You are on page 1of 110

Bab ini akan menguraikan mengenai mengenai wilayah perencanaan yakni Kecamatan Medan Petisah, Medan Maimun, Medan

Baru, Medan Polonia dan sebagaian Medan Barat dalam aspek fisik dasar, sosial kependudukan, perekonomian, penggunaan lahan dan bangunan, sarana dan prasarana, tata bangunan dan aspek pengelolaan pembangunan. 3.1 3.1.1 FISIK DASAR Kondisi Umum

Keadaan iklim di Kota Medan seperti juga wilayah Sumatera Utara umumnya termasuk iklim tropis yang ditandai oleh curah hujan yang cukup tinggi dengan suhu udara tidak kurang dari 200 - 300 C dengan rata-rata kelembaban udara 83%. Curah hujan tahunan di daerah ini berkisar antara 1.500 - 4.000 mm. Curah hujan tertinggi tercatat di daerah Pegunungan (Peg.) Bodol dan Peg. Alas. Sedangkan yang terendah tercatat di dataran Medan dengan curah hujan antara 1.500 2.000 mm/tahun. 3.1.2 Fisiografi, Tanah dan Bentuk Wilayah

Fisiografi menunjukkan bentuk permukaan lahan dipandang dari faktor dan proses pembentukan tanah, sehingga fisiografi memberikan pengaruh terhadap perkembangan tanah. Secara umum fisiografi kawasan Medan dan sekitarnya dapat dikelompokan dalam beberapa grup antara lain: 1) grup Aluvial, 2) grup Marin beserta satuan lahan/unit lahan sesuai dengan proses geomorfologinya, susunan geologi dan keadaan iklim dominan, seperti penjelasan di bawah ini. Grup Aluvial Grup Aluvial umumnya terbentuk dari endapan kasar dan halus yang berumur Quarter (Qal dan Qh), yang umumnya berasal dari endapan sungai, Grup Aluvial ini meliputi dataran banjir disekitar jalur aliran (sungai Ular, sungai Belawan dan sungai Deli), dan dataran Aluvial.
31 PT. Ahassa Ciptanika

Penyusunan Zoning Regulation Kawasan Perkotaan Medan

Laporan Antara

Dataran banjir umumnya berpenyebaran disekitar aliran sungai besar didekat muara berbatasan dengan pantai. Dataran Aluvial merupakan peralihan dari grup Marin, relatif datar airnya bersifat tawar sampai payau dan bagian besar telah dimanfaatkan sebagai areal persawahan dan perkebunan negara. Secara rinci satuan lahan/unit lahan yang termasuk dalam grup Aluvial disajikan uraiannya di bawah ini: Dataran Aluvial Peralihan ke Marin Satuan lahan ini merupakan dataran Aluvial peralihan ke Marin, dengan bahan sedimen halus dan kasar masam, bentuk wilayah datar (lereng 3%). Jenis tanah dominan adalah Troquentsts, Fluvaquents dan setempat yang agak kering di dominasi oleh Eutropepts. Satuan lahan ini tersebar secara luas dibagian agak hilir sebelah kanan dan kiri dari sungai Belawan, sungai Serdang, sungai Deli dan sungai Ulah. Dataran Banjir dari Sungai Bermeander Satuan lahan ini merupakan rawa belakang dari sungai Ular yang berbatasan langsung dengan dataran banjir, dengan bahan endapan halus dari sungai, drainase terhambat dan jenis tanah dominan adalah Tropaquepts. Satuan lahan ini berpenyebaran sempit dimuara sungai Ular. Kipas Aluvial dan Koluvial Satuan lahan merupakan kipas Aluvial dan Koluvial, bahan endapan halus dan kasar, drainase sedang sampai agak terhambat dan jenis tanah dominan adalah Eutropepts dan Fluvaquents. Penyebaran satuan lahan agak luas disekitar Perbaungan ke arah pantai sekitar Percut. Grup Marin Grup Marin ini menempati daerah di sepajang pantai dengan lebar bervariasi antara 1 sampai 20 km, yang memanjang arah Barat Daya Timur Laut dalam wilayah Medan dan sekitarnya. Dataran ini bentuk sebagai akibat proses sedimentasi marin dan primarin (delta dan muara). Seluruh proses sedimentasi terjadi pada lingkungan beragam (asin) dan payau, sehingga tanah banyak mengandung garam terutama natrium, terutama pada areal endapan baru (muda).

3.1.3

Hidrologi

Wilayah perencanaan merupakan bagian tidak terpisahkan dari sistem perairan Kota Medan dimana sebagian sungai turut melintasi wilayah tersebut. Adapun sungai yang melintasi wilayah perencanaan adalah sebagai berikut: 1. Sistem Sungai Badera Sungai Belawan 2. Sistem Sungai Deli Babura, dengan anak sungainya :

2
32 PT. Ahassa Ciptanika

Penyusunan Zoning Regulation Kawasan Perkotaan Medan

Laporan Antara

Sungai Sikambing, dengan anak sungainya : Sei Selayang Sei Putih Sei Siput Sei Berkala

Sungai Babura, dengan anak sungainya :

3. Sistem Sungai Kera, dengan anak sungainya : o o Parit Emas Parit Martondi Sungai Buncong Sungai Pelangkah Sei Percut Denai

4. Sistem Sungai Percut dan Sei Tuan, dengan anak sungainya : o o o 3.2 3.2.1

ASPEK SOSIAL KEPENDUDUKAN Jumlah Penduduk

Wilayah perencanaan merupakan kawasan pusat kota Kota Medan, sehingga konsentrasi penduduk tidak terjadi. Jumlah penduduk untuk Kecamatan Medan Petisah, Medan Baru, Medan Maimun, Kecamatan Medan Polonia dan Kecamatan Medan Barat dapat dilihat pada tabel berikut:. Tabel III.1 Jumlah Penduduk Kecamatan Medan Petisah, Medan Baru dan Medan Maimun Tahun 2002 2006
Jumlah Penduduk (Jiwa) Kecamatan 2001 2002 2003 2004 Medan Petisah 69.778 70.364 65.938 66.073 Medan Maimun 48.995 48.329 47.232 47.137 Medan Baru 43.415 43.514 42.093 42.221 Medan Polonia 46.316 47.842 48.600 49.048 Medan Barat 86.706 86.640 91.807 77.839 Total Wilayah 295.210 296.689 295.67 282.318 Perencanaan Sumber: Medan Dalam Angka, 2002-2006 , Monografi Kecamatan Tahun 2006 No 1 2 3 4 5

2005 66.926 47.057 42.789 50.426 77.791 284.988

3
33 PT. Ahassa Ciptanika

Penyusunan Zoning Regulation Kawasan Perkotaan Medan

Laporan Antara

Pada tahun 2005, jumlah penduduk di wilayah perencanaan adalah 284.988 jiwa, atau sebesar 14,21% dari luas keseluruhan penduduk Kota Medan yang mencapai jumlah 2.006.142 jiwa tersebar dalam 21 kecamatan. Untuk wilayah perencanaan, berdasarkan data monografi masing-masing kecamatan pada tahun 2006, diperoleh data jumlah penduduk per kelurahan sebagai berikut:
Tabel III.2

Jumlah Penduduk di Wilayah Perencanaan Tahun 2005


Nama Kecamatan Nama Kelurahan Sei Sikambing D Petisah Tengah Sekip Sei Putih Timur II Sei Putih Timur I Sei Putih Tengah Sei Putih Barat Luas Wilayah (Ha) 91 127 61 34 32 50 98 493 60 17 23 55 52.5 127 334.5 *) *) *) *) *) *) 584 Sari Rejo Suka Damai Polonia Anggrung Madras Hulu 76 40 177 362 240 895 105 92 107 105 62 68 539 Laki-laki 5308 5151 4180 4414 3115 4666 5967 32801 3197 2497 5309 645 3142 8489 23279 3993 4624 1328 4000 3741 2648 20334 10482 2352 9454 1152 1462 24902 2552 3650 11356 10557 3725 6817 38657 Jumlah Penduduk Perempuan 5750 5125 4734 4417 3111 4796 6191 34124 3337 2548 4974 724 3531 8665 23779 4549 5343 1390 4169 3710 3294 22455 10659 2374 9665 1210 1616 25524 2556 3696 11601 10440 3889 6952 39134 Jumlah 11058 10276 8914 8831 6226 9462 12158 66925 6534 5045 10283 1369 6673 17154 47058 8542 9967 2718 8169 7451 5942 42789 21141 4726 19119 2362 3078 50426 5108 7346 22957 20997 7614 13769 77791

Medan Petisah

Jumlah Aur Sukaraja Sei Mati Jati Hamdan Kampung Baru

Medan Maimun

Jumlah Babura Padang Bulan Darat Merdeka Titi Rantai Petisah Hulu

Medan Baru

Jumlah

Medan Polonia Jumlah

Medan Barat

Kesawan Silalas Sei Agul Karang Berombak Gelugur Kota Pulo Brayan Kota

Jumlah

Sumber: BPS Kota Medan, Monografi Kecamatan tahun 2006.

4
34 PT. Ahassa Ciptanika

Penyusunan Zoning Regulation Kawasan Perkotaan Medan

Laporan Antara

3.2.2

Kepadatan Penduduk

Sebagai kawasan pusat kota dengan intensitas aktivitas yang tinggi, maka kepadatan penduduk di wilayah perencanaan rata-rata lebih tinggi dari Kota Medan secara keseluruhan. Kepadatan penduduk Kota Medan berdasarkan RTRW Kota Medan adalah sebesar 78 jiwa/Ha. Kepadatan penduduk yang cukup tinggi dengan kecenderungan akan terus bertambah seiring dengan perkembangan kota, memerlukan ruang yang cukup besar untuk menunjanganya. Oleh karena itu, arahan pembangunan ke depannya akan harus menekankan pada pembangunan vertical sehingga ruang yang ada memiliki daya tampung yang lebih besar.
Tabel III.3 Kepadatan Penduduk Di Wilayah Perencanaan Tahun 2005
Luas Wilayah (Ha) 493 334.5 584 895 539 Jumlah Penduduk (Jiwa) 2001 69.778 48.995 43.415 46.316 86.706 2002 70.364 48.329 43.514 47.842 86.640 2003 65.938 47.232 42.093 48.600 91.807 2004 66.073 47.137 42.221 49.048 77.839 2005 66.925 47.057 42.789 50.426 77.791 Kepadatan Penduduk (jiwa/Ha) 2001 142 146 74 52 161 2002 143 144 75 53 161 2003 134 141 72 54 170 2004 134 141 72 55 144 2005 136 141 73 56 144

No 1 2 3 4 5

Kecamatan Medan Petisah Medan Maimun Medan Baru Medan Polonia Medan Barat

Total Wilayah Perencanaan

2845.5

295.210

296.689

295.670

282.318

284.988

104

104

104

99

100

Sumber: BPS Kota Medan, 2002-2005 , Monografi Kecamatan tahun 2006, Hasil perhitungan, 2007.

Dari di atas dapat dilihat bahwa rata-rata kepadatan penduduk di wilayah perencanaan pada tahun 2005 adalah sebesar 100 jiwa per hektar. Tingkat kepadatan penduduk tertinggi terdapat di Kecamatan Medan Barat yakni mencapai 144 jiwa/ha, diikuti oleh Kecamatan Medan Maimun sebesar 141 jiwa/ha. Kecamatan yang memiliki kepadatan terendah adalah kecamatan Medan Polonia sebesar 56 jiwa/ha. Hal ini terkait dengan fungsi wilayah ini sebagai kawasan penerbangan Bandar Udara Polonia. Rencana pemindahan yang akan dilakukan dan pengembangan fungsi baru sebagai kawasan CBD akan sangat mempengaruhi kpedatan di kawasan ini.

5
35 PT. Ahassa Ciptanika

Penyusunan Zoning Regulation Kawasan Perkotaan Medan

Laporan Antara

6
36 PT. Ahassa Ciptanika

Penyusunan Zoning Regulation Kawasan Perkotaan Medan

Laporan Antara

3.3

ASPEK PEREKONOMIAN

Kondisi perekonomian wilayah perencanaan tidak terlepas dari kegiatan ekonomi Kota Medan secara umum mengingat posisi ketiga Kecamatan di wilayah perencanaan berada di pusat Kota Medan. Kota Medan mengemban fungsi regional yang luas, baik sebagai pusat pemerintahan maupun kegiatan ekonomi dan sosial yang juga mencakup Propinsi Sumatera Utara. Adanya fungsi regional telah menjadikan Kota Medan dapat menyelenggarakan aktivitas ekonomi dalam volume yang besar baik dalam bentuk ekspor maupun import. Komoditi ekspor dalam jumlah besar Kota Medan meliputi lemak dan minyak nabati/hewani, udang, kerang, kayu lapis, alumunium, barang kesenian, coklat, kopi, mineral mentah dan lain-lain. Selain melakukan kegiatan ekspor, Kota Medan pun melakukan kegiatan impor barang modal (suku cadang / asesoris kendaraan bermotor, mesin / peralatan industri khusus, alat elektronik, dll) serta impor barang konsumsi, (makanan ternak, beras, aluminium, sayur segar, tembakau, dll). Negara-negara yang menjadi tujuan ekspor maupun negara impor adalah Malaysia, Jerman, Inggris, Singapura, RRC, Belanda, Taiwan, dan Hongkong. Secara umum indikator utama ekonomi Kota Medan adalah sebagai berikut: Tabel III.4 Indikator Utama Ekonomi Kota Medan
Keterangan Penduduk PDRB Pertumbuhan ekonomi Income perkapita Tingkat inflasi Jumlah tenaga kerja produktif Tingkat Pengangguran Total of export (FOB,000 US$) Total of import (CIF,000 US$) Sumber: BPS Kota Medan, 2004 Tahun 2004 2.006.142 jiwa 24,5 trilyun 5,49 % Rp.12,500,000 6,64 % 682.826 jiwa 13,01 % 2.229.125 679.000,00

