You are on page 1of 13

Campuran terbentuk dari dua zat atau lebih zat berlainan yang masihmempunyai sifat zat aslinya.

Dalm kehidupan sehari-hari banyak kita jumpai campuran. Misalnya air sungai, tanah, udara, makanan, minuman, dan lain-lain. Campuran dibagi menjadi dua yaitu : a. Campuran homogen Campuran homogen adalah penggabungan 2 zat tunggal atau lebih yang semua partikelnya menyebar merata sehingga membentuk 1 fasa. Yang disebut 1 fasa adalah zat yang sifat komposisinya sama antara satu bagian dengan bagian yang lain didekatnya. Contohnya gula dan air, rasa manis air gula disemua bagian bejana sama, baik diatas , dibawah, maupun dipinggirnya. Karena begitu kecil dan meratanya partikel gula sehingga tidak dapat dilihat walaupun dengan mikroskop. (Syukri: 5, 1999) b. Campuran Heterogen Campuran heterogen adalah penggabungan yang tidak merata antara 2 zat tunggal atau lebih sehingga perbandingan komponen yang satu dengan yang lainnya tidak sama diberbagai bagian bejana. Contohnya campuran air dengan minyak tanah. Pada mulanya kedua zat tidak bercampur, tetapi setelah dikocok dengan kuat minyak meyebar dalam air berupa gelembunggelembung kecil. Pada gelembung hanya terdapat minyak, sedangkan yang lain adalah air. Jadi minyak tidak menyebar merata seperti gula dan air. Dengan kata lain, dalam campuran heterogen masih ada bidang batas antara kedua komponen atau mengandung lebih dari 1 fasa. (Syukri S, 1999) Untuk memisahkan campuran homogen maupun heterogen dapat dilakukan melalui proses pemisahan dan pemurnian. Pemisahan dilakukan untuk memisahkan dua zat atau lebih yang saling bercampur. Sedangkan pemurnian adalah suatu cara untuk mendapatkan zat murni dari suatu zat yang telah tercemar atau tercampur oleh zat lain. Campuran yang digunakan untuk pemisahan dan pemurnian dapat digolongkan menjadi 3, yaitu: 1. Larutan Larutan adalah campuran homogen dari dua zat atau lebih yang terdispersi sebagai molekul ataupun ion yang komposisinya dapat bervariasi. Larutan itu tampak homogeny (kontinue, tanpa bidang batas) dan mempunyai komposisi yang sama pada setiap bagiannya. Komponen-komponen yang terdapat dalam larutan tidak dapat dipisahkan melalui penyaringan. Sebagai contoh air dan gula. Larutan terdiri atas pelarut(solvent) dan zat terlarut(solute). Pada umumnya, komponen yang jumlahnya terbanyaklah yang dianggap sebagai pelarut. Misalnya sirup yaitu, campuran yang mengandung lebih banyak gula daripada air. Di samping itu, zat padat atau cairan larut

dalam cairan, maka dalam campuran terjadi gaya tarik menarik antar molekul (intermolekul) zat terlarut dan pelarut. Selain itu terdapat gaya tarik di dalam molekul atau ion masih tetap bersatu. Larutan dapat berubah padatan,cairan,atau gas. Udara dan emas 22 karat juga tergolong larutan. diameter partikel larutan lebih kecil dari 1 nm. 2. Koloid Koloid adalah suatu bentuk campuran yang keadaannya terletak antara campuran kasar dan larutan. secara makrokopis koloid tampak homogeny, tetapi sacara mikrokopis koloid bersifat heterogen. Oleh karena itu, koloid digolongkan kedalam campuran heterogen. Campuran koloid pada umumnya bersifat stabil dan tidak disaring. Ukuran partikel koloid terletak antara 1-100nm, berada diantara larutan dan larutan kasar atau suspense, sehingga masih cukup kecil untuk menembus kertas saring biasa, cukup besar untuk menembus membrane atau filter ultra. (Estien Yazid, 2005) Koloid umumnya keruh tetapi stabil(tidak memisah). Koloid dapat dibedakan dari larutan berdasarkan sifatnya tehadap cahaya. Larutan bersifat tranparan, sehingga berkas cahaya yang melalui larutan tidak dapat diamati dari samping (dari arah yang tegak lurus dengan arah berkas cahaya). Sedangkan koloid menhamburkan cahaya, sehingga berkas cahaya yang melalui kooid dapat dilihat dari samping. Contoh koloid yang sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari adalah santan, air sabun, dan cat. 3. Suspensi Suspensi adalah campuran kasar dan bersifat heterogen. Antar komponennya masih terdapat bidang batas dan sering kali dapat dibedakan tanpa menggunakan mikroskop. Setelah suspense biasanya dimasukan untuk campuran heterogen dari suatu zat padat dalam zat cair. Suspensi tampak keruh dan tidak stabil zat suspensi lamat laun akan terpisah karena gravitasi (mengalami sedimentasi). Suspensi dapat dipisahkan melalui penyaringan. Diameter partikel suspensi adalah lebih dari 100nm. Contoh campuran suspensi adalah campuran terigu atau kapur dengan air. (Chang Raymond. 2005)

