You are on page 1of 17

JURNAL BERAJA NITI

ISSN : 2337-4608
Volume 2 Nomor 11 (2013)
http://e-journal.fhunmul.ac.id/index.php/beraja
Copyright 2013

IMPLEMENTASI PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCE
(GCG) PADA PT.PELITA JAYA PRIMA DI TARAKAN

Vivi Sulvianti
1

(Googling.Kusuma@gmail.com)
Mahendra Putra Kurnia
2

(mp_sheva@yahoo.co.id)

Abstrak
Vivi Sulvianti, 09.0801.5176, Program Studi Ilmu Hukum, Konsentrasi Hukum
Bisnis, IMPLEMENTASI ASAS GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA PT.PELITA
JAYA PRIMA DI TARAKAN. Di bimbing oleh Dr. Mahendra Putra Kurnia, S.H.,M.H
sebagai pembimbing utama dan Nur Arifuddin, S.H.,M.H sebagai pembimbing
pendamping. Good Corporate Governance pada dasarnya merupakan suatu tata
kelola perusahaan yang baik, yang secara konseptual mencakup diaplikasikannya
prinsip-prinsip transparansi, akuntabilitas, responsibilitas, dan keadilan. Good
Corporate Governance tercantum di dalam Undang-undang Nomor 40 tahun 2007
tentang Perseroan Terbatas yang dapat dijadikan acuan dalam menjalankan
kegiatan pada suatu perusahaan. Walaupun Good Corporate Governance telah
tercantum dalam Undang-undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan
Terbatas, namun ini hanya secara praktis. Undang-undang Nomor 40 Tahun 2007
tentang Perseroan Terbatas memiliki beberapa inkonsistensi hukum, sehingga
menyebabkan ketidakpastian hukum dan ketidakmanfaatan hukum praktis. Hal
inilah yang membuat kurang patuhnya pelaku perseroan dalam penerapan Good
Coorporate Governance, karena tidak adanya kekuatan hukum dari Good
Corporate Governance itu sendiri. Sehingga, memberi kesempatan pada pihak-
pihak yang tidak bertanggung jawab untuk meraih keuntungan secara pribadi
tanpa memikirkan kepentingan perusahaan. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui langkah-langkah yang sedang dan akan dilakukan oleh PT.Pelita Jaya
Prima serta memberikan konsep hukum agar dapat melaksanakan asas Good
Corporate Governance dengan baik dan untuk mengidentifikasi penerapan asas
Good Corporate Governance di PT.Pelita Jaya Prima di Tarakan berikut kendala
yang dihadapi. Metode analisis data yang digunakan dalam penulisn skripsi adalah
Deskriptif-Kualitatif yang artinya menganalisis dan memberikan gambaran apa
yang di peroleh penulis dari lapangan yang diambil dari metode pengumpulan
data-data di lapangan kemudian dianalisis dan diberikan gambaran sesuai dengan
data hasil kajian pustaka serta data-data dari hasil wawancara.


1
Mahasiswa Program Studi Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Mulawarman
2
Dosen Program Studi Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Mulawarman
Jurnal Beraja Niti, Volume 2 Nomor 11


2
Berdasarkan penelitian, penulis menyarankan agar Dewan Komisaris pada
perusahaan lebih meningkatkan pengawasan dalam mengawasi jalannya kegiatan
perseroan dan lebih tegas dalam menyikapi permasalahan yang ada dengan
memberikan sanksi tegas sesuai peraturan dan Undang-undang yang berlaku
kepada pihak yang melanggar peraturan yang ada.

