You are on page 1of 10

IV.

Stereokimia pada Karbon Sp3


Seri Sikloheksana
Konfogurasi Konformasi
Isomer cis – trans Interkonvensi
 Representasi bidang datar

2 1 2 1

cis trans
Kelenturan struktur memungkinkan
 Representasi ruang (spatial) terbentuknya dua konformasi kursi.
merupakan bentuk yang mendekati  Isomer cis ( disubtitusi 1,2)
realita (kenyataan)
1 1
N

2 2 H

cis trans 50% 50%

Memperhitungkan hibridisasi sp3 dari


atom-atom karbon (sudut 109,50)
problem yang sama untuk turunan di
subtitusi 1,3 atau 1,4  Isomer trans ( disubtitusi 1,2)
1 1 H

H
3 3 2
2 H
H

cis Trans 95% 5%

1 1

4 3 2 4 3 2
cis trans Bentuk-bentuk yang disukai :
Untuk diingat : - setiap gugus aksial yang
ax berhubungan dengan interaksi 1,3
diaksial (vanderwaals) yang
eq eq
ax saling tidak menolak. Bentuk
eq eq konformasi dengan subtituen
ax berada pada posisi ekuatorial .
eq eq
ax
ax
H
Ikatan-ikatan yang paralel pada
sumbu tiga dimensi adalah aksial H
(ax),sedangkan yang lainnya ekuatorial H 1
(eq). Garis penuh berada di atas bidang H
dan garis putus-putus itu berada dibawah
bidang.
Seri Linear Jenuh

Isomer erythro – threo


Rotameri
Representasi Cram
Representasi Newman
a. Atom C* mempunyai dua subtituen
identik 2 dengan 2 a. * *
CH3 -CHBr - CHBr - COOH
* *
CH3 -CHBr - CHBr - COOH
H
Br
H Br H
Br
CH3 CH3 H Br
H Br H Br eklip CH3
COOH
CH3
COOH

H Br Br H Br
COOH COOH Br Br H
Erythro Threo H Br H CH3
H CH3 COOH
gaus atau
dua isomer COOH goyang
isomer threo
isomer erythro

b. Atom C* dengan keseluruhan atom c


nya identik 2 dengan 2 b. * *
CH3 - CHBr - CHBr - CH3

* *
CH3 - CHBr - CHBr - CH3
Br Br
H
H Br H
Br
CH3
CH3 H eklip
H 1 Br CH3
H Br CH3
2 CH3 CH3

CH3
Br H CH3 Br H
H Br
CH3 H Br
CH3 Br H
Meso Threo Br gaus atau
CH3
H goyang
CH3
dua isomer isomer meso isomer threo

bentuk gaus lebih stabil


Senyawa meso mempunyai bentuk A
bidang datar dengan simetri internal Ingat struktur meso :
C B

Konfigurasi Absolut (Sistem R-S) B C


A
Isomer Erytro-Threo hanya dibicarakan jika dua atom C* mempunyai minimal 2
substituen identik 2 dengan 2. Dalam bentuk umum dimana semua substituen adalah
berbeda, digunakan konversi R-S. Penggunaannya adalah menyeluruh, bisa dipakai dalam
tiap kasus.
Contoh:
Br - CH
*
* - CH - C H
2 5

COOH CH3

Ada dua bentuk konfigurasi yang berbeda.

H H
HOOC Br HOOC Br
Bukan merupakan isomer
dan erythro – threo

H3C C2H5 C2H5 CH3


H H

Tiga tahap untuk menentukan konfigurasi absolut (R-S )


 tentukan prioritas substituen pada setiap atom C* menurut aturan prioritas Chan,
Ingold dan Prolog
 tempatkan subtituen yang paling kecil pada bagian belakang dari setiap atom C *
dengan representasi cram
 pembacaan terhadap bentuk baru tersebut menempatkan mata pada atom C* yang
paling depan, kemudian urutkan nomor yang sudah ditentukan. Jika urutan (1,2,3)
berputar ke arah kanan = R, sebaliknya jika berputar ke arah kiri = S.
Contoh :
H
Br COOH
H
COOH Br COOH
H Br Prioritas C (1) Br, 1 2 R
1 COOH. C (2) H 3
C (2) HO C2H5
2
OH, C (1), C2H5, CH3 CH 3
2 HO C2H5 R
C2H5 CH3 1 CH3 3
OH Penempatan substituen yang
paking kecil di belakang pembacaan
Penentuan prioritas
Stereokimia dari senyawa di atas adalah R – R
Isomer Optik
1. Umum
 Cahaya biasa
Gelombang elektromagnetika adalah merupakan pergerakan dari dua medan. Medan
listrik E dan medan magnet B yang keduanya saling tegak lurus. Dalam bidang (P)
tegak lurus dengan arah pergerakan dari sinar, medan listrik dan medan magnet
bervibrasi kesemua arah kondisi saling tegak lurus dengan pergerakan dari sinar.

p E E
po
* o
E
B
B
B

 Cahaya terpolarisasi – bidang


Jika cahaya alamiah melewati suatu polarisator vektor medan listrik E bervibrasi
dalam suatu bidang tertentu : bidang vibrasi (V).
Vektor medan magnet B bervibrasi pada suatu bidang tertentu tegak lurus dengan
sebelumnya ( E ).
E
P
E
P
O
O B

B
B

Bidang tegak lurus dengan P dan memberikan

 Catatan : Lihat buku Fessenden jilid I


Untuk : - cahaya biasa
- cahaya terpolarisasi
begitu pula dengan sudut .

