You are on page 1of 30

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.

1 Remaja Remaja atau adolescence adalah periode perkembangan individu yang mengalami perubahan dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa, biasanya antara usia 13-20 tahun. Istilah adolescence biasanya menunjukkan maturasi psikologis individu, ketika pubertas menunjukkan titik dimana reproduksi mungkin dapat terjadi. ada masa remaja terjadi perubahan yang !epat, baik se!ara "isik maupun psikologis pada individu dan ketika pubertas menunjukkan titik dimana reproduksi dapat terjadi # otter$ erry, 200%&. 'enurut (epkes RI #200%&, masa remaja merupakan suatu proses tumbuh kembang yang berkesinambungan, yang merupakan masa peralihan dari kanak-kanak ke dewasa muda. Remaja adalah individu yang sedang mengalami masa peralihan hingga perlahan men!apai kematangan seksual, jiwa yang berkembang dari kanakkanak menjadi dewasa dan keadaan ekonominya beralih dari ketergantungan menjadi relati" mandiri. )ehingga dapat dilihat adanya perkembangan pada diri remaja baik perkembangan "isik yang meliputi pertumbuhan organ seksual baik primer maupun sekunder, pertumbuhan otot-otot, tulang, hormon, serta perkembangan kejiwaan yang meliputi emosi, intelek, sosial dan moral. *erdasarkan de"inisi tersebut dapat disimpulkan bahwa masa remaja adalah masa peralihan dari masa anak-anak ke masa dewasa, dimana pada masa tersebut terjadi proses pematangan baik itu pematangan "isik, maupun psikologis. 2.1.2 Tahapan Masa Remaja +elompok remaja di Indonesia sebagaimana di sebagian besar negara di dunia, memiliki proporsi yang !ukup besar yaitu sekitar 1,% dari jumlah seluruh penduduk. 'enurut -ndang--ndang .o. 23 tahun 2002 tentang erlindungan /nak,

2.1.1 Pengertian Remaja

yang disebut anak adalah seseorang yang berusia 0 #dalam kandungan & sampai usia 10 tahun. *erdasarkan -ndang--ndang tersebut, kategori remaja termasuk di dalamnya, yakni menurut (epartemen +esehatan sesuai dengan batasan 123 menjelaskan bahwa batasan usia remaja yaitu antara 10-14 tahun #(epkes RI, 200%&. 'enurut )oetjiningsih #2005&, remaja akan melewati tahapan tumbuh kembangnya dalam 3 tahap, yaitu 6 masa remaja awal 11 7 13 tahun #Early C, masa remaja pertengahan 15 7 18 tahun #Middle Adolescence&, dan masa remaja akhir 19 20 tahun #Late Adolescence&. :ahap remaja adalah masa transisi antara masa kanakkanak dan dewasa, dimana terjadi pa!u tumbuh #growth spurt&, timbul !iri-!iri seks sekunder, ter!apai "ertilitas dan terjadi perubahan-perubahan psikologik serta kogniti" #)oetjiningsih, 2005&. 2.2 Alat Reprod !si 'enurut 'anuaba #2004& ma!am-ma!am dan "ungsi organ reproduksi yaitu6 /. 3varium #indung telur& ;aitu indung telur atau ovarium terletak antara rahim dan dinding panggul, dan digantung ke rahim oleh ligamentum ovarii proprium dan ke dinding panggul oleh ligamentum in"undibulo-pelvikum. 3rgan di kiri dan kanan rahim di ujung saluran "imbrae #umbai-umbai& dan terletak di rongga pinggul yang ber"ungsi mengeluarkan sel telur #ovum&, sebulan sekali indung telur kiri dan kanan se!ara bergiliran mengeluarkan sel telur. )el telur adalah sel yang dihasilkan oleh indung telur yang dapat dibuahi oleh sperma sehingga terbentuk janin. *ila tidak dibuahi, akan ikut keluar bersama darah pada saat menstruasi. ada saat telur #ovum& dikeluarkan wanita disebut dalam masa subur. *. :uba <allopi ;aitu saluran di kiri dan kanan rahim yang ber"ungsi untuk dilalui oleh ovum dari indung telur menuju rahim. -jungnya adalah "imbrae. :uba

2.2.1 "rgan Reprod !si #anita

"allopi berasal dari ujung ligamentum latum, berjalan ke arah lateral, dengan panjang sekitar 12 !m. :uba "allopi bukan merupakan saluran lurus, tetapi mempunyai bagian yang lebar sehingga membedakannya menjadi empat bagian. (i ujungnya terbuka dan mempunyai "imbriae #rumbai-rumbai&, sehingga dapat menangkap ovum #telur& saat terjadi pelepasan telur #ovulasi&. )aluran telur ini merupakan saluran hasil konsepsi #hasil pembuahan& menuju rahim. <ungsi tuba "allopi sangat vital dalam proses kehamilan, yaitu menjadi saluran spermato=oa dan ovum, mempunyai "ungsi penangkap ovum, tempat terjadinya pembuahan #"ertilitas&, menjadi saluran dan tempat pertumbuhan hasil pembuahan sebelum mampu menanamkan diri pada lapisan dalam rahim. >. -terus *entuk rahim seperti buah pir, dengan berat sekitar 30 gram, terletak di panggul ke!il diantara rektum #bagian usus sebelum dubur&, dan di depannya terletak kandung kemih. *agian bawahnya disangga oleh ligamen yang kuat, sehingga bebas untuk tumbuh dan berkembang saat kehamilan. Ruangan rahim berbentuk segitiga, dengan bagian besarnya di atas. (ari bagian atas rahim #"undus& terdapat ligamen menuju lipatan paha #kanalis inguinalis&, sehingga kedudukan rahim menjadi kearah depan. ?apisan otot rahim terdiri dari tiga lapis, yang mempunyai kemampuan untuk tumbuh kembang sehingga dapat memelihara dan mempertahankan kehamilan selama sembilan bulan, rahim juga merupakan jalan lahir yang penting dan mempunyai kemampuan untuk mendorong janin lahir. -terus #rahim& yaitu tempat !alon bayi dibesarkan bentuknya seperti buah alpukat gepeng dan berat normalnya antar 30-%0 gram. ada saat tidak hamil, besar rahim kurang lebih sebesar telur ayam kampung. *er"ungsi sebagai tempat berkembangnya janin, dinding rahim yang menebal yang berisi pembuluh darah akan keluar sebagai menstruasi. 'a!am-ma!am lapisannya adalah 6

1. ?apisan parametrium adalah lapisan yang paling luar dan lapisan yang berhubungan dengan rongga perut. 2. ?apisan miometrium adalah lapisan yang ber"ungsi mendorong bayi keluar dari proses persalinan kontraksi. 3. ?apisan endometrium adalah lapisan dalam tempat menempelnya sel telur yang sudah dibuahi. ?apisan endometrium terdiri dari lapisan kelenjar yang di penuhi berisi pembuluh darah. (. )ervik )ervik #leher rahim& yaitu bagian bawah rahim bagian luar ditetapkan sebagai batas penis waktu masuk ke dalam vagina. <ungsinya pada saat persalinan tiba leher rahim membuka sehingga bayi dapat keluar . @. Aagina Aagina merupakan saluran muskulo-membranasea #otot selaput& yang menghubungkan rahim dengan dunia luar, dinding depan vagina berukuran 4 !m dan dinding belakangnya 11 !m yang bersi"at elastik dengan berlipat-lipat. )elaput vagina tidak mempunyai kelenjar sehingga !airan yang selalu membasahi berasal dari kelenjar rahim atau lapisan dalam rahim. )ebagian dari rahim yang menonjol pada vagina disebut porsio. Aagina mempunyai "ungsi penting sebagai jalan lahir bagian lunak, sebagai sarana hubungan seksual, saluran untuk mengalirkan lendir dan darah menstruasi. <. Aulva Aulva yaitu awal dari vagina, merupakan rongga penghubung rahim dengan bagian luar tubuh, "ungsinya untuk melindungi vagina. :erdiri atas bagian-bagian berikut6 1. 'ons veneris disebut juga gunung venus, menonjol ke bagian depan menutupi tulang kemaluan. 2. ?abia mayora bentuknya lonjong menjurus ke bawah dan bersatu di bagian bawah, bagian luar labia mayora terdiri dari kulit