7
37 PT. Ahassa Ciptanika

Penyusunan Zoning Regulation Kawasan Perkotaan Medan

Laporan Antara

3.3.1

Data PDRB Kota Medan

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kota Medan disajikan atas dasar harga berlaku dan atas dasar harga konstan Tahun 1993. Hal ini dimaksudkan agar perkembangan PDRB dapat ditelaah sebelum dan sesudah memperhitungkan pengaruh harga. Penyajian PDRB atas dasar harga konstan akan lebih mencerminkan perubahan PDRB tanpa dipengaruhi perubahan harga yang biasanya cenderung naik terus dari tahun ke tahun. Dengan demikian, PDRB atas dasar harga konstan lebih mencerminkan kenaikan produk secara nyata (riil). Apabila dikelompokkan semua sektor kedalam tiga kelompok, maka diperoleh: 1. Sektor Primer yaitu sektor yang tidak mengolah bahan baku melainkan hanya mendayagunakan sumber-sumber alam seperti tanah dan deposit di dalamnya yaitu sektor pertanian, pertambangan dan penggalian. 2. Sektor Sekunder yaitu mengolah bahan baku yang berasal dari sektor primer maupun sektor sekunder sendiri, menjadi barang lain yang lebih tinggi nilainya. Sektor ini mencakup sektor industri pengolahan, listrik, gas dan air bersih, serta sektor konstruksi. 3. Sektor Tersier/Sektor Jasa, yaitu sektor yang tidak memproduksi dalam bentuk fisik melainkan dalam bentuk jasa. Sektor ini mencakup sektor perdagangan, hotel dan restoran, sektor pengangkutan dan komunikasi, sektor lembaga keuangan, persewaan dan jasa perusahaan serta sektor jasa-jasa. Besarnya PDRB menurut lapangan usaha baik atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga konstan 1993 sepanjang tahun 2000 - 2004 secara umum menunjukkan kenaikan yang konstan. Pada tahun 2004, PDRB Kota Medan (Atas Dasar Harga) ADH Berlaku mencapai Rp. 26.379.403.230.000, mengalami peningkatan sebesar 17,02% dibandingkan tahun sebelumnya. Peningkatan ini cenderung semakin baik dibandingkan 2 tahun terakhir. Ini berarti semua sektor berkembang sesuai dengan adanya pembangunan di segala bidang. Laju pertumbuhan ekonomi Kota Medan pada tahun 2004 mengalami kenaikan sebesar 5.46%, angka ini lebih tinggi jika dibandingkan dengan tahun 2003 yang lalu. Dibandingkan dengan kondisi ekonomi nasional dan Provinsi Sumatera Utara, pertumbuhan ekonomi Kota Medan dari tahun 2000 hingga 2004 relatif bagus. Sebagai perbandingan, pertumbuhan ekonomi nasional jauh lebih rendah yakni 4,26% per tahun, pertumbuhan ekonomi Provinsi Sumatera Utara 4,3% per tahun, sementara Kota Medan mencapai 5,46% per tahun. Pada tahun 2004 keadaan ekonomi Indonesia pada umumnya, dan Medan khususnya mengalami

8
38 PT. Ahassa Ciptanika

Penyusunan Zoning Regulation Kawasan Perkotaan Medan

Laporan Antara

perbaikan, dimana para pelaku ekonomi melakukan antisipasi dan perbaikan di bidang ekonomi. Salah satu penyebab positifnya pertumbuhan ekonomi di Kota Medan adalah turunnya tingkat suku bunga sehingga merangsang kegiatan ekonomi di sektor riil. Adapun sektor ekonomi yang mengalami peningkatan adalah sektor pertanian naik 1,98%, sektor pernggalian naik 9.31%, sektor industri naik 5.31%, sektor listrik, gas dan air naik 6.52%, sektor bangunan naik 12,96%, sektor perdagangan naik 5,65%, sektor angkutan naik 5,63%, sektor lembaga keuangan naik 3,38%an sektor jasa naik 4,98%. Laju pertumbuhan ekonomi Kota Medan menurut PDRB atas dasar harga berlaku dan konstan selama 5 (lima) tahun terakhir dapat dilihat pada Tabel III.5

9
39 PT. Ahassa Ciptanika

Tabel III.5 PDRB Kota Medan Menurut Kelompok Sektor Tahun 2000-2004
PDRB NO. A. 1 2 B. ADH BERLAKU 3 4 5 C. 6 7 8 9 A. 1 2 B. 3 4 5 C. 6 7 8 9 LAPANGAN USAHA Sektor Primer Pertanian Pertambangan dan Penggalian Sektor Sekunder Industri Pengolahan Listrik, Gas, dan Air Minum Bangunan dan Konstruksi Sektor Tersier Perdagangan Hotel dan Restoran Pengangkutan dan Komunikasi Keuangan dan Jasa Perusahaan Jasa-jasa PDRB Sektor Primer Pertanian Pertambangan dan Penggalian Sektor Sekunder Industri Pengolahan Listrik, Gas, dan Air Minum Bangunan dan Konstruksi Sektor Tersier Perdagangan Hotel dan Restoran Pengangkutan dan Komunikasi Keuangan dan Jasa Perusahaan Jasa-jasa PDRB 2000 Juta rupiah 575979.04 573744.23 2234.81 4006916.10 2864148.34 414223.16 728544.60 9375711.40 5007711.66 2018101.46 1330336.89 1019561.39 13958606.54 320696.17 320107.65 588.52 1277818.44 789853.54 259689.31 228275.59 3675586.60 1558782.52 973479.07 717971.33 425353.68 5274101.21 % 4.13 4.11 0.02 28.71 20.52 2.97 5.22 67.17 35.88 14.46 9.53 7.30 100.00 6.08 6.07 0.01 24.23 14.98 4.92 4.33 69.69 29.56 18.46 13.61 8.06 100.00 2001 Juta rupiah 725189.43 721783.76 3405.67 5105491.98 3635095.45 571815.49 898581.04 11314982.47 6059152.73 2433409.73 1560229.48 1262190.53 17145663.88 335734.03 335093.54 640.49 1363335.90 829044.78 273752.25 260538.87 3850383.27 1590045.64 1062191.82 763272.29 434873.52 5549453.20 % 4.23 4.21 0.02 29.78 21.20 3.34 5.24 65.99 35.34 14.19 9.10 7.36 100.00 6.05 6.04 0.01 24.57 14.94 4.93 4.69 69.38 28.65 19.14 13.75 7.84 100.00 2002 Juta rupiah 814097.87 810011.06 4086.81 5646629.22 3957938.12 674546.28 1014144.82 13199815.41 6788650.51 2916262.08 1830300.26 1664602.56 19660542.50 358858.05 358156.08 701.97 1396270.71 833173.03 292001.85 271095.83 4044093.31 1651985.79 1126497.67 818568.66 447041.19 5799222.07 % 4.14 4.12 0.02 28.72 20.13 3.43 5.16 67.14 34.53 14.83 9.31 8.47 100.00 6.19 6.18 0.01 24.08 14.37 5.04 4.67 69.74 28.49 19.42 14.12 7.71 100.00 2003 Juta rupiah 894623.57 888269.18 6354.39 6282596.85 4265965.28 884195.38 1132436.19 15364800.64 7841083.41 3419278.75 2163198.06 1941240.42 22542021.06 374957.92 374246.27 711.65 1468915.88 867180.62 315310.56 286424.70 4248539.61 1711597.38 1208062.46 862097.63 466782.14 6092413.41 % 3.97 3.94 0.03 27.87 18.92 3.92 5.02 68.16 34.78 15.17 9.60 8.61 100.00 6.15 6.14 0.01 24.11 14.23 5.18 4.70 69.73 28.09 19.83 14.15 7.66 100.00 2004 Juta rupiah 1005833.74 998206.21 7627.53 7275159.32 4858052.89 1034912.60 1382193.83 18098410.17 9343861.13 3968000.33 2508005.69 2278543.02 26379403.23 382438.60 381660.73 777.87 1572594.57 913206.65 335854.81 323533.11 4470008.29 1808350.74 1276048.27 895558.59 490050.69 6425041.46 % 3.81 3.78 0.03 27.58 18.42 3.92 5.24 68.61 35.42 15.04 9.51 8.64 100.00 5.95 5.94 0.01 24.48 14.21 5.23 5.04 69.57 28.15 19.86 13.94 7.63 100.00

Sumber : Perhitungan Pendapatan Regional Kota Medan Tahun 2004, Badan Perencanaan Pembangunan Kota Medan Tahun 2005

ADH KONSTAN 1993

310 PT. Ahassa Ciptanika

Tabel III.6 Laju Pertumbuhan Kota Medan Atas Dasar Harga Berlaku dan Konstan Tahun 2000-2004 (Persentase)
LAPANGAN USAHA Pertanian Pertambangan dan Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas, dan Air Minum Bangunan dan Konstruksi Perdagangan Hotel dan Restoran Pengangkutan dan Komunikasi Keuangan dan Jasa Perusahaan Jasa-jasa Laju Pertumbuhan PDRB 1 Pertanian 2 Pertambangan dan Penggalian 3 Industri Pengolahan 4 Listrik, Gas, dan Air Minum 5 Bangunan dan Konstruksi 6 Perdagangan Hotel dan Restoran 7 Pengangkutan dan Komunikasi 8 Keuangan dan Jasa Perusahaan 9 Jasa-jasa Laju Pertumbuhan PDRB Sumber: RTRW Kota Medan 2006-2016 ADH KONSTAN 1993 ADH BERLAKU PDRB NO. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 2000 14.86 67.27 32.65 8.01 37.38 33.21 26.09 16.62 20.26 27.80 9.43 24.87 3.25 4.92 15.36 3.82 9.84 1.41 5.06 5.40 2001 25.80 52.39 26.92 38.05 23.34 21.00 20.58 17.28 23.80 22.83 4.68 8.83 4.96 5.42 14.13 2.01 9.11 6.31 2.24 5.22 2002 12.22 20.00 8.88 17.97 12.86 12.04 19.84 17.31 31.88 14.67 6.88 9.60 0.50 6.67 4.05 3.9 6.05 7.24 2.80 4.50 2003 9.66 55.49 7.78 31.08 11.66 15.50 17.25 18.19 16.62 14.66 4.49 1.38 4.08 7.98 5.65 3.61 7.24 5.32 4.42 5.06 2004 12.38 20.04 13.88 17.05 22.05 19.17 16.05 15.94 17.38 17.02 1.98 9.31 5.31 6.52 12.96 5.65 5.63 3.88 4.98 5.46

3.3.2

Aktivitas Ekonomi

3.3.2.1 Kegiatan Sektor Formal Aktivitas ekonomi pada sektor formal meliputi seluruh aktivitas perekonomian yang diatur dan dilindungi oleh hukum yang berlaku yang meliputi pasar tradisional, pasar modern, mall serta pusat-pusat perbelanjaan lainnya. Berikut adalah data jumlah dan sebaran sarana perdagangan pasar, pertokoan dan toko yang berada di wilayah perencanaan (Kecamatan Medan Petisah, Medan Maimun, Medan Baru, Medan Polonia dan Medan Barat).

311 PT. Ahassa Ciptanika

Penyusunan Zoning Regulation Kawasan Perkotaan Medan

Laporan Antara

Tabel III.7 Jumlah Sarana Perdagangan Tahun 2005


Nama Pasar Pertokoan Toko Kelurahan A.1 Sei Sikambing D 1 94 A.2 Petisah Tengah 3 4 410 A.3 Sekip 2 3 71 Medan Sei Putih Timur Petisah A.4 II 1 1 24 A.5 Sei Putih Timur I 11 A.6 Sei Putih Tengah 1 7 A.7 Sei Putih Barat 1 12 Sub Jumlah 8 9 629 B.1 Aur 152 *) B.2 Sukaraja 1 60 *) Medan B.3 Sei Mati 15 *) Maimun B.4 Jati 1 *) B.5 Hamdan 6 *) B.6 Kampung Baru 1 76 *) Sub Jumlah 2 310 *) C.1 Babura 1 26 *) C.2 Padang Bulan 1 28 *) Medan C.3 Darat 9 *) Baru C.4 Merdeka 6 *) C.5 Titi Rantai 9 *) C.6 Petisah Hulu 31 *) Sub Jumlah 2 109 *) D.1 Sari Rejo *) D.2 Suka Damai *) Medan D.3 Polonia 1 10 *) Polonia D.4 Anggrung 4 *) D.5 Madras Hulu 1 95 *) Sub Jumlah 2 109 *) E.1 Kesawan 1 18 *) E.2 Silalas 4 *) E.3 Sei Agul 1 *) Medan Karang Barat E.4 Berombak *) E.5 Gelugur Kota 1 3 *) Pulo Brayan E.6 Kota 2 10 *) Sub Jumlah 4 36 *) Jumlah Total 18 573 629 Keterangan : *) tidak ada data Sumber : Monografi Kecamatan Medan Petisah, Medan Maimun dan Medan Baru, Data Tahun 2005. No. Nama Kecamatan

12
312 PT. Ahassa Ciptanika

Penyusunan Zoning Regulation Kawasan Perkotaan Medan

Laporan Antara

Berikut adalah data jumlah dan sebaran pusat perbelanjaan modern (departemen store, super market dan swalayan) di Kecamatan Medan Petisah, Medan Baru dan Medan Maimun. Tabel III.8 Daftar Departemen Store/ Super Market/ Pasar Swalayan
Jumlah Tenaga Kerja Laki2 Perempuan 20 63 28 24 36 18 30 10 30 15 18 59 95 102 12 45 3 12 8 6 4 6 59 79 73 28 70 78 48 9 73 15 30 68 195 212 43 50 35 86 50 25 14 12

No

Nama Perusahaan

Alamat Perusahaan

Kecamatan

Departemen Store 1 Perisai Plaza 2 Medan Fair Plaza 3 Medan Plaza 4 Sinar Plaza 5 Deli Plaza 6 Menara Plaza 7 Sun Plaza 8 Palladium Plaza Hypermarket 9 Mall Clubstore 10 Carrefour 11 Hypermart Supermarket 12 Yuki SP 13 Macan Yaohan 14 Suzuya 15 Ramayana 16 Ramayana 17 Macan Yaohan Pasar Swalayan 18 Sinar Sumatera 19 Sun Swalayan 20 Yaohan Sentosa Jl.Pemuda Medan Jl. Gatot Subroto Jl. Iskandar Muda Jl. Guru Patimpus Jl. Guru Patimpus Jl. Guru Patimpus Jl. Diponegoro Jl. Kapten Maulana Lubis Jl. Gatot Subroto Jl. Gatot Subroto Jl. Kapten Maulana Lubis Jl. Gatot Subroto Jl. B. Katamso Jl. B. Katamso Jl. Iskandar Muda Jl. Ir. H Juanda Jl. Putri Merak Jingga Medan Maimun Medan Petisah Medan Petisah Medan Barat Medan Barat Medan Barat Medan Polonia Medan Barat Medan Petisah Medan Petisah Medan Barat Medan Petisah Medan Maimun Medan Maimun Medan Baru Medan Maimun Medan Barat Medan Baru Medan Maimun Medan Maimun Medan Maimun Medan Polonia Medan Polonia Medan Barat

Jl. Iskandar Muda Jl. B. Katamso Jl. Pemuda Jl. Guru Patimpus, Prisai 21 Tokyo Indo Pratama Plaza 22 Saudara Swalayan Jl. T. Cikditiro 23 Dahlia Mini markey Jl. Cik Ditiro 24 Mini Market Swalayan Jl. Glugur Sumber : Dinas Perindag Kota Medan, 2004

Berdasarkan data dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan di atas, dapat diketahui bahwa sebagian besar pusat perbelanjaan di Kota Medan berada di wilayah perencanaan. Di wilayah

13
313 PT. Ahassa Ciptanika

Penyusunan Zoning Regulation Kawasan Perkotaan Medan

Laporan Antara

perencanaan terdapat 8 (delapan) departement store, 3 (tiga) hypermart, 6 (enam) supermarket dan 10 (sepuluh) pasar swalayan yang tersebar di 5 (lima) kecamatan. Namun konsentrasi pusat perbelanjaan tersebut terdapat di ruas-ruas jalan utama seperti di Jalan Gatot Subroto, Jalan Iskandar Muda, dan Jalan Brigjen Katamso. Sedangkan berdasarkan jumlah tenaga kerja yang dipekerjakan, secara umum pusat perbelanjaan modern lebih banyak mempekerjakann tenaga kerja perempuan dibandingkan tenaga kerja laki-laki dengan perbandingan secara persentase tenaga kerja wanita sebesar 67,03 % sedangkan tenaga kerja laki-laki sebesar 32,96%.