a.

Dekantasi Dekantasi adalah proses mengenapkan semua endapan kemudian menuang hati-hati cairan di atas endapan sehingga endapan tetap tinggal dalam wadah semula. Dekantasi dapat dilakukan untuk memisahkan campuran zat cair dan zat padat atau zat cair dengan zat cair yang tidak saling campur (suspensi). Metode ini lebih cepat dibanding filtrasi tetapi hasilnya

kurang efektif. Cara ini lebih efektif kalau partikel padatnya besar-besar. (A. Hadyana Pudjaatmaka, 1999: 166) b. Filtrai Filtrasi, yaitu pemisahan komponen-komponen dalam campuran dengan

mneggunakan filter (penyaring). Hasil filtrasi disebut filtrat sedangkan sisa filtrasi disebut residu atau ampas. Seperti halnya dikantir, proses penyaringan juga diguanakan untuk memisahkan campuran yang zat penyusunnya cairan dan padatan. Bedanya ukuran padatan cukup kecil sehingga tidak mengendap didasar cairan, tetapi tersebar pada cairan. Jika campuran jenis ini dikantir, maka padatan dan cairan tidak terpisah dengan baik. Untuk itu dilakukan penyaringan (filtrasi). (David W. Oxtoby, dkk, 2001: 342)

c.

Kristalisasi Kristalisasi (crystallization) adalah proses terpisahnya zat terlarut dari larutan dan membentuk Kristal. Perhatikan pengendapan dan kristalisasi kedua-duanya menjelaskan terpisahnya zat padat berlebih dari larutan lewat jenuh. Namun kedua padatan yang terbentuk melalui kedua proses berbeda penampilanya. Kita biasannya membayangkan bahwa endapan terbentuk dari partikel kecil, sementara Kristal dapat berukuran besar dan bentuknya bagus. (Raymond Chang, 2003:4)

d. Rekristalisasi Rekristalisasi adalah satu dari metode yang ampuh untuk pemurnian zat padat didasarkan atas perbedaan antara kelarutan zat yang diinginkan dan kotorannya. Dalam rekristalisasi sebuah larutan mulai mengendapkan sebuah senyawa bila larutan tersebut mencapai titik jenuh terhadap senyawa tersebut. Cara ini bergantung pada kelarutan zat dalam pelarut tertentu dikala suhu diperbesar. Karena konsentrasi total impuritif biasanya lebih kecil dari konsentrasi zat yang dimurnikan, bila dingin maka konsentrasi impuritif yang rendah tetapi dalam larutan sementara produk yang berkonsentrasi tinggi akan mengendap. (David W. Oxtoby, dkk, 2001: 344)

