You are on page 1of 17

KIMIA GOLONGAN UNSUR TRANSISI PERIODE KEEMPAT

Pengertian Unsur Transisi


Unsur transisi adalah unsur yang dapat menggunakan elektron pada kulit terluar dan kulit pertama terluar untuk berikatan dengan unsur-unsur yang lain. Unsur transisi periode keempat umumnya memiliki elektron valensi pada subkulit 3d yang belum terisi penuh (kecuali unsur Seng (Zn) pada Golongan IIB). Hal ini menyebabkan unsur transisi periode keempat memiliki beberapa sifat khas yang tidak dimiliki oleh unsur-unsur golongan utama, seperti sifat magnetik, warna ion, aktivitas katalitik, serta kemampuan membentuk senyawa kompleks. Unsur transisi periode keempat terdiri dari sepuluh unsur, yaitu Skandium (Sc), Titanium (Ti), Vanadium (V), Kromium (Cr), Mangan (Mn), Besi (Fe), Kobalt (Co), Nikel (Ni), Tembaga (Cu), dan Seng (Zn). Dalam kehidupan sehari-hari,kita sering mendengar kata-kata sepeti tembaga,besi, emas dan perak. Bagaimana posisi unsur-unsur tersebut dalam tabel periodik? Unsurunsur tersebut terletak pada golongan transisi periode ke empat dan ke lima. Disini kami hanya menjelaskan tentang unsur-unsur transisi periode ke empat. 1. Skandium ( Sc ) Skandium merupakan unsur transisi yang berada paling ujung pada deretan unsur transisi. Unsur ini memiliki massa atom relative sebanyak 21. 2. Titanium ( Ti ) Tentunya kalian mempunyai jam tangan bukan? Ada jam yang terbuat dari logam, tidak berat ketika dipakai, tidak berkarat ketika kena air, dan tetap mengilap walaupun sudah lama dipakai. Pernahkah kalian perhatikan dari logam apakah jam itu? Salah satu bahan yang digunakan dalam pembuatan jam tangan adalah titanium. 3. Vanadium ( V ) Vanadium adalah logam abu-abu yang keras dan tersebar luas dikulit bumi sekitar 0,02 % massa. 4. Kromium ( Cr ) Kromium, terletak pada golongan VI B periode keempat dan merupakan salah satu logam yang penting.

5. Mangan ( Mn ) Bijih mangan yang utama adalah pirolusit (MnO2). 6. Besi ( Fe ) Besi bersifat logam dan terletak pada golongan VIII B periode empat dalam tabeln periodic. Besi di dunia, dengan produksi tahunan mendekati satu miliar ton merupakan logam penting dalam peradaban modern. 7. Kobalt ( Co ) Kobalt di alam diperoleh sebagai bijih smaltit (CoAs2) dan kobaltit (CoAsS) yang biasanya berasosiasi dengan Ni dan Cu. 8. Nikel ( Ni ) Bijih nikel di alam banyak ditemukan dalam mineral petlantdit [(Fe,Ni)9S8) dan garnirit [(Ni, Mg)SiO3. nH2O]. 9. Tembaga ( Cu ) Tentunya kalian sering melihat kawat tembaga bukan ? kawat tembaga yang berwarna kuning dan digunakan untuk kawat listrik. 10. Zink ( Zn ) Zink di alam merupakan senyawa yang tersebar luas sebagai bijih tambang. Umumnya senyawa tersebut adalah zink blende (ZnS) dan calamine (ZnCO3).

A. Cara Pembuatan unsur-unsur transisi periode ke empat 1. Cara pembuatan Titanium Produksi titanium yang makin banyak disebabkan karena kebutuhan dalam bidang militer dan industry pesawat terbang makin meningkat. Hal ini disebabkan karena titanium lebih disukai daripada aluminium dan baja. Aluminium akan kehilangan kekuatannya pada temperatur tinggi dan baja terlalu rapat (mempunyai kerapatan yang tinggi). Langkah awal produksi titanium dilakukan dengan mengubah bijih rutil yang mengandung TiO2 menjadi TiCl4, kemudian TiCl4 dureduksi dengan Mg pada temperature tinggi yang bebas oksigen. Persamaan reaksinya adalah sebagai berikut : TiO2 (s) + C(s) + 2Cl2(g) TiCl4(g) + CO2(g) TiCl4(g) + 2Mg(s) Ti(s) + 2MgCl2(g) Reaksi dilakukan pada tabung baja. MgCl2 dipindahkan dan dielektrolisis menjadi Mg dan Cl2. Keduanya kemudian didaurulangkan. Ti didapatkan sebagai padatan yang disebut sepon. Sepon diolah lagi dan dicampur dengan logam lain sebelum digunakan. 2. Cara pembuatan Vanadium Produksi vanadium sekitar 80% digunakan untuk pembuatan baja. Dalam penggunaannya vanadium dibentuk sebagai logam campuran besi. Fero vanadium mengandung 35% - 95% vanadium. Ferrovanadium dihasilkan dengan mereduksi V205 dengan pereduksi campuran silicon dan besi. SiO2 yang dihasilkan direaksikan dengan CaO membentuk kerak CaSiO3(l). reaksinya sebagai berikut. 2 V205(s) + 5Si(s) { 4V(s) + Fe(s) } + 5 SiO2(s)

