You are on page 1of 41

BAB I PENDAHULUAN

1.1.

Latar Belakang
Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang memiliki angka

prevalensi kasus TBC yang cukup tinggi, khususnya pada masyarakat dengan golongan ekonomi menengah kebawah. Penyakit TBC adalah suatu penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri Mikrobakterium tuberkulosa. Bakteri ini berbentuk batang dan bersifat tahan asam sehingga dikenal juga sebagai Batang Tahan !BT " !#epkes, $%%&". Penderita TBC di Indonesia pada tahun $%%& sebanyak $'(.')% orang. Propinsi dengan peringkat * tertinggi penderita TBC adalah +awa Barat, +awa Timur, +awa Tengah, ,umatra -tara, dan ,ulawesi ,elatan. Perkiraan .asus TB Paru BT positif di +awa Barat sebanyak //./%), +awa Timur sebanyak '&.0&1, +awa Tengah sebanyak '*.(1*, ,umatra -tara sebanyak $(.(&), dan ,ulawesi ,elatan sebanyak (1.1%0 !Profil .esehatan Indonesia, $%%&". 2eningkatnya penularan infeksi yang telah dilaporkan saat ini, banyak dihubungkan dengan beberapa keadaan, antara lain karakteristik individu, memburuknya kondisi sosial ekonomi, lingkungan fisik yang kurang memadahi, belum optimalnya fasilitas pelayanan kesehatan masyarakat, meningkatnya jumlah penduduk yang tidak mempunyai tempat tinggal dan adanya epidemi dari infeksi 3I4. #aya tahan tubuh yang lemah 5 menurun, virulensi dan jumlah kuman merupakan faktor yang memegang peranan penting dalam terjadinya infeksi TBC !6irsang, $%%&". sam

2elihat penemuan kasus BT

7 di Puskesmas 6enuk menjadi salah satu

dari (% penyakit tertinggi, penulis ingin mengetahui dan mengidentifikasi faktor8 faktor penyebab ketidaksesuaian angka pencapaian tersebut. -ntuk itu, penulis melakukan analisis dengan pendekatan sistem dan 3.9. Blum.

1.2. Tujuan TujuanUmum (.$.( -ntuk memperoleh informasi mengenai faktor8faktor yang berpengaruh terhadap tuberculosis paru berdasarkan pendekatan 39. Blum. TujuanKhusus (.$.$ -ntuk memperoleh informasi mengenai faktor lingkungan yang mempengaruhi terjadinya TB. (.$.' -ntuk memperoleh informasi mengenai factor perilaku yang mempengaruhi terjadinya TB. (.$./ -ntuk memperoleh informasi mengenai faktor pelayanan kesehatan yang mempengaruhi terjadinya TB. (.$.* -ntuk memperoleh informasi mengenai factor kependudukan yang mempengaruhi terjadinya TB. (.$.1 -ntuk dapat memberikan solusi terhadap faktor8faktor yang mempengaruhi terjadinya TB.

B B $ 2

TI:+ - : P-,T .

$.(. ;tiologi Penyakit TB paru merupakan penyakit infeksi yang disebabkan bakteri

berbentuk basil yang dikenal dengan nama 2ycobacterium tuberkulosis dan dapat menyerang semua golongan umur. Penyebaran TB paru melalui perantara ludah atau dahak penderita yang mengandung basil tuberkulosis paru. Bakteri ini berbentuk batang dan bersifat tahan asam sehingga dikenal juga sebagai Batang Tahan sam !BT ". Bakteri ini pertama kali ditemukan oleh <obert .och

pada tanggal $/ 2aret (00$, sehingga untuk mengenang jasanya bakteri tersebut diberi nama baksil .och. Bahkan, penyakit TBC pada paru8paru kadang disebut sebagai .och Pulmonum !.P". Penyakit TBC biasanya menular melalui udara yang tercemar dengan bakteri 2ikobakterium tuberkulosa yang dilepaskan pada saat penderita TBC batuk, dan pada anak8 anak sumber infeksi umumnya berasal dari penderita TBC dewasa. Bakteri ini bila sering masuk dan terkumpul di dalam paru8paru akan berkembang biak menjadi banyak !terutama pada orang dengan daya tahan tubuh yang rendah", dan dapat menyebar melalui pembuluh darah atau kelenjar getah bening. =leh sebab itulah infeksi TBC dapat menginfeksi hampir seluruh organ tubuh seperti> paru8paru, otak, ginjal, saluran pencernaan, tulang, kelenjar getah bening, dan lain8lain, meskipun demikian organ tubuh yang paling sering terkena yaitu paru8paru.

$.$. ;pidemologi TB Paru 3

,urvei prevalensi TB paru tahun $%%/ di Indonesia dengan jumlah sampel 01.%%% rumah tangga menemukan bahwa pengetahuan masyarakat yang berada di pedesaan lebih rendah di banding masyarakat perkotaan mengenai gejala8gejala penyakit TB paru, penularan TB paru. 3asil survei juga menemukan bahwa sikap masyarakat pedesaan dalam pencarian pengobatan TB paru lebih rendah dibanding masyarkat di perkotaan !#epkes <I, $%%/". Penelitian yang dilakukan ?irdous !$%%*" di poli paru <umah ,akit

Persahabatan jakarta menemukan bahwa faktor8faktor yang mempunyai

hubungan

bermakna dengan kesembuhan 5ketidaksembuhan orang yang sedang berobat TB paru adalah merokok !=< @ ),)0", penghasilan !=< @ ),*1", pengetahuan tentang TB paru !=< @ *,*(", sikap terhadap proses poengobatan Tb paru !=< @ 1,$)", perilaku !=< @ 1,0'", keadaan rumah di pandang dari segi kesehatan !=< @ 1,10", program = T gratis dari pemerintah !=< @ /,(*", P2= !=< @ /,*$", keadaan giAi !=< @ &,&*". $.'. Penularan TB paru ,umber penularan TB paru adalah penderita TB paru BT !7". Penularan terjadi

pada waktu penderita TB paru batuk atau bersin, penderita menyebarkan kuman bakteri ke udara dalam bentuk droplet !percikan dahak". #roplet yang mengandung kuman dapat bertahan di udara pada suhu kamar selama beberapa jam, orang dapat terinfeksi kalau droplet tersebut terhirup ke dalam pernapasan. ,etelah kuman TB paru masuk kebagian tubuh lainnya melalui sistem peredaran darah, sistem saluran limfe, saluran nafas, atau penyebaran langsung ke bagian8bagian tubuh lainnya !#epkes <I, $%%$". #aya penularan dari seorang penderita ditentukan oleh banyaknya kuman yang dikeluarkan dari parunya. 2akin tinggi derajat positif hasil pemeriksaan dahak, makin menular penderita TB paru tersebut. Bila hasil pemeriksaan dahak negatif !tidak 4

terlihat kuman" maka penderita tersebut tidak menularkan. .emungkinan seorang terinfeksi TB paru ditentukan oleh konsentrasi droplet dalam udara dan lamanya menghirup udara tersebut !#epkes <I, $%%$". 3al penting yang perlu diketahui bahwa tidak semua orang yang terhirup basil tuberkulosis akan mejadi sakit, walaupun tidak sengaja menghirup basil tuberkulosis. <isiko orang terinfeksi TB paru untuk menderita TB Paru pada <TI ! nnual <isik