berambut, kelenjar lemak, dan kelenjar keringat, bagian dalamnya tidak berambut dan mengandung kelenjar lemak. 3. ?abia minora merupakan lipatan ke!il di bagian dalam labia mayora, bagian depannya mengelilingi klitoris. +edua labia ini mempunyai pembuluh darah. 5. +litoris merupakan bagian yang erektil, seperti penis pada pria, mengandung banyak pembuluh darah dan serat sara", sehingga sangat sensiti" saat hubungan seks. %. Aestibulum merupakan bagian kelamin yang dibasahi oleh kedua labia kanan-kiri dan bagian atas oleh klitoris serta bagian belakang pertemuan labia minora. 8. 2imen #selaput dara& merupakan selaput tipis yang menutupi sebagian lubang vagina luar. ada umumnya hymen berlubang sehingga menjadi saluran aliran darah menstruasi. )elaput dara tidak mengandung pembuluh darah.

2.2.2 $%gienitas Alat Reprod !si 2ygiene adalah ilmu kesehatan. >ara perawatan diri manusia untuk memelihara kesehatan mereka disebut hygiene perorangan. emeliharaan hygiene perorangan diperlukan untuk kenyamanan individu, keamanan dan kesehatan. raktik

hygiene sama dengan peningkatan kesehatan. +ulit merupakan garis tubuh pertama dari pertahanan melawan in"eksi # otter $ erry, 2008&. 2ygiene adalah usaha untuk mempertahankan atau memperbaiki kesehatan. kebersihan organ reproduksi #Rahmayanti, 2012&. +ebersihan perorangan pada remaja sangat penting dalam usaha men!egah timbulnya peradangan, mengingat sumber in"eksi dapat timbul bila kebersihan kurang mendapat perhatian. 'enurut 'ubarak $ .urul >hayatin #2000&, personal hygiene atau kebersihan diri adalah upaya seseorang dalam memelihara kebersihan dan kesehatan dirinya untuk memperoleh kesejahteraan "isik dan psikologis. :ujuan personal hygiene adalah untuk memelihara kesehatan diri, men!iptakan keindahan, serta meningkatkan derajat kesehatan individu sehingga dapat men!egah timbulnya penyakit pada diri sendiri. 'enjaga kesehatan organ reproduksi pada wanita diawali dengan menjaga kebersihan organ kewanitaan6 /. -ntuk menjaga kebersihan vagina, yang perlu kita lakukan adalah membasuh se!ara teratur bagian vulva #bibir vagina& setiap hari dengan !ara membasuh dari arah depan #vagina& ke belakang #anus& se!ara hati-hati menggunakan air yang bersih setiap setelah buang air ke!il, buang air besar, dan ketika mandi. ;ang terpenting adalah membersihkan bekas keringat dan bakteri yang ada disekitar bibir vagina. *. )etiap membasuh alat kelamin, biasakan mengeringkan alat kelamin dengan handuk atau lap yang bersih sebelum mengenakan pakaian dalam untuk mennghindari suasana lembab yang dapat menyebabkan jamur lebih mudah berkembang. >. +ebersihan daerah kewanitaan juga bisa dijaga dengan sering mengganti pakaian dalam, paling tidak sehari dua kali setelah mandi, terutama bagi wanita akti" dan mudah berkeringat. *ahan !elana dalam yang digunakan sebaiknya terbuat dari bahan yang mudah menyerap keringat seperti bahan katun sehingga dapat menyerap keringat dan membiarkan kulit bernapas. erilaku hygiene organ reproduksi adalah usaha mempertahankan atau memperbaiki kesehatan dengan memelihara

)elain itu, hindari menggunakan pakaian dalam yang terlalu ketat karena selain gerah, juga menyebabkan peredaran darah tidak lan!ar. (. 'enghindari penggunaan terlalu sering sabun antiseptik yang keras atau !airan pewangi untuk menghilangkan bau di daerah kewanitaan. :erlalu kerap membasuh vagina dengan !airan kimia #dou!hing& dan penggunaan deodoran di sekitar vagina akan merusak keseimbangan organisme dan !airan vagina sehingga memungkinkan terjadinya in"eksi pada vagina #vaginitis&. @. 'enghindari bertukar pakaian dalam dan handuk dengan orang lain karena hal ini berpotensi untuk menularkan penyakit. <. (ianjurkan men!ukur,merapikan rambut kemaluan agar tidak berpotensi untuk ditumbuhi jamur atau kutu yang dapat menimbulkan rasa gatal. B. 'enjaga +ebersihan ada 'asa 'enstruasi )ebaiknya mengganti pembalut se!ara teratur 5-% kali sehari atau setelah buang air ke!il dan mandi untuk menghindari pertumbuhan bakteri dan jamur pada pembalut yang digunakan dan men!egah masuknya bakteri tersebut ke dalam vagina. (ianjurkan memilih pembalut yang berbahan lembut, dapat menyerap dengan baik, tidak mengandung bahan yang dapat menimbulkan alergi seperti par"um dan gel, dan melekat dengan baik pada pakaian dalam. 2. eriksa se!ara rutin ke dokter spesialis organ genital se!ara teratur #setidaknya dua tahun sekali& untuk mendeteksi kemungkinan adanya kanker pada organ reproduksi. /da dua kanker yang kerap menyerang organ reproduksi wanita, yaitu kanker indung telur dan kanker leher rahim. )ampai sekarang, belum diketahui dengan pasti apa penyebab kanker leher rahim. (iduga kuat penyakit tersebut disebabkan oleh virus yang bernama 2uman apilloma Airus #2 A& yang disebabkan oleh enyakit 'enular )eksual # ')&. +anker leher rahim bisa mun!ul karena hubungan seksual di bawah 20 tahun, berganti-ganti pasangan, tidak merawat kebersihan alat kelamin, berhubungan seks dengan laki-laki yang memiliki pasangan penderita kanker leher rahim, dan akibat sering merokok #Rahmayanti, 2012&.