Kata Kunci : Direksi, tanggung Jawab, Perseroan Terbatas, Good Corporate
Governance













IMPLEMENTATION OF THE PRINCIPLES OF GOOD
CORPORATE GOVERNANCE OF PT.PELITA JAYA PRIMA IN
TARAKAN

Vivi sulvianti
Googling.kusuma@gmail.com

Abstract

Vivi Sulvianti, 09.0801.5176,Studies Program of JURISPRUDENCE, Concentration
in Business Law, IMPLEMENTATION OF THE PRINCIPLES OF GOOD CORPORATE
GOVERNANCE OF PT.PELITA JAYA PRIMA IN TARAKAN. Guided by Dr. Mahendra
Putra Kurnia, SH, MH as the main supervisor and Nur Arifuddin, S.H.,M.H as
supervising companion. Good Corporate Governance is basically a good corporate
governance, which conceptually includes the principles of transparency,
accountability, responsibility, and fairness. Good Corporate Governance contained
in Law No. 40 of 2007 about Limited about Liability companies which can be used
as a reference to carrying activities in a company. Although Good Corporate
Governance has been included in Law No. 40 of 2007 about Limited liability
companies, but this is only practical. Law No. 40 of 2007 about Limited Liability
Companies have several legal inconsistencies, causing legal uncertainty and
practical legal disadvantages. This makes actor of the company less obediently in
the implementation of good corporate governance,because the absence of legal
force of good corporate governance itself. So that, provide opportunities for those
who are not responsible to get personal profit without considering the interests of
the company. This study aims to know the steps that are being and will be done
by PT.Pelita Jaya Prima and provide legal concepts in order to implement the
principles of good corporate governance and to identify the good application of
the principle of good corporate governance in PT.Pelita Jaya Prima in Tarakan
following constraints faced. Data analysis methods used in the thesis is
Qualitative Descriptive that the meaning analyzes and gives an overview of what
the author was obtained from a field that take from the methods of data
collection in the field and then analyzed and given the overview due with data
from literature review and data from interviews. Based on research, the author
recommend that the Board of Commissioners on the company improve
supervision in overseeing the activities of the company and more assertive in
addressing the existing problems by providing strict punishment according to the
rules and laws that apply to those who violate the rules.

Keywords: Management, responsibility, limited liability company, good corporate
governance.





Jurnal Beraja Niti, Volume 2 Nomor 11


2

Pendahuluan
Perseroan Terbatas, yang selanjutnya disebut Perseroan, adalah badan
hukum yang merupakan persekutuan modal, didirikan berdasarkan perjanjian,
melakukan kegiatan usaha dengan modal dasar yang seluruhnya terbagi dalam
saham, dan memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam undang-undang ini
serta peraturan pelaksanaannya Undang-undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang
Perseroan Terbatas. Perseroan Terbatas adalah subjek hukum yang berhak
menjadi pemegang hak dan kewajiban, termasuk menjadi pemilik dari suatu
benda atau harta kekayaan tertentu. Keberlangsungan eksistensi perusahaan
tidak hanya diukur oleh performa keuangan, peningkatan keuntungan akan tetapi
juga performa internal perusahaan (etika Good Corporate Governance [GCG] )
dan performa kepedulian sosial perusahan. Kejahatan bisnis tidak hanya terjadi di
Amerika, di Indonesia kasus-kasus di dunia bisnis juga sering terjadi. Kejahatan
bisnis seperti menghindari pajak, membuang limbah sembarangan, tidak
melaporkan keuntungan, kolusi dengan pejabat terkait dalam berbagai hal untuk
memuluskan tujuan, acap kali sering terjadi dan kadang melibatkan pihak
eksekutif maupun legislatif. Sehingga tindakan hukum tidak dapat diperlakukan
dengan baik bagi mereka. Bisnis hanya mengejar keuntungan materi semaksimal
mungkin untuk menyenangkan pemilik modal (shareholder) yang sering
mengesampingkan kepentingan stakeholder di lingkungan bisnis tersebut.
Good Corporate Governance (GCG) mutlak diperlukan guna pembenahan
secara internal dan strkctural untuk mewujudkan pemerintahan yang bersih dari
korupsi, kolusi, manipulasi dan nepotisme. Sedangkan pada sektor bisnis Good
IMPLEMENTASI PRINSIP GOOD CORPORATE (Vivi Sulvianti)


