You are on page 1of 6

ARSITEKTUR DAN SOLIDARTAS LINGKUNGAN

PEMBANGUNAN DAN LINGKUNGAN HIDUP Dalam kegiatan pembangunan campurtangan manusia diperkuat pula dengan kemampuannya untuk mengembangkan ilmu dan teknologi. Sehingga pada suatu taraf perkembangan sejarah budayanya, manusia pernah menganggap dirinya mampu menguasai alam lingkungan hidupnya. Sungguhpun demikian realitas muktahir menunjukkan bahwa

perkembangan sejarah manusia ini telah membuat lingkunagn hidup dihantui oleh: Tekanan penduduk yang semakin berat; Kemiskinan yang tak kunjung terhapuskan; Pencemaran lingkungan yang semaki gawat Suasana politik dunia yang selalu panas.

ORIENTASI INTELEKTUAL Sifat pembangunan yang menyeluruh mancakup kehidupan manusia. Jangkauan pandang ahrus berbagai segi mampu melihat

permasalahn pembangunan dalam jangka panjang, meyeluruh dan dalam kaitan interpendensi satu dengan yang lain mengharuskan tumbuhnya orientasi intelektual yang lebih maju daripada apa yang selama ini menopang pandangan pembangunan di dunia. Orientasi intelektual labih maju perlu dikembangkan untuk menghindari kekeliruan yang dibuat dalam pembangunan di dunia selama ini dengan hasil peningkatan kemajuan lahiriah yang diiringi ketimpangan pembagian pendapatan dan kerusakan lingkungan. SOLIDARITAS SOSIAL Dalam rangka membuat desain bangunan seorang arsitek harus memberikan kesarasian terhadap lingkungan sekitar. Jika hal iru bertentang dengan yang diinginkan klien, di sinilah dibutuhkan kemampuan persuasif arsitek untukmembujuk klien agar menerima desain tersebut. Akan tetapi di dalam desainnya memperhatikanpula kepentinga dari keluarga yang

bersangkutan, yang sebagai manusia yang mandiri, perlu pula privasi.

KONSEP DAN PENGEMBANGAN ARSITEKTUR INDOESIA


BEBERAPA KESIMPULAN MENGENAI ARSITEKTUR INDONESIA Kesimpulanini berentuk beberapa rekomendasi, diantaranya ada yang memuat konsepsi arsitektur Indonesia. 1. Sejak lama dunia nerkembang secara tidak seimbang. Sebagai akibat hal ini telah tumbuh kekuatan-kekuatan dan kekuasaan yang mengganas dengan segala kedahsyatannya terutama di negara-negara yang sedang berkmbang. Agar kita ridak menjadi korban dengan menjadi tong sampah dari negara-negara industri, perlu sistem-sistem produksi, arsitek dan masyarakat berfungsi sebagai pembendung, penyaring atau penyalur demi tumbuhnya arsitektur Indonesia yang sehat. 2. Mempelajari bentuk-bentuk tradisi agar dapat menerapkan kosep-konsep ruangnya dalam lingkungan-lingkungan baru, dan agar lingkunganlingkungan baru tesebut dapat beerfungsi dalam kondisi alami dan dalam rangka sumber-sumber yang tersedia dannilai-nilai budaya yang berlaku. 3. Mengingat saat ini belum nampak pola yang seragam akibat modifikasi pola-pola hidup akibat proses modernisasi tidak berlangsung merata dan seimbang perlu dipelajari pola-pola tersebut, terutama yang menyangkut privasi dan sifat suka ngobrol dan perlu diterapkan cara merangcang yang menggunakan bahasa pola. 4. Mengingat keadaan negara kita yang belum homogen, bahkan akan tetap beragam perlu diterapkan konsep format. Hal ini berarti bahwa kratifitaas perlu ditampung dalam batas-batas tertentu tergentung keadaan setempat demi kecocokan dan kewajaran setempat. 5. Mengusahakan agar tumbuh pandang-pandangan hidup dan penghargaan nilai-nilai budaya yang didukung oleh segala segi kehidupan, demi terwujudnya kebudayyan Indonesia baru yang menyeluruh dan utuh, yang dapat dicerminkan oleh arsitekturnya.

