You are on page 1of 14

Sasbel 1. Memahami dan Menjelaskan Thalassemia 1.1 Menjelaskan Definisi 1.2 Menjelaskan Klasifikasi 1.3 Menjelaskan Patofisiologi 1.

4 Menjelaskan Manifestasi Klinis 1.5 Menjelaskan Pemeriksaan 1.6 Menjelaskan Diagnosis 1.7 Menjelaskan Penatalaksanaan 1.8 Menjelaskan Komplikasi 1.9 Menjelaskan Pencegahan 1.10 Menjelaskan Prognosis

Jawaban 1. Memahami dan Menjelaskan Thalassemia 1.1 Menjelaskan Definisi Secara bahasa: thalassa adalah laut, emia adalah darah, dikarenakan thalassemia merupakan penyakit dengan epidemiologi di daerah Mediteranea. Thalassemia adalah penyakit gen resesif autosom yang dapat diturunkan. Pada defek genetis thalassemia terjadi mutasi atau delesi pada kromosom, yang menyebabkan penurunan atau tidak terjadinya sintesis salah satu rantai globin yang menjadi bahan pembentuk hemoglobin, dan mengakibatkan pembentukan formasi abnormal dari molekul hemoglobin. Thalassemia mempengaruhi salah satu atau kombinasi dari 2 rantai , , , dan , tetapi tidak dapat mempengaruhi rantai dan bersamaan. Hilangnya rantai menyebabkan thalassemia-, hilangnya rantai menyebabkan thalassemia-, dan hilangnya rantai menyebabkan thalassemia-. Hilangnya rantai asam amino dapat tunggal (minor atau heterozigot) ataupun ganda (mayor atau homozigot). Minor adalah orang orang yang sehat, namun memiliki potensi sebagai carrier. Mayor adalah orang yang memiliki penyakit thalassemia yang diturunkan dan bersifat serius, penderitanya tidak dapat membentuk hemoglobin yang cukup untuk darah sehingga oksigen yang disalurkan dalam tubuh tidak cukup dan dapat menyebabkan asfiksi jaringan, edema, gagal jantung kongestif, hingga kematian jaringan.

1.2 Menjelaskan Klasifikasi Berdasarkan Gejala Klinis : Tatanama Klinis 1. Thalassemia Thalassemia Mayor Genotipe - Thalassemia Homozigot (/ ) - Thalassemia Homozigot ( / Thalassemia Minor Penyakit Genetika Molekular

Parah, perlu Delesi gen jarang pada transfusi secara / . Defek pada berkala proses transkripsi atau translasi RNA globin.

/ /

Asimtomatik dengan anemia ringan atau tanpa anemia. Ada kelainan SDM. Mengutamakan delesi gen.

2. Thalassemia Silent Carrier

-/

Asimtomatik tanpa kelainan SDM. Asimtomatik seperti Thalassemia Minor Anemia berat, tetramer globin terbentuk di SDM. Letal in utero

Sifat Thalassemia

--/ (Asia) -/- (Afrika)

HbH Disease -/

Hidrops Fetalis -/-

Berdasarkan Rantai Globin : Berdasarkan gangguan pada rantai globin yang terbentuk, thalassemia dibagi menjadi : 1. Thalassemia alpha Thalassemia alpha disebabkan karena adanya mutasi dari salah satu atau seluruh globin rantai alpha yang ada. Thalassemia alpha dibagi menjadi : a. Silent Carrier State (gangguan pada 1 rantai globin alpha) Pada keadaan ini mungkin tidak timbul gejala sama sekali pada penderita, atau hanya terjadi sedikit kelainan berupa sel darah merah yang tampak lebih pucat (hipokrom). b. Alpha Thalassemia Trait (gangguan pada 2 rantai globin alpha) Penderita mungkin hanya mengalami anemia kronis yang ringan dengan sel darah merah yang tampak pucat (hipokrom) dan lebih kecil dari normal (mikrositer). c. Hb H Disease (gangguan pada 3 rantai globin alpha) Gambaran klinis penderita dapat bervariasi dari tidak ada gejala sama sekali, hingga anemia yang berat yang disertai dengan perbesaran limpa (splenomegali). d. Alpha Thalassemia Major (gangguan pada 4 rantai globin aplha) Thalassemia tipe ini merupakan kondisi yang paling berbahaya pada thalassemia tipe alpha. Pada kondisi ini tidak ada rantai globin yang dibentuk sehingga tidak ada HbA atau HbF