of Tuberculosis Infenction" sebesar (B. 3al ini berarti diantara (%%.%%% penduduk rata8 rata terjadi (%% penderita TB paru baru setiap tahun, dimana *% penderita adalah BT positif !#epkes <I, $%%$". $.' 6ejala Penyakit TB Paru 6ejala penyakit pada penderita TB paru dapat dibagi menjadi gejala lokal di paru dan gejala pada seluruh tubuh secara umum. 6ejala di paru tergantung pada banyaknya jaringan paru yang sudah rusak karena gejala penyakit TB paru ini berkaitan bagaimana bentuk kerusakan paru yang ada ! ditama, (&&/". 6ejala paru seseorang yang dicurigai menderita TB paru dapat berupa> (. Batuk lebih dari ' minggu $. Batuk berdarah '. ,akit di dada selama lebih dari ' minggu /. #emam selama lebih dari ' minggu ,emua gejala tersebut diatas mungkin disebabkan penyakit lain, tetapi bila terdapat tanda8tanda yang manapun diatas, dahak perlu dilakukan pemeriksaan !Crofton, $%%$" 6ejala tubuh penderita tuberkulosis secara umum dapat berupaC 5

a" .eadaan umum, kadang8kadang keadaan penderita TB paru sangat kurus, berat badan menurun, tampak pucat atau tampak kemerahan b" #emam, kenaikan suhu badan secara tidak teratur c" :adi, pada umumnya penderita TB paru meningkat seiring dengan demam #ada, seringkali menunjukkan tanda8tanda abnormal. 3al paling umum adalah penderita TB paru pada malam hari kemungkinan mengalami

krepitasi halus di bagian atas pada satu atau kedua paru. pernapasan

danya suara

bronkial pada bagian atas kedua paru yang menimbulkan DheeAing terlokalisasi disebabkan oleh tuberkulosis !Crofton, $%%$". $./ #iagnosis TB Paru #iagnosis TB paru ditegakkan berdasarkan gejala klinik, pemeriksan jasmani radiologi dan pemeriksaan laboratorium. #i Indonesia, pada saat ini uji tuberkulin tidak mempunyai arti dalam menentukan diagnosis TB paru pada orang dewasa, sebab sebagian besar masyarakat Indonesia sudah terinfeksi 2ycobacterium tuberculosis karena tingginya prevalensi TB paru. -ji tuberkulin positif hanya menunjukkan bahwa orang yang bersangkutan pernah terpapar 2ycobacterium tuberculosis !#epkes <I, $%%/". (. 6ejala .linik 6ejala klinik TB paru dapat dibagi menjadi $ golongan yaitu, gejala respiratorik dan gejala sistemik.

a. 6ejala respiratorik dapat berupa (" Batuk lebih atau sama dengan ' minggu $" Batuk darah '" ,esak napas /" :yeri dada b. 6ejala sistemik (" #emam $" 6ejala sistemik lain> malaise, keringat malam, anoreksia, berat badan menurun. $. Pemeriksaan +asmani Pemeriksaan jasmani akan dijumpai sangat tergantung luas dan kelainan struktural paru. Pada awal perkembangan penyakit umumnya atau sulit sekali

menemukan kelainan. .elainan paru pada umumnya terletak di daerah lobus superior terutama daerah apeE dan segmen posterior, serta daerah apeE lobus inferior. Pada pemeriksaan jasmani dapat ditemukan antara lain suara napas bronkial, amforik, suara napas lemah, ronkhi basa, tanda8tanda penarikan paru, diafragma dan mediastinum ! ditama, $%%$". '. Pemeriksaan <adiologik Pemeriksaan radiologi standar adalah foto toraks P dengan atau tanpa foto lateral.

Pemeriksaan lain atas indikasi foto apiko8lordotik, oblik, CT scan. Pada pemeriksaan

foto toraks !multiforom".

tuberkulosis

dapat

memberi

gambaran

bermacam8macam

bentuk

6ambaran radiologik yang dicurigai sebagai lesi TB aktif> a. Bayangan berawan5nodular di segmen apikal dan posterior lobus atas paru dan segmen superior lobus bawah. b. .apitas, terutama lebih dari satu, dikelilingi oleh bayangan berawan atau nodular. c. Bayangan bercak milier. d. ;fusi pleura unilateral. 6ambaran radiologist yang dicurigai lesi TB inaktif> a. ?ibrotik pada segmen apikal dan atau posterior lobus atas b. .alsifikasi atau fibrotik c. ?ibrothoraE dan atau penebalan pleura /. Pemeriksaan laboratorium Pemeriksaan laboratorium dapat berupa pemeriksaan bakteriologi, pemeriksaan darah dan uji tuberkulin. a. Pemeriksaan bakteriologik Pemeriksaan bakteriologi untuk menemukan kuman tuberkulosis mempunyai arti yang sangat penting dalam menegakkan diagnosis. Bahkan untuk pemeriksaan bakteriologi ini dapat berasal dari sputum, bilasan bronkhitis, jaringan paru, cairan pleura 8

b. Pemeriksaan darah 3asil pemeriksaan darah rutin kurang menunjukkan indikator yang spesifik untuk tuberkulosis. 9aju ;ndap #arah !9;#" jam pertama dan kedua dibutuhkan. #ata ini dapat dipakai sebagai indikator tingkat kestabilan keadaan nilai keseimbangan biologi penderita, sehingga dapat digunakan untuk salah satu respon terhadap pengobatan penderita serta kemungkinan sebaga predeteksi tingkat penyembuhan penderita. #emikian pula kadar limfosit dapat

menggambarkan biologik5daya tahan tubuh penderita, yaitu dalam keadaan supresi5tidak. 9;# sering meningkat pada proses aktif, tetapi laju endap darah yang normal tidak menyingkirkan tuberkulosis. c. -ji Tuberkulin Pemeriksaan ini sangat berarti dalam usaha mendeteksi infeksi TB paru di darah dengan prevalensi tuberkulosis rendah. #i Indonesia dengan prevalensi tuberkulosis yang tinggi, pemeriksaan uji tuberkulin sebagai alat bantu diagnostik kurang berarti apalagi pada orang dewasa. -ji ini akan mempunyai makna bila didapatkan konversi dari uji yang dilakukan sebelumnya atau apabila ada

kepositifan uji yang di dapat besar sekali atau timbul bulae.