SiO2(s) + CaO(s) CaSiO3 Kemudian ferrovanadium dipisahkan dengan CaSiO3.

3. Cara Pembuatan kromium Krom merupakan salahsatu logam yang terpenting dalam industry logam dari bijih krom utama yaitu kromit, Fe(CrO2)2 yang direduksi dapat dihasilkan campuran Fe dan Cr disebut Ferokrom. Reksinya sebagai berikut : Fe(CrO2)2(s) +4C(s) Fe(s)+2Cr(s) + 4CO(g)

Ferokrom ditambahkan pada besi membentuk baja. 4. Cara pembuatan mangan Logam ,mangan diperoleh dengan 1. mereduksi oksida mangan dengan natrium, magnesium, aluminum atau dengan proses elektrolisis. 2. Proses aluminothermy dari senyawa MnO2, persamaan reaksinya: 3MnO2 (s) 3Mn3O4 (s) + 8Al (s) Mn3O4 (s) + O2(g) + 4AL203 (s)

Tahap 1 : Tahap 2 :

9Mn (s)

5. Cara pembuatan Besi Bahan dasar : Bijih besi hematit Fe2O3, magnetit Fe3O4, bahan tambahan batu gamping, CaCO3 atau pasir (SiO2). Reduktor kokes (C) Dasar reaksi : Reduksi dengan gas CO, dari pembakaran tak sempurna C Tempat : Dapur tinggi (tanur tinggi), yang dindingnya terbuat dari batu tahan api. Reaksi dalam dapur tinggi adalah kompleks. Secara sederhana dapat dilihat pada penjelasan berikut. Dalam 24 jam rata-rata menghasilkan 1.000 2.000 ton besi kasar dan 500 ton kerak (terutama CaSiO3). Kira-kira 2 ton bijih, 1 ton kokes dan 0,3 ton gamping dapat menghasilkan 1 ton besi kasar. Reaksi yang terjadi :

1. Reaksi pembakaran. Udara yang panas dihembuskan , membakar karbon terjadi gas CO2 dan panas. Gas CO2 yang naik direduksi oleh C menjadi gas CO. C + O2 CO2 CO2 + C 2CO 2. Proses reduksi Gas CO mereduksi bijih. Fe2O3 + 3CO 2 Fe + 3 CO2 Fe3O4 + 4CO 3 Fe + 4 CO2 Besi yang terjadi bersatu dengan C, kemudian meleleh karena suhu tinggi (1.5000C) 3. Reaksi pembentukan kerak CaCO3 CaO + CO2 CaO + SiO2 CaSiO3 kerak pasir Karena suhu yang tinggi baik besi maupun kerak mencair. Besi cair berada di bawah. Kemudian dikeluarkan melalui lubang bawah, diperoleh besi kasar dengan kadar C hingga 4,5%. Disamping C mengandung sedikit S, P, Si dan Mn. Besi kasar yang diperoleh keras tetapi sangat rapuh lalu diproses lagi untuk membuat baja dengan kadar C sebagai berikut : baja ringan kadar C : 0,05 0,2 % baja medium kadar C : 0,2 0,7 % baja keras kadar C : 0,7 1,6 %

Pembuatan baja : Dibuat dari besi kasar dengan prinsip mengurangi kadar C dan unsur-unsur campuran yang lain. Ada 3 cara : 1. Proses Bessemer :