2.&

Kan!er Ser'i!s +anker serviks adalah suatu proses keganasan yang terjadi pada serviks,

2.&.1 Pengertian sehingga jaringan disekitarnya tidak dapat melaksanakan "ungsi sebagaimana mestinya dan biasanya disertai dengan adanya perdarahan dan pengeluaran !airan vagina yang abnormal. +anker leher rahim #kanker serviks& merupakan sebuah tumor ganas yang tumbuh di dalam leher rahim,serviks yaitu bagian terendah dari rahim yang menonjol ke liang senggama atau vagina #/minati, 2013&. +anker serviks atau kanker leher rahim adalah keganasan yang terjadi pada serviks #leher rahim& yang merupakan bagian terendah dari rahim yang menonjol ke pun!ak liang senggama atau vagina #(epkes RI, 2008&. +anker leher rahim adalah kanker yang terjadi pada serviks uterus, daerah pada organ reproduksi wanita yang merupakan pintu masuk ke arah rahim yang terletak antara rahim #uterus& dan liang senggama #vagina&. 1aktu yang diperlukan bagi kanker serviks untuk berkembang !ukup lama, sekitar 10-1% tahun. +anker ini biasanya terjadi pada wanita yang berusia antara 30 tahun sampai %0 tahun, yaitu di usia reprodukti" wanita #)mart, 2010&. 2.&.2 (tiologi 2uman papillomavirus, sampai saat ini telah diketahui memiliki lebih dari 100 tipe, dimana sebagian besar diantaranya tidak berbahaya dan akan lenyap dengan sendirinya. (ari 100 tipe 2 A tersebut, hanya 30 diantaranya yang beresiko kanker serviks. /dapun tipe yang beresiko adalah 2 A 18, 10, 31, dan 5% yang sering ditemukan pada kanker maupun lesi prakanker serviks, yaitu menimbulkan kerusakan sel lendir luar menuju keganasan. )ementara, tipe yang beresiko sedang yaitu 2 A tipe 33, 3%, 34, %1, %2, %8, %0, %4, dan 80, dan yang beresiko rendah adalah 2 A tipe 8, 11, 28, 52, 53, 55, %3, %5, %%, dan %8. (ari tipe-tipe ini, 2 A tipe 18 dan 10 merupakan penyebab tersering kanker serviks yang terjadi di seluruh dunia. 2 A tipe

18 mendominasikan in"eksi #%0-80C& pada penderita kanker serviks disusul dengan tipe 10 #10-1%C& #)inta et al., 2010&. 2.&.& )a!tor Risi!o <aktor risiko kanker serviks yaitu aktivitas seksual terlalu muda #D18 tahun&, jumlah pasangan seksual lebih dari 1 orang, dan adanya riwayat in"eksi berpapil. +arena hubungannya erat dengan in"eksi 2 A, wanita yang mendapat atau menggunakan penekan kekebalan #immunosuppressive& dan penderita 2IA berisiko menderita kanker serviks #/=i= et al., 2008&. 'enurut (iananda #2009&, "aktor yang mempengaruhi kanker serviks yaitu6 /. -sia E 3% tahun ada usia tersebut mempunyai risiko tinggi terhadap kanker leher rahim. )emakin tua usia seseorang, maka semakin meningkat risiko terjadinya kanker laher rahim. 'eningkatnya risiko kanker leher rahim pada usia lanjut merupakan gabungan dari meningkatnya dan bertambah lamanya waktu pemaparan terhadap karsinogen serta makin melemahnya sistem kekebalan tubuh akibat usia. *. -sia pertama kali menikah. 'enikah pada usia kurang 20 tahun dianggap terlalu muda untuk melakukan hubungan seksual dan berisiko terkena kanker leher rahim 10-12 kali lebih besar daripada mereka yang menikah pada usia E 20 tahun. 2ubungan seks idealnya dilakukan setelah seorang wanita benar-benar matang. -kuran kematangan bukan hanya dilihat dari sudah menstruasi atau belum. +ematangan juga bergantung pada sel-sel mukosa yang terdapat di selaput kulit bagian dalam rongga tubuh. -mumnya sel-sel mukosa baru matang setelah wanita berusia 20 tahun ke atas. Fadi, seorang wanita yang menjalin hubungan seks pada usia remaja, paling rawan bila dilakukan di bawah usia 18 tahun. 2al ini berkaitan dengan kematangan sel-sel mukosa pada serviks. ada usia muda, sel-sel mukosa pada serviks belum matang. /rtinya, masih

rentan terhadap rangsangan sehingga tidak siap menerima rangsangan dari luar termasuk =at-=at kimia yang dibawa sperma. +arena masih rentan, sel-sel mukosa bisa berubah si"at menjadi kanker. )i"at sel kanker selalu berubah setiap saat yaitu mati dan tumbuh lagi. (engan adanya rangsangan, sel bisa tumbuh lebih banyak dari sel yang mati, sehingga perubahannya tidak seimbang lagi. +elebihan sel ini akhirnya bisa berubah si"at menjadi sel kanker. ?ain halnya bila hubungan seks dilakukan pada usia di atas 20 tahun, dimana sel-sel mukosa tidak lagi terlalu rentan terhadap perubahan. >. 1anita dengan aktivitas seksual yang tinggi, dan sering berganti-ganti pasangan. *erganti-ganti pasangan akan memungkinkan tertularnya penyakit kelamin, salah satunya 2uman apilloma Airus #2 A& . Airus ini akan mengubah selsel di permukaan mukosa hingga membelah menjadi lebih banyak sehingga tidak terkendali sehingga menjadi kanker. (. enggunaan antiseptik. +ebiasaan pen!u!ian vagina dengan menggunakan obat-obatan antiseptik maupun deodoran akan mengakibatkan iritasi di serviks yang merangsang terjadinya kanker. @. 1anita yang merokok. 1anita perokok memiliki risiko 2 kali lebih besar terkena kanker serviks dibandingkan dengan wanita yang tidak merokok. enelitian menunjukkan, lendir serviks pada wanita perokok mengandung nikotin dan =at-=at lainnya yang ada di dalam rokok. Gat-=at tersebut akan menurunkan daya tahan serviks di samping meropakan ko-karsinogen in"eksi virus. .ikotin, mempermudah semua selaput lendir sel-sel tubuh bereaksi atau menjadi terangsang, baik pada mukosa tenggorokan, paru-paru maupun serviks. .amun tidak diketahui dengan pasti berapa banyak jumlah nikotin yang dikonsumsi yang bisa menyebabkan kanker leher rahim. <. Riwayat penyakit kelamin seperti kutil genitalia.

1anita yang terkena penyakit akibat hubungan seksual berisiko terkena virus 2 A, karena virus 2 A diduga sebagai penyebab utama terjadinya kanker leher rahim sehingga wanita yang mempunyai riwayat penyakit kelamin berisiko terkena kanker leher rahim. B. aritas #jumlah kelahiran&. )emakin tinggi risiko pada wanita dengan banyak anak, apalagi dengan jarak persalinan yang terlalu pendek. (ari berbagai literatur yang ada, seorang perempuan yang sering melahirkan #banyak anak& termasuk golongan risiko tinggi untuk terkena penyakit kanker leher rahim. (engan seringnya seorang ibu melahirkan, maka akan berdampak pada seringnya terjadi perlukaan di organ reproduksinya yang akhirnya dampak dari luka tersebut akan memudahkan timbulnya 2uman apilloma Airus #2 A& sebagai penyebab terjadinya penyakit kanker leher rahim. 2.&.* Tanda dan gejala ada "ase sebelum terjangkitnya kanker #pra kanker serviks&, penderita sering tidak mengalami gejala atau tanda yang khas. .amun beberapa gejala-gejala yang biasanya ditemukan sebagai berikut6 a. +eluarnya !airan en!er dari vagina #keputihan&. b. erdarahan setelah senggama yang kemudian dapat berlanjut menjadi perdarahan yang abnormal. !. :imbulnya perdarahan setelah masa menopause. d. ada "ase invasi"e dapat keluar !airan berwarna kekuning-kuningan, berbau dan dapat ber!ampur dengan darah. e. :imbul gejala-gejala anemia bila terjadi perdarahan kronis. ". :imbul nyeri panggul #pelvis& atau di perut bagian bawah bila ada radang panggul. )elain itu bisa juga timbul nyeri di tempat lainnya #/minati, 2013&.

