You are on page 1of 13

I.

Klarifikasi Istilah resusitasi : usaha dalam memberikan fentilasi yang adekuat pemberian oksigen dan curah jantung yang cukup untuk menyalurkan oksigen jantung dan alat vital lainnya. HPHT : hari pertama haid terakhir. P! " score : ungkapan tentang keadaan bayi dalam angka# biasanya ditentukan pada $% detik pertama setelah lahir berada sarkat ddj# usaha nafas# tonus otot# reflek iritabilitas dan &arna. grunting : suara pada akhir respirasi paling sering pada bayi baru lahir atau bayi mengalami ga&at nafas. sianosis : diskolorisasi kebiruan dari kulit dan membran mukosa akibat konsentrasi hb tereduksi yang meningkat pada darah persalinan spontan : persalinan melalui jalan lahir pervaginam tanpa alat bantu dengan tenaga ibu itu sendiri. ruptur membran : suatu keadaan menjelang kelahiran yang menjelaskan pecahnya ketuban. lanugo : rambut halus pada tubuh fetus. Tonus otot : kontraksi otot yang ringan dan terus-menerus. chest indra&ing : tarikan dinding dada bagian ba&ah kedalam pada saat bernafas

II.

Identifikasi 'asalah (. Ibu hamil usia () tahun kehamilan pertama diba&a ke rumah sakit dengan kontraksi. *. +y. ,olehah lupa HPHT# tapi perkiraan pasien hamil - bulan tanpa ri&ayat hipertensi dan sakit pada kehamilan .. $ jam setelah masuk rumah sakit pasien melahirkan bayi perempuan secara spontan dengan proses persalinan .% menit dan ( jam sebelum persalinan mengalami pecah ketuban /. 0ayi tidak menangis spontan setelah kelahiran dan dilakukan resusitasi 1. P! " score ( menit (# 1 menit .# dan (% menit 2 setelah satu jam bayi masih menangis lemah dan sianosis $. Pemeriksaan 3isik

III.

nalisis 'asalah Ibu hamil usia 19 tahun kehamilan pertama dibawa ke rumah sakit dengan kontraksi. a. 0agaimana dampak usia muda terhadap kehamilan4 ( b. 0agaimana fisiologi kontraksi uterus4 5kontraksi palsu6 * c. 0agaimana pengaruh kehamilan pertama pada kasus4 . Ny. Solehah lupa HPHT, tapi perkiraan pasien hamil 8 bulan tanpa riwayat hipertensi dan sakit pada kehamilan. a. 0agaimana cara menentukan usia kehamilan dan &aktu kelahiran menggunakan HPHT4 / Penentuan usia kehamilan dapat dilakukan berdasarkan perhitungan dari hari pertama siklus haid 5HPHT6 dengan menggunakan rumus +aegele dengan syarat menstruasi haruslah teratur setiap *- hari dan tidak menggunakan kontrasepsi hormonal. "umus +aegele adalah cara standar perhitungan tanggal jatuh tempo untuk kehamilan. Hal ini dinamai 3ran7 Karl +aegele 5(22--(-1(6# dokter kandungan 8erman yang merancang aturan ini. "umus ini terutama berlaku untuk &anita dengan siklus *- hari sehingga ovulasi terjadi pada hari ke (/. "umus +aegle memperhitungkan umur kehamilan berlangsung selama *-- hari. Perhitungan kasarnya dapat dipakai dengan menentukan hari pertama haid dan ditambah *-- hari# sehingga perkiraan kelahiran dapat ditetapkan. "umus +aegle dapat dihitung hari haid pertama ditambah 2 5tujuh6 dan bulannya dikurang . 5tiga6 dan tahun ditambah ( 5satu6.

Mochtar, R. 1998. Sinopsis Obstetri: Obstetri Fisiologi-Obstetri Patologi. Edisi 2. Jakarta: EGC

b. 0agaimana

cara

menentukan

usia

kehamilan

dan

&aktu

kelahiran

menggunakan metode lain4 ( c. 0agaimana dampak bayi lahir preterm4 *

Setelah

!am masuk rumah sakit, pasien melahirkan bayi perempuan se"ara

spontan dengan proses persalinan #$ menit dan 1 !am sebelum persalinan mengalami pe"ah ketuban. a. 0agaimana asuhan persalinan normal4 . b. 0agaimana interpretasi# fisiologi# dan patofisiologi : melahirkan setelah $ jam masuk rumah sakit / proses persalinan .% menit ( ( jam sebelum persalinan pecah ketuban *

