You are on page 1of 15

DAFTAR ISI

Daftar Isi Bab I : Dasar Teori Bab II : Hasil Percobaan dan Jawaban Pertanyaan Bab III : Pembahasan Bab IV : Kesimpulan Daftar Pustaka

......................................................................... .........................................................................

1 2

......................................................................... ......................................................................... ......................................................................... .........................................................................

7 13 15 16

BAB I LANDASAN TEORI

A. Definisi Oklusi Oklusi adalah perubahan hubungan permukaan gigi geligi pada Maksila dan mandibula, yang terjadi selama pergerakan Mandibula dan berakhir dengan kontak penuh dari gigi geligi pada kedua rahang. Oklusi terjadi karena adanya interaksi antara Dental system, Secara teoritis, oklusi didefinisikan sebagai kontak antara gigi-geligi yang saling berhadapan secara langsung (tanpa perantara) dalam suatu hubungan biologis yang dinamis antara semua komponen sistem stomatognatik terhadap permukaan gigi-geligi yang berkontak dalam keadaan berfungsi. Sistem mastikasi berfungsi antara lain dalam menyelenggarakan oklusi dan artikulasi agar gigi-gigi dapat melakukan proses pemotongan, pengunyahan dan proses menelan oleh karena kerja yang terkoordinasi antara sistem saraf, otot-otot kunyah rahang atas dan bawah, jaringan lunak rongga mujlut dan bibir serta gigi-gigi. Oklusi antara gigi-gigi rahang atas dan bawah dapat terjadi oleh karena aktifitas otot-otot kunyah. Semua otot-otot mastikasi atau kunyah berfungsi pada semua pergerakan mandibula, baik untuk fase kontraksi maupun relaksasi. Adapun otot-otot yang berperan di dalam proses mastikasi adalah : M. Temporalis (elevator), M. Masseter (elevator), M. Disgastric (ant.Belly) (depressor), M. Pterygoideus Eksternus (depressor), M Pterygoedeus Internus (elevator), M. Mylohyoideus (depressor), M. Geniohyoid (depressor).

Adanya otot-otot mastikasi tersebut yang di dalam kerjanya yang kompleks akan menyebabkan timbulnya daya tarikan pada rahang atas maupun bawah, sehingga pada kasus-kasus trauma yang menyebebkan terjadinya fraktur di daerah sepertiga wajah maupun mandibula, maka dengan segera akan terjadi tarikan pada fragmen-fragmenyang mengalami fraktur, sehingga maloklusi dapat terjadi. Beberapa otot yang dalam kerjanya dapat menimbulkan daya tarikan pada mandibula dan maksila adalah : M. Maseter, M. Temporalis, M Pterygoideus eksternus, M. Pterygoideus internus, M. Genioglossus, M. Geneiohyoid, M. Mylohioid dan M. Digastricus.

Beberapa jenis otot yang dalam kerjanya akan menyebabkan tarikan-tarikan di beberapa daerah di rahang adalah : M. Stylopharyngeus, M Constrictor Pharyngis Superior, Ligamentum Stylohyoid, M. Glassopharyngeus, M. Hyoglossus, M. Genioglossus, M. Longitudinal inferior dan M. Geniohyoid. Beberapa jenis otot yang dalam bekerjanya akan menyebabkan tarikan di beberapa daerah rahang : M. Pterygoedeus eksternus, M. Masseter, M. Pterygoedeus Internus, M. Mylohyoid dan M. Geniohyoid.

B. Konsep Dasar Oklusi Oklusi Seimbang (Balanced Occlusion). Oklusi dikatakan seimbang bila tarikan otot-otot pengunyahan antara kanan dan kiri seimbang. Pada pembuatan gigi tiruan, bila tarikan otot tidak seimbang maka gigi tiruan sulit stabil di dalam mulut Oklusi morfologis (Morfologic Occlusion). Dinilai dari segi morfologis, ada rumus baku untuk menilai idealnya gigi yang berkontak dalam keadaan diam. Oklusi dinamis (Dinamic/Indifidual/Functional Occlusion). Nah ini gabungan, selain dari gigi, juga peran serta otot, saraf dan sendi rahang ikut menciptakan pengunyahan yang sempurna.

