You are on page 1of 7

Universitas Indonesia Fakultas Hukum Program Pasca Sarjana Ujian Akhir Semester Pengantar Ilmu Hukum Sabtu, 30 November

0!3

Nama Peminatan NP&

" Prill# $ Nathal#a " Hukum %ransnasional " !30'3(!)0)

!* A+akah ilmu hukum menurut disi+lin analitis, -elaskan. Disiplin analitis merupakan suatu sistem ajaran yang titik beratnya menganalisis, memahami serta menjelaskan gejala-gejala yang dihadapi. Contohnya antara lain adalah sosiologi, psikologi, ekonomi. * A+akah #ang dimaksud dengan" a* /elik dalam arti luas dalam +en#im+angan kaedah, -elaskan. Delik adalah penyimpangan dari patokan atau pedoman yang tidak mempunyai dasar sah. Berbeda dengan apa yang disebut peristiwa pidana (delik dalam arti sempit), akan tetapi juga peristiwa perdata seperti perbuatan melanggar hukum (onrechtmatige daad), sebagaimana antara lain, disimpulkan dari pasal 13 ! B.". b* Punishment, Dalam bidang hukum pidana, hukuman itu disebut punishment yang merupakan siksaan, yakni#

$iksaan riil atau material, misalnya, hukuman mati, hukuman denda, penyitaan barang, dan seterusnya.

$iksaan idiil atau moral, misalnya, pengumuman keputusan hakim, pen%abutan hak, wajib mengadakan selamatan dalam hukum adat, dan lain sebagainya.

* Seorang e0ecutor #ang melakukan +erintah jabatan se+erti diatur dalam +asal )0 1UHP, a+akah +erbuatann#a termasuk +en#im+angan kaedah hukum, -elaskan. &si '()* pasal !+# Barang siapa, melakukan perbuatan untuk menjalankan peraturan perundang-undangan, tidak boleh dihukum. Dan dalam pasal !1 ayat 1 '()*# (1) Barang siapa melakukan perbuatan untuk melaksanakan perintah jabatan yang diberikan oleh penguasa yang berwenang, tidak dipidana. ,aksudnya, jika sesuatu telah diperintahkan dalam suatu (ndang-undang, maka tidak mungkin e-e%utor tersebut dian%am hukuman dengan undang-undang yang lain. *erbuatan e-e%utor tersebut se%ara undang-undang lain mungkin terlihat menyimpang, tetapi jika dilihat dari (ndang-undang khusus yang mengatur tentang tugas e-e%utor, perbuatannya tidak menyimpang dari kaidah hukum. Demikian berlakulah asas berlakunya hukum, hukum yang khusus mengesampingkan hukum yang umum. 3* A+akah benar hukum sederajat itu selalu timbal balik, -elaskan. )ubungan sederat tidak selalu timbal balik meskipun para pihak sama dan memiliki hak dan kewajiban yang sama. Contohnya hubungan sewa-menyewa dan pinjam-meminjam. (* A+a #ang dimaksud dengan $ule o2 3a4 dan 3egal Norm, -elaskan. Rule of law # Rule Of Law sebagai suatu institusi sosial yang memiliki struktur sosial sendiri dan memperakar budaya sendiri ($atjipto .aharjo / 0++3) *rinsip-prinsip se%ara 1ormal (in the formal sense) .ule 21 3aw tertera dalam ((D 145! dan pasal-pasal ((D negara .& tahun 145!. &nti dari Rule Of Law adalah jaminan adanya

keadilan bagi masyarakatnya, khususnya keadilan sosial.*rinsip-prinsip .ule o1 3aw $e%ara 6ormal (((D 145!) a) 7egara &ndonesia adalah negara hukum (pasal 1# 3) b) $egala warga negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu tanpa ke%uali (pasal 08#1) %) $etiap orang berhak atas pengakuan, jaminan, perlindungan dan kepastian hukum yang adil serta perlakuan sama di hadapan hukum (pasal 09 D#1) d) $etiap orang berhak untuk bekerja serta mendapat imbalan dan perlakuan yang adil dan layak dalam hubungan kerja ( pasal 09 D# 0) Legal norm# 7orma hukum umumnya mengikat aturan perilaku yang dikeluarkan oleh otoritas negara, dimaksudkan untuk pengaturan hubungan sosial, menentukan hak dan kewajiban subyek hubungan hukum. )* A+a #ang dimaksud dengan" a* Faktor52aktor materiil dari sumber hukum, $umber hukum materiil adalah 1aktor-1aktor yang turut serta menentukan isi hukum. ,empelajari sumber-sumber hukum sangat kompleks masalahnya, oleh karena itu demi keberhasilan dalam mempelajari sumber-sumber hukum harus ditinjau dari beberapa sudut %abang ilmu hukum maupun disiplin ilmu lainnya, misalnya sosiologi hukum, sejarah, agama, psikologi dan ilmu pemerintahan. 6aktor-1aktor yang turut serta menentukan isi hukum adalah# a) 6aktor idiil 6aktor idil adalah patokan-patokan yang tetap mengenai keadilan yang harus ditaati oleh para pembentuk undang-undang ataupun para pembentuk hukum yang lain dalam melaksanakan tugasnya. b) 6aktor kemasyarakatan.