Besi kasar dibakar dalam alat convertor Bessemer. Dari lubang-lubang bawah dihembuskan udara panas sehingga C dan unsur-unsur lain terbakar dan keluar gas. Setelah beberapa waktu kira-kira jam dihentikan lalu dituang dan dicetak. 2. Open-hearth process Besi kasar, besi tua dan bijih dibakar dalam alat open-hearth. Oksida-oksida besi (besi tua, bijih) bereaksi dengan C dan unsur-unsur lain Si, P, Mn terjadi besi dan oksida-oksida SiO2, P2O5, MnO2 dan CO2. dengan demikian kadar C berkurang. 3. Dengan dapur listrik. Untuk memperoleh baja yang baik, maka pemanasan dilakukan dalam dapur listrik. Hingga pembakaran dapat dikontrol sehingga terjadi besi dengan kadar C yang tertentu.

6. Cara Pembuatan Kobalt Kobalt di alam diperoleh sebagai biji smaltit (CoAs2) dan kobaltit (CoAsS) yang biasanya berasosiasi dengan Ni dan Cu. Untuk pengolahan biji kobalt dilakukan sebagai berikut : Pemanggangan : CoAs (s) Co2O3(s) + As2O3(s) 2 CoCl3(aq) + 3 H2O(l) Bi2S3 (aq) + 3 H2O(l) PbS(s) + H2O(l)

Co2O3(s) + 6HCl Bi2O3(s) + 3 H2S(g) PbO(s) + H2S(g)

Zat-zat lain seperti Bi2O3 dan PbO diendapkan dengan gas H2S

Pada penambahan CoCO3 (s) dengan pemanasan akan diendapkan As dan Fe sebagai karbonat. Dengan penyaringan akan diperoleh CoCl3. Tambahan zat pencuci mengubah CoCl3 menjadi Co2O3. Selanjutnya CoCO3 direduksi dengan gas hydrogen, menurut reaksi : Co2O3 (s) + H2(g) 2 CO(s) + 3 H2O (g) Penggunaan kobalt antara lain sebagai aloi, seperti alnico, yaitu campuran Al, Ni, dan Co.

7. Cara pembuatan nikel Proses pengolahan biji nikel dilakukan untuk menghasilkan nikel matte yaitu produk dengan kadar nikel di atas 75 persen. Tahap-tahap utama dalam proses pengolahan adalah sebagai berikut: - Pengeringan di Tanur Pengering bertujuan untuk menurunkan kadar air bijih laterit yang dipasok dari bagian Tambang dan memisahkan bijih yang berukuran 25 mm.

- Kalsinasi dan Reduksi di Tanur untuk menghilangkan kandungan air di dalam bijih, mereduksi sebagian nikel oksida menjadi nikel logam, dan sulfidasi. - Peleburan di Tanur Listrik untuk melebur kalsin hasil kalsinasi/reduksi sehingga terbentuk fasa lelehan matte dan terak - Pengkayaan di Tanur Pemurni untuk menaikkan kadar Ni di dalam matte dari sekitar 27 persen menjadi di atas 75 persen.

- Granulasi dan Pengemasan untuk mengubah bentuk matte dari logam cair menjadi butiranbutiran yang siap diekspor setelah dikeringkan dan dikemas. 8. Cara pembuatan tembaga Pada umumnya bijih tembaga mengandung 0,5 % Cu, karena itu diperlukan pemekatan biji tembaga. Langkah-langkah pengolahan bijih tembaga adalah seperti skema berikut Reaksi proses pengolahannya adalah : 1. 2 CuFeS2(s) + 4 O2 2. FeO(s) + SiO2 (s) 800 0 C Cu2S(l) + 2 FeO (s) + 3 SO2 (g) 14000C FeSiO3 (l)

Cu2S dan kerak FeSiO3 (l) dioksidasi dengan udara panas, dengan reaksi sebagai berikut : 2 Cu2S(l) + 3 O2 (g) 2 Cu2O(l) + Cu2S(s) 3 Cu2S(l) + 3 O2 2 Cu2O(l) + 2 SO2(g) 6 Cu(l) + SO2 (g) 6 Cu(l) + 3 SO2(g)

Pada reaksi oksidasi tersebut diperoleh 98% - 99% tembaga tidak murni. Tembaga tidak murni ini disebut tembaga blister atau tembaga lepuh. Tembaga blister adalah tembaga yang mengandung gelembung gas SO2 bebas. Untuk memperoleh kemurnian Cu yang lebih tinggi, tembaga blister dielektrolisis dengan elektrolit CuSO4
(aq).