yang diproduksi. Biasanya fetus yang menderita alpha talasemia mayor mengalami anemia pada awal kehamilan, membengkak karena kelebihan cairan (hydrops fetalis), perbesaran hati dan limpa. Fetus yang menderita kelainan ini biasanya mangalami keguguran atau meninggal tidak lama setelah dilahirkan. 2. Thalassemia Beta Thalassemia beta terjadi jika terdapat mutasi pada satu atau dua rantai globin yang ada. Talasemia beta dibagi menjadi: a. Beta Thalassemia trait Pada jenis ini penderita memiliki satu gen normal dan satu gen yang bermutasi. Penderita mungkin mengalami anemia ringan yang ditandai dengan sel darah merah yang mengecil (mikrositer). b. Thalassemia Intermedia Pada kondisi ini kedua gen mengalami mutasi tetapi masih bisa memproduksi sedikit rantai beta globin. Penderita biasanya mengalami anemia yang derajatnya tergantung dari derajat mutasi gen yang terjadi. c. Thalassemia Major (Cooleys Anemia) Pada kondisi ini kedua gen mengalami mutasi sehingga tidak dapat memproduksi rantai beta globin. Biasanya gejala muncul pada bayi ketika berumur 3 bulan berupa anemia yang berat. 1.3 Menjelaskan Patofisiologi Patofisiologi thalassemia Pada thalassemia terjadi pengurangan atau tidak ada sama sekali produksi rantai globin satu atau lebih rantai globin. Penurunan secara bermakna kecepatan seintesi rantai globin yang tidak seimbang. A. Patofisiologi thalassemia beta Globin beta adalah sebuah komponen (subunit) dari protein yang lebih besar yang disebut hemoglobin, yang terletak di dalam sel darah merah. HBB gen yang memberikan instruksi untuk membuat protein yang disebut globin beta. Lebih dari 250 mutasi pada gen HBB telah ditemukan menyebabkan talasemia beta. Sebagian besar mutasi melibatkan perubahan dalam satu blok bangunan DNA (nukleotida) dalam atau di dekat gen HBB. Mutasi lainnya menyisipkan atau menghapus sejumlah kecil nukleotida dalam gen HBB. Mutasi gen HBB yang menurunkan hasil produksi globin beta dalam kondisi yang disebut beta-plus (B +) talasemia. Tanpa globin beta, hemoglobin tidak dapat terbentuk yang mengganggu perkembangan normal sel-sel darah merah. Kekurangan sel darah merah akan menghambat oksigen yang akan dibawa dan membuat tubuh kekurangan oksigen. Kurangnya oksigen dalam jaringan tubuh dapat menyebabkan kerusakan organ, dan masalah kesehatan lainnya termasuk thalassemia beta. HBB gen yang terletak di kromosom 11 lengan pendek di posisi 15.5. HBB gen dari pasangan basa 5.203.271 sampai pasangan basa 5.204.876 pada kromosom 11.

gambar 1.

Pada manusia normal terdapat 2 kopi gen beta globin yang terdapat pada kromosom 11, yang membuat beta globin yang merupakan komponen dari hemoglobin pada orang dewasa, yang disebut hemoglobin A. Lebih dari 100 jenis mutasi yang dapat menyebabkan thalasemia , misalkan mutasi beta 0 yang berakibat tidak adanya beta globin yang diproduksi, mutasi beta +, dimana hanya sedikit dari beta globin yang diproduksi. Jika seseorang memiliki 1 gen beta globin normal, dan satu lagi gen yang sudah termutasi, maka orang itu disebut carier/trait.

