You are on page 1of 24

A.

KONSEP DASAR PENYAKIT KATARAK

1. Definisi Katarak Katarak adalah nama yang diberikan untuk kekeruhan lensa yang dapat terjadi akibat hidrasi (penambahan cairan lensa), denaturasi protein lensa atau dapat juga akibat dari kedua-duanya yang biasanya mengenai kedua mata dan berjalan progesif. (Mansjoer, 2000 !2). Katarak adalah kekeruhan lensa mata atau kapsul lensa yang mengubah gambaran yang diproyeksikan pada retina. Katarak merupakan penyebab umum kehilangan pandangan secara bertahap ("sti#omah, 200$ %2&) Katarak adalah opasitas lensa kristalina yang normalnya jernih dan merupakan suatu daerah yang berkabut dan keruh didalam lensa. 'ada stadium dini pembentukan katarak, protein dalam serabut-serabut lensa diba(ah kapsul mengalami denaturasi. )ebih lanjut protein tadi berkoagulasi membentuk daerah keruh menggantikan serabut-serabut protein lensa yang dalam keadaan normal seharusnya transparan. Kekeruhan ini terjadi akibat gangguan metabolisme normal lensa yang dapat timbul pada berbagai usia tertentu. Katarak dapat terjadi pada saat perkembangan serat lensa masih berlangsung atau sesudah serat lensa berhenti dalam perkembangannya dan telah memulai proses degenerasi. *iasanya mengenai kedua mata dan berjalan progresif (+uyton , -all, 2000 .%2). Katarak mengakibatkan pengurangan /isus oleh suatu tabir0layar yang diturunkan di dalam mata, seperti melihat air terjun. 'enderita tidak bisa melihat dengan jelas karena dengan lensa yang keruh cahaya sulit mencapai retina dan akan menghasilkan bayangan yang kabur pada retina. 1umlah dan bentuk kekeruhan pada setiap lensa mata dapat ber/ariasi.

2. Etiologi Katarak a. Ketuaan ( Katarak 2enilis ) 2ebagian besar katarak terjadi karena proses degeneratif atau bertambahnya usia seseorang. 3sia rata-rata terjadinya katarak adalah pada usia !0 tahun keatas.

b. 4rauma 5edera mata dapat mengenai semua umur seperti pukulan keras, tusukan benda, terpotong, panas yang tinggi, dan bahan kimia dapat merusak lensa mata dan keadaan ini disebut katarak traumatik. c. 'enyakit mata lain ( 3/eitis ) d. 'enyakit sistemik ( 6iabetes Mellitus ) e. 6efek kongenital 2alah satu kelainan herediter sebagai akibat dari infeksi /irus prenatal seperti +erman measles atau rubella. Katarak kongenitalis bisa merupakan penyakit keturunan ( di(ariskan secara autosomal domonan ) atau bisa disebabkan oleh "nfeksi congenital, seperti campak jerman ( german measles ) *erhubungan dengan penyakit metabolik, seperti galaktosemia (kadar gula yang meningkat). 7actor resiko terjadinya katarak kongenitalis adalah 'enyakit metabolik yang diturunkan 8i(ayat katarak dalam keluarga "nfeksi /irus pada ibu ketika bayi masih dalam kandungan.

'enyebab katarak lainnya meliputi 7aktor keturunan. 5acat ba(aan sejak lahir. Masalah kesehatan, misalnya diabetes. 'enggunaan obat tertentu, khususnya steroid. +angguan metabolisme seperti 6M (6iabetus Melitus) +angguan pertumbuhan, Mata tanpa pelindung terkena sinar matahari dalam (aktu yang cukup lama. 8okok dan 9lkohol :perasi mata sebelumnya. 7aktor-faktor lainnya yang belum diketahui.

