Sakit, 3D , Cakarta 7endle Cohn, &''-, Ikhtisar Penyakit Anak, 3disi ke ,, Binapura Aksara, Cakarta. Santosa %+, &'8', Perawatan I Dasar!Dasar Keperawatan", 9epkes 7+, Cakarta. Santosa %+, &''3, Asuhan Kesehatan Dalam Konteks Keluarga, 9epkes 7+, Cakarta. Soetjiningsih, &''1, #um$uh Kem$ang Anak, 3D , Cakarta Suharso 9arto, &''-, Pedoman Diagnosis dan #erapi, 6.K. 8ni<ersitas Airlangga, Surabaya. Sumijati 2.3, dkk, *444, Asuhan Keperawatan Pada Kasus Penyakit %ang &a'im #erjadi Pada Anak, "37KA%+ ; Surabaya. :ahidiyat +skandar, &'81, Ilmu Kesehatan Anak, 3disi *, +n#o 2edika, Cakarta.

(-

You might also like