14
314 PT. Ahassa Ciptanika

Penyusunan Zoning Regulation Kawasan Perkotaan Medan

Laporan Antara

15
315 PT. Ahassa Ciptanika

Penyusunan Zoning Regulation Kawasan Perkotaan Medan

Laporan Antara

3.3.2.2 Kegiatan Sektor Non Formal Sektor non formal merupakan salah satu sektor subjek perdagangan di Kota Medan diluar sektor formal yang memiliki belum terdaftar, serta belum diatur dan dilindungi oleh hukum yang berlaku. Meskipun demikian sektor informal di kota-kota besar di negara berkembang, termasuk di Kota Medan memiliki jumlah yang cukup banyak dan menyumbangkan kontribusi yang cukup signifikan bagi ekonomi kota baik dari segi perputaran uang dan terutama dalam penyerapan tenaga kerja yang artinya dalam mengurangi pengangguran. Fakta tersebut didasarkan pada data yang dikeluarkan BPS, bahwa secara nasional sektor informal menyumbang sekitar 74% kesempatan kerja (tahun 1985), 72 % (tahun 1990) dan 60 % pada tahun 1998. Berikut adalah rincian sektor non formal yang ada di Kota Medan. Tabel III.9 Daftar Pusat Perbelanjaan Sektor Informal Di Wilayah Perencanaan
No Pasar Inpres 1 Pasar Peringgan, Medan Baru 125 Bangunan baru, pengganti yang terbakar Pembinaan : Penataran 888 169 24 905 256 41 60 50 5 Pembinaan : Penataran Pembinaan : Penataran dan penyuluhan Lokasi Jumlah Pedagang Kios Fasilitas Los Tenda Keterangan

Pasar Non Inpres Pasar Petisah, 2 Medan Petisah 3 4 Pasar Medan Super Market, Medan Petisah

1859 486

Pasar Kampung Baru, 70 Medan Maimun Pasar Lingkungan/ Malam Hari 5 Taman Lily Suheri Jl. Jangka, 6 54 Medan Petisah 7 8 Iskandar Muda Malam Medan Baru Zainul Arifin/ Pagaruyung 30 Medan Petisah Sumber : Dinas Perindag Kota Medan, 2004

Pasar Belum teratur Pembinaan : Penataran (Makanan/Minuman Malam hari) Pembinaan : Penataran (Makanan/ minuman malam hari) Pembinaan : Penataran

16
316 PT. Ahassa Ciptanika

Penyusunan Zoning Regulation Kawasan Perkotaan Medan

Laporan Antara

Berdasarkan data diatas dapat diketahui bahwa terdapat 8 titik lokasi aktivitas perdagangan sektor nonformal yang terdiri dari tiga kategori pasar inpres, pasar non inpres dan pasar lingkungan/ malam hari dengan total pedagang mencapai 2.624 pedagang. Mayoritas pedagang menggunakan fasilitas kios dan tenda. 3.3.2.3 Kegiatan Sektor Industri Kegiatan sektor industri di Kota Medan termasuk di wilayah perencanaan didominasi oleh industri kecil dan rumah tangga. Jumlah unit usaha sektor industri di Kota Medan sebanyak 2383 unit dengan rincian industri kecil sebanyak 2123 unit, industri menengah sebanyak 246 unit dan industri besar sebanyak 14 unit.
Tabel III.10 Jumlah, Jenis, Investasi Dan Nilai Produksi Industri Di Kota Medan 2000 2001 2002 2003 2004 2005
1235 1060 166 9 19284 423802,61 1519 1319 189 11 22692 495998,87 1860 1627 219 14 26270 578174,99 2140 1895 231 14 27761 654999,16

Uraian Jumlah Unit 877 1057 1 Usaha Kecil 788 921 Menengah 85 129 Besar 4 7 Tenaga Kerja 2 (orang) 14988 17148 Investasi 3 (Rp Juta) 291682,26 358929,38 Nilai Produksi 4 (Rp Juta) 452137,18 554657,32 Sumber : Dinas Perindag Kota Medan, 2007

No

2006
2383 2123 246 14 29186 730244,42

653237,86

768358,50

898901,21

1020069,38

1136319,62

Di Kecamatan Medan Petisah yang merupakan salah satu kecamatan di wilayah perencanaan jumlah industri sebanyak 126 unit yang didominasi oleh industri rumah tangga sebanyak 81 unit, industri kecil sebanyak 44 unit sedangkan industri besar/ sedang hanya berjumlah 8 unit.

17
317 PT. Ahassa Ciptanika

Penyusunan Zoning Regulation Kawasan Perkotaan Medan Tabel III.11 Jumlah, Jenis, Investasi Dan Nilai Produksi Industri Di Kecamatan Medan Petisah Kota Medan Nama Kecamatan Nama Kelurahan Sei Sikambing D Petisah Tengah Sekip Sei Putih Timur II Sei Putih Timur I Sei Putih Tengah Sei Putih Barat Besar/ Sedang 3 5 8 2 1 3 6 1 1 1 1 4 6 1 7 Kecil 9 11 8 8 1 37 2 2 2 1 7 3 3 2 1 6 2 17 7 2 9

Laporan Antara

Rumah Tangga 20 20 15 6 2 18 81 10 75 85 16 16 5 12 4 8 61 6 2 8

Medan Petisah

Jumlah Aur Sukaraja Sei Mati Jati Hamdan Kampung Baru

Medan Maimun

Jumlah Babura Padang Bulan Darat Merdeka Titi Rantai Petisah Hulu

Medan Baru

Jumlah Sari Rejo Suka Damai Polonia Anggrung Madras Hulu

Medan Polonia Jumlah

4 Medan Barat 5 3 3 Jumlah 15 Jumlah Total 40 Sumber : Kecamatan Medan Petisah, Medan Maimun, Medan Barat Dalam Angka, Tahun 2006

Kesawan Silalas Sei Agul Karang Berombak Gelugur Kota Pulo Brayan Kota

17 20 6 12 9 14 28 39 13 17 10 16 83 118 153 353 Baru, Medan Polonia dan Medan

18
318 PT. Ahassa Ciptanika

Penyusunan Zoning Regulation Kawasan Perkotaan Medan

Laporan Antara

3.4

PENGGUNAAN LAHAN DAN BANGUNAN

Penggunaan lahan dan bangunan di Wilayah Perencanaan terdiri dari perumahan, pemerintahan, fasilitas sosial dan umum, ruang terbuka hijau, perdagangan, jasa, dan industri. Berdasarkan hasil survai lapangan pendataan bangunan dan guna lahan maka dapat disimpulkan bahwa penggunaan lahan pada wilayah perencanaan masih didominasi oleh bangunan perumahan. 3.4.1 Perumahan Berdasarkan guna bangunannnya, perumahan di wilayah perencanaan teridir dari rumah tunggal, rumah kopel, rumah deret ataupun berbentuk ruko (townhouse). Kecenderungan pembangunan ruko sangat mendominasi kondisi bangunan di Kota Medan dan wilayah perencanaan khususnya. Keberadaan ruko tersebut menyebabkan intrepretasi ganda terhada guna lahan pada kavling dengan bangunan ruko tersebut. Karena bentuknya ruko maka bangunan ini dapat dikategorikan ke dalam guna lahan perumahan atau komersial yaitu perdagangan atau jasa. Pengelompokan ruko sebagai rumah dilakukan terhadap ruko yang belum memiliki kegiatan komersial saat disurvai, sehingga hanya digunakan sebagai tempat tinggal. Selain itu, pembangunan apartemen juga mulai menjadi trend pembangunan perumahan dalam kota di Kota Medan. Beberapa bangunan apartemen sedang dibangun dan akan menjadi salah satu tren perumahan di Kota Medan terutama pada wilayah pusat kota dan pusat primer yang direncanakan pada Kecamatan Polonia (rencana CBD Polonia). Lingkungan-lingkungan perkembangan perumahan dan diikuti jasa pada dengan skala

perdagangan

lingkungan, baik berupa warung yang menempel pada bangunan utama yaitu rumah, maupun berupa toko. Selain itu, sebagaimana layaknya permukiman, lingkungan-lingkungan perumahan dilengkapi pula dengan sarana atau fasilitas peribadatan yang dibangun melalui swadaya masyarakat setempat.

19
319 PT. Ahassa Ciptanika

Penyusunan Zoning Regulation Kawasan Perkotaan Medan

Laporan Antara

3.4.2

Perdagangan dan Jasa Penggunaan lahan dan bangunan untuk perdagangan dan jasa terutama berkembang memita mengikuti jaringan jalan. Perkembangan ini tidak hanya terjadi pada jalan-jalan utama kota, tetapi juga pada jalan-jalan utama berstatus lokal. Penggunaan bangunan untuk perdagangan tunggal yaitu pusat perbelanjaan dalam bentuk plaza terdapat pada Jalan Gatot Subroto, Jalan

Gajah Mada, dan bentuk supermarket pada jalan-jalan utama di Wilayah Perencanaan. Sementara penggunaan perdagangan tunggal berbentuk toserba tersebar mengambil tempat pada jalan kolektor dan jalan lokal mendekati kawasan permukiman. Penggunaan bangunan perkantoran dibagi dalam dua kelompok, yaitu perkantoran swasta dan perkantoran pemerintah. Perkantoran swasta umumnya berupa bangunan tunggal yang menempati lokasi pada pusat kota, jalan arteri, dan beberapa di antaranya dapat ditemukan pada kawasan permukiman. Sementara perkantoran pemerintah umumnya membentuk komplek perkantoran meskipun tidak berada pada satu kesatuan penggunaan lahan. Penggunaan lahan dan bangunan perkantoran pemerintahan dapat ditemukan di wilayah sekitar lapangan Merdeka (Jalan Walikota, Jalan Kejaksaaan, dll). Perkantoran pemerintah pada skala lokal, yaitu kecamatan, tersebar tanpa membentuk pusat-pusat kecamatan. 3.4.3 Ruang Terbuka Hijau

Jenis RTH yang ada di Wilayah Perencanaan adalah: Taman pasif, seperti: taman sisi jalan, taman pinggir jalan, jalur penghijauan jalan, taman pulau jalan. Taman aktif, seperti taman umum kota. Lapangan Olah Raga Penjualan tanaman hias dan bunga di ruang terbuka Pemakaman

20
320 PT. Ahassa Ciptanika

Penyusunan Zoning Regulation Kawasan Perkotaan Medan

Laporan Antara

Ruang terbuka bukan sarana lingkungan (lahan budidaya atau lahan kosong belum terbangun) Ruang terbuka pengaman (yang terbentuk karena sempadan jalan, sempadan sungai, sempadan rel KA, sempadan SUTET).

Secara lebih rinci RTH di wilayah perencanaan adalah sebagai berikut: Tabel III.12 Taman dan Jalur Hijau di Wilayah Perencanaan
No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 Nama Tanaman Ahmad Yani Segitiga Sudirman Bundaran Sudirman Jl. Gurita/Jl. Samanhudi Jl. Samanhudi/Jl. Juanda Jl. Iman Bonjol Halaman Dispenda Medan Segitiga depan Rumah Gubsu Rumah Dinas Walikota Medan Jl. Masdulhak Jl. H. Misbah Jl. Juanda Baru Jl. Walikota Uskup Agung (boulevard) Jl. Rivai Depan Hotel Pardede Jl. Mangkubumi/Suprapto Pot-pot di Jl. Brigjen Katamso Istana Maimoon Depan Istana Plaza Jl. Juanda (depan Brigjen. Katamso) Jl. K.H.A. Dahlan/Gerilla Jl. K.H.A. Dahlan/Samanhudi Bundaran Polonia/Tugu Pemersatu Lily Suheri Segitiga Monumen Lily Suheri Luas (m2) 14.453 600 2.300 144 1.400 800 10.000 40 2.500 1.680 1.675 125 945 800 640 68 228 500 4.100 200 149 228 144 490 1.800 12 No. 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 Nama Tanaman Stand Medan Fair Segitiga Jl. Sei Rotan Boulevard Jl. Gatot Subroto Planting Box Jl. Gatot Subroto Bundaran Majestik (Tugu SIB) Kantor Perpustakaan Medan Jl. Sriwijaya/Jl. Nibung Lapangan Merdeka Segitiga Pos Kesawan Segitiga Eksponen 66 Lapangan Volley Jl. Imam Bonjol Simpang Wahid Hasyim Kantor KONI Gajah Mada Jl. Jamin Ginting Planting Box Jl. Jamin Ginting Jl. Juanda Simpang Mongonsidi Kantor Dharma Wanita Sei Tuntung Sei Serapu Segitiga Jl. Badur Segitiga Jl. H.M. Yamin SH Boulevard Jl. H.M. Yamin SH Air Mancur Petisah Segitiga S. Parman Taman Jl. Mongonsidi simp. Jl. Cipto Jl. Jamin Ginting simp. Jl. Sei Wampu Luas (m2) 1.600 388 40.000 3.200 1.911 1.454 270 8.500 500 568 3.700 120 3.100 172 110 350 1.500 1.133 900 100 126 2.000 362 33 380 115