3
Corporate Governance (GCG) juga dapat meminimalkan pelanggaran etika dan
moral, peningkatan kinerja organisasi baik eksternal maupun internal.
Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) ini tidak hanya berlaku dalam
organisasi kepemerintahan tetapi dalam bidang industry dan bisnis juga mesti
dilakukan. Prinsip-prinsip Good Corporate Governance (GCG) dalam bidang bisnis
telah banyak dterapkan. Sebuah organisasi internasional the organization for
economic Cooperation and Development (OECD) menetapkan beberapa prinsip
Good Corporate Governance (GCG) untuk dunia bisnis agar dapat menumbuhkan
iklim investasi yang kondusif.
Prinsip-prinsip Good Corporate Governance (GCG) yang ditetapkan yang
ditetapkan oleh Organization For Economic Cooperation and Develpoment
mencakup hal-hal yaitu landasan hukum, hak pemegang saham dan fungsi pokok
kepemilikan perusahaan, perlakuan adil terhadap saham, peranan stakeholder
dalam penerapan Good Corporate Governance (GCG), prinsip transparansi dalam
pengungkapan informasi mengenai perusahaan dan tanggung jawab managemen
perusahaan.
3

Secara umum terdapat lima prinsip dasar dari good corporate governance
(GCG) yaitu:
4

1. Transparency (keterbukaan informasi), yaitu keterbukaan dalam
melaksanakan proses pengambilan keputusan dan keterbukaan

3
Hj.Rinda Asytuti, M.si, Pengaruh Penerapan Good Corporate Governace (GCG) Dalam
Bisnis Dan Implikasinya Terhadap Akuntabilitas Pemerintah, http://www.stain-
pekalongan.ac.id/id/artikel/176-penerapan-gcg-dalam-bisnis.html, di akses 4 april 2013.
4
http://www.petra.ac.id di akses pada 20 April 2013

Jurnal Beraja Niti, Volume 2 Nomor 11


4
dalam mengemukakan informasi materiil dan relevan mengenai
perusahaan.
2. Accountability (akuntabilitas), yaitu kejelasan fungsi, struktur, sistem,
dan pertanggungjawaban organ perusahaan sehingga pengelolaan
perusahaan terlaksana secara efektif.
3. Responsibility (pertanggungjawaban), yaitu kesesuaian (kepatuhan)
di dalam pengelolaan perusahaan terhadap prinsip korporasi yang
sehat serta peraturan perundangan yang berlaku.
4. Independency (kemandirian), yaitu suatu keadaan dimana
perusahaan dikelola secara professional tanpa benturan kepentingan
dan pengaruh/tekanan dari pihak manajemen yang tidak sesuai
dengan peraturan dan perundangan-undangan yang berlaku dan
prinsip-prinsip korporasi yang sehat.
5. Fairness (kesetaraan dan kewajaran), yaitu perlakuan yang adil dan
setara di dalam memenuhi hak-hak stakeholder yang timbul
berdasarkan perjanjian serta peraturan perundangan yang berlaku.
PT.Pelita Jaya Prima yang mempunyai kantor cabang di Kota Samarinda
yang dimana PT tersebut berawal dari sebuah CV yang bernama CV.Pelita Jaya
yang ada di Kota Tarakan dan diubah menjadi Perseroan Terbatas (PT). Dengan
berjalannya waktu, semakin lama semakin banyak pula para pihak yang
mendirikan CV maupun PT yang bergerak diberbagai bidang, yang dimana sedikit
banyaknya berpengaruh pada kesempatan untuk mendapatkan sebuah proyek.
Hal ini yang membuat CV.Pelita Jaya Prima merubah CV yang mereka miliki
IMPLEMENTASI PRINSIP GOOD CORPORATE (Vivi Sulvianti)