Pada elektrolisis, sebagai electrode negatif (katode) adalah tembaga

murni dan sebagai electrode positif (anode) adalah tembaga blister.

9. Cara pembuatan zink Logam seng telah diproduksi dalam abat ke-13 di Indina dengan mereduksi calamine dengan bahan-bahan organik seperti kapas. Logam ini ditemukan kembali di Eropa oleh Marggraf di

tahun 1746, yang menunjukkan bahwa unsur ini dapat dibuat dengan cara mereduksi calamine dengan arang. Bijih-bijih seng yang utama adalah sphalerita (sulfida), smithsonite (karbonat), calamine (silikat) dan franklinite (zine, manganese, besi oksida). Satu metoda dalam mengambil unsur ini dari bijihnya adalah dengan cara memanggang bijih seng untuk membentuk oksida dan mereduksi oksidanya dengan arang atau karbon yang dilanjutkan dengan proses distilasi.

Sifat Fisis Dan Kimia Unsur-Unsur Periode Ke Empat


1. Sifat Logam Semua unsure transisi periode keempat bersifat logam, baik dalam sifat kimia maupun dalam sifat fisis. Harga energy ionisasi yang relative rendah (kecuali seng yang agak tinggi), sehingga, mudah membentuk ion positif. Demikian pula, harga titik didih dan titik lelehnya relative tinggi (kecuali Zn yang membentuk TD dan TL relative rendah). Hal ini disebabkan orbital subkulit d pada unsure transisi banyak orbital yang kosong atau tersisi tidak penuh. Adanya orbital yang kosong memungkinkan atom-atom membentuk ikatan kovalen (tidak permanen) disamping ikatan logam. Orbital subkulit 3d pada seng terisi penuh sehingga titik lelehnya rendah. Bandingkan dengan unsure utama yang titik didih dan titik lelehnya juga relative rendah.

Unsur

Sc

Ti

Cr

Mn

Fe

Co

Ni

Cu

Zn

Jari-jari atom (nm) Titik leleh (0C) Titik didih (0 C) Kerapatan (g/cm3) E ionisasi I (kJ/mol) E ionisasi II (kJ/mol) E ionisasi III (kJ/mol) E0 red M2+ (aq) E0 red M3+ (aq) Kekerasan ( skala mohs)

0,16

0,15

0,14

0,13

0,14

0,13

0,13 1500 2900 8,9 760 1640 3230 -0,28 +0,44 -

0,13 1450 2730 8,9 740 1750 3390 -0,25 -

0,13 1080 2600 8,9 750 1960 3560 +0,34 3,0

0,13 420 910 7,1 910 1700 3800 0,76 2,5

1540 1680 1900 1890 1240 1540 2370 3260 3400 2480 2100 3000 3,0 6,30 4,5 660 6,1 650 7,2 6500 7,4 720 7,9 760

1240 1310 1410 1590 1510 1560 2390 2650 2870 2990 3260 2960 -2,1 -1,2 -1,2 -0,86 0,91 0,74 9,0 1,19 0,28 5,0 0,44 0,04 4,5

BILANGAN OKSIDASI UNSUR TRANSISI

Senyawa- senyawa unsur transisi alam ternyata mempunyai bilangan oksidasi lebih dari satu. Adnya bilok lebih dari satu ini karena mudahnya melepaskan elektron valensinya. dengan demikian energi ionisasi pertama, kedua dan seterusnya relative lebih kecil daripada golongan utama.

NOMOR ATOM 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30

LAMBANG UNSUR Sc Ti V Cr Mn Fe Co Ni Cu Zn

KONFIGURASI ELEKTRON 2 2 1s 2s 2p6 3s2 3p6 3d1 4s2 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 3d2 4s2 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 3d3 4s2 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 3d5 4s1 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 3d5 4s2 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 3d6 4s2 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 3d7 4s2 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 3d8 4s2 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 3d10 4s1 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 3d10 4s2

NOMOR GOLONGAN PADA TABEL PERIODIK III B IV B VB VI B VII B VIII B VIII B VIII B IB II B

2. Sifat Magnet

Adanya electron-elektron yang tidak berpasangan pada sub kulit d menyebabkan unsur-unsur transisi bersifat paramagnetic (sedikit ditarik ke dalam medan magnet). Makin banyak electron yang tidak berpasangan, maka makin kuat pula sifat paramagnetknya. Pada seng dimana orbital pada sub kulit d terisi penuh, maka bersifat diamagnetic (sedikit ditolak keluar medan magnet).
3. Membentuk Senyawa-Senyawa Berwarna

