You are on page 1of 21

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Karsinoma kelenjar saliva merupakan karsinoma yang jarang sekali ditemui. Karsinoma kelenjar saliva ini berkisar 5-7% dari seluruh karsinoma kepala leher. Di Amerika terdapat 2000 sampai 2500 penderita baru per tahun sedangkan di !ndonesia angka insiden tidak diketahui. Karsinoma ini dapat mun"ul dari baik kelenjar saliva mayor maupun kelenjar saliva minor. #aling banyak terdapat pada kelenjar parotis kemudian kelenjar submandibula baru kemudian di kelenjar sublingual. #ada kelenjar saliva minor yang paling sering menjadi lokasi karsinoma ini adalah palatum $%&%' sinus paranasalis atau rongga hidung $%7%' dan lidah $%(%' % )aktor yang mempengaruhi mun"ulnya karsinoma kelenjar saliva ini belum jelas diketahui tetapi ada beberapa *aktor yang terbukti dapat meningkatkan insidensi karsinoma ini. )aktor resiko itu adalah adanya paparan radiasi kurangnya nutrisi $vitamin A dan +' in*eksi human papilloma virus dan ,pstein -arr virus dan *aktor lingkungan $paparan serbuk gergaji pestisida dan bahan kimia untuk industri kulit' 2 Karsinoma kelenjar saliva sering dikorelasikan dengan jenis kelamin tapi ternyata kemungkinan terkena karsinoma kelenjar saliva ini sama antara laki-laki dan perempuan. .amun pada monomorphi" adenoma $/arthin tumor' dijumpai lebih banyak 50 pada laki-laki dibandingkan dengan perempuan. Karsinoma kelenjar saliva jarang terdapat pada anak-anak tetapi *rekuensi keganasan lebih sering pada anak yaitu sekitar 15%. 2enis yang terbanyak adalah mukoepidermoid karsinoma. 3edangkan pada orang de4asa insidensi tumor ganas adalah 20%25% dari tumor parotis 15%-(0% tumor submandibula 50% tumor palatum dan &5%-%00% tumor kelenjar sublingual 1. insidensi karsinoma kelenjar saliva
1

meningkat terus sesuai dengan peningkatan usia dan insidensi karsinoma ini pada penderita 5 %6 tahun adalah 5 2%. #enjelasan anatomi sangat penting artinya bagi ahli bedah karena mengingat lokasi kelenjar parotis dan kelenjar submandibula yang berdekatan dengan struktur anatomis penting seperti nervus *asialis yang dalam pembedahan harus dipertahankan. 3edangkan untuk dokter umum diperlukan pemahaman tentang gambaran klinis dari tumor kelenjar saliva ini sehingga dapat terdiagnosis dengan tepat. #enatalaksanaan yang ada untuk tumor ini adalah pembedahan. Ada beberapa jenis pembedahan pada parotis yaitu7 parotidektomi super*isial parotidektomi total dan parotidektomi radikal $e0tended'. #ada kanker kelenjar liur se"ara keseluruhan survival 5 tahun adalah 70-&0% pada grading rendah dan 20-10% pada tumor grading tinggi. -erdasarkan uraian di atas maka diperlukan pembahasan lebih dalam mengenai tumor kelenjar liur beserta pemeriksaan dan penatalaksanaannya.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Anatomi Kelenjar Saliva Kelenjar saliva ber*ungsi untuk menghasilkan saliva "airan yang ditemukan di mulut dan tenggorokan. 3aliva ini mengandung en8im yang ber*ungsi untuk membantu pen"ernaan makanan. 3aliva juga ber*ungsi untuk menghalangi terjadinya in*eksi pada mulut dan tenggorokan. Ada dua ma"am kelenjar saliva yaitu kelenjar saliva mayor dan kelenjar saliva minor. 2.1.1 Kelenjar Saliva a!or

"am#ar 2.1 Kelenjar Saliva

a!or $Peter %an

argaret& 2''()

