You are on page 1of 18

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Air Susu Ibu (ASI) A.1. Definisi ASI dan ASI Eksklusif Air susu ibu (ASI) adalah nutrisi ideal untuk menunjang kesehatan, pertumbuhan, dan perkembangan bayi secara optimal.15 ASI merupakan makanan bayi yang utama dan alami. ASI mengandung zat-zat baik dalam jumlah tepat untuk pencernaan, perkembangan otak, dan pertumbuhan bayi.4,15 Menurut WHO (2006) ASI eksklusif adalah pemberian ASI langsung dari ibu atau pengasuh yang diminta memberikan ASI dari ibu selama enam bulan tanpa penambahan cairan atau makanan padat lain, kecuali sirup yang berisi vitamin, suplemen mineral atau obat yang diperlukan.3 A.2. Jenis dan Komposisi ASI Jenis ASI menurut waktu pengeluarannya dibagi menjadi kolostrum, ASI peralihan, dan ASI matur.15,16 Kolostrum adalah cairan yang pertama kali disekresi oleh kelenjar payudara dari hari pertama sampai hari ke tiga dan berwarna kuning pekat. Kolostrum mengandung protein, antibodi, dan vitamin larut lemak yang lebih tinggi dibandingkan dengan ASI Matur. Kolostrum merupakan pencahar yang ideal untuk membersihkan mekonium dari usus bayi yang baru lahir dan mempersiapkan saluran pencernaan bayi untuk makanan yang akan datang. ASI peralihan merupakan air susu peralihan dari kolostrum menjadi ASI yang matur dan disekresi pada hari keempat hingga hari kesepuluh. ASI peralihan mempunyai kadar protein yang makin rendah namun kadar karbohidrat dan lemak serta volume yang semakin meningkat. ASI matur merupakan ASI yang disekresi pada hari ke sepuluh dan seterusnya dengan komposisi yang konstan. ASI matur berwarna putih kekuningan yang berasal dari Ca-kasein, riboflafin, dan karoten.

Banyak antimikrobial yang terdapat dalam ASI matur, diantaranya antibodi terhadap bakteri dan virus, sel-sel fagosit dan limfosit, enzim-enzim, sel penghasil interferon, faktor anti Staphylococcus. Laktoferin yang merupakan penghambat kuat terhadap Escherichia coli dan Candida albican, serta Lactobacillus bifidus yang merupakan koloni kuman yang memetabolisme laktosa menjadi asam laktat yang menyebabkan pH menjadi rendah sehingga pertumbuhan kuman pathogen dapat dihambat.16 Komposisi ASI berbeda dari awal hingga akhir menyusui. ASI yang keluar pada awal penyusuan disebut foremilk (ASI awal). foremilk

mengandung banyak laktosa dan protein. ASI yang diproduksi pada akhir penyusuan disebut dengan hindmilk (ASI akhir). Hindmilk berwarna putih pekat dan banyak mengandung lemak rantai panjang (docosahexaenoic acid atau DHA dan arachidonic acid atau ARA) yang penting untuk perkembangan otak. DHA dan ARA ditambahkan di beberapa susu formula bayi tapi fungsinya tidak seefektif DHA dan ARA pada ASI.15,17 ASI mengandung semua nutrisi yang dibutuhkan selama enam bulan awal kehidupan seperti lemak, karbohidrat, vitamin, mineral, dan air. ASI juga mengandung faktor bioaktif yang dapat memperkuat sistem imun imatur, menyediakan perlindungan untuk melawan infeksi dan faktor lainnya yang dapat membantu pencernaan dan absorbsi nutrisi.17 Seluruh kandungan yang terdapat dalam ASI saling bekerja sama untuk menciptakan kekebalan tubuh bagi bayi sehingga bayi menjadi lebih kebal terhadap berbagai jenis penyakit seperti radang paru-paru, radang telinga, diare, dan mengurangi resiko alergi.15 ASI mengandung 3,5 gram lemak per 100 ml.17 Lemak dalam ASI ada dalam bentuk butiran lemak yang absorbsinya ditingkatkan oleh BSSL (bile salt stimulated lipase). Asam lemak dalam ASI kaya akan asam palmitat, asam oleat, asam linoleat, dan asam alfa linoleat. Bentuk lemak utama dalam ASI adalah trigliserida sebesar 97-98%.15