.amun bila sel-sel tidak normal ini berkembang menjadi kanker serviks dan telah menyebar dan sulit untuk disembuhkan, maka tanda dan gejala yang sering timbul pada stadium lanjut adalah 6 /. erdarahan yang tidak normal, baik perdarahan setelah bersenggama atau pemeriksaan panggul. erdarahan di antara metode menstruasi yang regular, periode menstruasi yang lebih lama dan lebih banyak dari biasanya. *. >. Rasa sakit saat berhubungan seksual +eluarnya !airan yang tidak normal dari vagina, berwarna kekuningan, si"atnya en!er dan berbau tidak sedap. )ekret vagina yang berbau terutama pada masa nekrosis lanjut dan reaksi peradangan non spesi"ik. .ekrosis ini terjadi karena pertumbuhan tumor yang !epat tidak diimbangi dengan pertumbuhan pembuluh darah #angiogenesis& agar mendapat aliran darah yang !ukup. (. +anker yang berkembang makin lanjut dapat menimbulkan gejala-gejala seperti berkurangnya na"su makan, penurunan berat badan, kelelahan, nyeri panggul, punggung dan tungkai. @. ada stadium lanjut ketika tumor sudah menyebar ke luar dari serviks dan melibatkan jaringan di rongga pelvis #/=i= et al., 2008 dan /minati, 2013&. 2.&.+ Klasi,i!asi Kan!er Ser'i!s +lasi"ikasi berdasarkan stadium klinis menurut <IB3 #:he International <ederation o" Bynekology and 3bstetri!s& 6 /. *. )tadium 0, stadium ini disebut karsinoma in situ atau in"eksi awal 2 A. :umor masih dangkal, hanya tumbuh di lapisan sel serviks. )tadium I, karsinoma yang telah tumbuh terbatas di serviks, namun belum menyebar. 1. )tadium I/1, invasi kanker ke stroma hanya dapat dikenali se!ara mikroskopik. Invasi ke stroma dengan kedalaman kurang dari 3 mm dan lebar kurang dari 9 mm.

2. )tadium I/2, invasi ke stroma dengan kedalaman sekitar 3-% mm dan lebar kurang dari 9 mm. 3. )tadium I*1, lesi terbatas di serviks dan dapat dilihat tanpa mikroskop, besar lesi se!ara klinis tidak lebih dari 5 !m. 5. )tadium I*2, besar lesi se!ara klinis lebih dari 5 !m. >. )tadium II, kanker berada di bagian dekat serviks dan telah melibatkan vagina namun belum sampai ke 1,3 bawah atau in"iltrasi ke parametrium belum men!apai dinding panggul. )tadium II dibagi menjadi 6 1. )tadium II/, kanker meluas sampai ke atas vagina, namun belum menyebar ke jaringan yang lebih dalam dari vagina. 2. )tadium II*, kanker telah menyebar ke jaringan sekitar vagina dan serviks, in"iltrasi ke parametrium tetapi belum men!apai dinding panggul. <. )tadium III, kanker telah menyebar ke jaringan lunak sekitar vagina dan serviks sepanjang dinding panggul, telah melibatkan 1,3 bawah vagina atau adanya perluasan sampai ke dinding panggul. 'ungkin dapat menghambat aliran urin ke kandung kemih. B. )tadium IA, pada stadium ini kanker telah menyebar ke bagian lain tubuh, perluasan ke organ reprodukti". 1. )tadium IA/, kanker telah menyebar ke organ terdekat, seperti mukosa kandung kemih atau mukosa rektum. 2. )tadium IA*, kanker telah menyebar ke organ yang lebih jauh, metastase telah keluar dari rongga panggul, seperti paru-paru #/minati, 2013&. 2.&.- Pen.egahan Kan!er Ser'i!s A. Pen.egahan Primer

en!egahan primer adalah pen!egahan awal kanker yang utama. 2al ini untuk menghindari "aktor resiko yang dapat dikontrol. >ara-!ara pen!egahan primer adalah sebagai berikut #(alimartha.), 2005& 6 1. :idak berhubungan seksual sampai batas usia di atas remaja 2ubungan seks idealnya dilakukan setelah seorang perempuan benar-benar matang. -kuran kematangan bukan hanya dilihat dari ia sudah menstruasi atau belum, tetapi juga tergantung pada kematangan sel-sel mukosa yang terdapat di selaput kulit bagian dalam rongga tubuh. -mumnya sel-sel mukosa baru matang setelah perempuan berusia 20 tahun ke atas. :erutama untuk perempuan yang masih di bawah 18 tahun memiliki resiko yang sangat tinggi terkena kanker serviks bila telah melakukan hubungan seks. 'enurut /minati #2013&, juga dijelaskan bahwa sebaiknya menunda aktivitas seksual yang tinggi di usia muda karena akan semakin besar kemungkinan berkembangnya kanker serviks. 2. *atasi jumlah pasangan Resiko terkena kanker serviks lebih tinggi pada perempuan yang berganti-ganti pasangan seks daripada yang tidak. 2al ini terkait dengan kemungkinan tertularnya penyakit kelamin, salah satunya 2uman apiloma Airus #2 A&. 'enurut /minati #2013&, berdasar data statistik semakin banyak seorang wanita memiliki partner seks maka semakin besar pula kemungkinan tertular virus ini. 3. 2indari kebiasaan men!u!i vagina terlalu sering Douching atau !u!i vagina dapat menyebabkan iritasi di serviks. Iritasi yang berlebihan dan terlalu sering akan merangsang terjadinya perubahan sel, yang akhirnya berubah menjadi sel kanker. )ebaiknya pen!u!ian vagina tidak dilakukan se!ara rutin, ke!uali bila ada indikasi, misalnya in"eksi yang memerlukan pen!u!ian =at-=at kimia atas saran dokter. 'enurut /minati #2013&, terlalu sering men!u!i vagina ternyata dapat menimbulkan gejala kanker serviks. 'en!u!inya walau dengan antiseptik atau

deodorant dapat menimbulkan iritasi di serviks. )ebaiknya pen!u!ian vagina dengan bahan-bahan kimia tak dilakukan se!ara rutin. 5. 2indari kebiasaan menaburi talk emakaian talk pada vagina perempuan usia subur bisa memi!u terjadinya kanker di daerah serviks dan ovarium #indung telur&, karena pada usia subur sering ovulasi dan saat ovulasi dipastikan terjadi perlukaan di ovarium. *ila partikel talk masuk dan menempel di atas luka, menumpuk dan mengendap maka akan menjadi benda asing yang berubah si"at menjadi kanker. 'enurut /minati #2013&, pemakaian bedak pada vagina dapat memi!u kanker. ada usia subur sering terjadi ovulasi dan pada saat ovulasi terjadi perlukaan di ovarium. artikel bedak yang masuk akan menempel pada luka tersebut dan merangsang bagian luka untuk berubah si"at menjadi kanker. %. 'elakukan vaksinasi 2 A Aaksin dapat dilakukan sebelum remaja. *isa dilakukan saat umur 4 tahun. 2al ini dilakukan agar terhindar dari kanker yang mematikan ini. 2al ini juga dijelaskan dalam /minati #2013&, daya kerja vaksin 2A untuk pen!egahan kanker serviks dengan melindungi dari kejadian in"eksi. 8. 2indarilah rokok Gat yang terkandung dalam nikotin yang ada pada rokok akan mempermudah selaput sel lendir sel-sel tubuh bereaksi. )edangkan isi daerah serviks adalah lendir. (engan begitu resiko untuk berkembangnya sel yang abnormal akan semakin mudah. 1anita perokok beresiko 2 kali lebih besar terkena kanker serviks dibandingkan dengan wanita yang bukan perokok. 2al ini juga dijelaskan dalam /minati #2013&, bahwa rokok menyebabkan penyakit paruparu dan jantung, selain itu kandungan nikotin dalam rokok dapat menyebabkan kanker serviks. /sap rokok menghasilkan poly!y!li! aromati! hydro!arbon hetero!y!li! nitrosamines. Rokok juga dapat menurunkan status imun lokal sehingga dapat menjadi kokarsinogen in"eksi virus. 9. 'akanlah makan yang mengandung vitamin >, *eta +aroten dan /sam <olat

