Professional Documents
Culture Documents
Baru, Medan Polonia dan sebagaian Medan Barat dalam aspek fisik dasar, sosial kependudukan, perekonomian, penggunaan lahan dan bangunan, sarana dan prasarana, tata bangunan dan aspek pengelolaan pembangunan. 3.1 3.1.1 FISIK DASAR Kondisi Umum
Keadaan iklim di Kota Medan seperti juga wilayah Sumatera Utara umumnya termasuk iklim tropis yang ditandai oleh curah hujan yang cukup tinggi dengan suhu udara tidak kurang dari 200 - 300 C dengan rata-rata kelembaban udara 83%. Curah hujan tahunan di daerah ini berkisar antara 1.500 - 4.000 mm. Curah hujan tertinggi tercatat di daerah Pegunungan (Peg.) Bodol dan Peg. Alas. Sedangkan yang terendah tercatat di dataran Medan dengan curah hujan antara 1.500 2.000 mm/tahun. 3.1.2 Fisiografi, Tanah dan Bentuk Wilayah
Fisiografi menunjukkan bentuk permukaan lahan dipandang dari faktor dan proses pembentukan tanah, sehingga fisiografi memberikan pengaruh terhadap perkembangan tanah. Secara umum fisiografi kawasan Medan dan sekitarnya dapat dikelompokan dalam beberapa grup antara lain: 1) grup Aluvial, 2) grup Marin beserta satuan lahan/unit lahan sesuai dengan proses geomorfologinya, susunan geologi dan keadaan iklim dominan, seperti penjelasan di bawah ini. Grup Aluvial Grup Aluvial umumnya terbentuk dari endapan kasar dan halus yang berumur Quarter (Qal dan Qh), yang umumnya berasal dari endapan sungai, Grup Aluvial ini meliputi dataran banjir disekitar jalur aliran (sungai Ular, sungai Belawan dan sungai Deli), dan dataran Aluvial.
31 PT. Ahassa Ciptanika
Laporan Antara
Dataran banjir umumnya berpenyebaran disekitar aliran sungai besar didekat muara berbatasan dengan pantai. Dataran Aluvial merupakan peralihan dari grup Marin, relatif datar airnya bersifat tawar sampai payau dan bagian besar telah dimanfaatkan sebagai areal persawahan dan perkebunan negara. Secara rinci satuan lahan/unit lahan yang termasuk dalam grup Aluvial disajikan uraiannya di bawah ini: Dataran Aluvial Peralihan ke Marin Satuan lahan ini merupakan dataran Aluvial peralihan ke Marin, dengan bahan sedimen halus dan kasar masam, bentuk wilayah datar (lereng 3%). Jenis tanah dominan adalah Troquentsts, Fluvaquents dan setempat yang agak kering di dominasi oleh Eutropepts. Satuan lahan ini tersebar secara luas dibagian agak hilir sebelah kanan dan kiri dari sungai Belawan, sungai Serdang, sungai Deli dan sungai Ulah. Dataran Banjir dari Sungai Bermeander Satuan lahan ini merupakan rawa belakang dari sungai Ular yang berbatasan langsung dengan dataran banjir, dengan bahan endapan halus dari sungai, drainase terhambat dan jenis tanah dominan adalah Tropaquepts. Satuan lahan ini berpenyebaran sempit dimuara sungai Ular. Kipas Aluvial dan Koluvial Satuan lahan merupakan kipas Aluvial dan Koluvial, bahan endapan halus dan kasar, drainase sedang sampai agak terhambat dan jenis tanah dominan adalah Eutropepts dan Fluvaquents. Penyebaran satuan lahan agak luas disekitar Perbaungan ke arah pantai sekitar Percut. Grup Marin Grup Marin ini menempati daerah di sepajang pantai dengan lebar bervariasi antara 1 sampai 20 km, yang memanjang arah Barat Daya Timur Laut dalam wilayah Medan dan sekitarnya. Dataran ini bentuk sebagai akibat proses sedimentasi marin dan primarin (delta dan muara). Seluruh proses sedimentasi terjadi pada lingkungan beragam (asin) dan payau, sehingga tanah banyak mengandung garam terutama natrium, terutama pada areal endapan baru (muda).
