You are on page 1of 8

*) = Penulis Penanggung Jawab

Analisa Sifat Mekanis Bahan Piston Tipe KTA-2300-C Pada Excavator


La Ode Ichlas Syahrullah Yunus, Muhammad Balfas*) Sungkono*) Jurusan Teknik Mesin Universitas Muslim Indonesia Jln.Urip Sumoharjo Km 5 Kampus II UMI Email: laodeichlas@rocketmail.com ABSTRACT Any damage to the engines Cummins KTA 38 is due to one of the 12 piston leak caused the head piston damaged. Many possible causes of damage to the piston, the burden of which is given to the larger piston or maintenance systems that are less well controlled. To determine the cause of damage to the piston KTA-2300-C based on the value of the pressure of the mechanical properties.This study uses an literature kualitative study. This research was conducted in the Laboratory of Testing Materials Mechanical Engineering Faculty of Engineering, Universitas Muslim Indonesia. The research sample is a piece of material excavator piston type KTA-2300-C. Data obtained from the specification of type excavators KTA-2300-C, and the results of laboratory testing. Validation of data taken from the test results and the impact Brinell. Pressure on the value of the results of impact tests with sudden load 300 Joule is 77,022 kg / cm2 and the Brinell test with identor 2,5 mm steel ball is 114,8 kg / cm2, while the calculation of the thermal stress Data engine excavator was 119,7 kg/cm2.Value of the impact strength and Brinell hardness is less than the value of the thermal compression pressure causes the piston material KTA-C-2300 structural damage. Keywords: piston KTA-2300-C, mechanical properties, impact, hardness , thermal pressure. ABSTRAK Salah satu kerusakan pada engine Cummins KTA 38 adalah karena salah satu dari 12 piston mengalami kebocoran yang disebabkan kepala (head) piston rusak. Banyak kemungkinan penyebab dari kerusakan piston, diantaranya beban yang diberikan pada piston lebih besar ataupun sistem maintenance yang kurang terkontrol dengan baik. Untuk mengetahui penyebab kerusakan piston KTA-2300-C berdasarkan nilai tekanan dari sifat mekanis. Penelitian ini menggunakan metode studi literatur kualitatif. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Pengujian Material Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Muslim Indonesia. Sampel penelitian adalah potongan material piston excavator tipe KTA-2300-C. Data diambil dari spesifikasi mesin excavator tipe KTA-2300-C dan dengan hasil pengujian laboratorium. Validasi data diambil dari hasil pengujian impak dan Brinell. Nilai hasil tekanan pada pengujian impak dengan beban tiba-tiba 300 Joule adalah 77,022 kg/cm2 dan pada pengujian Brinell dengan identor bola baja 2,5 mm adalah 114,8 kg/cm2 sedangkan hasil perhitungan tekanan termal dari data engine excavator adalah 119,7 kg/cm2. Nilai kekuatan impak dan kekerasan Brinell lebih kecil daripada nilai tekanan kompresi termal menyebabkan material piston KTA-2300-C mengalami kerusakan struktur. Kata kunci : piston KTA-2300-C, sifat mekanis, impak , kekerasan , tekanan termal. PENDAHULUAN Perkembangan industri engine sekarang ini sangatlah pesat. Komponen engine yang memiliki karakteristik baik diperlukan untuk mendukung sebuah mesin konstruksi alat berat dan mesin lainnya. Komponen engine membutuhkan material yang kuat, tetapi juga tahan korosi maupun temperatur tinggi dan mampu menahan beban yang besar. Salah satu dari sekian banyak komponen engine itu adalah piston. Saat ini masih terus dilakukan penelitian untuk mengembangkan proses manufaktur pembuatan piston pada engine alat berat menggunakan bahan dasar baja paduan. Engine Cummins merupakan salah satu dari engine yang cukup dikenal dikalangan masyarakat. Banyak digunakan pada kendaraan seperti bus, alat berat dan genset. Salah satu perusahaan yang khusus menjual suku cadang, servis maupun alat