Karbohidrat utama dalam ASI adalah laktosa.15 ASI mengandung 7 gram laktosa per 100 ml.17 bayi yang mendapatkan ASI mempunyai kandungan Lactobacilli yang tinggi terutama Lactobacillus bifidus.18 Laktosa

selanjutnya akan difermentasi di usus oleh Lactobacilli menjadi asam laktat dan asam asetat sehingga akan menciptakan keadaan asam dalam usus yang akan menekan pertumbuhan kuman patogen pada usus dan meningkatkan absorbsi kalsium dan fosfor.15,18 Konsentrasi protein pada ASI sebesar 0.9 gram per 100 ml, konsentrasi protein ini lebih rendah daripada yang terkandung dalam susu sapi. Konsentrasi protein yang tinggi dapat membuat penuh ginjal imatur pada bayi dengan waste nitrogen. ASI mengandung protein kasein yang sedikit dan struktur molekular kasein yang berbeda dengan struktur pada susu sapi. ASI mengandung lebih banyak alpha-lactalbumin sedangkan pada susu sapi mengandung beta-lactoglobulin yang tidak terdapat pada ASI dan dapat menyebabkan intoleransi.17 ASI juga mengandung zat-zat penting lainnya seperti IgA sekretoris (SIgA), Laktoferin, K-kasein, Oligosakarida, sitokin, growth factor, nerve growth factor, berbagai enzim, dan nukleotida yang mempunyai peranan penting bagi sistem kekebalan bayi.19 Kandungan zat penting pada ASI beserta peranannya dapat dilihat di tabel 2.2. ASI mengandung immunoglobulin M, A, D, G, E, namun yang paling banyak adalah SIgA yang merupakan sumber utama imunitas didapat secara pasif selama beberapa minggu sebelum produksi endogen SIgA. Konsentrasi SIgA paling tinggi pada beberapa hari pertama post partum dimana bayi rentan terhadap infeksi. IgA dan IgM pada bayi dengan ASI eksklusif lebih tinggi dibandingkan dengan yang tidak mendapatkan ASI, hal ini dikarenakan antibody maternal didapat dari sistem imun saluran cerna dan pernapasan dibawa melalui sirkulasi darah dan limfatik ke kelenjar payudara, akhirnya dikeluarkan melalui ASI sebagai SIgA.18

90% jmlah sel dalam ASI adalah leukosit. 90% leukosit di dalam ASI terutama terdiri dari makrofag. sel makrofag ASI merupakan sel fagosit aktif sehingga dapat menghambat multiplikasi bakteri pada infeksi mukosa usus. zat lainnya di dalam ASI yang berperan dalam pertahanan sistem gastrointestinal tertera pada tabel 2.1. Makrofag juga memproduksi lisozim, C3 dan C4, laktoferin, monokin seperti IL-1 serta enzim lainnya. 10% dari jumlah sel di ASI adalah limfosit.fungsi limfosit adalah untuk mensintesis antibody IgA, memberikan respon terhadap mitogen dengan cara berproliferasi, meningkatkan interaksi makrofag, dan melepaskan mediator.18

Tabel 2.1. Zat dalam ASI yang berperan dalam pertahanan sistem gastrointestinal.18 Sasaran Gastrointestinal Zat dalam ASI Insulin like growth factor (IGF-1) Poliaminase Transforming Growth Factor (TGF) Laktoferin Prolaktin Tumor Necrosis factor (TNF-) Interleukin 6 (IL-6) Interleukin 10 (IL-10) Vasoactive peptide Zat P Somatostatin + + + + + + + + + + + Epitel + + + Sistem imun +

Tabel 2.2. Kandungan Zat Penting di ASI.18,19 IgA sekretoris Laktoferin Antigen spesifik Immunomodulasi, mengikat zat besi, antimikroba, antiadhesif, penting untuk pertumbuhan saluran gastrointestinal k-kasein Oligosakarida Sitokin Growth factor Epidermal growth Factor Transforming Growth factor Nerve growth Factor Enzim Platelet-activating factor acetylhydrolase Glutathione peroxidase Nucleotides Memperkuat respon antibodi, memperbanyak flora normal Mencegah oksidasi lipid Menghambat Platelet activating factor. mempromosikan epithelial cell growth (TGF) menekan fungsi limfosit Mendorong pertumbuhan neural Pertahanan Luminal, memperbaiki intestinal Antiadhesif Menghambat perlekatan bakteri Anti-inflamasi, pelindung epitel

