You are on page 1of 3

BAB III ANALISA KASUS

An. K umur 7 hari datang ke RS , pada saat masuk RS pasien ini didiagnosa dengan hiperbilirubinemia. Diagnosa pasien ini ditegakkan berdasar hasil anamnesa yaitu kulit pasien tampak berwarna kuning terang sejak 4 hari sebelum masuk rumah sakit, muncul berangsur angsur semakin bertambah kuning setiap hari, warna kuning pertama tampak pada mata, kemudian disekitar wajah dan leher lalu menyebar ke dada, punggung, tangan dan kaki, keluhan kuning tidak timbul dalam !4 jam setelah lahir, keluhan tidak disertai demam, tidak batuk, tidak pilek, tidak disertai kejang maupun penurunan kesadaran, tidak pucat, tidak disertai muntah, tidak disertai diare, tidak disertai sesak na"as, buang air kecil berwarna kuning jernih tidak kuning pekat, dan buang air besar berwarna kuning kecoklatan, bayi menangis kuat, bergerak akti", dan re"leks menghisap kuat. Selama kehamilan ibu tidak pernah sakit berat dan menyangkal mengkonsumsi obat # obatan maupun jamu # jamuan. $bu juga menyangkal pemberian obat obatan dan trans"usi darah pada pasien. Riwayat penyakit kuning pada ibu, anak sebelumnya, dan anggota keluarga lain disangkal, selama kehamilan sampai akhir kehamilan ibu menyangkal mengalami demam dan keluhan penyakit lain. %A% dan %AK pada ibu selama kehamilan sampai akhir kehamilan normal. Anamnesa ini sesuai dengan teori & $kterus adalah pewarnaan kuning yang tampak pada sklera dan kulit yang disebabkan oleh penumpukan bilirubin. $kterus umumnya mulai tampak pada sklera 'bagian putih mata( dan muka, selanjutnya meluas secara se"alokaudal 'dari atas ke bawah( ke arah dada, perut dan ekstremitas. $kterus secara klinis akan mulai tampak pada bayi lahir bila kadar bilirubin darah ) 7 mg*dl. $kterus yang berhubungan dengan pemberian AS$ disebabkan oleh peningkatan bilirubin indirek. Ada ! jenis ikterus yang berhubungan dengan pemberian AS$, yaitu '+( ,enis pertama& ikterus yang timbul dini 'hari kedua atau ketiga( dan disebabkan oleh asupan makanan yang kurang karena produksi AS$ masih kurang pada hari pertama ' %reast -eeding ,aundice( dan '!( ,enis kedua& ikterus yang timbul pada akhir minggu pertama, bersi"at "amilial disebabkan oleh .at yang ada di dalam AS$ ' %reast /ilk ,aundice(.

26

0ada pasien ini kemungkinan terjadinya hiperbilirubinemia "isiologis disebabkan oleh %reast -eeding ,aundice, karena muncul keluhan lebih dari !4 jam setelah lahir, tidak ada muntah, letargi, apnea, maupun ketidakstabilan suhu, pasien sejak hari pertama lahir minum AS$ dan susu "ormula. /enurut kepustakaan pada sebagian bayi yang kurang mendapatkan AS$ biasanya terlihat kuning pada hari ketiga sampai kelima dengan pemberian AS$ yang kurang baik dan penambahan berat badan yang kurang memuaskan. 0enyebab ikterus karena kurangnya pemberian AS$ belum jelas tetapi kemungkinan memperpanjang siklus enterohepatik bilirubin. 0ada pasien ini %A% normal berwarna kuning kecoklatan 1 %AK berwarna kuning jernih, muntah juga tidak ada. 2al ini menunjukkan bahwa tidak terdapat obstruksi pada saluran pencernaanya. 0emeriksaan "isik a. Ditemukan kulit bayi tampak kuning mulai dari mata, leher, dada, perut sampai ke ekstremitas. Dilakukan pemeriksaan menggunakan kramer didapatkan hasil kramer $3. b. 0ada pemeriksaan hepar dan lien tidak teraba. Sehingga kecurigaan akan hepatitis neonatal dapat disingkirkan, untuk memastikannya dapat kita lakukan pemeriksaan penunjang 0emeriksaan penunjang a. Didapatkan hasil bilirubin total sebesar +7,)4 mg*dl menunjukan hiperbilirubinemia. b. 5olongan darah pasien yaitu A% dengan rhesus '6( dan golongan darah ibu yaitu A dengan rhesus '6( inkompabilitas A%7. c. Skrinning sepsis yaitu salah satunya melakukan pemeriksaan 8R0 dan didapatkan hasil dalam batas normal sehingga dapat menyikirkan ikterus akibat sepsis. 0enatalaksanaan 9ujuan utama dalam penatalaksanaan ikterus neonatorum adalah untuk sehingga dapat menyingkirkan hiperbilirubinemia akibat

mengendalikan agar kadar bilirubin serum tidak mencapai nilai yang dapat menbimbulkan kernikterus atau ense"alopati bilirubin, serta mengobati penyebab
27

langsung ikterus tadi. 0engendalian kadar bilirubin dapat dilakukan dengan mengusahakan agar konjugasi bilirubin dapat lebih cepat berlangsung. 9atalaksana pada kasus ini sesuai dengan kepustakaan yaitu dengan pemberian terapi sinar, sesuai dengan indikasi pada bayi yaitu gejala klinis kuning kramer $3 dengan kadar bilirubin total : +) mg*dl dan bilirubin indirek : +; mg*dl untuk itu segera dilakukan "ototerapi dengan menggunakan double sinar. 0ada hiperbilirubinemia, bayi harus tetap diberikan AS$ dan jangan diganti dengan air putih atau air gula karena protein susu akan melapisi mukosa usus dan menurunkan penyerapan kembali bilirubin yang tidak terkonjugasi. <ang perlu diperhatikan pada bayi yang mendapat terapi sinar adalah sedapat mungkin ibu tetap menyusui atau memberikan AS$ yang diperah dengan menggunakan cangkir supaya bayi tetap terbangun dan tidak tidur terus. Kegiatan menyusui harus sering '+ ! jam sekali( untuk mencegah dehidrasi, dapat diberikan AS$ tiap = jam sekali. ,ika AS$ tidak cukup maka lebih baik diberikan AS$ dan 0AS$ bersama daripada hanya 0AS$ saja. /onitor kecukupan produksi AS$ dengan melihat buang air kecil bayi paling kurang > 7 kali sehari dan buang air besar paling kurang = 4 kali sehari.

28

You might also like