Kelenjar *aroti+ merupakan kelenjar liur terbesar dengan ukuran 5 9 0 1 ( "m. Delapan puluh persen kelenjar ini terletak di atas m. masseter dan mandibula 20% lagi di retromandibula. :ail parotis terletak di ; atas m. sterno"leidomastoideus dan meluas sampai ke prosesus mastoid. Kelenjar parotis terhubung dengan rongga mulut melalui duktus 3tensoni dan bermuara ke mukosa bukal setinggi molar dua atas. .ervus kranialis <!! $nervus *asialis' yang ber*ungsi motorik untuk otot 4ajah masuk ke kelenjar parotis dan membaginya menjadi 2 8ona surgikal $lobus super*isial dan pro*unda'. .ervus *asialis ini di dalam kelenjar parotis ber"abang menjadi 5 yaitu 7 "abang temporal ke otot *rontalis= "abang 8ygoma ke otot orbi"ularis o"uli= "abang bukal
3

ke otot 4ajah dan bibir atas= "abang mandibular ke otot bibir ba4ah dan dagu= "abang servikal ke otot platisma. .ervus auri"ulotemporal yang merupakan "abang dari nervus trigeminus bagian mandibularis berjalan paralel dengan arteri dan vena temporalis super*isialis. .ervus ini memba4a serabut parasimpatik ke parotis jika "edera akan mengakibatkan terjadinya sindrom )rey>s. .ervus ini juga yang mengakibatkan penyebaran tumor parotis ganas ke basis kranii dan intrakranial melalui perineuralsheat-nya 1 Arteri yang berdekatan dengan kelenjar ini adalah aretri karotis eksterna maksilari interna dan temporalis super*isialis. Drainasenya melalui vena retromandibular yang terletak di sebelah dalam dari nervus *asialis. 3edangkan drainase lim*atiknya melalui kelenjar getah bening yang terletak di dalam kelenjar parotis dan paraparotis (

"am#ar 2.2 Anatomi Ke*ala $*otongan tran+ver+al) $Peter %an 2''()

argaret&

Kelenjar +,#man%i#,la beratnya setengah dari kelenjar parotis. :erletak di dalam segitiga submandibula yang dibentuk oleh m. digastrikus anterior dan
4

posterior belly dan tepi in*erior ramus mandibula. .ervus *asialis "abang marginal mandibular berjalan super*isial dari kelenjar ini dan sebelah dalam dari m. platisma. Duktus submandibula $duktus /harton>s' keluar dari permukaan medial kelenjar ini dan berjalan di antara m. milohioid $lateral' dan hioglosus dan ke m. genioglosus. Duktus ini masuk ke rongga mulut laterak dari lingual *renulum. .ervus lingualis berasa di sekitar /harton>s sementara nervus hipoglosus paralel dengan duktus berjalan in*erior dari duktus 1 Arteri yang mendarahi kelenjar submandibula adalah "abang submental dari arteri *asialis $"abang dari arteri karotis eksterna'. Drainasenya melalui vena *asialis yang mele4ati permukaan lateral kelenjar ini. Drainase lim*atik berjalan ke kelenjar getah bening servikal pro*unda $deep "ervi"al' dan jugular "hain 1

"am#ar 2.( Kelenjar Saliva S,#man%i#,la %an S,#ling,al $Peter %an argaret& 2''() Kelenjar +,#ling,al merupakan kelenjar saliva mayor yang paling ke"il. :erletak di ba4ah mukosa dasar mulut antara mandibula dan m. genioglosus. -agian in*eriornya adalah m. mylohioid. Duktus /harton>s dan nervus lingualis mele4ati $masuk' di antara jelenjar sublingualis dan m. genioglosus. Kelenjar ini tidak memiliki kapsul tidak seperti kelenjar parotis dan kelenjar submandibula. Kelenjar ini juga tidak memiliki duktus yang dominan drainasenya melalui

kurang lebih %0 duktus ke"il-ke"il $duktus ?ivinus' dan bermuara ke lipatan sublingual pada dasar mulut 5

"am#ar 2.- Kelenjar Saliva S,#man%i#,la %an S,#ling,al $tam*ak #elakang) $Peter %an argaret& 2''()

Arteri yang menyuplai kelenjar ini adalah "abang sublingual dari arteri lingualis dan "abang submental dari arteri *asialis. @im*atik drainase menuju ke kelenjar getah bening submandibula 1 2.1.2 Kelenjar Saliva inor

Kelenjar +aliva minor& adalah kelenjar yang berbeda dengan kelenjar saliva mayor yaitu tidak memiliki duktus. Kelenjar saliva minor terkonsentrasi di regio bukal labial palatal dan lingual. Kelenjar saliva minor mungkin juga ditemukan pada pool atas tonsil $/eber>s gland' dasar lidah $von ,bner>s gland' sinus paranasal laring tra"hea dan bronkus. #aling banyak kelenjar ini terdapat di palatum bibir atas dan pipi. Kebanyakan kelenjar saliva minor menerima innervasi dari nervus lingualis ke"uali kelenjar di palatum yang menerima inervasi dari nervus palatinum 6