A.3. Manfaat ASI ASI memberikan bayi semua nutrisi yang diperlukan untuk kesehatan dan perkembangan. ASI mengandung antibodi untuk melindungi bayi dari

10

penyakit seperti diare dan pneumonia yang merupakan penyebab mortalitas pada anak tertinggi di dunia.20 ASI memproteksi bayi dari infeksi melalui dua cara, yang pertama ASI mengurangi pajanan dari patogen yang mengkontaminasi air atau makanan. Kedua, ASI mengandung faktor antimikroba dan substansi lainnya yang memperkuat sistem imun imatur dan memproteksi sistem gastrointestinal bayi baru lahir oleh karena itu ASI dapat melindungi bayi dari penyakit infeksi seperti penyakit sistem gastrointestinal atau penyakit sistem pernapasan. ASI juga dapat melindungi dari penyakit-penyakit kronik, kegemukan, alergi, dan sindrom kematian bayi mendadak. ASI dapat

bermanfaat bagi ibu, diantaranya ASI dapat menjadi penundaan kehamilan alami juga dapat menurunkan berat badan ibu.19,20 A.4. Strategi global pemberian makanan pada bayi World Health Assembly (WHA) merekomendasikan bayi untuk diberikan ASI eksklusif selama enam bulan pertama dalam kehidupannya agar tumbuh kembangnya baik. Nutrisi yang adekuat dan makanan tambahan diberikan setelah usia 6 bulan sementara ASI tetap diberikan hingga usia 2 tahun.7

B. Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) B.1. Definisi makanan pendamping ASI (MP-ASI) Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) adalah makanan atau minuman selain ASI yang mengandung nutrisi dan diberikan pada bayi selama periode pemberian makanan peralihan yaitu pada saat makanan atau minuman lain diberikan bersama pemberian ASI.6 B.2. Anjuran global mengenai pemberian MP-ASI World Health Assembly (WHA) pada tahun 2001 menetapkan ASI eksklusif diberikan selama enam bulan penuh dan sejak itu pemberian MPASI dimulai saat bayi berusia 6 bulan. Global Strategy for infant and young

11

child feeding (GSIYCF) menyatakan bahwa MP-ASI harus tepat waktu, adekuat, aman, dan tepat cara pemberian.21,22 MP-ASI diberikan secara tepat waktu berarti MP-ASI mulai diberikan saat kebutuhan energi dan gizi melebihi yang didapatkan dari ASI yaitu saat usia enam bulan.21,22 Rekomendasi waktu pemberian MP-ASI setelah usia enam bulan karena perkembangan enzim saluran pencernaan juga kebutuhan akan variasi dan perubahan tekstur pada usia tersebut.8 MP-ASI diberikan secara adekuat berarti MP-ASI harus mengandung cukup energi, protein, dan mikronutrien. MP-ASI juga harus aman yang berarti penyimpanan, penyiapan, dan sewaktu diberikan harus dalam keadaan higienis. Tepat cara pemberian MP-ASI maksudnya adalah MP-ASI diberikan sejalan dengan tanda lapar dan nafsu makan yang ditunjukkan bayi serta frekuensi dan cara pemberiannya sesuai dengan usia bayi.21-22 B.3. Tahapan pemberian MP-ASI Pedoman pemberian MP-ASI yang dikeluarkan WHO mengatakan bahwa pemberian MP-ASI dimulai saat enam bulan kehidupan diawali dari kuantitas dan frekuensi yang sedikit yang kemudian ditingkatkan sejalan dengan bertambahnya umur, konsistensi makanan juga dimulai dengan tekstur yang lembut dan agak encer kemudian ditingkatkan menjadi makin kental sampai padat dan kasar sejalan dengan pertambahan umur.19 American Academy of Pediatrics (AAP) merekomendasikan untuk memberikan hanya satu jenis makanan pada awal perkenalan (tidak memberikan jenis makanan lainnya dahulu selama tiga hingga lima hari) untuk mengobservasi kemungkinan intoleransi makanan. AAP juga merekomendasikan untuk memilih makanan yang kaya akan nutrisi untuk kebutuhan energy bayi dan tidak memberikan jus buah selama enam bulan pertama kehidupannya.19 dan

