You are on page 1of 4

Sidhaharta Gautama Buddha BUDDHA (563 SM 483 SM ) Siddharta dilahirkan pada tahun 623 SM di Taman Lumbini, saat Ratu

u Maha Maya berdiri memegang dahan pohon sal. Pada saat ia lahir, dua arus kecil jatuh dari langit, yang satu dingin sedangkan yang lainnya hangat. Arus tersebut membasuh tubuh Siddhartha. Siddhartha lahir dalam keadaan bersih tanpa noda, berdiri tegak dan langsung dapat melangkah ke arah utara, dan tempat yang dipijakinya ditumbuhi bunga teratai. Ayah dari Pangeran Siddhartha adalah Sri Baginda Raja Suddhodana dari Suku Sakya dan ibunya adalah Sri Ratu Mah My Dewi. Ibunda Ratu meninggal dunia tujuh hari setelah melahirkan Sang Pangeran. Setelah meninggal, beliau terlahir di alam Tusita, yaitu alam surga luhur. Sejak itu maka yang merawat Pangeran Siddharta adalah Mah Pajpati, bibinya yang juga menjadi isteri Raja Suddhodana. Kegemilangan dlm. Zaman Asoka jadi agama rasmi Dinasti Maurya. Buddha: guna bahasa Pali, Kitab Tripitaka kitab suci mengandungi Sutta Pitaka, Vinaya Pitaka, dan Abhidhamma Pitaka.

Empat kebenaran yang mulia a. Kehidupan penuh dengan kepahitan b. Kepahitan dan kesengsaraan disebabkan oleh tuntutan nafsu c. Untuk mengatasi kepahitan hidup mesti mengatasi nafsu d. Cara menamatkan kesengsaraan dan mengatasi nafsu ialah dengan cara Jalan Lapan Lapis 4. Jalan lapan lapis a. Kepercayaan dan pengetahuan yang baik a. Bebas daripada kepercayaam karut b. Memahami diri sendiri dan Empat Kebenaran yang Mulia. c. Membangunkan wawasan kehidupan yang jelas ( ditthi). b. Keinginan yang baik a. Perlu megambil keputusan yang tegas untuk mencapai jalan kehidupan yang berjaya. c. Pengucapan yang baik a. Tidak boleh melakukan gosip. menipu atau mengenakan seseorang.

d. Kelakuan yang baik a. Bertindak secara aman, jujur dan sejati dan tidak membunuh, mencuri, dan keterlaluan dalam tuntutan arak dan pelakuan sex. e. Makna kehidupan yang baik a. Perlu mendapatkan kehidupan dengan tidak memusnahkan kehidupan lain. f. Usaha yang baik a. Perlu mengawal diri sendiri dan berdisiplin. b. Mengekang kepercayaan syaitan dan menjaga kebaikan g. Pemikiran yang baik a. Perlu berhati-hati dengan kata-kata dan pelakuan orang lain. h. Pertapaan yang baik a. Perlu menumpukan pada satu perkara untuk mendapatkan kesedaran yang mendalam dan istimewa.

Kitab suci agama Buddha Kitab suci agama Buddha ialah 'Tipitaka'. Kitab 'Tipitaka' yang lengkap hanyalah yang berbahasa Pali iaitu bahasa yang dipergunakan oleh Gautama Buddha dan oleh rakyat jelata suku Magadha. Kitab suci agama Buddha yang paling tua, diketahui hingga sekarang tertulis dalam bahasa Pali, yang terbahagi dalam tiga kelompok besar yang disebut sebagai 'Pitaka' atau 'bakul' iaitu Vinaya Pitaka, Sutta Pitaka dan Abhidhamma Pitaka.

Menurut tradisi Buddha, Siddharta Gautama dilahirkan daripada puak Sakya pada awal masa Magadha (546324 SM), di sebuah kota, selatan pergunungan Himalaya yang bernama Lumbini. Sekarang kota ini terletak di Nepal sebelah selatan. Beliau juga dikenali dengan nama Sakyamuni (harfiah: "orang bijak daripada kaum Sakya").