Prinsip dari Pemurnian dan Pemisahan Campuran

Pemisahan dan pemurnian bertujuan untuk mendapatkan zat murni dari suatu zat yang telah tercampur atau tercemar. Zat atau materi dapat dipisahan dari campurannya karena campuran tersebut memiliki perbedaan sifat. Itulah yang mendasri pemisahan dan pemurniaan campuran. Berikut adalah beberapa prinsip yang digunakan dalam proses pemisahan dan pemurnian campuran. 1. Perbedaan ukuran partikel Jika ukuran partikel suatu zat yang didinginkan berbeda. dengan zat yang tidak diinginkan (zat pencampur) dapat dipisahkan dengan metode penyaringan (filtrasi). Untuk keperluan ini harus menggunakan penyaring dengan ukuran yang sesuai. Partikel zat hasil akan melewati penyaring dan disebut hasil penyaringan dan zat pencampurnya akan terhalang yang disebut residu 2. Perbedaan titik didih Untuk memisahkan campuran zat yang memiliki titik didih dapat melekukan metode sublimasi. Zat yang memiliki titik didih lebih rendah akan lebih dulu menguap. Jika yang diinginkan adalah zat yang memiliki ttik didih rendah, maka selanjutnya mengembunkan uap dari zat tersebut dan mengalirkannya ke wadah tertentu. Jika yang diinginkan adalh zat yang memiliki titik didih yang tinggi maka cukup memanaskan campuran tersebut saja, sampai suhu mencapai titik didih zat yang kita cari. 3. Perbedaan massa jenis Suhu pengendapan zat akan memiliki kecepatan mengendapkan yang berbeda dalam larutan yang berbeda. Zat yang memilki massa jenis lebih besar dari pada pelarutnya akan mudah mengendap. Bila dalam suatu campuran mengandung satu atau beberapa zat dengan kecepatan pengendapan yang berbeda, maka daapt dilakukan pemisahan campuran tersebut dengan metode sedimentasi. Tapi jika dalam campuran tersebut terdapat lebih dari satu zat yang diinginkan, maka digunakan metode filtrasi. 4. Adsorbsi Adsorbsi merupakan penarikan suatu zat oleh zat lain sehingga menempel pada permukaan dari bahan pengadsorbsi. Penggunaan metode ini diterapkan pada pemurnian air dan kotoran renik atau organism.

5. Absorbsi Absorbsi merupakan suatu fenomena fisik atau kimiawi atau suatu proses penyerapan yang terjadi pada seluruh bagian permukaan. 6. Perbedaan kelarutan

Suatu zat selalu memiliki spesifikasi kelarutan yang berbeda, artinya suatu zat mungkin larut dalam pelarut A tetapi tidak larut dalam pelarut B, atau sebaliknya. Secara umum pelarut yang dibagi menjadi dua, yaitu pelarut polar dan pelerut non polar. Pelarut polar mudah terlarut pada pelarut polar dan senyawa olar mudah terlarut pada pelarut non polar. Dengan hal menggunakan perbedaan kelarutan didapatkan pemisahahn campuran dengan pelarut tertentu. 7. Difusi Dua macam zat berwujud cair atau gas bila dicampur dapat berdifusi satu sama lain. Aliran ini dapat dipengaruhi oleh muatan listrik. Listrik yang diatur sedemikian rupa (baik beasr tegangan maupun kuat arusnya) akan menarik partikel zat hasil kearah tertentu untuk memperoleh zat murni. Metode pemisahan campuran dengan menggunakan bantuan listrik disebut elektrodialisis. Selain itu dikenal juga istilah elektroforesis, yaitu pemisahan zat berdasarkan banyaknya nukleotida (satuan penyusun DNA) dapat dilakukan dengan elektroforensis menggunakan suatu media agar yang disebut gel agarosa. Campuran dapat dipisahkan dengan menggunakan berbagai macam metode. Metode-metode tersebut, yaitu pengayakkan, penyaringan, sentrifugasi, evaporasi, pemisahan campuran dengan

menggunakan magnet, sublimasi, destilasi, corong pisah, dan kromatografi. Metode dekntir digunakan untuk memisahkan campuran yang penyusunnya berupa cairan dan padatan. Dalam hal ini, ukuran padatan cukup besar sehingga mengendap di bagian bawah cairan. Dekantir dilakukan dengan menuang cairan ke wadah lain secara hati-hati supaya padatan terpisah dari campuran. Untuk mempermudah proses dekantir, dapat digunakan pengaduk pada saat menuang cairan. Dengan demikian, cairan tidak mengalir keluar wadah dan dapat terpisah dari padatan dengan baik. Namun, metode ini tidak dapat memisahkan cairan dan padatan secara sempurna. Hal ini disebabkan kadang-kadang masih ada cairan yang tersisa dalam wadah semula. Bisa juga terjadi, sebagian padatan ikut masuk ke dalam wadah baru (Mikarjudin, 2007: 195). Seperti halnya dekantir, proses penyaringan juga digunakan untuk memisahkan campuran yang zat penyusunnya cairan dan padatan. Bedanya, ukuran padatan cukup kecil sehingga tidak mengendap di dasar cairan, tetapi tersebar pada cairan. Jika campuran jenis ini dipisahkan dengan dekantir, maka padatan dan cairan tidak terpisah dengan baik. Untuk itu dilakukan penyaringan. Penyaringan dilakukan dengan menuang campuran ke atas kertas saring dari sebuah corong gelas. Kertas saring akan menahan padatan yang lebih besar dari pada ukuran lubang saring. Padatan yang tertinggal pada kertas saring ini disebut residu. Sementara zat dengan ukuran partikel lebih kecil dari ukuran lubang saring akan lolos