3.1.3
Hidrologi
Wilayah perencanaan merupakan bagian tidak terpisahkan dari sistem perairan Kota Medan dimana sebagian sungai turut melintasi wilayah tersebut. Adapun sungai yang melintasi wilayah perencanaan adalah sebagai berikut: 1. Sistem Sungai Badera Sungai Belawan 2. Sistem Sungai Deli Babura, dengan anak sungainya :
2
32 PT. Ahassa Ciptanika
Laporan Antara
Sungai Sikambing, dengan anak sungainya : Sei Selayang Sei Putih Sei Siput Sei Berkala
3. Sistem Sungai Kera, dengan anak sungainya : o o Parit Emas Parit Martondi Sungai Buncong Sungai Pelangkah Sei Percut Denai
4. Sistem Sungai Percut dan Sei Tuan, dengan anak sungainya : o o o 3.2 3.2.1
Wilayah perencanaan merupakan kawasan pusat kota Kota Medan, sehingga konsentrasi penduduk tidak terjadi. Jumlah penduduk untuk Kecamatan Medan Petisah, Medan Baru, Medan Maimun, Kecamatan Medan Polonia dan Kecamatan Medan Barat dapat dilihat pada tabel berikut:. Tabel III.1 Jumlah Penduduk Kecamatan Medan Petisah, Medan Baru dan Medan Maimun Tahun 2002 2006
Jumlah Penduduk (Jiwa) Kecamatan 2001 2002 2003 2004 Medan Petisah 69.778 70.364 65.938 66.073 Medan Maimun 48.995 48.329 47.232 47.137 Medan Baru 43.415 43.514 42.093 42.221 Medan Polonia 46.316 47.842 48.600 49.048 Medan Barat 86.706 86.640 91.807 77.839 Total Wilayah 295.210 296.689 295.67 282.318 Perencanaan Sumber: Medan Dalam Angka, 2002-2006 , Monografi Kecamatan Tahun 2006 No 1 2 3 4 5
3
33 PT. Ahassa Ciptanika
Laporan Antara
Pada tahun 2005, jumlah penduduk di wilayah perencanaan adalah 284.988 jiwa, atau sebesar 14,21% dari luas keseluruhan penduduk Kota Medan yang mencapai jumlah 2.006.142 jiwa tersebar dalam 21 kecamatan. Untuk wilayah perencanaan, berdasarkan data monografi masing-masing kecamatan pada tahun 2006, diperoleh data jumlah penduduk per kelurahan sebagai berikut:
Tabel III.2
Medan Petisah
Medan Maimun
Jumlah Babura Padang Bulan Darat Merdeka Titi Rantai Petisah Hulu
Medan Baru
Jumlah
Medan Barat
Kesawan Silalas Sei Agul Karang Berombak Gelugur Kota Pulo Brayan Kota
Jumlah
4
34 PT. Ahassa Ciptanika
Laporan Antara
3.2.2
Kepadatan Penduduk
Sebagai kawasan pusat kota dengan intensitas aktivitas yang tinggi, maka kepadatan penduduk di wilayah perencanaan rata-rata lebih tinggi dari Kota Medan secara keseluruhan. Kepadatan penduduk Kota Medan berdasarkan RTRW Kota Medan adalah sebesar 78 jiwa/Ha. Kepadatan penduduk yang cukup tinggi dengan kecenderungan akan terus bertambah seiring dengan perkembangan kota, memerlukan ruang yang cukup besar untuk menunjanganya. Oleh karena itu, arahan pembangunan ke depannya akan harus menekankan pada pembangunan vertical sehingga ruang yang ada memiliki daya tampung yang lebih besar.
Tabel III.3 Kepadatan Penduduk Di Wilayah Perencanaan Tahun 2005
Luas Wilayah (Ha) 493 334.5 584 895 539 Jumlah Penduduk (Jiwa) 2001 69.778 48.995 43.415 46.316 86.706 2002 70.364 48.329 43.514 47.842 86.640 2003 65.938 47.232 42.093 48.600 91.807 2004 66.073 47.137 42.221 49.048 77.839 2005 66.925 47.057 42.789 50.426 77.791 Kepadatan Penduduk (jiwa/Ha) 2001 142 146 74 52 161 2002 143 144 75 53 161 2003 134 141 72 54 170 2004 134 141 72 55 144 2005 136 141 73 56 144
No 1 2 3 4 5
Kecamatan Medan Petisah Medan Maimun Medan Baru Medan Polonia Medan Barat
2845.5
295.210
296.689
295.670
282.318
284.988
104
104
104
99
100
Sumber: BPS Kota Medan, 2002-2005 , Monografi Kecamatan tahun 2006, Hasil perhitungan, 2007.
