You are on page 1of 16

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK PENCEGAHAN KOROSI

KOROSI GALVANIK
Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah praktikum teknik pencegahan korosi Dosen pembimbing : Retno Indarti, IR., MT

Disusun oleh : Desi Asri Yani Eris Ristopan Halimah Tulsadiah 101411010 101411012 101411013

Kelas

: 3A

Program Studi : D3 Teknik Kimia

Tanggal Praktikum

: 12 September 2012

Tanggal Penyerahan : 26 September 2012

JURUSAN TEKNIK KIMIA POLITEKNIK KEGERI BANDUNG 2012

A. TUJUAN 1. Dapat menjelaskan prinsip korosi galvanic 2. Dapat menentukan logam yang berperan sebagai katodik dan sebagai anodic pada peristiwa galvanic 3. Dapat menghitung laju korosi logam dalam lingkungan yang berbeda

B. DASAR TEORI Korosi galvanik dapat didefinisikan adanya reaksi atau kontak listrik antara dua logam yang berbeda dalam larutan elektrolit. Dalam korosi galvanik logam yang potensialnya lebih positif akan lebih bersifat katodik, sedangkan logam yang potensialnya lebih negatif akan bersifat lebih anodik. Bila mencelupkan dua logam dengan kecenderungan ionisasi yang berbeda dalam larutan elektrolit (larutan elektrolit), dan menghubungkan kedua elektroda dengan kawat, sebuah sel akan tersusun (Gambar. 1). Pertama, logam dengan kecenderungan lebih besar terionisasi akan teroksidasi, menghasilkan kation, dan terlarut dalam larutan elektrolit. Kemudian elektron yang dihasilkan akan bermigrasi ke logam dengan kecenderungan ionisasi lebih rendah melalui kawat. Pada logam dengan kecenderungan ionisasi lebih rendah, kation akan direduksi dengan menerima elektron yang mengalir ke elektroda.

Gambar 1. Diagram skematik sel. Logam dengan kecenderungan ionisasi lebih besar disebut elektroda negatif dan elektroda dengan kecenderungan ionisasi rendah disebut elektroda positif

Apabila dua buah logam yang berbeda yang saling kontak dan terbuka ke media yang korosif, laju korosi akan berbeda satu dengan yang lainnya. Contoh logam besi yang berkontak dengan seng dan logam besi yang berkontak dengan logam Cu,

dalam lingkungan yang sama akan terkorosi dengan laju yang berbeda. Untuk laju korosi besi yang berkontak dengan seng akan lebih rendah dibandingkan dengan laju korosi besi yang berkontak dengan tembaga karena sifat seng lebih anodik dibandingkan dengan besi. Sehingga seng akan lebih parah terkorosi dibandingkan dengan besi. Sedangkan untuk besi yang dikontakan dengan tembaga, laju korosinya lebih besar daripada laju korosi logam tembaga. Laju korosi dapat dihitung dengan rumus: Laju korosi : Dimana : m A t r : berat yang hilang (gr) : luas permukaan (cm2) : waktu (jam) : densitas logam (gr/cm2) : laju korosi (mpy)

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi korosi galvanik yaitu diantaranya: 1. Lingkungan, tingkatan korosi galvanik tergantung pada keagresifan dari

lingkungannya. Pada umumnya logam dengan ketahanan korosi yang lebih rendah dalam suatu lingkungan berfungsi sebagai anoda. 2. Jarak, laju korosi pada umumnya paling besar pada daerah dekat pertemuan kedua logam. Laju korosi berkurang dengan makin bertambahnya jarak dari pertemuan kedua logam tersebut. Pengaruh jarak ini tergantung pada konduktivitas larutan dan korosi galvanik dapat diketahui dengan adanya serangan korosi lokal pada daerah dekat pertemuan logam. 3. Luas penampang, yang dimaksud dengan luas penampang elektroda terhadap korosi galvanik adalah pengaruh perbandingan luas penampang katodik terhadap anodik. Jika luas penampang katodik jauh lebih besar dari pada katoda. Makin besar rapat arus pada daerah anoda mengakibatkan laju korosi makin cepat pula. Korosi di daerah anodik akan menjadi 100-1000 kali lebih besar jika dibandingkan dengan keseimbangan luas penampang anodik dan katodik.