7aktor yang mempengaruhi terjadinya katarak adalah Kadar kalsium yang rendah 6iabetes mellitus 'emakaian kortikosteroid jangka panjang *erbagai penyakit peradangan dan penyakit metabolik 7aktor lingkungan ( trauma, penyinaran, sinar ultra/iolet )

3. Tanda dan Ge ala Katarak Katarak didiagnosis terutama dengan gejala subjektif. *iasanya klien melaporkan penurunan ketajaman penglihatan dan silau serta gangguan fungsional sampai derajat

tertentu yang diakibatkan oleh kehilangan penglihatan tadi. 4emuan objektif biasanya meliputi pengembunann seperti mutiara keabuan pada pupil sehingga retina tak akan tampak dengan oftalmoskop. Ketika lensa sudah menjadi opak, cahaya akan dipendarkan dan bukannya ditransmisikan dengan tajam menjadi bayangan terfokus pada retina. -asilnya adalah pandangan menjadi kabur atau redup, menyilaukan dengan distorsi bayangan dan susah melihat di malam hari. 'upil yang normalnya hitam akan tampak abu-abu atau putih. 'engelihatan seakan-akan melihat asap dan pupil mata seakan akan bertambah putih. 'ada akhirnya apabila katarak telah matang pupil akan tampak benarbenar putih ,sehingga refleks cahaya pada mata menjadi negatif. Katarak biasanya terjadi bertahap selama bertahun-tahun dan ketika katarak sudah sangat memburuk lensa yang lebih kuat pun tidak akan mampu memperbaiki penglihatan. :rang dengan katarak secara khas selalu mencari cara untuk menghindari silau yang berasal dari cahaya yang salah arah. Misalnya dengan mengenkan topi berkelapak lebar atau kaca mata hitam dan menurunkan pelindung cahaya saat mengendarai mobil pada siang hari.

+ejala umum gangguan katarak meliputi 'englihatan tidak jelas, seperti terdapat kabut menghalangi objek. 'eka terhadap sinar atau cahaya. 6apat melihat dobel pada satu mata (diplobia). Memerlukan pencahayaan yang terang untuk dapat membaca. )ensa mata berubah menjadi buram seperti kaca susu.

+angguan penglihatan bisa berupa

Kesulitan melihat pada malam hari Melihat lingkaran di sekeliling cahaya atau cahaya terasa menyilaukan mata 'enurunan ketajaman penglihatan ( bahkan pada siang hari )

+ejala lainya adalah 'englihatan sering pada salah satu mata. Kadang katarak menyebabkan pembengkakan lensa dan peningkatan tekanan di dalam mata ( glukoma ) yang bisa menimbulkan rasa nyeri.

!. Patofisiologi Katarak )ensa yang normal adalah struktur posterior iris yang jernih, transparan, berbentuk kancing baju, mempunyai kekuatan refraksi yang besar. )ensa mengandung tiga komponen anatomis. 'ada ;ona sentral terdapat nukleus, di perifer ada korteks, dan yang mengelilingi keduanya adalah kapsul anterior dan posterior. 6engan bertambah usia, nucleus mengalami perubahan (arna menjadi coklat kekuningan. 6i sekitar opasitas terdapat densitas seperti duri di anterior dan posterior nukleus. :pasitas pada kapsul posterior merupakan bentuk katarak yang paling bermakna nampak seperti kristal salju pada jendela. 'erubahan fisik dan kimia dalam lensa mengakibatkan hilangnya transparansi, perubahan pada serabut halus multiple (;unula) yang memanjang dari badan silier ke sekitar daerah di luar lensa misalnya dapat menyebabkan penglihatan mengalami distorsi. 'erubahan Kimia dalam protein lensa dapat menyebabkan koagulasi sehingga mengabutkan pandangan dengan menghambat jalannya cahaya ke retina. 2alah satu teori menyebutkan terputusnya protein lensa normal terjadi disertai influks air ke dalam lensa. 'roses ini mematahkan serabut lensa yang tegang dan mengganggu transmisi sinar. 4eori lain mengatakan bah(a suatu en;im mempunyai peran dalam melindungi lensa dari degenerasi. 1umlah en;im akan menurun dengan bertambahnya usia dan tidak ada pada

kebanyakan pasien yang menderita katarak. Katarak biasanya terjadi bilateral, namun mempunyai kecepatan yang berbeda. 6apat disebabkan oleh kejadian trauma maupun sistematis, seperti 6M, namun sebenarnya merupakan konsekuensi dari proses penuaan yang normal. Kebanyakan katarak berkembang secara kronik dan matang ketika orang memasuki dekade ke tujuh. Katarak dapat bersifat kongenital dan harus diidentifikasi a(al karena bila tidak didiagnosa dapat menyebabkan ambliopia dan kehilangan penglihatan permanen. 7aktor yang paling sering yang berperan dalam terjadinya katarak meliputi radiasi sinar ultra/iolet *, obat-obatan, alcohol, merokok, 6M, dan asupan /itamin antioksidan yang kurang dalam jangka (aktu lama.