melalui kertas saring. Zat yang dapat melewati kertas saring ini disebut filtrate (Lutfi, 2007: 51). Pengupan dan kristalisasi merupakan metode pemisahan campuran berdasarkan titik didihnya. Titik didih setiap zat berbeda satu dengan yang lain. Adanya perbedaan titik didih tersebut dapat dimanfaatkan untuk memisahkan campuran dengan cara penguapan, maksudnya dua zat berbeda titik didihnya dapat dispisahkan dengan cara penguapan (Partana, 2008: 64). Destilasi sederhana atau destilasi biasa adalah teknik pemisahan kimia untuk memisahkan dua atau lebih komponen yang memiliki perbedaan titik didih yang jauh. Suatu campuran dapat dispisahkan dengan destilasi biasa ini untuk memperoleh senyawa murninya. Senyawa-senyawa yang terdapat dalam campuran akan menguap pada saat mencapai titik didih masing-masing. Pemisahan senyawa dengan destilasi bergantung pada perbedaan tekanan uap senyawa dalam campuran (Rahayu, 2011: 168-169). Rekristalisasi adalah proses pertumbuhan kristal-kristal baru dari kristal-kristal sebelumnya yang telah mengalami deformasi. Proses rekristalisasi membutuhkan

pergerakkan dan penyusunan kembali atom-atom. Penyusunan kembali untuk rekristalisasi ini lebih mudah terjadi pada suhu tinggi (Vlack, 2004: 298-299).

Distilasi atau penyulingan adalah suatu metode pemisahan bahan kimia berdasarkan perbedaan kecepatan atau kemudahan menguap (volatilitas) bahan atau didefinisikan juga teknik pemisahan kimia yang berdasarkan perbedaan titik didih. Dalam penyulingan, campuran zat dididihkan sehingga menguap, dan uap ini kemudian didinginkan kembali ke dalam bentuk cairan. Zat yang memiliki titik didih lebih rendah akan menguap lebih dulu. Metode ini merupakan termasuk unit operasi kimia jenis perpindahan massa. Penerapan proses ini didasarkan pada teori bahwa pada suatu larutan, masing-masing komponen akan menguap pada titik didihnya. Model ideal distilasi didasarkan pada Hukum Raoult dan Hukum Dalton. (Stephani,2009:3)

Campuran dapat dipisahkan dengan menggunakan berbagai macam metode. Metodemetode tersebut, yaitu pengayakkan, penyaringan, sentrifugasi, evaporasi, pemisahan campuran dengan menggunakan magnet, sublimasi, destilasi, corong pisah, dan kromatografi. Metode dekntir digunakan untuk memisahkan campuran yang penyusunnya berupa cairan dan padatan. Dalam hal ini, ukuran padatan cukup besar sehingga mengendap di bagian bawah cairan. Dekantir dilakukan dengan menuang cairan ke wadah lain secara hati-hati supaya padatan terpisah dari campuran. Untuk mempermudah proses dekantir, dapat