%ayi tidak menangis spontan setelah kelahiran dan dilakukan resusitasi. a. 0agaimana etiologi# interpretasi dan patofisiologi bayi tidak menangis spontan4 . b. pa tindakan yang diberikan bila bayi tidak menangis4

5(6 langkah a&al dalam stabilisasi 5a6 memberikan kehangatan 0ayi diletakkan di ba&ah alat pemancar panas 5radiant &armer6 dalam keadaan telanjang agar panas dapat mencapai tubuh bayi dan memudahkan eksplorasi seluruh tubuh. 0ayi dengan 009" memiliki kecenderungan tinggi menjadi hipotermi dan harus mendapat perlakuan khusus. 0eberapa kepustakaan merekomendasikan pemberian teknik penghangatan tambahan seperti penggunaan plastik pembungkus dan meletakkan bayi diba&ah pemancar panas pada bayi kurang bulan dan 009". adalah alas penghangat. 5b6 memposisikan bayi dengan sedikit menengadahkan kepalanya 0ayi diletakkan telentang dengan leher sedikit tengadah dalam posisi menghidu agar posisi farings# larings dan trakea dalam satu garis lurus yang akan mempermudah masuknya udara. Posisi ini adalah posisi terbaik untuk melakukan ventilasi dengan balon dan sungkup dan:atau untuk pemasangan pipa endotrakeal. lat lain yang bisa digunakan

5c6 membersihkan jalan napas sesuai keperluan spirasi mekoneum saat proses persalinan dapat menyebabkan pneumonia aspirasi. ,alah satu pendekatan obstetrik yang digunakan untuk mencegah aspirasi adalah dengan melakukan penghisapan mekoneum sebelum lahirnya bahu 5intrapartum suctioning6# namun bukti penelitian dari beberapa senter menunjukkan bah&a cara ini tidak menunjukkan efek yang bermakna dalam mencegah aspirasi mekonium. ;ara yang tepat untuk membersihkan jalan napas adalah bergantung pada keaktifan bayi dan ada:tidaknya mekonium. 0ila terdapat mekoneum dalam cairan amnion dan bayi tidak bugar 5bayi mengalami depresi pernapasan# tonus otot kurang dan frekuensi jantung kurang dari (%%<:menit6 segera dilakukan penghisapan trakea sebelum timbul pernapasan untuk mencegah sindrom aspirasi mekonium. Penghisapan trakea meliputi langkah-langkah pemasangan laringoskop dan selang endotrakeal ke dalam trakea# kemudian dengan kateter penghisap dilakukan pembersihan daerah mulut# faring dan trakea sampai glotis. 5d6 mengeringkan bayi# merangsang pernapasan dan meletakkan pada posisi yang benar 'eletakkan pada posisi yang benar# menghisap sekret# dan mengeringkan akan memberi rangsang yang cukup pada bayi untuk memulai pernapasan. 0ila setelah posisi yang benar# penghisapan sekret dan pengeringan# bayi belum bernapas adekuat# maka perangsangan taktil dapat dilakukan dengan menepuk atau menyentil telapak kaki# atau dengan menggosok punggung# tubuh atau ekstremitas bayi. 0ayi yang berada dalam apnu primer akan bereaksi pada hampir semua rangsangan# sementara bayi yang berada dalam apnu sekunder# rangsangan apapun tidak akan menimbulkan reaksi pernapasan. Karenanya cukup satu atau dua tepukan pada telapak kaki atau gosokan pada punggung. 8angan membuang &aktu yang berharga dengan terus menerus memberikan rangsangan taktil.

5*6 ventilasi tekanan positif 5.6 kompresi dada 5/6 pemberian epinefrin dan atau pengembang volume 5&olume e'pander6

Keputusan untuk melanjutkan dari satu kategori ke kategori berikutnya ditentukan dengan penilaian . tanda vital secara simultan 5pernapasan# frekuensi jantung dan &arna kulit6. =aktu untuk setiap langkah adalah sekitar .% detik# lalu nilai kembali# dan putuskan untuk melanjutkan ke langkah berikutnya 5lihat bagan6.

Sumber:
American Academy of Pediatrics dan American eart Association. !"k" #and"an res"sitasi neonat"s. Edisi ke$%. Jakarta: Perinasia& 2''(.

>epartemen

Kesehatan

"epublik

Indonesia.

*%%-.