*) = Penulis Penanggung Jawab berat yang menggunakan Cummins adalah PT Altrak 1978. Salah satu kerusakan pada engine Cummins KTA 38 adalah karena salah satu dari 12 piston mengalami kebocoran yang disebabkan kepala (head) piston rusak. Banyak kemungkinan penyebab dari kerusakan piston, diantaranya beban yang diberikan pada piston lebih besar ataupun sistem maintenance yang kurang terkontrol dengan baik. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kekuatan impak dari material piston engine KTA-2300-C jika diberi beban tiba-tiba, mengetahui nilai kekerasan dari material piston engine KTA2300-C jika diberi tekanan kemudian membandingkan dengan tekanan kompresi termal yang diizinkan pada piston engine KTA-2300-C sehingga dapat diketahui penyebab kerusakan piston tipe KTA-2300C tersebut. TINJAUAN PUSTAKA Engine Cummins KTA-2300-C. Engine Cummins K38 (KTA-2300-C) pertama diproduksi pada tahun 1980 di Daventry, England dan Pune, India dimana aplikasinya meliputi: laut (kapal tunda, crewboat, feri), pertambangan (truk / heavy-duty dan excavator / liber), minyak dan gas (pengeboran), pembangkit listrik, kereta api (lokomotif), elektronik model: k1500 (Cummins Engine Company,2012). Motor Diesel Motor diesel biasa juga disebut Motor penyalaan-kompresi (Compression-Ignition engine) yaitu penyalaan bahan bakar yang dilakukan dengan menyemprotkan bahan bakar kedalam udara yang telah bertekanan dan bertemperatur tinggi, sebagai akibat dari proses kompresi. Gambar 1. Siklus motor diesel Tekanan konstan [1]Langkah isap (0-1) merupakan proses tekanan konstan. [2]Langkah kompresi (1-2) merupakan proses adiabatik. Proses pembakaran tekanan konstan (23) dianggap sebagai proses pemasukan kalor pada tekanan konstan. [3]Langkah kerja (3-4) merupakan proses adiabatis Proses pembuangan kalor (4-1) dianggap sebagai proses pengeluaran kalor pada volume konstan [4]Langkah buang (1-0) merupakan proses tekanan konstan Berdasarkan gambar diatas diperoleh persamaan daya untuk motor diesel : = . . . . 60

Keterangan : Ne = Daya yang dihasilkan mesin (kW) Pef = Tekanan efektif (kg/m.s2) Vd = Volume ruang bakar (m3) Z = Banyak silinder n = Putaran poros engkol (rpm) (Arismunandar,1987). Tekanan kompresi termal : Pc = Pa . n 1 Keterangan : Pc = Tekanan kompresi termal (N/m2) Pa = Initial tekanan kompresi (N/m2) = Rasio kompresi n1 = Nilai rata-rata eksponen dari kurva polytropik kompresi Temperatur kompresi termal : Tc = Ta . n 1 1 Keterangan : Tc = Temperatur kompresi termal (K) Ta = Temperatur awal ruang bakar (K) Tekanan pada akhir ekspansi : Pb = Pz n 2

Keterangan : Pb = Tekanan akhir ekspansi (N/mm2) Pz = Tekanan pembakaran campuran (N/mm2) = Derajat subsequent expansi n2 = Eksponen rata-rata dari ekspansi

*) = Penulis Penanggung Jawab polytropic Temperatur pada akhir ekspansi : Tb = Tz n 2 1 Faktor Penentu Kualitas Bahan Adapun beberapa faktor yang dapat menentukan kualitas suatu jenis bahan adalah sebagai berikut : Sifat mekanik Untuk memperoleh kualitas bahan yang baik dan sesuai dengan mutu yang disyaratkan sifat mekaniknya, perlu dipahami lebih dahulu berbagai aspek kekuatan bahan terhadap pembebanan. Aspek kekuatan ini harus dikendalikan sedemikian rupa agar dapat memberikan jaminan ketahanan, usia penggunaan (nilai teknis) yang layak, dan jaminan keamanan selama pemakaian. Karena itu, kita perlu melakukan analisis terhadap bentuk, arah, besarnya gaya, dan posisi dimana konsentrasi tegangan itu bekerja. Untuk itu, proses pengujiannya bisa menggunakan pengujian kekerasan, tarik, lengkung, geser, pukul tarik (impact test), puntir, dan kelelahan. Dalam proses pelaksanaannya, bentukbentuk pengujian tersebut dimaksudkan untuk merusak (destructive test). Dengan demikian, spesimen atau benda ujinya harus dipilih dari bagian bahan kerja yang ada sebelum proses pembentukan dilakukan (Nurhadi, 2010). Karakteristik Bahan Logam Bahan logam memiliki beberapa karakteristik. Adapun karakteristik tersebut digolongkan menjadi empat sifat,salah satunya yaitu : Sifat mekanis Sifat mekanis suatu logam adalah kemampuan atau kelakuan logam untuk menahan beban yang diberikan, baik beban statis maupun dinamis pada suhu biasa, suhu tinggi, ataupun suhu di bawah 0 C. Beban statis adalah beban yang tetap, baik besar maupun arahnya pada setiap saat, sedangkan beban dinamis adalah beban yang besar dan arahnya berubah menurut waktu. Beban statis dapat berupa beban tarik, tekan lentur, puntir, geser, dan kombinasi dari beban tersebut. Sementara itu, beban dinamis dapat berupa beban tiba-tiba, berubah-ubah, dan beban jalar. Sifat mekanis logam meliputi kekuatan kekenyalan, keliatan, kekerasan, kegetasan, keuletan, tahan aus, batas penjalaran, dan kekuatan stress rupture. Berikut ini merupakan pembagian dari sifat