5
menjadi sebuah PT, yang dimana PT tersebut diberi nama PT.Pelita Jaya Prima
yang pendiriannya dilakukan di Kota Samarinda. PT.Pelita Jaya Prima tersebut,
merupakan perusahaan yang bergerak dibidang jasa konstruksi dan supplier.
Dalam konteks pencapaian kinerja, manajemen perusahaan senantiasa berupaya
menghasilkan nilai unggulan bagi stakeholder, serta untuk melayani kebutuhan
dan permintaan serta memberikan kualitas dan pelayanan yang terbaik bagi
konsumen.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui langkah-langkah yang sedang
dan akan dilakukan oleh PT.Pelita Jaya Prima serta memberikan konsep hukum
agar dapat melaksanakan Prinsip Good Corporate Governance dengan baik dan
untuk mengidentifikasi penerapan asas Good Corporate Governance di PT.Pelita
Jaya Prima di Tarakan berikut kendala yang dihadapi. Metode analisis data yang
digunakan dalam penulisn skripsi adalah Deskriptif-Kualitatif yang artinya
menganalisis dan memberikan gambaran apa yang di peroleh penulis dari
lapangan yang diambil dari metode pengumpulan data-data di lapangan
kemudian dianalisis dan diberikan gambaran sesuai dengan data hasil kajian
pustaka serta data-data dari hasil wawancara.
Pembahasan
Dalam kaitannya dengan Good Corporate Governance (GCG), direksi
dipandang sebagai kunci utama keberhasilan penerapan prinsip-prinsip Good
Corporate Governance. Secara teoritis harus diakui bahwa dengan melaksanakan
Jurnal Beraja Niti, Volume 2 Nomor 11


6
prinsip-prinsip Good Corporate Governance (GCG) ada beberapa manfaat yang
bisa diambil yakni :
5

1. Meningkatkan kinerja perusahaan melalui terciptanya proses
pengambilan keputusan yang baik.
2. Mempermudah diperolehnya dana pembiayaan yang lebih murah
yang pada akhirnya akan meningkatkan corporate value.
3. Pemegang saham akan merasa puas dengan kinerja perusahaan
karena sekaligus akan meningkatkan shareholders.
Jadi, tidaklah mengherankan bila ada beberapa kalangan yang
menyatakan bahwa hancurnya suatu perusahaan karena adanya kolaborasi
antara pengusaha dan penguasa. Korupsi, kolusi dan Nepotisme (KKN)
merupakan penyebab utama yang harus bertanggung jawab atas kerugian dalam
suatu perusahaan.
6
Dalam menjalankan kegiatan Perseroan, PT.Pelita Jaya Prima
menjadikan prinsip-prinsip Good Corporate Governance sebagai acuan atau
pedoman dalam pelaksanaan kegiatan perseroannya yang tentunya prinsip-
prinsip tersebut berdasarkan dari undang-undang Perseroan Terbatas Nomor 40
Tahun 2007. Asas-asas maupun prinsi-prinsip tersebut yakni, Prinsip Transparasi,
Akuntabilitas, Responsibilitas, keadilan atau kesetaraan dan kemandirian. Dari
hasil penelitian dengan wawancara diketahui bahwa PT.Pelita Jaya Prima belum
melaksanakan prinsip-prinsip Good Corporate Governance dengan sempurna pada
perusahaannya, dalam pelaksanaan proyek kerja Paket Pemeliharaan Berkala

5
Nindyo Pramono, 2003, Seminar Indepedensi Direksi dan Komisaris Dalam Rangka
Meningkatkan Penerapan Good Corporate Governance oleh Dunia Usaha, Jakarta,Medio, halalaman
18.
6
Ibid.
IMPLEMENTASI PRINSIP GOOD CORPORATE (Vivi Sulvianti)