keterampilan oromotor sudah sempurna, kebutuhan nutrisi bayi selain ASI,

12

B.4. Manfaat Pemberian MP-ASI sesuai tahapan usia World Health Assembly (WHA) pada tahun 2001 menetapkan ASI eksklusif diberikan selama enam bulan penuh dan sejak itu pemberian MPASI dimulai saat bayi berusia 6 bulan.7 Penetapan tersebut didasarkan pada:8 a. Kesiapan atau kematangan saluran cerna bayi yang sempurna pada usia 3-4 bulan. b. Perkembangan keterampilan oromotor yang siap untuk menerima makanan padat yang bervariasi pada usia 4-6 bulan. c. Pada usia sebelum enam bulan kecuali ASI tidak diperlukan kecuali bila terbukti adanya gangguan pertumbuhan atau kenaikan berat badan yang kurang tanpa penyakit yang jelas. Manfaat pemberian MP-ASI sesuai tahapan usia berdasarkan hal di atas adalah bayi akan terhindar dari penyakit khususnya penyakit gastrointestinal karena saluran cerna bayi yang sudah matang sehingga perkembangan enzim pencernaan sudah sempurna. Manfaat lainnya adalah bayi menjadi terhindar dari resiko tersedak karena perkembangan keterampilan oromotornya sudah siap untuk menerima makanan padat, Bayi juga dapat terhindar dari resiko obesitas dikarenakan berlebihnya nutrisi yang diberikan. B.5. Dampak Pemberian MP-ASI dini Pemberian MP-ASI terlalu awal dapat menyebabkan:10 1. Bayi sudah merasa kenyang dengan MP-ASI sehingga frekuensi menyusu menjadi lebih jarang sehingga menyebabkan produksi ASI menjadi turun. 2. Resiko diare dan malnutrisi meningkat karena bayi terpapar dengan patogen yang ada di makanan atau minuman. Cara menyiapkan makanan yang kurang bersih juga dapat meningkatkan resiko diare karena pembentukan zat anti oleh usus bayi belum sempurna. 3. Mudah alergi terhadap zat makanan tertentu karena usus bayi masih permeabel sehingga mudah dilalui oleh protein asing.

13

Tabel 2.3. Pedoman Pemberian Makan pada Bayi.22 Usia Tekstur Frekuensi Jumlah ratarata/kali makan 6-8 bulan Mulai dengan bubur halus, lembut, cukup kental, dilanjutkan bertahap menjadi lebih kasar. tergantung nafsu makannya, dapat diberikan 1-2x selingan 2-3x/hari, ASI tetap sering diberikan Mulai dengan 2-3 sdm/kali ditingkatkan bertahap sampai mangkok (125 ml)

9-11 bulan

Makanan yang dicincang halus atau disaring kasar, ditingkatkan semakin kasar sampai makanan bisa dipegang atau diambil dengan tangannya.

3-4x/hari, ASI tetap diberikan

sampai mangkok (125175 ml)

Tergantung nafsu makannya, dapat diberikan 1-2x selingan

12-23 bulan

Makanan keluarga, bila perlu masih dicincang atau disaring kasar

3-4x/hari, ASI tetap diberikan.

sampai 1 mangkok (175250 ml)

Tergantung nafsu makannya, dapat diberikan 1-2x selingan

14

4. Terjadi malnutrisi/gangguan pertumbuhan anak bila makanan yang diberikan kurang bergizi. Obesitas juga dapat terjadi jika makanan yang diberikan mengandung kalori yang terlalu tinggi. 5. Tingginya beban zat terlarut pada MP-ASI dapat menimbulkan hiperosmolaritas yang meningkatkan beban ginjal. 6. Ibu menjadi fertil lebih cepat dikarenakan tidak adanya reflek menghisap bayi yang dapat mencegah terjadinya ovulasi. B.5. Dampak Pemberian MP-ASI dini Pemberian MP-ASI terlalu awal dapat menyebabkan:10 7. Bayi sudah merasa kenyang dengan MP-ASI sehingga frekuensi menyusu menjadi lebih jarang sehingga menyebabkan produksi ASI menjadi turun. 8. Resiko diare dan malnutrisi meningkat karena bayi terpapar dengan patogen yang ada di makanan atau minuman. Cara menyiapkan makanan yang kurang bersih juga dapat meningkatkan resiko diare karena pembentukan zat anti oleh usus bayi belum sempurna. 9. Mudah alergi terhadap zat makanan tertentu karena usus bayi masih permeabel sehingga mudah dilalui oleh protein asing. 10. Terjadi malnutrisi/gangguan pertumbuhan anak bila makanan yang