gambar 2 Gambar diatas menunjukkan bahwa kedua orangtua merupakan carier/trait. Maka anaknya 25% normal, 50% carier/trait, 25% mewarisi 2 gen yang termutasi (thalasemia mayor). B. Patofisiologi thalassemia alfa Alfa-globin adalah sebuah komponen (subunit) dari protein yang lebih besar yang disebut hemoglobin, yang merupakan protein dalam sel darah merah yang membawa oksigen ke sel dan jaringan di seluruh tubuh. Hemoglobin terdiri dari empat subunit: dua subunit alfa-globin dan dua subunit jenis lain globin. HBA1 (Hemoglobin, alfa 1) adalah gen yang memberikan instruksi untuk membuat protein yang disebut alpha-globin. Protein ini juga diproduksi dari gen yang hampir identik yang disebut HBA2 (Hemoglobin, alfa 2). Kedua gen globin alpha-terletak dekat bersama-sama dalam sebuah wilayah kromosom 16 yang dikenal sebagai lokus globin alfa.

HBA1

HBA1 dan HBA2 terletak di kromosom 16 lengan pendek di posisi 13.3. terletak di gen pasangan basa 226.678 ke 227.519 sedangkan HBA 2 terletak di pasangan basa 222.845 ke 223.708 .

Pada manusia normal terdapat 4 kopi gen alpha-globin yang terdapat masing-masing 2 pada kromosom 16. Gen-gen ini membuat komponen globin alpha pada hemoglobin orang dewasa normal, yang disebut hemoglobin A. dan juga merupakan komponen dari hemoglobin pada janin dan orang dewasa lainnya, yang disebut hemoglobin A2. Mutasi yang terjadi pada gen alpha globin adalah delesi.

Delesi 1 gen : tidak ada dampak pada kesehatan, tetapi orang tersebut mewarisi gen thalasemia, atau disebut juga Thalassaemia Carier/Trait Delesi 2 gen : hanya berpengaruh sedikit pada kelinan fungsi darah Delesi 3 gen : anemia berat, disebut juga Hemoglobin H (Hbh) disease Delesi 4 gen : berakibat fatal pada bayi karena alpha globin tidak dihasilkan sama sekali

gambar 4

Gambar diatas menunjukkan bahwa kedua orang tua yang pada gen nya terdapat masingmasing 2 gen yang sudah termutasi. Maka anaknya 25% normal, 25% carrier, 25% 2 gen delesi, 25% menderita hemoglobin H disease.

Perbedaan antara thalassemia alfa dan beta Thalassemia alfa Mutasi Delesi gen umum terjadi Sifat-sifat globin yang Tetramer yang larut berlebihan Pembentukan hemikrom lambat Band 4.1 tak teroksidasi Terikat pada band 3 Sel darah merah Hidrasi berlebihan Kaku Membran hiperstabil P50 menurun Terutama hemolitik Jarang Jarang

Anemia Perubahan tulang Besi berlebih tabel 2. Patogenesis thalassemia

Thalassemia beta Delesi gen jarang terjadi Tetramer yang larut Pembentukan hemikrom cepat Band 4.1 teroksidasi Interaksi kurang pada band 3 Dehidrasi Kaku Membran tak stabil P50 menurun Terutama disetropoetik Umum Umum

Thalassemia meerupakan sindrome kelainanan yang disebabkan oleh gangguan sintesis hemoglobin akibat mutasi di dalam atau dekat gen globulin. Pada thalassemia mutasi gen globin ini dapat menimbulkan perubahan rantai globin alfa atau beta berupa perubahan kecepatan sintesis atau kemampuan produksi rantai globin tertentu, dengan akibat menurunnya atau tidak diproduksinya rantai globin tersebut. (sumber: IPDL UI 2009)

1.4 Menjelaskan Manifestasi Klinis Tanda dan gejala dari penyakit thalassemia disebabkan oleh kekurangan oksigen di dalam aliran darah. Hal ini terjadi karena tubuh tidak cukup membuat sel-sel darah merah dan hemoglobin. Keparahan gejala tergantung pada keparahan dari gangguan yang terjadi. Tidak Gejala Alpha Thalassemia silent carrier umumnya tidak memiliki tanda-tanda atau gejala. Hal ini terjadi karena kekurangan protein globin alfa sangat kecil sehingga hemoglobin dalam darah masih dapat bekerja normal. Anemia ringan Orang yang telah menderita thalassemia alfa atau beta dapat mengalami anemia ringan. Namun, banyak orang dengan jenis talasemia tidak memiliki tanda-tanda atau gejala yang spesifik. Anemia ringan dapat membuat penderita merasa lelah dan hal ini sering disalahartikan menjadi anemia yang kekurangan zat besi. Anemia ringan sampai sedang dan tanda serta gejala lainnya Orang dengan beta thalassemia intermedia dapat mengalami anemia ringan sampai sedang. Mereka juga mungkin memiliki masalah kesehatan lainnya, seperti:
a)