digunakan pengaduk pada saat menuang cairan. Dengan demikian, cairan tidak mengalir keluar wadah dan dapat terpisah dari padatan dengan baik. Namun, metode ini tidak dapat memisahkan cairan dan padatan secara sempurna. Hal ini disebabkan kadang-kadang masih ada cairan yang tersisa dalam wadah semula. Bisa juga terjadi, sebagian padatan ikut masuk ke dalam wadah baru (Mikarjudin, 2007: 195). Seperti halnya dekantir, proses penyaringan juga digunakan untuk memisahkan campuran yang zat penyusunnya cairan dan padatan. Bedanya, ukuran padatan cukup kecil sehingga tidak mengendap di dasar cairan, tetapi tersebar pada cairan. Jika campuran jenis ini dipisahkan dengan dekantir, maka padatan dan cairan tidak terpisah dengan baik. Untuk itu dilakukan penyaringan. Penyaringan dilakukan dengan menuang campuran ke atas kertas saring dari sebuah corong gelas. Kertas saring akan menahan padatan yang lebih besar dari pada ukuran lubang saring. Padatan yang tertinggal pada kertas saring ini disebut residu. Sementara zat dengan ukuran partikel lebih kecil dari ukuran lubang saring akan lolos melalui kertas saring. Zat yang dapat melewati kertas saring ini disebut filtrate (Lutfi, 2007: 51). Pengupan dan kristalisasi merupakan metode pemisahan campuran berdasarkan titik didihnya. Titik didih setiap zat berbeda satu dengan yang lain. Adanya perbedaan titik didih tersebut dapat dimanfaatkan untuk memisahkan campuran dengan cara penguapan, maksudnya dua zat berbeda titik didihnya dapat dispisahkan dengan cara penguapan (Partana, 2008: 64). Destilasi sederhana atau destilasi biasa adalah teknik pemisahan kimia untuk memisahkan dua atau lebih komponen yang memiliki perbedaan titik didih yang jauh. Suatu campuran dapat dispisahkan dengan destilasi biasa ini untuk memperoleh senyawa murninya. Senyawa-senyawa yang terdapat dalam campuran akan menguap pada saat mencapai titik didih masing-masing. Pemisahan senyawa dengan destilasi bergantung pada perbedaan tekanan uap senyawa dalam campuran (Rahayu, 2011: 168-169). Rekristalisasi adalah proses pertumbuhan kristal-kristal baru dari kristal-kristal sebelumnya yang telah mengalami deformasi. Proses rekristalisasi membutuhkan

pergerakkan dan penyusunan kembali atom-atom. Penyusunan kembali untuk rekristalisasi ini lebih mudah terjadi pada suhu tinggi (Vlack, 2004: 298-299).

Destilasi adalah cara pemisahan zat cair yang di lakukan dengan cara memanaskan cairan tersebut lalu mengembunkannya.Dasar percobaan ini adalah perbedaan titik didih zat

yang terdapat dalam cujampuran tersebut. Zat dengan titik didih rendah akan menguap terlebih dahulu. Dan bila didinginkan akan langsung mengembun. Bila pemancarannya berupa zat air dengan titik didih tinggi maka zat pencemar akan tertinggal dalam labu dan cara ini di sebut destilasi sendiri.

Bunyi Hukum Raoult Tekanan uap jenuh satu komponen larutan yang dapat menguap sama dengan tekanan uap jenuh komponen murni dikalikan dengan fraksi molnya pada suhu itu.

Rekristalisasi merupakan salah satu cara pemurnian zat padat yang jamak digunakan, dimana zat-zat tersebut atau zat-zat padat tersebut dilarutkan dalam suatu pelarut kemudian dikristalkan kembali. Cara ini bergantung pada kelarutan zat dalam pelarut tertentu di kala suhu diperbesar. Karena konsentrasi total impuriti biasanya lebih kecil dari konsentrasi zat yang dimurnikan, bila dingin, maka konsentrasi impuriti yang rendah tetapi dalam larutan sementara produk yang berkonsentrasi tinggi akan mengendap

Kebanyakan materi yang terdapat di bumi ini tidak murni, tetapi berupa campuran dari berbagai komponen. Contohnya, tanah terdiri dari berbagai senyawa dan unsur baik dalam wujud padat, cair dan gas. Untuk memperoleh zat murni kita harus memisahkannya dari campurannya. Campuran dapat dipisahkan memlalui peristiwa fisika atau kimia, satu komponen atau lebih direaksikan dengan zat lain sehingga dapat dipisahkan. Cara atau teknik pemisahan campuran pada jenis, wujud dan sifat komponen yang terkandung di dalamnya. Jika komponen berwujud padat dan cair, misalnya pasir dan air, dapat dipisahkan dengan saringan. Saringan bermacam-macam, mulai dari porinya yang besar sampai yang sangat halus, contohnya kertas saring dan selaput semipermeabel. Kertas saring dipakai untuk memisahkan

endapan atau padatan dari pelarutnya. Campuran homogen, seperti alkohol dalam air, tidak dapat dipisahkan dengan saringan, karena partikelnya lolos dalam pori-pori kertas saring da selaput

