You are on page 1of 84

TUBA EUSTACHIUS

Dr. pembimbing :
Dr. Tantri, Sp.THT.KL Dr. Yuswandi, Sp.THT.KL Periode 11 Dis 2013- 18 Jan 2014

Anatomi

Fisiologi Tuba Eustachius


menyeimbangkan tekanan udara pada kedua sisi membran timpani untuk ventilasi, drainase sekret, dan proteksi telinga tengah dari kontaminasi sekret nasofaring (menghalangi masuknya sekret dari nasofaring ke telinga tengah)

Tuba biasanya dalam keadaan tertutup dan baru terbuka apabila oksigen diperlukan masuk ke telinga tengah atau pada saat mengunyah, menelan, dan menguap. Pembukaan tuba dibantu oleh kontraksi aktif dari otot tensor veli palatini pada saat menelan, atau saat menguap, atau saat membuka rahang, atau apabila perbedaan tekanan berbeda antara 20 40 mmHg

Sekresi telinga tengah akan dialirkan ke nasofaring melalui tuba Eustachius yang berfungsi normal. Jika tuba Eustachius tersumbat, maka akan tercipta keadaan vakum dalam telinga tengah Sumbatan yang lama dapat mengarah pada peningkatan produksi cairan yang makin memperberat masalah.

Fungsi Proteksi dapat terganggu akibat menghembus hidung yang terlalu kuat atau terus-menerus mengendus-ngendus sehingga organism dapat masuk ke telinga tengah. Gangguan fungsi tuba dapat terjadi oleh beberapa hal, seperti tuba terbuka abnormal, myoklonus palatal, palatoskisis, dan obstruksi tuba

Disfungsi Tuba Eustachius


Obstruksi >
Udara tidak dapat masuk ke dalam telinga tengah. Padahal, tekanan udara di luar membran timpani lebih besar dibandingkan tekanan udara di telinga tengah. Keadaan ini mendorong membran timpani masuk ke dalam. Membran timpani menjadi tegang dan tidak bergetar dengan baik ketika dilalui oleh gelombang suara.

Gejala utama
Pendengaran tidak tajam Nyeri telinga membran timpani tegang terasa penuh dalam telinga, tinnitus (telinga berdenging), dan pusing Uni atau bilateral Gejala dapat muncul dari beberapa jam hingga beberapa minggu atau lebih

ISPA

Penyebab tersering dari disfungsi tuba eustachius. Lendir kuman berkembang Infeksi mukosa tuba eustachius menjadi radang dan

membengkak Gangguan pada motilitas silia tuba di mana silia menjadi lumpuh. Silia yang lumpuh ini mengakibatkan fungsi pencegahan invasi

kuman menjadi terganggu


Kuman dapat masuk ke dalam telinga tengah dan menyebakan peradangan telinga tengah

ISPA
Kuman penyebab (piogenik) Streptococcus hemoliticus Haemophilus influenzae Staphylococcus aureus Streptococcus pneumonia Moraxella catarrhalis Sering pada anak di bawah usia lima tahun, meskipun juga patogen pada orang dewasa.

ISPA
perasat valsava
menarik napas dalam-dalam lalu mencoba membuang napas dengan menutup mulut atau menjepit hidung.

Pemberian dekongestan nasal spray/ tetes


batuk pilek atau hal lain yang menyebabkan hidung tersumbat. < 7 hari kongesti di nasal.

RHINITIS ALERGI
Rhinitis alergi merupakan suatu penyakit peradangan yang di mulai dengan tahap sensitisasi dan diikuti dengan reaksi alergi. Reaksi alergi dapat berlangsung menjadi 2 tahap Pada tahap lambat
2- 4 jam dengan puncak 6-8 jam setelah pemaparan dengan menetap sehingga sampai 1-2 hari. berkumpulnya sel-sel peradangan (eosinofil, basofil, neutrofil, monosit dan limfosit), terjadinya pembengkakkan dan keluarnya lender kental.