C. ALAT DAN BAHAN Alat : Gelas kimia 1000 mL, 6 buah Multimeter pH meter Spatula Timbangan elektronik Batang pengadung Kertas abrasive Penggaris / jangka sorong

Bahan : Logam baja (Fe) 6 buah Logam seng 3 buah Logam Cu 3 buah Larutan NaCl 1,78 gpl sebanyak 500 mL, 2 buah Larutan HCl 1 M sebanyak 500 mL, 2 buah Air keran sebanyak 500 mL, 2 buah

D. FLOW CHART Persiapan Benda Kerja Siapkan logam Fe, Cu, Seng

Amplas dengan kertas abrasive

Bersihkan lemak dan kotoran yang menempel pada logam

Persiapan Larutan Membuat larutan proses NaCl 1,78 gpl sebanyak 500 mL, 2 buah

Membuat larutan proses HCl 1 M sebanyak 500 mL, 2 buah

Menyiapkan air keran sebanyak 500 mL, 2 buah

Percobaan Siapkan logam yang sudah dibersihkan

Cuci logam dengan aquades

Pasang kawat/kabel penghubung

Ukur luas permukaan logam yang digunakan

Menimbang berat awal masing-masing logam Membuat media korosi yaitu larutan NaCl, HCl, dan air keran, ukur pHnya Menukur potensial sel setiap

Menghubungkan logam-logam tersebut

Diamkan selama 7 hari

Bersihkan dan timb ang

E. DATA PENGAMATAN Larutan Data pengamatan Awal Larutan tidak berwarna (belum terjadi apaapa) Larutan tidak berwarna (belum terjadi apaapa) Larutan tidak berwarna (belum terjadi apaapa) Larutan tidak berwarna (belum terjadi apaapa) Larutan tidak berwarna (belum terjadi apaapa) Larutan tidak berwarna (belum terjadi apaapa) Setelah 7 hari Larutan bening kehijauan, bau dan adanya endapan hitam di dasar larutan Logam Setelah 7 hari Logam berwarna hitam, ada gelembung gas pada bagian sisi

Fe

HCl

Zn Fe

Logam habis terkorosi Fe terlapisi Cu

Larutan bening Cu Adanya banyak endapan berwarna coklat Terdapat bintik hitam pada permukaan logam Terdapat lapisan korosi berwarna merah bata menempel di permukaan

Fe

NaCl

Zn Larutan berwarnacoklat dan keruh Fe

Logam berwarna hitam Logam terkorosi, logam berwarna hitam

Cu Fe Larutan menjadi keruh dan ada bintik-bintik berwarna puth Zn Larutan berwarna kuning kecoklatan, ada endapan di dasar gelas kimia

Logam terkorosi Logam terkorosi

Air kran

Fe Cu

Sebagian dari permukaan logam berwarna hitam Logam berwarna hitam, ada endapan kuning kecoklatan menempel di pinggir permukaan logam Terdapat bintik hitam pada permukaan logam

Data pengukuran E0Logam (V)/CuCuSO4 -0.314 -0.870 -0.337 -0.270 -0.466 -1.052 -0.403 -0.184 -0.356 -0.965 -0.349 -0.057 E0Sel (V)/CuCuSO4 awal 0.61 0 0 0 0 0 akhir 0.1 0.233 -0.505 -0.230 -1.16 -1.10 berat (gr) Awal akhir

Larutan

pH

Logam Fe Zn Fe Cu Fe Zn Fe Cu Fe Zn Fe Cu

Panjang (cm) 5.5 3.7 5.6 4.2 5.6 3.7 5.6 4.3 5.7 3.7 5.6 4.4

lebar (cm) 1.9 2 1.9 2.3 1.7 2.0 1.7 2.3 1.9 2.0 2.0 2.4

HCl

0.55

NaCl

6.46

Air keran

6.52

3.34 3.94 0.47 0 3.41 1.08 3.17 4.46 3.27 3.25 0.49 0.49 3.29 3.27 3.88 4.09 3.52 3.49 0.41 0.47 5.08 4.11 3.69 5.47