21
321 PT. Ahassa Ciptanika

Penyusunan Zoning Regulation Kawasan Perkotaan Medan Luas (m2) 650 6.978 144 300 900 172 267 5.400 18 13 36 10.000 608 379 71886

Laporan Antara Luas (m2) 18 280 120 120 228 228 270 149 25 36 430 1.300 2.483 64.498 150165

No. 27 28 29 30

Nama Tanaman Kantor DPRD Kota Medan Lap. Tenis Jl. Imam Bonjol Jl. Diponegoro

No. 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79

Nama Tanaman Taman Jl. Gatot Subroto simp. Jl. Kaki Lima Taman Jl. Gatot Subroto simp. Jl. Sekip Taman Depan Puskesmas Pdg. Bulan Jl. Sei Wampu/Jl. Iskandar Muda Taman Sudut Jl. Mangkubumi Taman Depan Waspada Jl. Suprapto Taman Depan Mesjid Jl. Jamin Ginting Jl. Juanda simp. Jl. Katamso Planting Box Jl. Merak Jingga Planting Box Depan Deli Plaza Tugu KB Sutomo Jalan Karya Dalam Tugu Adipura Sub Total

Boulevard Jl. Kapt. Maulana Lubis 31 Segitiga Cik Ditiro Jl. Sei Wampu Depan 32 BRIMOB Segitiga Simpang Kampus 33 USU 34 Depan Wisma Kodam I/BB 35 Pot-Pot Jalan Ahmad Yani 36 Planting Box Jl. Raden Saleh 37 Segitiga Tembakau Deli 38 Halaman Dispenda Medan 39 Kantor Pos Besar 40 Simpang Jalan Duruan Sub Total Total Sumber: RTRW Kota Medan 2006-2016

Tabel III.13 Tempat Pemakaman Umum di Wilayah Perencanaan


No 1 Nama Pemakaman Luas Areal (Ha) 1,50 2,00 1,90 1,90 1,50 Kelurahan/ Kecamatan Babura/ Medan Baru Medan Baru Medan Baru Medan Petisah Babura/ Medan Baru 8,8 Ha Keterangan Kristen Kristen Kristen Kristen Islam

Abdullah Lubis Jl. Abdullah Lubis 2 Padang Bulan Jl. Jamin Ginting 3 Gajah Mada Ujung Jl. Gajah Mada/Sei Wampu 4 Gajah Mada Lama Jl. Gajah Mada/Iskandar Muda 5 Sei Batu Gingging Jl. Sei Batu Gingging Total Sumber: RTRW Kota Medan 2006-2016

Berdasarkan data di atas, maka luas RTH publik di wilayah perencanaan adalah 23,8 Ha atau sekitar 1% dari luas keseluruhan wilayah perencanaan. Selain RTH publik, masing-masing kota atau kabupaten juga harus menyediakan RTH privat minimal 10% dari luas kota.

22
322 PT. Ahassa Ciptanika

Penyusunan Zoning Regulation Kawasan Perkotaan Medan

Laporan Antara

23
323 PT. Ahassa Ciptanika

Penyusunan Zoning Regulation Kawasan Perkotaan Medan

Laporan Antara

24
324 PT. Ahassa Ciptanika

Penyusunan Zoning Regulation Kawasan Perkotaan Medan

Laporan Antara

25
325 PT. Ahassa Ciptanika

Penyusunan Zoning Regulation Kawasan Perkotaan Medan

Laporan Antara

26
326 PT. Ahassa Ciptanika

Penyusunan Zoning Regulation Kawasan Perkotaan Medan

Laporan Antara

27
327 PT. Ahassa Ciptanika

Penyusunan Zoning Regulation Kawasan Perkotaan Medan

Laporan Antara

3.5 3.5.1

ASPEK SARANA DAN PRASARANA Fasilitas Umum dan Sosial

3.5.1.1 Fasilitas Pendidikan Fasilitas pendidikan di wilayah perencanaan sudah cukup lengkap mulai dari TK, SD, SLTP, SMU dan perguruan tinggi sudah tersedia. Hal ini disebabkan karena wilayah perencanaan merupakan kawasan pusat kota di Kota Medan sehingga fasilitas pendidikan juga terkonsentrasi disini.
Tabel III.14 Jumlah Fasilitas Pendidikan Per Kelurahan Wilayah Perencanaan Tahun 2005 Nama Kecamatan Nama Kelurahan Sei Sikambing D Petisah Tengah Sekip Sei Putih Timur II Sei Putih Timur I Sei Putih Tengah Sei Putih Barat TK/ Play Group *) *) *) *) *) *) *) *) 1 0 1 2 0 4 8 *) *) *) *) *) *) *) *) *) *) *)
SLA/SMK/ MA

SD

SMP/MTs

Perguruan Tinggi *) *) *) *) *) *) *) *) 1 0 0 1 0 0 2 *) *) *) *) *) *) *) *) *) *) *)

Medan Petisah

Jumlah Aur Sukaraja Sei Mati Jati Hamdan Kampung Baru

6 2 6 2 1 1 6 24 4 1 7 2 2 8 24 2 5 1 6 12 26 5 2 11 1

4 4 2 2 1 2 15 1 1 0 2 0 5 9 4 6 2 4 8 24 1 1 3 -

3 5 4 3 5 1 21 1 0 0 1 0 2 4 2 6 4 12 12 36 *) *) *) *)

Medan Maimun

Jumlah Babura Padang Bulan Darat Merdeka Titi Rantai Petisah Hulu

Medan Baru

Jumlah Medan Polonia Sari Rejo Suka Damai Polonia Anggrung

28
328 PT. Ahassa Ciptanika

Penyusunan Zoning Regulation Kawasan Perkotaan Medan Nama Kecamatan Jumlah Kesawan Silalas Sei Agul Karang Berombak Gelugur Kota Pulo Brayan Kota Nama Kelurahan Madras Hulu TK/ Play Group *) *) 2 4 4 1

Laporan Antara Perguruan Tinggi *) *) 1 2 1 1 1 6 Barat

SD

SMP/MTs

SLA/SMK/ MA

2 21 1 4 8 8

2 7 3 4 3

*) *) 2 -

Medan Barat

1 2 3 3 2 8 7 3 Jumlah 14 31 20 8 Sumber : Kecamatan Medan Petisah, Medan Maimun, Medan Baru, Medan Polonia dan Medan Dalam Angka, Tahun 2006

Fasilitas pendidikan yang terdapat di wilayah perencanaan, tidak hanya melayani wilayah perencanaan, tetapi juga daerah di luar wilayah perencanaan, sehingga perlu diantisipasi dampak yang akan ditimbulkan dari sisi transportasi maupun sarana penunjang lainnya.

29
329 PT. Ahassa Ciptanika

Penyusunan Zoning Regulation Kawasan Perkotaan Medan

Laporan Antara

30
330 PT. Ahassa Ciptanika

Penyusunan Zoning Regulation Kawasan Perkotaan Medan

Laporan Antara

3.5.1.2 Fasilitas Kesehatan Sebagai daerah pusat kota, fasilitas kesehatan di wilayah perencanaan lebih lengkap dibandingkan wilayah lain di Kota Medan seperti yang terlihat pada tabel berikut.
Tabel III.15 Jumlah Fasilitas Kesehatan Per Kelurahan Wilayah Perencanaan Tahun 2005 Nama Kecamatan Nama Kelurahan Sei Sikambing D Petisah Tengah Sekip Sei Putih Timur II Sei Putih Timur I Sei Putih Tengah Sei Putih Barat Rumah Sakit 2 5 1 8 1 2 3 3 1 4 1 2 3 2 1 1

Puskesmas

BPU

BKIA

Medan Petisah

Jumlah Aur Sukaraja Sei Mati Jati Hamdan Kampung Baru

1 1 1 3 1 1 1 1 1 1 1 1

0 0 2 1 1 4 2 10 2 2 3 1

1 1 1 1 1 1 1 1 1

Medan Maimun

Jumlah Babura Padang Bulan Darat Merdeka Titi Rantai Petisah Hulu

Medan Baru

Jumlah Sari Rejo Suka Damai Polonia Anggrung Madras Hulu

Medan Polonia

Jumlah Medan Barat Kesawan Silalas Sei Agul

31
331 PT. Ahassa Ciptanika

Penyusunan Zoning Regulation Kawasan Perkotaan Medan Nama Kecamatan Nama Kelurahan Karang Berombak Gelugur Kota Pulo Brayan Kota Rumah Sakit 4

Laporan Antara

Puskesmas

BPU

BKIA

Jumlah Keterangan : *) tidak ada data Sumber : Kecamatan Medan Petisah, Medan Maimun, Medan Baru, Medan Polonia dan Medan Barat Dalam Angka, Tahun 2006

1 1 4

6 1 1 12

1 1 1 4

Fasilitas kesehatan yang terdapat di wilayah perencanaan lebih lengkap dan memiliki hirarki yang lebih tinggi dibandingkan dengan wilayah lain di Kota Medan. Hal ini akan mengakibatkan daerah jangkauan pelayanan semakin luas, bahkan sampai seluruh Kota Medan. Untuk itu penyediaan sarana dan prasarana pendukung bangunan kesehatan perlu disediakan sesuai dengan kebutuhannya sehingga tidak mengganggu aktivitas lain di sekitarnya.

32
332 PT. Ahassa Ciptanika

Penyusunan Zoning Regulation Kawasan Perkotaan Medan

Laporan Antara

33
333 PT. Ahassa Ciptanika

Penyusunan Zoning Regulation Kawasan Perkotaan Medan

Laporan Antara

3.5.1.3 Fasilitas Peribadatan Fasilitas peribadatan yang tersedia di wilayah perencanaan, sesuai dengan agam yang dianut penduduknya cukup lengkap dan tersebar merata di wilayah perencanaan.
Tabel III.16 Jumlah Fasilitas Peribadatan Per Kelurahan Wilayah Perencanaan Tahun 2005 No. A.1 A.2 A.3 A.4 A.5 A.6 A.7 Nama Kecamatan Nama Kelurahan Sei Sikambing D Petisah Tengah Sekip Sei Putih Timur II Sei Putih Timur I Sei Putih Tengah Sei Putih Barat Mesjid 4 5 2 1 4 4 5 25 2 2 3 1 5 9 22 3 2 1 3 3 2 14 8 4 4 1 1 18 5 3 8

Langgar

Gereja

Medan Petisah

Jumlah B.1 B.2 B.3 B.4 B.5 B.6 Aur Sukaraja Sei Mati Jati Hamdan Kampung Baru

5 4 4 3 2 2 2 22 *) *) *) *) *) *) *) 3 4 1 2 1 4 15 2 3 3 1 1 10 3 6 3

6 3 1 1 4 4 19 1 2 2 5 3 3 2 6 4 18 4 7 1 4 16 1 1 7

Medan Maimun

Jumlah C.1 C.2 C.3 C.4 C.5 C.6 Babura Padang Bulan Darat Merdeka Titi Rantai Petisah Hulu

Medan Baru

Jumlah D.1 D.2 D.3 D.4 D.5 Sari Rejo Suka Damai Polonia Anggrung Madras Hulu

Medan Polonia Jumlah

E.1 E.2 E.3

Medan Barat

Kesawan Silalas Sei Agul

34
334 PT. Ahassa Ciptanika

Penyusunan Zoning Regulation Kawasan Perkotaan Medan Nama Kecamatan Nama Kelurahan Karang Berombak Gelugur Kota Pulo Brayan Kota

Laporan Antara

No. E.4 E.5 E.6

Mesjid 5 3 3 27

Langgar

Gereja

Jumlah Keterangan : *) tidak ada data Sumber : Kecamatan Medan Petisah, Medan Maimun, Medan Baru, Medan Polonia dan Medan Barat Dalam Angka, Tahun 2006

5 1 7 25

2 1 2 14

Fasilitas peribadatan umumnya memiliki pelayanan skala lingkungan, sehingga pergerakan yang terjadi tidak terlalu berarti bagi arus transportasi wilayah perencanaan. Namun penyediaan sarana parkir bagi gedung-gedung peribadatan harus tetap diperhatikan untuk menghindari pemanfaatan badan jalan sebagai lahan parkir.

35
335 PT. Ahassa Ciptanika

Penyusunan Zoning Regulation Kawasan Perkotaan Medan

Laporan Antara

36
336 PT. Ahassa Ciptanika

Penyusunan Zoning Regulation Kawasan Perkotaan Medan

Laporan Antara

3.5.2

Sistem Transportasi

Sistem Transportasi yang dipaparkan meliputi jaringan jalan, lokasi simpang bermasalah, lokasi ruas jalan bermasalah, VCR dan kecepatan rata-rata pada jalan-jalan utama, angkutan umum, terminal dan bandara. Jaringan jalan kereta api dan ketersediaan pelabuhan tidak menjadi bahasan dalam sub bab ini karena di wilayah perencanaan tidak terdapat jalan kereta api dan pelabuhan yang secara aktif melayani pergerakan di wilayah perencanaan. Secara faktual sebenarnya tidak terdapat terminal di wilayah perencanaan, tetapi karena angkutan umum di wilayah perencanaan dilayani oleh terminal-terminal di luar wilayah perencanaan, maka keberadaan terminal di Kota Medan menjadi bahasan dalam sub bab ini. Begitupun dengan bandara, meskipun Bandara Polonia terletak diluar lokasi perencanaan tetapi mempunyai kaitan yang erat dengan kawasan perencanaan.

3.5.2.1 Sistem Jaringan Jalan Pada wilayah perencanaan yang terletak pada pusat Kota Medan, pola jaringan jalan yang ada berbentuk grid sedangkan pada kawasan pinggiran kota (bagian selatan wilayah perencaaan). Jalan utama Kota Medan sebagaian berada pada wilayah perencanaan seperti Jalan Pemuda, Jalan Ahmad Yani, Jalan Balai Kota, Jalan Raden Saleh, Jalan Guru Patimpus dan Jalan Perintis Kemerdekaan. Di samping itu terdapat pula Jalan Putri Hijau sebagai koridor yang menghubungkan penghubung pusat kota dengan kawasan pinggiran Medan sebelah utara, Jalan Jalan Bridgjend Katamso sebagai penghubung ke arah Medan bagian selatan, Jalan Gatot Subroto dan Jalan Jamin Ginting yang menghubungkan pusat kota dengan kawasan Medan bagian timur. Jaringan jalan di 3 kecamatan wilayah perencanaan merupakan rangkaian jaringan yang tidak terpisahkan dengan Kota Medan baik secara status jalan maupun hirarki jalan. Berdasarkan status jalan, terdiri dari jalan nasional, propinsi dan kota. Beberapa status jalan utama di wilayah perencanaan dapat dilihat pada Tabel III.17 dan Gambar 3.11 Data status jalan beserta lebarnya secara lebih lengkap dapat dilihat pada Lampiran.