$./.(. Tipe Penderita TB Paru Tipe penderita ditentukan berdasarkan riwayat pengobatan sebelumnya. beberapa tipe penderita, yaitu> (. .asus baru da

dalah penderita yang belum pernah diobati dengan = T atau sudah pernah menelan = T kurang dari satu bulan !'% dosis harian". $. .ambuh !<elaps" dalah penderita TB paru yang sebelumnya pernah mendapat pengobatan tuberkulosis dan telah dinyatakan sembuh kemudian kembali lagi berobat dengan hasil pemeriksaan dahak BT positif. '. Pindahan !Transfer In" dalah penderita yang sedang mendapat pengobatan di suatu kabupaten5kota lain dan kemudian pindah berobat ke kabupaten5kota lain. Penderita pindahan tersebut harus membawa surat rujukan5pindah. /. 9alai dalah penderita yang sudah berobat paling kurang ( bulan, dan berhenti $ bulan atau lebih, kemudian datang kembali berobat. -mumnya penderita tersebut kembali dengan hasil pemeriksaan dahak BT positif. *. 9ain8lain a. 6agal dalah penderita BT positif yang masih tetap positif atau kembali

menjadi positif pada akhir bulan ke8* !satu bulan sebelum akhir pengobatan atau lebih". b. .ronis

10

dalah penderita dengan hasil pemeriksaan basil BT

positif setelah

selesai pengobatan ulang kategori $ !depkes <I, $%%$". Program penanggulangan Tuberkulosis !#ep.es $%%$". D3= tahun (&&( memberikan kriteria pasien Tuberkulosis Paru yaitu > (. Pasien dengan sputum BT positif > (" Pasien yang pada pemeriksaan sputumnya secara mikroskopis ditemukan BT sekurang8kurangnya pada $E pemeriksaan $" (E sediaan sputum positif disertai kelainan radiologis yang sesuai dengan gambaran TB aktif '" $. (E sediaan sputum positif disertai biakan yang positif

Pasien dengan sputum BT negatif > (" Pasien yang pada pemeriksaan sptumnya secar mikroskopis tidak sedikitnya pada $E pemeriksaan tapi gambaran radiologis

ditemukan BT

sesuai dengan TB aktif $" Pasien yang pada pemeriksaaan sputumnya secara mikroskopisnya

tidak ditemukan BT sama sekali tetapi pada biakannya positif #iluar pembagian tersebut diatas pasien digolongkan berdasarkan riwayat penyakitnya yakni > (. .asus baru, yakni pasien yang tidak mendapatkan obat anti TB lebih dari satu bulan $. .asus kambuh, yakni pasien yang pernah dinyatakan sembuh dari TB, terapi kemudian timbul lagi TB aktifnya '. .asus gagal, yakni pasien yang sputum BT nya tetap positif setelah mendapat obat anti TB lebih dari * bulan atau

11

/.

Pasien yang menghentikan pengobatannya setelah mendapat obat anti TB (8* bulan dan sputum BT nya masih positif

*. $.*. Pengobatan >

.asus kronik

Pengobatan tuberculosis memiliki dua prinsip dasar, yaitu > (. Terapi yang berhasil, memerlukan minimal $ macam obat yang basilnya peka terhadap obat tersebut, dan salah satu daripadanya harus bakterisid. .arena suatu resistensi obat dapat timbul spontan pada sejumlah kecil basil, monoterapimemakai obat bakterisid yang terkuatpun dapat menimbulkan kegagalan pengobatan dengan terjadinya pertumbuhan basil yang persisten. .emungkinan terjadinya resistensi spontan terhadap $ macam obat

merupakan hasil probabilitas masing8masing obat, sehingga penggunaan dua macam obat yang aktif umumnya dapat mencegah perkembangan resistensi sekunder. $. Penyembuhan penyakit membutuhkan pengobatan yang baik setelah perbaikan gejala klinisnya, perpanjangan lama pengobatan diperlukan untuk mengeliminasi basil yang persisten. #engan adanya cara pengobatan pada masa kini !metode #=T," yang menggunakan paduan beberapa obat, pada umumnya pasien tuberculosis berhasil disembuhkan secara baik dalam waktu 1 bulan. Berdasarkan prinsip tersebut, program pengobatan tuberculosis dibagi menjadi $ fase yaitu > fase bakterisidal awal !inisial" dan fase sterilisasi ! lanjutan" Dosis Pa uan !AT a. Kategori"1

Paduan = T ini diberikan untuk pasien baru > 12

Pasien baru TB paru BT ! 7 " Pasien TB paru BT ! 8 " foto thoraks ! 7 " Pasien TB ekstra paru

Ta#el Dosis Pa uan !AT KDT Kategori 1 $ 2 %H&'E( ) * %H&(+ Berat badan hari '% G ') kg '0 G */ kg ** G )% kg , )( kg Tahap Intensif tiap Tahap 9anjutan ' kali seminggu selama *1 hari selama (1 minggu <3 !(*%5(*%" $ tablet $ .#T ' tablet $ .#T / tablet .#T * tablet .#T

<3F; !(*%5)*5/%%5$)*" $ tablet / .#T ' tablet / .#T / tablet / .#T * tablet / .#T

Ta#el Dosis Pan uan !AT Kom#i-ak Kategori 1 $ 2H&'E ) *H+&+ Tahap 9ama #osis per hari5kali +umlah hari5kali menelan obat Tablet Tablet Tablet Tablet IsoniaAidH <ifampicin PiraAinamid ;tambutol '%% mgr Intensif 9anjutan #.Kategori "2 Paduan = T ini diberikan untuk pasien BT ! 7 " yang telah diobati sebelumnya> $ bulan / bulan ( $ H mgr ( ( /%% H *%% mgr ' 8 H mgr ' 8 $*% *1 /0

Pengobatan Pengobatan

13

Pasien kambuh Pasien gagal Pasien dengan pengobatan setelah putus berobat (default)

Ta#el Dosis -a uan !AT KDT Kategori 2$ 2%H&'E(.)%H&'E()/%H&(+E+ Berat Badan Tahap Intensif Tahap 9anjutan

tiap hari <3F; ' kali seminggu !(*%5)*5/%%5$)*" ,elama *1 hari '% G ') kg 7, ,elama $0 hari <3 !(*%5(*%" 7 ; !/%%" ,elama $%

$ tab /.#T 7 $ tab /.#T *%% mg

minggu $ tab $.#T 7 $ tab ;tambutol ' tab $.#T 7 ' tab ;tambutol / tab $.#T 7 / tab ;tambutol * tab $.#T 7 * tab ;tambutol

'0 G */ kg

,treptomisin inj. ' tab /.#T 7 ' tab /.#T )*% mg

** G )% kg

,treptomisin inj. / tab /.#T 7 / tab /.#T (%%% mg

I )( kg

,treptomisin inj. * tab /.#T 7 * tab /.#T (%%% mg

,treptomisin inj. Ta#el Dosis Pan uan !AT Kom#i-ak Kategori 2$ 2H&'E.) H&'E) /H+&+E+(
Tahap Pengobatan 9ama Pengobatan Tablet Isoniasid H'%% Tablet <ifampisin H/*% mgr Tablet PiraAinamid H*%% mgr ;tambutol ,treptomisin injeksi +umlah hari5kali menelan

14

mgr

obat

Tahap Intensif

$ bulan ( bulan

( (

( (

' '

' '

8 8

%,)* gr 8

*1 $0

!dosis harian" Tahap 9anjutan !dosis 'E / bulan $ ( 8 ( $ 8 1%

seminggu"

0atatan $ -ntuk pasien yang berumur 1% tahun keatas dosis maksimal untuk

streptomisin adalah *%% mg tanpa memperhatikan berat badan -ntuk perempuan hamil lihat pengobatan TB dalam keadaan khusus Cara melarutkan streptomisin vial ( gram yaitu dengan menambahkan

aJuabidest sebanyak ',) ml sehingga menjadi / ml. ! (ml @ $*%mg"

#.