Aitamin >, beta karoten dan asam "olat dapat memperbaiki atau memperkuat mukosa serviks. +ekurangan vitamin >, beta karoten dan asam "olat bisa menyebabkan timbulnya kanker serviks. 2al ini juga dijelaskan dalam /minati #2013&, bahwa Aitamin >, beta karoten dan asal "olat dapat memperbaiki atau memperkuat mukosa serviks. *eta karoten banyak terdapat dalam wortel, vitamin > terdapat dalam buah-buahan berwarna oranye, sedangkan asam "olat terdapat dalam makanan hasil laut. B. Pen.egahan Se! nder en!egahan sekunder adalah upaya yang dilakukan untuk menentukan kasuskasus dini sehingga kemungkinan penyembuhan dapat ditingkatkan, termasuk skrining, deteksi dini #pap smear,IA/& dan pengobatan. (eteksi dini penyakit kanker dengan program skrining dapat memperoleh keuntungan yaitu6 memperbaiki prognosis pada sebagian penderita sehingga terhindar dari kematian akibat kanker, tidak diperlukan pengobatan radikal untuk men!apai kesembuhan, adanya perasaan tentram bagi mereka yang menunjukkan hasil negati" dan penghematan biaya karena pengobatan yang relati" murah. )elain dengan skrining dapat dilakukan pula program deteksi dini dengan pap smear atau IA/, hal ini harus rutin dilakukan oleh wanita yang sudah pernah berhubungan seksual atau menikah untuk mendeteksi keberadaan sel-sel kanker agar dapat ditangani segera ke pengobatan selanjutnya sebelum terlambat. 'enurut /minati #2013&, pemeriksaan rutin dapat dilakukan dengan berma!am-ma!am !ara antara lain dapat menggunakan IA/ #Inspeksi Aisual dengan /sam /setat&, kolposki dan pap smear. )ejak %0 tahun ke belakang ap smear sudah mengurangi kematian yang berhubungan dengan kanker leher rahim. *ahkan dapat mengurangi kanker leher rahim hingga 90C. (ianjurkan sebaiknya pemeriksaan pap smear dilakukan 3 tahun setelah memulai aktivitas seksual atau setelah memasuki usia 21 tahun. (an pemeriksaan ini seharusnya dilakukan lagi setiap tahun. )edangkan wanita yang berusia lebih dari 30 tahun dan hanya memiliki 1 partner seks

dapat melakukan pemeriksaan rutin setiap 3 tahun, apabila sebelumnya sudah rutin melakukan pemeiksaan dan hasilnya negati". 2.* Peer (d .ation Peer Education #pendidikan sebaya& adalah suatu proses komunikasi, in"ormasi dan edukasi #+I@& yang dilakukan oleh dan untuk kalangan sebaya yaitu kalangan satu kelompok diantaranya kelompok sebaya pelajar, kelompok mahasiswa, sesama rekan pro"esi, ataupun disesuaikan berdasar jenis kelamin. 'enurut Romlah #2001&, edukasi peer group merupakan upaya perubahan perilaku kesehatan dengan melalui kelompok sebaya yang menekankan pada perubahan perilaku kelompok sebaya dimana mereka akan berinteraksi dalam kelompok, individu akan merasa ada kesamaan satu dengan lain, dan tidak kepentingan sekaligus individu akan mengembangkan rasa sosial sesuai dengan perkembangan kepribadian. (alam konteks peer group, pendidikan kesehatan dilakukan melalui pendidik sebaya #peer educator&. endidik sebaya adalah orang yang menjadi narasumber bagi kelompok sebayanya. Peer educator sangat diperlukan karena mereka menggunakan bahasa yang kurang lebih sama sehingga in"ormasi mudah dipahami oleh teman sebayanya. :eman sebaya juga mudah untuk mengemukakan pikiran dan perasaannya dihadapan peer educator. 'elalui peer educator, pesan-pesan sensiti" dapat disampaikan se!ara lebih terbuka dan santai sehingga pengetahuan remaja, terutama masalah seksualitas dan kesehatan reproduksi banyak diperoleh #*++*. dan ;/I, 2002&. endidikan sebaya menjadi istilah konsep yang populer yakni menyiratkan pendekatan, saluran komunikasi, metodelogi, "iloso"i dan strategi. Istilah sebaya merujuk pada kesetaraan dengan yang lain, seseorang yang menjadi anggota kelompok sosial khususnya didasarkan pada umur, tingkat atau status dan istilah ini digunakan pada pendidikan, pelatihan. endidikan sebaya saat ini dilihat sebagai strategi perubahan perilaku yang e"ekti" #Rahardjo et al, 2000&.

2.*.1 Pengertian

*erdasarkan kriteria tersebut, maka seorang peer educator harus memainkan peran sebagai "asilitator bagi remaja perihal kesehatan reproduksi sehingga nilai-nilai yang disampaikan dalam pendidikan kesehatan reproduksi sesuai dengan kebutuhan remaja itu sendiri. 2.*.2 Man,aat endidikan sebaya dipandang sangat e"ekti" dalam pemberian +I@ karena penjelasan yang diberikan oleh teman sebayanya sendiri akan lebih mudah dipahami. endidikan yang diberikan lebih berman"aat dilaksanakan antar kelompok sebaya mereka sehingga komunikasi menjadi lebih terbuka. 2al-hal yang tidak dapat dibi!arakan bersama orang lain termasuk hal-hal yang si"atnya sensiti" dapat didiskusikan se!ara terbuka dan berbagai masalah dapat diselesaikan bersama sehingga hasilnya lebih baik #.egara dkk, 2008&. digunakan untuk mengubah perilaku individu endidikan sebaya biasanya dengan !ara memodi"ikasi

pengetahuan, sikap, keyakinan, atau perilaku seseorang serta dapat mempengaruhi perubahan di tingkat kelompok atau masyarakat dengan memodi"ikasi norma-norma yang mengarah pada perubahan program dan kebijakan yang ada dalam masyarakat. 2.*.& Kara!teristi! roses peer education meliputi 3 hal pokok yakni belajar dari realitas atau pengalaman, tidak menggurui, dan dialogis. (alam proses pendidikan ini tidak ada orang yang dianggap guru dan tidak ada murid yang digurui. )emua orang berada pada posisi dan kedudukan yang sejajar sebagai sumber in"ormasi #Rahardjo et al, 2000&. 'enurut *uku )aku 'I #2000&, total pelatihan peer education adalah empat hari, masing-masing beberapa jam per hari #sekitar 2-3 jam& dan sebaiknya pelatihan dilaksanakan pada hari )abtu dan 'inggu atau disesuaikan dengan kesepakatan para !alon peserta pelatihan.