RHINITIS ALERGI
Pada tahap cepat
5- 30 menit sampai kurang lebih 1 jam setelahnya. Gejalanya bisa bersin-bersin dan hidung meler akibat hambatan didalam hidung histamin

Rhinitis menyebabkan mukosa hidung teriritasi, membengkak damnmenyempitkan saluran tuba eustachius

Menyebabkan terjadinya gangguan pada motilitas silia tuba di mana


silia menjadi lumpuh dan gangguan fungsi tuba terganggu

RHINITIS ALERGI
Antihistamin
meringankan kongesti nasal dan peradangan

Steroid nasal spray


peradangan yang persisten di hidung, pemberian steroid nasal spray membutuhkan beberapa hari untuk efek yang penuh

Struktur Anatomi Nasofaring

Batas-batas nasofaring
Superior : basis cranii, diliputi oleh mukosa dan fascia. Inferior : bidang horizontal yang ditarik dari palatum durum ke posterior, batas ini bersifat subyektif karena tergantung dari palatum durum. Anterior : koana, yang dipisahkan menjadi koana dextra dan sinistra oleh os vomer. Posterior : vertebra cervicalis I dan II, fascia space, mukosa lanjutan dari mukosa bagian atas. Lateral : mukosa lanjutan dari mukosa di bagian superior dan posterior, muara tuba Eustachii, fossa Rosenmuller.

Gejala Ca Nasofaring
Gejala Dini Gejala Telinga : Merupakan gejala dini yang timbul karena tempat asal tumor dekat muara tuba eustachius ( fossa Rossen-Muller ) hingga tuba tertutup. Tinitus Tuli (deafness ) akibat timbulnya otitis media serosa Rasa tidak nyaman di telinga sampai rasa nyeri ( otalgia ) Gejala Hidung : 1. Mimisan 2. Sumbatan hidung.

1.

Gejala Lanjut : Pembesaran Kelenjar limfa Leher 2. Gejala akibat perluasan tumor ke jaringan lain 3. Gejala akibat metastasis

Anatomi adenoid

Batas-batas adenoid
Adenoid terletak pada dinding posterior nasofaring, berbatasan dengan kavum nasi dan sinus paranasalis pada bagian anterior, serta kompleks tuba Eustachius telinga tengah kavum mastoid pada bagain

lateral.
Jaringan adenoid di nasofaring terutama ditemukan pada dinding atas dan posterior, walaupun dapat meluas ke fossa Rosenmuller dan orifisium tuba Eustachius. Pada umumnya adenoid akan mencapai ukuran maksimal antara usia 3-7 tahun kemudian akan mengalami regresi.

Fungsi adenoid adalah bagian dari imunitas tubuh. Adenoid memproduksi IgA sebagai bagian penting sistem pertahanan tubuh lini terdepan dalam memproteksi tubuh dari invasi mikroorganisme dan molekul asing .

Hipertrofi adenoid
Adenoid merupakan massa yang terdiri dari jaringan limfoid pada dinding posterior nasofaring di atas batas palatum molle dan termasuk dalam cincin Waldeyer.

Secara fisiologik pada anak-anak, adenoid dan tonsil mengalami hipertrofi.

Adenoid ini membesar pada anak usia 3 tahun dan kemudian mengecil dan

menghilang sama sekali pada usia 14 tahun.

Apabila sering terjadi ISPA hipertrofi adenoid yang akan mengakibatkan sumbatan pada koana dan tuba Eustachius.

sumbatan koana pasien bernapas


melalui mulut terjadi (1) fasies adenoid tampak hidung kecil,

gigi insisivus ke depan (prominen),


arkus faring tinggi yang menyebabkan kesan wajah pasien tampak seperti

orang bodoh
(2) faringitis dan bronkitis (3) gangguan ventilasi dan drainase

sinus paranasal sinusitis kronik.

Pembesaran adenoid obstruksi pada tuba Eustachius tuli konduktif karena adanya cairan dalam telinga tengah tuba Eustachius yang tidak bekerja efisien karena adanya sumbatan sumbatan tuba Eustachius akan terjadi otitis media akut berulang otitis media supuratif kronik.

Gambaran Obstructive Sleep Apnea

Gejala klinis
Obstruksi nasi Sleep apnea Facies adenoid Efek Pembesaran Adenoid Pada Telinga Otitis media efusi merupakan keadaan dimana terdapat efusi cairan di telinga tengah dengan membran timpani utuh tanpa tanda-tanda radang. Hal ini dapat terjadi akibat adanya sumbatan pada tuba Eustachius.