". Pat#$a%

&. Klasifikasi *erdasarkan garis besar katarak dapat diklasifikasikan dalam golongan berikut
a. Katarak perkembangan ( de/elopmental ) dan degenerati/e. b. Katarak trauma katarak yang terjadi akibat trauma pada lensa mata. c. Katarak komplikata (sekunder)

penyakit infeksi tertentu dan penyakit seperti 6M

dapat mengakibatkan timbulnya kekeruhan pada lensa yang akan menimbulkan katarak komplikata. *erdasarkan usia pasien, katarak dapat di bagi dalam
a. Katarak kongeniatal katarak yang di temukan pada bayi ketika lahir (sudah terlihat

pada usia di ba(ah % tahun)


b. Katarak ju/enil

katarak yang terjadi sesudah usia % tahun dan di ba(ah usia $0

tahun
c. Katarak presenil, yaitu katarak sesudah usia <0-$0 tahun d. Katarak senilis katarak yang terjadi pada usia lebih dari $0 tahun. 1enis katarak ini

merupakan proses degeneratif ( kemunduran ) dan yang paling sering ditemukan. 9dapun tahapan katarak senilis adalah Katarak insipien pada stadium insipien (a(al) kekeruhan lensa mata masih

sangat minimal, bahkan tidak terlihat tanpa menggunakan alat periksa. Kekeruhan lensa berbentuk bercak-bercak kekeruhan yang tidak teratur. 'enderita pada stadium ini seringkali tidak merasakan keluhan atau gangguan pada penglihatanya sehingga cenderung diabaikan. Katarak immataur lensa masih memiliki bagian yang jernih Katarak matur 'ada stadium ini proses kekeruhan lensa terus berlangsung dan bertambah sampai menyeluruh pada bagian lensa sehingga keluhan yang sering

disampaikan oleh penderita katarak pada saat ini adalah kesulitan saat membaca, penglihatan menjadi kabur, dan kesulitan melakukan aktifitas sehari-hari. 2elain keluhan tesebut ada beberapa gejala yang dialami oleh penderita katarak, seperti 'englihatan berkabut atau terlalu silau saat melihat cahaya. =arna terlihat pudar. 2ulit melihat saat malam hari. 'englihatan ganda saat melihat satu benda dengan satu mata. +ejala ini terjadi saat katarak bertambah luas. Katarak hipermatur terdapat bagian permukaan lensa yang sudah

merembes melalui kapsul lensa dan bisa menyebabkan perdangan pada struktur mata yang lainya.

'. Pe(eriksaan Diagnostik 'emeriksaan diagnostik yang dilakukan pada penderita katarak adalah sebagai berikut
a. Kartu mata snellen 0mesin telebinokuler

mungkin terganggu dengan kerusakan

kornea, lensa, akueus0/itreus humor, kesalahan refraksi, penyakit sistem saraf, penglihatan ke retina.
b. )apang 'englihatan penurunan mungkin karena massa tumor, karotis, glukoma. c. 'engukuran 4onografi 4": (%2 > 2? mm-g) d. 'engukuran +onioskopi membedakan sudut terbuka dari sudut tertutup glukoma. e. 4es 'ro/okatif menentukan adanya0 tipe glaukoma f.

:ftalmoskopi mengkaji struktur internal okuler, atrofi lempeng optik, papiledema, perdarahan.

g. 6arah

lengkap,

)@6

menunjukkan

anemi

sistemik

infeksi.

@K+, kolesterol serum, lipid.


h. 4es toleransi glukosa kontrol 6M i. j.

Keratometri. 'emeriksaan lampu slit.

k. 9-scan ultrasound (echography). l.

'enghitungan sel endotel penting untuk fakoemulsifikasi , implantasi.

m. 32+ mata sebagai persiapan untuk pembedahan katarak.

). Penatalaksanaan *edis *ila penglihatan dapat dikoreksi dengan dilator pupil dan refraksi kuat sampai ke titik di mana pasien melakukan akti/itas sehari-hari, maka penanganan biasanya konser/atif. 'embedahan diindikasikan bagi mereka yang memerlukan penglihatan akut untuk bekerja ataupun keamanan. *iasanya diindikasikan bila koreksi tajam penglihatan yang terbaik yang dapat dicapai adalah 200?0 atau lebih buruk lagi bila ketajaman pandang mempengaruhi keamanan atau kualitas hidup, atau bila /isualisasi segmen posterior sangat perlu untuk menge/aluasi perkembangan berbagai penyakit retina atau saraf optikus, seperti diabetes dan glaukoma.