2.2 E*i%emiologi .eoplasma kelenjar liur adalah neoplasma jinak atau ganas yang berasal dari epitel kelenjar liur baik kelenjar liur mayor atau minor. Kanker glandula salivarius merupakan 5-7% dari semua keganasan kepala leher dan di Amerika terdapat 2000 sampai 2500 penderita baru per tahun sedangkan di !ndonesia angka insiden tidak diketahui. Delapan puluh lima persen tumor glandula salivarius terdapat pada glandula parotis $merupakan glandula salivarius yang terbesar' dan 75% merupakan tumor jinak yang sebagian besar merupakan pleiomorphic adenoma (benign mixed tumor) dan dengan insiden yang lebih ke"il suatu monomorphic adenoma (Wartins tumor). 3ementara pada glandula salivarius mayor yang lain seperti glandula salivarius submandibularis mempunyai insiden 50% sebagai tumor ganasAkanker dan pada glandula sublingualis hampir semuanya merupakan tumor ganasAkanker ( Dikatakan sebagai etiologi dari kanker glandula salivarius adalah paparan pada radiasi terutama yang tipe terjadi mucoepidermoid pada rongga carcinoma. hidung 3ementara sinus adenocarcinoma ataupun

paranasales$terutama sinus ethmoidalis' dihubungan dengan eksposur pada Bdebu kayuC$ 4ood dust' dan sering dijumpai pada pekerja industri kayu (. !nsiden kanker glandula salivarius meningkat terus sesuai dengan peningkatan usia dan insiden kanker ini pada penderita 5%6 tahun adalah 2% 2 Kemungkinan terkena kelenjar liur laki-laki sama dengan 4anita. 2arang terdapat pada anak anak tapi *rekuensi keganasan lebih sering ada anak. 3ekitar 15% tumor kelenjar liur pada anak-anak adalah maligna jenis terbanyak adalah karsinoma mukoepidermoid. :umorAkanker glandula salivarius sering dikorelasikan dengan gender yang ternyata dari data yang ada tidak ada predileksi seksual ke"uali pada monomorphic adeoma $/arthin tumor' yang dijumpai 5 kali lebih banyak pada laki-laki (

2.( Kla+i.ika+i T,mor 2.(.1 Kla+i.ika+i Sta%i,m Klini+ / #enentuan stadium klinis dibuat berdasarkan :.D dari A2++ tahun 2002 dengan revisi yang telah dilakukan beberapa kali. Eal ini sehubungan adanya teknologi baru dalan diagnosis dan penentuan stadium dari kanker adanya teknikteknik penge"atan yang bari dengan monoclonal antibody dan teknik biologi mole"ular$#+?A?:-#+?' Klasi*ikasi :.D yang diajukan adalah pada tumorAkeganasan glandula salivarius parotis yang juga dapat digunakan pada keganasan glandula salivarius yang lain. T,mor $T) :0- tumor primer tidak bisa dievaluasi :0-tidak terdapat tanda-tanda tumor :%- tumor dengan ukuran F2"m tanpa e0tensi e0traparenkim :2- tumor G2 "m dan F( "m tanpa e0tensi e0traparenkim :1- tumor G("m dengan e0tensi sehingga e0traparenkim :(a- in*iltrasi tumor sehingga kulit mandibula "anal telinga danAatau nervus *a"ialis :(b- in*iltrasi tumor ke dasar "ranium danAatau mus"ulus pteryoideus No%,l$N) .0-metastasis kelenjar getah bening regional tidak dapat dievaluasi

.0- tidak terdapat metastasis dari kelenjar getah bening regional .%- metastasis single ipsilateral dari kelenjar getah bening regional dengan ukuran F1 "m .2a- metastasis single ipsilateral dari kelenjar getah bening regional dengan ukuran F1 "m tapi F6 "m .2b- metastasis multiple ipsilateral dari kelenjar getah bening regional dengan ukuran F6 "m .2"- metastasis bilateral atau kontralateral dari kelenjar getah bening regional dengan ukuran F6 "m .1- terdapat metastasis kelenjar getah bening regional dengan ukuran G6 "m eta+ta+i+ $ ) D0- metastasis jauh tidak dapat dievaluasi D0- tidak terdapat metastasis jauh D%- terdapat metastasis jauh 2.(.2 Sta%i,m Hi+to*atologi 0H1 ( 2.(.2.1 T,mor Jinak Pleiomorphic adenoma(Benign Mixed Tumor) Monomorphic adenoma Papillary cyst-adenoma lymphomatosum (Warthin Tumor)