2.*.* Kriteria Pendidi! 'enurut .egara dkk #2008&, pendidik sebaya adalah orang yang dipilih karena mempunyai si"at memimpin dalam membantu orang lain, oleh karena itu pendidik sebaya haruslah seseorang yang berasal dari kelompoknya, mampu berkomunikasi mempunyai jiwa kepemimpinan, dapat diterima dan disukai anggota kelompoknya, serta dapat memba!a dan menulis. eran "asilitator dilakukan dengan merangkum, mengkomunikasikan kembali dan membangun komitmen serta dialog. <asilitator dalam melakukan "asilitasi menempatkan dirinya sebagai sumber in"ormasi yang setara dengan peserta pendidikan, berkontribusi untuk memberikan in"ormasi, menarik kesimpulan, memberikan feedback dan respon sesuai dengan perkembangan proses pendidikan sebaya #Rahardjo et al, 2000&. 'enurut (epkes RI #2005&, peer education adalah orang yang akti" dalam kegiatan sosial di lingkungannya, misalnya di karang taruna, pramuka, 3)I), dan sebagainya, serta memiliki kriteria sebagai berikut 6 /. *. >. (. @. <. 'empunyai kemampuan berkomunikasi yang baik dan mampu mempengaruhi teman sebayanyaH 'empunyai pengetahuan tentang kesehatan reproduksi, hukum, agama, serta peraturan perundang-undangan mengenai kesehatan reproduksiH 'empunyai hubungan pribadi yang baik serta memiliki kemampuan untuk mendengarkan pendapat orang lainH 'empunyai perilaku yang !enderung tidak menghakimiH 'empunyai rasa per!aya diri dan si"at kepemimpinanH 'ampu melaksanakan pendidikan kelompok sebaya.

2.*.+ Kegiatan dalam Peer Education endekatan pendidikan sebaya #peer education& dapat dilakukan melalui metode pelatihan yang bertujuan untuk mengembangkan pengetahuan, sikap dan tindakan seseorang atau kelompok orang. endidikan kelompok sebaya dilaksanakan

antar kelompok sebaya tersebut dengan dipandu oleh "asilitator yang juga berasal dari kelompok itu sendiri. 'elalui pendidikan sebaya, diharapkan dapat mengembangkan pesan maupun memilih media yang lebih tepat sehingga in"ormasi yang diterima dapat dimengerti oleh teman sebayanya. Peer education dilakukan dalam rangkaian aktivitas diskusi, !eramah, latihan pengenal persiapan karir dan diskusi panel. /ktivitas ini melibatkan anggota kelompok remaja untuk mendidik anggota kelompok lainnya. endidikan sebaya berjalan dengan baik dalam melibatkan remaja untuk mengungkapkan pengetahuan mereka dan belajar lebih banyak dibanding hanya mendapatkan in"ormasi yang sekedar terstruktur satu arah. Peer education dilakukan dengan men!oba mengubah pengetahuan, sikap dan tindakan seseorang. /ktivitas pendidikan ini juga disebut dengan aktivitas komunikasi, in"ormasi dan edukasi #+I@& yang berperanan besar dalam upaya sosialisasi dan memberikan pengetahuan dasar. 'elalui pendidik sebaya, dapat membuat lebih terbuka dan berperan akti" dalam kegiatan yang dilaksanakan dengan pendekatan bersahabat yang tidak bersi"at menggurui atau menghakimi #Rahardjo et al, 2000&. +egiatan yang dapat dilakukan oleh pendidik sebaya dengan anggota kelompoknya antara lain mengadakan diskusi perorangan, diskusi pada kelompok ke!il maupun besar, memberikan motivasi kepada perorangan maupun kelompok, membagi, menggunakan, membahas bahan-bahan pendidikan dan dapat pula bersama-sama membuat bahan pendidikan #.egara dkk 2008&. 2.*.- $al %ang perl diperhati!an dalam peer education *eberapa hal yang perlu diperhatikan dalam peer education diantaranya6 /. esan yang disampaikan harus jelas sulit dimengerti >. )aran yang diberikan harus konkrit dan mudah dilakksanakan (. 'en!iptakan komunikasi dua arah dan berikan kesempatan tanya jawab *. 'enggunakan bahasa yang sederhana dan menghindari istilah-istilah yang

@. 'en!iptakan suasana yang santai tapi serius <. 'emilih tempat yang jauh dari keramaian,kegaduhan B. eka terhadap sasaran #memperhatikan situasi, tempat , waktu, serta lingkungan& #.egara, dkk., 2008&. 2.+ Konsep /asar Perila! )e!ara biologis perilaku adalah suatu kegiatan atau aktivitas makhluk hidup, sehingga yang dimaksud dengan perilaku manusia adalah tindakan atau aktivitas dari manusia yang mempunyai artian sangat luas antara lain 6 berjalan, berbi!ara, menangis, tertawa, bekerja, kuliah, menulis, memba!a, dan sebagainya. )ehingga yang dimaksud dengan perilaku manusia adalah semua kegitan atau aktivitas manusia, baik yang dapat diamati langsung, maupun yang tidak dapat diamati pihak luar #.otoatmodjo, 2009&. (ilihat dari bentuk respon stimulus ini maka perilaku dapat dibedakan menjadi 2, yaitu6 /. erilaku tertutup !covert behavior" Respon atau reaksi terhadap stimulus ini masih terbatas pada perhatian, persepsi, pengetahuan,kesadaran, dan sikap yang terjadi pada orang yang menerima stimulus tersebut, dan belum dapat diamati se!ara jelas oleh orang lain. *. erilaku terbuka !overt behavior" Respon terhadap stimulus tersebut sudah jelas dalam atau praktik !practice" yang dengan mudah diamati atau dilihat orang lain #.otoatmodjo, 2009&. 2.+.2 /omain perila! 'eskipun perilaku adalah bentuk respon atau reaksi terhadap stimulus atau rangsangan dari luar organisme #orang&, namun dalam memberikan respon sangat tergantung pada karakteristik atau "aktor-"aktor lain dari orang yang bersangkutan.

2.+.1 Pengertian

<aktor-"aktor yang membedakan respon terhadap stimulus yang berbeda yang disebut determinan perilaku. (eterminan perilaku ini dapat dibedakan menjadi dua, yakni6 /. (eterminan atau "aktor internal, yakni karakteristik orang yang bersangkutan, yang bersi"at given atau bawaan, misalnya tingkat ke!erdasan, tingkat emosional, jenis kelamin dan sebagainya. *. (eterminan atau "aktor eksternal, yakni lingkungan, baik lingkungan "isik, sosial, budaya, ekonomi, politik, dan sebagainya. <aktor lingkungan ini sering merupakan "aktor yang dominan yang mewarnai perilaku seseorang #.otoatmodjo, 2009&. 2.+.& )a!tor0)a!tor 1ang Berh 2 ngan /engan Perila! <aktor-<aktor yang mempengaruhi perilaku menurut ?awren!e Breen #1400& dalam .otoatmodjo #2009&, perilaku dipengaruhi oleh 3 "aktor utama, yaitu6 /. <aktor predisposisi #predisposing factors& <aktor pendorong #predisposing" seperti pengetahuan, sikap, keyakinan, dan nilai yang berkenaan dengan motivasi seseorang untuk bertindak, tingkat pendidikan, tingkat sosial ekonomi, pekerjaan. *. <aktor pendukung #enabling factors& <aktor-"aktor ini men!akup ketersediaan sarana dan prasarana atau "asilitas yang mendukung dan mem"asilitasi terjadinya perilaku seseorang atau masyarakat. >. <aktor penguat #reinforcing factors& <aktor-"aktor ini meliputi "aktor sikap dan perilaku keluarga, tokoh masyarakat #toma&, tokoh agama #toma&, sikap dan perilaku pada petugas kesehatan, termasuk juga undang-undang atau peraturan-peraturan baik dari pusat maupun kebijakan daerah yang terkait dengan kesehatan. 2.+.* Peng ! ran perila!