!AT .isi-an %H&'E( ! 7 " yang pada akhir pengobatan intensif

Paduan = T ini diberikan kepada pasien BT masih tetap BT ! 7 " Ta#el Dosis KDT .isi-an $ %H&'E( Berat badan tahap

Intensif

tiap

hari

selama

$0

hari

<3F;

'% ') kg '0 G */ kg

!(*%5)*5/%%5$)*" $ tablet /.#T ' tablet /.#T 15

** G )% kg I )( kg

/ tablet / .#T * tablet /.#T

Ta#el Dosis !AT Kom#i-ak .isi-an $ H&'E Tahap Pengobatan 9amanya Pengobata n Tahap Intensif ( bulan Tablet IsoniaAid H'%% mgr ( Tablet <ifampisi n mgr ( Tablet PiraAinami Tablet ;tambut +umlah hari5kali

H/*% d mgr '

H*%% ol H$*% menelan mgr ' obat $0

!dosis harian"

Berbagai macam strategi pemerintah dalam rangka mengurangi jumlah penderita TB paru,diantaranya dengan menerapkan program8program seperti berikut > (. Paradigma ,ehat a. 2eningkatkan penyuluhan untuk menemukan kontak sedini mungkin, serta meningkatkan cakupan program. b. Promosi kesehatan dalam rangka meningkatkan perilaku hidup sehat. c. Perbaikan perumahan serta peningkatan status giAi, pada kondisi tertentu. $. ,trategi #=T,, sesuai rekomendasi D3= a. .omitmen politis dari para pengambil keputusan, termasuk dukungan dana. b. #iagnosa TBC dengan pemeriksaan dahak secara mikroskopis. c. Pengobatan dengan panduan =bat nti Tuberkulosis != T" jangka pendek

dengan pengawasan langsung oleh Pengawas 2enelan =bat !P2=". d. .esinambungan persediaan = T jangka pendek dengan mutu terjamin. 16

e. Pencatatan dan pelaporan secara baku untuk memudahkan pemantauan dan evaluasi program penanggulangan TBC. '. Peningkatan mutu pelayanan. a. Pelatihan seluruh tenaga pelaksana. b. .etetapan diagnosis TBC dengan pemeriksaan dahak secara mikroskopik. c. .ualitas labolatorim diawasi melalui pemeriksaan uji silang !cross check". d. -ntuk menjaga kualitas pemeriksaan labolatorium, dibentuklah .PP !.elompok Puskesmas Pelaksana" terdiri dari ( !satu" P<2 !Puskesmas <ujukan

2ikroskopik" dan beberapa P, !Puskesmas ,atelit". -ntuk daerah dengan geografis sulit dapat dibentuk PP2 !Puskesmas Pelaksana mandiri". e. .etersediaan = T bagi semua penderita TBC yang ditemukan. f. Pengawasan kualitas = T dilaksanakan secara berkala dan terus menerus. g. .eteraturan menelan obat sehari G hari diawasi oleh pengawas oleh Pengawas 2enelan =bat !P2=". .eteraturan pengobatan tetap merupakan tanggung jawab petugas kesehatan. h. Pencatatan dan pelaporan dilaksanakan dengan teratur, lengkap dan benar.

$.*. Pendidikan dan Perilaku .esehatan $.*.(. Prinsip8Prinsip Pendidikan .esehatan ,emua petugas kesehatan telah mengakui bahwa pendidikan kesehatan itu penting untuk menunjang program8program kesehatan lain, tetapi pada kenyataannya pengakuan 17

ini tidak didukung oleh kenyataan. Program8program pelayanan kesehatan kurang melibatkan pendidikan kesehatan, meskipun ada tetapi kurang efektif. rgumentasi

yang dikemukakan untuk hal ini adalah karena pendidikan kesehatan itu tidak segera dan tidak jelas memperlihatkan hasilnya. #engan perkataan lain pendidikan kesehatan itu tidak segera membawa manfaat bagi masyarakat, yang dapat dengan mudah dilihat atau diukur, karena pendidikan adalah behavior investment jangka panjang. 3asil investment pendidikan kesehatan baru dapat dilihat beberapa tahun kemudian. #alam waktu yang pendek !immediate impact" pendidikan kesehatan hanya menghasilkan perubahan atau peningkatan pengetahuan masyarakat, sedangkan peningkatan pengetahuan saja, belum berpengaruh langsung terhadap indikator kesehatan. Pengetahuan kesehatan akan

berpengaruh kepada perilaku, sebagai hasil jangka menengah !intermediate impact" dari pendidikan kesehatan. ,elanjutnya perilaku kesehatan akan berpengaruh kepada

meningkatnya indikator kesehatan masyarakat sebagai keluaran !outcome" pendidikan kesehatan. 3al ini berbeda dengan program kesehatan yang lain, terutama program pengobatan yang dapat langsung memberikan hasil !immediate impact" terhadap

penurunan kesakitan. 2enurut 3.9. Blum di yang sudah maju.

merika ,erikat, sebagai salah satu negara

39.Blum menyimpulkan bahwa lingkungan mempunyai andil yang paling besar terhadap status kesehatan, dan berturut8turut disusul oleh perilaku, memberikan andil nomor dua, dan keturunan mempunyai andil yang paling kecil terhadap suatu kesehatan !:otoatmodjo,$%%$". Bagaimana proporsi pengaruh faktor8faktor tersebut terhadap status kesehatan dinegara8 negara berkembang terutama di Indonesia, belum ada penelitiannya. Bila dilakukan penelitian, mungkin perilaku mempunyai kontribusi yang lebih besar. 2eskipun variabel

18

ekonomi di sini belum mewakili seluruh variabel lingkungan, tetapi paling tidak pengaruh perilaku lebih besar daripada variabel lain. ,elanjutnya dilatarbelakangi 6reen atau dan 2arshall oleh !$%%*" tiga menjelaskan bahwa perilaku itu

dipengaruhi

faktor pokok yakni

> faktor8faktor

predisposisi !predisposing factors", faktor8faktor yang mendukung !enabling factor" dan faktor8faktor yang memperkuat atau mendorong !reinforcing factor". =leh sebab itu, pendidikan kesehatan sebagai faktor usaha intervensi perilaku harus diarahkan kepada ketiga faktor pokok tersebut. ?aktor predisposisi adalah faktor yang dapat mempermudah atau mempredisposisikan terjadinya perilaku pada diri seseorang atau masyarakat. Beberapa komponen yang termasuk faktor predisposisi yang berhubungan langsung dengan perilaku, antara lain pengetahuan, sikap, kepercayaan, nilai8nilai, dan menyadari kemampuan dan keperluan seseorang atau masyarakat terhadap apa yang dilakukannya. 3al ini berkaitan dengan motivasi dari individu atau kelompok untuk melakukan sesuatu tindakan , !6reen dan 2arshall, $%%*". Pada umumnya, faktor enabling memudahkan penampilan seseorang atau masyarakat untuk melakukan suatu tindakan. ?aktor ini meliputi sumber8sumber daya pelayanan kesehatan dan masyarakat yaitu ketersediaan, kemudahan, dan kesanggupan. Termasuk juga keadaan fasilitas orang untuk bertindak seperti ketersediaan transportasi atau ketersediaan program kesehatan. ?aktor enabling juga meliputi keterampilan orang, organisasi, atau masyarakat untuk melaksanakan perubahan perilaku, !6reen dan. 2arshall, $%%*". ?aktor enabling menjadi target langsung dari organisasi masyarakat atau perkembangan organisasi dan intervensi training dalam suatu program dan terdiri dari somber daya dan keahlian baru yang diperlukan untuk melakukan tindakan kesehatan dan tindakan kemasyarakatan yang diperlukan untuk mengubah lingkungan. ,umber daya meliputi organisasi, individu dan kemudahan dari fasilitas pelayanan kesehatan, 19