2.(.2.2 T,mor "ana+ Mucoepidermoid carcinoma cinic cell carcinoma


9

denid cystic carcinoma denocarcinoma !pidermoid carcinoma "mall cell carcinoma #ymphoma Malignant mixed tumor $arcinoma ex pleiomorphic adenoma

2.- 2aktor 3e+iko %mur& biasanya pasien yang terdiagnosa dengan penyakit ini antara umur 50 dan 60 tahun. !ksposur radiasi& terutama pada pasien yang sedang menjalani pera4atan menggunakan radiasi di daerah kepala atau leher meningkatkan resiko terjadinya tumor kelenjar salivarius. Atau mereka yang kerja di tempat yang ada eksposur radiasi juga meningkatkan resiko terjadinya tumor kelenjar salivarius. 'i(ayat )eluarga pada pasien yang mempunyai ri4ayat keluarga sebelumnya memiiki resiko yang lebih tinggi untuk menderita tumor kelenjar salivarius 5

2.4 Diagno+i+ ( 2.4.1 Anamne+i+ -enjolan pada kelenjar parotis submandibular dan mukosa rongga mulut $palatum sublingual'

10

-enjolan

pada

kelenjar

parotis

biasanya

terletak

preauri"ular

menyebabkan telinga terangkat nyeri atau tidak $ berhubungan dengan .. +ranialis trigeminus' ada tidaknya Bbell>s palsyC $kelumpuhan nervus kranialis *a"ialis' berhubungan dengan keganasan parotis. #aralisis n. *as"ialis dijumpai pada kurang lebih 2-1% keganasan parotis. Adanya dis*agia nyeri pada tenggorokan dan gangguan pendengaran berhubungan dengan keganasan lobus pro*undus parotis dengan ekstensi ke oro*aring. #aralisis n. glossopharyngeus n. vagus n. hypoglossus n. a""essories trun"us sympathi"us $horner syndrome' berhubungan dengan keganasan parotis dengan ekstensi pada nervi tersebut. Adanya pembesaran KH- leher terutama pada level ! !! dan !!! biasanya berhubungan dengan metastasis keganasan yang berasal dari glandula salivarius. #rogresivitas penyakit. Ke"epatan pertumbuhan berhubungan dengan grading keganasan dan besar tumor $"an"er "ells doubling time' )aktor resiko 7 paparan radiasi dan paparan limbah pabrik kulit atau debu gergaji. 2.4.2 Pemerik+aan 2i+ik 3tatus Heneralis $pemeriksaan dari kepala sampai kaki dan tanda vital' Keadaan Imum $ anemia i"terus ekstremitas' #er*orman"e status $Karno*sky s"ore' :anda-tanda metastasis pada KH- paru hati tulang atau vertebra 3tatus @okal i. !nspeksi lokasi tumor bentuk tumor pendesakan organ sekitar dan kondisi kulit atau mukosa diatas tumor. #ada leher terangkatnya "upingA lobules daun telinga pembesaran KH-. !ntra oral adakah sumbatan duktus stensen>s $batu striktur' tonjolan mukosa di area parapharingeal atau pendesakan tonsilAuvula.
11

batukAsesak napas paresis dari

ii. #alpasi palpasi bimanual dilakukan untuk menilai konsistensi permukaan mobilitas ukuran batas dan nyeri tekan. 3elain itu dilakukan pemeriksaan *ungsi n. <!! <!!! !J J J! J!!. 3tatus ?egional palpasi KH- leher pada semua level terutama pada semua level terutama upper level $level ! !! !!!' baik ipsilateral dan kontralateral. 2ika ada pembesaran tentukan lokasi levelnya ukuran terbesarnya KH- jumlah dan mobilitasnya. 2.4.( Pemerik+aan Pen,njang 2.4.(.1 Pemerik+aan 3a%iologi+ Pemerik+aan 3a%iologi+ ,nt,k %iagno+i+ $ata+ in%ika+i) )oto polos rahang untuk mengetahui terkena tidaknya tulang rahang $mandibulaAma0illa' pada proses keganasan kelenjar salivarius ini Intuk melakukan diagnosis banding antara kista tulang rahang keganasan tulang rahang $,4ing 3ar"oma osteo sar"oma' dan tumor glandula salivarius $parotis dan submandibularis' 3ialogra*i dibuat bila ada diagnosa banding kista parotis atau submandibula. #emeriksaan ini diperlukan untuk melihat gambaran duktus stenson>s dan "abang-"abangnya. Dengan sialogra*i dapat dilihat ada penyempitan atau penyumbatan duktus bayangan bagian yang menyempit dan *ibrotik. Dapat pula dilihat apakah struktur duktus tersebut terdorong atau tidak oleh suatu massa tumor. Pemerik+aan 3a%iologi+ ,nt,k +taging )oto toraks untuk melihat metastasis paru. I3H Abdomen 5T S6an7 3I :erutama untuk tumor kelenjar salivarius yang besar dengan mobilitas terbatas.