Dari di atas dapat dilihat bahwa rata-rata kepadatan penduduk di wilayah perencanaan pada tahun 2005 adalah sebesar 100 jiwa per hektar. Tingkat kepadatan penduduk tertinggi terdapat di Kecamatan Medan Barat yakni mencapai 144 jiwa/ha, diikuti oleh Kecamatan Medan Maimun sebesar 141 jiwa/ha. Kecamatan yang memiliki kepadatan terendah adalah kecamatan Medan Polonia sebesar 56 jiwa/ha. Hal ini terkait dengan fungsi wilayah ini sebagai kawasan penerbangan Bandar Udara Polonia. Rencana pemindahan yang akan dilakukan dan pengembangan fungsi baru sebagai kawasan CBD akan sangat mempengaruhi kpedatan di kawasan ini.
5
35 PT. Ahassa Ciptanika
Laporan Antara
6
36 PT. Ahassa Ciptanika
Laporan Antara
3.3
ASPEK PEREKONOMIAN
Kondisi perekonomian wilayah perencanaan tidak terlepas dari kegiatan ekonomi Kota Medan secara umum mengingat posisi ketiga Kecamatan di wilayah perencanaan berada di pusat Kota Medan. Kota Medan mengemban fungsi regional yang luas, baik sebagai pusat pemerintahan maupun kegiatan ekonomi dan sosial yang juga mencakup Propinsi Sumatera Utara. Adanya fungsi regional telah menjadikan Kota Medan dapat menyelenggarakan aktivitas ekonomi dalam volume yang besar baik dalam bentuk ekspor maupun import. Komoditi ekspor dalam jumlah besar Kota Medan meliputi lemak dan minyak nabati/hewani, udang, kerang, kayu lapis, alumunium, barang kesenian, coklat, kopi, mineral mentah dan lain-lain. Selain melakukan kegiatan ekspor, Kota Medan pun melakukan kegiatan impor barang modal (suku cadang / asesoris kendaraan bermotor, mesin / peralatan industri khusus, alat elektronik, dll) serta impor barang konsumsi, (makanan ternak, beras, aluminium, sayur segar, tembakau, dll). Negara-negara yang menjadi tujuan ekspor maupun negara impor adalah Malaysia, Jerman, Inggris, Singapura, RRC, Belanda, Taiwan, dan Hongkong. Secara umum indikator utama ekonomi Kota Medan adalah sebagai berikut: Tabel III.4 Indikator Utama Ekonomi Kota Medan
Keterangan Penduduk PDRB Pertumbuhan ekonomi Income perkapita Tingkat inflasi Jumlah tenaga kerja produktif Tingkat Pengangguran Total of export (FOB,000 US$) Total of import (CIF,000 US$) Sumber: BPS Kota Medan, 2004 Tahun 2004 2.006.142 jiwa 24,5 trilyun 5,49 % Rp.12,500,000 6,64 % 682.826 jiwa 13,01 % 2.229.125 679.000,00
7
37 PT. Ahassa Ciptanika
Laporan Antara
3.3.1
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kota Medan disajikan atas dasar harga berlaku dan atas dasar harga konstan Tahun 1993. Hal ini dimaksudkan agar perkembangan PDRB dapat ditelaah sebelum dan sesudah memperhitungkan pengaruh harga. Penyajian PDRB atas dasar harga konstan akan lebih mencerminkan perubahan PDRB tanpa dipengaruhi perubahan harga yang biasanya cenderung naik terus dari tahun ke tahun. Dengan demikian, PDRB atas dasar harga konstan lebih mencerminkan kenaikan produk secara nyata (riil). Apabila dikelompokkan semua sektor kedalam tiga kelompok, maka diperoleh: 1. Sektor Primer yaitu sektor yang tidak mengolah bahan baku melainkan hanya mendayagunakan sumber-sumber alam seperti tanah dan deposit di dalamnya yaitu sektor pertanian, pertambangan dan penggalian. 2. Sektor Sekunder yaitu mengolah bahan baku yang berasal dari sektor primer maupun sektor sekunder sendiri, menjadi barang lain yang lebih tinggi nilainya. Sektor ini mencakup sektor industri pengolahan, listrik, gas dan air bersih, serta sektor konstruksi. 