C. Oklusi Gigi-Geligi Oklusi ideal merupakan suatu konsep teoritis oklusi yang sukar atau bahkan tidak mungkin terjadi pada manusia. Oklusi fungsional adalah gerakan fungsional dari mandibula sehingga menyebabkan kontak antar gigi geligi. Oklusi sentrik (normal) adalah suatu hubungan yang dapat diterima oleh gigi geligi pada rahang yang sama dan rahang yang berlawanan secara seimbang, apabila gigi geligi dikontakkan dan condylus berada dalam fossa glenoidea. Oklusi gigi-gigi secara normal dapat dikelompokkan dalam 2 jenis: 1. Oklusi statik merupakan hubungan gigi geligi rahang atas (RA) dan rahang bawah (RB) dalam keadaan tertutup atau hubungan daerah kunyah gigi-geligi dalam keadaan tidak berfungsi (statik). Sedang pada hubungan gigi anterior dapat ditentukan jarak gigit (overjet) dan tinggi gigit (overbite) dalam satuan milimeter (mm). Jarak gigit (overjet) adalah jarak horizontal antara incisal edge gigi incisivus RA terhadap bidang labial gigi insisivus pertama RB. Dan tinggi gigit (overbite) adalah jarak vertikal antara incisal edge RB sampai incisal edge RA. 2. Oklusi dinamik merupakan hubungan antara gigi geligi RA dan RB pada saat seseorang melakukan gerakan mandibula ke arah samping (lateral) ataupun kedepan (antero-posterior). Pada oklusi statik, hubungan cusp fungsional gigi geligi posterior (premolar) berada pada posisi cusp to marginal ridge dan cusp fungsional gigi molar pada posisi cusp to fossa. Oklusi dinamik timbul akibat gerakan mandibula ke lateral, kedepan (anterior) dan kebelakang (posterior). Oklusi yang terjadi karena pergerakan mandibula ini sering disebut artikulasi. Pada gerakan ke lateral akan ditemukan sisi kerja (working side) yang ditunjukan dengan adanya kontak antara cusp bukal RA dan cusp molar RB; dan sisi keseimbangan (balancing side). Working side dalam oklusi dinamik digunakan sebagai panduan oklusi (oklusal guidance), bukan pada balancing side. Kontak gigi geligi karena gerakan mandibula dapat diklasifikasikan sebagai berikut : 1. Intercupal Contact Position (ICP) adalah kontak maksimal antara gigi-geligi dengan antagonisnya. 2. Retruded Contract Position (RCP) adalah kontak maksimal gigi-geligi pada saat mandibula bergerak lebih ke posterior dari ICP, namun RB masih mampu bergerak secara terbatas ke lateral. 3. Protrusif Contact Position (PCP) adalah kontak gigi geligi anterior pada saat RB digerakkan ke anterior. 4

4. Working Side Contact Position (WSCP) adalah kontak gigi geligi pada saat RB digerakan ke lateral. Selain klasifikasi diatas, secara umum pola oklusi akibat gerakan RB dapat diklasifikasikan sebagai berikut : 1. Bilateral balanced occlusion bila gigi geligi posterior pada kerja dan sisi keseimbangn, keduanya dalam keadaan kontak. 2. Unilateral balanced occlusion bila gigi geligi posterior pada sisi kerja kontak dan sisi keseimbangan tidak kontak. 3. Mutually protected occlusion dijumpai kontak ringan pada gigi geligi anterior, sedang pada gigi posterior tidak kontak. 4. Tidak dapat ditetapkan bila tidak dapat dikelompokkan dalam klasifikasi diatas (Hamzah, Zahreni; dkk).
Relasi sentrik diartikan secara berbeda-beda dalam penerapannya pada pengembangan restorasi dental. Tetapi untuk meningkatkan komunikasi antar bidang kedokteran gigi perlu digunakan satu definisi yang sama. Beberapa penulis menganggap bahwa relasi sentrik adalah posisi muskular yang paling sering digunakan dalam fungsi gigit. Kedudukan ini didefinisikan sebagai posisi yang dicapai setelah mandibula bergerak menutup secara relaks dari posisi istirahat, dan biasanya bertepatan dengan posisi interkuspal (atau hubungan gigi-geligi) pada geligi asli. Posisi mandibula paling mundur terhadap maksila pada dimensi vertikal yang telah ditetapkan . (Zarb, George, et all,2002)