sekolah dan klinik. .eahlian kesehatan perorangan seperti pendidikan kesehatan sekolah, merupakan tindakan kesehatan khusus. .eahlian dalam rnempengaruhi masyarakat,

digunakan untuk tindakan sosial dan perubahan masyarakat dalam melakukan tindakan kesehatan, !6reen dan 2arshall, $%%*". 2enurut :otoatmodjo !$%%*", faktor enabling adalah faktor pemungkin atau pendukung seperti fasilitas, sarana, atau prasarana yang mendukung atau yang memfasilitasi terjadinya perilaku seseorang atau masyarakat. ?aktor reinforcing adalah konsekuensi dari determinan perilaku, dengan adanya umpan balik !feedback " dan dukungan sosial. ?aktor reinforcing meliputi dukungan sosial, pengaruh dan informasi serta feedback oleh tenaga kesehatan. #alam pengembangan program kesehatan, sumber daya yang mendukung sangat tergantung pada tujuan dan jenis program. #alam program kesehatan kerja, sumber daya manusia adalah pekerja, supervisor,

pemimpinC dan anggota keluarganya dapat menjadi penguat program. #alam perencanaan perawatan pasien, sebagai penguat !reinforcement" adalah perawat pasien, dan anggota keluarganya, !6reen dan 2arshall $%%*". <einforcing dapat positif atau negatif, tergantung dari sikap dan perilaku orang di dalam lingkungannya !6reen dan 2arshall, $%%*". $.*.$. Perilaku .esehatan Perilaku dari pandangan biologis merupakan suatu kegiatan atau aktivitas organisme yang bersangkutan. +adi perilaku manusia pada hakekatnya adalah suatu aktivitas dari manusia itu sendiri. =leh sebab itu, perilaku manusia mempunyai bentangan yang sangat luas, mencakup > berbicara, berjalan, bereaksi, berpakaian, dan lain sebagainya. Bahkan kegiatan internal seperti berpikir, persepsi dan emosi juga merupakan perilaku manusia. -ntuk kepentingan kerangka analisis dapat dikatakan bahwa perilaku adalah apa yang dibedakan oleh organisme tesebut baik dapat diamati secara langsung atau tidak langsung !:otoatmodjo. ,, $%%'". 20

Perilaku dan gejala perilaku yang tampak pada kegiatan organisme tersebut dipengaruhi oleh faktor genetik !keturunan" dan lingkungan. ,ecara umum dapat dikatakan bahwa faktor genetik dan lingkungan ini merupakan penentu dari perilaku makhluk hidup, termasuk perilaku manusia. 3eriditas atau faktor keturunan adalah merupakan konsep dasar atau modal untuk perkembangan perilaku makhluk itu untuk selanjutnya. #i sisi lain, lingkungan adalah merupakan kondisi atau lahan untuk perkembangan perilaku tersebut. ,uatu mekanisme pertemuan antara kedua faktor tersebut dalam rangka terbentuknya perilaku disebut proses belajar. Perilaku kesehatan pada dasarnya adalah suatu respon seseorang terhadap stimulus yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan, serta lingkungan. Batasan ini mempunyai dua unsur pokok, yakni respon dan stimulus atau. perangsangan. <espon atau reaksi manusia, baik bersifat pasif !pengetahuan, persepsi dan sikap", maupun bersifat aktif !tindakan yang nyata". ,edangkan stimulus atau rangsangan di sini terdiri / !empat" unsur pokok, yakni sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan dan lingkungan !:otoatmodjo. ,, $%%'". $.1. 9ingkungan Perumahan ?aktor lingkungan memegang peranan penting dalam menentukan terjadinya proses interaksi antara pejamu dengan unsur penyebab dalam proses terjadinya penyakit. ,ecara garis besar lingkungan perumahan terdiri dari lingkungan fisik, biologis dan sosial. 9ingkungan fisik perumahan berpengaruh terhadap manusia baik secara

langsung maupun tidak terhadap lingkungan biologis dan lingkungan sosial. 9ingkungan fisik meliputi udara, kelembaban, air, pencemaran udara, pencahayaan, ventilasi rumah, dan lain sebagainya. $.1.(. 4entilasi 21

4entilasi adalah suatu usaha untuk memelihara kondisi atmosphere yang menyenangkan dan menyehatkan bagi manusia di dalam rumah. tmosphere yang

ideal adalah bila udaranya kering tapi sejuk dan sirkulasi gerakan angin yang terus menerus. Inilah sebenarnya fungsi ventilasi, menyediakan udara segar dan melenyapkan udara yang jenuh dan tidak ada sangkut pautnya dengan kondisi khemis. ,irkulasi udara

berkaitan dengan masalah ventilasi. -ntuk itu luas ventilasi alamiah yang permanen seharusnya dirancang (%B dari luas lantai !#epkes <I, (&&&". Penelitian yang dilakukan ,umarjo !$%%/" di .abupaten Banjarnegara mendapatkan bahwa ada hubungan ventilasi rumah dengan kejadian TB paru dengan nilai =< @ 1,()1, p @ %,%%'. $.1.$. Tata <uang dan .epadatan 3unian ,etiap rumah harus mempunyai bagian ruangan yang sesuai fungsinya. Penentuan bentuk, ukuran dan jumlah ruangan perlu memperhatikan standar minimal jumlah ruangan. ,ebab rumah tinggal harus mempunyai ruangan yaitu kamar tidur, kamar tamu, ruang makan, dapur, kamar mandi dan kakus. ,tudi terhadap kondisi rumah menunjukkan hubungan yang tinggi antara koloni bakteri dan kepadatan hunianper meter persegi sehingga efek sinergis yang diciptakan sumber pencemar mempunyai potensi menekan reaksi kekebalan bersama dengan terjadinya peningkatan bakteri patogen dengan kepadatan hunian pada setiap keluarga. #engan demikian bakteri TBC dirumah penderita TB paru semakin banyak, bila jumlah penghuni semakin banyak jumlahnya. +adi ukuran rumah yang kecil dengan jumlah penghuni yang padat serta jumlah kamar yang sedikit akan

memperbesar kemungkinan penularan TB paru melalui droplet dan kontak langsung.