NO

Gambar Gambar Pengamatan setelah direndam 7 hari Fe + Zn di larutan HCl

Terbentuk gelembung gas, Terbentuk endapan Fe berwarna hitam, Larutan berwarna hijam, Logam Zn habis terkorosi, Terdapat bau menyengat

2 Terbentuk gelembung gas yang banyak, Terbentuk endapan Fe berwarna hitam, Larutan berwarna hijau kehitaman, Logam baja berwarna hitam, Terdapat bau yang lebih menyengat dibandingkan dengan

Fe + Cu di larutan HCL 3

larutan HCl 1.

Terbentuk endapan berwarna orange yang banyak, Larutan keruh, Logam baja terkorosi lebih banyak dibandingka n dengan logam seng

Fe + Zn di larutan NaCL 4 Terbentuk endapan yang banyak, Larutan keruh, Logam baja yang terkorosi banyak Logam tembaga yang terkorosi sedikit

Fe + Cu di larutan NaCL 5 Terbentuk endapan coklat pada dasar gelas, Larutan sedikit keruh, Logam baja terkorosi, Logam tembaga tidak terdapat perubahan apapun.

Fe + Zn di larutan air kran

6 Terbentuk endapan yang banyak berwarna orange pada dasar gelas, Larutan menjadi berwarna orange dan lebih keruh dibandingkan dengan air kran 1, Logam baja yang terkorosi banyak, Logam tembaga yang terkorosi sedikit.

Fe + Cu di larutan air kran

F. PENGOLAHAN DATA Penentuan logam yang bersifat anodik atau katodik E0Logam (V)/CuCuSO4 -0.314 -0.87 -0.337 -0.27 -0.466 -1.052 -0.403 -0.184 -0.356 -0.965 -0.349 -0.057 Sifat logam Katodik Anodik Anodik Katodik Katodik Anodik Anodik Katodik Katodik Anodik Anodik Katodik

Larutan

pH

Logam Fe Zn Fe Cu Fe Zn Fe Cu Fe Zn Fe Cu

HCl

0.55

NaCl

6.46

Air keran

6.52

( ) Contoh perhitungan : Diketahui : t Cu Fe = 168 jam = 8.90 gr/ cm3 = 7.86 gr/ cm3

Zn

= 7.14 gr/ cm3

Laju korosi (r) = m/A x t x keterangan: m = berat yang hilang (gram) A = luas permukaan (cm2) t = waktu ( jam ) = densitas logam (gr/cm3) r = laju korosi (mpy) Contoh perhitungan untuk Fe pada larutan NaCl Laju korosi (r) = m/A x t x = gram / ( cm2 x jam x 7.86 gr/cm3) = cm/jam = cm/jam x 1 in/2.54 cm x 1000 mil/1 in x 8760 jam/tahun = mpy Perhitungan laju korosi 1. Laju korosi pada larutan HCl 1 M Fe & Zn Fe : Laju korosi (r) : =
)

= -2,1741 10-5 cm/jam = -74,98 mpy

Zn : Laju korosi (r) : =


( )

= 2,6475 x 10-5 cm/jam = 91,31 mpy

Fe & Cu Fe : Laju korosi (r) : =(


)

= 8,2919 x 10-5 cm/jam = 285,97 mpy

Cu : Laju korosi (r) : =(


)

= -4,4656 x 10-5 cm/jam = -154,01 mpy 2. Laju korosi pada larutan NaCl Fe & Zn Fe : Laju korosi (r) : =
( )

= 7,9548 10-7 cm/jam = -2,7435 mpy

Zn : Laju korosi (r) : =


( )

= 0 cm/jam = 0 mpy

Fe & Cu Fe : Laju korosi (r) : =(


)

= 7,9548 x 10-7 cm/jam = 2,7435 mpy

Cu : Laju korosi (r) : =(


)

