Professional Documents
Culture Documents
Appendicitis Destruktiva 1) Appendicitis phlegmonosa : tampak oedem, namun sedikit pus 2) Appendicitis gangrenosa : tampak ulkus yang berdarah dan kehijauan pada mukosa, serta nekrosis gangrenosa pada seluruh dinding yang meluas ke serosa, selanjutnya dapat terjadi ruptur dan peritonitis supurativa. 3) Appendicitis empyematosa : keluarnya pus dari lumen appendix : pada mukosa dan submukosa : mukosa dan submukosa, seluruh dinding, seluruh
2. Gejala klinik appendicitis: Nyeri epigastrium yang kemudian pindah ke RLQ, sehingga sering salah diagnosa dengan gastritis Mual dan muntah Diare, obstipasi Febris Sakit di daerah lumbal ketika berjalan
3. Sign appendicitis yang terpenting: Nyeri tekan di RLQ (Mc. Burney) Nyeri lepas kontralateral Blumberg sign : menekan abdomen kiri lalu lepaskan, nyeri disebelah kanan. Sitkowski sign : Nyeri tekan perut kanan bawah pada posisi miring ke kiri supaya appendix bebas tidak terhalang oleh ileum dan turun ke bawah (kiri pasien). Rovsing sign : Nyeri dilatasi, nyeri di RLQ bila dilakukan palpasi secara berurutan dari colon descendens ke caecum.
4. Komplikasi appendicitis yang sering terjadi di RSI! Perforasi : a. Terbuka Peritonitis diffusa b. Tertutup oleh omentum / usus halus / caecum pada letak retrocaecal
5. Pemeriksaan penunjang appendicitis di RSI apa saja? Lab : Hb, Ht, leukosit, trombosit, waktu perdarahan, waktu pembekuan, GDS, ureum EKG ( usia di atas 40 tahun ) Foto thorax Urine eritrosit Leukosit UTI untuk DD/ batu
6. Kelainan PA pada appendicitis ditemukan apa saja? Carcinoid Mucinous cyst adenocarcinoma Lymphosarcoma
7. Bagaimana sayatan kulit pada dinding appendectomy? horizontal Oblique Agak vertical
8. Bagaimana cara pengangkatan dan pemotongan appendectomy? Antegrad: appendix dilepaskan terlebih dahulu dari mesenteriolumnya, baru dipotong
9. Follow up post appendectomy: a. Flatus (+)/(-) b. BAK (+)/(-) c. Pemeriksaan fisik: bising usus (+)/(-), d. demam (+)/(-)