22

-ntuk menilai kepadatan penghuni dalam rumah, konsep dari ?akultas Teknik -niversitas Indonesia !?T. -I, (&&0" menggunakan luas rumah per penghuni yang

dibedakan dalam * kategori yaitu @ ',&m$5orang, /8* m$5orang, *81,&m$5orang, )8 0m$5orang dan @&m$5orang. #epkes <I !(&&&" menetapkan bahwa luas ruang tidur minimal 0 meter, dan tidak dianjurkan digunakan lebih dari $ orang tidur. Penelitian #aryatno tahun $%%% di ,emarang mendapatkan bahwa kepadatan hunian ada kaitan dengan kejadian tersangka TB paru. Penelitian yang dilakukan ,ugiharto tahun $%%/ juga menemukan bahwa ada hubungan kepadatan hunian ruang tidur dengan kejadian TB paru dengan nilai =< @ ',(1(, % @ %,%%(. $.1.'. 9antai <umah .ualitas tanah pada perumahan harus memenuhi syarat sebagai berikut> a" timah hitam !Pb" maksimal '%% mg5kg, b" arsenik total maksimal (%% mg5kg, c" cadmium !Cd" maksimal $% mg5kg dan BenAo pyrene maksimal ( mg5kg !#epkes <I, (&&&". .omposisi tanah tergantung kepada proses pembentukan, iklim, jenis tumbuhan yang ada, suhu, air yang ada. Tanah merupakan sumber daya alam yang mengandung bahan organik dan anorganik yang mampu mendukung hara dan air yang perlu ditambah untuk pengganti yang habis pakai !2odul .uliah pasca sarjana, $%%*". $.1./. Pencahayaan <uangan Bakteri TBC akan mati jika terpapar cahaya matahari secara langsung memerlukan waktu sekitar 180 jam dan cahaya ruangan yang kurang sekitar $ G ) hari. ,putum yang mengandung bakteri TBC di dalam ruangan yang gelap dapat hidup berminggu8minggu atau berbulan8bulan !#efault dalam Crofton, $%%$".

23

Pencahayaan alam dan5atau buatan langsung maupun tidak langsung dapat menerangi seluruh ruangan minimal intensitasnya 1% luE dan tidak menyilaukan !#epkes <I, (&&&".

BAB III .TATU. P&E.ENT

1. Da1tar Pen erita %Pasien ( (.(. Identitas pasien 8 8 8 8 8 8 8 8 :ama +enis kelamin -mur gama ,tatus Perkawinan Pendidikan terakhir Pekerjaan lamat > Tn. I > 9aki8laki > 1* tahun > Islam > .awin > ,# > wiraswata > 6enuk <t (5 1

(.$. .eluhan Pasien

24

Batuk (.'. namnesis (.'.(. <iwayat Penyakit ,ekarang Pasien mengeluh batuk kadang8kadang disertai dahak. Batuk dirasakan sejak ( tahun yang lalu, hilang timbul. Pasien mengeluhkan sering berkeringat pada malam hari, padahal tidak sedang beraktivitas berat, pasien juga mengeluh berat badannya semakin menurun sejak beberapa bulan ini, pasien merasa sering meriang, dan badan gregesan. $ bulan sebelumnya pasien berobat ke BP.2, dan periksa ke puskesmas yang lebih dekat dengan rumah pasien. (.'.$. <iwayat Penyakit #ahulu Pasien pernah sakit seperti ini sebelumnya sejak tahun $%(( dan pasien berobat di B.P2 tetapi hanya berlangsung selama $ bulan saja. .arena masih terdapat keluhan batuk bulan #esember $%($ berobat ke puskesmas 6enuk. kemudian dirujuk

(.'.'. <iwayat .eluarga .eluarga yang tinggal satu rumah tidak ada yang mengalami penyakit seperti ini. (.'./. <iwayat ,osial ;konomi Pasien seorang penambal ban. Pasien tinggal bersama istri, istri pasien seorang ibu rumah tangga. Pasien berobat dengan biaya di tanggung oleh negara !+ 2.;,2 ," .esan ekonomi > kurang. (./. Pemeriksaan ?isik (./.(. Tanda 4ital 8 8 8 8 8 .esadaran ,uhu :adi Tekanan darah Pernafasan > Composmentis > '),$ C > 00 E per menit > ((%5)% mm3g > $%E per menit

25

(./.$. .epala (./.'. 9eher (././. 2ata (./.*. 3idung (./.1. Telinga (./.). 2ulut (./.0. Thorak > (./.0.(. Cor 8 8 8 8 (./.0.$. Pulmo 8 Inspeksi Inspeksi Palpasi Perkusi uskultasi

> 2esocephal > Pembesaran .6B !8", #eviasi trakea !8 " > C 858, ,I 858 > ,ekret !8", nafas cuping hidung !8" > 6angguan pendengaran !8" > Bibir kering !8", sianosis !8"

> Ictus cordis tak tampak > Ictus tidak kuat angkat > redup, batas jantung dbn > regular

> Bentuk dada simetris baik dinamis maupun statis

Palpasi

> ,trem fremitus hemithoraE deEtra @ sinistra

Perkusi

> deEtra @ sonor sinistra @ sonor

uskultasi

> deEtra @ vesikuler, ronki !7" sinistra @ vesikuler, ronki !7"

(./.0.'. bdomen (./.0./. ;kstremitas

> dalam batas normal

kral dingin !8", ekstrimitas pucat !8", oedem !8"

26

(.*. #iagnosa > Tuberculosis kategori II (.1. Pemeriksaan Tambahan

Pemerisaan ,putum > BT positif


(.). Terapi > (.1.(. inj. ,treptomycin )*% mg !',0cc" selama *$ hari secara I2. (.1.$. = T ?ase awal > '<3F; !selama ' bulan" <ifampisin /*% mg IsoniaAid '%% mg PiraAinamid *%% mg ;tambutol $*% mg

2.Data Perkesmas (. identitas keluarga :o. :ama anggota keluarga ( Tn. I $ ' / :y.2 :y. , Tn. P 3ub. +enis dgn .elamin .. pasien 9aki8laki istri anak nak -mur Pendidikan Pekerjaan 1* th ,# ,# ,2P ,2P gama Imunisasi .et Islam wiraswasta Ibu <T Islam Ibu <T Islam karyawan Islam 8 8 8 8

Perempuan 1% th Perempuan $1 th 9aki8laki $/ th

$.

#ata 9ingkungan (" #ata Individu > Pasien tinggal serumah dengan istri. .ebersihan perorangan baik, pasien membuang ludah sembarangan. $" Politik Pasien tidak mengikuti organisasi politik 27

'"

;konomi

Pasien bekerja sebagai tukang penambal ban, dengan pendapatan '%% ribu perbulan. Pasien merupakan tulang punggung keluarga.pasien anggota jamkesmas. /" ,osial Pasien mengikuti kegiatan organisasi social <T, pasien suka berkumpul dengan tetangga. *" Budaya Pasien dengan keluarganya merupakan warga :egara Indonesia ,uku bangsa +awa. Penderita mempunyai kebiasaan yang tidak baik bagi kesehatan yaitu pasien sering menganggap remeh bila sakit dan seorang perokok. 1" 2asyarakat Pasien tinggal di daerah padat penduduk, dekat dengan pabrik, rawan banjir dan dimana tingkat kebersihan lingkungan kurang baik dengan kesadaran kebersihan dan kesehatan penduduknya juga kurang baik. Tetangga pasien tidak ada yang batuk lama atau sakit seperti ini. '. #ata Perilaku .eluarga pasien membersihkan pekarangan rumah (E perbulan. Pasien dan keluarga pasien kurang mengetahui pentingnya penataan rumah yang baik. 3al ini terlihat dengan penataan penataan barang8 barang yang kurang baik di dalam rumah sehingga rumah terasa pengap dan pasien dan keluarga pasien kurang mengetahui pentingnya membuka jendela rumah. /. #ata kses Pelayanan yang Terdekat kses pelayanan terdekat adalah Puskesmas genuk. Cara tempuh dengan mengendarai motor. Puskesmas 6enuk cukup aktif dalam memberikan penyuluhan kesehatan atau pelayanan kesehatan di daerah tersebut. *. #ata genetika

Suami/ pasien

Istri

28

Anak

Anak

BAB I2 ANALI.A I 1. Diagnosis


Pasien mengeluh batuk kadang8kadang disertai dahak. Batuk dirasakan sejak ( tahun yang lalu, hilang timbul. Pasien mengeluhkan sering berkeringat pada malam hari, padahal tidak sedang beraktivitas berat, pasien juga mengeluh berat badannya semakin menurun sejak beberapa bulan ini, pasien merasa sering meriang, dan badan gregesan. $ bulan sebelumnya pasien berobat ke B.P2, dan kemudian dirujuk periksa ke puskesmas yang lebih dekat dengan rumah pasien.