BAB II HASIL PERCOBAAN DAN JAWABAN PERTANYAAN

Data orang ke-1 Nama : Halimatus Sadiyah Jenis kelamin : Perempuan Data orang ke-2 Nama : Haris Mega Prasetyo Jenis kelamin : Laki-laki Data orang ke-3 Nama : Varina Zata Jenis kelamin : Perempuan Data orang ke-4 Nama : Prima D Jenis kelamin : Lai-laki 2.3.1 Pemulihan Sempurna dari Kelahan Otot Kekuatan Kontraksi Awal (mm) 30 25 30 35

Orang Ke-1 Ke-2

Parameter Tangan Kiri Tangan Kanan Tangan Kiri Tangan Kanan

Kelelahan (detik) 87 69 247 331

Jumlah Kontraksi 38 28 104 141

Dari data diatas didapatkan hasil: 1. Kelelahan terjadi karena otot tidak mampu lagi berkontraksi sebab kontraksi yang kuat dan lama dapat mengakibatkan kekurangan energi.

2. Perbedaan kelelahan pada tangan kanan dan kiri berbeda disebabkan oleh kebiasaan kontraksi dengan menggunakan satu tangan. 3. Perbedaan jenis kelamin juga mempengaruhi massa otot sehingga laki-laki kontraksinya lebih kuat dan tahan lama.

2.3.2 Perubahan Peredaran Darah Pada Kelelahan Otot Kekuatan Kontraksi Awal (mm) 35 35 35 35

Orang Ke-1

Parameter

Kelelahan (detik) 88 76 113 101

Jumlah Kontraksi 35 32 45 42

Tangan Kiri Tangan Kanan Ke-2 Tangan Kiri Tangan Kanan Dari data diatas didapatkan hasil:

1. Tangan kanan lebih cepat lelah dibandingkan tangan kiri. Hal ini disebabkan karena tangan di tangan kiri terdapat percabangan aorta yang lebih deras mengedarkan darah karena lebih dekat dengan posisi jantung. 2. Perbedaan antara orang pertama dan kedua disebabkan karena laki-laki mengalirkan darah lebih kencang dibandingkan perempuan sehingga ketahanan kontraksi ototnya lebih tahan lama.

2.3.3 Pemulihan Sempurna dari Kelelahan Otot Kekuatan Kontraksi Awal (mm) 35 35 35 35

Orang Ke-1 Ke-2

Parameter Tangan Kiri Tangan Kanan Tangan Kiri Tangan Kanan

Kelelahan (detik) 102 148 108 105

Jumlah Kontraksi 42 63 48 43

Dari data diatas didapatkan hasil: 1. Pemijatan pada otot digunakan untuk mempercepat sirkulasi darah agar metabolisme berjalan lebih lancar. 2. Istirahat berfungsi untuk memperbaiki sirkulasi darah. 3. Setelah pemijatan kontraksi yang terjadi lebih banyak. 4. Hal tersebut terjadi karena saat pemijatan sirkulasi darah ditekan dan berjalan lebih lancar sehingga energi yang didapatkan lebih banyak. 5. Kelelahan otot timbul lebih lama apabila ada istirahat dan/atau pijatan. 6. Pemijatan dan istirahat dapar memperlancar sirkulasi darah sehingga pasokan energi yang dihasilkan lebih lama.

2.3.4 Pengaruh Rasa Sakit Karena Kekurangan Oksigen 7

Orang Ke-1 Orang Ke-2 Waktu Suhu Suhu (detik) Warna Keringat Perasaan Warna Keringat Perasaan (C) (C) 0 3 1 3 3 1 3 3 3 1 3 3 1 3 6 3 1 3 3 1 2 9 2 1 2 2 1 2 12 2 1 2 2 1 2 15 2 1 2 2 1 2 18 2 1 2 2 1 2 21 2 1 2 2 1 1 24 1 1 2 2 1 1 27 1 1 2 1 1 1 30 1 1 1 1 1 1
3.5 3 2.5 2 1.5 1 0.5 0 0 3 6 9 12 15 18 21 24 27 30