Memperlambat pertumbuhan dan pubertas. Anemia dapat memperlambat pertumbuhan anak dan perkembangannya. membuat sel-sel darah) tidak berkembang. Hal ini menyebabkan tulang lebih luas daripada biasanya. Tulang juga dapat menjadi rapuh dan mudah patah.

b) Masalah tulang, thalassemia dapat membuat sumsum tulang (materi spons dalam tulang yang

c)

Pembesaran limpa. Limpa adalah organ yang membantu tubuh melawan infeksi dan menghapus materi yang tidak diinginkan. Ketika seseorang menderita thalassemia, limpa harus bekerja sangat keras. Akibatnya, limpa menjadi lebih besar dari biasanya. Hal ini membuat penderita mengalami anemia parah. Jika limpa menjadi terlalu besar maka limpa tersebut harus disingkirkan. Anemia berat dan tanda serta gejala lainnya Orang dengan penyakit hemoglobin H atau thalassemia beta mayor (disebut juga Cooley's anemia) akan mengalami thalassemia berat. Tanda dan gejala-gejala muncul dalam 2 tahun pertama kehidupannya. Mereka mungkin akan mengalami anemia parah dan masalah kesehatan serius lainnya, seperti:

a)

Pucat dan penampilan lesu Urin akan menjadi lebih pekat Kulit berwarna kekuningan Pembesaran limpa dan hati

b) Nafsu makan menurun c) d) Memperlambat pertumbuhan dan pubertas e) f)

g) Masalah tulang (terutama tulang di wajah)

Komplikasi Thalassemia

Perawatan yang ada sekarang yaitu hanya dengan membantu penderita thalassemia berat untuk hidup lebih lama lagi. Akibatnya, orang-orang ini harus menghadapi komplikasi dari gangguan yang terjadi dari waktu ke waktu.

Jantung dan Liver Disease Transfusi darah adalah perawatan standar untuk penderita thalassemia. Sebagai hasilnya, kandungan zat besi meningkat di dalam darah. Hal ini dapat merusak organ dan jaringan, terutama jantung dan hati. Penyakit jantung yang disebabkan oleh zat besi yang berlebihan adalah penyebab utama kematian pada orang penderita thalassemia. Penyakit jantung termasuk gagal jantung, aritmis denyut jantung, dan terlebih lagi serangan jantung.

Infeksi Di antara orang-orang penderita thalassemia, infeksi adalah penyebab utama penyakit dan kedua paling umum penyebab kematian. Orang-orang yang limpanya telah diangkat berada pada risiko yang lebih tinggi, karena mereka tidak lagi memiliki organ yang memerangi infeksi.

Osteoporosis Banyak penderita thalassemia memiliki tulang yang bermasalah, termasuk osteoporosis. Ini adalah suatu kondisi di mana tulang menjadi sangat lemah, rapuh dan mudah patah.

-Facies Mongoloid-

-Splenohepatomegali-

1.5 Menjelaskan Pemeriksaan Untuk Thalassemia di diagnosis berdasarkan : 1. Gejala Klinis a. Thalassemia major ~ Anemia berat ~ Anemia Cooley > Mulai umur 3-6 bulan : pucat, anemis, kurus, hepatosplenomegali, ikterus ringan > Tulang : Thalassemia face, Tengkorak : hair on hend appearance > Gangguan pertumbuhan (kerdil) > Gejala "iron oveload" : pigmentasi kulit, Diabetes Melitus, sirosis hati, gonadal failure b. Thalassemia intenmedia ~ Mirip Thalassemia major + deformitas tulang ~ Hepatosplenomegali ~ Gejala "iron overload" (saat dewasa)