engukuran atau !ara mengamati perilaku dapat dilakukan melalui dua !ara, se!ara langsung, yakni dengan pengamatan #obsevasi&, yaitu mengamati tindakan dari subyek dalam rangka memelihara kesehatannya. )edangkan se!ara tidak langsung menggunakan metode mengingat kembali !recall&. 'etode ini dilakukan melalui pertanyaan-pertanyaan terhadap subyek tentang apa yang telah dilakukan berhubungan dengan obyek tertentu #.otoatmodjo, 200%&. 2.+.+ Bagian02agian Perila! A. 1. Pengetah an Pengertian 'enurut .otoatmodjo #2009&, pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. engetahuan atau kogniti" merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang #overt behavior&. erilaku yang didasari pengetahuan umunya bersi"at langgeng. engetahuan seseorang individu terhadap

sesuatu dapat berubah dan berkembang sesuai kemampuan, kebutuhan, pengalaman dan tinggi rendahnya mobilitas in"ormasi tentang sesuatu dilingkungannya. )edangkan menurut 'ubarak #2009& pengetahuan adalah kesan di dalam pikiran manusia sebagai hasil penggunaan pan!a inderanya yang sangat berbeda dengan keper!ayaan #belie"s&, takhayul #superstition&, dan penerangan-penerangan yang keliru #misin"ormation&. engetahuan merupakan hasil mengingat suatu hal, termasuk mengingat kembali kejadian yang pernah dialami baik sengaja maupun tidak sengaja dan ini terjadi setelah seseorang melakukan kontak atau pengamatan terhadap suatu objek tertentu #'ubarak dkk, 2009&. *erdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa pengetahuan adalah hasil dari tahu yang mengingat suatu hal terhadap suatu objek tertentu dan terdapat kesan di dalam pikiran manusia sebagai hasil penggunaan pan!a inderanya. 2. Ting!at Pengetah an /i /alam /omain Kogniti,

'enurut .otoatmodjo #2009&, tingkatan pengetahuan dalam domain kognii" mempunyai enam tingkatan, yaitu 6 a. :ahu #know& adalah mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. 'erupakan tingkata pengetahuan paling rendah. -kuran tahu dapat dinilai dari mampu menyebutkan, menguraikan, mende"inisikan dan menyatakan. b. 'emahami #comprehension& adalah suatu kemampuan menjelaskan dan menginterpretasikan dengan benar tentang objek yang diketahui. )esorang yang telah memahami tentang sesuatu dapat menjelaskan, memberi !ontoh, menyimpulkan. !. enerapan #application& adalah kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi dan kondisi yang sebenarnya atau dapat menggunakan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip dalam konteks atau situasi yang lain. d. /nalisis #analysis& adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen tetapi masih dalam suatu struktur organisasi tersebut, dan masih ada kaitannya satu sama lain. -kuran kemampuan adalah dapat menggambarkan #membuat bagan&, membedakan, memisahkan, mengelompokkan. e. )intesis #synthesis& adalah kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru atau kemampuan untuk menyusun "ormulasi baru dari "ormulasi yang ada. -kuran kemampuan adalah dapat menyusun, mern!anakan, meringkas, dan dapat menyesuaikan tehadap teori atau rumusan yang telah ada. ". @valuasi #evaluation& adalah kemampuan untuk melakukan justi"ikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek dengan menggunakan kriteria yang telah ada atau disusun sendiri. ada penelitian ini tingkatan pengetahuan yang ingin di!apai hanya sampai pada batas tahu, memahami dan penerapan. engukuran dilakukan dengan menggunakan kuisioner yang telah disesuaikan dengan pertanyaan menga!u pada

tahap tahu #recall&, memahami #comprehension& dan penerapan #application& tentang perilaku personal hygiene alat reproduksi remaja putri. &. )a!tor0)a!tor 1ang Mempengar hi Pengetah an 'enurut 'ubarak #2009&, beberapa "aktor yang dapat mempengaruhi pengetahuan seseorang tentang sesuatu hal antara lain 6 a. <aktor internal 1. -mur )emakin !ukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berpikir dan bekerja. 2. endidikan )emakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka semakin mudah dalam menerima in"ormasi, sehingga semakin banyak pula pengetahuan yang dimiliki. )ebaliknya pendidikan yang kurang akan menghambat perkembangan sikap seseorang terhadap nilai-nilai yang baru dikenal. 3. ekerjaan ?ingkungan pekerjaan dapat menjadikan seseorang memperoleh pengalaman dan pengetahuan baik se!ara langsung maupun tidak langsung. 5. engalaman 'erupakan sumber pengetahuan atau suatu !ara untuk memperoleh kebenaran dan pengetahuan. )eseorang yang memiliki pengalaman yang kurang baik !enderung untuk melupakannya, namun jika pengalaman terhadap objek tersebut menyenangkan maka se!ara psikologis akan timbul kesan yang mendalam dan membekas dalam emosi kejiwaannya sehingga dapat membentuk sikap yang positi" dalam kehidupannya. %. 'inat 'inat menjadikan seseorang untuk men!oba dan menekuni suatu hal dan pada akhirnya diperoleh pengetahuan yang lebih mendalam.

b. <aktor eksternal 1. ?ingkungan ?ingkungan adalah seluruh kondisi yang ada di sekitar manusia dan pengaruhnya yang dapat mempengaruhi perkembangan dan perilaku orang atau kelompok. 2. In"ormasi yang diperoleh In"ormasi dapat diperoleh di rumah, di sekolah, lembaga organisasi, media !etak dan tempat pelayanan kesehatan. emberian in"ormasi seperti !ara-!ara pen!apaian hidup sehat akan meningkatkan pengetahuan masyarakat yang dapat menambah kesadaran untuk berperilaku sesuai dengan pengetahuan yang dimiliki. kemudahan memperoleh in"ormasi dapat membantu memper!epat seseorang untuk memperoleh pengetahuan yang baru. *. Kriteria Peng ! ran Ting!at Pengetah an 'enurut /rikunto dalam 1awan #2010&, engukuran pengetahuan dapat

dilakukan dengan wawan!ara atau angket, menyatakan isi materi yang ingin diukur dari subyek penelitian atau responden. engetahuan seseorang dapat diketahui dan diinterpretasikan dengan skala yang bersi"at kualitati", yaitu6 a. b. !. B. 1. engetahuan baik 6 hasil presentase 98C-100C engetahuan !ukup 6 hasil presentase %8C-9%C engetahuan kurang 6 hasil presentase D%8C

Si!ap Pengertian 'enurut .otoatmodjo #2009&, sikap adalah reaksi atau respon seseorang yang

masih tertutup terhadap suatu stimulus atau objek.