Petunjuk : Warna 1. Normal 2. Agak merah 3. Sangat merah Perasaan 1. Normal 2. Agak nyeri 3. Sangat nyeri Keringat 1. Normal 2. Agak basah 3. Sangat basah

Warna Orang ke-1 Keringat Orang ke-1 Perasaan Orang ke-1 Warna Orang ke-2 Keringat Orang ke-2 Perasaan Orang ke-2

2.3.10 Pengaruh Kerja dan Kekuatan pada Kelelahan Telapak dan Jari Tangan Orang Ke-3 Ke-4 Tangan Kanan Waktu Jumlah Gerakan 46 24 92 47 Tangan Kiri Waktu Jumlah Gerakan 38 20 168 35

2.3.6 Pengaruh Kelelahan Pada Kecepatan dan Ketrampilam Halus Waktu Mengauntai 25 Manik Pertama 106 82 Gerakan Bawa Dumbell Waktu (detik) 59 244 Jumlah 56 200 Waktu Mengauntai 25 Manik Berukutnya 104 73 8

Orang Ke-3 Ke-4

Catatan: Kedua orang coba merasakan lelah dan nyeri pada bagian lengan bawah dan telapak tangan.

3.3.7 Pengaruh Kelelahan Pada Ketelitian Kerja Jumlah Manik Pada 10 Menit Pertama 120 160 Gerakan Bawa Dumbell Waktu (detik) 78 220 Jumlah 81 200 Jumlah Manik Pada 10 Menit Berukutnya 115 165

Orang Ke-3 Ke-4

Catatan: Kedua orang coba merasakan lelah dan nyeri pada bagian lengan bawah dan telapak tangan. 2.3.8 Pemulihan Pemulihan Otot pada Beberapa posisi Tubuh 2.3.8.1 Kepala dan Leher No 1 2 3 4 Parameter Kepala menunduk (anterior fleksi) Kepala miring ke samping (lateral fleksi) Kepala memaling ke samping (rotasi) Kepala menengadah (eksternsi) Kelelahan (detik) 21 24 20 10 Akibat yang Dirasakan Sakit, nyeri dan lelah

2.3.8.2 Bahu No 1 2 Parameter Bahu maksimal dengan tangan teruntai ke bawah Bahu diangkat dengan lengan atas sebidang Kelelahan (detik) 21 Panas, nyeri dan lelah 18 Akibat yang Dirasakan

2.3.8.2 Punggung No 1 2 Parameter Badan dan kepala digerakan ke depan (kaki tegak lurus lantai membentuk sudut 135) Gerakan mengangkat lengan atas sebidang dengan bahu Kelelahan (detik) 107 26,5 Akibat yang Dirasakan Berkeringat, nafas terengah-engah, nyeri dan lelah

2.3.9 Pengaruh Kelelahan pada Beberapa Posisi Tangan Kecepatan 2 detik per gerakan No 1 Parameter Tangan Kanan Tangan Kiri Gerakan Gerakan tangan maksimal dari samping ke belakang (gerak horizontal 90) Kelelahan (detik) 48 40 Jumlah Kontraksi 24 20 9

2 3 4 5

Tangan Kanan Tangan Kiri Tangan Kanan Tangan Kiri Tangan Kanan Tangan Kiri Tangan Kanan Tangan Kiri

Gerakan tangan maksimal dari samping ke depan (gerak horizontal 90) Gerakan tangan maksimal dari samping ke atas (gerak vertikal 180) Gerakan tangan maksimal dari samping ke bawah (gerak vertikal 180) Lengan bawah (ke atas dan ke bawah)

52 46 56 50 64 46 240 192

26 23 28 25 32 23 120 96

PERTANYAAN 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Bagaimana pengaruh kelelahan pada ketelitian? Jelaskan mekanismenya! Bagaimana pengaruh kelelahan pada kecepatan dan ketrmpilan kerja? Jelaskan mekamismenya! Bagaimana pengaruh istirahat pada kelelahan? Jelaskan mekanismenya! Bagaimana pengaruh infra red pada kelelahan? Jelaskan mekanismenya! Bagaimana pengaruh pemijatan pada kelelahan? Jelaskan mekanismenya! Bagaimana pengaruh dingin pada kelelahan? Jelaskan mekanismenya! Bagaimana pengaruh panas pada kelelahan? Jelaskan mekanismenya! Apakah posisi tubuh berpengaruh terhadap kecepatan timbulnya lelah? Mengapa, jelaskan dan uraikan apa yang dapat dilakukan agar dokter gigi dapat mengurangi keletihan kerja?