37
337 PT. Ahassa Ciptanika

Penyusunan Zoning Regulation Kawasan Perkotaan Medan

Laporan Antara

Tabel III.17 Status Jalan-jalan Utama di Wilayah Perencanaan


No. Ruas jalan Status Jalan

1 Ahmad Yani Kota 2 Balai Kota Kota 3 Brigjen Katamso Propinsi 4 Gajah Mada Kota 5 Gatot Subroto Nasional 6 Guru Patimpus Kota 7 Imam Bonjol Kota 8 Ir.H.Juanda Nasional 9 Iskandar Muda Nasional 10 Jenderal Sudirman Kota 11 Letjen Suprapto Kota 12 Palang Merah Kota 13 Pemuda Kota 14 Puteri Hijau Kota 15 Raden Saleh Kota 16 S. Parman Kota 17 Jamin Ginting Kota 18 Diponegoro Kota Sumber : Dinas Perhubungan Kota Medan, 2007

Berdasarkan hirarki jalan, secara umum jalan-jalan di wilayah perencanaan terdiri dari jalan arteri primer, arteri sekunder, kolektor primer, kolektor sekunder serta jalan lokal (Gambar 3.5). Jalan arteri primer yang berada di wilayah perencanaan adalah: Jalan arteri primer yang menghubungkan Kota Medan dengan Kota Binjai di bagian barat yaitu Jalan Gatot Subroto; Jalan arteri primer yang menuju arah selatan ke Deli Tua yaitu Jalan Brigjen Katamso; Jalan arteri primer yang menuju arah selatan ke Brastagi yaitu jalan Letjen Jamin Ginting. Untuk kondisi jalan, secara umum untuk jalan-jalan utama di wilayah perencanaan dapat dinilai baik hanya sedikit yang termasuk dalam kategori jalan rusak. Lebar jalan cukup memadai sesuai dengan kelas dan hirarkinya. Untuk jalan arteri sebagian besar dipisahkan dengan median jalan dan dilengkapi dengan trotoar dan RTH sempadan jalan pada sisinya.

38
338 PT. Ahassa Ciptanika

Penyusunan Zoning Regulation Kawasan Perkotaan Medan

Laporan Antara

39
339 PT. Ahassa Ciptanika

Penyusunan Zoning Regulation Kawasan Perkotaan Medan

Laporan Antara

Disamping jalan lokal, pada wilayah perencanaan juga ditemukan jalan lingkungan berupa gang. Gang merupakan akses masuk ke dalam lingkungan dengan lebar kurang dari 2 meter. Gang hanya dapat diakses oleh pejalan kaki dan kendaraan roda dua. Perkerasan gang biasanya berupa tanah atau disemen. Keadaan gang ada yang menerus dan ada juga yang tidak (buntu). 3.5.2.2 Sistem Pergerakan Pola pergerakan di wilayah perencanaan merupakan pergerakan internal wilayah yang merupakan pusat kota Medan dan dari/keluar wilayah perencanaan. Pergerakan menuju wilayah perencanaan, sebagai bagian dari pusat kota Medan, dilakukan dengan tujuan untuk menuju ke tempat bekerja (kawasan perkantoran), menuju fasilitas perdagangan dan jasa serta menuju fasilitas sosial dan umum lainnya yang berada di pusat kota tersebut. Sistem jaringan jalan yang berbentuk grid pada sebagian wilayah perencanaan menyebabkan pergerakan pada jalan-jalan tersebut menjadi tinggi. Berikut adalah volume kendaraan pada jam sibuk dan kapasitas jalan di beberapa jalan utama di wilayah perencanaan :

40
340 PT. Ahassa Ciptanika

Penyusunan Zoning Regulation Kawasan Perkotaan Medan

Laporan Antara

41
341 PT. Ahassa Ciptanika

Penyusunan Zoning Regulation Kawasan Perkotaan Medan

Laporan Antara

Tabel III.18 Volume Lalu Lintas dan Kapasitas Jalan pada Ruas Jalan Utama di Wilayah Perencanaan
No. Ruas jalan Status Jalan Volume 1.342 3.967 49.068 6.916 15.967 8.320 8.942 12.811 4.704 5.187 2.565 2.800 1.980 3.388 3.659 10.731 Kapasitas 8.388 4.176 90.495 14.590 33.615 12.800 21.600 18.840 16.800 17.100 10.260 11.200 6.000 30.800 5.808 26.172 1 Ahmad Yani Kota 2 Balai Kota Kota 3 Brigjen Katamso Propinsi 4 Gajah Mada Kota 5 Gatot Subroto Nasional 6 Guru Patimpus Kota 7 Imam Bonjol Kota 8 Ir.H.Juanda Nasional 9 Iskandar Muda Nasional 10 Jenderal Sudirman Kota 11 Letjen Suprapto Kota 12 Palang Merah Kota 13 Pemuda Kota 14 Puteri Hijau Kota 15 Raden Saleh Kota 16 S. Parman Kota Sumber : Dinas Perhubungan Kota Medan, 2007

3.5.2.3 Sarana dan Prasarana Transportasi A. Terminal Pada wilayah perencanaan tidak terdapat terminal, terminal yang ada untuk Kota Medan berada di luar wilayah perencanan. Walaupun demikian, angkutan umum dari masing-masing terminal tersebut dalam pelayanannya rute-rutenya melalui wilayah perencanaan. Berikut adalah lokasi lokasi terminal di Kota Medan: Tabel III.19 Terminal di Kota Medan
No 1 Nama Terminal Amplas Kapasitas 80 unit bus 160 unit mobil penumpang umum Luas terminal 26.580 m2 Keterangan Melayani angkutan umum antar kota antar propinsi (AKAP), angkutan antar kota dalam propinsi (AKDP), angkutan kota dari wilayah timur/ selatan ke Kota Medan Melayani angkutan umum untuk angkutan antar kota dalam propinsi (AKDP), angkutan kota dari wilayah barat/ selatan ke Kota Medan Melayani kendaraan umum dengan mobil penumpang (Taxi) antar kota dalam propinsi Melayani kendaraan umum (Mobil

Pinang Baris

60 unit bus 120 unit mobil penumpang umum Luas terminal 19.940 m2 120 unit taksi Luas terminal 4.500 m2 200 unit mobil penumpang umum

3 4

Teladan Sambu

42
342 PT. Ahassa Ciptanika

Penyusunan Zoning Regulation Kawasan Perkotaan Medan No 5 6 Nama Terminal Veteran Williem Iskandar Kapasitas Luas terminal 3.000 m2 20 unit bus 60 unit mobil penumpang umum Luas terminal 2.600 m2 60 unit mobil penumpang umum Luas terminal 3.500 m2

Laporan Antara Keterangan Penumpang) dalam Kota Medan menuju inti kota Melayani kendaraan umum (mobil bus) dalam Kota Medan yang menuju inti kota Melayani kendaraan umum (mobil penumpang/ mobil bus) dalam kota dan angkutan antar kota yang menuju Percut Sei Tuan dan Tembung Melayani kendaraan umum (mobil bus) dalam Kota Medan yang menuju inti kota (Belawan-Medan)

Belawan

24 unit bus Luas terminal 1.080 m2

Sumber : Dinas Perhubungan Kota Medan, 2007

B. Angkutan Umum Untuk menunjang sistem transportasi kota, Kota Medan dilengkapi dengan angkutan umum berupa mobil angkutan penumpang. Keberadaan angkutan ini sangat membantu pergerakan penduduk dalam menjalani aktivitasnya terutama bagi penduduk yang tidak menggunakan kendaraan pribadi. Secara aktivitas kota keberadaan angkutan umum ini berdampak kepada pengurangan penggunaan kendaraan sehingga dapat mengurangi jumlah kendaraan di jalan. Jaringan jalan pada wilayah perencanaan yang dilalui angkutan umum dapat dilihat pada Gambar 3.13 C. Pangkalan Becak dan Bentor Di samping angkutan umum, Kota Medan dilayani pula oleh angkutan umum berupa Bentor becak motor) dan becak. Keberadaan kedua moda ini sangat membantu terutama di wilayah yang belum dilalui angkutan umum, seperti jalan-jalan lokal yang sempit atau untuk pergerakan yang dekat jaraknya. Dalam rangka menunggu penumpang pada umumnya bentor dan becak ini akan menunggu pada lokasi-lokasi tertentu yang disebut pangkalan ojeg dan pangkalan becak (Gambar 3.14) C. Parkir Pengaturan parkir on street di Kota Medan telah diatur dalam SK Walikota Medan No: 974/1029/K/2003 di mana pada lampiran SK tersebut telah disebutkan nama jalan serta batas lokasi parkir yang berlaku. Sebaran lokasi parkir pada jalan-jalan utama wilayah perencanaan

43
343 PT. Ahassa Ciptanika

Penyusunan Zoning Regulation Kawasan Perkotaan Medan

Laporan Antara

yang diperboleh berdasarkan SK Walikiota tersebut di atas adalah sebagaiman ditampilkan pada Tabel III.20 dan Gambar 3.15 Tabel III.20 Beberapa Lokasi Parkir On Street di Wilayah Perencanaan
No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 Ruas jalan Ahmad Yani Balai Kota Brigjen Katamso Gajah Mada Gatot Subroto Guru Patimpus Imam Bonjol Ir.H.Juanda Iskandar Muda Jenderal Sudirman Letjen Suprapto Palang Merah Pemuda Puteri Hijau Raden Saleh Cara Parkir Sudut 45 Sudut 45 Sejajar Sejajar Sejajar Sejajar Sejajar Sejajar Sejajar Sejajar Sejajar Sudut 45 Sudut 45 Sejajar Sejajar Sejajar

Jumlah Sisi 1 1 2 2 2 1 2 2 2 2 2 1 1 2 1 2 2 2 2 2

Batas Lokasi

Jl.S.Parman s/d Jl. Darusalam Jl. Laboratorium s/d Jl. Laboratorium III Jl. Kapt Maulana s/d Jl. Juanda Jl Suryo s/d Jl Iman Bonjol

Jl. Pandu s/d Jl. Palang Merah Balai Kota s/d Jembatan Jl Gatot Subroto s/d Jl. Pattimura/Sudirman

16 S. Parman 17 Jamin Ginting Sejajar 18 Diponegoro 19 Karya Sejajar Sudut 45 20 Haji Misbah 21 Abdullah Lubis Sejajar Sumber : Dinas Perhubungan Kota Medan, 2007

Jl. Iman Bonjol s/d Selamet Riyadi

Di samping pada badan jala sebagaiman diatur dalam SK Walikota, pada kenyataannya di lapangan, akibat perkembangan guna lahan yang sangat dinamis yang diikuti dengan meningkatnya kebutuhan lahan parkir, maka dapat ditemukan beberapa jalan yang tidak termasuk dalam tabel lokasi parkir juga ditemukan kendaraan yang parkir. Untuk kegiatan perdagangan ruko, sebagian besar kavling peruntukan lahan tersebut telah menyediakan lahan untuk parkir di muka bangunan (sempadan muka). Sedangkan untuk bangunan seperti mall, pusat perbelanjaan yang lebih besar dari ruko sebagian besar memiliki lahan parkir yang memadai dalam bentuk halaman parkir atau penggunaan gedung dan bassement untuk parkir.

44
344 PT. Ahassa Ciptanika

Penyusunan Zoning Regulation Kawasan Perkotaan Medan

Laporan Antara

45
345 PT. Ahassa Ciptanika

Penyusunan Zoning Regulation Kawasan Perkotaan Medan

Laporan Antara

46
346 PT. Ahassa Ciptanika

Penyusunan Zoning Regulation Kawasan Perkotaan Medan

Laporan Antara

47
347 PT. Ahassa Ciptanika

Penyusunan Zoning Regulation Kawasan Perkotaan Medan

Laporan Antara

D. Trotoar/ Pedestrian Keberadaan trotoar atau pedestirian dalam suatu pusat kota dengan dominasi kegiatan perdagangan dan jasa yang akan menarik pergerakan orang tinggi sangat dibutuhkan. Tingkat pergerakan orang pada wilayah tersebut akan menjadi lebih nyaman dan tidak mengganggu kelancaran lalu lintas apabila ada trotoar sebagai sarana berjalan untuk pada pejalan tersebut. Pada beberapa ruas jalan utama di wilayah perencanaan terutama yang berada di pusat kota, trotoar 3.5.3 Sistem Utilitas

3.5.3.1 Jaringan Air Bersih Kota Medan sudah terlayani sistem penyediaan air bersih perpipaan sejak tahun 1905 dengan didirikannya Badan Usaha Milik Pemerintah Kota Tingkat I Propinsi Sumatera Utara dengan nama N.V Waterleiding Maschapij. Berdasarkan Peraturan Daerah Tingkat I Sumatera Utara No. 11 tahun 1974 dan Perda No. 25 tahun 1985 perusahaan ini resmi menggunakan nama Perusahaan Daerah Air Minum Tirtanadi. Sistem penyediaan air bersih di wilayah perencanaan sebagaimana kecamatan-kecamatan lainnya di Kota Medan, pada umumnya sudah terlayani oleh PDAM Tirtanadi, dengan memanfaatkan sumber air permukaan, mata air dan sumur bor. Untuk memenuhi kebutuhan air bersih di Kota Medan maka diproduksi air dari beberapa IPA (Instalasi Pengolahan Air Bersih) dan air dari beberapa sumur bor antara lain dalam bentuk tabel di bawah ini.