semipermeabel. Campyran seperti itu dapat dipisahkan dengan cara fisika yaitu destilasi, rekristalisasi, ekstraksi dan kromaografi (Syukri, 1999:15). Destilasi adalah suatu teknik pemisahan suatu zat dari campurannya berdasarkan titik didih. Destilasi ada dua macam, yaitu destilasi sederhana dan destilasi bertingkat. Destilasi sederhana merupakan proses penguapan yang diikuti pengembunan. Destilasi dilakukan untuk memisahkan suatu cairan dari campurannya apabila komponen lain tidak ikut menguap (titik didih komponen lain jauh lebih tinggi). Misalnya pengolahan air tawar dan air laut. Sementara destilasi bertingkat merupakan proses destilasi berulang-ulang yang terjadi pada kolom fraksionasi. Kolom fraksionasi terdiri atas beberapa plat yang lebih tinggi lebih banyak mengandung cairan yang mudah menguap, sedangkan cairan yang tidak mudah menguap lebih banyak dalam kondensat. Contoh destilasi bertingkat adalah pemisahan campuran alkohol-air, pemurnian minyak bumi dan lainlain (Syarifudin, 2008:10). Rekristalisasi merupakan teknik pemisahan berdasarkan

perbedaan titik beku komponen. Perbedaan itu harus cukup besar dan sebaiknya kompnen yang akan dipisah berwujud padat dan yang lainnya cair pada suhu kamar. Contohnya garam dapat dipisahkan dari

air karena garam berupa padatan. Air garam bila dipanaskan perlahan dalam bejana terbuka, maka air akan menguap sedikit demi sedikt. Pemanasan dihentikan saat larutan tepat jenuh. Jika dibiarkan akhirnya terbentuk kristal gara secara perlahan. Setelah pengkristalan sempurna, garam dapat dipisahkan dengan menyaring (Syukri, 1999:16). Selain itu terdapat pula teknik pemisahan dan pemurnian yaitu dekantasi, filtrasi, sublimasi, ekstraksi, adsorbsi dan koagulasi. Dekantasi adalah proses pemisahan padatan dari cairan. Padatan dibiarkan turun dari dasar labu, kemudian cairannya dituangkan dengan hati-hati agar padatan tidak terganggu. Filtrasi adalah proses pemisahan padatan dari cairan dengan menggunakan bahan perpori yang hanya dapat dilalui oleh cairan. Sublimasi merupakan teknik pemisahan dan pemurnian suatu zat dari campurannya dengan jalan memanaskan campuran sehingga dihasilkan sublimat (kumpulan materi pada tempat tertentu yang terbentuk dari fasa padat ke fasa gas dan kembali lagi ke fasa padat. Ekstraksi merupakan pemisahan campuran dengan cara ekstraksi berdasakan perbedaan kelarutan komponen dalam pelarut yang berbeda. Koagulasi adalah proses pengendapan koloid. Dan adsorbsi adalah kemampuan zat untuk menyerap gas, cairan atau zat terlarut pada permukaannya (Budiman, 2005 : 21). Dalam proses pemanasan dapat ditambahkan batu didih (boiling chips). Batu didih merupakan benda yang kecil, bentuknya tidak rata dan berpori yang biasanya dimasukkan ke dalam cairan yang

dipanaskan. Biasanya batu didih terbuat dari bahan silika, kalsium, karbonat, porselen maupun karbon. Batu didih sederhana biasa dibuat dari pecahan-pecahan kaca, keramik maupun batu kapur, selama bahan tersebut tidak biasa larut dalam cairan yang dipanaskan. Fungsi penambahan batu didih ada 2 yaitu : untuk meratakan panas sehingga panas menjadi homogen pada seluruh bagian larutan dan untuk menghindari titik lewat didih. Pori-pori dalam batu didih akan memnbantu penangkapan udara pada larutan dan melepaskannya ke permukaan larutan. Tanpa batu didih, maka larutan yang dipanaskan akan menjadi superheated pada bagian tertentu, lalu tiba-tiba akan mengeluarkan uap panas yang bisa menimbulkan letupan atau ledakan. Batu didih tidak boleh dimasukkan pada saat larutan akan mencapai titik didihnya. Jika batu didih dimasukkan pada larutan yang sudah hampir mendidih, maka akan terbentuk uap panas dalam jumlah yang besar secara tiba-tiba. Hal ini bisa menyebabkan ledakan atau kebakaran. Jadi, batu didih harus dimasukkan ke dalam cairan sebelum cairan itu mulai dipanaskan. Jika batu didih akan dimsukkan di tengah-tengah pemanasan, maka suhu cairan harus diturunkan terlebih dahulu. Sebaiknya batu didih tidak dipergunakan secara berulang-ulang karena pori-pori dalam batu didih bisa tersumbat zat pengotor (Khasani, 1990:11).

