Methylprednisolone Indikasi Respiratory Disease : Symptomatic sarcoidosis, berylliosis, fulminating or disseminated pulmonary tuberculosis (ketika sedang menggunakana antituberculin

yg sesuai), aspiration pneumonitis, Loefflers syndrome, Acute Exacerbation Dosage 10-40 mg/kg IV, repeated every 6 hours for 48-72 hour until patients condition has stabilized. Dosis diturunkan secara bertahap setelah pasien stabil dan di hentikan (tempering off) Contraindication Systemic fungal infection, hypersensitivity, administration of live virus vaccines Use in pregnancy Penelitian pada hewan menunjukkan dapat mengakibatkan fetal malformation, sehingga hanya boleh digunakan apabila memiliki indikasi yang kuat. Karena dapat melewati plasenta. Drug Class : C Adverse Drug Reaction Edema, hypertension, arrhytmia, hirsutism, acne, skin atrophy, bruising, hyperpigmentation, transient leukocytosis, arthralgia, muscle weakness, osteoporosis, fracture, catarac, glaucoma, hypersensitivity reactions, avascular necrosis, intactable hiccups Mechanism of Action Methylprednisolone adalah potent anti-inflammatory steroid. Memiliki kemampuan yang lebih kecil untuk mengakibatkan sodium dan water retention dibandingkan dengan prednisolone. Menghasilkan efek seperti glucocorticoid dengan berikatan dengan glucocorticoid reseptor, namun sangat minim untuk berikatan dengan reseptor mineralocorticoid. Menurunkan inflamasi dengan menekan migrasi dari PMN dan reversal of increased capillary permeability Onset : Oral 1-2 Hour, IV langsung, IM 4-8 hari Duration : Oral 30 36 jam, IM 1 - 4 minggu Absorption : oral : o o IV : o plasma half-life > 3,5 jam tissue half life > 18-36 jam Peak plasma concentration in 2 hour

Distribution : 0,7 1,5 L/kg, melewati placenta Excretion : Half life elimination 3-3,5 hour