Senyawa unsure transisi (kecuali scandium dan seng), memberikan bermacam warna baik padatan maupun larutannya. Warna senyawa dari unsure transisi juga berkaitan dengan adanya orbital sub kulit d yang terisi tidak penuh. Peralihan electron

yang terjadi pada pengisian subkulit d (sehingga terjadi perubahan bilangan oksidasi) menyebabkan terjadinya warna pada senyaa logam transisi. Senyawa dari Sc3+ dan Ti4+ tidak berwarna karena subkulit 3d-nya kosong, serta senyawa dari Zn2+ tidak berwarna karena subkulit 3d-nya terisi penuh, sehingga tidak terjadi peralihan electron.
Warna senyawa logam transisi dengan berbagai bilangan oksidasi Unsure Sc Ti V Cr Mn Fe Co Ni Cu Zn +1 Tb +2 Ungu Biru Merah muda Hijau Merah muda Hijau Biru Tb +3 Tb ungu Hijau Hijau Coklat Kuning Ungu +4 Tb biru Coklat tua +5 Merah Biru +6 Jingga Hijau +7 Ungu -

4. Mempunyai Beberapa Tingkat Oksidasi

Kecuali Sc dan Zn, unsure-unsur transisi periode keempat mempunyai beberapa tingkat oksidasi. Bilangan oksidasi yang mungkin bergantung pada bilangan oksidasi yang dapat dicapai kestabilannya. Kestabilan senyawa logam transisi diantaranya bergantung pada jenis atom yang mengikat logam transisi, senyawa berbentuk Kristal atau larutan, PH dalam air. Kestabilan bilangan oksidasi yang tinggi dapat dicapai melalui pembentukan senyawa dengan oksoaniaon, fluoride, dan oksofluorida.
5. Banyak Di Antaranya Dapat Membentuk Ion Kompleks Ion kompleks adalah ion yang terdiri atas atom pusat dan ligan. Biasanya atom pusat merupakan logam transisi yang bersifat elektropositif dan dapat menyediakan orbital kosong sebagai tempat masuknya ligan. Contohnya ion besi (III) membentuk ion kompleks [Fe(CN)6]. 6. Beberapa Diantaranya Dapat Digunakan Sebagai Katalisator

Salah satu sifat penting unsur transisi dan senyawanya, yaitu kemampuannya untuk menjadi katalis-katalis reaksi-reaksi dalam tubuh. Katalis adalah zat yang dapat mempercepat reaksi. Di dalam tubuh, terdapat enzim sitokrom oksidase yang berperan dalam mengoksidasi makanan. Enzim ini dapat bekerja bila terdapat ion Cu2+. Beberapa logam transisi atau senyawanya telah digunakan secara komersial sebagai katalis pada proses industry seperti TiCl3 (Polimerasasi alkena pada pembuatan plastic), V2O5(proses kontak pada pembuatan margarine), dan Cu atau CuO (oksidasi alcohol pada pembuatan formalin).

Kegunaan Unsur-Unsur Periode Keempat


1. Kegunaan Titanium Sebagai bahan kontruksi, karena mempunyai sifat fisik : 1. Rapatannya rendah (logam ringan) 2. Kekuatasn struktrurnya tinggi 3. Tahan panas 4. Tahan terhadap korosi Sebagai badan pesawat terbang dan pesawat supersonic Sebagai pigmen putih, bahan pemutih kertas, kaca, keramik, dan kosmetik

2. Kegunaan Vanadium Banyak digunakan dalam industri-industri: - Untuk membuat peralatan yang membutuhkan kekuatan dan kelenturan yang tinggi seperti per mobil dan alat mesin berkecepatan tinggi - Untuk membuat logam campuran 3. Kegunaan Kromium Logam kromium banyak digunakan dalam bidang industry : - Logam kromium dapat dicampur dengan besi kasar membentuk baja yang bersifat keras dan permukaannya tetap mengkilap. - Kromium digunakan untuk penyepuhan, karena indah, mengkilap, dan tidak kusam Larutan kromium (III) oksida, dalam asam sulfat pekat, adalah oksidator kuat yang biasanya digunakan untuk mencuci alat-alat laboratorium. 4. Kegunaan Mangan Untuk produksi baja Menghilangkan warna hijau pada gelas yang disebabkan oleh pengotor besi Banyak tersebar dalam tubuh yang merupakan unsure yang penting untuk penggunaan vitamin B1. 5. Kegunaan Besi Membuat baja Banyak digunakan di dalam pembuatan alat-alat keperluan sehari-hari seperti, cangkul, pisau, sabit, paku, mesin, dan sebagainya. 6. Kegunaan kobalt Sebagai aloi