c. Thalassemia minor (trait) ~ Anemia ringan mikrositosis d. Penyakit HbH (HbH disease) ~ Pengecatan supravital (brilliant cressyl blue) : multiple inclusion bodies (eritrosit mudah hancur) ~ Anemia sedang, mikrositik hipokrom, basophylic stippling, retikulositosis e. Hb Barts Hydrops Fetalis Syndrome ~ Sangat hipoksik (penyebab mati) ~ Hydrops fetalis : inkomptabilitas hipoksik, edema anasarka, hepatosplenomegali, ikterus berat, janin anemis ~ Janin mati intrauterin minggu 36 -40 2. Asal Etnis 3. Riwayat Keluarga 4. Pemeriksaan Laboratorium : MCV, Hb, Elektroforesis Hb (-HbF, HbA), studi "globin chain synthesis" a. Thalassemia major ~ HbF naik : 10 - 98 % ~ HbA : tidak ada atau ada ~ HbA : rendah? / normal? / tinggi? ~ Hb : 3 - 9 gr/dl b. Thalassemia intermedia ~ Hb : 7 - 10 gr/dl c. Thalassemia minor (trait) ~ HbH naik ~ MCV 60 - 75 fl d. Penyakit HbH (HbH disease) ~ Hb : 8 - 10 gr/dl e. Hb Barts Hydrops Fetalis Syndrome ~ Hb 6 gr/dl ~ Elektroforesis Hb 80 - 90% ~ HbH turun, tidak ada HbA dan HbF ~ MCV 60 - 70 fl 1.6 Menjelaskan Diagnosis Diagnosis Diagnosis thalassemia dapat berdasarkan atas gejala dan tanda sebagai berikut: 1. Anamnesis a. Anemia sejak masa bayi, biasanya tampak setelah umur 6 bulan. Pertumbuhan kurang, perut buncit, aktifitas fisik kurang. b. Dari anamaesis keluarga sering terungkap adanya anggota keluarga dengan gambaran penyakit serupa. 2. Pemeriksaan Fisik a. Anak tampak anemia (konjungtiva pucat), fragil dengan ekstrimitas kecil-kecil, perut membuncit. b. Facies mongoloid, hipertelorismus, rodent like appearance. c. Splenomegali, mungkin juga hepatomegali. 3. Pemeriksaan Penunjang

a. Pemeriksaan Laboratorium 1. Darah tepi Hb rendah dapat mencapai 2-3 gr % Gambaran morfologi eritrosit: mikrositik hipokromik, sel target, anisositosis berat dengan makrovaloositosis, mikrosferosit, polikromasi, basophilic stippling, benda Howell-jolly, poikilositosis dan sel target. Gambaran ini lebih kurang khas.

Normoblas di daerah tepi terutama jenis asidofil (perhatikan normoblas adalah sel darah merah yang masih berinti sehingga ikut terhitung pada perhitungan lukosit dengan bilik hitung adalah AL lebih tinggi dari pada sebenarnya). Retikulosit meninggi 2. Susunan Tulang (tidak menentukan diagnosis) Hiperplasi sistem eritropoesis dengan normoblas terbanyak dari jenis asidofil. Granula Fe (dengan pengecatan Prussian Blue) meningkat. 3. Pemeriksaan Khusus HbF meninggi: 20-90% Hb total (alkali denaturasi). Elektroforesis Hb untuk menunjukkan hemoglobinopati yang lain maupun mengukur kadar HbF. Pemeriksaan pedigree untuk memastikan diagnosis: kedua orang tua pasien thalassemia mayor merupakan trait (carier) dengan HbA2 meninggi (> 3,5 dari Hb total). 4. Pemeriksaan Lain Fragilitas eritrosit terhadap larutan NaCl menurun. b. Pemeriksaan Molekuler Terdapat ketidakseimbangan produksi rantai polipeptida globin (fenotif). c. Pemeriksaan Rntgen Foto R tulang kepala menunjukkan gambaran hair on end kortex menipis, diploe melebar dengan traberkula tegak lurus pada korteks. Foto tulang pipih dan ujung tulang panjang menunjukkan perluasan sumsum tulang trabekula tampak jelas.