Keterangan : Tb = Temperatur akhir ekspansi (K) Tz = Temperatur pembakaran campuran (K) Pembenaran tekanan indikasi rata-rata : Pi = Pit .

Keterangan : Pi = Pembenaran tekanan indikasi rata-rata (N/m2) Pit = Tekanan indikasi rata-rata (N/m2) = Faktor koreksi untuk mesin 4 tak (0,95-0,97) Jadi tekanan efektif P e = P i . m Keterangan : Pe = Tekanan efektif (N/m2) m = Koefisien turbocharged (0,8-0,88) (Petrovsky, 1971). Prinsip Kerja Motor Diesel 4 Tak Pembakaran pada motor diesel terjadi karena bahan bakar yang diinjeksikan ke dalam selinder terbakar dengan sendirinya akibat tingginya suhu udara kompresi dalam ruang bakar.

Langkah Hisap Langkah Kompresi

Langkah Usaha

Langkah buang

Gambar 2. Siklus Kerja Motor Diesel 4 Tak Langkah Kompresi. Poros engkol berputar, kedua katup tertutup rapat, piston (torak) bergerak dari TMB ke TMA. Udara murni yang terhisap ke dalam silinder saat langkah hisap, dikompresi hingga tekanan dan suhunya naik mencapai 35 atm dengan o temperatur 500-800 C (pada perbandingan kompresi 20 : 1) (Suselo, 2010).

*) = Penulis Penanggung Jawab mekanis,diantaranya yaitu : a. Sifat logam pada pembeban dinamis Bahan yang dibebani secara dinamis akan lelah dan patah meskipun dibebani di bawah kekuatan statis. Kelelahan adalah gejala patah dari bahan disebabkan oleh beban yang berubah-ubah. Kekuatan kelelahan suatu logam adalah tegangan bolak-balik tertentu yang dapat ditahan oleh logam itu sampai banyak balikan tertentu. Sementara itu, batas kelelahan adalah tegangan bolak-balik tertinggi yang dapat ditahan oleh logam itu sampai banyak balikan tak terhingga. b. Sifat logam terhadap beban tiba-tiba Bila deformasi mempunyai kecepatan regangan yang tinggi, maka bahan umumnya akan mengalami patah getas, akibat bahan dikenai beban tiba-tiba. Untuk melihat sifat tersebut dilakukan percobaan pukul, yang dilakukan pada batang uji dan diberi tarikan menurut standar yang telah ditentukan. c. Sifat kekerasan logam Kekerasan adalah ketahanan bahan terhadap deformasi plastis karena pembebanan setempat pada permukaan berupa goresan atau penekanan. Sifat ini banyak hubungannya dengan sifat kekuatan, daya tahan aus, dan kemampuan dikerjakan dengan mesin (mampu mesin). Cara pengujian kekerasan terdiri dari tiga macam, yaitu goresan, menjatuhkan bola baja, dan penekanan. d. Sifat penekanan Sifat ini hampir sama dengan sifat tarikan. Untuk bahan getas, besaran sifat tekanannya cenderung lebih tinggi daripada sifat tariknya. Sebagai contoh, besi cor kelabu, yang sifat tekanannya kira-kira empat kali lebih besar daripada sifat tariknya (Amanto, 2005). Pengujian Kekerasan (Hardness Test) Kekerasan merupakan ukuran ketahanan bahan terhadap deformasi tekan. Sebuah indentor yang keras ditekankan ke permukaan logam yang diuji. Penentuan kekerasan dengan menggunakan metode ini dinyatakan dengan perbandingan antara beban dengan luas permukaan. Angka kekerasan Brinell dinyatakan dengan BHN dengan menggunakan persamaan berikut : 2 = . 2 2 2 Dengan : P = Beban yang diberikan (kg) D = Diameter bola baja (mm) d = Diameter lekukan (mm)