Larutan Co2+ digunakan sebagai tinta rahasia untuk mengirim pesan dan juga dalam system peramalan cuaca 7. Kegunaan Nikel Pembuatan aloi, electrode baterai, dan keramik Zat tambahan pada besi tuang dan baja, agar mudah ditempa dan tahan karat Pelapis besi (pernekel) Sebagai katalis 8. Kegunaan Tembaga Bahan kabel listrik Bahan uang logam Untuk bahan mesin tenaga uap Dan untuk aloi 9. Kegunaan Zink Bahan cat putih Pelapis lampu TL Layar TV dan monitor computer Campuran logam dengan metal lain

Kesimpulan
1. Beberapa sifat logam: Sifat logam sangat keras, tahan panas, elektropositif, dan penghantar listrik yang baik. Pengecualian untuk Cu merupakan logam yang lembut dan elastis. Banyak di antaranya dapat membentuk ion ion berwarna yang berubah ubah menurut keadaan bilangan oksidasinya. Mempunyai bilangan oksidasi yang harganya 0 atau positif. Dapat membentuk senyawa kompleks. Memiliki elektron tidak berpasangan yang mengakibatkan titik didih atau titik leleh tinggi, bersifat paramagnetik,berwarna dan bersifat katalis. 2. Kegunaan unsure-unsur periode keempat : a. Skandium digunakan pada lampu intensitas tinggi b. Titanium digunakan pada industri pesawat terbang dan industri kimia. Vanadium digunakan untuk membuat per mobil dan sebagai katalis pembuatan belerang. d. Kromium digunakan untuk bahan pembuatan baja, nikrom, stanless steel. Mangan digunakan untuk bahan pembuatan baja, manganin dalam pembuatan alat-alat listrik dan sebagai alloy mangan-besi atau ferromanganese. Besi digunakan untuk pembuatan baja, perangkat elektronik, memori komputer, dan pita rekaman. g. Kobalt digunakan untuk membuat aliansi (paduan logam) h. Nikel digunakan untuk melapisi logam supaya tahan karat dan paduan logam Tembaga digunakan untuk kabel kabel, pipi pipa, kaleng makanan dan untuk alat-alat elektronik. Seng digunakan sebagai logam pelapis antikarat, paduan logam, pembuatan bahan cat putih, dan antioksidan dalam pembuatan ban mobil.

c. e. f.

i. j.

2.1 Ion Kompleks Ion kompleks adalah ion yang berbentuk dari suatu kation (biasanya ion logam transisi) yang mengikat beberapa anion atau molekul netral. Selanjutnya, kation itu disebut ion pusat dan anion atau molekul netral yang terikat pada ion pusat disebut ligan. Pada ion kompleks [Cu(CN)4]2- dan [Fe(H2O)6]2+, Cu2+ dan Fe2+ adalah ion pusat, sedangkan CN- dan H2O adalah ligan. 2.1.1 Bilangan Koordinasi Bilangan koordinasi menyatakan jumlah ligan atau jumlah atom donor yang terkait pada ion pusat. Bilangan koordinasi ion Cu2+ pada [Cu(CN)4]2- adalah 4 dan bilangan koordinasi ion Fe2+ pada [Fe(H2O)6]2+ adalah 6. Biasanya, bilangan koordinasi suatu ion pusat sama dengan 2 kali bilangan oksidasinya. Ion pusat Cu2+ Ag+ Au+ Cr2+ Fe2+ Co2+ Ni2+ Cu2+ 2.1.2 Ligan Ligan adalah spesi yang memiliki atom yang dapat menjadi donor sepasang elektron pada ion pusat. Ligan merupakan basa Leuwis, sedangkan ion pusat sebagai asam Leuwis. Ligan dapat berupa ion monoatomik (tapi bukan atom netral), seperti ion halida ; berupa anion, seperti CN- dan NO2- ,berupa molekul sederhana, seperti NH3 dan H2O ; berupa molekul kompleks ; seperti piridin (C5H5N). Ion kompleks positif : [Ag(NH3)2]+ = Diamin Perak (I) [Cu(NH3)4]2+ = Tetra amin Tembaga (II) 2+ [Zn(NH3)4] = Tetra amin Seng (II) [Co(NH3)6]3+ = Heksa amin Kobal (III) 2+ [Cu(H2O)4] = Tetra Aquo Tembaga (II) [Co(H2O)6]3+ = Heksa Aquo Kobal (III) Contoh : [Cr(NH3)4Cl2]+ atom pusat : Cr3+ Ligan : NH3 (amina) dan Cl (kloro) bilangan koordinasi : 4 + 2 = 6 Nama ionnya = tetraamin dikloro krom (III) Ion kompleks negatif : [Ni(CN)4]2= Tetra siano Nikelat (II) Bilangan koordinasi 2,4 2 2,4 6 6 4,6 4,6 4,6 Ion pusat Zn2+ Al3+ Sc3+ Cr3+ Fe3+ Co3+ Au3+ Bilangan koordinasi 4,6 4,6 6 6 6 6 4

