You are on page 1of 4

1. Definisi Kanker endometrium merupakan suatu tumor ganas primer yang berasal dari endometrium.

Beberapa praktisi membagi kanker endometrium menjadi 2 jenis berdasarkan tampilan dan penyebabnya. Tipe 1 disebabkan oleh estrogen, kanker tipe ini biasanya tidak terlalu agresif dan lambat menyebar ke jaringan lain disebut dengan kanker endometrioid grade 1 dan grade 2. Yang lebih jarang, yaitu kanker endometrium tipe 2. Para ahli belum mengetahui penyebab pastinya, tetapi hal ini tidak disebabkan oleh estrogen yang jumlahnya meningkat, yang termasuk ke dalam kanker endometrium tipe 2 yaitu kanker serous, kanker clear-cell, kanker yang berdifrensiasi buruk, dan kanker endometrium grade 3. Kanker endometrium tipe 2 lebih cepat menyebar ke jaringan lain dan jaringan endometrium sangat berbeda dengan endometrium normal sehingga disebut dengan poorly differentiated atau high grade.

2. Etiologi Penyebab pasti dari kanker endometrium belum diketahui, tetapi ketidakseimbangan hormone menjadi faktor resiko untuk terjadinya kanker endometrium. Pada suatu penelitian didapatkan meningkatnya jumlah reseptor estrogen dan/ atau progesteron pada pasien. Interaksi antara reseptor dan hormone tersebut akan menyebabkan pertumbuhan pada endometrium. Jika pertumbuhan tersebut terus meningkat dan abnormal maka terbentuklah kanker endometrium. Beberapa peneliti juga mempelajari mengenai adanya perubahan DNA yang terjadi saat endometrium normal menjadi kanker endometrium.

3. Faktor Resiko a. Hormonal; ketidakseimbangan hormone berperan terhadap perkembangan kanker endometrium. Hal ini dapat terjadi pada wanita yang minum pil KB dan yang sedang terapi hormonal untuk menyembuhkan gejala menopause. b. Jumlah siklus menstruasi; seseorang yang memiliki jumlah siklus haid yang lebih banyak selama hidupnya memiliki resiko yang lebih tinggi untuk mengalami kanker endometrium. c. Hamil; saat hamil progesterone cenderung meningkat. d. Obesitas; kanker endometrium dapat dipicu oleh adanya jaringan lemak yang banyak karena jaringan lemak dapat merubah beberapa hormone menjadi estrogen.

e. Riwayat keluarga dengan kanker f. Penggunaan IUD g. Usia; kejadian kanker endometrium meningkat pada wanita usia tua. h. Diet; diet yang tinggi lemak dapat meningkatkan resiko terjadinya kanker endometrium. i. Diabetes; kanker endometrium lebih sering terjadi pada wanita dengan diabetes.

4. Manifestasi Klinis Keluhan utama yang dirasakan pasien dengan kanker endometrium adalah perdarahan pasca menopause bagi pasien yang telah menopause, perdarahan antara siklus haid dan terjadi perubahan siklus haid bagi pasien yang belum menopause. Keluhan keputihan juga sering menyertai keluhan utama. Keluhan lainnya yang dapat menyertai yaitu adanya nyeri panggul, terasa adanya massa (tumor), dan kehilangan berat badan tanpa sebab.

5. Diagnosis a. Jaringan endometrium; untuk memeriksa jaringan endometrium dapat dilakukan dengan cara biopsi atau dilatasi dan kuretase dengan atau tanpa hysteroscopy. Biopsi endometrium adalah tes yang paling sering dilakukan dan sangat akurat bagi wanita yang pasca menopause. Jika jaringan yang didapat untuk biopsi endometrium tidak memadai, maka dilakukan dilatasi dan kuretase. Pada hysteroscopy, dokter memasukkan kamera kecil (ukuran diameter 1/6 inci). b. Tes pencitraan; dapat dilakukan dengan USG transvagina, cystoscopy dan proctoscopy, CT-scan, MRI dan foto thoraks. Pada USG transvagina dinilai apakah endometrium lebih tebal dari normalnya, dimana hal tersebut dapat menjadi tanda untuk kanker endometrium, dan melihat apakah kanker sudah tumbuh hingga ke miometrium. Pada cystoscopy, tube dimasukkan ke kandung kemih melalui uretra, sedangkan proctoscopy, tube dimasukkan ke rektum untuk melihat apakah kanker sudah menjalar ke kandung kemih dan atau rektum. CT-scan dan MRI dapat dilakukan untuk melihat detail dari kanker dan sejauh mana penjalarannya, dapat juga dengan penambahan zat kontras. CT-scan dapat dijadikan pemandu saat akan dilakukan biopsi. Foto thoraks dilakukan untuk melihat apakah kanker telah menjalar hingga ke paru-paru, dan merupakan prosedur yang harus dilakukan untuk menilai

apakah terdapat masalah pada jantung atau paru-paru sebelum dilakukan tindakan bedah. c. Tes laboratorium; hitung darah lengkap seperti jumlah sel darah merah, sel darah putih, dan trombosit, hal ini penting dilakukan karena banyak wanita yang mengalami anemia karena perdarahan dari uterus. Tes CA 125 juga dilakukan karena CA 125 merupakan suatu substansi yang terdapat di aliran darah pada banyak kanker endometrium dan ovarium.

6. Klasifikasi Stadium Stadium kanker endometrium menurut The International Federation of Gynecology and Obstetrics (FIGO): IA : merupakan stase paling dini dari kanker endometrium, dimana kanker hanya tumbuh di endometrium dan masih di bawah miometrium, kanker belum menjalar ke nodus limfe dan daerah sekitarnya. IB : kanker telah tumbuh dari endometrium hingga ke miometrium. II : kanker sudah menjalar ke jaringan ikat serviks (cervical stroma), kanker belum menjalar ke nodus limfe dan daerah sekitarnya. IIIA: kanker telah tumbuh hingga ke permukaan terluar uterus (serosa) dan/ atau tuba falopii, atau ovarium, kanker belum menjalar ke nodus limfe dan daerah sekitarnya. IIIB: kanker telah menjalar ke vagina dan daerah sekitar uterus (parametrium), kanker belum menjalar ke nodus limfe dan daerah sekitarnya. IIIC1: kanker telah tumbuh dalam badan uterus dan menjalar ke jaringan terdekat, tetapi belum mencapai kandung kemih dan rektum. Kanker juga sudah menjalar ke nodus limfe di pelvis. IIIC2: kanker telah tumbuh dalam badan uterus dan menjalar ke jaringan terdekat, tetapi belum mencapai kandung kemih dan rektum. Kanker juga sudah menjalar ke nodus limfe di sekitar aorta (nodus limfe peri-aorta). IVA: kanker telah menjalar ke bagian dalam rektum dan kandung kemih (mukosa), penyebaran ke nodus limfa dapat terjadi ataupun tidak. IVB: Kanker telah menjalar ke nodus limfe yang jauh, abdomen atas, omentum dan organ yang jauh dari uterus seperti tulang dan paru-paru.

7. Penatalaksanaan

You might also like