You are on page 1of 9

Tugas dr. Melda Suryana, M.

Epid 1 Zolrina Binti ZOlkapli ( 11 2011 136)

Soalan Ujian Evaluasi Program. 1. Apa itu SKDN? SKDN adalah indikator yang digunakan untuk melihat keberhasilan program penimbangan pada balita disuatu wilayah pada suatu waktu tertentu, yaitu: S: semua balita yang ada si Posyandu tersebut K: Balita yang punya KMS D: semua Balita yang ditimbang pada bulan tersebut N: peningkatan berat badan Balita

2. Kenapa air bisa tercemar? Pencemaran air dapat diamati dengan cara sebagai berikut : a) Pengamatan secara fisis Dapat dilihat dari tingkat kejernihan air, perubahan suhu dan apakah ada perubahan bau, rasa dan warna. Syarat air bersih adalah, jernih, tidak berbau, tidak berasa dan tidak berwarna. b) Pengamatan secara kimiawi Dapat dilihat dengan perubahan pH. Normalnya pH air adalah 7,3-7,5. Air bersih juga tidak boleh mnegadungi logam berat seperti arsen, tembaga, ferum dll c) Pengamatan secara biologis Dapat dilihat dengan mengamati keberadaan mikroorganisme ( bacteria poliformis dan E.coli dan Salmonella). Jumlah normal bagi E.coli dalam 100 cc sampel air yang diperiksa adalah <4. Penyebab pencemaran air dapat bersumber dari berbagai hal dan mmiliki karakteristik yang berbeda-beda. Antaranya :

Tugas dr. Melda Suryana, M.Epid 2 Zolrina Binti ZOlkapli ( 11 2011 136)

a) Kandungan nutrient dalam air yang meningkat terus-menerus dapat menyebabkan adaya eutrofikasi. Eutrofikasi adalah masalah lingkungan hidup dimana pertumbuhan tanaman air sangat cepat melebihi batas normal yang diakibatkan oleh limbah Fosfat (P03-) pada ekosistem air tawar. Secara normal kosentrasi phosphorus (TP) dalam air berada dalam rentang 35 -100 mikro/liter. Pada keadaan eutrofik tumbuhan air seperti alga dan tumbuhan mikro yang berkembang biak dengan pesat dan menyebabkan oksigen zat terlarut menurun. Kurangnya oksigenterlarut pada ekosistem air berdampak pada kematian hewan air dan putusnya food chain. b) Limbah industry menjadi polutan dalam air lingkungan. Limbah industry seperti minyak,logam berat, nutrient dan padatannnya memiliki efek termal dan mengurangi oksigen dalam air. Air lingkungan yang kekurangan oksigen akan berakibat kurangnya populasi hewan air. c) Sampah organic rumah tangga seperti air comberan, sampah basah menyebabkan tercemarnya air dan tingkat kebutuhan oksigen air mningkat karena kadar oksigen air menurun. Jenis bahan pencemar yang menyebabkan pencemaran air adalah : Unsur-unsur renik berpengaruh terhadap kesehatan organisma akuatik Senyawa logam Polutan anorganik Zat hara Pestisida Radionuklir Alkalinitas. Salinitas tinggi

3. Penanggulangan DBD. Perlindungan perseorangan : a. Penyemprotan dengan obat serangga

Tugas dr. Melda Suryana, M.Epid 3 Zolrina Binti ZOlkapli ( 11 2011 136)

b. PSN ( Pemberantasan Sarang Nyamuk ) dengan gerakan 3 M Mengurus tempat penampungan air Menutup rapat tempat penampungan air Mengubur barang bekas yang menjadi penampungan air

Ada juga kegiatan 3M plus yang semakin digalakkan oleh petugas promosi kesehatan yaitu : Mengganti air di vas bunga, tempat minum/ tempat lain sejenisnya 1 minggu sekali Memperbaiki saluran dan talang air yang tidak lancar/rusak Menutup lubang pada potongan bambu, pohon dll dengan tanah Menaburkan abate ( serbuk larvasida) di tempat sulit kuras/ daerah sulit air Memelihara ikan pemakan jentik di bak Memasang kawat kasa Menghindari kebiasaan menggantung pakaian dalam kamar. Mengupayakan pencahayaan dan ventilasi yang memadai Menggunakan kelambu Memakai repelen

c. Abatesasi : untuk membunuh larva dan telur nyamuk Dengan pemberian bubuk abate secara selektif hanya untuk tempat yang tidak dapat dikuras. Setelah diberi abate jangan dikuras/ disikat selama 3 bulan( karena abate menempel didinding sehingga mematikan telur yang ada di dinding ), takaran 1 sendok peres abate untuk 100 ml air d. Fogging ; malathion / fenitrothion, isinya solar dan insektisida. Fogging dengan radius 100 m, 2 siklus dengan selang waktu 1 minggu. Kegiatan fogging ini adalah untuk pemberantasan nyamuk dewasa. Jika waktu fogging nyamuk tidak ada, pakai fogging residualFogging residual fungsinya sebagai zat residu akan menempel di dinding rumah sehinga bila nyamuk ada dan menempel didinding rumah maka nyamuk akan mati. e. Pelihara ikan