Pencegahan

>an

Penatalaksanaan sfiksia +eonatorum


Good)in *M, !e+ai 1, Gyneco+ 1992& 1(2:1%'($ Martin$Ance+ A, Garcia $ A+i. A, Gaya 3, dkk. M"+ti#+e or4an in0o+0ement in #erinata+ as#hy.ia. J Pediatr 199%& 122:28($95. 6e+son 7!, 8e0iton A . o) m"ch of neonata+ ence#ha+o#athy is d"e to /irth as#hy.ia9 Am J -is Chi+d 1991& 1:%:152%$51. ;is)e++ *E, Gannon CM, Jaco/ J, et a+. -e+i0ery room mana4ement of the a##arent+y 0i4oro"s meconi"m$stained neonate: res"+ts of the m"+ticenter, internationa+ co++a/orati0e tria+. Pediatrics 2'''&1'% :1 <2. 3a+ci4+ia =, enderschott C, Potter P, e+mchen R. -oes -e8ee s"ction at the #erine"m #re0ent meconi"m as#iration syndrome9 Am J 1/stet Gyneco+ 1992& 1(2:12:5 <12:9. ernande, P, -"rand M, Pa"+ R . As#hy.ia+ com#+ications in the term ne)/orn )ith se0ere "m/i+ica+ acidernia. Am J 1/stet

c. 0agaimana cara tindakan resusitasi4 ( (P)(* s"ore 1 menit 1, + menit #, dan 1$ menit , setelah satu !am bayi masih menangis lemah dan sianosis. a. 0agaimana interpretasi# patofisiologi dan cara menilai P! " score4 * b. 0agaimana dampak keadaan bayi masih merintih dan sianosis setelah lahir ( jam4 . Pemeriksaan -isik a. 0agaimana interpretasi dan patofisiologi pemeriksaan fisik4 Kalimat ( 5/6

0ila dihitung dengan menggunakan grafik 9ubchenko# bayi +y. ,oleha termasuk dalam kategori (propriate .or )estational (ge 5 ! 6 atau ,esuai 'asa Kehamilan 5,'K6. +amun# bila dilihat dari beratnya saat lahir# yaitu (/%% gram# bayi +y. ,oleha dikategorikan ke dalam berat bayi lahir sangat rendah 5009,"6. Klasifikasi berat bayi lahir rendah:

a. 009": (1%% ? *1%% gram b. 009,": @ (1%% gram c. 009A": @ (%%% gram Kalimat * 5(6 Kalimat . 5*6 Kalimat /#1 5.6 /iagnosis a. 0agaimana cara penegakkan diagnosis dan pemeriksaan penunjang pada kasus4 / Anamnesis namnesis diarahkan untuk mencari faktor risiko terhadap terjadinya asfiksia neonatorum. Pemeriksaan fisis o 0ayi tidak bernafas atau menangis o >enyut jantung kurang dari (%%<:menit o Tonus otot menurun o 0isa didapatkan cairan ketuban ibu bercampur mekonium# atau sisa mekonium pada tubuh bayi o 009" Pemeriksaan penunjang 9aboratorium : hasil analisis gas darah tali pusat menunjukkan hasil asidosis pada darah tali pusat: o PaB* @ 1% mm H*B o Pa;B* C 11 mm H* o pH @ 2#.% 0ila bayi sudah tidak membutuhkan bantuan resusitasi aktif# pemeriksaan penunjang diarahkan pada kecurigaan atas komplikasi# berupa : >arah perifer lengkap

nalisis gas darah sesudah lahir !ula darah se&aktu Alektrolit darah 5Kalsium# +atrium# Kalium6 Dreum kreatinin 9aktat Pemeriksaan radiologi:foto dada Pemeriksaan radiologi:foto abdomen tiga posisi Pemeriksaan D,! Kepala Pemeriksaan AA! ;T scan kepala

,umber: >epartemen Kesehatan "epublik Indonesia. *%%-. Pen"egahan dan

Penatalaksanaan (s.iksia Neonatorum

b. 0agaimana diagnosis banding dan &orking diagnosis dari kasus ini4 ( c. 0agaimana epidemilogi dari kasus ini4 * d. 0agaimana etiologi dari kasus ini 4 . e. 0agaimana patofisiologi dari kasus ini4 / f. 0agaimana manifestasi klinis dari kasus ini4 ( g. 0agaimana tatalaksana dari kasus ini4 * h. 0agaimana pencegahan dari kasus ini4 . i. 0agaimana komplikasi dari kasus ini4 / Kelainan yang terjadi akibat hipoksia dapat timbul pada stadium akut dan dapat pula terlihat beberapa &aktu setelah hipoksia berlangsung. Pada keadaan hipoksia akut akan terjadi redistribusi aliran darah sehingga organ vital seperti otak# jantung# dan kelenjar adrenal akan mendapatkan aliran yang lebih banyak