Diagnosis
Gejala klinik Rinoskopi anterior dengan melihat tertahannya gerakan velum palatum mole pada waktu fonasi. Pada pemeriksaan tepi anterior adenoid yang hipertrofi terlihat melalui lubang hidung bila sekat hidung lurus dan konka mengerut. Nasoendoskopi Foto polos lateral kepala agar dapat melihat pembesaran adenoid CT scan

Tatalaksana
Indikasi adenoidektomi : Sumbatan : sumbatan hidung yang menyebabkan bernapas melalui mulut, sleep apnea, gangguan menelan, gangguan berbicara, kelainan bentuk wajah muka dan gigi (adenoid face). Infeksi : adenoiditis berulang/kronik, otitis media efusi berulang/kronik, otitis media akut berulang. Kecurigaan neoplasma jinak/ganas

Komplikasi tindakan adenoidektomi


perdarahan bila pengerokan adenoid kurang bersih. Bila terlalu dalam menguretnya akan terjadi kerusakan dinding belakang faring. Bila kuretase terlalu ke lateral maka torus tubarius akan rusak dan dapat mengakibatkan oklusi tuba Eustachius tuli konduktif .

Otitis Barotrauma

Otitis Barotrauma
Membrane timpani mempunyai 2 bagian - bagian media yang bisa kolaps - bagian lateral yang rigid Udara dapat melewatinya tetapi tidak dapat disedot keluar. Pesawat naik tekanan telinga tengah cenderung lebih tinggi dari tekanan atmosfir tidak ada perbedaan tekanan Pesawat turun tekanan telinga tengah menurun secara progresif berbanding tekanan atmosfir ada perbedaan maka udara seperti ditarik ke dalam tuba

Otitis Barotrauma

nyeri

Perbedaan tekanan > 90cmHg otot tidak mampu membuka tuba tekanan negative rongga telinga tengah membrane timpani tertarik ke dalam

Otore Gangguan pendengaran

Membrane mukosa teregang, tersumbat dan menjadi edema cairan keluar dari pembuluh darah kapiler mukosa kadangkadang rupture pembuluh darah cairan di telinga tengah dan rongga mastoid tercampur darah

Membrane timpani kurang elastis hantaran getaran suara berkurang mengganggu pendengaran

Otitis Barotrauma
Grade 0 Membrane Timpani Gejala tanpa tanda- tanda kelainan membrane timpani

1 2

Injeksi membrane timpani Injeksi dengan perdarahan ringan dalam membrane timpani

3 4

Perdarahan jelas pada membrane timpani Darah bebas di telinga tengah, gegendang kebiruan dan bulging.

Perforasi membrane timpani

Gred barotrauma telinga tengah pada pemeriksaan auriskopik

Otitis Barotrauma

Kondisi membrane timpani pada otoskopi menurut gred barotrauma

Otitis Barotrauma
Penatalaksanaan

- Dekongestan local - Perasat Valsalva


Apabila cairan atau cairan yang bercampur darah menetap di telinga tengah sampai beberapa minggu miringotomi / memasang pipa ventilasi (Grommet).

Otitis Barotrauma
Komplikasi Nyeri telinga bisa memburuk perforasi membrane timpani dapat menutup sendiri dalam beberapa minggu Mudah terkena infeksi akut telinga Gangguan pendengaran Vertigo

Tuba Terbuka Abnormal


Tuba terbuka secara terus menerus- udara masuk ke telinga tengah saat respirasi Etiologi : Kehilangan jaringan lemak die sekitar mulut tuba Penyakit kronis :rinitis atrofi/faringitis Gangguan fungsi otot; myastenia gravis Penggunaan obat anti hamil Penggunaan estrogen pada laki-laki

Tuba Terbuka Abnormal

Tuba Terbuka Abnormal


Keluhan pasien biasanya berupa rasa penuh dalam telinga atau autofoni (gema suara sendiri terdengar lebih keras) Vertigo dan gangguan pendengaran juga dapat terjadi Beberapa pasien mungkin mengalami kesulitan makan Beberapa pasien merasa gejala menjadi lebih ringan dengan peningkatan kongesti mukosa dengan cara berbaring, menempatkan kepala di antara lutut, atau selama infeksi saluran pernapasan

Tuba Terbuka Abnormal


Pemeriksaan klinis Membran timpani atrofi sekunder akibat gerakan membran timpani yang konstan dari bernapas atau mengendus Membran timpani yang atrofi, tipis dan bergerak pada respirasi (a telltale diagnostic sign).