JAWABAN 1. Kelelahan otot dapat menyebabkan rasa lelah dan nyeri pada bagian lengan bawah dan telapak tangan sehingga ketelitian kerja terganggu atau menurun. Emosi juga meningkat dikarenakan rasa nyeri. Hal tersebut menyebabkan konsentrasi juga menurun. 2. Kelelahan otot dapat menyebabkan rasa lelah dan nyeri pada bagian lengan bawah dan telapak tangan sehingga kecepatan dan ketrmpilan kerja menurun. Emosi juga meningkat dikarenakan rasa nyeri. Hal tersebut menyebabkan kecepatan semakin menurun dan ketrampilan tidak terkordinasi dengan baik. Dari sisi peningkatan emosi akibat rasa nyeri tersebut juga menurunkan ketrampilan kerja.Jadi pengaruh kelelahan otot terhadap ketelitian kerja (pada nomer satu) dan ketrampilan kerja mekanismenya serupa. 3. Istirahat otot dapat memulihkan sirkulasi darah menjadi normal sehingga oksigen dapat diberikan pada proses metabolisme karbohidrat sehingga proses metabolisme berjalan dengan normal kembali dan energi dalam bentuk ATP dapat dihasilkan secara optimal. 4. Pemberian infra red menimbulkan panas pada permukaan yang disinari. Pemberian panas ini mengakibatkan pembuluh kapiler membesar dan meningkatkan temperatur kulit sehingga sirkulasi darah dapat diperbaiki. 5. Proses pemijatan atau penekanan pada otot dengan arah yang teratur mampu mengendurkan dan meregangkan otot dan jaringan-jaringan lunak dalam tubuh, sehingga mengurangi ketegangan otot. Efek yang ditimbulkan pada pemijatan tersebut adalah lain mengurangi tingkat kelelahan otot, menguraikan asam laktat dan memperlancar aliran darah, merelaksasi otot, mencegah

10

terjadinya cedera, mempercepat penyembuhan akibat dari overuse, memberikan rasa nyaman pada tubuh dan pikiran. 6. Pengaruh suhu yang terlalu dingin pada otot (<20C selama 5 menit) dapat memperpanjang kerja otot karena pemberian suhu panas sebelumnya. Hal tersebut terjadi karena pemberian suhun panas menyebabkan vasodilatasi pembuluh darah dan pemberian suhu dingin dapat menimbulkan vasokontriksi pembuluh darah. 7. Pemberian panas ini mengakibatkan pembuluh kapiler membesar dan meningkatkan temperatur kulit sehingga sirkulasi darah dapat diperbaikikarena terjadi vasodilatasi pembuluh darah. Panas juga mengakibatkan tubuh berkeringat. Pengeluaran keringat bertujuan mengatur suhu tubuh agar panas yang diberikan tidak membakatr kulit. 8. Pada berbagai posisi tubuh yang dalam keadaan stagnan / diam dalam keadaan yang lama dapat mengakibatkan banyak otot yang berkontraksi sehingga semakin cepat terjadi pembendungan aliran darah di satu sisi. Apabila beberapa bagian tubuh tidak teraliri darah bagian tubuh tersebut terasa seperti kesemutan. Dan pada posisi ekstensi terdapat ketidakseimbangan kebutuhan energi oleh karena posisi tubuh yang melawan gravitasi bumi, menyebakan cepat merasa lelah. Dalam kegiatan dokter gigi saat menangani pasien, dokter gigi akan berdiri dalam waktu yang sangat lama dan menahan seluruh tubuhnya saat memeriksa pasien. Keadaan seperti itu dapat menyebabkan kelelahan otot karena banyaknya otot yang berkontraksi dalam waktu yang relatif lama. Kelelahan otot tersebut dapat dikurangi dengan berbagai cara, yaitu Istirahat yang cukup. Istirahat dapat memulihkan ketegangan otot dan memperlancar peredaran darah setelah memeriksa pasien. Mengkonsumsi nutrisi yang cukup agar metabolisme berjalan baik sehingga kerja otot pun dapat dioptimalkan. Olahraga teratur. Pengaruh olahraga adalah memperlancar peredaran darah sehari-hari sehingga metabolisme dapat berjalan dengan baik. Apabila terjadi nyeri di permukaan tubuh akibat posisi tubuh yang kurang baik segera lakukan pemijatan agar peredaran darah menjadi lancar kembali dan kelelahan otot menghilang. Atau dengan terapi suhu dengan memberi panas melalui cahaya infra red kemudian diberi suhu dingin agar vasodilatasi dan vasokontriksi terjadi sehingga peredaran darah pun menjadi lancar.