Tugas dr. Melda Suryana, M.Epid 4 Zolrina Binti ZOlkapli ( 11 2011 136)

4. Pemeriksaan Jentik Berkala Pemeriksaan Jentik Berkala adalah pemeriksaan tempat-tempat perkembangbiakan nyamuk Aedes aegypti yang dilakukan secara teratur oleh petugas kesehatan atau kader atau petugas pemantau jentik (jumantik). Pemeriksaan dilakukan di rumah dan tempat-tempat umum. Rumah termasuk bangunan yang digunakan usaha kecil seperti warong, toko, ruko dan industry perumahan. Tempat-tempat umum termasuk semua bangunan pelayanan umum seperti rumah sakit, puskesmas, klinik, kantor, sekolah, masjid, pabrik dll.

Pemeriksaan Jentik Berkala oleh kader, PKK, Jumatik atau tenaga pemeriksa jentik lainnya. Petugas-petugas ini melakukan pemeriksaan jentk nyamuk penular demam DBD termasuk memotivasi keluarga/masyarakat dalam melaksanakan PSN DBD. Dengan kunjungan berulangulang disertai penyuluhan diharapkan masyarakat dapat melaksanakan PSN DBD secara teratur dan terus-menerus. Pelaksana dari PJB ini adalah kader, PKK, Jumantik atau tenaga pemeriksa jentik lainnya. Cara PJB : 1. Dilakukan dengan mengunjungi rumah dan TTU untuk memeriksa tempat penampungan air (TPA) , non TPA dan tempat penampungan air alamiah, di dalam dan di luar rumah/ bangunan serta memberikan penyuluhan tentang PSN DBD kepada keluarga dan masyarakat. 2. Jika ditemukan jentik, anggota keluarga atau pengelola TTU diminta untuk ikut melihat/ menyaksikan, kemudian dilanjutkan dengan PSN DBD ( 3M atau 3M plus) 3. Memberikan penjelasan dan anjuran PSN DBD kepada keluarga dan pengelola/ petugas kebersihan TU.

Tugas dr. Melda Suryana, M.Epid 5 Zolrina Binti ZOlkapli ( 11 2011 136)

4. Mencatat hasil pemeriksaan jentik pada Kartu Jentik Rumah/Bangunan yang ditinggalkan di rumah / bangunan dan pada formulir JPJ-1 untuk pelaporan ke Puskesmas dan yang terkait lainnya. Pemeriksaan Jentik Berkala oleh Puskesmas. Selain oleh kader, PKK< Jumantik atau tenaga pemeriksa jentik lainnya, PJB juga dilakukan oleh masing-masing puskesmas terutama di desa/kelurahan endemis (cross check) pada tempattempat erkembangbiakan nyamuk Aedes aegypti di 100 sampel rumah/bangunan yang dipilih secara acak dan dilaksanakan secara teratur setiap 3 bulan untuk mengetahui hasil kegiatan PSN DBD oleh masyarakat. Pengambilan sampel harus diulang untuk setiap siklus pemeriksaan. Contoh cara pemilihan sample 100 rumah sebagai berikut : 1. Dibuat daftar RT untuk tiap desa kelurahan 2. Setiap RT diberi nomor urut 3. Dipilih sebanyak 10 RT sample secara acak ( misalnya dengan cara systematic sampling) dari seluruh RT yang ada di wilayah tersebut 4. Dibuat daftar nama kepala keluarga (KK) atau nama TTU dari masing-masing RT sampel atau yang telah terpilih. 5. Tiap KK/TTU diberi nomor urut, kemudian dipilih 10 KK/ rumah/ TTU yang ada di tiap RT secara acak. 5. Perbedaan fogging focus dan masal. Fogging fokus adalah fogging yang dilakukan dititik fokus dan sekitarnya dengan jarak radius 100 m atau 20 rumah sekitarnya. Dilakukan dua siklus dengan jarak seminggu, diikuti abatisasi. Fogging fokus dilakukan setelah penyelidikan epidemiologi positif. Penyelidikan epidemiologi dikatakan positif bila : dalam radius 100 m dari rumah penderita DBD ada 2 kasus DBD lainnya dalam radius 100 m dari rumah penderita DBD ditemukan ada kasus demam tanpa sebab jelas

Tugas dr. Melda Suryana, M.Epid 6 Zolrina Binti ZOlkapli ( 11 2011 136)

dalam radius 100 m dari rumah penderita DBD ditemukan 1 kasus meninggal karena sakit DBD