Perubahan tekanan dalam nasofaring sangat mudah dipindahkan ke telinga tengah sehinggakan pergerakan membran timpani bisa dilihat pada waktu inspirasi dan ekpirasi
Pergerakan ini lebih jelas jika pasien bernapas setelah menutup lobang hidung yang bersebelahan Inspirasi : medial ; ekspirasi : lateral

Tuba Terbuka Abnormal


CT scan dalam bidang aksial Timpanometri = mendeteksi gerakan dari membran timpani Suara distorsi dari respirasi hidung dan pertuturan dapat didengar dengan mikrofon ditempatkan di meatus eksternal. Sonotubometry

Tuba Terbuka Abnormal


Kondisi akut dari penyakit ini adalah self-limiting dan tidak memerlukan pengobatan

Pasien yang memiliki gejala selama kehamilan bebas gejala setelah melahirkan

Pasien disarankan untuk melakukan hal berikut: - Menambah atau mendapatkan kembali berat badan yang hilang - Berbaring atau meletakkan kepala lebih rendah ketika gejala terjadi

Tuba Terbuka Abnormal


Pemberian obat topikal (obat nasal) dengan antikolinergik mungkin efektif

Estrogen (Premarin) tetes hidung (25 mg dalam 30 mL normal saline, 3 tetes) atau obat oral larutan jenuh kalium iodida (10 tetes dalam segelas jus buah) telah digunakan untuk menginduksi pembengkakan pada pembukaan tuba eustachius

Bila tidak berhasil dapat dipertimbangkan untuk memasang pipa


ventilasi (Grommet)

Tuba Terbuka Abnormal

Grommet

Pendahuluan

Stadium OMA

OMA
Gejala dan tanda OMA Otitis media dengan efusi Nyeri telinga, demam, rewel + -

Efusi telinga tengah

Gendang telinga suram

+/-

Gendang yang menggembung

+/-

Gerakan gendang berkurang

Berkurangnya pendengaran

Perbedaan OMA dan otitis media dengan efusi

OMA
Gejala Klinis rasa nyeri di telinga dan demam Biasanya ada riwayat infeksi saluran pernafasan atas sebelumnya Pada remaja atau orang dewasa biasanya selain nyeri terdapat

gangguan pendengaran dan telinga terasa perih


Pada bayi panas yang tinggi, anak gelisah dan sukar tidur, diare, kejang-kejang dan sering memegang telinga yang sakit.

OMA
Antibiotik diresepkan untuk otitis media akut bilateral atau unilateral pada anak berusia minimal 6 bulan dengan gejala ( otalgia sedang, berat atau otalgia 48 jam dan lebih, atau suhu tubuh 39oC dan ke atas ) dan untuk OMA yang tidak berat bilateral pada anak berusia 6 hingga 23 bulan. tuba tympanostomy

Pendahuluan

OMSK Berdasarkan Jenis Serangan

OMSK Berdasarkan Letak Perforasi


Membran timpani utuh perforasi Membran timpani

Perforasi sentral

Perforasi atik

OMSK Berdasarkan Aktivitas Sekret


OMSK aktif OMSK tenang - cavum timpani terlihat terlihat kering/basah

Diagnosis OMSK
Anamnesis keluar sekret dari telinga (otore)

telinga berdenging (tinitus)


rasa penuh dan nyeri di telinga (otalgia) gangguan pendengaran vertigo Otoskop Audiologi Radiologi Foto mastoid CT-scan tulang temporal

Foto mastoid posisi Schuller

Tatalaksana OMSK
Prinsip terapi OMSK tipe benign : konservatif / dengan medikamentosa. Bila sekret yang keluar terus menerus, maka diberi obat pencuci telinga berupa larutan H2O2 3% selama 3-5 hari. Setelah sekret berkurang, dilanjutkan dengan memberikan obat tetes telinga yang mengandung antibiotika dan kortikosteroid.

Bila sekret telah kering, tetapi perforasi masih ada setelah diobservasi selama 2 bulan miringoplasti atau timpanoplasti. OMSK tipe maligna adalah pembedahan yaitu mastoidektomi dengan atau tanpa timpanoplasti.

Tujuan Operasi : menghentikan infeksi secara permanen memperbaiki membran timpani yang perforasi mencegah terjadinya komplikasi atau kerusakan pendengaran yang lebih berat memperbaiki pendengaran

Komplikasi OMSK
Intrakranial 1. Abses ekstradural 2. Abses subdural (empiema) 3. Tromboflebitis sinus sigmoid/sinus lateral 4. Meningitis Intratemporal 1. Paralisisfasial 2.Labirintitis

5. Abses otak
6. Hidrosefalus otitis

Otitis Media Non Supuratif (Otitis Media Serosa) = otitis media serosa, otitis media musinosa, otitis media
efusi, otitis media sekretoria, otitis media mukoid (glue ear)

Otitis Media Serosa Akut

Otitis Media Serosa Kronik

Perbedaan Otitis Media Serosa Akut dan Otitis Media Serosa Akut Otitis Media Serosa Kronik Kronik
Sekret terbentuk secara tiba-tiba di telinga tengah Disertai nyeri telinga (otalgia) Sering terjadi pada dewasa Sekret terbentuk secara bertahap Tanpa nyeri telinga dengan gejala pada telinga berlangsung lama Sering terjadi pada anak-anak