[Fe(CN)6]3- = Heksa siano Ferat (III) [Fe(CN)6]4- = Heksa siano Ferat (II) [Co(CN)6]4- = Heksa siano Kobaltat (II) [Co(Cl6]3= Heksa kloro Kobaltat (III) Contoh : [Ni(CN)4]2- atom pusat : Ni2+ Ligan : CN (siano) Bilangan koordinasi : 4 Nama ionnya = tetrasiano nikelat (II) Aturan penamaan senyawa kompleks menurut IUPAC : 1. Kation selalu disebutkan terlebih dahulu dari pada anion 2. Nama ligan disebutkan secara berurut sesuai abjad. Ligan adalah gugus molekul netral, ion atau atom yang terikat pada suatu atom logam melalui ikatan koordinasi. Daftar ligan sesuai abjad. Amino = NH3 (bermuatan 0) Akuo = H2O (bermuatan 0) Bromo = Br(bermuatan -1) Hidrokso = OH- (bermuatan -1) Iodo = I(bermuatan -1) Kloro = Cl(bermuatan -1) Nitrito = NO2 (bermuatatn-1) Oksalato = C2O42- (bermuatan -2) Siano = CN- (bermuatan -1) Tiosianato = SCN- (bermuatan -1) Tiosulfato = S2O32- (bermuatan -2) 3. Bila ligan lebih dari 1 maka dinyatakan dengan awalan di- untuk 2, tri- untuk 3, tetra- untuk 4, penta- untuk 5 dan seterusnya. 4. Nama ion kompleks bermuatan positif nama usur logamnnya menggunakan bahasa Indonesia dan diikuti bilangan oksidasi logam tesebut dengan angka romawi dalam tanda kurung. Sedangkan untuk ion kompleks bermuatan negative nama unsur logamnya dalam bahasa latin diakhiri at dan di ikuti bilangan oksidasi logam tersebut dengan angka romawi dalam tanda kurung. Unsur Al Ag Cr Co Cu Ni Zn Fe Mn Pb Au Sn Nama Aluminim Perak Krom Kobalt Tembaga Nikel Seng Besi Mangan Timbale Emas Timah Kation Aluminium Perak Krom Kobal Tembaga Nikel Seng Besi Mangan Timbale Emas Timah Anion Aluminat Argentat Kromat Kobaltat Kuprat Nikelat Zinkat Ferrat Manganat Plmbat Aurat Stannat

2.1.3

Muatan ion Kompleks Muatan ion kompleks sama dengan muatan ion pusat ditambah muatan ligannya. Ion kompleks yang terdiri atas ion pusat Al3+, 4 ligan H2O, dan 2 ligan OH- : memiliki muatan (+3) + (4.0) + (2x-1) = +1 sehingga ion kompleksnya dapat ditulis [Al(H2O)4(OH)2]+.

2.1.4

Geometri Ion Kompleks Ikatan yang terjadi antara ion pusat dan ligan adalah ikatan kovalen koordinasi. Bilangan koordinasi pada suatu ion kompleks menunjukkan jumlah pasangan elektron. Menurut teori tolakan pasangan elektron valensi (VSEPR), ion kompleks yang memiliki bilangan koordinasi 2, bentuk molekulnya linier, yang memiliki bilangan koordinasi 4 bentuk molekulnya tetra hedron (tetra hedral) atau segi empat dasar bergantung. Pada jenis orbital yang digunakan oleh pusatnya.

