You are on page 1of 3

Annisa Nurimania S IX-2 (3)

Sudut Pandang Pengarang

January 20

2014

Macam macam sudut Pandang Pengarang dan Contohnya

Sudut Pandang
Sudut pandang (point of view) adalah cara atau kedudukan seorang pengarang di dalam sebuah cerita. Sudut pandang dalam cerita ada dua macam:
A. Sudut pandang orang pertama berarti pengarang berada di dalam sebuah cerita, yang biasanya ditandai dengan penggunaan kata ganti orang pertama (saya, aku, dan gue "bahasa gaul"). Ada dua tipe sudut pandang orang pertama, yakni: Sudut pandang orang pertama pelaku utama. Apabila menggunakan sudut pandang ini, pengarang akan menempatkan dirinya menjadi tokoh utama yang benar-benar memahami tokoh utama. Cerita yang menggunakan sudut pandang ini akan lebih banyak mengisahkan tentang si aku/saya. Sudut pandang orang pertama pelaku sampingan. Apabila menggunakan sudut pandang ini, pengarang akan menempatkan dirinya menjadi tokoh utama yang menceritakan tokoh lainnya. Dengan kata lain, dalam cerita yang menggunakan sudut pandang ini, si aku sebagai tokoh utama akan lebih banyak mengisahkan tokoh lainnya.

B. Sudut pandang orang ketiga. Jika seorang pengarang menggunakan sudut pandang orang ketiga, berarti si pengarang tidak ikut dalam sebuah cerita dan hanya berdiri di luar cerita. Ciri-ciri sudut pandang orang ketiga adalah penggunaan kata ganti orang ketiga dalam sebuah cerita misalnya: dia, ia, atau nama tokoh disebutkan langsung. Ada dua macam sudut pandang orang ketiga: Sudut pandang orang ketiga sebagai pengamat. Dalam cerita yang menggunakan sudut pandang ini, maka pengarang hanya mengetahui permasalahan/konflik tokoh-tokoh ceritanya sebatas fisik mereka. Contohnya gerak-gerik tokoh, mimik wajah tokoh, pakaian tokoh, dan lain sebagainya. Apabila menggunakan sudut pandang ini, tidak wajar apabila si pengarang mengetahui konflik batin tokohtokoh ceritanya. Sudut pandang orang ketiga serba tahu. Dalam cerita yang menggunakan sudut pandang ini, maka pengarang mengetahui segala hal yang dialami dan dirasa tokoh-tokoh ceritanya. Tidak hanya mengetahui fisik, pakaian, maupun gerakgerik tokoh-tokohnya tetapi juga mengetahui konflik batin, masa lalu, penyesalan, dan segala hal yang hanya terjadi dalam batin tokoh-tokoh ceritanya.

Contoh
Sudut Pandang Orang Pertama Pelaku Utama
Pagi ini begitu cerah hingga mampu mengubah suasana jiwaku yang tadinya penat karena setumpuk tugas yang masih terbengkelai menjadi sedikit teringankan. Namun, aku harus segera bangkit dari tidurku dan bergegas mandi karena pagi ini aku harus meluncur ke Supermarket terdekat untuk membeli persediaan makananku yang mulai menipis.

Sudut Pandang Orang Pertama Pelaku Sampingan


Aku iri pada Angga, dia sahabatku, sekaligus orang yang kuanggap rival. Ia selalu lebih dilihat dari pada aku. Terkadang aku merasa benci dengannya, tapi ia juga selalu membantuku dalam segala hal. Terlebih kemarin, saat pentas seni. Aku melihatnya bersama Anita, gadis yang kusukai. Aku tak tahu harus mengalah lagi atau tidak. Aku menginginkan Anita, aku rasa dia juga mempunyai perasaan yang sama. Aku tidak menyalahkannya menyukai Anita, karena akupun tak pernah bercerita padanya bahwa aku menyukai Anita. Tapi mengapa setiap hal yang kusukai selalu saja ia sukai juga?

Sudut Pandang Orang Ketiga Pengamat


Sudah genap satu bulan dia menjadi pendatang baru di komplek perumahan ini. Tapi, belum satu kali pun dia terlihat keluar rumah untuk sekedar beramah-tamah dengan tetangga yang lain, berbelanja, atau apalah yang penting dia keluar rumah. Apa mungkin dia terlalu sibuk, ya? celetuk salah seorang tetangganya. Tapi, masa bodoh! Aku tak rugi karenanya dan dia juga tak akan rugi karenaku. Pernah satu kali dia kedatangan tamu yang kata tetangga sebelah adalah saudaranya. Memang dia sosok introvert, jadi walaupun saudaranya yang datang berkunjung, dia tidak bakal menyukainya.

Sudut Pandang Orang Ketiga Serba Tahu


Entah apa yang terjadi dengannya. Datang-datang ia langsung marah. Memang kelihatannya ia punya banyak masalah. Tapi kalau dilihat dari raut mukanya, tak hanya itu yang ia rasakan. Tapi sepertinya ia juga sakit. Bibirnya tampak kering, wajahnya pucat,dan rambutnya kusut berminyak seperti satu minggu tidak terbasuh air. Tak satu pun dari mereka berani untuk menegurnya, takut menambah amarahnya.

Annisa Nurimania S IX 2 (3)

You might also like