= -6,2311 x 10-6 cm/jam = -21,49 mpy

3. Laju korosi pada air kran Fe & Zn Fe : Laju korosi (r) : =


( )

= 1,0489 10-6 cm/jam = 3,6174 mpy Zn : Laju korosi (r) : =


( )

= -3,3797x 10-6 cm/jam = -11,6561 mpy

Fe & Cu Fe : Laju korosi (r) : =(


)

= 3,2794 x 10-5 cm/jam = 113,1 mpy

Cu : Laju korosi (r) : =(


)

= 5,6367x 10-5 cm/jam = 194,4 mpy

Larutan

pH

Logam Fe Zn Fe Cu Fe Zn Fe Cu Fe Zn Fe Cu

HCl

0.55

NaCl

6.46

Air keran

6.52

Laju korosi (mpy) -74,98 91,31 285,97 -154,01 -2,7435 0 2,7435 -21,49 3,6174 -11,6561 113,1 194,4

G. PEMBAHASAN Nama NIM : Desi Asri Yani : 101411010

Pada praktikum kali ini, dilakukan pengamatan terhadap korosi galvanik. dimana dalam korosi galvanik logam yang potensialnya lebih positif akan lebih bersifat katodik, sedangkan logam yang potensialnya lebih negatif akan bersifat lebih anodik. Bila mencelupkan dua logam dengan kecenderungan ionisasi yang berbeda dalam larutan elektrolit (larutan elektrolit), dan menghubungkan kedua elektroda dengan kawat, sebuah sel akan tersusun. Pertama, logam dengan kecenderungan lebih besar terionisasi akan teroksidasi, menghasilkan kation, dan terlarut dalam larutan elektrolit. Kemudian elektron yang dihasilkan akan bermigrasi ke logam dengan kecenderungan ionisasi lebih rendah melalui kawat. Larutan elaktrolit yang digunakan ada 3 macam, yaitu HCl, NaCl, dan air keran, dengan susunan logam yang sama. Dari pengamatan secara fisik, semua logam yang kondisinya lebih negatif akan mengalami korosi dengan ciri-ciri tersendiri di setiap larutan. Laju korosi (mpy) Fe -74,98 Zn 91,31 HCl 0.55 Fe 285,97 Cu -154,01 Fe -2,7435 Zn 0 NaCl 6.46 Fe 2,7435 Cu -21,49 Fe 3,6174 Zn -11,6561 Air 6.52 keran Fe 113,1 Cu 194,4 Tabel Laju korosi berdasarkan pengolahan data praktikum Larutan pH Logam Pada larutan elektrolit HCl, logam Zn pada Zn-Fe mengalami oksidasi berlebih dan pada hari pengamatan ketujuh, logam Zn telah habis teroksidasi dalam larutan HCl. Sedangkan logam Fe pada Cu-Fe mengalami oksidasi juga, namun tidak seperti logam Zn. Laju korosi dari Zn pun besar, yaitu 91,31 mpy. Kemudian pada larutan NaCl pun terjadi

hal yang sama, namun pada larutan NaCl tidak bening. Korosi logam larut dalam larutan NaCl yang mengakibatkan warna cairan menjadi keruh. Sedangkan pada larutan HCl, logam teroksidasi menjadi endapan yang tak larut, yang menyebabkan warna larutan tetap bening. Juga, laju korosi logam pada larutan NaCl lebih kecil dibandingkan dengan larutan HCl. Berbeda dengan air keran, logam Fe pada Fe-Zn mempunyai laju korosi lebih tinggi dibandingkan Zn. Dari hasil pengukuran potensial dan perhitungan laju korosi dapat diketahui bahwa logam dengan potensial yang lebih negatif (bersifat anodik), laju korosinya lebih cepat dan begitupun sebaliknya. Dan logam yang mempunyai potensial reduksi yang lebih negatif akan terkorosi lebih dulu dan melindungi logam dengan potensial yang lebih ke arah positif.

H. KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA

http://ainklinot.blogspot.com/2011/06/wire-spraying-coating.html http://brownharinto.blogspot.com/2009/11/korosi-galvanik.html

You might also like