7
Jalan Mensalong Malinau terjadinya penyalahgunaan wewenang yang dilakukan
oleh Direksi (direktur utama) PT.Pelita Jaya Prima dengan meminjamkan nama
perusahaan dan mengalihkan tanggung jawab atas penyelesaian proyek tersebut
kepada pihak lain tanpa sepengetahuan Dewan Direksi lainnya. Di samping itu
juga ini terjadi karena untuk kepentingan pribadi, yang dimana atas
penyalahgunaan wewenang yang dilakukan oleh Direksi (direktur utama)
PT.Pelita Jaya Prima dengan meminjamkan nama perusahaannya kepada pihak
lain semata-mata untuk mendapatkan keuntungan yang diperolehnya secara
pribadi dan bukan untuk kepentingan perusahaan.
Adapun dari data yang di peroleh bahwa, dalam penerapan pelaksanaan
Good Corporate Governance pada PT. Pelita Jaya Prima dalam menyelesaikan
pekerjaan Paket Pemeliharaan Berkala Jalan Malinau-Mensalong yang tercantum
didalam surat perjanjian masih belum terlaksana, karena adanya pembohongan
public dalam perjanjian isi kontrak yang disepakati oleh kedua belah pihak
terhadap adanya pihak ketiga yang terlibat dalam pekerjaan Paket Pemeliharaan
Berkala Jalan Malinau-Mensalong yang tidak tercantum dalam isi perjanjian
kontrak tanpa sepengetahuan pihak pertama.
7
Hal ini merupakan pelanggaran
terhadap isi perjanjian yang berdampak pada penyalahgunaan wewenang yang
berdasarkan Undang-undang No. 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas
Pasal 16 ayat (1) huruf a dan b :



7
Ibid.
Jurnal Beraja Niti, Volume 2 Nomor 11


8
(1) Perseroan tidak boleh memakai nama yang:
a. telah dipakai secara sah oleh Perseroan lain atau sama pada
pokoknya dengan nama Perseroan lain;
b. bertentangan dengan ketertiban umum dan/atau kesusilaan;
8

Dikaitkan dengan masalah akuntabilitas dalam artian
pertanggungjawaban antara pihak kedua terhadap pihak pertama untuk
melaksanakan kewajiban secara jujur dan terukur sesuai dengan isi perjanjian
kontrak dengan ketentuan perundang-undangan dan kebijakan publik yang
berlaku serta menghindarkan penyalahgunaan wewenang. Dalam permasalahan
ini tidak adanya kebijakan dari pihak perusahaan dalam menyikapi atau
menyelesaikan masalah yang terjadi dalam perusahaan dengan memberikan
sanksi atau hukuman kepada Direksi (direktur utama) PT.Pelita Jaya Prima karena
telah melakukan penyalahgunaan wewenang dengan melanggar beberapa
prinsip-prinsip Good Corporate Governance dan peraturan yang berlaku semata-
mata hanya untuk kepentingan pribadi, sehingga mengakibatkan kerugian bagi
perusahaan. Direktur utama dari PT.Pelita Jaya Prima hanya mendapat peringatan
dari direksi lainnya yaitu, direktur 1 dan direktur 2 juga dari Dewan Komisaris
tanpa diberikan sanksi hukum yang tegas sesuai dengan yang tercantum dalam
undang-undang. Sesungguhnya pemegang saham dapat mewakili perseroan atau
perusahaan untuk menggugat Direksi (direktur utama) dengan menggugat ke
Pengadilan Negeri yaitu, gugatan derivatif karena telah melakukan tindakan yang
merugikan perusahaan. Seperti yang tercantum dalam Pasal 61 Undang-undang

8
Lihat pasal 16 undang-undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Persereoan Terbatas.
IMPLEMENTASI PRINSIP GOOD CORPORATE (Vivi Sulvianti)