'embedahan katarak terdiri dari pengangkatan lensa dan menggantinya dengan lensa buatan. a. 'engangkatan lensa 9da dua macam teknik pembedahan yang bisa digunakan untuk mengangkat lensa 'embedahan ekstrakapsuler lensa diangkat dengan meninggalkan kapsulnya. 'embedahan intrakapsuler pengangkatan lensa beserta kapsulnya. Aamun,

saat ini pembedahan intrakapsuler sudah jarang dilakukan. b. 'enggantian lensa 'enderita yang telah menjalani pembedahan katrak biasanya akan mendapatkan lensa buatan sebagai pengganti lensa yang teleh diangkat. )ensa buatan ini merupakan lempengan plastik yang disebut lensa intraokuler dan biasanya lensa intraokuler dimasukkan ke dalam kapsul lensa di dalam mata. 3ntuk mencegah infeksi, mengurangi peradangan, dan mempercepat penyembuhan selama beberapa minggu setelah pembedahan di berikan tetes mata atau salep. 3ntuk melindungi mata dari cedera, penderita sebaiknya menggunakan kaca mata atau pelindung mata yang terbuat dari logam sampai luka pembedahan benar-benar sembuh. 9dapaun penatalaksanaan pada saat post operasi antara lain %. 'embatasan diperbolehkan Menonton tele/isiB membaca bila perlu, tapi jangan terlalu lama. Mengerjakan akti/itas biasa tapi dikurangi. 4idak diperbolehkan membungkuk pada (astafel atau bak mandiB condongkan sedikit kepala kebelakang saat mencuci rambut. akti/itas, pasien yang telah melaksanakan pembedahan

10

2. 4idur dengan perisai pelindung mata logam pada malam hariB mengenakan kacamata pada siang hari. <. Ketika tidur, berbaring terlentang atau miring pada posisi mata yang tidak dioperasi, dan tidak diperbolehkan telungkup. $. 9kti/itas dengan duduk. ?. Mengenakan kacamata hitam untuk kenyamanan. !. *erlutut atau jongkok saat mengambil sesuatu dari lantai C. 6ihindari (paling tidak selama % minggu) 4idur pada sisi yang sakit Menggosok mata, menekan kelopak untuk menutup Mengejan saat defekasi Memakai sabun mendekati mata Mengangkat benda yang lebih dari C Kg Mengendarai kendaraan *atuk, bersin, dan muntah Menundukkan kepala sampai ba(ah pinggang, dianjurkan untuk melipat lutut dan punggung tetap lurus untuk mengambil sesuatu dari lantai.

11

+. KONSEP DASAR AS,-AN KEPERA.ATAN

1. Pengka ian 'engkajian yang dapat dilakukan pada klien dengan katarak adalah
a. "dentitas

*erisi nama, usia, jenis kelamin, alamat, dan keterangan lain mengenai identitas pasien. 'ada pasien dengan katarak konginetal biasanya sudah terlihat pada usia di ba(ah % tahun, sedangakan pasien dengan katarak ju/enile terjadi pada usia D $0 tahun, pasien dengan katarak presenil terjadi pada usia sesudah <0-$0 tahun, dan pasien dengan katark senilis terjadi pada usia E $0 tahun.
b. 8i(ayat penyakit sekarang

Merupakan penjelasan dari keluhan utama. Misalnya yang sering terjadi pada pasien dengan katarak adalah penurunan ketajaman penglihatan.
c. 8i(ayat penyakit dahulu

12

9danya ri(ayat penyakit sistemik yang di miliki oleh pasien seperti 6M, hipertensi, pembedahan mata sebelumnya, dan penyakit metabolic lainnya memicu resiko katarak.
d. 9ktifitas istirahat

+ejala yang terjadi pada aktifitas istirahat yakni perubahan aktifitas biasanya atau hobi yang berhubungan dengan gangguan penglihatan.
e. Aeurosensori

+ejala yamg terjadi pada neurosensori adalah gangguan penglihatan kabur 0 tidak jelas, sinar terang menyebabkan silau dengan kehilangan bertahap penglihatan perifer, kesulitan memfokuskan kerja dengan dekat atau merasa di ruang gelap. 'englihatan bera(an 0 kabur, tampak lingkaran cahaya 0 pelangi di sekitar sinar, perubahan kaca mata, pengobatan tidak memperbaiki penglihatan, fotophobia (glukoma akut). +ejala tersebut ditandai dengan mata tampak kecoklatan atau putih susu pada pupil ( katarak), pupil menyempit dan merah atau mata keras dan kornea bera(an (glukoma berat dan peningkatan air mata).
f.