6. Laju pertumbuhan penduduk dan angka yang mempengaruhinya. Ada 3 faktor yang mempengaruhi laju pertumbuhan penduduk yaitu : a) Kelahiran ( Fertilitas) b) Kematian ( Mortalitas) c) Perpindahan penduduk ( Migrasi) Pengukuran Fertilitas Crude Birth Rate
Melambangkan : tingkat kelahiran dan indicator keberhasilan KB

General Fertility Rate


( )

x 1000

x 1000

Age Specific Fertility Rate ASFRa = (Ba/Ea) x 1000 Ba = Jumlah kelahiran hidup mengikut kelompok umur dalam 1 periode tertentu Ez = Jumlah wanita kelompok umur tertentu dalam periode yang sama Birth Order Specific Fertility Rates Adalah perhitungan fertilitas menurut urutan kelahiran bayi oleh wanita pada umur dan tahun tertentu.

Tugas dr. Melda Suryana, M.Epid 7 Zolrina Binti ZOlkapli ( 11 2011 136)

Total Fertility Rate TFR = C x jumlah ASFR C : jarak kelompok, misalnya 15 20 tahun = 5 tahun ASFR : jumlah kelahiran oleh wanita pada kelompok usia tertentu Jumlah penduduk wanita kelompok usia sama x 1000

Gross Reproduction Rate : Jumlah kelahiran bayi perempuan oleh 100 perempuan sepanjang masa reproduksinya dengan catatan tidak ada seorang permpuan yang meninggal sebelum mengakhiri masa reproduksinya. Net Reproduction Rate : Jumlah kelahiran bayi oleh sebuah kohort hipotesis dari 1000 dengan memperhitungkan reproduksinya. Pengukuran Mortalitas Crude Death Rate ( CDR ) x 1000 kemungkinan meninggalkan para itu sebelum mengakhiri masa

Infant Mortality Rate ( IMR )


( )

1000

Maternal Mortality Rate ( MMR )


x 1000

Tugas dr. Melda Suryana, M.Epid 8 Zolrina Binti ZOlkapli ( 11 2011 136)

Perpindahan penduduk ( Migrasi atau Mobilitas penduduk) Migrasi artinya proses gerak penduduk dari satu wilayah ke wilayah lain dalam jangka waktu tertentu. Faktor yang mempengaruhi migrasi adalah : Faktor individu Faktor yang terdapat di daerah asal Faktor yang terdapat di daerah tujuan Rintangan antara daerah asal dan daerah tujuan

7. Apa itu ASFR? Age-specific fertility rate adalah perhitungan angka fertilitas perempuan pada setiap kelompok umur dan tahun tertentu. Pengukuran ini mengelompokkan wanita berumur 15-49 tahun, menjadi kelompok yang lebih kecil, misalnya dengan interval 5 tahun berserta mencatat jumlah kelahiran yang terjadi pada tiap interval kelas tersebut, selama satu tahun. ASFR : jumlah kelahiran oleh wanita pada kelompok usia tertentu Jumlah penduduk wanita kelompok usia sama x 1000

8. Umur harapan hidup meningkat. Apakah program yang dilakukan pemerintah? 9. Tes Magnesium pada sumber air 10. Active case finding a. cara telusur ke belakang ( backward tracing ) tujuan : mencari sumber penularan b. cara telusur kedepan ( forward tracing ) tujuan : mencari kasus baru ( data tentang orang yang pernah berhubungan dengan penderita )

Tugas dr. Melda Suryana, M.Epid 9 Zolrina Binti ZOlkapli ( 11 2011 136)

11. Cara membezakan jentik nyamuk aedes dan culex. Jentik Nyamuk Aedes aegypti Jentik Nyamuk Culex

Bentuk siphon besar dan pendek yang terdapat Bentuk siphon langsing dan kecil yang terdapat pada abdomen terakhir Bentuk comb seperti sisir Pada bagian thorax terdapat stroot spine pada abdomen terakhir Bentuk comb tidak beraturan Jentik nyamuk Culex membentuk sudut di tumbuhan air (menggantung)

Nyamuk Aedes aegypti

Nyamuk Culex

Bentuk tubuh kecil dan dibagian abdomen Palpi lebih pendek dari probocis terdapat bintik-bintik berwarna hitam Tidak membentuk sudut 90 Bentuk sayap simetris

Aktif pada waktu pagi (7.00-9.00) dan sore ( Berkembang biak di tempat kotor atau di rawa15:00-1700) rawa

Hidup di air bersih serta di tempat-tempat lain Penularan penyakit dengan cara membesarkan yaitu kaleng bekas yang bisa menampung air tubuhnya hujan Penularan penyakit dengan cara membagi diri Menyebabkan penyakit DBD Menyebabkan penyakit filariasis Warna tubuh coklat kehitaman

You might also like