9
Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas yang berbunyi:
9
(1) setiap
pemegang saham berhak mengajukan gugatan terhadap Perseroan ke Pengadilan
negeri apabila dirugikan karena tindakan Perseroan yang dianggap tidak adil dan
tanpa alasan wajar sebagai akibat keputusan RUPS, Direksi, dan/atau Dewan
Komisaris. (2) gugatan sebagaimana maksud pada ayat (1) diajukan ke
pengadilan negeri yang daerah hukumnya meliputi tempat kedudukan Perseroan.
Sebagaimana diketahui bahwa direksi berdasarkan Pasal 97 undang-
undang Perseroan Terbatas mempunyai fiduciary duty terhadap perseroan.
Apabila direksi melanggar fiduciary duty tersebut, baik disengaja atau dengan
kesalahan, maka pemegang saham dapat mewakili perseroan untuk menggugat
direksi, dan seluruh hasil gugatan tersebut akan menjadi milik perseroan, bukan
menjadi milik pemegang saham. Gugatan yang dianjurkan oleh pemegang saham
atas nama perseroan tersebut disebut dengan Gugatan Derivatif. Menurut Munir
Fuady, gugatan derivatif adalah Suatu gugatan perdata yang diajukan oleh 1
(satu) atau lebih pemegang saham yang bertindak untuk dan atas nama
perseroan (jadi bukan untuk kepentingan pribadi) pemegang saham), gugatan
mana diajukan terhadap pihak lain misalnya direksi karena telah melakukan
tindakan yang merugikan perseroan.
10
Dari hasil penelitian yang diperoleh, bahwa
yang menjadi hambatan dan kendala dalam melaksanakan beberapa prinsip-
prinsip yang di langgar dari prinsip Good corporate governance (GCG) yaitu ;

9
Lihat Ketentuan Pasal 61 undang-undang Perseroan Terbatas Nomor 40 Tahun 2007.
10
Munir Fuady, Doktrin-Doktrin Modern Dakam Corporate Law & eksesistensinya Dalam
Hukum Indonesia, Citra aditya Baakti, Bandung, 2002, hal 43.
Jurnal Beraja Niti, Volume 2 Nomor 11


10
1. Transparasi tidak berjalan dengan sempurna karena
kurangnya pengawasan dari Dewan Komisaris dalam
kegiatan perseroan, yang pada hakikatnya Dewan
Komisaris berwenang untuk mengawasi segala tindakan
dalam jalannya kegiatan perseroan, sehingga terjadi
penyalahgunaan wewenang yang dilakukan oleh Direksi
(direktur utama) PT.Pelita Jaya Prima yang menimbulkan
kerugian bagi perusahaan.
2. Akuntabilitas tidak terlaksana karena kurangnya peran
penting Dewan Komisaris untuk menasehati dan
mengingatkan kepada Dewan Perusahaan juga seluruh
organ yang ada dalam perusahaan bahwa, berjalannya
kegiatan perseroan semata-mata tidak untuk kepentingan
pribadi melainkan untuk kebaikan dan kepentingan
perusahaan.
3. Responsibilitas tidak terlaksana karena tidak adanya
ketegasan sanksi yang diberikan kepada pihak yang tidak
mematuhi peraturan yang ada dalam perusahaan maupun
yang ada dalam Undang-undang.
Kurangnya kesadaran dari masing-masing individu untuk mengelola
perusahaan dengan baik juga berpengaruh dalam gagalnya pelaksanaan prinsip
Good Corporate Governance (GCG). Hal ini terjadi karena pada dasarnya
kurangnya pengawasan dari Dewan Komisaris maupun pihak yang mempunyai
IMPLEMENTASI PRINSIP GOOD CORPORATE (Vivi Sulvianti)