11

BAB III PEMBAHASAN

Kelelahan otot terjadi karena otot tidak mampu lagi berkontraksi sebab kontraksi yang kuat dan lama dapat mengakibatkan kekurangan energi. Otot berkontraksi dengan memerlukan energi dalam metabolisme glukosa membentuk ATP. Dan apabila kontraksi terjadi terus menerus maka energi akan habis dan terjadilah kelelahan otot. Apabila hal tersebut terjadi maka diperlukan pengembalian energi melalui nutrisi yang dibawa oleh sistem peredaran darah sehingga metabolisme karbohidrat berjalan secara normal dan otot pun dapat menerima energi sehingga aktivitas otot menjadi normal kembali. Pada kedua tangan terjadi perbedaan kelelahan otot karena antara tangan kanan dan kiri memiliki kebiasaan yang berbeda dan biasanya perbedaan ini juga terjadi karena kebiasaan kontraksi dengan menggunakan satu tangan. Pada umumnya tangan kanan lebih cepat lelah dibandingkan tangan kiri. Hal ini disebabkan karena tangan di tangan kiri terdapat percabangan aorta yang lebih deras mengedarkan darah karena lebih dekat dengan posisi jantung. Perbedaan jenis kelamin juga mempengaruhi massa otot sehingga laki-laki kontraksinya lebih kuat dan tahan lama. Perbedaan antara orang pertama dan kedua disebabkan karena laki-laki mengalirkan darah lebih kencang dibandingkan perempuan sehingga ketahanan kontraksi ototnya lebih tahan lama. Kelelahan otot dapat menyebabkan rasa lelah dan nyeri pada bagian tertentu sehingga timbul berbagai kelainan seperti ketelitian dan ketrampilan kerja terganggu. Emosi juga meningkat akibat respon rasa nyeri yang terjadi. Peningkatan emosi tersebut menyebabkan tingkat konsentrasi juga menurun. Pada berbagai posisi tubuh yang dalam keadaan stagnan / diam dalam keadaan yang lama dapat mengakibatkan banyak otot yang berkontraksi sehingga semakin cepat terjadi pembendungan aliran darah di satu sisi. Apabila beberapa bagian tubuh tidak teraliri darah bagian tubuh tersebut terasa seperti kesemutan. Seperti pada posisi ekstensi, terdapat ketidakseimbangan kebutuhan energi oleh karena posisi tubuh yang melawan gravitasi bumi menyebakan cepat merasa lelah.

