You are on page 1of 7

PERAN KPUD DALAM MEMAKSIMALKAN PARTISIPASI PEMILIH PEMULA DALAM PEMILUKADA DI KOTA KENDARI USULAN PENELITIAN

Diajukan guna memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan Pendidikan Diploma IV pada Institut Pemerintahan Dalam Negeri

Oleh RIAN PUTRA SANJAYA NPP. 21.1150 Program Studi : Politik Pemerintahan

INSTITUT PEMERINTAHAN DALAM NEGERI JATINANGOR 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Pemilihan umum merupakan sarana demokrasi telah digunakan disebagian besar negara di dunia termasuk Indonesia. Negara Kesatuan Republik Indonesia sejak reformasi telah bertekad untuk mewujudkan sistem politik yang demokratis, dengan cara diadakannya pemilihan langsung yang melibatkan warga negaranya untuk ikut serta dalam proses pemberian suara (voting). Pemilihan Presiden, Pemilihan Anggota DPR dan DPRD, Pemilihan Anggota DPD hingga Pemilihan Kepala Daerah juga di laksanakan dengan cara yang demokratis. Di Indonesia sistem ini dikenal dengan nama Pemilihan Umum (pemilu). Pemilu yang dilaksanakan di Indonesia dilakukan dengan rentang waktu 5 tahun sekali dan diselenggarakan oleh suatu komisi pemungutan suara yang independent, dikenal dengan nama Komisi Pemilihan Umum (KPU) sebagai mana tercantum dalam pasal 1 (ayat 6) Undang Undang Republik Indonesia nomor 15 tahun 2011 tentang penyelenggara pemilihan umum yang menjelaskan bahwa Pemilu di selenggarakan oleh Komisi Pemilihan Umum yang bersifat nasional, tetap dan mandiri.

Meskipun system pemilihan langsung ini mendapat dukungan dari banyak pihak, namun masih ada pihak-pihak yang kurang puas dengan undang-undang baru ini, terutama dalam proses pencalonan kepala daerah dan wakil daerah. Dalam Pasal 56 Ayat (2). UU 32/2004 disebutkan bahwa pasangan calon diajukan oleh partai politik atau gabungan partai politik. Ini yang diebut system satu pintu. Hal ini berarti calon diluar jalur partai politik tidak dapat diterima.

Selain itu pemilukada langsung juga memiliki promblematika yang sampai saat ini masih dihadapi di setiap pemilu di seluruh Indonesia. Diantaranya adalah masalah pasangan calon politik yang hanya kompak saat pemilihan, pencalonan kepala dan wakil kepala daerah terutama yang beraasl dari pintu partai politik sebagian besar atau bahkan mungkin hampir secara keseluruhan merupakan pasangan dari partai yang berbeda, sehingga dalam perjalanannya terjadi perpecahan karena perbedaaan kepentingan antara Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah. Masalah selanjutnya adalah masalah politik uang yang tidak bisa dhindari, kampanye negative biasanya sering dilakukan jika salah satu kandidat sudah tedesak kekalahan sehingga menghalalkan segala cara untuk memenangkan sebuah proses pemelihan kepala daerah seacara langsung. Politik uang adaah fenomena global dalam berbagai kompetensi antar kandidat apda berbagi level pemilihan. Kemudian adalah lagi masalah ketidaknetralan PNS, netralisasi PNS sebenarnya telah merupakan tekad dari pemerintah semenjak dimulainya era reformasi dengan dikeluarkannya PP Nomor 5 Tahun 1999 yang disempurnakan dengan PP Nomor 12 Tahun 1999 yang anatara lain memuat tentang larangan terhadap PNS untuk menjadi pengurus dan anggota partai politik. Namun dalam kenyataannya, masih banyak dari PNS yang dijadikan tim sukses meskipun dalam bentuk tersembunyi atau diam-diam. Mereka mau melaksanakan pekerjaan itu ada yang betul-betul merupakan kata hatiny, tapi yang paling banyak ialah karena berharap akan imbalan nantinya ataupun karena keterpaksaan dan dipaksa.

Dalam kategori politik kaum remaja dimasukan dalam pemilih pemula, mereka adalah kelompok yang baru pertama kali menggunakan hak pilih. Dengan hak pilih itu kaum remaja yang berusia 17 tahun atau sudah menikah ini akan mempunyai