11
wewenang dalam perusahaan dalam mengawasi segala tindakan dan kegiatan
perseroan yang dilakukan oleh organ-organ perseroan. Juga tidak adanya
peraturan yang khusus mengatur tentang Good Corporate Governance (GCG)
yang harus di terapkan pada sebuah perusahaan, melainkan hanya
mencantumkan prinsip-prinsipnya dalam undang-undang Perseroan Terbatas
Nomor 40 tahun 2007 tanpa dibentuknya undang-undang khusus yang mengatur
tentang Good Corporate Governance (GCG).
11
Undang-undang Nomor 40 Tahun
2007 tentang Perseroan Terbatas memang mewajibkan Good Corporate
Governance (GCG), namun secara praktis, ada kesempatan untuk melakukan
tindakan yang salah yang menyebabkan corporate governance yang buruk.
Undang-undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas memiliki
beberapa inkonsistensi hukum, sehingga menyebabkan ketidakpastian hukum dan
ketidakmanfaatan hukum praktis. Maka dari itu, dibutuhkan suatu perundangan-
undangan yang khusus mengatur tentang Good Corporate Governance (gcg)
yang mempunyai kekuatan hukum, sehingga peraturan tersebut akan lebih
dipatuhi oleh perusahaan dalam menerapkan Good Corporate Governance (GCG).
Upaya yang saat ini dilakukan pihak PT.Pelita Jaya Prima dalam
mengatasi permasalahan yang ada yaitu, dengan lebih mengawasi jalannya
kegiatan perseroan dan lebih tegas dalam menyikapi setiap kesalahan yang
dilakukan masing-masing organ perseroan, baik dari pimpinan maupun karyawan.
Pengawasan harus diutamakan dalam pelaksanaan kegiatan perseroan PT.Pelita
Jaya Prima, agar permasalahan ini tidak terulang lagi dan perusahaan tidak

11
Hasil Wawancara Dengan Bapak Barnas susanto, Direksi (direktur 2) PT.Pelita Jaya Prima,
pada tanggal 20 Juni 2013, pada jam 10.00 Wita.
Jurnal Beraja Niti, Volume 2 Nomor 11


12
mengalami kerugian yang sama seperti yang sudah terjadi sebelumnya. Sehingga
perusahaan pun tidak akan mengalami kemunduran atau kebangkrutan, akibat
kesalahan yang dilakukan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab.
12

Maka seharusnya dibuatnya peraturan khusus yang mengatur tentang Good
Corporate Governance (GCG) yang dapat dipatuhi oleh pelaku perseroan, yang
dimana peraturan tersebut berisi sanksi tegas atas tidak dilaksanakannya prinsip
Good Corporate Governance (GCG) dalam sebuah perusahaan.

Penutup
A. Kesimpulan
1. Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan bahwa PT.Pelita Jaya Prima
belum melaksanakan prinsip-prinsip Good Corporate Governance dengan
sempurna pada perusahaannya, karena Direksi (direktur utama) PT.Pelita
Jaya Prima telah melanggar beberapa prinsip-prinsip tersebut yaitu;
prinsip transparasi, akuntabilitas dan responsibilitas, yang juga telah
melanggar pasal 97 undang-undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang
Perseroan Terbatas.
2. Faktor penghambat penerapan prinsip Good Corporate Governance pada
PT.Pelita Jaya Prima adalah kurangnya pengawasan dari Dewan Komisaris
dalam kegiatan perseroan juga dalam menasehati dan mengingatkan
kepada Dewan Direksi bahwa, berjalannya kegiatan perseroan ini tidak
semata-mata untuk kepentingan pribadi melainkan untuk kebaikan dan

12
Hasil wawancara dengan Bapak Barnas Susanto, Direksi (direktur 2) PT.Pelita Jaya prima,
pada 20 Juni 2013, jam 10.00 Wita.
IMPLEMENTASI PRINSIP GOOD CORPORATE (Vivi Sulvianti)