48
348 PT. Ahassa Ciptanika

Penyusunan Zoning Regulation Kawasan Perkotaan Medan

Laporan Antara

49
349 PT. Ahassa Ciptanika

Penyusunan Zoning Regulation Kawasan Perkotaan Medan

Laporan Antara

Tabel III.21 Data Kapasitas Produksi PDAM Tirtanadi Medan Sekitarnya


No. Instalasi/Pompa/Cabang Sumber Air Baku Sungai Sungai Sungai Mata Air Sungai Sungai Sumur Bor Sumur Bor Sumur Bor Sumur Bor Sumur Bor Sumur Bor Sumur Bor Sumur Bor Sumur Bor Kapasitas (l/detik) Terpasang 1.750 1.400 200 600 500 500 26 15 15 25 25 25 25 25 30 5.161 Produksi 1.808,28 1.409,98 111,83 683,11 447,74 441,85 0 6,34 10,19 6,52 23,21 24,29 26,47 20,46 28,02 5.048

1 IPA Sunggal 2 IPA Delitua 3 IPA Hamparan Perak 4 IPA Sibolangit 5 IPA TLM 6 IPA Limau Manis 7 Pompa III Jln. Hanafiah 8 Pompa XII Kp. Salam 9 Pompa Sicanang 10 Pompa VI Jl. Sumatra 11 BP Martubung 12 Pompa Psr VI Padang Bulan 13 Pompa Sei Agul 14 Pompa Gaperta 15 Pompa Rumah Susun TOTAL Sumber : PDAM Tirtanadi, Tahun 2006

Sehingga bila produksi air dari IPA dan Pompa Sumur Bor ini dijumlahkan, maka Total Produksi Air Bersih PDAM Tirtanadi untuk Kota Medan dan sekitarnya adalah 5.048 l/detik. Hal yang mengenai jumlah sambungan, berdasarkan data dari PDAM Tirtanadi Medan tahun 2006, jumlah pelanggan air bersih di Kota Medan dan sekitarnya adalah seperti pada tabel berikut. Tabel III.22 Data Jumlah Sambungan PDAM Tirtanadi untuk Wilayah Pelayanan Kota Medan dan Sekitarnya
No. Jenis Pelanggan 1 Sarana Umum 2 Sarana Khusus 3 Rumah Tangga 4 Perkantoran 5 Niaga 6 Industri 7 Kran Umum 8 Cuma-cuma Sumber : PDAM Tirtanadi, 2006 Jumlah (unit) 2.169 2.097 267.828 2.301 28.377 412 88 54

50
350 PT. Ahassa Ciptanika

Penyusunan Zoning Regulation Kawasan Perkotaan Medan

Laporan Antara

Sedangkan bagi masyarakat yang belum terlayani PDAM, mereka menggunakan air tanah dangkal baik berupa sumur gali maupun sumur bor, untuk memenuhi kebutuhan akan air bersih sehari-hari. 3.5.3.2 Jaringan Drainase Kota Medan dialiri oleh banyak sungai dan terdiri dari 4 sistem sungai yang melewatinya yaitu : 1. Sistem Sungai Badera Sungai Belawan 2. Sistem Sungai Deli Babura, dengan anak sungainya : o Sungai Sikambing, dengan anak sungainya : o Sei Selayang Sei Putih Sei Siput Sei Berkala

Sungai Babura, dengan anak sungainya :

3. Sistem Sungai Kera, dengan anak sungainya : o o Parit Emas Parit Martondi Sungai Buncong Sungai Pelangkah Sei Percut Denai

4. Sistem Sungai Percut dan Sei Tuan, dengan anak sungainya : o o o

Sedangkan saluran drainase yang mendukung drainase primer yaitu drainase sekunder dan tersier sudah ada, baik yang lama maupun yang dibangun selama MUDP I dan MUDP II. Dan kondisi saluran tersebut bervariasi, khusus untuk saluran yang menyebabkan banjir, kondisinya adalah sebagai berikut : Terjadinya penyempitan dimensi saluran karena sedimentasilumpur dan sampah Air hujan yang ada tidak memiliki ruang untuk dapat meresap ke tanah terlebih dulu karena semakin banyak lahan terbangun Sempadan saluran dan sungai yang tertutup bangunan liar

51
351 PT. Ahassa Ciptanika

Penyusunan Zoning Regulation Kawasan Perkotaan Medan

Laporan Antara

Sehingga akibat permasalahan di atas Kota Medan sering sekali terkena banjir, dimana terdapat beberapa titik lokasi genangan dan banjir di Kota Medan seperti terlihat pada Peta Genangan Kota Medan berikut. Selain itu faktor lain yang mengakibatkan banjir di Kota Medan antara lain: 1. Jumlah lahan terbangun di daerah hulu DAS sungai-sungai yang melewati Kota Medan sudah pada taraf yang sangat memprihatinkan. Hal ini mengakibatkan peningkatan debit banjir yang sangat berarti karena meningkatnya koefisien runn off (C) karena laju infiltrasi air hujan ke arah bawah tanah sudah tertutup (sudah di-lining) oleh berbagai bangunan. 2. Banyaknya alih fungsi lahan di daerah hulu DAS sungai, yang tadinya merupakan daerah pertanian/perkebunan yang diharapkan dapat menyimpan dan menahan air telah berubah fungsi menjadi daerah permukiman bahkan beberapa diantaranya menjadi daerah industri 3. Permasalahan sampah yang ada di saluran-saluran drainase tersier dan sekunder. Kondisi street inlet jalan yang tidak terawat dan tertutup sampah dan tanah, sehingga air hujan tidak menemukan jalan masuk menuju saluran drainasenya. 4. Sempadan sungai dan saluran yang ditutupi bangunan liar Sampai saat ini hal-hal yang sudah dilakukan untuk mewujudkan Medan bebas banjir antara lain adalah: 1. Memperbaiki/rehabilitasi dan membangun saluran primer dan sekunder 2. Membangun drainase ligkungan/mikro drainase 3. Membuat gorong-gorong/box culvert 4. Normalisasi saluran/drainase dari endapan (sedimentasi) 5. Membuat saluran-saluran tertutup terutama di pusat kota 6. Membuat Bar Screen (jeruji penangkap) pada saluran yang sering jadi tempat pembuangan sampah 7. Melakukan perawatan saluran secara berkala terutama pada daerah-daerah rawan banjir 8. Melakukan koordinasi dengan pemerintah provinsi dan pusat dalam penanganan sungai saluran primer dalam hal program maupun pendanaan.

52
352 PT. Ahassa Ciptanika

Penyusunan Zoning Regulation Kawasan Perkotaan Medan

Laporan Antara

3.5.3.3 Jaringan Air Limbah (i) Sistem Penanganan Air Limbah Domestik A. Sistem Penyaluran Air Bekas Mandi dan Cuci (Grey Water) Sistem Penyaluran Air Bekas Mandi dan Cuci di beberapa perumahan di Kota Medan sudah dialirkan melalui sistem perpipaan ((off site) yang terus dialirkan ke IPAL Domestik yang berlokasi di daerah Pulau Brayan Bengkel. Dan perumahan yang belum terlayani sistem perpipaan, air bekas mandi dan cucinya dialirkan tercampur dengan air hujan di saluran drainase. B. Sistem Penanganan Air Bekas Kakus dan Tinja (Black Water) Sistem On Site (Setempat) Pada beberapa lokasi di Kota Medan yang belum terlayani sistem perpipaan (off site) maka Sistem Penanganan Air Bekas Kakus (Tinja) adalah secara On Site yaitu : Cubluk dan Septic Tank. Sistem Septic Tank jauh lebih baik daripada Cubluk, karena diberi lapisan kedap (lining) di dasar tangki sehingga menghindari terjadinya pencemaran air tanah dibawahnya. Sistem Off Site (Terpusat) Sedangkan lokasi perumahan yang sudah terlayani sistem off site maka buangan kakus (tinja) dialirkan melalui perpipaan yang selanjutnya dialirkan menuju IPAL Domestik yang berlokasi di Pulau Brayan Bengkel, yang biasa disebut IPAL Cemara. Dalam Rencana Induk (Masterplan) Pengelolaan Air Limbah Domestik Kota Medan daerah pelayanan dibagi atas 3 (tiga) tahap: Tahap I dengan luas area pelayaan 520 Ha (168.000 penduduk) Tahap II dengan luas area pelayanan 480 Ha (91.000 penduduk) Tahap III dengan luas area pelayanan 1.200 Ha (313.700)

Tetapi sampai saat ini baru Tahap I yang selesai dibangun dengan luas area 492 Ha (95% dari rencana awal), dan dibagi dalam beberapa zona pelayanan (zona I s/d dengan zona VIII). Selain Kota Medan, sistem oofside ini juga melayani air limbah domestik dari Perumahan Cemara Asri Medan dengan luas area 75 Ha, yang dibagi dalam 4 zona (zona XV s/d zona XVIII).

53
353 PT. Ahassa Ciptanika

Penyusunan Zoning Regulation Kawasan Perkotaan Medan

Laporan Antara

IPAL Cemara ini menggunakan sistem pengolahan UASB (Upflow Anaerobic Sludge Blanked) dengan kapasitas pengolahannya adalah 10.000 m3/hari dengan 1 UASB. Pada Rencana Masterplan Pengelolaan Air Limbah Domestik Kota Medan, direncanakan kapasitas olahannya adalah 30.000 m3/hari dengan 3 UASB. Jumlah pelanggan yang sudah terlayani sistem offsite sampai tahun 2006 ini 15.000 sambungan pipa air limbah. Sehingga tingkat pelayanan sistem pengelolaan air limbah domestik yang menggunakan sistem offsite baru mencapai 4% dari jumlah penduduk kota. Jaringan pipa air limbah terdiri dari pipa PVC dan RCP mulai dari diameter 150 mm s/d 1300 mm yang mengalir secara gravitasi. Kedalaman perletakan pipa mulai dari kedalaman 1,5 meter dari permukaan tanah hingga 9 meter dari permukaan tanah. Untuk menghindari kedalaman pipa yang lebih dalam digunakan lift pump untuk menaikkan elevasi air ke level 1,5 meter dan kemudian mengalirkannya secara gravitasi menuju down stream. Panjang pipa air limbah yang telah terpasang 130.080 meter. Sedangkan lift pump station yang digunakan terdiri dari 5 unit yaitu: Lift pump station Jl. Laksana (kapasitas 42l/detik) Lift pump station Jl. Sutrisno (kapasitas 42l/detik) Lift pump station Jl. Waja (kapasitas 42l/detik) Lift pump station Jl. Serdang (kapasitas 42l/detik) Lift pump station IPAL Cemara (kapasitas 42l/detik)

(ii) Sistem Penanganan Air Limbah Industri Sistem penyaluran air limbah industri yang ada di Kota Medan, baik yang ada di Kawasan Industri Medan (KIM) maupun yang diluar itu diharuskan melalui proses pengolahan di IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah Industri) sebelum dialirkan ke badan air penerima/sungai terdekat. 3.5.3.4 Sistem Persampahan Sistem pelayanan persampahan di Kota Medan terdiri dari 3 tindak yaitu : 1. Untuk wilayah inti kota dilayani 100% dengan sistem door to door dengan menggunakan compactor 2. Untuk wilayah luar inti kota dengan sistem door to door melalui sarana pemindahan transfer depo

54
354 PT. Ahassa Ciptanika

Penyusunan Zoning Regulation Kawasan Perkotaan Medan

Laporan Antara

3. Untuk wilayah pinggir kota dengan sistem komunal melalui sarana container Berdasarkan Profil Dinas Kebersihan Kota Medan Tahun 2006 diketahui kondisi eksisting prasarana persampahan Kota Medan yaitu: 1. Total Sampah yang dapat diangkut setiap hari adalah 3.390 m3, sedangkan yang tidak terangkut sebesar 293 m3, diangkut 2 hari sekali atau 3 hari sekali. 2. Jumlah fasilitas pendukung yang ada: Becak sampah sebanyak Road sweeper sebanyak Compactor truck 16 m3 sebanyak Dump truck 8 m3 sebanyak Armroll truck 6 m3 sebanyak Armroll truck 10 m3 sebanyak Tipper Truck 8 m3 sebanyak Tipper Truck 6 m3 sebanyak Bulldozer sebanyak Excavator sebanyak Wheel Loader sebanyak Bon Cat sebanyak : 661 unit : 5 unit : 30 unit : 18 unit : 3 unit : 15 unit : 3 unit : 86 unit : 3 unit : 1 unit : 3 unit : 2 unit

3. Data pengoperasian TPA Nambo Bintang sampai saat ini: Luas Mulai beroperasi Jarak dengan permukiman terdekat Jarak dari pusat kota ke TPA Topografi Sistem Pengolahan Kondisi tanah Jarak dari Bandara Polonia : 176,392 m2 : 1987 : 500 m : 15 km : lembah : open dumping : tanah liat : 10 km

55
355 PT. Ahassa Ciptanika

Penyusunan Zoning Regulation Kawasan Perkotaan Medan

Laporan Antara

4. Data pengoperasian TPA Terjun sampai saat ini: Luas Mulai beroperasi Jarak dengan permukiman terdekat Jarak dari pusat kota ke TPA Topografi Sistem Pengolahan Kondisi tanah Jarak dari Bandara Polonia : 137.563 m2 : 1993 : 500 m : 14 km : Relatif Datar : open dumping : tanah lempung dan liat : 14 km

A. Manajemen Persampahan (Management Waste) Manajemen persampahan (Management Waste) meliputi kegiatan : 1. Pewadahan 2. Pengumpulan 3. Pengangkutan 4. Pembuangan Akhir 5. Pengelolaan Sampah Uraian dari masing-masing tahapan kegiatan persampahan adalah sebagai berikut: 1. Pewadahan Pola individual : setiap rumah/bangunan memiliki pewadahan sampahnya masing-masing Pada tahap ini Kepala Lingkungan bertanggungjawab menghimbau dan mensosialisasikan penggunaan pewadahan sampah kepada masyarakat di lingkungannya. 2. Pengumpulan Pola Individual Langsung : proses pengumpulan sampah secara langsung (house to house collection) dengan truck sampah compactor atau tipper dan kemudian dibuang ke TPA Pola Individual Tidak Langsung : proses pengumpulan sampah dengan menggunakan becak/gerobak sampah dan kemudian dipindahkan/ ditempatkan ke Tempat Penampungan Sementara (TPS).