GEJALA-GEJALA TRANSISIONAL: FAKTOR PENENTU DALAM MENUJU ARSITEKTUR INDONESIA


1. INDONSIA DALAM MASA TRANSISI Sekarang ini Indonesia rupa-rupanya sedang mengalami puncak masa transisinya. Gejala-gejala transisi ini ternyata dapat ditemukan dalam segal kondisi dan situasi. Gejala-gejal transisional dalam arsitektur seperti yang dapat dilihat sekarang-sekarang ini, jika tidak dapat terkendalikan, nantinya dikhawatirkan akan menjadi bumerang bagi arsitektur indonesia maasa yang akan datang. 2. ARSITEKTUR OKABE (OKB) DAN ARSITEKTUR OTABE (OTB) Ke-okabean dan ke-otabean adalah ciri-ciri yang khas dari segala ketransisian. Ciri-ciri (sistem nilai) yang dapat dideteksi antara lain: 1) Segala-galanya berorientasi pada keberadaan dan kenyataan yang ada (pragmatic), 2) Segala-galanya serba menarik perhatian (shouting), dan berkelebihan(over acting) dan serba emosional, 3) Segala-galanya diorientasikan kepada hal-hal jangka pendek (short-term), 4) Segala-galanya berintian ketidakserasian dengan lingkungan (chaotic), 5) Segala-galanya oriented) *)Okabe = Orang kaya baru
Otabe = Orang tahu baru

berorientasikan

pada

kekuasaan

(power-

MENUJU ARSITEKTUR INDONESIA


REGIONALISME ARSITEKTUR TRADISIONAL Tuntutan akan makna dari arisitektur kini semakin meningkat. Ini merupakan tantangan bagi kita, merangsang kita untuk menggali sumbersumber yang selama in masih banyak yang terpendam. Salah satu sumber Yang tak akan pernah kering adalah arsitektur tradisional yang masih kita miliki. Kalau sukuisme di negara kita berkonotasi negatif sebagai salah satu komponen SARA maka regionalisme arsitektur tradisional merupakan salah satu jalan ke luar dari kemelut yang telah menimpa arisitektur modern gaya internasional yang telah dinyatakan meninggal beberapa tahun yang silam. Napas dan jiwa arsitektur tradisional perlu ditangkap dan

dijawentahkan kembali ke dalam wadah yang baru. Tetapi kita harus haitihati dan waspada. Kepercayaan dan bahasa banyak kaitannya dengan tata ruang bangunan. Pluraisme dari suku, region, dan cerminannya dalam bentuk fisik lingkungan kiranya perlu masuk cakupan koservasi, agar dapat diselamatkan, ditelusuri dan ditingkatkan. Konsep

universalisme dari arsitektur modern harus ditinggalkan agar khasanah arsitektur Indonesia yang serba ragam dapat lestari. ENDAPAN MASA LAMPAU Arsitektur tradisional sebagai salah satu bentuk warisan budaya yang tak ternilai adalah merupakan pengendapan fenomena dari waktu- ke waktu yang berlangsung secara runtut dan evolusioner..kadang-kadang amsyarakat menerima berbagai pengaruh dan tekanan dari luar. Dalam hal seperti inilah arsitek harus berperan aktif. Penghayatan atas pengendapan fenomena masa lampau merupakan kunci yang akan membuka pintu ke luar menuju arsitektur indonesia. Hanya saja penelitian tentang arsitektur tradisional masih seperti embrio sedang dipihak lain perkembangan dan perubahan berlangsung sangat cepat. Erplombaan dau cepat antara cosrvation vs development atau tradisi vs modernisasi berjalan berat sebelah.

Masalah tersebut dipergawat lagi dengan berbagai masalah lain: Belum membudayanya tradisi apresiasi dan kritik arsitektur (baik tehadap karya lama maupun baru) Penerbitan berkala arsitektur yang profesional (sebagai wahana dialog para arsitek) ataupun yang populer (osikalator antara arsitek dengan masyarakat) masih belm terbina dengan baik. Untuk bisa betul-betul menuju arsitektur Indonesia, segenap pihak harus menggali kapak peperangan memerangi masalah-masalah tersebut.dan ini merupakan perang yang akan makan waktu, tenaga, pikiran dan uang.

TUGAS RESUME PERKEMBANGAN ARSITEKTUR

DISUSUN OLEH: NAMA NIM KELAS : MASTER SITORUS : D51112273 : ARSITEKTUR B

JURUSAN ARSITEKTUR UNIVERSITASS HASANUDDIN 2013

You might also like