Interaksi antara vektor (E ) medan listrik suatu cahaya terpolarisasi bidang dan
suatu substan optis aktif ditunjukkan melalui suatu rotasi dalam bentuk sudut alpa pada bid
vibrasi (V).
Kanan (d) = +
Kiri (lev) (l) = -

Rotasi optik spesifik suatu molekul didefinisi menurut hukum Biot


α
(α ) tλ = E
l.d v
E

2. Optis Aktif pada molekul Disimetri


Suatu molekul disebut disimetri jika bayangan cerminnya tidak bisa diimpitkan
maka disebut senyawa kiral.
Cl Cl Cl Cl

Br Br Br Br

Cl Cl

Cl Br Br Cl
kiral
Br Br
molekul kiral

Molekul disimetri umunya mempunyai satu atom C asimetri.

C2H5 - *
CHCl -CH3

C2H5 C2H5 keduanya disebut isomer + dan -

H3C Cl Cl CH3
H H
sec butil klorida (- )
(+)

Isomer optik, inversi optik, antipot optik, enantiomer


- Pasangan enantiomer mempunyai sifat fisik dan kimia yang sama, dibedakan melalui
aksi yang berlawanan terhadap bidang……. dari cahaya terpolarisasi bidang (+α) dan
(- α).
- Enantiomer adalah isomer-isomer yang bisa dipisahkan.
Suatu campuran 50% - 50% enantiomer campuran rasenik rotasi optik = 0, biasa
dituliskan (±) ā (d.l).
- Dua isomer yang bukan enantiomer disebut diastereoisomer, umumnya terdapat dua
tipe stereoisomer yaitu enantiomer ( ismer optik) dan diastereoisomer. Diastereoisomer
mempunyai sifat fisika dan kimia yang berbeda.

3. Enantiomer dan Diastereoisomer

 Pemisahan rasemat / Resolusi melalui metoda diastereoisomer


Campuran rasemat bisa dipisahkan menjadi dua enantiomer yang mengandung gugus
asam.
Contohnya : suatu rasemat yang mengandung asam tartarat.
COOH – CHOH – CHOH – COOH
(+) A = 50%
Campuran rasemat

(-) A = 50%

Campuran tersebut direaksikan dengan suatu basa organik yang optis aktif misalnya (-) B
(cinkonin)
Reaksi (-) B + (±) A akan menghasilkan dua diastereoisomer (+) A , (-) B dan (-) A, (-) B.
Diastereoisomer yang mempunyai sifat fisikokimia yang berbeda dan mempunyai
solubilitas yang berbeda bisa dipisahkan dengan kristalisasi
Isomer bisa dipisahkan makan asamnya akan dilepaskan.
(+) A ( -) B (+) A
(-) A (-) B (-) A

4. Molekul dissymetri yang tidak mempunyai karbon asimetri


Biphenil
Alena
HOOC COOH
H H O2N
H
H NO2
C-C-C C-C-C
H R R H

O2N HOOC
H H COOH NO2

R H NO2 NO2
H R

R R HOOC NO2 O2N COOH


enantioner
COOH COOH

1 enantioner

1. Struktur sp1 karbon sentral menunjukkan disimetri dengan molekul


2. Interaksi sterik kuat antara gugus NO2 dari COOH menyebabkan molekulnya tidak planar
5. Stereoisomer Senyawa yang bisa diimpitkan
isomer geometri erythro – thereo atau R dan S,
isomer optik

isomer erythro

CH3 CH3
H OH HO H
s R
1 Pasangan enantiomer
2
s
H OH HO H
COOH COOH

isomer threo

CH3 CH3
H OH HO H pas enantioner
s R thereo
3
4
R
HO H H s
OH
COOH COOH

(1) dan (2) suatu enantiomer (erytro)

(3) dan (4) suatu enantiomer threo

(1) dan (3) : (1) dan (4) : (2) dan (4) merupakan diastereoisomer

isomer erythro isomer threo

OH OH OH
OH
H HO H H OH
OH HO H
H H CH3 H3C H
CH3 H3C H
COOH COOH COOH
COOH
(R,R) (S,R) (R,S)
(S,S)
Proyeksi Fisher
 Refresentasi proyeksi fiser berasal dari proyeksi Cram

CHO CHO
H OH
H OH

H OH
H OH
CH2OH CH2OH

cram fisher

 Secara formal persentase proyeksi fiser menggunakan perjanjian :


a. rantai hidrokarbon yang terpanjang terletak pada sisi vertikal
b. Gugus fungsional yang bilangan oksidasinya tinggi diletakan paling atas

 Konfigurasi tidak bisa berubah melalui rotasi 1800


 Konfigurasi bisa berubah apabila rotasi 1800 keluar bidang atau 900 dalam bidang .

CH3
CH3 proyeksi
R R
HOH2C COOH
HOH2C COOH
H
H

putar 900

COOH COOH
R putar 1800 R
H CH3 H3C H

CH2OH CH2OH
STEREOKIMIA

OLEH
Dra. YUM ERYANTI, MS

JURUSAN KIMIA, FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU


PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS RIAU
2007

You might also like