56
356 PT. Ahassa Ciptanika

Penyusunan Zoning Regulation Kawasan Perkotaan Medan

Laporan Antara

Pada tahap ini Lurah bertanggung jawab melakukan sosialisasi jadwal waktu pembuangan/pengumpulan smapah dan memelihara kebersihan TPS. Dalam melaksanakan tanggung jawab tersebut, kepala Lurah diserahkan pengendalian Melati (penyapu jalan) dan Bestari (petugas becak sampah). 3. Pengangkutan Pola langsung : proses pengangkutan sampah dengan mempergunakan compactor atau tipper secara langsung dari sumber sampah dan kemudian diangkut langsung ke TPA. Pola tidak langsung : proses pengangkutan sampah dengan mempergunakan arm roll truck dengan cara mengangkut sampah yang telah bertumpuk di TPS dan kemudian diangkut ke TPA. Pada tahap ini camat aktif melakukan koordinasi dengan Lurah dan Dinas Kebersihan tentang jadwal waktu pengangkutan sampah ke TPS. Dalam melaksanakan tanggung jawab tersebut kepada Camat diserahkan pengendalian truck sampah berkoordinasi dengan Dinas Kebersihan Kota Medan. 4. Pembuangan Akhir Merupakan kegiatan operasional pembuangan sampah tahap akhir, dimana sampah diamankan di suatu tempat agar tidak menimbulkan gangguan terhadap kualitas lingkungan di sekitarnya. Adapun metode pengelolaan sampah yang diterapkan oleh Dinas Kebersihan di lokasi TPA adalah metode open dumping yaitu sampah yang masuk ke TPA tanpa melalui proses tertentu langsung diserakkan/dipaparkan di lokasi TPA. Sebelum dilakukan pembuangan/pemaparan sampah terlebih dahulu lokasi TPA yang ada dibagi dalam beberapa zona agar pembuangan/pemaparan sampah menjadi teratur, misalnya sampah yang masuk ke TPA dipaparkan/ditimbun di satu zona tertentu, apabila zona tersebut penuh dengan timbunan sampah, maka pemaparan dialihkan kepada zona yang baru, demikian seterusnya.

57
357 PT. Ahassa Ciptanika

Penyusunan Zoning Regulation Kawasan Perkotaan Medan

Laporan Antara

B. Sumber dan Komposisi Sampah Sumber sampah, antara lain: Rumah tangga Komplek perumahan Perguruan tinggi/sekolah Perkantoran Plaza Hotel Rumah sakit Rumah makan/restiran Pabrik/industri Pasar-pasar Jalan umum Fasilitas umum Terminal Stasiun kereta api Taman Tempat hiburan Halte dll

Komposisi sampah Tabel III.23 Klasifikasi Sampah di Wilayah Perencanaan

Komposisi Sampah - Daun-daunan - Makanan Sub Total 2 Sampah An Organik - Kertas - Plastik - Kaca - Logam - Karet - Kayu - Lain-lain Sub Total Total Sumber; Dinas Kebersihan Kota Medan

No 1

Klasifikasi Sampah Organik

Persentase (%) 32,0 16,2 48,2 17,5 13,5 2,3 3,5 2,3 4,5 8,2 51,8 100

C. Wilayah Operasional Kebersihan Kota Medan Wilayah operasional Kota Medan dibagi menjadi 3 (tiga) wilayah operasional yakni: Wilayah Medan I, meliputi: 1) Kecamatan Medan Kota 2) Kecamatan Medan Area 3) Kecamatan Medan Johor 4) Kecamatan Medan Amplas 5) Kecamatan Medan Denai

58
358 PT. Ahassa Ciptanika

Penyusunan Zoning Regulation Kawasan Perkotaan Medan

Laporan Antara

6) Kecamatan Medan Polonia 7) Kecamatan Medan Maimun Wilayah Medan II, meliputi: 1) Kecamatan Medan Barat 2) Kecamatan Medan Petisah 3) Kecamatan Medan Sunggal 4) Kecamatan Medan Helvetia 5) Kecamatan Medan Tuntungan 6) Kecamatan Medan Selayang 7) Kecamatan Medan Baru Wilayah Medan III, meliputi: 1) Kecamatan Medan Belawan 2) Kecamatan Medan Labuhan 3) Kecamatan Medan Marelan 4) Kecamatan Medan Deli 5) Kecamatan Medan Timur 6) Kecamatan Medan Perjuangan 7) Kecamatan Medan Tembung D. Daftar Lokasi TPS (Bak Kontainer) di Wilayah Perencanaan Kecamatan Medan Maimun Kecamatan Medan Petisah 1) Jl. Rambung Kel Sekip 2) Jl. Inang Kara Kel Petisah Tengah 3) Jl. Sei Wampu Kel Sei Sikambing D 4) Jl. Sei Bahkapuran Kel Sei Sikambing D 5) Jl. Buku Kel. Sei Putih Barat 6) Pasa Petisah Kel Petisah Tengah Kecamatan Medan Baru 1) Jl. DI Panjaitan (PSR Periangan) Kecamatan Medan Polonia Kecamatan Medan Barat : 2 kontiner 2) Jl. Djamin Ginting (Depan Kuburan) : 1 kontiner : 2 kontiner : 1 kontiner : 2 kontiner : 1 kontiner : 1 kontiner : 2 kontiner

59
359 PT. Ahassa Ciptanika

Penyusunan Zoning Regulation Kawasan Perkotaan Medan

Laporan Antara

E. Personil dan Peralatan pada Operasionalisasi Tabel III.24 Personil dan Peralatan Operasionalisasi Dinas Kebersihan di Wilayah Perencanaan
Kecamatan/ Kelurahan I Kec Medan Petisah Kel Petisah Tengah Kel Sekip Kel Sei Putih Timur I Kel Sei Putih Timur II Kel Sei Putih Tengah Kel Sei Putih Barat Kel Sei Sikambing Sub Jumlah No II Kec Medan Baru Kel darat Kel Titi Rante Kel Petisah Hulu Kel Merdeka Kel Babura Kel Padang Bulan Sub Jumlah III Kec Medan Maimun Kel Kampung Baru Kel Aur Kel Sei Mati Kel Jati Kel Sukaraja Kel Hamdan IV Kec Medan Polonia*) V Kec Medan Barat*) Sub Jumlah Jumlah Keterangan: *) : tidak ada data a. Mandor b. Bestari c. Melati d. Suoir a 2 1 1 1 1 1 1 8 1 1 1 1 1 1 6 1 1 1 1 1 1 6 20 b 20 11 4 6 2 3 8 54 3 4 6 7 10 7 37 3 8 3 8 6 5 33 124 Personil c d 8 22 0 5 0 1 0 2 0 1 0 2 0 7 0 40 8 6 3 6 6 5 5 31 4 6 3 7 3 4 27 98 6 0 0 0 0 0 0 6 3 0 0 0 0 0 0 3 17 e. f. g. h. i. j. e 13 0 0 0 0 0 0 0 13 9 0 0 0 0 0 0 9 9 0 0 0 0 0 0 f 4 0 0 0 0 0 0 0 4 4 0 0 0 0 0 0 4 3 0 0 0 0 0 0 Peralatan g h i 4 8 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 4 8 0 2 0 0 0 0 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0 3 0 0 0 0 0 0 3 0 0 0 0 0 0 0 0 11 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 j 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

9 3 0 31 11 6 Kenek Typer Truck Arm Roll Truck Bak Kontiber Kereta Sorong Becak Sampah

60
360 PT. Ahassa Ciptanika

Penyusunan Zoning Regulation Kawasan Perkotaan Medan

Laporan Antara

F. Pengoperasian Dump Truck di Wilayah Perencanaan Kecamatan Medan Petisah i. BL. 8602 DK Trip I Trip II ii. Trip I Trip II i. : Jl. Gatot Subroto, Jl. Ayahanda : Jl. Buku, Jl. Jangka, Pasar Meranti : Jl.Sekip, Jl. Merbau, Jl. Gatot Subroto, Jl. Meranti : Jl. Sekip, Jl. Hotel Asean, Jl. Adam Malik, Jl. Sikambing

BD. 8837 DI

Kecamatan Medan Baru BL. 8516 DE Trip I Trip II ii. Trip I Trip II : Kelurahan Merdeka : Kelurahan Darat :Pasar Sore Padang Bulan : Jl. Sembada Komp. Koserna

BD. 8099 MM

Kecamatan Medan Maimun i. BK. 4783 AB Trip I Trip II : TPS Simpang Pelangi Kel Sei Mati : TPS Simpang Pelangi Kel Sei Mati

Kecamatan Medan Barat i. BK. 8645 DR Trip I Trip II ii. : Jl. Perintis, Jl. Stasion, Jl. HM. Yamin, Telkom : Sinar Plaza, Deli Plaza, Hotel Darma Deli, Satlantas, Sabara, Jl. Putri Hijau BK. 4640 AB Trip I Trip II : Jl. Mahamkan Kec Medan Kota, Kel. Mesjid : Jl. Kereta Api, TPS Pasar Palapa

Bagi masyarakat Kota Medan yang belum terlayani Dinas Kebersihan, mereka menangani sampahnya dengan cara membuat lubang-lubang penampungan kemudian menimbun dan membakar sampah dalam lubang tersebut. Sedangkan sebagian lain membuang sampahnya ke sembarang tempat dengan tidak beraturan. Dari tinjauan di lapangan masih ditemukan

61
361 PT. Ahassa Ciptanika

Penyusunan Zoning Regulation Kawasan Perkotaan Medan

Laporan Antara

beberapa titik tumpukan sampah di tempat yang tidak seharusnya, seperti : di selokan dan di street inlet (sehingga menutupi jalan masuk air yang menggenang di jalanan). 3.5.3.5 Jaringan Listrik Kebijaksanaan pemerintah di bidang kelistrikan ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan mendorong kegiatan ekonomi, khususnya sektor industri. Untuk mencapai sasaran tersebut diupayakan peningkatan daya terpasang pembangkit tenaga listrik dan perluasan jaringan distribusi agar tersedia tenaga listrik dengan jumlah yang cukup dan mutu pelayanan yang baik. Jumlah pelanggan listrik Kota Medan sampai akhir tahun 2004 mencapai 395.380 pelanggan dengan KWH terjual sebanyak 2.074.638.677. pada tahun 2000 banyaknya listrik yang disalurkan PLN cabanng Medan untuk kebutuhan-kebutuhan tersebut adalah 2.400.537.453 KWH dan di Tahun 2004 sebesar 2.342.787.328 KWH. Di samping itu, jumlah energi listrik yang hilang sebesar 283.362.000 KWH dan tahun 2004 menurun menjadi 268.148.651 KWH. Hal ini membuktikan bahwa sudah maksimalnya upaya pengamanan yang dilakukan PLN dan tentunya akan meningkatkan kualitas pelayanan terhadap pelanggan. Tabel III.25 Jumlah Pelanggan Listrik Serta Konsumsi Cabang Medan
No 1 2 3 4 5 Jenis Pelanggan Rumah Tangga Bisnis Industri Publik (Umum) Multiguna Total Jumlah Sambungan (Unit) 356.634 27.916 1.501 9.329 0 395.380 Konsumsi Listrik (KVA) 333.391 231.135 327.534 74.327 0 966.387

Sumber: RTRW Kota Medan 2006-2016 Dari tabel di atas diketahui bahwa total pelanggan listrik PLN sampai tahun 2004 di Kota Medan adalah 395.380 unit sambungan dengan total konsumsi listrik sebesar 966.387 KVA.

62
362 PT. Ahassa Ciptanika

Penyusunan Zoning Regulation Kawasan Perkotaan Medan

Laporan Antara

3.5.3.6 Jaringan Telekomunikasi Saat ini penyediaan jaringan telepon (dalam bentuk SST) oleh PT Telkom sudah menjangkau daerah-daerah perdesaan di Kota Medan. Berdasarkan perkiraan dalam rencana tata ruang wilayah Kot Medan, kebutuhan masyarakat pada tahun-tahun mendatang terhadap prasarana komunikasi masih sangat besar. Sehingga dana yang perlu dipersiapkan untuk pengembangannya juga cukup besar. Pengembangan sistem jaringan telekomunikasi selain kabel (SST), seperti telepon selular yaitu dengan mendirikan BTS dari berbagai provider mungkindapat membantu menambah variasi/pilihan bagi masyarakat dan dapat menjadi salah satu potensi penarik pendatang/wisatawan. 3.6 3.6.1 ASPEK TATA BANGUNAN Aspek Perpetakan

Perhitungan KDB Koefisien Dasar Bangunan pada dasarnya diperoleh dari perhitungan kebutuhan akan ruang terbuka hijau, yang mana ditunjukan oleh Koefisien Dasar Hijau (KDH). Koefisien Dasar Hijau ditentukan oleh kebutuhan akan infiltrasi air pada sebidang lahan, yang setara dengan besaran ruang terbuka.

Ruang Terbuka (%) =

Iinf Qinf/Ha

dimana Iinf adalah Indeks Infiltrasi Qinf adalah Kemampuan Infiltrasi Ruang tertutup atau besaran tutupan lahan (%) = 100% - ruang terbuka(%) KDB atau besaran tutupan lahan mengandung komponen-komponen : Lantai dasar gedung Akses dari jalan menuju gedung (jalan dalam kavling) Perkerasan lainnya seperti plaza, tempat parkir (carport), teras, setapak, pelataran dan sebagainya

63
363 PT. Ahassa Ciptanika

Penyusunan Zoning Regulation Kawasan Perkotaan Medan

Laporan Antara

Gambar 3.17 Ilustrasi KDB (Tutupan Lahan)

Namun demikian, KDB di kawasan perdagangan atau komersial dapat melebihi perhitungan KDB rata-rata yang berlaku di suatu kawasan dengan tetap memperhatikan persyaratan garis sempadan dan keamanan terhadap bahaya kebakaran. Pada kawasan perdagangan yang berkepadatan tinggi, luas tutupan lahan dapat mencapai 70-80%. Pada kasus di kawasan pusat kota yang sudah terlalu padat, peraturan tata bangunan dapat memperbolehkan KDB untuk perdagangan hingga 100%, selama memperhatikan syarat-syarat keamanan dan keselamatan bangunan, serta terdapat area-area terbuka di sekitarnya. Dan sebaliknya, pada kawasankawasan yang berkepadatan rendah, besaran lantai dasar bangunan (1 lantai) dapat dibatasi hingga 20% , sehingga sebagian besar area tutupan dapat dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan parkir. Dengan pertimbangan diatas untuk mencapai tingkat infiltrasi air yang diperlukan di suatu wilayah atau kawasan, Peraturan KDB perlu
Kawasan

Kavling

Blok

dibedakan antara KDB Kavling (atau tapak), KDB blok, dan KDB kawasan, dimana semakin kecil area
Taman

perencanaan akan semakin ketat peraturannya dan semakin besar area perencanaan, maka akan semakin luwes ketentuannya. Namun demikian, KDB kawasan akan menentukan penetapan KDB Blok dan seterusnya.