Sekret kental seperti lem (Glue Ear)


Gangguan fungsi tuba (obstruksi contoh barotrauma), virus, alergi, idiopatik Gejala sisa OMA yang tidak sembuh sempurna, virus, alergi, gangguan mekanis tuba

Otitis Media Serosa Akut

Gejala Klinis :
Pendengaran berkurang (paling menonjol) Rasa tersumbat pada telinga / suara sendiri terdengar lebih nyaring / berbeda pada telinga yang sakit (diplacusis binauralis). Saat posisi kepala berubah, terasa seperti ada cairan bergerak dalam telinga

Rasa sedikit nyeri dalam telinga saat awal tuba terganggu timbul tekanan negatif pada telinga tengah (misalnya pada barotrauma) setelah sekret terbentuk tekanan negatif ini pelan-pelan hilang. Tidak nyeri telinga bila penyebab timbulnya sekret adalah virus atau alergi. Tinitus, vertigo, atau pusing kadang-kadang ada dalam bentuk yang ringan.

Tatalaksana : medikamentosa dan pembedahan

Medikamentosa : - vasokonstriktor lokal (tetes hidung)


- antihistamin Setelah 1 atau 2 minggu, gejala masih menetap, dilakukan miringotomi.

Bila masih belum sembuh dilakukan miringotomi dengan pemasangan


pipa ventilasi (Grommet tube).

Otitis Media Serosa Kronik Gejala Klinis : Perasaan tuli pada otitis media serosa kronik lebih menonjol (40-50 dB), oleh karena sekret kental atau glue ear. Otoskopi : membran timpani utuh, retraksi, suram, kuning kemerahan, atau keabu-abuan. Tatalaksana : Miringotomi dan pemasangan pipa ventilasi (Grommet-tube). Kasus yang masih baru pemberian dekongestan tetes hidung serta kombinasi antihistamin-dekongestan peroral

Mioklonus Palatum
Kondisi yang jarang dijumpai. Otot-otot palatum mengalami kontraksi ritmik secara berkala (periodik). Penyebab belum diketahui, tetapi dikaitkan dengan lesi vaskular, sklerosis multipel, aneurisma arteri vertebralis, tumor dan berbagai lesi lain di batang otak atau serebelum. Pengobatan tidak diperlukan, namun dapat dipertimbangkan insisi otot tensor timpani telinga tengah

Palatoschisis/ celah langit-langit


kelainan kongenital pada wajah dimana atap/langitan dari mulut yaitu palatum tidak berkembang secara normal selama masa kehamilan, mengakibatkan terbukanya (cleft) palatum yang tidak menyatu sampai ke daerah cavitas nasalis, sehingga terdapat hubungan antara rongga hidung dan mulut.

Gangguan fungsional dan estetika bagi pasien dalam interaksi social mereka terutama kemampuan mereka untuk berkomunikasi secara efektif dan penampilan wajah mereka Koreksi sebaiknya sebelum anak mulai bicara

Etiologi
Faktor herediter Faktor lingkungan

Patofisiologi
gangguan perkembangan wajah, inkompetensi velopharyngeal, perkembangan bicara yang abnormal, dan gangguan fungsi tuba eustachi gejala patologis mencakup kesulitan dalam intake makanan dan nutrisi, infeksi telinga tengah yang rekuren, ketulian, perkembangan bicara yang abnormal, dan gangguan pada pertumbuhan wajah

Insersi yang abnormal dari m.tensor veli palatine menyebabkan tidak sempurnanya pengosongan pada telinga tengah. Infeksi telinga yang rekuren telah dihubungkan dengan timbulnya ketulian yang memperburuk cara bicara pada pasien dengan palatoschisis

Penanganan tidaklah sederhana, melibatkan, ahli Bedah Plastik, ahli ortodonti, ahli THT untuk mencegah & menangani timbulnya otitis media dan kontrol pendengaran, dan anestesiologis. Speech therapist untuk fungsi bicara. Setiap spesialisasi punya peran yang tidak tumpang-tindih tapi saling saling melengkapi dalam menangani penderita CLP secara paripurna

Masalah
1. 2. 3.
1.

Intake makanan Pemeliharaan jalan nafas Gangguan telinga tengah


OMA

2.

hilangnya pendengaran.

Terapi
Pembedahan Bukan emergency (12-18 bulan)

You might also like