(Standart Pelayanan Medis Operasional RSUP Dr. Sardjito, 2000) Diagnosis Banding
Mikrositik Hipokrom

Fe Serum

Menurun

Meningkat

Meningkat / Normal

Feritin naik

Feritin turun

Ring Sideroblast pada sumsum tulang

HbA naik

TIBC turun

TIBC naik

Anemia Sideroblastik

HbF naik

Hemosiderin ada

Hemosiderin tidak ada

Thalassemia -

Anemia Penyakit Kronik

Anemia Defisiensi Besi

1.7 Menjelaskan Penatalaksanaan Pengobatan thalassemia bergantung pada jenis dan tingkat keparahan dari gangguan. Seseorang pembawa atau yang memiliki sifat alfa atau beta thalassemia cenderung ringan atau tanpa gejala dan hanya membutuhkan sedikit atau tanpa pengobatan. Terdapat 3 (standar) perawatan umum untuk thalassemia tingkat menengah atau berat, yaitu transfusi darah, terapi besi dan chelation, serta menggunakan suplemen asam folat. Selain itu, terdapat perawatan

lainnya adalah dengan transplantasi sumsum tulang belakang, pendonoran darah tali pusat dan HLA (Human Leukocyte Antigens). Transfusi darah Transfusi yang dilakukan adalah transfusi sel darah merah. Terapi ini merupakan terapi utama bagi orang-orang yang menderita thalassemia sedang atau berat. Transfusi darah dilakukan melalui pembuluh vena dan memberikan sel darah merah dengan hemoglobin normal. Untuk mempertahankan keadaan tersebut, transfusi darah harus dilakukan secara rutin karena dalam waktu 120 hari sel darah merah akan mati. Khusus untuk penderita beta thalassemia intermedia, transfusi darah hanya dilakukan sesekali saja, tidak secara rutin. Sedangkan untuk beta thalassemia mayor (Cooleys Anemia) harus dilakukan secara teratur (2 atau 4 minggu sekali)

Terapi Khelasi Besi (Iron Chelation) Hemoglobin dalam sel darah merah adalah zat besi yang kaya protein. Apabila melakukan transfusi darah secara teratur dapat mengakibatkan penumpukan zat besi dalam darah. Kondisi ini dapat merusak hati, jantung, dan organ-organ lainnya. Untuk mencegah kerusakan ini, terapi khelasi besi diperlukan untuk membuang kelebihan zat besi dari tubuh. Terdapat dua obatobatan yang digunakan dalam terapi khelasi besi, yaitu: a) Deferoxamine Deferoxamine adalah obat cair yang diberikan melalui bawah kulit secara perlahan-lahan dan biasanya dengan bantuan pompa kecil yang digunakan dalam kurun waktu semalam. Terapi ini memakan waktu lama dan sedikit memberikan rasa sakit. Efek samping dari pengobatan ini dapat menyebabkan kehilangan penglihatan dan pendengaran. b) Deferasirox Deferasirox adalah pil yang dikonsumsi sekali sehari. Efek sampingnya adalah sakit kepala, mual, muntah, diare, sakit sendi, dan kelelahan (kelelahan). Suplemen Asam Folat Asam folat adalah vitamin B yang dapat membantu pembangunan sel-sel darah merah yang sehat. Suplemen ini harus tetap diminum di samping melakukan transfusi darah ataupun terapi khelasi besi. Transplantasi sumsum tulang belakang (Bone Marrow Transplantation) BMT sejak tahun 1900 telah dilakukan. Darah dan sumsum transplantasi sel induk normal akan menggantikan sel-sel induk yang rusak. Sel-sel induk adalah sel-sel di dalam sumsum tulang yang membuat sel-sel darah merah. Transplantasi sel induk adalah satu-satunya pengobatan yang dapat menyembuhkan thalassemia. Namun, memiliki kendala karena hanya sejumlah kecil orang yang dapat menemukan pasangan yang baik antara donor dan resipiennya. Pendonoran darah tali pusat (Cord Blood ) Cord blood adalah darah yang ada di dalam tali pusat dan plasenta. Seperti tulang sumsum, itu adalah sumber kaya sel induk, bangunan blok dari sistem kekebalan tubuh manusia. Dibandingkan dengan pendonoran sumsum tulang, darah tali pusat non-invasif, tidak nyeri, lebih murah dan relatif sederhana. HLA (Human Leukocyte Antigens) Human Leukocyte Antigens (HLA) adalah protein yang terdapat pada sel di permukaan tubuh. Sistem kekebalan tubuh kita mengenali sel kita sendiri sebagai 'diri,'dan sel asing' sebagai lawan didasarkan pada protein HLA ditampilkan pada permukaan sel kita. Pada transplantasi sumsum tulang, HLA ini dapat mencegah terjadinya penolakan dari tubuh serta Graft versus Host Disease (GVHD). HLA yang terbaik untuk mencegah penolakan adalah melakukan donor secara genetik berhubungan dengan resipen (penerima).