2. ("

3aktor Lingkungan Terdapat beberapa faktor yang mempermudah terjadinya penyakit TBC pada kasus ini> .epadatan rumah

29

,ecara umum penilaian kepadatan penghuni dengan menggunakan ketentuan standar minimum, yaitu kepadatan penghuni yang memenuhi syarat kesehatan diperoleh dari hasil bagi antara luas lantai dengan jumlah penghuni (% m$5 orang. Berdasarkan data hasil laporan kasus didapatkan luas tanah K *m E / m @ $% m$ yang dihuni oleh $ orang sehingga didapatkan kepadatan rumah (% m$5orang. 3al ini menunjukkan kepadatan rumah dalam kasus memenuhi syarat yang seharusnya. $" ,osial ekonomi .eadan sosial ekonomi sangat erat dengan keadaan rumah, kepadatan hunian, lingkungan perumahan, lingkungan dan sanitasi tempat bekerja yang buruk dapat memudahkan penularan TBC. Pendapatan keluarga sangat erat juga dengan penularan TBC karena pendapatan yang kurang membuat orang tidak dapat hidup layak dengan memenuhi syarat8syarat kesehatan. Berdasarkan data hasil laporan didapatkan penderita bekerja sebagai penambal ban. Pasien berobat dengan menggunakan kartu jamkesmas. #imana kesan ekonomi nya adalah kurang '" .eadaan 9ingkungan <umah 9ingkungan rumah yang sehat dapat diartikan sebagai lingkungan yang dapat memberikan tempat untuk berlindung atau bernaung dan tempat untuk beristirahat serta dapat menumbuhkan kehidupan yang sempurna baik fisik, psikologis, maupun social. 9ingkungan rumah adalah segala sesuatu yang berada di dalam rumah. #alam kasus ini lingkungan 2entilasi 2enurut indikator pengawasan rumah luas ventilasi yang memenuhi syarat kesehatan adalah I(%B luas lantai rumah dan luas ventilasi yang tidak memenuhi syarat kesehatan adalah L (%B luas lantai rumah. Pada kasus ini, di rumah penderita diketahui memiliki beberapa jendela tetapi berdasarkan pengamatan jendela8jendela tersebut tidak dibuka sehingga udara didalam ruangan terasa pengap. 4entilasi yang didapat berupa lubang8lubang angin dan dari pintu rumah yang dibuka. ?ungsi ventilasi adalah untuk membebaskan udara ruangan dari bakteri patogen dan parasit,terutama nyamuk, karena disitu selalu terjadi aliran udara yang terus menerus.nyamuk akan sulit berkembang biak. ,elain itu luas ventilasi yang tidak memenuhi syarat kesehatan akan mengakibatkan terhalangnya proses pertukaran aliran udara dan sinar 30

matahari yang masuk kedalam rumah, akibatnya nyamuk yang ada di dalam rumah tidak dapat keluar dan justru akan terus berkembnag biak

BAB 2 .A&AN ( -ntuk keluarga rumah $ -ntuk puskesmas gar lebih meningkatkan kegiatan kunjungan rumah yang dirasa efektif untuk 2emotivasi penderita agar minum obat dan control secara teratur 2emotifasi keluarga agar penderita tidur terpisah dengan anggota keluarga

yang lain 2emotivasi keluarga untuk menata dan membersihkan rumah dengan baik 2emotivasi pasien dan keluarga pasien untuk membuka jendela8jendela

meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat mengenai pengobatan TBC serta faktor resikonya. 2eningkatkan penyuluhan kepada masyarakat tentang resiko dan bahaya tuberculosis 2eningkatkan penyuluhan kepada kader kesehatan untuk aktif mengawasi

pasien TBC dalam meminum obat

31

BAB 2II KE.I4PULAN


Tuberkulosis adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman TB !Mycobacterim Tuberkulosis". ?aktor resiko yang dapat menimbulkan penyakit Tuberkulosis pada keluarga Tn. I adalah dalam kasus ini tidak memenuhi syarat yang seharusnya. (. ,osial ekonomi .eadaan social ekonomi pada pasien kurang sehingga membuat pasien tidak dapat hidup layak dengan memenuhi syarat8syarat kesehatan. $. .eadaan lingkungan !ventilasi" #i rumah penderita diketahui memiliki beberapa jendela tetapi jendela8jendela tersebut tidak dibuka yang akan mengakibatkan kuman tuberculosis yang ada di dalam rumah tidak dapat keluar dan ikut terhisap bersama udara pernafasan

32

BAB I2 ANALI.A 4A.ALAH

1.

Analisa Pen5e#a# 4asalah % HL BL!!4 ( Berikut ini adalah fakta8fakta yang didapatkan saat survey kesehatan di rumah pasien yang dapat mempengaruhi terjadinya > (.( Perilaku #ata tentang perilaku pasien diperoleh dari anamnesa kepada pasien dan kunjungan ke rumah pasien. terdapat beberapa perilaku yang berpengaruh terhadap terjadinya kasus tuberculosis : 8 8 8 Pasien merokok didalam ruangan rumah maupun diluar rumah Pasien sering meludah disembarang tempat ! tidak mempunyai pot khusus " Pasien bekerja sebagai penambal ban di pinggir jalan raya, dan tidak pernah menggunakan masker. ,ehingga setiap hari sering terpapar polusi udara dan debu 8 Pasien tidak pernah berolahraga

33

#alam keseharian pasien lebih suka mengkonsumsi nasi, dan lauk saja ! kurang suka sayur, dan buah ". ,ehingga kebutuhan giAi nya kurang terpenuhi

(.$ 9ingkungan 8 4entilasi yang kurang memenuhi syarat. #imana di dalam kamar tidak ada jendela, hanya ada ventilasi permanen kecil yang berukuran kurang lebih *E (% cm. ,ehingga kamar menjadi pengap 8 Intensitas cahaya matahari yang masuk ke rumah kurang, karena jendela yang ada jarang di buka, lebih sering ditutup. #an tidak ada genteng kaca, sehingga rumah tampak gelap dan pengap waktu siang hari (.' Pelayanan kesehatan <umah pasien dekat dengan tempat pelayanan kesehatan yaitu dekat puskesmas induk. (./ .ependudukan 5 6enetik Tidak ada faktor genetik yang mempengaruhi. 2. $.( Penyuluhan tentang tuberculosis $.(.(. Tujuan > $.(.(.(. 2eningkatkan pengetahuan pasien dan anggota keluarga tentang tuberculosis Alternati1 Peme6ahan 4asalah