3. Sektor Tersier/Sektor Jasa, yaitu sektor yang tidak memproduksi dalam bentuk fisik melainkan dalam bentuk jasa. Sektor ini mencakup sektor perdagangan, hotel dan restoran, sektor pengangkutan dan komunikasi, sektor lembaga keuangan, persewaan dan jasa perusahaan serta sektor jasa-jasa. Besarnya PDRB menurut lapangan usaha baik atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga konstan 1993 sepanjang tahun 2000 - 2004 secara umum menunjukkan kenaikan yang konstan. Pada tahun 2004, PDRB Kota Medan (Atas Dasar Harga) ADH Berlaku mencapai Rp. 26.379.403.230.000, mengalami peningkatan sebesar 17,02% dibandingkan tahun sebelumnya. Peningkatan ini cenderung semakin baik dibandingkan 2 tahun terakhir. Ini berarti semua sektor berkembang sesuai dengan adanya pembangunan di segala bidang. Laju pertumbuhan ekonomi Kota Medan pada tahun 2004 mengalami kenaikan sebesar 5.46%, angka ini lebih tinggi jika dibandingkan dengan tahun 2003 yang lalu. Dibandingkan dengan kondisi ekonomi nasional dan Provinsi Sumatera Utara, pertumbuhan ekonomi Kota Medan dari tahun 2000 hingga 2004 relatif bagus. Sebagai perbandingan, pertumbuhan ekonomi nasional jauh lebih rendah yakni 4,26% per tahun, pertumbuhan ekonomi Provinsi Sumatera Utara 4,3% per tahun, sementara Kota Medan mencapai 5,46% per tahun. Pada tahun 2004 keadaan ekonomi Indonesia pada umumnya, dan Medan khususnya mengalami
8
38 PT. Ahassa Ciptanika
Laporan Antara
perbaikan, dimana para pelaku ekonomi melakukan antisipasi dan perbaikan di bidang ekonomi. Salah satu penyebab positifnya pertumbuhan ekonomi di Kota Medan adalah turunnya tingkat suku bunga sehingga merangsang kegiatan ekonomi di sektor riil. Adapun sektor ekonomi yang mengalami peningkatan adalah sektor pertanian naik 1,98%, sektor pernggalian naik 9.31%, sektor industri naik 5.31%, sektor listrik, gas dan air naik 6.52%, sektor bangunan naik 12,96%, sektor perdagangan naik 5,65%, sektor angkutan naik 5,63%, sektor lembaga keuangan naik 3,38%an sektor jasa naik 4,98%. Laju pertumbuhan ekonomi Kota Medan menurut PDRB atas dasar harga berlaku dan konstan selama 5 (lima) tahun terakhir dapat dilihat pada Tabel III.5
9
39 PT. Ahassa Ciptanika
Tabel III.5 PDRB Kota Medan Menurut Kelompok Sektor Tahun 2000-2004
PDRB NO. A. 1 2 B. ADH BERLAKU 3 4 5 C. 6 7 8 9 A. 1 2 B. 3 4 5 C. 6 7 8 9 LAPANGAN USAHA Sektor Primer Pertanian Pertambangan dan Penggalian Sektor Sekunder Industri Pengolahan Listrik, Gas, dan Air Minum Bangunan dan Konstruksi Sektor Tersier Perdagangan Hotel dan Restoran Pengangkutan dan Komunikasi Keuangan dan Jasa Perusahaan Jasa-jasa PDRB Sektor Primer Pertanian Pertambangan dan Penggalian Sektor Sekunder Industri Pengolahan Listrik, Gas, dan Air Minum Bangunan dan Konstruksi Sektor Tersier Perdagangan Hotel dan Restoran Pengangkutan dan Komunikasi Keuangan dan Jasa Perusahaan Jasa-jasa PDRB 2000 Juta rupiah 575979.04 573744.23 2234.81 4006916.10 2864148.34 414223.16 728544.60 9375711.40 5007711.66 2018101.46 1330336.89 1019561.39 13958606.54 320696.17 320107.65 588.52 1277818.44 789853.54 259689.31 228275.59 3675586.60 1558782.52 973479.07 717971.33 425353.68 5274101.21 % 4.13 4.11 0.02 28.71 20.52 2.97 5.22 67.17 35.88 14.46 9.53 7.30 100.00 6.08 6.07 0.01 24.23 14.98 4.92 4.33 69.69 29.56 18.46 13.61 8.06 100.00 2001 Juta rupiah 725189.43 721783.76 3405.67 5105491.98 3635095.45 571815.49 898581.04 11314982.47 6059152.73 2433409.73 1560229.48 1262190.53 17145663.88 335734.03 335093.54 640.49 1363335.90 829044.78 