Ayeri 0 kenyamanan +ejalanya yaitu ketidaknyamanan ringan 0 atau mata berair. Ayeri tiba-tiba 0 berat menetap atau tekanan pada atau sekitar mata, dan sakit kepala.

g. 'embelajaran 0 pengajaran

'ada pengkajian klien dengan gangguan mata ( katarak ) kaji ri(ayat keluarga apakah ada ri(ayat diabetes atau gangguan sistem /askuler, kaji ri(ayat stress, alergi, gangguan /asomotor seperti peningkatan tekanan /ena, ketidakseimbangan endokrin dan diabetes, serta ri(ayat terpajan pada radiasi, steroid 0 toksisitas fenotia;in.

13

2. Diagnosa Ke/era$atan 're operasi


a. +angguan persepsi sensori-perseptual penglihatan berhubungan dengan gangguan

penerimaan sensori0status organ indera.


b. Kurang pengetahuan berhubungan tentang prognosis, pengobatan berhubungan

dengan kurang terpajan informasi, keterbatasan kognitif.


c. 9nsietas berhubungan prosedur penatalaksanaan 0 rencana tindakan pembedahan. d. 8esiko cedera berhubungan dengan kerusakan fungsi sensori penglihatan >

kehilangan /itreus, pandangan kabur.

'ost operasi a. Ayeri akut berhubungan dengan trauma insisi. b. +angguan persepsi sensori - perseptual penglihatan berhubungan dengan fungsi mata (-) terpasang bebat. c. Kurang pengetahuan tentang kondisi, prognosis, pengobatan berhubungan dengan kurang terpajan informasi, keterbatasan kognitif. d. 9nsietas berhubungan prosedur penatalaksanaan 0 tindakan pembedahan e. 8esiko tinggi infeksi berhubungan dengan prosedur tindakan in/asif insisi jaringan tubuh. f. 8esiko cedera berhubungan dengan kerusakan fungsi sensori penglihatan > kehilangan /itreus, pandangan kabur, perdarahan intraokuler.

3. Ren0ana ke/era$atan

14

a. D1 1 2 +angguan persepsi sensori-perseptual penglihatan berhubungan dengan gangguan penerimaan sensori0status organ indera. 4ujuan 2etelah diberikan asuhan kepera(atan, diharapkan gangguan persepsi sensori > perseptual penglihatan pasien dapat diatasi Kriteria -asil Mengenal gangguan sensori dan berkompensasi terhadap perubahan. Mengidentifikasi0memperbaiki potensial bahaya dalam lingkungan.

"A4@8F@A2" 69A 892":A9) %. 4entukan ketajaman penglihatan, kemudian catat apakah satu atau dua mata terlibat, obser/asi tanda-tanda disorientasi. 8 3ntuk mengetahui keadaan pasien serta mengidentifikasi lebih lanjut kebutuhan

pasien 2. :rientasikan klien tehadap lingkungan. 8 Meningkatkan keamanan mobilitas dalam lingkungan <. 'endekatan dari sisi yang tak dioperasi, bicara dengan menyentuh. 8 Komunikasi yang disampaikan dapat lebih mudah diterima dengan jelas $. 'erhatikan tentang suram atau penglihatan kabur dan iritasi mata, dimana dapat terjadi bila menggunakan tetes mata. 8 5ahaya kuat menyebabkan rasa tak nyaman setelah penggunaan tetes mata dilator

15

?. "ngatkan klien menggunakan kacamata katarak yang tujuannya memperbesar kurang lebih 2? persen, pelihatan perifer hilang dan buta titik mungkin ada. 8 Membantu penglihatan pasien !. )etakkan barang yang dibutuhkan0posisi bel pemanggil dalam jangkauan0posisi yang tidak dioperasi. 8 'enemuan dan penanganan a(al komplikasi dapat mengurangi resiko kerusakan lebih lanjut.