!penyebab, gejala, faktor risiko, pengobatan, komplikasi dan pencegahan" $.(.(.$. 2eningkatkan kesadaran pasien dan anggota keluarga agar berperilaku hidup sehat $.(.(.'. memotivasi agar anggota keluarga yang lain secara sukarela bersedia untuk diperiksa kesehatannya. $.$. ,asaran

34

Pasien dan anggota keluarga $.'. ,trategi pelaksanaan 2emberikan informasi dan edukasi tentang tuberculosis dan pola hidup sehat. $./. Pengembangan alternatif kegiatan Penyuluhan mengenai tuberculosis 2emotivasi pasien untuk minum obat teratur dan kontrol ke pelayanan kesehatan !dokter" 2emberikan edukasi kepada pasien untuk tidak merokok di dalam rumah, atau bahakan untuk berhenti merokok 2emotivasi pasien untuk meningkatkan asupan giAi yang cukup, belajar untuk mengkonsumsi sayuran dan buah8 buahan 2emotivasi istri pasien untuk memeriksakan dahak nya, mengingat adanya kontak serumah dengan sang suami 2emotivasi passien untuk membiasakan diri membuka jendela dikala pagi G sore hari agar terjadi pertukaran udara di dalam rumah, banyak cahaya matahari yang masuk. ,ehingga rumah tidak pengap, dan lembab 2emotivasi pasien untuk tidak meludah disembarang tempat, dengan memberikan pot khusus untuk ludah. #an meludah ditempat yang terkena sinar matahari

35

BAB 2 PE4BAHA.AN

36

BAB 2I KE.I4PULAN DAN .A&AN

37

1. KE.I4PULAN #ari laporan manajemen Puskesmas dan mutu pelayanan dalam penemuan dan penanganan penyakit tuberculosis didapatkan kesimpulan sebagai berikut > (.(. 9ingkungan > 4entilasi yang kurang memenuhi syarat ,inar matahari yang masuk ke rumah kurang (.$. .ondisi perilaku pasien yang berpengaruh terhadap terjadinya penyakit tuberculosis 8 8 8 8 8 merokok didalam ruangan rumah maupun diluar rumah tidak pernah berolahraga pasien meludah disembarang tempat pasien tidak pernah menggunakan masker saat bekerja pasien tidak pernah membuka jendela rumah

(.'. +arak pelayanan kesehatan dengan rumah pasien dekat yaitu jarak rumah dengan puslesmas induk K ( km. (./. 6enetik > tidak ada faktor yang mempengaruhi (.1 lternative pemecahan masalah untuk mengatasi tuberculosis (.1.(. Penyuluhan tentang tuberculosis (.1.(.(. Tujuan > 2eningkatkan pengetahuan pasien dan anggota keluarga tentang

tuberculosis !penyebab, gejala, faktor risiko, pengobatan, komplikasi dan pencegahan"

38

2eningkatkan kesadaran pasien dan anggota keluarga agar berperilaku hidup sehat

memotivasi agar anggota keluarga yang lain secara sukarela bersedia untuk diperiksa kesehatannya.

(.1.(.$. ,asaran Pasien dan anggota keluarga (.1.(.'. ,trategi pelaksanaan 2emberikan informasi dan edukasi tentang tuberculosis dan pola hidup sehat. (.1.(./. Pengembangan alternatif kegiatan Penyuluhan mengenai tuberculosis 2emotivasi pasien untuk minum obat teratur dan kontrol ke

pelayanan kesehatan !dokter" 2emberikan edukasi kepada pasien untuk tidak merokok di dalam rumah, atau bahakan untuk berhenti merokok 2emotivasi pasien untuk meningkatkan asupan giAi yang cukup, belajar untuk mengkonsumsi sayuran dan buah8 buahan 2emotivasi istri pasien untuk memeriksakan dahak nya, mengingat adanya kontak serumah dengan sang suami 2emotivasi passien untuk membiasakan diri membuka jendela dikala pagi G sore hari agar terjadi pertukaran udara di dalam rumah, banyak cahaya matahari yang masuk. ,ehingga rumah tidak pengap, dan lembab

39

2emotivasi pasien untuk tidak meludah disembarang tempat, dengan memberikan pot khusus untuk ludah. #an meludah ditempat yang terkena sinar matahari

2. .A&AN 2.1. Untuk Puskesmas $.(.(. 2eningkatkan penyuluhan kepada masyarakat tentang penyakit Tuberculosis 2.2. Untuk -asien $.$.(. 2emotivasi pasien agar teratur minum obat. $.$.'. 2eningkatkan pola hidup sehat dan olahraga teratur. $.$.'. 2engubah kebiasaan untuk mengkonsumsi makanan giAi seimbang, tidak meludah sembarangan, berhenti merokok dan memakai masker saat bekerja +.1. Untuk Keluarga '.(.(. 2emotivasi penderita agar minum obat dan kontrol secara teratur '.(.$. 2emberikan edukasi kepada istri untuk membiasakan diri membuka jendela, dan melakukan pemeriksaan dahak

40

DA3TA& PU.TAKA

(.

nonim, Tuberculosis, www.wikipedia.com $%(%

$. #epkes <I, $%%$,Pedoman Penanganan Tuberculosis, #irektorat +enderal Bina .esehatan 2asyarakat. #epkes <I, +akarta. '. #epkes <I, $%(%, Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar ndonesia !<iskesdas", +akarta. /. #epkes <I, $%((, !uku "aku Petugas Kesehatan# Tuberculosis , #irektorat +enderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan 9ingkungan, +akarta. *. #inas .esehatan Provinsi +awa Tengah, $%%0, Profil Kesehatan $a%a Tengah, ,emarang. 1. :otoatmodjo, ,., $%%', .onsep Perilaku dan Perilaku .esehatan, #alam> Pendidikan dan Perilaku Kesehatan, +akarta> <ineka Cipta. ). <ahajoe :. Beberapa 2asalah Penanggulangan Tuberkulosis ,ehari8hari. +akarta.?ak..edokteran -niversitas Indonesia.(&0) 0. :otoatmodjo, ,., $%%), Kesehatan Masyarakat# lmu dan "eni, +akarta> PT. <ineka &. ;ddy Didodo > Tuberkulosis Pada nak > #iagnosis dan Tata 9aksana Pendidikan .edokteran Berkelanjutan I# I +aya.$%%' (%. Pelatihan 2anajemen Tuberkulosis nak.-.. <espirologi PP.I# I.I# I.+ateng. $%%) ((. #epartemen .esehatan <epublik Indonesia, +akarta, $%%' ($. Puskesmas 6enuk, Profil Kesehatan Puskesmas +enuk Kota "emarang tahun &'',"emarang, $%%0 ('. Puskesmas 6enuk, Rencana Tingkat Puskesmas, ,emarang, $%(% ndikator ndonesia "ehat &'(' dan Pedoman Penetapan ndikator Pro)insi "ehat dan Kabupaten*Kota "ehat, #;P.;, <I, nak #alam Praktek

41

You might also like