273752.25 260538.87 3850383.27 1590045.64 1062191.82 763272.29 434873.52 5549453.20 % 4.23 4.21 0.02 29.78 21.20 3.34 5.24 65.99 35.34 14.19 9.10 7.36 100.00 6.05 6.04 0.01 24.57 14.94 4.93 4.69 69.38 28.65 19.14 13.75 7.84 100.00 2002 Juta rupiah 814097.87 810011.06 4086.81 5646629.22 3957938.12 674546.28 1014144.82 13199815.41 6788650.51 2916262.08 1830300.26 1664602.56 19660542.50 358858.05 358156.08 701.97 1396270.71 833173.03 292001.85 271095.83 4044093.31 1651985.79 1126497.67 818568.66 447041.19 5799222.07 % 4.14 4.12 0.02 28.72 20.13 3.43 5.16 67.14 34.53 14.83 9.31 8.47 100.00 6.19 6.18 0.01 24.08 14.37 5.04 4.67 69.74 28.49 19.42 14.12 7.71 100.00 2003 Juta rupiah 894623.57 888269.18 6354.39 6282596.85 4265965.28 884195.38 1132436.19 15364800.64 7841083.41 3419278.75 2163198.06 1941240.42 22542021.06 374957.92 374246.27 711.65 1468915.88 867180.62 315310.56 286424.70 4248539.61 1711597.38 1208062.46 862097.63 466782.14 6092413.41 % 3.97 3.94 0.03 27.87 18.92 3.92 5.02 68.16 34.78 15.17 9.60 8.61 100.00 6.15 6.14 0.01 24.11 14.23 5.18 4.70 69.73 28.09 19.83 14.15 7.66 100.00 2004 Juta rupiah 1005833.74 998206.21 7627.53 7275159.32 4858052.89 1034912.60 1382193.83 18098410.17 9343861.13 3968000.33 2508005.69 2278543.02 26379403.23 382438.60 381660.73 777.87 1572594.57 913206.65 335854.81 323533.11 4470008.29 1808350.74 1276048.27 895558.59 490050.69 6425041.46 % 3.81 3.78 0.03 27.58 18.42 3.92 5.24 68.61 35.42 15.04 9.51 8.64 100.00 5.95 5.94 0.01 24.48 14.21 5.23 5.04 69.57 28.15 19.86 13.94 7.63 100.00
Sumber : Perhitungan Pendapatan Regional Kota Medan Tahun 2004, Badan Perencanaan Pembangunan Kota Medan Tahun 2005
Tabel III.6 Laju Pertumbuhan Kota Medan Atas Dasar Harga Berlaku dan Konstan Tahun 2000-2004 (Persentase)
LAPANGAN USAHA Pertanian Pertambangan dan Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas, dan Air Minum Bangunan dan Konstruksi Perdagangan Hotel dan Restoran Pengangkutan dan Komunikasi Keuangan dan Jasa Perusahaan Jasa-jasa Laju Pertumbuhan PDRB 1 Pertanian 2 Pertambangan dan Penggalian 3 Industri Pengolahan 4 Listrik, Gas, dan Air Minum 5 Bangunan dan Konstruksi 6 Perdagangan Hotel dan Restoran 7 Pengangkutan dan Komunikasi 8 Keuangan dan Jasa Perusahaan 9 Jasa-jasa Laju Pertumbuhan PDRB Sumber: RTRW Kota Medan 2006-2016 ADH KONSTAN 1993 ADH BERLAKU PDRB NO. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 2000 14.86 67.27 32.65 8.01 37.38 33.21 26.09 16.62 20.26 27.80 9.43 24.87 3.25 4.92 15.36 3.82 9.84 1.41 5.06 5.40 2001 25.80 52.39 26.92 38.05 23.34 21.00 20.58 17.28 23.80 22.83 4.68 8.83 4.96 5.42 14.13 2.01 9.11 6.31 2.24 5.22 2002 12.22 20.00 8.88 17.97 12.86 12.04 19.84 17.31 31.88 14.67 6.88 9.60 0.50 6.67 4.05 3.9 6.05 7.24 2.80 4.50 2003 9.66 55.49 7.78 31.08 11.66 15.50 17.25 18.19 16.62 14.66 4.49 1.38 4.08 7.98 5.65 3.61 7.24 5.32 4.42 5.06 2004 12.38 20.04 13.88 17.05 22.05 19.17 16.05 15.94 17.38 17.02 1.98 9.31 5.31 6.52 12.96 5.65 5.63 3.88 4.98 5.46
3.3.2
Aktivitas Ekonomi
3.3.2.1 Kegiatan Sektor Formal Aktivitas ekonomi pada sektor formal meliputi seluruh aktivitas perekonomian yang diatur dan dilindungi oleh hukum yang berlaku yang meliputi pasar tradisional, pasar modern, mall serta pusat-pusat perbelanjaan lainnya. Berikut adalah data jumlah dan sebaran sarana perdagangan pasar, pertokoan dan toko yang berada di wilayah perencanaan (Kecamatan Medan Petisah, Medan Maimun, Medan Baru, Medan Polonia dan Medan Barat).