Selain itu, pengobatan lain yang sering diaplikasikan pada pasien dengan masalah thalassemia adalah: Antibiotik: untuk melawan mikroorganisme pada infeksi. Untuk menentukan jenis antibiotik yang digunakan perlu dilakukan anamnesis lebih lanjut pada pasien. Pemberian antibiotik disebabkan berlakunya hepatosplenomegali dan anemia, yang akan menyebabkan pasien akan lebih rentan untuk terdedah pada infeksi Vitamin B12 dan asam folat : untuk meningkatkan efektivitas fungsional Eritropoesis Vitamin C: untuk meningkatkan ekskresi besi. Dosis 100-250 mg/hari selama pemberian kelasi besi Vitamin E : untuk memperpanjang masa hidup eritrosit.Dosis 200-400 IU setiap hari. Imunisasi : untuk mencegah infeksi oleh mikroorganisme. Imunisasi pada penderita ini dengan vaksin hepatitis B, vaksin H. influenza tipe B, dan vaksin polisakarida pneumokokus diharapkan, dan terapi profolaksis penisilin juga dianjurkan. Splenektomi : limpa yang terlalu besar, sehingga membatasi gerak penderita,menimbulkan peningkatan tekanan intraabdominal dan bahaya terjadinya ruptur. Jika disetujui pasien hal ini sebaiknya dilakukan setelah anak berumur di atas 5 tahun sehingga tidak terjadi penurunan drastis imunitas tubuh akibat splenektomi. Indikiasi terpenting untuk splenoktomi adalah meningkatkan kebutuhan transfusi yang menunjukan unsur hipersplenisme. Kebutuhan transfuse melebihi 240 ml/kg PRC/ tahun biasanya merupakan bukti hipersplenisme dan merupakan indikasi untuk mempertimbangkan splenektomi.

1.8 Menjelaskan Komplikasi Akibat anemia yang berat dan lama, sering terjadi gagal jantung. Transfusi darah yang berulang-ulang dari proses hemolisis menyebabkan kadar besi dalam darah tinggi, sehingga tertimbun dalam berbagai jaringan tubuh seperti hepar, limpa, kulit, jantung dan lain-lain. Hal ini dapat mengakibatkan gangguan fungsi alat tersebut (hemokromotosis). Limpa yang besar mudah ruptur akibat trauma yang ringan, kematian terutama disebabkan oleh infeksi dan gagal jantung.

1.9 Menjelaskan Pencegahan Pecegahan thalassemia dilakukan dengan: A. Penapisan pembawa sifat thalassemia dan diagnosis prenatal B. Penapisan pembawa thalassemia beta lebih berguna jika dikerjakan dengan indeks SDM, MCV dan MCH turun dinilai konsentrasi HbA2nya. Masalah timbul pada penapisan individu dengan pembawa sifat thalassemia alfa bersamaan dengan thalassemia alfa C. Di Indondesia, pencegahan Thalassemia beta mayor dikaji oleh Departemen Kesehatan melalui program Health Technology Assesesment beberapa butir rekomendasi, sebagai hasil kajian diusulkan dalam prevalensi thalassemia (termasuk uji saring, teknik, strategi pelaksanaan dan aspek medikolegal, psikososial dan agama). Karena penyakit ini belum ada obatnya, maka pencegahan dini menjadi hal yang lebih penting dibanding pengobatan. Program pencegahan thalassemia terdiri dari beberapa strategi, yakni (1) Penapisan (skrining) pembawa sifat thalassemia, Skrining pembawa sifat dapat dilakukan secara prospektif dan retrospektif. Secara prospektif berarti mencari secara aktif pembawa sifat thalassemia langsung dari populasi diberbagai wilayah, sedangkan secara retrospektif ialah menemukan pembawa sifat melalui