13
kepentingan perusahaan, dan tidak adanya ketegasan sanksi yang
diberikan kepada pihak yang tidak mematuhi peraturan yang ada dari
pihak yang berwenang dalam perusahaan.
B. Saran
Adapun saran yang dapat dikemukakan oleh penulis adalah sebagai berikut :
1. Perusahaan diharapkan terus secara konsisten dan
berkesinambungan menerapkan Good Corporate Governance, karena
dengan adanya penerapan prinsip-prinsip Good Corporate
Governance dengan baik akan meningkatkan efisiensi, efektifitas, dan
kesinambungan suatu organisasi yang memberikan kontribusi kepada
terciptanya kesejahteraan pemegang saham, pegawai dan
stakeholders lainnya dan merupakan solusi yang elegan dalam
menghadapi tantangan organisasi kedepan.
2. Adanya kejelasan fungsi dari organ perseroan atas tugas dan
kewajiban yang harus dilaksanakan masing-masing pihak yang ada
pada perusahaan, agar adanya kesadaran untuk menjalankan
kewajiban untuk kebaikan dan kemajuan perusahaan, dan ketegasan
dalam memberikan sanksi kepada siapapun yang terkait dalam
perusahaan ketika melakukan kesalahan dan pelanggaran yang
mengakibatkan kerugian bagi perusahaan.
3. Agar prinsip-prinsip Good Corporate Governance dapat dilaksanakan
dengan baik pada setiap perusahaan maka, hendaklah di buat
undang-undang atau peraturan pemerintah yang secara khusus
Jurnal Beraja Niti, Volume 2 Nomor 11


14
mengatur tentang Good Corporate Governance yang pastinya
memiliki kekuatan hukum, agar setiap perusahaan dapat menjadikan
peraturan tersebut sebagai kewajiban yang harus diterapkan pada
perusahaan.

DAFTAR PUSTAKA
A. Buku
Chatamarrasjid, 2000, Menyikapi Tabir Perseroan Terbatas (Piercing
The Corporate Veil) Kapita Selekta Hukum Perusahaan,
PT.Citra Aditya, Bandung.
Malik, Ridwan Khairandy Camelia., 2007, Good Corporate
Governance Perkembangan Pemikiran dan Implementasi di
Indonesia dalam Perspektif Hukum, Kreasi Total Media,
Yogyakarta.
Muhammad, Abdul Kadir., 2004, Hukum dan Penelitian Hukum,
PT.Citra Aditya Bakti, Bandung.
Pramono, Nindyo., 2006, Bunga Rampai Hukum Bisnis Aktual,
PT.Citra Aditya Bakti, Bandung.
Rukmana, Amir Machmud., 2010, Bank Syariah Teori, Kebijakan, dan
Studi Empiris di Indonesia, Erlangga, Jakarta.
Naja, H.R.Daeng., 2009, Pengantar Hukum Bisnis Indonesia,
Yustisia, Yogyakarta.
Tungal, Hadi Setia., 2011, Hukum Perseroan Terbatas Teori, Tanya-
Jawab dan kasus, Harvarindo, Jakarta.

B. Peraturan Perundang-undangan
Undang-undang Negara Republik Indonesia 1945
Undang-undang Nomor 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas
Pedoman Good Corporate Governance Indonesia Tahun 2006

C. Dokumen Hukum, Tesis, dan Disertasi
Adri Mustiko (2007), Peranan Prinsip Transparasi dalam Mewujudkan
Good Corporate Governance Pada Perseroan Terbatas
Terbuka, Tesis, Fakultas Hukum, Universitas Indonesia.



IMPLEMENTASI PRINSIP GOOD CORPORATE (Vivi Sulvianti)


15
D. Artikel Internet, Artikel Koran, Artikel Makalah, Artikel
Seminar
http://bussinessenvironment.wordpress.com/2006/10/18 di akses
pada 29 maret 2013
http://www.digilib.ui.ac.id.http://idazahro.blogspot.com/2010/10/go
od-corporate-governance-dalam.html?m=1 di akses pada 20
maret 2013
http://www.stain-pekalongan.ac.id di akses 4 april 2013
http://www.findthatpdf.com/search-45796395-hPDF/download-
documents-jurnal-mm-vol-4-no-8-artikel-4-joni-emirzon.pdf.htm di
akses pada15 juni 2013

You might also like