6aktor kemasyarakatan adalah hal-hal yang benar-benar hidup dalam masyarakat dan tunduk pada aturan-aturan yang berlaku sebagai petunjuk hidup masyarakat yang bersangkutan. b* -elaskan sumber hukum 2ormil tertulis. )ukum 1ormil tertulis adalah hukum yang dituliskan atau di%antumkan dalam perundang-undangan. Contoh # hukum pidana dituliskan pada '()*idana, hukum perdata di%antumkan pada '()*erdata, (ndang-undang Dasar, (ndangundang:*erpu, *eraturan *emerintah, *eraturan *residen, *eraturan 'epala Daerah, *eraturan ;ubernur, *eraturan Bupati:"alikota. '* 1a+ankah sebuah +utusan hakim da+at dikategorikan sebagai 6uris+rudensi, -elaskan. ,eskipun pada dasarnya hakim tidak terikat oleh yurisprudensi, tetapi bila ia menghadapi kasus demikian hakim akan menggunakan yurisprudensi sebagai dasar pertimbangan keputusannya, bahkan tidak mustahil jika hakim itu akan mengikuti keputusan hakim terdahulu manakala keputusan itu dianggap sudah tepat dan adil, sedang kasus yang diperiksanya sama atau hampir sama. "ajar oleh karena pengadilan yang lebih tinggi dapat membatalkan keputusan pengadilan di bawahnya, karena itu hakim dari pengadilan yang rendah tadi akan menghormati keputusan-keputusan pengadilan di atasnya. *ersesuaian pendapat dari para hakim *engadilan 7egeri, *engadilan <inggi dan ,ahkamah =gung merupakan pendorong untuk ter%iptanya kesatuan hukum. *erbedaannya dengan hukum yang dibentuk oleh 3embaga 3egislati1 (undang-undang) ialah bahwa undang-undang berlakunya umum dan tidak terbatas pada masalah tertentu yang sudah konkrit. Dengan kata lain hakim menghasilkan hukum yang berlakunya terbatas dalam kasus dari pihak-pihak tertentu. =da dua ma%am yurisprudensi yaitu #

a) >urisprudensi tetap, ialah keputusan hakim yang terjadi. karena rangkaian keputusan sempa dan dijadikan dasar atau patokan untuk memutuskan suatu perkara (standard arresten). b) >urisprudensi tidak tetap, ialah keputusan hakim terdahulu yang bukan standard arresten. >urisprudensi dikatakan sebagai sumber hukum 1ormal karena ia menjadi standar bagi hakim untuk memutuskan perkara yang diperiksanya. 7* A+a #ang dimaksud dengan Inter+retasi Hukum dan 1onstruksi Hukum dalam Penemuan Hukum, -elaskan. &nterpretasi hukum, yaitu pena1siran perkataan dalam undang-undang tetapi tetap berpegang pada kata- kata:bunyi peraturan. ,etode interpretasi atau pena1siran hukum digunakan karena apabila suatu peristiwa konkret tidak se%ara jelas dan tegas dianut dalam suatu peraturan perundang-undangan. ?enis-jenis metode penemuan hukum melalui interprestasi hukum adalah sebagai berikut # a) &nterpretasi $ubsumpti1 yaitu hakim menerapkan teks atau kata-kata suatu ketentuan undang-undang terhadap kasusl in-konkreto (1akta kasus) tanpa silogisme dari ketentuan tersebut. Di sini hakim hanya menerapkan ketentuan pasal undang-undang yang Dilanggar. b) &nterpretasi ;ramatikal, yaitu mena1sirkan kata-kata yang ada dalam undangundang sesuai dengan kaidah tata bahasa. <eks atau kata-kata dari suatu peraturan perundang-undangan di%ari maknanya yang oleh pembentuk digunakan sebagai simbol terhadap suatu peristiwa. %) &nterpretasi @kstensi1, yaitu pena1siran yang lebih luas daripada pena1siran gramatikal, karena memperluas makna dari ketentuan khusus menjadi ketentuan umum sesuai dengan kaidah tata bahasanya. Disini hakim mena1sirkan kaidah tata bahasa karena maksud dan tujuannya kurang jelas atau terlalu abstrak agar menjadi jelas dan konkret, perlu diperluas maknanya.