diberikan kurang bergizi. Obesitas juga dapat terjadi jika makanan yang diberikan mengandung kalori yang terlalu tinggi. 11. Tingginya beban zat terlarut pada MP-ASI dapat menimbulkan

hiperosmolaritas yang meningkatkan beban ginjal. 12. Ibu menjadi fertil lebih cepat dikarenakan tidak adanya reflek

menghisap bayi yang dapat mencegah terjadinya ovulasi. B.6. Masalah-masalah dalam pemberian MP-ASI Coutsoudis dan Bentley24 menyatakan bahwa banyak kepercayaan yang tidak berdasar terhadap pemberian ASI yang membuat para ibu tidak melakukan pemberian ASI eksklusif, diantaranya:

15

1. Rasa takut bahwa ASI yang mereka hasilkan tidak cukup dan atau kualitasnya buruk. Rasa takut tersebut dikarenakan penampakan foremilk (air susu pertama) yang cair dan bening seperti air. Jumlah feses yang relatif sedikit pada bayi yang mendapatkan ASI dikarenakan sedikitnya bahan pada ASI yang tidak tercerna juga menjadi dasar ketakutan ibu. 2. Keterlambatan memulai pemberian ASI dan praktek membuang kolostrum. Banyak masyarakat di Negara berkembang percaya bahwa kolostrum yang berwarna kekuningan mengandung racun atau kepercayaan lain seperti guna-guna dapat terjadi melalui ASI. 3. Teknik pemberian ASI yang salah. ibu akan mengalami nyeri, lecet pada putting susu, pembengkakan payudara dan mastitis jika bayi tidak digendong dan dipeluk dengan posisi tepat yang akan berakibat ibu menghentikan pemberian ASI. 4. Kebiasaan yang keliru bahwa bayi memerlukan cairan tambahan sehingga ibu sering memberikan tambahan cairan seperti air teh, air putih atau jus buah dengan tujuan sebagai tambahan cairan atau sumber energi bagi bayinya. Pemberian cairan atau makanan lain selain ASI dapat meningkatkan resiko diare pada bayi juga dapat membuat frekuensi menyusu menjadi lebih singkat karena bayi sudah merasa kenyang dengan adanya tambahan cairan atau makanan lain. 5. Dukungan yang kurang dari pelayanan kesehatan. Pemerintah dapat merancang rumah sakit sayang bayi untuk meningkatkan inisiasi menyusui dini. Rumah sakit sayang bayi ini dirancang dengan meniadakan fasilitas rumah sakit dengan rawat gabung dan dapur susu formula. 6. Pemasaran formula pengganti ASI. Hal tersebut telah menimbulkan anggapan bahwa formula PASI lebih unggul daripada ASI sehingga

16

ibu akan lebih tertarik dengan iklan PASI dan memberikan MP-ASI secara dini.

C. Diare C.1. Definisi Diare adalah suatu kondisi dimana seseorang buang air besar dengan konsistensi lembek atau cair, bahkan dapat berupa air saja dan frekuensinya lebih sering dalam satu hari.25 Diare adalah buang air besar lebih dari tiga kali dalam sehari disertai perubahan konsistensi tinja menjadi cair dengan atau tanpa lendir dan darah. Buang air besar kurang dari tiga kali perhari tetapi konsistensinya cair juga dapat dikatakan diare.26 Bayi normalnya mengeluarkan feses sebanyak 5 ml/kgbb/hari. Anak dengan diare biasa mengeluarkan feses >10 ml/ kgbb/hari.27 Bayi yang minum ASI frekuensi buang air besarnya lebih dari 3-4 kali per hari. Frekuensi defekasi kelompok ASI eksklusif pada bulan pertama lebih tinggi dibandingkan kelompok ASI non eksklusif dan susu formula, namun setelah bulan pertama menjadi lebih jarang dibandingkan kelompok yang lain keadaan ini tidak dapat disebut diare melainkan keadaan yang bersifat fisiologis selama berat badan bayi meningkat normal. Definisi diare untuk bayi dengan ASI adalah meningkatnya frekuensi buang air besar atau konsistensinya menjadi cair yang menurut ibunya abnormal atau tidak seperti biasanya.26 C.3. Epidemiologi diare Diare masih merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas anak terutama yang berusia di bawah lima tahun di Negara berkembang. Diare masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di Indonesia. enam juta anak meninggal tiap tahunnya karena diare, negara berkembang merupakan penyumbang utama dari angka tersebut. 17 % dari kematian anak di dunia disebabkan oleh diare. Hasil riskesdas 2007 diperoleh bahwa diare masih