)ikap adalah respon tertutup seseorang terhadap suatu stimulus atau objek, baik yang bersi"at intern maupun ekstern sehingga mani"estasinya tidak dapat langsung dilihat, tetapi hanya dapat dita"sirkan terlebih dahulu dari perilaku tertutup tersebut. )ikap se!ara realistis menunjukkan adanya kesesuaian respon terhadap stimulus tertentu #)unaryo, 2005&. 2. Ting!atan Si!ap )eperti halnya pengetahuan, sikap ini terdiri dari berbagai tingkatan berdasarkan intensitasnya, yakni 6 a. 'enerima #receiving&, diartikan bahwa orang #subjek& mau dan memperhatikan stimulus yang diberikan #objek&. b. 'erespons #responding& yaitu memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang diberikan merupakan suatu indikasi dari sikap. !. 'enghargai #valuing& yaitu mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan dengan orang lain terhadap suatu masalah. Ini merupakan indikasi sikap tingkat tiga. d. *ertanggung jawab #responsible& atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala resiko. Ini merupakan indikasi sikap yang paling tinggi. <aktor yang mempengaruhi pembentukan dan perubahan sikap yakni "aktor internal dan "aktor eksternal #)unaryo, 2005&. <aktor internal menyangkut sikap dalam diri individu,serta minat dan perhatian #"aktor psikologis&, juga perasaan sakit, lapar, haus #"aktor "isiologis&. <aktor eksternal yang berasal dari luar individu berupa pengalaman, situasi, norma, dan hambatan yang dihadapi individu dalam masyarakat. &. Peng ! ran Si!ap engukuran sikap dapat dilakukan se!ara langsung maupun tidak langsung. )e!ara langsung dapat dinyatakan bagaimana pendapat dan pernyataan responden terhadap suatu obyek. )e!ara tidak langsung dapat dilakukan dengan pernyataan 7

pernyataan hipotesis kemudian dinyatakan pendapat responden melalui kuesioner #.otoatmodjo, 2003&. 3. 1. Tinda!an Pengertian )uatu sikap optimis terwujud dalam suatu tindakan !overt behaviour". -ntuk mewujudkan sikap menjadi suatu perbuatan nyata diperlukan "aktor pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan, antara lain ada "asilitas #.otoatmodjo, 2009& 2. a. Ting!atan Tinda!an ata pra!ti! ersepsi !persection" 'engenal dan memilih berbagai objek sehubungan dengan tindakan yang akan diambil adalah merupakan praktik tingkatan pertama. b. Responsi terpimpin !guide response" (apat melakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang besar dan sesuai dengan !ontoh adalah merupakan indikator praktik tingkat dua. !. 'ekanisme !mecanisme" /pabila seseorang telah dapat melakukan sesuatu dengan benar se!ara otomatis, atau sesuatu itu sudah merupakan kebiasaan, maka ia sudah men!apai praktik tingkat tiga. d. /dopsi !Adoption" /daptasi adalah suatu praktik atau tindakan yang sudah berkembang dengan baik. /rtinya tindakan itu sudah dimodi"ikasikannya tanpa mengurangi kebenaran tindakan tersebut #.otoatmodjo, 2010&. 2.Kaitan antara peer education dengan per 2ahan perila! :eman sebaya #peers" adalah siswa dengan tingkat kematangan atau usia yang kurang lebih sama. )eiring dengan makin meningkatnya dorongan dan kebutuhan remaja untuk berinteraksi dengan teman, baik sejenis maupun teman lawan jenis maka relasi teman sebaya menjadi hal yang sangat penting. )eperti yang dinyatakan ?aursen #200%& bahwa teman sebaya merupakan "aktor yang sangat berpengaruh

terhadap kehidupan pada masa remaja. <enomena seperti ini juga terjadi pada sebagian besar remaja usia )' . )ebagian besar waktu siswa baik di luar kelas maupun di luar rumah lebih banyak dihabiskan bersama teman-temannya yang sebagian besar sebaya. :eman sebaya menjadi model peran yang penting, di samping guru, wali kelas, guru pembimbing, kepala sekolah dan orang dewasa lain yang ada di sekolah dan orang tua di rumah. )alah satu "ungsi hal penting dari kelompok teman sebaya adalah untuk memberikan sumber in"ormasi dan komparasi tentang dunia di luar keluarga. 'elalui kelompok teman sebaya para siswa menerima umpan balik dari teman7teman mereka tentang kemampuan mereka. )iswa menilai apa7apa yang mereka lakukan, dalam artian apakah dia lebih baik dari pada teman7temannya, sama, ataukah lebih buruk dari apa yang siswa lain kerjakan. 2al demikian akan sulit dilakukan dalam keluarga karena saudara-saudara kandung biasanya lebih tua atau lebih muda #)antro!k, 2005&. 2ubungan yang baik di antara teman sebaya akan sangat membantu perkembangan aspek sosial siswa se!ara normal. )iswa pendiam yang ditolak oleh teman sebayanya, dan merasa kesepian beresiko menderita depresi. )iswa yang agresi" terhadap teman sebaya beresiko pada berkembangnya sejumlah masalah seperti kenakalan dan putus sekolah #drop out&. Bladding #144%& mengungkapkan bahwa dalam interaksi teman sebaya memungkinkan terjadinya proses identi"ikasi, kerjasama dan proses kolaborasi. roses7proses tersebut akan mewarnai proses pembentukan tingkah laku yang khas pada remaja. 'emperhatikan pentingnya peran teman sebaya, maka pengembangan lingkungan sebaya yang positi" merupakan !ara e"ekti" yang dapat ditempuh untuk mendukung perkembangan remaja. (alam kaitannya dengan keuntungan remaja memiliki kelompok sebaya yang positi", ?aursen #200%& menyatakan bahwa kelompok sebaya yang positi" memungkinkan remaja merasa diterima, melakukan katarsis, serta memungkinkan remaja menguji nilai-nilai baru dan pandanganpandangan baru. +elompok sebaya yang positi" memberikan kesempatan kepada remaja untuk membantu orang lain, dan mendorong remaja untuk mengembangkan

jaringan kerja untuk saling memberikan dorongan positi". Interaksi di antara teman sebaya dapat digunakan untuk membentuk makna dan persepsi serta solusi-solusi baru. *udaya sebaya yang positi" memberikan kesempatan kepada remaja untuk menguji kee"ekti"an komunikasi, tingkah laku, persepsi, dan nilai-nilai yang mereka miliki, sehingga dapat digunakan untuk membantu mengubah tingkah laku dan nilainilai remaja. )alah satu upaya yang dapat dilakukan untuk membangun budaya sebaya yang positi" adalah dengan mengembangkan pendidikan sebaya dalam komunitas remaja. engetahuan reproduksi pada remaja sangat e"ekti" dalam mempengaruhi dan dipengaruhi oleh pengetahuan teman-teman sebayanya. /pabila teman sebaya memiliki pengetahuan kesehatan reproduksi yang memadai, maka mereka akan memberikan pengetahuan ini kepada temannya. (engan harapan mereka dapat mempengaruhi temannya untuk mengambil keputusan yang sehat dan bertanggung jawab serta mampu melakukan kontrol. Peer education harus berupaya mengembangkan potensi diri dan teman sebayanya, mengajak teman sebayanya untuk mengakses layanan kesehatan reproduksi serta memiliki berbagai keterampilan sebagai pendidik sebaya dan konselor sebaya, seperti keterampilan sosio emosional, keterampilan mengumpulkan in"ormasi seputar kesehatan reproduksi, dan keterampilan membantu klien dalam mengambil keputusan. 'enurut .otoatmodjo #2003& sebelum seseorang mengadopsi perilaku #berperilaku baru&, maka seseorang itu harus mengetahui terlebih dahulu arti dan man"aat perilaku tersebut bagi dirinya. eranan penting dalam penentuan sikap seseorang adalah pengetahuan, pikiran, keyakinan, dan emosi. engetahuan yang dimiliki akan membawa seseorang untuk berpikir dan bersikap terhadap objek perilaku. erubahan pengetahuan diharapkan akan merubah sikap dan bila sikap telah dirubah ini merupakan modal untuk merubah perilaku, dan dengan bekal pengetahuan yang !ukup, besar kemungkinan orang bersikap positi" terhadap suatu objek. )ikap belum merupakan suatu tindakan atau aktivitas, akan tetapi merupakan predisposisi tindakan suatu perilaku dan sikap juga merupakan e"ek positi" atau negati" terhadap objek psikologis #.otoatmodjo, 2003&.

You might also like