penelusuran keluarga penderita thalassemia (family study). Kepada pembawa sifat ini diberikan informasi dan nasehat-nasehat tentang keadaannya dan masa depannya. Suatu program pencegahan yang baik untuk thalassemia seharusnya mencakup kedua pendekatan tersebut. Program yang optimal tidak selalu dapat dilaksanakan dengan baik terutama di negara-negara sedang berkembang, karena pendekatan prospektif memerlukan biaya yang tinggi. Atas dasar itu harus dibedakan antara usaha program pencegahan di negara berkembang dengan negara maju. Program pencegahan retrospektif akan lebih mudah dilaksanakan di negara berkembang daripada program prospektif. (2) Konsultasi genetik (genetic counseling), Konsultasi genetik meliputi skrining pasangan yang akan kawin atau sudah kawin tetapi belum hamil. Pada pasangan yang berisiko tinggi diberikan informasi dan nasehat tentang keadaannya dan kemungkinan bila mempunyai anak (3) diagnosis prenatal Diagnosis prenatal meliputi pendekatan retrospektif dan prospektif. Pendekatan retrospektif, berarti melakukan diagnosis prenatal pada pasangan yang telah mempunyai anak thalssemia, dan sekarang sementara hamil. Pendekatan prospektif ditujukan kepada pasangan yang berisiko tinggi yaitu mereka keduanya pembawa sifat dan sementara baru hamil. Diagnosis prenatal ini dilakukan pada masa kehamilan 8-10 minggu, dengan mengambil sampel darah dari villi khorialis (jaringan ari-ari) untuk keperluan analisis DNA.

Dalam rangka pencegahan penyakit thalassemia, ada beberapa masalah pokok yang harus disampaikan kepada masyarakat, ialah: (1) bahwa pembawa sifat thalassemia itu tidak merupakan masalah baginya; (2) bentuk thalassemia mayor mempunyai dampak mediko-sosial yang besar, penanganannya sangat mahal dan sering diakhiri kematian; (3) kelahiran bayi thalassemia dapat dihindarkan. Karena penyakit ini menurun, maka kemungkinan penderitanya akan terus bertambah dari tahun ke tahunnya. Oleh karena itu, pemeriksaan kesehatan sebelum menikah sangat penting dilakukan untuk mencegah bertambahnya penderita thalassemia ini. Sebaiknya semua orang Indonesia dalam masa usia subur diperiksa kemungkinan membawa sifat thalassemia. Pemeriksaaan akan sangat dianjurkan bila terdapat riwayat : (1) ada saudara sedarah yang menderita thalassemia, (2) kadar hemoglobin relatif rendah antara 10-12 g/dl walaupun sudah minum obat penambah darah seperti zat besi, (3) ukuran sel darah merah lebih kecil dari normal walaupun keadaan Hb normal. Jadi cegahlah thalassemia dengan pemeriksaan kesehatan pranikah

1.10 Menjelaskan Prognosis Tanpa terapi penderita akan meninggal pada dekade pertama kehidupan, pada umur, 2-6 tahun, dan selama hidupnya mengalami kondisi kesehatan buruk. Dengan tranfusi saja penderita dapat mencapai dekade ke dua, sekitar 17 tahun, tetapi akan meninggal karena hemosiderosis, sedangkan dengan tranfusi dan iron chelating agent penderita dapat mencapai usia dewasa meskipun kematangan fungsi reproduksi tetap terlambat. (Sunarto, 2000)

Pasien yang tidak memperoleh transfusi darah adekuat, akan sangat buruk. Tanpa transfusi sama sekali mereka akan meninggal pada usia 2 tahun, bila dipertahankan pada Hb rendah selama masih kecil. Mereka bisa meninggal dengan infeksi berulang-ulang bila berhasil mencapai pubertas mereka akan mengalami komplikasi akibat penimbunan besi, sama dengan pasien yang cukup mendapat transfusi tapi kurang mendapat terapi khelasi.

You might also like