17

merupakan penyebab kematian bayi yang terbanyak yaitu 42% dibanding pneumonia 24%.26 SDKI 2007 menyatakan sebanyak 11,1% anak usia kurang dari enam bulan terkena diare.28 Penelitian yang dilakukan oleh Yusuf29 menyatakan terdapat 73,1% bayi berumur satu bulan hingga dua tahun yang terkena diare. C.2. Patogenesis diare. Patogenesis diare tergantung dari etiologinya. Diare dapat disebabkan oleh agen infeksius (bakteri, virus, parasit) ataupun non infeksius (Malabsorpsi, alergi, keracunan, imunodefisiensi, dan lain-lain).26,27

Penyebab penting diare pada anak di Negara berkembang adalah Rotavirus, Escherichia coli
30

enterotoksigenik,

Shigella,

Campylobacter

jejuni,

Cryptosporodium.

Patogenesis terjadinya diare yang disebabkan virus yaitu virus secara selektif menginfeksi dan menghancurkan sel-sel ujung-ujung vilus pada usus halus. Biopsi usus halus menunjukkan berbagai tingkat penumpulan villus dan infiltrasi sel bundar pada lamina propria. Perubahan-perubahan patologis yang terjadi tidak berkorelasi dengan keparahan gejala-gejala klinis dan biasanya sembuh sebelum penyembuhan diare. Mukosa lambung tidak terkena walaupun biasanya digunakan istilah gastroenteritis.30 Virus akan menginfeksi lapisan epitelium usus halus dan menyerang villus di usus halus. Hal ini menyebabkan fungsi absorbsi usus halus terganggu. Sel-sel epitel usus halus yang rusak diganti oleh enterosit yang baru, berbentuk kuboid yang belum matang sehingga fungsinya belum baik. Villus mengalami atrofi dan tidak dapat mengabsorbsi cairan dan makanan dengan baik sehingga cairan dan makanan tidak dapat tercerna. Makanan yang tidak tercerna akan meningkatkan tekanan koloid osmotik usus dan terjadi hiperperistaltik usus sehingga cairan beserta makanan yang tidak

18

terserap terdorong keluar usus melalui anus dan menimbulkan diare osmotik dari penyerapan air dan nutrisi yang tidak sempurna.30 Enterosit villus sebelah atas adalah sel-sel yang terdiferensiasi sehingga mempunyai fungsi pencernaan seperti hidrolisis disakarida dan fungsi penyerapan seperti transport air dan elektrolit melalui pengangkut bersama glukosa dan asam amino. Enterosit kripta merupakan sel yang tidak berdiferensiasi sehingga tidak mempunyai enzim hidrofilik tepi bersilia dan merupakan pensekresi air dan elektrolit. Virus yang menyerang ujung ujung villus usus akan menyebabkan ketidakseimbangan rasio peyerapan cairan usus terhadap sekresi dan malabsorbsi karbohidrat kompleks.30 Diare karena bakteri terjadi melalui salah satu mekanisme yang berhubungan dengan pengaturan transport ion dalam sel-sel usus cAMP, cGMP, dan Ca dependen. Patogenesis terjadinya diare oleh bakteri berbeda denga diare yang dikarenakan virus, tetapi prinsipnya tetap sama. Berbeda dengan virus, bakteri dapat menembus (invasi) sel mukosa usus halus sehingga dapat menyebabkan reaksi sistemik juga perdarahan. Toksin shigella juga dapat masuk ke dalam serabut saraf otak sehingga menimbulkan kejang.30 Cara penularan Diare pada umumnya melalui cara fekal-oral yaitu melalui makanan atau minuman yang tercemar, kontak langsung tangan dengan penderita, atau dapat juga melalui lalat yang membawa kuman kemudian menempel di makanan.26 Faktor resiko dari diare diantaranya adalah kontaminasi lingkungan dan eksposure ke enteropatogen, usia yang muda, immunodeficiensi, measles, malnutrisi, dan pemakaian ASI yang tidak eksklusif atau predominan. ASI berperan penting dalam menurunkan kejadian diare karena ASI dapat mempromosikan imunitas pasif dan mengurangi pemasukan makanan ataupun minuman yang terkontaminasi.31