dibandingkan organ lain seperti kulit# jaringan muskuloskeletal serta organ-organ rongga abdomen dan rongga toraks lainnya seperti paru# hati# ginjal# dan traktus gastrointestinal. Perubahan dan redistribusi aliran terjadi karena penurunan resistensi vaskular pembuluh darah otak dan jantung serta meningkatnya resistensi vaskular di perifer. Hal ini dapat terlihat dalam penelitian lain oleh kinbi dkk.5())/6 yang melaporkan bah&a pada pemeriksaan ultrasonografi >oppler ditemukan kaitan yang erat antara beratnya hipoksia dengan menurunnya velositas aliran darah serta meningkatnya resistensi jaringan di ginjal dan arteri mesenterika superior. Perubahan ini dapat menetap sampai hari ke-. neonatus. Perubahan resistensi vaskular inilah yang dianggap menjadi penyebab utama redistribusi curah jantung pada penderita# hipoksia dan iskemia neonatus. 3aktor lain yang dianggap turut pula mengatur redistribusi vaskular antara lain timbulnya rangsangan vasodilatasi serebral akibat hipoksia yang disertai akumulasi karbon dioksida# meningkatnya aktivitas saraf simpatis dan adanya aktivitas kemoreseptor yang diikuti pelepasan vasopresin. "edistribusi aliran darah pada penderita hipoksia tidak hanya terlihat pada aliran sistemik tetapi juga terjadi saat darah mencapai suatu organ tertentu. Hal ini dapat terlihat pada aliran darah otak yang ditemukan lebih banyak mengalir ke batang otak dan berkurang ke serebrum# pleksus khoroid# dan masa putih. Pada hipoksia yang berkelanjutan# kekurangan oksigen untuk menghasilkan energi bagi metabolisme tubuh menyebabkan terjadinya proses glikolisis anerobik. Produk sampingan proses tersebut 5asam laktat dan piruvat6 menimbulkan peningkatan asam organik tubuh yang berakibat menurunnya pH darah sehingga terjadilah asidosis metabolik. Perubahan sirkulasi dan metabolisme ini secara bersama-sama akan menyebabkan kerusakan sel baik sementara ataupun menetap. Pada bayi kurang bulan# proses hipoksia yang terjadi akan lebih berat dibandingkan dengan bayi cukup bulan akibat kurang optimalnya faktor redistribusi aliran darah terutama aliran darah otak# sehingga risiko terjadinya gangguan hipoksik iskemik dan perdarahan periventrikular lebih tinggi. >emikian pula disfungsi jantung akibat proses hipoksik iskemik ini sering berakhir dengan payah jantung. Karena itu tidaklah mengherankan apabila pada hipoksia berat#

angka kernatian bayi kurang bulan# terutama bayi berat lahir sangat rendah yang mengalami hipoksia berat dapat mencapai /.-1-E.

Disfungsi multi organ pada hipoksia/iskemia !ambaran klinik yang terlihat pada berbagai organ tubuh tersebut sangat bervariasi tergantung pada beratnya hipoksia# selang &aktu antara pemeriksaan keadaan hipoksia akut terjadi# masa gestasi bayi# ri&ayat pera&atan perinatal# serta faktor lingkungan penderita termasuk faktor sosial ekonomi. 0eberapa penelitian melaporkan# organ yang paling sering mengalami gangguan adalah susunan saraf pusat. Pada asfiksia neonatus# gangguan fungsi susunan saraf pusat hampir selalu disertai dengan gangguan fungsi beberapa organ lain 5 multiorgan .ailure6. Kelainan susunan saraf pusat yang tidak disertai gangguan fungsi organ lain# hampir pasti penyebabnya bukan asfiksia perinatal. ,umber: >epartemen Kesehatan "epublik Indonesia. *%%-. Pen"egahan dan Penatalaksanaan (s.iksia Neonatorum j. 0agaimana prognosis kasus ini4 ( k. 0agaimana standar kompetensi dokter indonesia dari kasus ini4 * learning issue: anatomi dan fisiologi ibu fisiologi janin sfiksia

( agin# # kona# dipika * billy# tiara# obby# . taufan# nuraidah# yuni# / kevin# gita# indri# try febriani

0A,BK 0 = 9 PTBP D+TDK 0 H , 8 = 0 + F K 9 D > 9A "+I+! I,,DA G +! KD" +! TB9B+! >I T '0 HH D+TDK ,I P G +! ' D +!A" PIK + 8 = 0 +# TA",A" H KA9B'PBK ' ,I+!-' ,I+!. TA"I' K ,IH

You might also like