12

Pemulihan kelelahan otot dapat dilakukan dengan cara mengistirahatkan otot, pemijatan dan pemberian panas dan dingain. Istirahat berfungsi untuk mengembalikan sirkulasi darah. Istirahat otot dapat memulihkan sirkulasi darah menjadi normal sehingga oksigen dapat diberikan pada proses metabolisme karbohidrat sehingga proses metabolisme berjalan dengan normal kembali dan energi dalam bentuk ATP dapat dihasilkan secara optimal. Proses pemijatan atau penekanan pada otot dengan arah yang teratur mampu mengendurkan dan meregangkan otot dan jaringan-jaringan lunak dalam tubuh, sehingga mengurangi ketegangan otot. Efek yang ditimbulkan pada pemijatan tersebut adalah lain mengurangi tingkat kelelahan otot, menguraikan asam laktat dan memperlancar aliran darah, merelaksasi otot, mencegah terjadinya cedera, mempercepat penyembuhan akibat dari overuse, memberikan rasa nyaman pada tubuh dan pikiran. Setelah pemijatan kontraksi yang dapat dilakukan otot menjadi lebih banyak. Hal tersebut terjadi karena saat pemijatan sirkulasi darah ditekan dan berjalan lebih lancar dan lebih cepat sehingga energi yang didapatkan lebih banyak dari pada saat istirahat biasa. Pemijatan dan istirahat tersebut dapat memperlancar sirkulasi darah sehingga pasokan energi yang dihasilkan lebih lama. Pemberian berbagai suhu juga dapat mengurangi kelehan otot. Pemberian infra red menimbulkan panas pada permukaan yang disinari. Pemberian panas ini mengakibatkan pembuluh kapiler membesar dan meningkatkan temperatur kulit sehingga sirkulasi darah dapat diperbaiki. Pengaruh suhu yang terlalu dingin pada otot (<20C selama 5 menit) dapat memperpanjang kerja otot karena pemberian suhu panas sebelumnya. Hal tersebut terjadi karena pemberian suhun panas menyebabkan vasodilatasi pembuluh darah dan pemberian suhu dingin dapat menimbulkan vasokontriksi pembuluh darah. Dalam kegiatan dokter gigi saat menangani pasien, dokter gigi akan berdiri dalam waktu yang sangat lama dan menahan seluruh tubuhnya saat memeriksa pasien. Keadaan seperti itu dapat menyebabkan kelelahan otot karena banyaknya otot yang berkontraksi dalam waktu yang relatif lama. Kelelahan otot tersebut dapat dikurangi dengan berbagai cara, yaitu Istirahat yang cukup. Istirahat dapat memulihkan ketegangan otot dan memperlancar peredaran darah setelah memeriksa pasien. Mengkonsumsi nutrisi yang cukup agar metabolisme berjalan baik sehingga kerja otot pun dapat dioptimalkan. Olahraga teratur. Pengaruh olahraga adalah memperlancar peredaran darah sehari-hari sehingga metabolisme dapat berjalan dengan baik. Apabila terjadi nyeri di permukaan tubuh akibat posisi tubuh yang kurang baik segera lakukan pemijatan agar peredaran darah menjadi lancar kembali dan kelelahan otot menghilang. Atau dengan terapi suhu dengan memberi panas melalui cahaya infra red kemudian diberi suhu dingin agar vasodilatasi dan vasokontriksi terjadi sehingga peredaran darah pun menjadi lancar.

13

BAB IV KESIMPULAN

Kelelahan otot adalah keadaan dimana otot tidak mampu lagi berkontraksi sebab kontraksi yang kuat dan lama dapat mengakibatkan kekurangan energi. Pada kedua tangan terjadi perbedaan kelelahan otot karena antara tangan kanan dan kiri memiliki kebiasaan yang berbeda. Perbedaan jenis kelamin juga mempengaruhi massa otot sehingga laki-laki kontraksinya lebih kuat dan tahan lama. Kelelahan otot dapat menyebabkan rasa lelah dan nyeri pada bagian tertentu sehingga timbul berbagai kelainan seperti ketelitian dan ketrampilan kerja terganggu. Pada berbagai posisi tubuh yang dalam keadaan stagnan / diam dalam keadaan yang lama dapat mengakibatkan banyak otot yang berkontraksi sehingga semakin cepat terjadi pembendungan aliran darah di satu sisi. Pemulihan kelelahan otot dapat dilakukan dengan cara mengistirahatkan otot, pemijatan dan pemberian panas dan dingain.

14

DAFTAR PUSTAKA

Guyton AC and Hall JE. 2007. Fisiologi Kedokteran. Jakara: Penerbit Buku Kedokteran Hafez ESE. 2000 Hembing, Wijayakusuma. 2000. Ensiklopedia Millenium. Jakarta: Prestasi I nsan Indonesia Purnama, Ridwan. 2012. Perbandingan Pengaruh Message dan Akupresur terhadap Recovery Perenang. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia\ Sloane Ethel. 2004. Anatomi dan Fisiologi Untuk Pemula. Jakarta. Penerbit Buku Kedokteran ECG, hal 119-131. Thomson H. 2007. Oklusi. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC Wati WW, Salim D, Sumadikarya IK, dkk. 2011. Muskuloskeletal-1. Jakarta: UKRIDA

15

You might also like