Gambar 3. Pengukuran Kekerasan Cara Brinell (Suselo,2010). Pengujian Impak (Impact Test) Prinsip pengujian impak ini adalah menghitung energi yang diberikan oleh beban (pendulum) dan menghitung energi yang diserap oleh spesimen. Pada saat beban dinaikkan pada ketinggian tertentu, beban memiliki energi potensial maksimum, kemudian saat akan menumbuk spesimen energi kinetik mencapai maksimum. Energi kinetik maksimum tersebut akan diserap sebagian oleh spesimen hingga spesimen tersebut patah. Nilai harga impak pada suatu spesimen adalah energi yang diserap tiap satuan luas penampang lintang spesimen uji. Persamaannya sebagai berikut: h1 = + sin ( 90o)

dengan : h1 = Tinggi beban sebelum di jatuhkan(m) = Panjang lengan bandul (m) = Sudut awal bandul h2 = + sin ( 90o) dengan : h2 = Tinggi beban sesudah di jatuhkan (m) = Sudut akhir bandul Untuk mengihitung massa bandul di gunakan berdasarkan persamaan: Ui = m . g . h1 (Joule) dengan : m = Massa pendulum (kg) g = Percepatan gravitasi (m/s2) Untuk menghitung usaha untuk mematahkan spesimen uji : Us = m . g . hs (Joule)

*) = Penulis Penanggung Jawab dengan : Us = Usaha untuk mematahkan (Joule) hs = Tinggi beban perhitungan (m) sedangkan untuk menghitung nilai kekuatan impak dengan menggunakan persamaan : Ui = Us A takikan 2 mm dibuat secara manual menggunakan gergaji besi, kikir dan amplas. Kemudian spesimen tersebut di impak dengan alat uji impak dengan spesifikasi sebagai berikut : a. b. c. d. e. f. g. h. i. Kapasitas beban 300 Joule. Panjang lengan pemukul 820 mm Radius tepi pemukul 2 mm Sudut pemukul 30o Sudut angkat pemukul () 145o Kecepatan Bandul 3,2 m/s Ukuran (WxDxH) = (1320x550x1250) mm Ruang operasional (2100x640x2050) mm Berat Mesin 250 kg

dengan : Ui = Kekuatan impak (J/m2) A = Luas penampang spesimen (m2) (Suselo, 2010). METODE PENELITIAN Untuk mengetahui nilai kekerasan material piston tersebut digunakan alat pengukur kekerasan pada laboratorium Material Teknik Jurusan Mesin Universitas Muslim Indonesia dimana digunakan identor bola baja dengan diameter 2,5 mm dan diberikan tekanan 613 N pada material yang diuji. Proses penekanan dilakukan beberapa kali pada tempat yang berbeda pada material tersebut kemudian dapat diambil nilai ratarata dari nilai keseluruhan. Untuk mengetahui nilai impak material piston tersebut dengan membuat 2 buah spesimen uji dari material tersebut sesuai dengan ukuran standar alat uji impak yaitu:

Lintasan Pemukul

h2

h1

275 mm

550 mm

Gambar 5. rangkaian alat uji impak

Gambar 4. dan ukuran specimen uji dengan metode izood. Ukuran spesimen dengan panjang (L) 550 mm, lebar (b) 10 mm, tinggi (h) 12 mm dan takikan v dengan sudut serta kedalaman

ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN Mesin dalam mendapatkan tenaga yang dibutuhkan oleh excavator tersebut, menggunakan mesin dengan jumlah silinder lebih dari satu. Mesin dengan silinder yang banyak menghasilkan tenaga-tenaga yang dihasilkan oleh tiap silindernya (Daryanto,2001:16). Jika terjadi gangguan dapat diketahui melalui gejala-gejala kerusakan seperti bunyi-bunyi yang terdengar, atau warna asap yang keluar dari knalpot, adanya bau yang tidak biasa dan lain-lain (Northop, 2003 : 32). Daya (tenaga) yang dihasilkan dari motor

