You are on page 1of 31

Peggy Falentin Loban 10 2010303

Anamnesis
Identitas dan data umum pasien
Menanyakan keadaan sosial dan ekonomi, gaya hidup dan

kondisi lingkungan Menanyakan adanya keluhan utama dan penyerta Pengobatan sebelumnya

Menanyakan riwayat penyakit keluarga dan penyakit terdahulu

Anamnesis
Tanyakan tentang nyeri (tu nyeri pada kuadran kanan atas)

dan faktor pemberatnya dan sejak kapan Tanyakan apakah ada demam, ikterus, gatal-gatal. Tanyakan apakah pasien memiliki faktor resiko untuk memicu kolilitiasis seperti penggunaan pil kontasepsi, keadaan hamil, pernah dirawat lama, dan diet.

Pemeriksaan fisik
Keadaan umum: suhu, frek. nadi, frek. napas, tek.darah, kesadaran, keadaan umum
Adanya nyeri pada kuadran kanan atas dengan

pemeriksaan tanda murphy positif Apakah ada mengigil dan ikterus dan demam

Pemeriksaan laboratorium
kadar bilirubin total, fosfatase alkali, GGT

dan 5-NT Peningkatan GGT dan 5-NT dapat sangat tinggi pada obstruksi bilier Koledokolitiasis: AST dan ALT CBC : leukositosis pada peradangan

Pemeriksaan radiografi
Ultrasonografi : paling sensitif, spesifik, non-invasi
Computed Tomography: << sensitif, >> untuk komplikasi Magnetic Resonance Imaging: mahal dan butuh alat, untuk indikasi koledokolitiasis Skintigrafi: sensitif pd penyumbatan duktus sistikus.

Pemeriksaan radiografi
Endoskopi Kolangiopankreatografi : indikasi ikterus obstruktif. Msk lwt ampula Vateri Percutaneous Transhepatic kolangiografi (PTC): pilihan setelah ERCP Endoscopic Ultrasonography (EUS). Sama dengan ERCP sensitifitasnya

Pemeriksaan radiografi
Gambar 1 Kolesistitis dengan batu kecil di leher kandung empedu pada USG.5

Gambar 2 Gambaran MRI, sludge di kantong empedu.5

Working diagnosis
Kolilitiasis

Differential diagnosis
Kolesistitis akut
Kolangioitis Pankreatitis akut Gastritis dan Ulkus peptikum

Epidemiologi
90% tetap asimtomatik.
Batu terjadi pada 7% pria dan 15% wanita

berusia 18-65 tahun. Penderita wanita lebih banyak dengan perbandingan 3 : 1 usia < 40 tahun, yang menjadi seimbang pada manula Prevalensi Asia < Negara barat.

Faktor resiko
Batu kolesterol : kegemukan, kehamilan, kandung empedu stasis & keturunan dan penggunaan pil kontasepsi
Batu empedu Pigmen: beta-thalassemia&anemia sel sabit Penyakit Chron, reseksi ileum, atau penyakit lain dari penurunan reabsorpsi garam empedu ileum

Faktor resiko
Infeksi
Diabetes mellitus Penurunan berat badan drastis dalam waktu singkat

Diet tanpa atau kurang lemak


Pemberian nutrisi parenteral total berkepanjangan

Etilogi
Bakat dari individu pada penyakit ini yang dipicu oleh faktor resiko yang saling berkaitan menimbulkan proses pembentukan yang terdapat dalam patogenesis

Patogenesis
Batu kolesterol : supersaturasi kolesterol, nukleasi kristal kolesterol monohidrat, dan disfungsi kandung empedu 4 F
Batu pigmen mengandung kalsium bilirubinat dalam jumlah yang bermakna dan mengandung <50% kolesterol batu pigmen hitam dan batu pigmen coklat.

Patogenesis
Batu pigmen hitam : kalsium bilirubinat (80%), kalsium karbonat, kalsium fosfat, glikoprotein musin dan sedikit kolesterol konsep pengendapan bilirubin

(selalu di kandung empedu) Batu pigmen coklat hanya sedikit sekali mengandung kalsium karbonat maupun fosfat, asam lemak bebas cukup besar, tu palmitat & stearat stasis aliran empedu dan infeksi

Perjalanan penyakit

Manifestasi klinik
Nyeri kolik kuadran atas kanan tu setelah makan makanan tinggi lemak
Nyeri berlangsung , 12 jam (3-5 jam) dan dapat

diabaikan Pasien mengalami nyeri selama beberapa lama (hari sampai minggu atau bahkan tahun) Komplikasi : demam, menggigil, ikterus, kolesistitis, pankreatitis, kolangioitis.

Penatalaksanaan non-bedah
Pada batu yang asimtomatik yg tidak

sengaja ditemukan dihancukan dengan obat asam ursodeoksikolat

Penatalaksanaan non-bedah
Pada simtomatik : asam kenodeoksikolat (AKDK) dan asam ursodeoksikolat (AUDK) 8-12 mg/kg BB/hari sekitar 6-12 bulan. Ideal disolusi : batu kolesterol non kalsifikasi terapung di dalam kandung empedu, diameter 5 mm, batu diameter > 1,5 cm jarang larut, dan kandung empedu masih berfungsi, pemeriksaan kolesistografi oral duktus sistikus baik

Penatalaksanaan non-bedah
ESWL (Ectracorporeal Shock Wave Lithotripsy)gelombang kejut dengan amplitudo tinggi diarahkan pada batu kandung empedu dgn tuntunan ultrasonografimenghasilkan fragmenfragmen kecil (< 3mm) melalui duktus sistikus dan duktus koledokus dibuang ke duodenum atau dilarutkan oleh AUDK

Penatalaksanaan bedah
Asimtomatik, kolesistektomi batu empedu diindikasikan

pada: Pasien dengan batu empedu besar > 2 cm Pasien dengan nonfunctional atau kalsifikasi (porselen) kandung empedu diamati pada studi pencitraan dan yang berisiko tinggi karsinoma kandung empedu Pasien dengan cedera tulang belakang atau neuropati sensori mempengaruhi perut

Penatalaksanaan bedah
Simtomatik
Kolesistostomi Kolesistektomi Endoskopi sfingterotomi

Komplikasi
Komplikasi batu kandung empedu Empiema, nekrotik dinding kandung empedu, perforasi dan abses perikolesistik Kolesistitis akut Kolesistitis kronis Adenocarcinoma empedu Fistula kolesistoenterik Ileus batu empedu.

Komplikasi
Komplikasi batu di saluran empedu Trias Charcot : demam, sakit kuning, dan nyeri kuadran kanan atas. Obstruksi duktus koledokolitiasis kolangitis

Pencegahan
Kontrol kesehatan berkala Orang dengan faktor resiko lebih memperhatikan

faktor-faktor lainnya yang dapat memicu terjadinya kolilitiasis. Menghindari makanan berkolesterol tinggi yang pada umumnya berasal dari lemak hewani. Seimbangkan menu makanan dan pola hidup yang sehat Pamantauan pasien yang mendapatkan nutrisi parenteral total dalam waktu lama penting dilakukan. Tidak menurunkan berat badan dalam waktu yang cepat.

Prognosis
Baik

Terima kasih...

You might also like