Setelah kehidupan awalnya yang penuh kemewahan di bawah perlindungan ayahnya, Raja Kapilavastu (kemudian hari digabungkan dengan kerajaan Magadha), Siddharta melihat kenyataan kehidupan sehari-hari dan menyimpul bahawa kehidupan nyata, pada hakikatnya adalah kesengsaraan yang tak dapat dihindari. Siddharta kemudian meninggalkan kehidupan mewahnya yang tak berertinya lalu menjadi seorang zahid. Kemudian ia berpendapat bahawa bertapa juga tak ada ertinya, lalu mencari jalan tengah antara kehidupan berfoya-foya yang terlalu memuaskan hawa nafsu dan kehidupan zahid yang terlalu menyeksa diri.

Di bawah sebuah pokok ara, sekarang dikenali sebagai pokok Bodhi, ia berikrar tidak akan meninggalkan tempat duduknya sehingga ia menemukan Kebenaran. Pada usia 35 tahun, ia mencapai Makrifat. Pada saat itu, ia dikenali sebagai Gautama Buddha, atau hanya "Si Buddha" saja, sebuah perkataan Sanskerta yang bererti "ia yang sedar" (dari kata budh+ta).

Untuk 45 tahun selanjutnya, ia menelusuri Dataran Ganga di tengah India (daerah mengalirnya Sungai Ganga dan anak-anak sungainya), sembari menyebarkan ajarannya kepada sejumlah orang yang berbeza-beza.

Keengganan Buddha untuk mengangkat seorang pewaris atau merasmikan ajarannya mengakibatkan munculnya banyak aliran dalam tempoh 400 tahun selanjutnya: mula-mulanya aliran-aliran mazhab Buddha Nikaya yang sekarang hanya masih tersisa Theravada, dan kemudian terbentuknya mazhab Mahayana, sebuah gerakan seluruh Buddhisme yang didasarkan pada penerimaan kitab-kitab baru. Pemutaran Roda Dharma Ajaran Buddha pertama kali diterima oleh lima orang bhiksu: Kondanna, Bhaddiya, Mahanama, Assaji, dan Vappa. Hari pemutaran roda Dharma yang pertama tersebut diperingati oleh umat Buddha sebagai hari suci Asadha. Setelah saat itu, makin lama makin banyak orang yang menjadi pengikut Beliau. Inti ajarannya terangkum dalam tiga baris syair yang diajarkanNya: Jangan berbuat kejahatan, perbanyak perbuatan baik. Sucikan hati dan pikiran, inilah ajaran para Buddha.Ajaran Siddharta Gautama atau Sang Buddha terkenal sebagai ajaran agama Buddha. Ajaran ini pula yang menjadi ajaran terpenting agama Buddha di seluruh dunia. Sang Buddha Parinirwana dalam usia delapan puluh tahun, pada bulan Waisaka purnamasidhi. Pada masa sekarang, hari kelahiran Beliau, hari Beliau mendapat pencerahan, dan hari Beliau Parinirvana, diperingati sebagai hari suci Waisak.

Penutup Dalam tradisi Hindu, Buddha tidak memiliki posisi istimewa dalam Veda. Menurut kepercayaan umat Hindu, pada masa Kali Yuga, orang-orang mulai melupakan ajaran agama dan tindakan mereka melenceng atau tidak sesuai dengan Veda. Maka dari itu, Buddha muncul untuk menyempurnakan kembali tindakan yang melenceng dari Veda dan menolak untuk menerapkan pengorbanan hewan.

Beberapa tokoh Hindu menganggap Buddha merupakan seorang

tokoh yang

memperbarui ajaran Veda. Dalam beberapa filsafat Hinduisme, Rama dan Krishna yang merupakan Awatara juga dipuja sebagai Dewa, namun Sang Buddha yang juga merupakan Awatara tidak dipuja dalam Hindu selayaknya Awatara yang lain. Pokok ajaran Buddha dapat diringkas di dalam apa yang menurut istilah penganutnya "Empat kebajikan kebenaran:" pertama, kehidupan manusia itu pada dasarnya tidak bahagia; kedua, sebab-musabab ketidakbahagiaan ini adalah memikirkan kepentingan diri sendiri serta terbelenggu oleh nafsu; ketiga, pemikiran kepentingan diri sendiri dan nafsu dapat ditekan habis bilamana segala nafsu dan hasrat dapat ditiadakan, dalam ajaran Buddha disebut nirvana; keempat, menimbang benar, berpikir benar, berbicara benar, berbuat benar, cari nafkah benar, berusaha benar, mengingat benar, meditasi benar. http://dhamma-bm.tripod.com/ http://dhamma-bm.tripod.com/main.htm

You might also like