Laporan Antara
12
312 PT. Ahassa Ciptanika
Laporan Antara
Berikut adalah data jumlah dan sebaran pusat perbelanjaan modern (departemen store, super market dan swalayan) di Kecamatan Medan Petisah, Medan Baru dan Medan Maimun. Tabel III.8 Daftar Departemen Store/ Super Market/ Pasar Swalayan
Jumlah Tenaga Kerja Laki2 Perempuan 20 63 28 24 36 18 30 10 30 15 18 59 95 102 12 45 3 12 8 6 4 6 59 79 73 28 70 78 48 9 73 15 30 68 195 212 43 50 35 86 50 25 14 12
No
Nama Perusahaan
Alamat Perusahaan
Kecamatan
Departemen Store 1 Perisai Plaza 2 Medan Fair Plaza 3 Medan Plaza 4 Sinar Plaza 5 Deli Plaza 6 Menara Plaza 7 Sun Plaza 8 Palladium Plaza Hypermarket 9 Mall Clubstore 10 Carrefour 11 Hypermart Supermarket 12 Yuki SP 13 Macan Yaohan 14 Suzuya 15 Ramayana 16 Ramayana 17 Macan Yaohan Pasar Swalayan 18 Sinar Sumatera 19 Sun Swalayan 20 Yaohan Sentosa Jl.Pemuda Medan Jl. Gatot Subroto Jl. Iskandar Muda Jl. Guru Patimpus Jl. Guru Patimpus Jl. Guru Patimpus Jl. Diponegoro Jl. Kapten Maulana Lubis Jl. Gatot Subroto Jl. Gatot Subroto Jl. Kapten Maulana Lubis Jl. Gatot Subroto Jl. B. Katamso Jl. B. Katamso Jl. Iskandar Muda Jl. Ir. H Juanda Jl. Putri Merak Jingga Medan Maimun Medan Petisah Medan Petisah Medan Barat Medan Barat Medan Barat Medan Polonia Medan Barat Medan Petisah Medan Petisah Medan Barat Medan Petisah Medan Maimun Medan Maimun Medan Baru Medan Maimun Medan Barat Medan Baru Medan Maimun Medan Maimun Medan Maimun Medan Polonia Medan Polonia Medan Barat
Jl. Iskandar Muda Jl. B. Katamso Jl. Pemuda Jl. Guru Patimpus, Prisai 21 Tokyo Indo Pratama Plaza 22 Saudara Swalayan Jl. T. Cikditiro 23 Dahlia Mini markey Jl. Cik Ditiro 24 Mini Market Swalayan Jl. Glugur Sumber : Dinas Perindag Kota Medan, 2004
Berdasarkan data dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan di atas, dapat diketahui bahwa sebagian besar pusat perbelanjaan di Kota Medan berada di wilayah perencanaan. Di wilayah
13
313 PT. Ahassa Ciptanika
Laporan Antara
perencanaan terdapat 8 (delapan) departement store, 3 (tiga) hypermart, 6 (enam) supermarket dan 10 (sepuluh) pasar swalayan yang tersebar di 5 (lima) kecamatan. Namun konsentrasi pusat perbelanjaan tersebut terdapat di ruas-ruas jalan utama seperti di Jalan Gatot Subroto, Jalan Iskandar Muda, dan Jalan Brigjen Katamso. Sedangkan berdasarkan jumlah tenaga kerja yang dipekerjakan, secara umum pusat perbelanjaan modern lebih banyak mempekerjakann tenaga kerja perempuan dibandingkan tenaga kerja laki-laki dengan perbandingan secara persentase tenaga kerja wanita sebesar 67,03 % sedangkan tenaga kerja laki-laki sebesar 32,96%.