*) = Penulis Penanggung Jawab yang baik adalah apabila pada tiap silindernya terjadi pembakaran yang sempurna. Jika salah satu silindernya terjadi pembakaran yang tidak sempurna, maka hal tersebut akan berakibat timbulnya getaran (goncangan) yang besar. Penyebab utama dari gejala tersebut adalah terdapatnya salah satu silinder yang tidak sempurna dalam proses pembakarannya (Toyota News,1993:76). Berdasarkan hasil uji laboratorium dengan spesimen (material) piston KTA-2300-C pada excavator diperoleh hasil yang menjadi acuan untuk mengetahui penyebab kerusakan piston. Dimana hasil pengujian Pengujian Impak P (kg/cm2) I 105,78 II 77,02 Impak (sifat mekanis bahan) diperoleh nilai kekuatan impak spesimen I = 0,1037742 J/mm2 dan spesimen II = 0,075581 J/mm2 atau nilai tekanan yang diizinkan bahan spesimen I = 105,784 kg/cm2 dan spesimen II = 77,022 kg/cm2 lebih kecil daripada nilai tekanan kompresi termal yaitu 119,7 kg/cm2 . Sedangkan hasil pengujian Brinell (sifat mekanis) diperoleh nilai kekerasan bahan 114,8 kg/cm2 juga lebih kecil daripada nilai tekanan kompresi termal yaitu 119,7 kg/cm2 . Hasil perhitungan nilai tekanan dapat diperhatikan pada tabel berikut:

Pengujian Metode Brinell BHN (kg/cm2) I 116 II 114,5 III 104 Rata-rata 114,8

Penelitian Teori Pb (kg/cm2) 119,7

Status Material Piston

Tidak layak dipakai kembali/perlu diganti dengan piston baru.

Dari hasil analisa diatas bahwa kerusakan piston KTA-2300-C ditimbulkan karena adanya penyimpangan tekanan kompresi akibat dari pembakaran yang tidak sempurna pada salah satu dari 12 piston pada mesin excavator yang berdampak salah satu piston mengalami kerusakan (tidak layak pakai). Piston retak akibat tekanan dan suhu dari hasil pembakaran gas yang tinggi di dalam silinder sehingga dapat menyebabkan kebocoran oli keruang bakar. Retaknya piston pada bagian kepala (puncak piston) dapat menyebabkan kebocoran oli dari bagian sebelah bawah piston ke ruang bakar (Sunardi,2009). Penurunan nilai tekanan yang diizinkan pada material tersebut diatas dikarenakan bahan dari piston ini sudah mengalami perlakuan panas dan tekanan yang tinggi disebabkan tekanan kompresi yang lebih tinggi diatas tekanan maksimum (batas toleransi nilai tekanan maksimum) sehingga piston tidak mampu lagi menerima tekanan yang diberikan atau disuplay dari turbocharger sebagai dampak ketidakmampuan menerima tekanan maka piston mengalami keausan dan rusak (tidak layak pakai). Tekanan yang tinggi

menyebabkan temperatur dalam ruang bakar lebih besar dari 1080,43 K sehingga struktur daripada piston mengalami perubahan yang tidak merata. Ketidakmampuan piston menerima tekanan besar dan temperatur yang tinggi sebagai penyebab yang berdampak pada kerusakan struktur piston. Berdasarkan literatur bahwa sumber panas pada motor diesel tidak diambil dari loncatan bunga api dari busi. Tetapi sebagai sumber panas diperoleh dari tekanan kompresi (campuran udara dan bahan bakar terbakar dengan sendiri akibat tekanan kompresi). Agar campuran udara dan bahan bakar terbakar sendiri diperlukan diperlukan suhu udara minimal, karena itu perbandingan kompresi motor diesel dibuat antara 15 sampai 22 dengan tekanan akhir langkah kompresi mencapai 20-40 bar (19.74 - 39.48 atm) dan suhu 500-700oC (sumber : PT.Mitra Usaha Powerindo). Sedangkan hasil penelitian teori memperlihatkan nilai tekanan kompresi termal/pembakaran 115,857 atm dan temperatur pada saat proses pembakaran meningkat menjadi 1693,69 K. Hal ini menunjukkan bahwa kondisi piston dalam silinder telah mendapatkan perlakuan

