You are on page 1of 3

Gambaran Kejadian Penyimpangan Perilaku Makan Pada Mahasiswi PSPD UNTAN Tingkat I, II, dan II Tahun 2013 Latar

belakang Makan merupakan salah satu hal terpenting yang kita lakukan dan juga dapat menjadi salah satu hal yang paling menyenangkan. Secara sederhana, motivasi untuk makan timbul saat terjadi defisit simpanan nutrisi di tubuh dan akan terpuaskan oleh makanan yang mengisi kembali defisit simpanan nutrisi yang terjadi. Sementara itu jumlah dari makanan yang dikonsumsi seseorang secara normal diatur oleh kebutuhan fisiologis. Walaupun rasa lapar dan kenyang nampak seperti dua sisi koin, penelitian telah memperlihatkan bahwa faktor yang menyebabkan seseorang makan berbeda dengan faktor yang menghentikannya(1). Bagi kebanyakan orang, masalah yang mereka hadapi seputar makan dan makanan adalah adanya kecenderungan untuk terlalu banyak makan atau menjadi gemuk. Tetapi beberapa orang khususnya remaja putri memiliki masalah yang bertolak belakang dengan kebanyakan orang. Mereka memiliki kecenderungan untuk mengalami

kelainan/penyimpangan yang disebut dengan eating disorder atau penyimpangan perilaku makan(1). Penyimpangan perilaku makan adalah sebuah pola makan yang abnormal yang terkait dengan ketidakpuasan atau tekanan dalam diri seseorang yang sehat(2). Penyimpangan perilaku makan memiliki dampak yang besar pada kualitas hidup bagi orang yang mengalaminya. Mereka secara seragam tidak bahagia dengan situasi yang

mereka hadapi. Orang-orang di sekitarnya juga seringkali merasa tidak berdaya untuk membantu mereka keluar dari situasi tersebut(2). Menurut mental health guidelines, terdapat tiga kategori dari penyimpangan perilaku makan, yaitu: anoreksia nervosa, bulimia nervosa dan eating disorders not otherwise specified (EDNOS) yang juga mencakup bingeeating disorder (BED) (Grosvenor & Smolin, 2002). Remaja putri memiliki kecenderungan untuk mengalami eating disorder atau penyimpangan perilaku makan(1). Eating disorders dapat dialami oleh semua orang, tidak mengenal status sosial dan ekonominya. Menurut lembaga National Association qf Neroosu and Associated Disorders, 90% penderita eating disorders adalah wanita. Berdasarkan masalah tersebut penelitian ini ingin mengetahui bagaimana gambaran kejadian penyimpangan perilaku makan pada mahasiswi PSPD UNTAN Tingkat I, II, dan II Tahun 2013. Alasan pemilihan subjek yang seluruhnya merupakan mahasiswi PSPD UNTAN dikarenakan prevalensi penyimpangan perilaku makan yang lebih besar terjadi pada wanita dibandingkan laki-laki dan belum banyak dilakukan survey atau penelitian tentang penyimpangan perilaku makan pada mahasiswi di Kalbar khususnya UNTAN. Hasil dari penelitian ini diharapkan juga dapat mengetahui apakah fenomena gangguan makan dapat terjadi pada mahasiswi kedokteran yang relatif memiliki pengetahuan tentang kesehatan yang lebih dibandingkan remaja lain. Daftar pustaka: 1. Carlson, N.R and William Buskist. (1997). Phychology The Science of Behavior. Englewood Cliffs. New Jersey Hall and Boston: Allyn & Bacon. 2. Read RSD (1997), Eating Disorder. Dalam: Wahlqvist M L (Edit), Food and Nutrition, Australia, Asian and the Pasific, Allen & Unwin, Sydney.

3. Grosvenor, M.B. dan L.A. Smolin. 2002. Nutrition from Science to Life. Harcourt College Publishers, USA.

You might also like