14
314 PT. Ahassa Ciptanika
Laporan Antara
15
315 PT. Ahassa Ciptanika
Laporan Antara
3.3.2.2 Kegiatan Sektor Non Formal Sektor non formal merupakan salah satu sektor subjek perdagangan di Kota Medan diluar sektor formal yang memiliki belum terdaftar, serta belum diatur dan dilindungi oleh hukum yang berlaku. Meskipun demikian sektor informal di kota-kota besar di negara berkembang, termasuk di Kota Medan memiliki jumlah yang cukup banyak dan menyumbangkan kontribusi yang cukup signifikan bagi ekonomi kota baik dari segi perputaran uang dan terutama dalam penyerapan tenaga kerja yang artinya dalam mengurangi pengangguran. Fakta tersebut didasarkan pada data yang dikeluarkan BPS, bahwa secara nasional sektor informal menyumbang sekitar 74% kesempatan kerja (tahun 1985), 72 % (tahun 1990) dan 60 % pada tahun 1998. Berikut adalah rincian sektor non formal yang ada di Kota Medan. Tabel III.9 Daftar Pusat Perbelanjaan Sektor Informal Di Wilayah Perencanaan
No Pasar Inpres 1 Pasar Peringgan, Medan Baru 125 Bangunan baru, pengganti yang terbakar Pembinaan : Penataran 888 169 24 905 256 41 60 50 5 Pembinaan : Penataran Pembinaan : Penataran dan penyuluhan Lokasi Jumlah Pedagang Kios Fasilitas Los Tenda Keterangan
Pasar Non Inpres Pasar Petisah, 2 Medan Petisah 3 4 Pasar Medan Super Market, Medan Petisah
1859 486
Pasar Kampung Baru, 70 Medan Maimun Pasar Lingkungan/ Malam Hari 5 Taman Lily Suheri Jl. Jangka, 6 54 Medan Petisah 7 8 Iskandar Muda Malam Medan Baru Zainul Arifin/ Pagaruyung 30 Medan Petisah Sumber : Dinas Perindag Kota Medan, 2004
Pasar Belum teratur Pembinaan : Penataran (Makanan/Minuman Malam hari) Pembinaan : Penataran (Makanan/ minuman malam hari) Pembinaan : Penataran
16
316 PT. Ahassa Ciptanika
Laporan Antara
Berdasarkan data diatas dapat diketahui bahwa terdapat 8 titik lokasi aktivitas perdagangan sektor nonformal yang terdiri dari tiga kategori pasar inpres, pasar non inpres dan pasar lingkungan/ malam hari dengan total pedagang mencapai 2.624 pedagang. Mayoritas pedagang menggunakan fasilitas kios dan tenda. 3.3.2.3 Kegiatan Sektor Industri Kegiatan sektor industri di Kota Medan termasuk di wilayah perencanaan didominasi oleh industri kecil dan rumah tangga. Jumlah unit usaha sektor industri di Kota Medan sebanyak 2383 unit dengan rincian industri kecil sebanyak 2123 unit, industri menengah sebanyak 246 unit dan industri besar sebanyak 14 unit.
Tabel III.10 Jumlah, Jenis, Investasi Dan Nilai Produksi Industri Di Kota Medan 2000 2001 2002 2003 2004 2005
1235 1060 166 9 19284 423802,61 1519 1319 189 11 22692 495998,87 1860 1627 219 14 26270 578174,99 2140 1895 231 14 27761 654999,16
Uraian Jumlah Unit 877 1057 1 Usaha Kecil 788 921 Menengah 85 129 Besar 4 7 Tenaga Kerja 2 (orang) 14988 17148 Investasi 3 (Rp Juta) 291682,26 358929,38 Nilai Produksi 4 (Rp Juta) 452137,18 554657,32 Sumber : Dinas Perindag Kota Medan, 2007
No
2006
2383 2123 246 14 29186 730244,42
653237,86
768358,50
898901,21
1020069,38
1136319,62
Di Kecamatan Medan Petisah yang merupakan salah satu kecamatan di wilayah perencanaan jumlah industri sebanyak 126 unit yang didominasi oleh industri rumah tangga sebanyak 81 unit, industri kecil sebanyak 44 unit sedangkan industri besar/ sedang hanya berjumlah 8 unit.