12

#enting untuk approa"h pembedahan dan operabilitas misalnya pada tumor parotis dari lobus pro*undus dan perluasannya ke oro*aring. Detastasis pada KH- leher ekstensinya kadang untuk melihat ekstensi ekstrakapsuler. 2.4.(.2 Bio*+i 8 2NAB belum merupakan pemeriksaan baku akurasinya bervariasi $60% - &0%'. #ada tumor submandibula ).A- sangat membantu apabila positi* tumor. Potong #ek, dikerjakan pada spesimen operasi untuk tumor yang operable. #ada tumor parotis potong beku dilakukan dari spe"imen parotidektomi super*i"ial tumor submandibula dan kelenjar liur minor dari spe"imen eksisi. Bio*+i ek+i+i& dianjurkan pada tumor sublingual dan tumor kelenjar liur yang ke"il dilakukan dalam bentuk operasi de*initive $ eksisi luas'. -ila tumor inoperable dilakukan biopsi insisi. -iopsi insisi harus dihindari pada tumor yang operable untuk men"egah spillage tumor kerusakan tumor dan "edera sara* *asialis. 2.9 Penatalak+anaan 2.9.1 T,mor Kelenjar Paroti+ #embedahan merupakan terapi utama untuk semua tumor parotis. Ada beberapa jenis pembedahan pada parotis yaitu7 parotidektomi super*isial parotidektomi total dan parotidektomi radikal $e0tended'. Dikenal beberapa jenis insisi kulit yang biasa dipakai adalah insisi -lair insisi -ailey dan insisi K. Kon*irmasi diagnosis de*initi* dilakukan saat operasi dengan potong beku dari spesimen parotidektomi. 2ika jinak "ukup super*isial kalau ganas dilanjutkan dengan parotidektomi total. ,ksisi pleomor*hi" adenoma harus dilakukan dengan hati-hati untuk mengangkat jaringan-jaringan sehat di sekitar tumor menghindari ruptur pseudo"apsul dan spillage tumor untuk mengurangi resiko rekurrensi (
13

Intuk tumor jinak parotidektomi super*isial adalah untuk diagnosis dan terapi. 3ementara untuk tumor ganas memerlukan pembedahan dan radiasi ke"uali neoplasma grading rendah $mis7 lo4 grade mu"oepidermoid "ar"inoma dan lo4 grade adeno"ar"inoma' yang diterapi dengan pembedahan saja. 3uper*isial parotidektomi $partial lateral' diindikasikan untuk lesi jinak di lobus super*isial. ,nuklasi tumor tidak dianjurkan karena sering terjadi residi* $(9%'. #arotidektomi super*isial adalah pengangkatan tumor beserta jaringan parotis dengan preservasi n. )asialis 1 Intuk tumor parotis ganas neoplasma di lobus pro*undus dan tumor jinak yang residi* parotidektomi total adalah terapi pilihan. #artoidektomi total adalah pengangkatan tumor beserta seluruh kelenjar parotis dengan preservasi n. )asialis. Ada kalanya eksistensi tumor demikian luasnya sehingga n. )asialis dan jaringan sekitarnya seperti kulit dan otot harus diangkat tindakan ini dinamakan parotidektomi radikal. :umor parotis dengan eksistensi lokal $kulit atau saluran telinga luar' terkadang memerlukan mastoidektomi $untuk mela"ak nervus bagian proksimal' dna mengangkat bagian lateral dari tulang temporal 1 #engorbanan nervus *asialis hanya diindikasikan bila makroskopik nervus telah terin*iltrasi. .ervus *asialis yang makroskopis terin*iltrasi pengangkatannya harus sampai bebas tumor. :indakan ini khususnya dilakukan pada adenoid "ysti" "ar"inoma yang merupakan neurotropi" tumor. .ervus *asialis yang diangkat harus segera direkonstruksi dengan interpositional nerve gra*ting $menggunakan nervus sural dari tungkai nervus "utaneous antebra"hii medial dari lengan atau nervus auri"ularis magnus' atau gra*t nervus J!! ke n. <!! 1 :umor ganas dengan kelenjar getah bening klinis tidak teraba $.0' saat operasi parotidektomi diambil sampling kelenjar getah bening subdigastrikus dan diperiksa potong beku jika positi* mengandung metastasis dilakukan diseksi leher radikal jika negati* operasi "ukup total parotidektomi saja. :umor ganas parotis yang disertai metastasis regional ke kelenjar getah bening leher $.-positi*' dilakukan total parotidektomi disertai diseksi leher radikal. Apabila disertai

