Professional Documents
Culture Documents
1. Pembahasan dan Pengesahan UUD 2. Pengangkatan Presiden dan Wakil 3. Pembentukan Komite Nasional
PENGESAHAN UUD
Sebelum rapat, Sukarno-Hatta meminta Ki Bagus Hadikusumo, K.H. Wachid Hasjim, Mr. Kasman Singodimejo dan Teuku Moh. Hassan membahas kembali Piagam Jakarta. SEBAB : pemeluk agama lain merasa keberatan terhadap kalimat Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan Syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya. Rapat sepakat untuk merubah menjadi Ketuhanan Yang Maha Esa.
12 KEMENTERIAN
AHMAD SUBARDJO mengusulkan dibentuknya 13 kementerian. Setelah diakukan pembahasan, sidang memutuskan adanya 12 kementerian dan satu menteri negara, yaitu : 1. Departemen Dalam Negeri; 2. Departemen Luar Negeri; 3. Departemen Kehakiman; 4. Departemen Keuangan; 5. Departemen Kemakmuran; 6. Departemen Kesehatan; 7. Departemen Pengajaran, Pendidikan dan Kebudayaan; 8. Departemen Sosial; 9. Departemen Pertahanan; 10. Departmen Perhubungan; 11. Departemen Pekerjaan Umum.
PEMBENTUKAN PNI
Pada mulanya pembentukan partai nasional Indonesia ini bertujuan untuk menjadikannya sebagai partai tunggal di Indonesia yang baru merdeka. Adapun susunan pengurus Partai Nasional Indonesia diantaranya sebagai berikut : Pemimpin Utama Pemimpin Kedua Dewan Pemimpin : : : Ir. Sukarno Drs. Moh. Hatta Mr. Gatot T Mr. Iwa K. Mr. A.A. Maramis Sayuti Melik Mr. Sujono
PEMBENTUKAN BKR
Pada tanggal 23 Agustus 1945, Presiden Sukarno dalam pidato di radio menyatakan pembentukan tiga badan baru, yaitu : Komite Nasional Indonesia(KNI) Partai Nasional Indonesia(PNI) Badan Keamanan Rakyat(BKR) BKR hanya bertugas sebagai penjaga keamanan umum di daerah-daerah di bawah koordinasi KNI daerah.
Pada umumnya golongan muda menyambut kecewa pidato presiden tersebut. Sebab mereka menghendaki agar segera dibentuk Tentara Nasional. Tetapi sebagian yang lain, utamanya bekas tentara PETA, KNIL dan Heiho menanggapinya dengan segera membentuk BKR di daerahnya sebagai wadah perjuangan.
Di Jakarta bekas tentara PETA membentuk BKR Pusat agar BKR-BKR daerah dapat dikoordinasikan. KASMAN SINGODIMEDJO, bekas daidanco Jakarta, terpilih sebagai pimpinan BKR Pusat. Setelah Kasman diangkat sebagai Ketua KNIP, ketua BKR digantikan oleh Kaprawi, bekas daidanco Sukabumi.
1. 2. 3. 4.
Ketua Mahkamah Agung Jaksa Agung Sekretaris Negara Juru Bicara Negara
: : : :
Dr. Mr. Kusumaatmadja Mr. Gatot Tarunamihardja Mr. A.G. Pringgodigdo Sukardjo Wirjopranoto
Dalam kondisi politik yang belum stabil, usul BP-KNIP tersebut diterima oleh pemerintah. Maka pemerintah mengeluarkan Maklumat Pemerintah No. X tanggal 16 Oktober 1945. yang ditandatangani oleh Wakil Presiden Moh. Hatta dalam Kongres KNIP pada tanggal 16 Oktober 1945. Isi maklumat tersebut, yaitu : 1. KNIP sebelum terbentuknya MPR dan DPR diserahi kekuasaan legislatif dan ikut menetapkan Garis-garis Besar Haluan Negara. 2. Pekerjaan KNIP sehari-hari berhubung gentingnya keadaan, dijalankan oleh suatu Badan Pekerja yang dipilih diantara mereka dan yang bertanggungjawab kepada Komite Nasional Pusat.
Tanggal 30 Oktober 1945 BP-KNIP mengusulkan agar diberi kesempatan untuk mendirikan partai-partai politik. Hal itu juga sebagai persiapan bagi Pemilu DPR yang direncanakan pada Januari 1946. Pemerintah menyetujui usulan tersebut, dengan batasan bahwa : Partai-partai politik itu hendaknya memperkuat perjuangan Indonesia mempertahankan kemerdekaan dan menjamin keamanan masyarakat.
Persetujuan pemerintah itu diwujudkan dengan dikeluarkannya Maklumat Pemerintah tanggal 3 November 1945 yang juga ditandatangani oleh Wakil Presiden yang isinya antara lain :
Pemerintah menyukai timbulnya partai-partai politik, karena dengan adanya partai-partai itulah dapat dipimpin ke jalan yang teratur segala aliran paham yang ada dalam masyarakat.
Maka pada bulan November dan Desember 1945 para pemimpin rakyat sibuk membentuk partai-partai politik, seolah-olah negara sedang dalam keadaan aman. Padahal di beberapa tempat, terutama di Surabaya pertempuran antara BKR dengan pasukan sekutu sedang bergelora. Beberapa partai politik yang muncul setelah dikeluarkannya Maklumat 3 November 1945 adalah sebagai berikut :
KABINET-KABINET
1. Kabinet Presidentil Pertama, taggal 2 September 1945 - 14 November 1945 2. Kabinet Syahrir I, 14 November 1945 - 12 Maret 1946 3. Kabinet Syahrir II, 12 Maret 1946 - 20 Oktober 1946 4. Kabinet Syahrir III, 20 Oktober 1946 - 27 Juni 1947 5. Kabinet Amir Syarifuddin I, 3 Juli 1947 - 11 November 1947
6. Kabinet Amir Syarifuddin II, 11 November 1947 - 29 Januari 1948 7. Kabinet Hatta I (Presidentil), 29 Januari 1948 - 4 Agustus 1948 8. Kabinet Darurat (PDRI), 19 Desember 1948 - 13 Juli 1949 9. Kabinet Hatta II (Presidentil), 4 Agustus - 20 Agustus 1949
Selanjutnya ???