*) = Penulis Penanggung Jawab tekanan115,857 atm yaitu 19.74 - 39.48 atm dan temperatur 1693,69 K atau 1420,69oC. Ketika piston melakukan gerak kompresi suhu ruang bakar mencapai titik maksimum kemudian nossel menyemprotkan bahan bakar dengan tekanan tinggi 115,857 atm beberapa derajat sebelum piston mencapai titik mati atas (TMA) sehingga terjadi pembakaran dan suhu ruang bakar meningkat menjadi Literatur (Tinjauan Pustaka) Tekanan dalam silinder (atm) 19,74 39,48 Status Material Piston Temperatur dalam silinder (oC) 500-700 1693,69 K atau 1420,69oC. Kerusakan piston yang terjadi akibat dari panas dan tekanan yang tinggi mengharuskan engine (mesin) melakukan overhaul untuk menstabilkan kembali tekanan kompresi sesuai tekanan kompresi termal yang diizinkan yaitu 119,7 kg/cm2 dengan daya 1,0668 MPa. Hasil Penelitian teori dan literatur dapat ditunjukkan pada tabel dibawah ini : Penelitian Teori Tekanan pembakaran (atm) 115,857 Temperatur pembakaran (oC) 1420,69

Material mengalami kerusakan struktur. Pengujian impak merupakan suatu upaya untuk mensimulasikan kondisi operasi material yang sering ditemui dalam perlengkapan transportasi atau konstruksi dimana beban tidak selamanya terjadi secara perlahan-lahan melainkan datang secara tiba-tiba. Pada saat piston bergerak dari TMB ke TMA, piston mengkompresi udara dan bahan bakar dengan tekanan tinggi. Ketika piston berada pada posisi TMA piston mendapatkan beban tiba-tiba yang di berikan pada nozlle di ruang bakar. Maka sangat relevan jika material piston diuji dengan memberikan beban tiba-tiba (impak) untuk mengetahui berapa ketangguhan dari material piston tersebut untuk mendapatkan tekanan yang terjadi didalam ruang bakar. Perawatan dan pengecekan engine (maintenance) perlu dilakukan secara berkala untuk mengindari kerusakankerusakan pada engine (mesin) yaitu pengecekan dilakukan setiap 5 jam setelah pemakaian serta overhaul dilakukan setiap 2500 jam setelah pemakaian. KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil analisa diatas dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Kekuatan impak material piston KTA2300-C sebesar 0,1037742 J/mm2 dan 0,075581 J/mm2.

Mulai

Persiapan Pembuatan Spesimen Uji

Uji Sifat Mekanis

Pengujian Impak

Kekerasan Metode Brinell

Hasil

Penelitian Teori

Analisa Hasil Dan Pembahasan

Kesimpulan

Selesai

Gambar.6 Diagram Alur Penelitian

*) = Penulis Penanggung Jawab 2. Kekerasan Brinell material piston KTA2300-C sebesar 114,8 kg/cm2 . 3. Tekanan kompresi termal yang yang diizinkan pada engine KTA-2300-C sebesar 119,7 kg/cm2. 4. Nilai kekuatan impak dan kekerasan Brinell lebih kecil daripada nilai tekanan kompresi termal menyebabkan material piston KTA-2300-C mengalami kerusakan struktur. DAFTAR PUSTAKA Amanto, Hari. 2005. Ilmu Bahan . Jakarta. Bumi Aksara. Anonim. 2009. Dasar Mesin Diesel. PT.Mitra Usaha Powerindo. http://www.spareparttruk.com/article/dasa r_mesin_diesel.html. Diakses pada tanggal 2 Januari 2013. Anonim. 1993. Toyota News. Jakarta. Toyota Astra. Arismunandar, Wiranto. 1987. Motor Diesel Putaran Tinggi. Jakarta. PT Pradya Paramita. Cummins Engine Company, Inc. 1987. Shop Manual Cummins K38 and K50 Series Engine. Daryanto. 2001. Uraian Praktis Mengenal Motor Bakar. Semarang. Aneka Ilmu. Nurhadi. 2010. Studi Karakteristik Material Piston Dan Pengembangan Prototipe Piston Berbasis Limbah Piston Bekas (Tesis).Semarang. Universitas Diponegoro. Northop. 2003. Service Auto Mobil. Jakarta. CV Pustaka Setia. Petrovsky, N. 1971. Marine Internal Combustion Engines. Rusia : Printed in the Union of Soviet Socialist Republics. Sunardi. 2009. Jurnal Teknologi Vol 10 no 1. Pengaruh Penyimpangan Tekanan Kompresi dan Nozlle Pada Mobil diesel. Makassar. UNM. Suselo, Suluhito,dkk.2010.Laporan Praktikum Laboratorium Teknik Material 1. http://www.scribd.com/doc/30371097/L aporan-Praktikum-Uji-Impak. Diakses pada tanggal 20 September 2012.

You might also like