14

reseksi

mandibula

operasi

dinamakan

Lperasi

+ommando

$+ombined

Dandibule"tomy and ?adi"al .e"k Disse"tion Lperation' ( 2.9.2 T,mor Kelenjar S,#man%i#,la Intuk tumor jinak eksisi kelenjar submandibula adalah untuk diagnosis dan kurati* tentunya dengan kon*irmasi potong beku. -ila hasil potong beku jinak operasi selesai jika ganas dilanjutkan diseksi submandibula $,ksisi struktur lim*atik level !' dan dilakukan potong beku. 2ika kelenjar getah bening mengandung metastasis dilanjutkan dengan radi"al ne"k disse"tion. ?angkaian tindakan tersebut dilakukan bila klinis tidak ada pembesaran kelenjar getah bening leher $.0'. 2ika tidak ada tulang yang terlibat dengan .0 dilakukan e0tended supraomohyoid disse"tion termasuk pengangkatan bed kelenjar otot dan sara* di sekitarnya. 2ika kelenjar getah bening klinis teraba dilakukan diseksi modi*ikasi 7 Diseksi leher dilakukan bila terdapat pembesaran kelenjar getah bening yang teraba se"ara klinis $.-positi*'. 2ika ada in*iltrasi mandibula dilakukan "omposite rese"tion $mandibulektomi dan diseksi leher satu kesatuan'. 3eperti pada tumor parotis pengangkatan nervus hipoglosus dan nervus lingualis hanya dilakukan jika makroskopis telah terin*iltrasi tumor dan ekstensi lokal ke jaringan sekitar $misal7 dasar mulut lidah' membutuhkan eksisi lebih radikal 1 2.9.( T,mor Kelenjar S,#ling,al %an Kelenjar Li,r inor leher

:erapinya adalah eksisi luas dengan sayatan % "m dari tepi tumor. Intuk tumor yang letaknya dekat dengan tulang misalnya palatum durum dan gingiva eksisi luas dilakukan beserta reseksi tulang di ba4ahnya. -atas sayatan harus dikon*irmasi dengan potong beku pada pasien dengan adenoid "ysti" "ar"inoma karena tumor ini "enderung mengin*iltrasi jaringan sekitar. !ndikasi diseksi dan radiasi adjuvant adalah sama dengan kelenjar liur mayor lainnya ( 2.9.- Kanker kelenjar li,r !ang ti%ak resectable ata, meta+ta+i+ ja,:

15

#asien dengan tumor primer atau rekuren yang unresectable terdapat metatasis jauh atau ada problem medikal yang tidak memungkinkan operasi dapat diberikan terapi paliati* dangan radiasi konvensional. ?adiasi dengan neutron merupakan pilihan lain yang dianjurkan. +isplatin do0orubi"in dan 5-)I merupakan agent akti* yang dapat digunakan pada kanker stadium lanjut atau ada metastasis jauh 4alaupun umumnya respon rendah. ?eseksi terkadang dilakukan pada kasus yang selekti* dengan adenoid "ysti" "ar"inoma yang memiliki metastasis soliter di paru ( 2.9.4 3a%ia+i ?adiasi sebagai terapi primer diindikasikan pada kasus kanker kelenjar liur yang inoperabel dan sebagai adjuvan post operati* pada kanker grading tinggi atau kasus rekurensi. Adenoid "ysti" "ar"inoma high grade mu"oepidermoid "ar"inoma high grade adeno"ar"inoma karsinoma sel skuamos dan metastasis kelenjar getah bening leher adalah kasus spesi*ik yang membutuhkan adjuvant radiasi. ?adiasi adjuvant juga diindikasikan pada tumor yang menempel pada sara* $*asialis lingualis hipoglosus dan assesorius' karsinoma residi* karsinoma lobus pro*undus ada residu tumor makroskopik atau mikroskopik dan pada kanker stadium :1 atau :(. #ada kasus pleomor*hi" adenoma yang rekurren atau makroskopik terdapat spoillage tumor dapat diberikan radiasi post operati*. 3ebagai adjuvant radiasi dapat menurunkan rekurensi lokal dan menaikkan survival rate rekurensi lokal turun dari 5(% menjadi %(%. Dosis radiasi pada tumor primer dan meliputi tempat insisi adalah 50-70 Hy ( ?adioterapi adjuvant pas"a diseksi leher $regionalAleher' diindikasikan pada semua kanker grading tinggi $high grade malignan"y' kanker stadium :1 atau :( terdapat kelenjar getah bening yang mengandung metastasis lebih dari % ada pertumbuhan ekstra kapsul atau diameter kelenjar getah bening lebih dari 1 "m. 2.9.9 Kemotera*i Kemoterapi tidak dapat digunakan sebagai terapi primer untuk tujuan kurati* pada kanker kelenjar liur. Data mengenai peranan kemoterapi pada kanker
16

ini masih terbatas. Kemoterapi dapat diberikan sebagai adjuvant atau paliati* pada kasus-kasus yang sudah bermetastasis. ?espon terhadap kemoterapi umumnya berkisar %0-10%. Do0orubi"in dan 5-*luoroura"il disimpulkan memiliki respon yang besar pada penelitian retrospekti* $pada adenoid "ysti" "ar"inoma' namun tidak terbukti pada prospekti*. +isplatin pa"lita0el vinorelbin epirubi"in dan mito0antrone rata-rata responnya adalah %0-20% pada studi prospekti* dengan sampel kanker yang telah bermetastasis atau rekuren. Kombinasi kemoterapi yang mengandung "isplatin atau antraksiklin $"y"lophospamideAdo0orubi"inA"isplatinAvinorelbin "isplatinA5-)I' akan meningkatkan rata-rata-rata respon menjadi 20-10% dengan toksisitas yang dapat ditoleransi ( 2.8 Progno+i+ %an 2ollo; U* 2.8.1 Progno+i+ #ada kanker kelenjar liur se"ara keseluruhan survival 5 tahun adalah 70&0% pada grading rendah dan 20-10% pada tumor grading tinggi. ?ekurensi total dan metastasis jauh bervariasi dari %5% sampai 20% dan umumnya terjadi pada karsioma yang invasi ke perineural $adenoid "ysti" "ar"inoma'. 3urvi"al 5 tahun pada tumor jinak men"apai %00% resiko tinggi untuk rekurren pada penderita yang mendapatkan operasi adekuat. 2.8.1.1 Pleomor*:i6 5ar6inoma ,nuklasi dan eksisi dengan margin yang sempit akan menyebabkan rekurensi 20% setelah %0-20 tahun pengamatan. #arotidektomi super*isial menghasilkan rekurensi 5%. 3piro melaporkan rata2 rekurensinya adalah 7% dari %1(2 pasien yang di *ollo4 up minimal %0 tahun. Kematian karena mi0ed tumor sangat jarang 7 2.8.1.2 T,mor "ana+ Kelenjar Li,r a!or

17

Kemungkinan untuk penyembuhan kurati* untuk kanker grading rendah dengan pembedahan saja adalah tinggi dan radiasi adjuvant umumnya tidak diperlukan. ?ata-rata rekurensi lokal untuk pembedahan saja pada kanker grading tinggi adalah 50-60%. #ada pasien yang mendapatkan adjuvant radiasi pas"a operasi Harden mendapatkan rekurensi lokal &% dan rekurensi regional 6% dengan survival %0-%5 tahun adalah 60% dan 52% 7

2.8.1.( T,mor Kelenjar S,#man%i#,la -yers dkk melaporkan hasil terapi pembedahan dengan selekti* radiasi pada tumor submandibula maligna mendapatkan rata-rata kontrol lokal adalah 6(% dan rata-rata survival 50%. 3piro melaporkan hasil pembedahan dari %2& kanker kelenjar submandibula dengan pengamatan minimal %0 tahun mendapatkan lokoregional kontrol (0% dan "ause-spesi*i" "ure rate untuk 5 dan %0 tahun adalah 1%% dan 22%. :umor jinak submandibula yang dioperasi sebanyak %06 pasien dan hanya 2 kasus yang rekurren 7 2.8.1.- T,mor Kelenjar Li,r inor 3piro