tanggung jawab kewarganegaraan yang sama dengan kaum dewasa yang lain. Dalam pelaksanaan Pemilukada di kota Kendari. Para pemilih pemula yang kebanyakan dari siswa siswi sekolah menengah atas serta mahasiswa / mahasiswi yang baru mamasuki usia hak pilih pastilah belum memiliki jangkauan politik yang luas untuk menentukan ke mana mereka harus memilih. Sehingga, terkadang apa yang mereka pilih tidak sesuai dengan yang diharapkan. Alasan inipula yang menyebabkan pemilih pemula sangat rawan untuk digarap dan didekati dengan pendekatan materi. Berdasarkan pendapat di atas, pemilih pemula merupakan sasaran yang tepat dari partai politik dalam memperoleh suara, ini dikarenakan kurangnya pendidikan politik yang mereka dapatkan. Hal ini merupakan masalah karena mereka juga merupakan bagian dalam pesta demokrasi. Sehingga diperlukan pendidikan politik yang baik untuk diterapkan kepada pemilih pemula, yang akan membuat mereka tertarik sehingga mengerti bahwa mereka memiliki tanggung jawab yang sama seperti masyarakat dewasa yang lain, dengan begitu akan timbul sebuah pemikiran yang baik di balik niat mencontreng para pemilih pemula, bahwa apapun hasil Pemilukada akan berdampak juga bagi kehidupan mereka, baik langsung maupun tidak langsung, sehingga lebih baik ikut berpartisipasi pada pesta politik yang digelar.

Dilihat dari tingkat kesadaran para pemilih pemula dalam pilkada, menunjukan perbedaan yang didasarkan pada kurangnya pengalaman dan pemahaman belajar berpolitik, ada pemilih pemula yang menggunakan hak pilih mereka untuk berpartisipasi lewat pesta demokrasi, namun ada juga sebagian pemilih pemula mengambil jalan untuk tidak memilih atau golongan putih karena bagi mereka pribadi, nasib mereka di tanggung mereka sendiri dan bukan pemerintah. Karena dari cara mereka melihat hal ini masih belum terbiasa dikarenakan banyaknya

pengaruh- pengaruh dari lingkungan sekitar, lewat pergaulan dari teman-teman, ada juga pemilih pemula ini juga melihat cara pendekatan dari para kandidat Calon Kepala Daerah dalam hal ini Walikota dan Wakil Walikota, politik uang (many politik) calon Kepala Daerah. Dipaksa/dibujuk, dan rasa ingin tahu.Lewat pemilukada ini dapat dilihat bagaimana partisipasi politik para pemilih pemula untuk menggunakan hak suara.

1.2. Permasalahan 1.2.1. Identifikasi Masalah Di Lokasi Magang Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka maslah dalam pelaksanaan penelitian ini dapat diidentifikasi sebagai berikut: 1. Masih kurang pahamnya pemilih pemula akan proses pelaksanaan Pemilukada sehingga tidak memberikan hak suaranya pada pemilihan kepala daerah. 2. Pemilih pemula mudah di pengaruhi oleh Kepentingan-kepentingan tertentu, terutama oleh orang terdekat, seperti anggota keluarga mulai dari orang tua hingga kerabat. 3. Masih kurangnya minat pemilih pemula untuk mengikuti penjelasan penjelasan yang diberikan oleh Komisi Pemilihan Umum di Provinsi Sulawesi Tenggara selaku penyelenggara untuk merangsang partisipasi pemilih pemula.

1.2.2. Pembatasan Maslah Mengingat masalah yang diteliti merupakan masalah yang kompleks, untuk memepersempit ruang lingkupp permasalahan yang diamati maka peneliti memfokuskan perhatian mengenai pemilih pemula dalam proses Pilkada walikota Kendari yang dilaksanakan tahun 2012. 1.2.3. Rumusan Masalah Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah yang dikemukaan diatas maka masalah dalam pelaksanaan penelitian ini dirumuskan sebagai berikut : 1. Bagaimana proses Pilkada Walikota Kendari yang dilaksanakan tahun 2012. 2. Faktor-faktor apa saja yang menghambat peran pemilih pemula dalam menyukseskan pilkada Walikota Kendari secara langsung.

1.3. Maksud dan Tujuan Magang 1.3.1. Maksud Magang Maksud pelaksanaan penelitian ini yakni mengamati peran pemilih pemula dalam proses pemilihan kepala daerah tahun 2012 di Kota Kendari 1.3.2. Tujuan Magang Penilitian ini bertujuan untuk :

1. Mengetahui pelaksanaan sosialisasi politik bagi pemilih pemula dalam rangka pemilihan Walikota kendari secara langsung 2. Mengetahui faktor-faktor apa saja yang menghambat partisipasi pemilih pemula dalam menyukseskan pemilihan walikota Kendari secara langsung. 1.4. Kegunaan Magang 1.4.1 Kegunaan Praktis untuk Lokasi Magang Adapun kegunaan dari penelitian ini adalah : a. Secara Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan awal untuk melakukan penelitian lebih lanjut, dalam rangka pembelajaran terutama ilmu Pemerintahan yang berkaitan dengan demokratisasi. b. Secara Prakris Bagi masyarakat dan Pemerintah daerah Kota Kendari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pemikiran bagi Masyarakat dan Pemerintah Kota Kendari tentang pemilihan Walikota Kendari secara langsung. 1.4.2. Kegunaan Praktis untuk Lembaga Manfaat praktis dari penelitian ini adalah menambah wawasan dan pengetahuan melalui kajian penelitian Pemilih Pemula terhadap Pemilukada di kota Kendari pada tahun 2012.

You might also like