d) &nterpretasi $istematis, yaitu mena1sirkan undang-undang sebagai bagian keseluruhan sistem peraturan perundang-undangan. ,isalnya, suatu

dari

peristiwa

hukum yang tidak ada ketentuannya dalam undang-undang, maka hakim baru men%ari ketentuan lain yang sesuai atau mirip dengan peristiwa konkret yang ditanganinya. e) &nterpretasi $osiologis atau <eologis, yaitu mena1sirkan makna atau ubstansi undang-undang untuk diselaraskan dengan kebutuhan atau 'epentingan warga masyarakat. $ubstansi yang ditekankan pada ,etode ini terletak pada tujuan kemasyarakatan, sehingga suatu peraturan perundang-undangan yang sudah tidak sesuai lagi dengan dinamika masyarakat dapat diabaikan oleh )akim, atau ketentuan itu membahayakan kehidupan masyarakat se%ara luas. &nterpretasi )istoris, dibagi atas dua jenis # *ena1siran menurut sejarah undang-undang, men%ari rnaksud dari pembuat undang-undang men%ari maksud dari mena1sirkan suatu peristiwa hukum, dan sumbernya dilihat pada %atatan pembahasannya di Dewan *erwakilan .akyat (D*.). *ena1siran menurut sejarah hukum, men%ari makna yang terkandung dari sejarah perkembangan hukum, seperti apa tujuan hukum sehingga korupsi d larang. 1) &nterpretasi 'omparati1, yaitu membandingkan antara berbagai system hukum yang ada di dunia, sehingga hakim bisa mengambil putusan yang sesuai dengan perkara yang ditanganinya. ,etode ini banyak digunakan dalam perjanjian internasional (hukum internasional) g) &nterpretasi .estrikti1, yaitu pena1siran yang si1atnya membatasi suatu ketentuan undang-undang terhadap peristiwa konkret. Di sini hakim membatasi perluasan berlakunya suatu undang-undang terhadap peristiwa tertentu untuk melindungi kepentingan umum.

h) &nterpretasi 6uturistis, yaitu menjelaskan suatu undang-undang yang berlaku sekarang (ius %onstitutum) dengan berpedoman pada undang-undang yang sekarang berlaku, akan diberlakukan (ius %onstituendum). ,isalnya .((. 'onstruksi hukum, yaitu penalaran logis untuk mengembangkan suatu ketentuan dalam undang-undang yang tidak lagi berpegang pada kata-katanya, tetapi tetap harus memperhatikan hukum sebagai suatu sistem. ,etode konstruksi hukum antara lain# a) =nalogi atau Argumentum *er-analogian, yaitu penemuan hukum yang men%ari esensi dari spe%ies ke genus, atau dari suatu peristiwa khusus ke pengaturan yang bersi1at umum. &nti dari penemuan hukum ini adalah %ara memperluas makna atau eksistensi suatu ketentuan undang-undang yang khusus menjadi ketentuan umum, dan tidak lagi berpegang pada bunyi ketentuannya, tetapi tetap menyatu. *enemuan hukum dengan %ara analogi lebih sering digunakan dalam perkara perdata, tetapi tidak pada hukurn pidana karena menimbulkan polemik oleh para ahli hukum. b) Argumentum aContrario yaitu penalaran terhadap suatu ketentuan undang-undang pada peristiwa hukum tertentu, sehingga se%ara acontrario ketentuan tersebut tidak boleh diberlakukan pada hal-hal lain atau kebalikannya. %) .e%htsAerAijnings (pengkonkretan hukum, tetapi ada juga mengartikannya

penyernpitan atau penghalusan hukum), yaitu mengkonkretkan suatu ketentuan dalam undang-undang yang abstrak atau terlalu luas %akupannya sehingga perlu konkretkan oleh hakim. d) 6iksi )ukum (Fictie), yaitu penemuan hukum dengan menggambarkan suatu peristiwa kemudian menganggapnya ada, sehingga peristiwa tersebut menjadi suatu 1akta baru.

You might also like