Dari penelitian di memorial 3loan-Kettering +an"er +enter

melaporkan rata-rata angka kesembuhan spesi*ik untuk 5 %0 dan %5 tahun adalah ((% 12% dan 2%%. Kematian karena kanker men"apai 5%%. #asien dengan adenoid "ysti" "ar"inoma memiliki prognosis paling buruk dengan 20% hidup tanpa rekurren. #ada adeno"ar"inoma 15% hidup tanpa kekambuhan dan mu"oepidermoid "ar"inoma memiliki rata-rata kontrol yang paling baik dengan kurati*itas jangka panjang sekitar 70% 7 :umor jinak yang berasal dari kelenjar liur minor mempunyai prognosis yang baik namun tindakan enukleasi akan selalu diikuti rekurensi. 3piro mendapatkan rekurensi 6% dari tumor jinak palatum bibir dan pipi yang di *ollo4 up selama %0 tahun. Eodge mendapatkan overall "ontrol rate untuk %0 tahun 6%% pada kasus pleomorphi" adenoma.
18

2.8.2 2ollo; U* Dianjurkan setiap 1 bulan pada 1 tahun pertama pas"a terapi selesai kemudian setiap 6 bulan selama 5 tahun dan dilanjutkan setiap tahun sekali seumur hidup. #ada *ollo4 up tahunan penderita diperiksa se"ara lengkap7 *isik *oto toraks I3H abdomen $hepar' dan bone s"an untuk menentukan penderita bebas kanker atau tidak. !n*ormasi yang perlu di"ari pada pemeriksaan adalah lama hidup $dalam tahun dan bulan' lama interval bebas tumor keluhan penderita status per*ormans status penyakit $bebas kanker residi* metastasis timbul kanker atau penyakit baru' komplikasi terapi dan terapi yang diberikan. #ada adenoid "ysti" "ar"inoma yang berpotensi menyebar sepajang nervus dan bermetastasis jauh ke paru harus dilakukan pemeriksaan imaging yang teliti $D?! dan *oto thoraks' 1

19

DA2TA3 PUSTAKA

%. @i"itra @ +esare H )ran8 2# 2an E3 #aolo - dan ?oberto D. 2001. Ma*or and Minor "ali+ary ,lands Tumours . +riti"al ?evie4s in Ln"ologyA Eematology (57 2%5-225. 2. )utran . #arvathaneni I dan Dartins ?H. 200&. Dalignant 3alivary Hland :umors. !n 7 Earrison @- 3essions ?- Eong /K eds. -ead and .eck $ancer/ Multidisciplinary pproach& 1rd ed. #hiladelphia7 @ippin"ott /illiams M /ilkins= 59&. 1. 3uyatno dan ,mir :#. 20%0. Bedah 0nkologi/ 1iagnosis dan Terapi. 2akarta7 +< 3agung 3eto= hal. %2%-%(7. (. :jakra /D. 20%0. Panduan Penatalaksanaan )anker "olid P!' B02 3454. 2akarta7 +< 3agung 3eto= hal 7(-&5. 5. 2ohn DD dan Earri #A. 2007. "ali+ary ,land .eoplasms. ,mory Iniversity Eospital7 ,medi"ine.
6. Kuppersmith ?- et. Al. %&&5. Minor sali+ary gland tumour. -aylor

+ollege o* Dedi"ine Dept. o* Ltolaryngology= hal %-%1. 7. Albar NA :jindarbumi D ?amli D @ukito # dkk. 2001. Protokol P!' B02. -andung. 9. 3tevenson DD. 20%%. Ma*or "ali+ary ,lands $ancer "taging. emedi"ine.meds"ape."omAarti"le20(7666-overvie4. Diakses tanggal 2%)ebruari jam 20.10. &. Ameri"an 3o"iety o* +lini"al Ln"ology. 20%%. "ali+ary ,land $ancer. 444."an"er.netA"an"er-typesAsalivary-gland-"an"erArisk-*a"tor. Diakses tanggal 2% )ebruari 20%( jam 2010
20

%0. #eter 3D dan Dargaret 3-. 2001. "ali+ary ,lands/ Pathology. Dosby +hap. 1&7 2005-2%11.

natomy and

21

You might also like