3. D1 2

8esiko cedera berhubungan dengan kerusakan fungsi sensori penglihatan >

kehilangan /itreus,pandangan kabur, perdarahan intraokuler. 4ujuan 2etelah diberikan asuhan kepera(atan, diharapkan tidak terjadi cedera pada klien. Kriteria hasil Menunjukkan perubahan perilaku, pola hidup untuk menurunkan factor resiko dan untuk melindungi diri dari cedera. Mengubah lingkungan sesuai dengan indikasi untuk meningkatkan keamanan.

"A4@8F@A2" 69A 892":A9) 6iskusikan apa yang terjadi tentang kondisi paska operasi, nyeri, pembatasan aktifitas, penampilan, balutan mata. 8 'enjelasan dengan diskusi bersama akan lebih efektif bagi pasien untuk mengetahui kondisi dirinya *eri klien posisi bersandar, kepala tinggi, atau miring ke sisi yang tak sakit sesuai keinginan. 8 'osisi menentukan tingkat kenyamanan pasien.

16

*atasi aktifitas seperti menggerakan kepala tiba-tiba, menggaruk mata, membongkok. 8 9kti/itas berlebih mampu meningkatkan tekanan intra okuler mata.

9mbulasi dengan bantuan anestesi.

berikan kamar mandi khusus bila sembuh dari

8 Fisus mulai berkurang, resiko cedera semakin tinggi Minta klien membedakan antara ketidaknyamanan dan nyeri tajam tiba-tiba, 2elidiki kegelisahan, disorientasi, gangguan balutan. 8 'engumpulan "nformasi dalam pencegahan komplikasi :bser/asi hifema dengan senter sesuai indikasi. 8 Kondisi mata post operasi mempengaruhi /isus pasien 0. D1 3 2 Kurang pengetahuan tentang kondisi, prognosis, pengobatan berhubungan dengan tidak mengenal sumber informasi, kurang terpajan0mengingat, keterbatasan kognitif. 4ujuan 2etelah diberikan asuhan kepera(atan selama ...G2$ jam diharapakan pengetahuan pasien dapat bertambah mengenai kondisi diri dan prognosa penyakitnya Kriteria -asil Klien dapat melakukan dengan prosedur benar dan menjelaskan alasan tindakan. Klien menunjukkan pemahaman tentang kondisi, proses penyakit dan pengobatan.

17

"A4@8F@A2" 892":A9) 'antau informasi tentang kondisi indi/idu, prognosis, tipe prosedur, lensa. 4ekankan pentingnya e/aluasi pera(atan rutin, beritahu untuk melaporkan penglihatan bera(an. 8 "dentifikasi tanda0gejala memerlukan upaya e/aluasi medis, misal nyeri tiba-tiba. "nformasikan klien untuk menghindari tetes mata yang dijual bebas, diskusikan kemungkinan efek0interaksi antar obat mata dan masalah medis klien terutama pada pencahayaan. 8 5ahaya yang kuat menyebabkan rasa tak nyaman setelah penggunaan tetes mata dilator 9njurkan klien menghindari membaca, berkedip, mengangkat berat, mengejan saat defekasi, membongkok pada panggul, dll. 8 9kti/itas-akti/itas tersebut dapat meningkatkan tekanan intra okuler 9njurkan klien tidur terlentang. 8 4idur terlentang dapat membantu kondisi mata agar lebih nyaman.

d. D1 ! 2 9nsietas berhubungan dengan prosedur penatalaksanaan 0 tindakan pembedahan. 4ujuan

18

2etelah diberikan askep selama ...G2$ jam diharapkan pasien tidak mengalami ansietas

Kriteria e/aluasi 'asien mengungkapkan dan mendiskusikan rasa cemas0takutnya. 'asien tampak rileks tidak tegang dan melaporkan kecemasannya berkurang sampai pada tingkat dapat diatasi. 'asien dapat mengungkapkan keakuratan pengetahuan tentang pembedahan.

"A4@8F@A2" 892":A9) 'antau tingkat kecemasan pasien dan catat adanya tanda- tanda /erbal dan non/erbal. 8 Memberi kesempatan klien untuk mengungkapkan rasa takut secara

terbuka dimana rasa takut dapat ditujukan. *eri kesempatan pasien untuk mengungkapkan isi pikiran dan perasaan takutnya. 8 3ngkapan perasaan akan kecemasan dapat membantu pera(at menggali

informasi mengenai hal > hal yang menjadi faktor penyebab kecemasan pasien dan memudahkan dalam memberikan inter/ensi selanjutnya. :bser/asi tanda /ital dan peningkatan respon fisik pasien. 8 Mengetahui respon fisiologis yang ditimbulkan akibat kecemasan *eri penjelasan pasien tentang prosedur tindakan operasi, harapan dan akibatnya.