17
317 PT. Ahassa Ciptanika
Penyusunan Zoning Regulation Kawasan Perkotaan Medan Tabel III.11 Jumlah, Jenis, Investasi Dan Nilai Produksi Industri Di Kecamatan Medan Petisah Kota Medan Nama Kecamatan Nama Kelurahan Sei Sikambing D Petisah Tengah Sekip Sei Putih Timur II Sei Putih Timur I Sei Putih Tengah Sei Putih Barat Besar/ Sedang 3 5 8 2 1 3 6 1 1 1 1 4 6 1 7 Kecil 9 11 8 8 1 37 2 2 2 1 7 3 3 2 1 6 2 17 7 2 9
Laporan Antara
Rumah Tangga 20 20 15 6 2 18 81 10 75 85 16 16 5 12 4 8 61 6 2 8
Medan Petisah
Medan Maimun
Jumlah Babura Padang Bulan Darat Merdeka Titi Rantai Petisah Hulu
Medan Baru
4 Medan Barat 5 3 3 Jumlah 15 Jumlah Total 40 Sumber : Kecamatan Medan Petisah, Medan Maimun, Medan Barat Dalam Angka, Tahun 2006
Kesawan Silalas Sei Agul Karang Berombak Gelugur Kota Pulo Brayan Kota
18
318 PT. Ahassa Ciptanika
Laporan Antara
3.4
Penggunaan lahan dan bangunan di Wilayah Perencanaan terdiri dari perumahan, pemerintahan, fasilitas sosial dan umum, ruang terbuka hijau, perdagangan, jasa, dan industri. Berdasarkan hasil survai lapangan pendataan bangunan dan guna lahan maka dapat disimpulkan bahwa penggunaan lahan pada wilayah perencanaan masih didominasi oleh bangunan perumahan. 3.4.1 Perumahan Berdasarkan guna bangunannnya, perumahan di wilayah perencanaan teridir dari rumah tunggal, rumah kopel, rumah deret ataupun berbentuk ruko (townhouse). Kecenderungan pembangunan ruko sangat mendominasi kondisi bangunan di Kota Medan dan wilayah perencanaan khususnya. Keberadaan ruko tersebut menyebabkan intrepretasi ganda terhada guna lahan pada kavling dengan bangunan ruko tersebut. Karena bentuknya ruko maka bangunan ini dapat dikategorikan ke dalam guna lahan perumahan atau komersial yaitu perdagangan atau jasa. Pengelompokan ruko sebagai rumah dilakukan terhadap ruko yang belum memiliki kegiatan komersial saat disurvai, sehingga hanya digunakan sebagai tempat tinggal. Selain itu, pembangunan apartemen juga mulai menjadi trend pembangunan perumahan dalam kota di Kota Medan. Beberapa bangunan apartemen sedang dibangun dan akan menjadi salah satu tren perumahan di Kota Medan terutama pada wilayah pusat kota dan pusat primer yang direncanakan pada Kecamatan Polonia (rencana CBD Polonia). Lingkungan-lingkungan perkembangan perumahan dan diikuti jasa pada dengan skala
perdagangan
lingkungan, baik berupa warung yang menempel pada bangunan utama yaitu rumah, maupun berupa toko. Selain itu, sebagaimana layaknya permukiman, lingkungan-lingkungan perumahan dilengkapi pula dengan sarana atau fasilitas peribadatan yang dibangun melalui swadaya masyarakat setempat.
19
319 PT. Ahassa Ciptanika
Laporan Antara
3.4.2
Perdagangan dan Jasa Penggunaan lahan dan bangunan untuk perdagangan dan jasa terutama berkembang memita mengikuti jaringan jalan. Perkembangan ini tidak hanya terjadi pada jalan-jalan utama kota, tetapi juga pada jalan-jalan utama berstatus lokal. Penggunaan bangunan untuk perdagangan tunggal yaitu pusat perbelanjaan dalam bentuk plaza terdapat pada Jalan Gatot Subroto, Jalan
Gajah Mada, dan bentuk supermarket pada jalan-jalan utama di Wilayah Perencanaan. Sementara penggunaan perdagangan tunggal berbentuk toserba tersebar mengambil tempat pada jalan kolektor dan jalan lokal mendekati kawasan permukiman. Penggunaan bangunan perkantoran dibagi dalam dua kelompok, yaitu perkantoran swasta dan perkantoran pemerintah. Perkantoran swasta umumnya berupa bangunan tunggal yang menempati lokasi pada pusat kota, jalan arteri, dan beberapa di antaranya dapat ditemukan pada kawasan permukiman. Sementara perkantoran pemerintah umumnya membentuk komplek perkantoran meskipun tidak berada pada satu kesatuan penggunaan lahan. Penggunaan lahan dan bangunan perkantoran pemerintahan dapat ditemukan di wilayah sekitar lapangan Merdeka (Jalan Walikota, Jalan Kejaksaaan, dll). Perkantoran pemerintah pada skala lokal, yaitu kecamatan, tersebar tanpa membentuk pusat-pusat kecamatan. 3.4.3 Ruang Terbuka Hijau
Jenis RTH yang ada di Wilayah Perencanaan adalah: Taman pasif, seperti: taman sisi jalan, taman pinggir jalan, jalur penghijauan jalan, taman pulau jalan. Taman aktif, seperti taman umum kota. Lapangan Olah Raga Penjualan tanaman hias dan bunga di ruang terbuka Pemakaman
20
320 PT. Ahassa Ciptanika
Laporan Antara