2.1.5

Warna senyawa kompleks Unsur transisi periode keempat membentuk senyawa berwarna karena adanya subkulit 3d yang terisi tidak penuh. Jika tidak ada pengaruh luar, semua orbital pada sub kulit yang sama memiliki tingkat energi sama. Setelah mengikat ligan, terjadilah pemisahan tingkat energi pada orbital (splitting). Pada sistem oktahedral (ion kompleks dengan bilangan koordinasi 6), terjadilah pemisahan tingkat energi dengan orbital dx2y2 dan dz2 menjadi lebih tinggi daripada orbital dxy, dyz, dan dxz. Perbedaan tingkat energi orbital itu sama dengan energi sinar tampak dengan demikian ion pusat dari ion kompleks yang memiliki sub kulit d yang tidak penuh dapat menyerap radiasi dari sinar tampak. Jika sinar itu dipancarkan, ion kompleks menjadi tampak berwarna. Unsur Sc +1 +2 +3 Tidak berwarna Ti Ungu Hijau Tidak berwarna V Cr Mn Ungu Biru Merah muda Fe Co Hijau Merah muda Ni Cu Tidak berwarna Zn Tidak berwarna Hijau Biru Merah Jingga Biru Hijau Ungu Merah biru Coklat tua Merah Biru Jingga Hijau Ungu +4 +5 +6 +7 -

Kecuali Sc dan Zn, unsur-unsur transisi periode keempat mempunyai beberapa tingkat oksidasi. Bilangan oksidasi yang mungkin bergantung pada bilangan oksidasi yang dapat dicapai kestabilannya. Kestabilan senyawa logam transisi diantaranya bergantung pada jenis atom yang mengikat logam transisi, senyawa berbentuk Kristal atau larutan, PH dalam air. 2.2 Kegunaan 2.8.1 Skandium = SC Kegunaan : a. Untuk menghasilkan cahaya berintesitas tinggi b. Radioaktifnya sebagai perunut pada pemurnian minyak bumi c. Senyawanya sebagai aditif lampu uap-Hg dan transmisi TV warna 2.8.2 Titanium = Ti Kegunaan : a. Komponen penting logam paduan untuk pesawat, peluru kendali b. Karena ketahanannya terhadap air laut maka digunakan juga untuk pembuatan peralatan kapal yang langsung bersentuhan dengan laut, seperti kipas body kapal dan sebagainya. 2.8.3 Vanadium = V Kegunaan : a. Reactor nuklir b. Pembuatan baja tahan karat, untuk per, serta peralatan kecepatan tinggi c. Oksidanya (V2O5) untuk keramik dan katalisator. 2.8.4 Kromium = Cr Kegunaan : a. Paduan logam untuk pembuatan baja. b. Pewarna logam dan gelas c. Sebagai katalisator 2.8.5 Mangan = Mn Kegunaan : a. Komponen penting paduan logam, karena sifatnya keras, kuat,dan ketahanannya tinggi b. Memperbesar fungsi Vitamin B dalam tubuh c. KMnO4 sebagai oksidator kuat dalam bidang kesehatan 2.8.6 Besi = Fe Kegunaan : a. Sebagai logam utama pada pembuatan baja b. Besi dengan paduannya digunakan untuk pembuatan rel, tulangan beton. c. Digunakan untuk berbagai peralatan dalam kehidupan sehari-hari. 2.8.7 Kobal = Co Kegunaan : a. Karena keras, tahan karat dan penampilannya menarik maka sering digunakan untuk menyepuh logam lain b. Pewarna biru pada porselen, kaca, genting c. Pewarna sumber sinar gamma dalam bidang kesehatan 2.8.8 Nikel = Ni Kegunaan : a. Paduan logam baja dan logam lain b. Pelapis permukaan logam c. Sebagai katalisator d. Pewarna hijau pada keramik/porselen e. Komponen pada baterai 2.8.9 Tembaga = Cu

a. b. 2.8.10 a. b. c. d.

Kegunaan : Peralatan kelistrikan, sebagai rangkian dan kawat kabel. Logam paduan pada kuningan dan perunggu Seng = Zn Kegunaan : Komponen paduan pada huruf mesin cetak Sebagai logam patri ZnO untuk industry cat, kosmetik, farmasi, tekstil. Zns untuk sinar X dan layar TV.

You might also like