19

Meningkatkan pengetahuan pasien dalam rangka mengurangi kecemasan

dan kooperatif. *eri penjelasan dan suport pada pasien pada setiap melakukan prosedur tindakan. 8 Mengurangi perasaan takut dan cemas. )akukan orientasi dan perkenalan pasien terhadap ruangan, petugas, dan peralatan yang akan digunakan. 8 6erajat kecemasan akan dipengaruhi bagaimana informasi tentang

prosedur penatalaksanaan diterima oleh indi/idu.

e. D1 " 2 Ayeri berhubungan dengan trauma insisi 4ujuan 2etelah diberikan asuhan kepera(atan ...G2$ jam diharapkan nyeri pasien dapat berukrang0hilang. Kriteria hasil Klien dapat mengontrol nyerinya 2kala nyeri 0

"A4@8F@A2" 892":A9) Kaji tingkat nyeri pasien dengan menggunakan skala nyeri dan pengukuran 44F 8 2kala nyeri yang tinggi dan disertai peningkatan nadi dapat

menggambarkan tingkat nyeri yang dirasakan oleh pasien.

20

*erikan obat untuk mengontrol nyeri dan 4": sesuai dengan resep. 8 'emakaian sesuai dengan resep akan mengurangi nyeri dan 4":

*erikan kompres dingin sesuai dengan permintaan untuk trauma tumpul. 8 Mengurangi edema akan mengurangi nyeri.

Kurangi tingkat pencahayaan. 8 5ahaya yang kuat menyebabkan rasa tak nyaman setelah penggunaan tetes mata dilator

f. D1 & 2 8esiko tinggi infeksi berhubungan dengan prosedur tindakan in/asif insisi jaringan tubuh. 4ujuan 2etelah diberikan asuhan kepera(atan selama ...G2$ jam diharapkan tidak terjadi infeksi pada daerah insisi post operasi katarak

Kriteria hasil 4idak terjadi penyebaran infeksi selama tindakan prosedur pembedahan ditandai dengan penggunaan teknik antiseptik dan desinfeksi secara tepat dan benar.

"A4@8F@A2" 892":A9) 5iptakan lingkungan ruangan yang bersih dan babas dari kontaminasi dunia luar

21

8 Mencegah dan mengurangi transmisi kuman 1aga area kesterilan luka operasi 8 mencegah kontaminasi pathogen )akukan teknik aseptik dan desinfeksi secara tepat dalam mera(at luka 8 mencegah pertumbuhan dan perkembangan kuman Kolaborasi terapi medik pemberian antibiotika profilaksis 8 9ntibiotik dapat mengurangi kontaminasi dan paparan pasien terhadap

agen infektious.

!. E4al5asi 're operasi a. 6G % gangguan persepsi sensori > perseptual penglihatan pasien dapat diatasi b. 6G 2 4idak terjadi cedera pada klien c. 6G < 'engetahuan pasien bertambah akan kondisi dan prognosa penyakitnya d. 6G $ 'asien tidak merasa cemas lagi 'ost operasi a. 6G % Ayeri pasien berkurang0hilang b. 6G 2 4idak terjadi infeksi pada derah insisi post operasi katarak c. 6G < +angguan persepsi sensori-perseptual penglihatan dapat teratasi d. 6G $ 'asien tidak mengalami cedera

22

23

DA6TAR P,STAKA
%. 5arpenito )ynda 1uall (2000), Diagnosa Keperawatan: Aplikasi Pada Praktek Klinik, 'enerbit *uku Kedokteran @+5, 1akarta 2. 6oenges marilynn (2000), Rencana Asuhan Keperawatan: Pedoman Untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien, 'enerbit *uku Kedokteran @+5, 1akarta. <. +uyton and -all (%..C), Buku Ajar: Fisiologi Kedokteran, 'enerbit *uku Kedokteran @+5, 1akarta. $. 2alim 2 9nissa (200?), Asuhan Keperawatan pada Pasien Katarak,

(((.google.com, di unduh tanggal %C Maret 20%%

24

You might also like