Penguasaaan prinsip-prinsip kimia sangat penting dalam menghasilkan produk kimia yang bersih dan efisien.Proses ini terus menerus dikembangkan dan diubah untuk meningkatkan rendemen produk dan mengurangi limbah.Hampir semmua proses kimia menggunakan skala proses bets (batch process), dimana reaktannya dicampur dalam suatu

wadah dan dibiarkan bereaksi, hingga menghasilkan produk.Pada umumnya proses ini bekerja secara sangat sederhana, hal ini dapat dinyatakan secara skematis sebagai berikut : Bahan awal (Suminar, 2001:197). Dalam prinsip kimia suatu zat dapat diubah menjadi produk apabila zat tersebut berbentuk larutan.Larutan merupakan campuran dari dua zat atau lebih.Suatu larutan terdiri dari zat terlarut (solute) dan pelarut (solvent).Zat yang jumlahnya banyak biasanya disebut pelarut, sementara zat yang jumlahnya sedikit sebagai zat terlarut.Tetapi dua hal ini tidak mutlak, bisa saja dipilih zat yang lebih sedikit sebagai pelarut, tergantung dari keperluannya.Larutan dapat digolongkan dalam berbagai cara antara lain berdasarkan wujud dari pelarutnya, berdasarkan kemampuannya untuk menghantarkan arus listrik atau berdasarkan pandangan termodinamika (Mulyani, 2005:1-50). Suatu larutan disebut suatu campuran karena susunannya dapat berubah-ubah.Dalam hal ini dibedakan menjadi dua disebut homogen, karena susunannya begitu seragam sehingga tidak dapat diamati adanya bagian-bagian yang berlainan, bahkan dengan mikroskop optis sekalipun.Disebut campuran heterogen karena permukaan-permukaan tertentu dapat dideteksi antara bagian-bagian atau fase-fase yang terpisah.Yang disebut fase terpisah adalah zat yang sifat dan komposisinya berbeda antara satu bagian dengan bagian yang lain di dekatnya.Sebagai contoh gula dan air pada campuran homogen berupa cairan dan campuran air dengan minyak tanah pada campuran heterogen (Keenan, 1984:372). Kebannyakan materi yanng terdapat di bumi ini tidak murni, namun berupa campuran.Untuk dapat mendapatkan zat murni kita harus memisahkannya dari Produk yang diinginkan + produk sampingan

campuran.Campuran dapat dipisahkan melalui peristiwa kimia dan fisika.Pemisahan secara fisika tidak mengubah zat selama pemisahan erlangsung.Sedangkan pemisahan secara kimia, satu komponen atau lebih direaksikan dengan zat lain sehingga dapat dipisahkan.Pada campuran homogen campuran dapat dipisahkan dengan cara destilasi, rekristalisasi, ekstraksi, dan kromatografi.Selain itu pemisahan dan pemurnian dapat juga dilakukan dengan cara dekantasi, filtrasi, sublimasi, koagulasi dan juga absorbsi (Syukri, 1999:16). Destilasi adalah suatu teknik pemisahan suatu zat dari campurannya berdasarkan titik didih.Destilasi ada dua macam yaitu destilasi sederhana dan destilasi bertingkat.Destilasi sederhana merupakan proses penguapan yang diikuti pengembunan.Destilasi dilakukan

untuk memisahkan suatu cairan dari campurannnya apabila komponen lain tidak ikut menguap, sedangkan destilasi bertingkat merupakan proses destilasi berulang-ulang yang terjadi pada kolom fraksionasi.Rekristalisasi merupakan teknik pemisahan yang dilakukan

berdasarkan titik beku komponen.Ekstraksi merupakan pemisahan campuran berdasarkan kelarutannya dalam pelarut yang berbeda.Sementara dekantasi adalah proses pemisahan padatan dari cairan dengan menggunakan bahan berpori yang hanya dapat dilalui cairan.Sublimasi adalah teknik pemisahan dan pemurnian suatu zat dari campurannya dengan cara memanaskan sehingga didapat sublimat, dan absorbsi adalah kemampuan zat untuk menyerap gas, cairan atau zat terlarut pada permukaannya (Sulami, 2006:2-6).

You might also like