19

C.3. Gejala klinis diare Gejala Klinis dari Diare tergantung dari etiologi diare tersebut. Tabel 2.4 Menggambarkan gejala klinis diare berdasarkan etiologinya.32 Mula-mula bayi atau anak menjadi cengeng, gelisah, suhu badan bisa meningkat, nafsu makan berkurang atau tidak ada, kemudian timbul diare. Karena seringnya defekasi maka anus dan sekitarnya menjadi lecet karena tinja makin lama menjadi asam akibat banyaknya asam laktat yang terjadi dari pemecahan laktosa yang tidak dapat diabsorpsi oleh usus. Gejala muntah dapat terjadi sebelum dan atau sesudah diare. Anak-anak yang tidak mendapatkan perawatan yang baik selama diare akan jatuh pada keadaan-keadaan seperti dehidrasi, gangguan keseimbangan asam-basa, hipoglikemia, gangguan gizi dan gangguan sirkulasi. Apabila tidak ditangani dengan benar, maka anak dapat mengalami kematian.33

D. Hubungan Pemberian Makanan Pendamping ASI dini terhadap frekuensi diare bayi usia 0-6 bulan. Penelitian meta analisis mengenai ASI dan resiko morbiditas dan mortalitas menyatakan bahwa bayi yang mendapatkan makanan pendamping ASI dibawah enam bulan dan bayi yang tidak menggunakan ASI sama sekali mempunyai resiko insiden diare yang lebih tinggi dibandingkan dengan bayi yang menggunakan ASI eksklusif.14 Bayi yang mendapatkan MP-ASI dibawah enam bulan dan bayi yang tidak menggunakan ASI sama sekali mempunyai resiko insiden diare yang lebih tinggi dibandingkan dengan bayi yang menggunakan ASI eksklusif.13 66,67% bayi usia 1-6 bulan dengan MP-ASI dini mengalami diare dan hanya 20% bayi dengan ASI eksklusif yang mengalami diare.14

20

Tabel 2.4. Gejala Klinis Diare Berdasarkan Etiologi32 Gejala Klinis Masa Tunas Demam MualMuntah Nyeri perut Lama sakit Volume Sedang tinja Konsistensi darah Bau langu + Tidak khas warna Kuning hijau leukosit Merah hijau + + Kehijauan +/busuk Tidak khas + Tidak khas Merah hijau Cucian beras Amis cair Lunak lunak Cair lunak Cair Sedikit Sedikit 5-7 hari Tenesmus Tenesmus Tenesmus kramp >7 hari kolik 3-7 hari 2-3 hari Banyak Sedikit Banyak Tenesmus Sering kramp variasi kramp 3 hari 17-72 jam + sering 24-48 jam ++ Jarang + sering 6-72 jam 6-72 jam _ Sering ++ tidak 6-72 jam 48=72 jam sering Rotavirus Shigella Salmonella ETEC EIEC Kolera

Tingginya frekuensi diare pada bayi yang diberikan MP-ASI dini dikarenakan:10 a. Belum sempurnanya pembentukan zat anti oleh usus bayi yang ditunjang juga dengan kemungkinan kurangnya kebersihan saat pembuatan MP-ASI sehingga dapat menimbulkan diare pada bayi.

21

b. Bayi yang diberikan MP-ASI akan cepat kenyang sehingga frekuensi menyusui menjadi berkurang. Frekuensi menyusui yang berkurang ini dapat berdampak kepada berkurangnya masukkan zat-zat penting dari ASI ke tubuh bayi yang dapat berguna untuk memperkuat sistem imun bayi sehingga bayi menjadi lebih mudah terserang penyakit. Zat-zat penting pada ASI dapat dilihat di tabel 2.1 dan 2.2.

E. Kerangka Teori
Kandungan pada ASI Pengetahuan ibu ASI eksklusif MP-ASI dini frekuensi diare Peningkatan daya tahan tubuh bayi

Dukungan pelayanan kesehatan Pemasaran MPASI/PASI

Terpapar oleh patogen luar kebersihan pembuatan MP ASI Kandungan: tidak sesempurna ASI

Lingkungan

Gambar 2.1. Kerangka Teori10, 19, 24

F. Kerangka Konsep ASI Eksklusif Eisode kejadian Penyakit

MP-ASI dini

22

G. Hipotesis Terdapat perbedaan rerata frekuensi diare yang bermakna antara bayi yang diberi MP-ASI dini dengan yang diberi ASI eksklusif.

You might also like