64
364 PT. Ahassa Ciptanika

Penyusunan Zoning Regulation Kawasan Perkotaan Medan

Laporan Antara

Disamping itu, Penentuan KDB kawasan berkorelasi dengan penentuan kepadatan bangunan, yang mana dapat dibedakan atas : Kepadatan sangat tinggi Kepadatan tinggi Kepadatan sedang Kepadatan rendah Kepadatan sangat rendah penggunaan faktor infiltrasi dalam penentuan KDB kurang

Untuk wilayah perencanaan,

sesuai karena sebagian besar guna lahan wilayah perencanaan saat ini merupakan wilayah terbangun. Oleh karena itu, perhitungan yang digunakan dalam penentuan KDB di wilayah perencanaan ini menggunakan rumus sebagai berikut:

KDB maks = 100% x FPs x FJl x FLk x FFb x FKl


Keterangan: KDB maks : Koefisien Dasar Bangunan yang diperkenankan untuk suatu lokasi FPs FJl FLk FFb FKl : Faktor penyesuaian lokasi lahan terhadap sistem pusat pelayanan : Faktor penyesuaian lokasi lahan terhadap hirarki jalan : Faktor penyesuaian luas blok peruntukkan/unit lingkungan : Faktor penyesuaian fungsi dominan pada blok peruntukkan/unit lingkungan : Faktor penyesuaian kelerengan lahan

Dalam menentukan faktor penyesuaian dalam perhitungan KDB, terdapat beberapa kriteria yang digunakan, antara lain: lokasi terhadap pusat pelayanan, baik pusat primer, sekunder, maupun pusat tersier. Selain itu perlu diperhitungkan lokasi penentuan KDB terhadap hirarki jalan, luas blok , fungsi bangunan yang dominan dalam blok tersebut, kelerengan lahan, serta tinggi bangunan yang dihitung berdasarkan jumlah lantai. Dalam perhitungan matematisnya, penggunaan kriteria-kriteria tersebut harus disesuaikan dengan faktor pengali berdasarkan subkriteria yang sesuai dengan lokasi blok yang akan dihitung KDB-nya. Secara rinci akan diuraikan sebagai berikut. Kriteria lokasi lahan terhadap sistem pusat pelayanan, mempunyai faktor penyesuaian antara lain:

65
365 PT. Ahassa Ciptanika

Penyusunan Zoning Regulation Kawasan Perkotaan Medan

Laporan Antara

Tabel III.26 Faktor Penyesuaian Lahan terhadap Pusat Kota


No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Lokasi terhadap Pusat Pelayanan Pusat Primer Pusat Sekunder Pusat Tersier Radius 1000 m dari Pusat Primer Radius 2000 m dari Pusat Primer Radius 3000 m dari Pusat Primer Radius 1000 m dari Pusat Sekunder Radius 2000 m dari Pusat Sekunder Radius 1000 m dari Pusat Tersier Radius 2000 m dari Pusat Tersier Faktor Penyesuaian 1,00 0,95 0,90 0,95 0,90 0,85 0,90 0,85 0,85 0,80

Kriteria lokasi lahan terhadap hirarki jalan, mempunyai faktor penyesuaian antara lain: Tabel III.27 Faktor Penyesuaian Lahan terhadap Hirarki Jalan
No 1 2 3 4 5 6 Lokasi terhadap Hirarki Jalan Arteri Primer Kolektor Primer Arteri Sekunder Kolektor Sekunder Lokal Sekunder Lingkungan Faktor Penyesuaian 0,85 0,90 1,00 0,95 0,90 0,80

Faktor penyesuaian untuk kriteria luas unit lingkungan yaitu: Tabel III.28 Faktor Penyesuaian Lahan terhadap Unit Lingkungan
No 1 2 3 Lokasi terhadap Luas/ Skala Unit Lingkungan Blok Besar Blok Sedang Blok Kecil Faktor Penyesuaian 0,60 0,70 0,80

66
366 PT. Ahassa Ciptanika

Penyusunan Zoning Regulation Kawasan Perkotaan Medan

Laporan Antara

Faktor penyesuaian untuk kriteria fungsi dominan pada unit lingkungan, yaitu: Tabel III.29 Faktor Penyesuaian Lahan terhadap Fungsi Dominan
No 1 2 3 4 5 6 7 8 Fungsi Dominan Perumahan Perdagangan Jasa Pemerintahan Fasilitas Umum Fasilitas Sosial Militer Industri Faktor Penyesuaian 0,70 0,90 0,85 0,70 0,80 0,80 0,70 0,75

Faktor penyesuaian kelerengan lahan, yaitu: Tabel III.30 Faktor Penyesuaian Lahan terhadap Tingkat Kelerengan
No 1 2 3 4 Tingkat Kelerengan 0% - 5% 5% - 10% 10% - 20% > 30% Faktor Penyesuaian 1,00 0,90 0,80 0,70

Perhitungan KLB Koefisien Lantai Bangunan merupakan suatu perbandingan luas keseluruhan lantai bangunan atau bangunan-bangunan terhadap luas lahan KLB =

Luas lantai total pada suatu tapak Luas Lahan Tapak

KLB yang ditetapkan di suatu kawasan akan menunjukan tingkat intensitas penggunaan lahan (LUI Land Use Intensity) di kawasan tersebut. De Chiara merumuskan hubungan KLB dengan LUI sebagai berikut : LUI =

1,903 + Log KLB 0,301

Secara umum, besaran KLB akan menentukan tinggi suatu bangunan. Bersama-sama dengan KDB, maka ketinggian suatu bangunan dapat diperkirakan sebagai berikut :

67
367 PT. Ahassa Ciptanika

Penyusunan Zoning Regulation Kawasan Perkotaan Medan

Laporan Antara

Tinggi Bangunan =

Total luas lantai Luas lantai dasar

tinggi per lantai

Namun demikian, batas ketinggian bangunan rata-rata di suatu wilayah perlu juga ditetapkan mengingat perhitungan KDB bukan semata-mata hanya untuk lantai dasar bangunan. Ketentuan mengenai sempadan banguna podium dan sempadan bangunan menara pada gedung bertingkat tinggi akan menyebabkan luas lantai dasar dengan luas lantai tipikal bangunan bertingkat menjadi berbeda.

Sama halnya dengan KDB, ketentuan untuk KLB dapat dibedakan antara KLB kavling, KLB blok dan KLB kawasan. Penentuan KLB kawasan akan menjadi pedoman dalam penetapan KLB blok, selanjutnya KLB blok akan menjadi pedoman dalam penetapan KLB kavling. 3.6.2 Aspek Kepadatan Bangunan

Kepadatan bangunan di Kawasan Perkotaan Medan dapat dibagi ke dalam tiga kategori, yaitu kepadatan rendah, kepadatan sedang dan kepadatan tinggi. Kriteria kepadatan disini tidak menggunakan kriteria jumlah bangunan untuk setiap hektar, tetapi dengan menggunakan kriteria yang dapat langsung dilihat oleh pengamat. Kriteria tersebut adalah:

68
368 PT. Ahassa Ciptanika

Penyusunan Zoning Regulation Kawasan Perkotaan Medan

Laporan Antara

Kepadatan rendah, apabila terdapat taman lingkungan dan ruang terbuka lainnya dengan luasan yang cukup besar dan tersebar merata. Wilayah yang termasuk ke dalam kawasan kepadatan rendah adalah wilayah Kecamatan Medan Polonia

Kepadatan sedang, apabila masih terdapat taman lingkungan dan ruang terbuka lainnya dengan luasan yang tidak terlalu besar dan tersebar merata. Wilayah yang termasuk ke dalam kepadatan sedang adalah wilayah Kecamatan Medan Barat, Kecamatan Medan Petisah, dan Kecamatan Medan Baru.

Kepadatan tinggi, apabila tidak terdapat ruang terbuka bersama, hanya berupa ruang terbuka di pekarangan yang luasannya tidak terlalu besar. Wilayah yang termasuk ke dalam kepadatan tinggi adalah wilayah Kecamatan Medan Maimun.

3.6.3

Aspek Ketinggian Bangunan

Aspek tata bangunan yang menjad perhatian di wilayah perencanaan adalah aspek ketinggian. Ketinggian bangunan di wilayah perencanaan cukup bervariasi antara 1 (satu) lantai sampai di atas 8 (delapan) lantai. Untuk itu ketinggian bangunan di Wilayah Perencanaan dapat diklasifikasikan sebagai berikut: Ketinggian 1 lantai Ketinggian 2 lantai Ketinggian 3-4 lantai Ketinggian 5-8 lantai Ketinggian > 8 lantai

Dari hasil pengamatan lapangan, pada umumnya penggunaan bangunan perumahan merupakan bangunan dengan 1 2 lantai. Bangunan dengan jumlah lantai lebih dari 3 pada umumnya merupakan bangunan dengan penggunaan sebagai kantor maupun perdagangan dan jasa. Untuk fasilitas pendidikan dasar dan menengah umumnya merupakan bangunan 1-2 lantai sementara bangunan dengan penggunaan pendidikan Perguruan Tinggi umumnya memiliki jumlah lantai lebih dari 3 lantai. Bangunan dengan ketinggian di atas 5 (lima) lantai banyak terdapat di Kecamatan Medan Petisah (Jalan Gatot Subroto, Jalan Iskandar Muda dan sekitarnya). Sedangkan bangunan 2 (dua) lantai dapat ditemui di sepanjang jaringan jalan utama di wilayah perencanaan seperti Jalan Yamin Ginting, Jalan Brigjen Katamso, Jalan Pemuda, jalan A. Yani dan sekitarnya. Untuk itu dapat disimpulkan bahwa ketinggian bangunan dapat mengindikasikan penggunaan atau pemanfaatan bangunannya dan sebaran lokasinya di wilayah perencanaan.

69
369 PT. Ahassa Ciptanika

Penyusunan Zoning Regulation Kawasan Perkotaan Medan

Laporan Antara

70
370 PT. Ahassa Ciptanika

Penyusunan Zoning Regulation Kawasan Perkotaan Medan

Laporan Antara

3.6.4

Aspek Bangunan Cagar Budaya

Wilayah perencanaan merupakan bagian dari Kota Medan Lama sehingga pada kawasan ini terdapat banyak bangunan-bangunan bersejarah yang memiliki nilai estetika tersendiri serta gaya/langgam yang cukup beragam. Adanya pembangunan kota yang menuntut modernisasi menjadikan kawasan pusat Kota Medan mulai kehilangan cirinya sebagai pusat kota bersejarah. Salah satu indikasinya adalah pergeseran atau perubahan fungsi bangunanbangunan bersejarah di kawasan ini. Untuk menjaga agar nilai historis kawasan pusat Kota Medan maka diperlukan pelestarian bangunan-bangunan bersejarah di kawasan ini, yaitu menjadikan bangunan-bangunan bersejarah di kawasan ini sebagai cagar budaya. Bangunan-bangunan yang dapat diidentifikasi sebagai bangunan cagar budaya di wilayah perencanaan dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel III.31 Bangunan Cagar Budaya di Wilayah Perencanaan
No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. Nama Bangunan Bank Indonesia Balai Kota Kantor Pos dan Giro Pusat Hotel Dharma Deli Bank Exim Bank Bumi Daya Stasiun Kereta Api Kantor Pusat PTP IX RS. Tentara RS. Tembakau Deli Gedung Pengadilan Kantor Pengadilan Tinggi Kompleks Perumahan CPM Masjid Bengkok Madrasah Ibtidaiyah Rumah Tjong A Fie Ruko Pajak Hindu PT. PP Lonsum Indonesia Lokasi Jl. Balai Kota Jl. Balai Kota Jl. Bukit Barisan Jl. Balai Kota Jl. Raden Saleh Jl. Ahamad Yani Jl. Kereta Api Jl. Tembakau Deli Jl. Putri HIjau JL. Putri Hijau Jl. Pengadilan Jl. Pengadilan Jl. Maulana Lubis Jl. Masjid Jl. Masjid Jl. A. Yani Jl. Hindu Jl. A. Yani Kantor Swasta Fungsi Asal Bank Balai Kota Kantor Pos Hotel Bank Bank Stasiun KA Kantor Deli Mij. Rumah Sakit Rumah Sakit Gedung Pengadilan Kantor Pengadilan Kompleks. Perumahan Militer Mesjid Madrasah Rumah Yayasan Yayasan Pribadi Pemilik Sekarang Pemerintah Pemerintah Pemerintah Pemerintah Pemerintah Pemerintah Pemerintah PTP IX Pemerintah Pemerintah Pemerintah Pemerintah Pribadi

71
371 PT. Ahassa Ciptanika

Penyusunan Zoning Regulation Kawasan Perkotaan Medan

Laporan Antara

No. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33. 34. 35. 36. 37. 38. 39. 40. 41. 42. 43. 44. 45. 46. 47. 48. 49. 50. 51. 52. 53. 54.

Nama Bangunan Jakarta Lloyd Gedung Perisai Raja Sports, dll Mahkota Sports Bank Dagang Negara Dinas Pariwisata Kesawan Jaya, dll Toko Benyamin; UD. Sukaria PT. Dharma Niaga Lyns Cafe & Restaurant Toko Sepatu Arrow Toko Bali, Tour & Travel Tip Top Restaurant BBD (eks Toko Basrida) Toko ABC (sekarang ISEYA) Bank Modern Bank Nasional Bank BNI Romantik Interior Showroom Bangunan Ruko Sudut Toko BATA Gedung Puas Interor Show Room Ruko Malaka (Singer) Ruko-ruko Jl. Perniagaan Pajak Ikan Lama Ruko-ruko Jl. Sutoyo PT. Yuki Taxi Kantor Depdikbud-Depnaker Kantor LBH, dll Haus Musik (Big Boy) Ruko-ruko sudut Majalah Detektif, dsb Kedai Kopi Sempana Indah, Fakta, dll Pemuda Pancasila, dll

Lokasi Jl. Pulau Pinang Jl. A. Yani Jl. A. Yani Jl. A. Yani Jl. A. Yani Jl. A. Yani Jl. A. Yani Jl. A. Yani Jl. A. Yani Jl. A. Yani Jl. A. Yani Jl. A. Yani Jl. A. Yani Jl. A. Yani Jl. A. Yani Jl. A. Yani Jl. A. Yani Jl. A. Yani Jl. A. Yani Jl. A. Yani Jl. A. Yani Jl. A. Yani Jl. A. Yani Jl. A. Yani Jl. Perniagaan Jl. Perniagaan Jl. Sutoyo Jl. Hindu Jl. A. Yani VII Jl. Hindu Jl. Sutoyo Jl. Bandung,Bogor, Surabaya Jl. Sutoyo Jl. A. Yani V Jl. Sutoyo Jl. Sutoyo

Fungsi Asal Kantor Bank Ruko Ruko Ruko Kantor Ruko Ruko Ruko Ruko Ruko Ruko Ruko Ruko Ruko Kantor Kantor Kantor Ruko Ruko Ruko Ruko Ruko Ruko Ruko Ruko Gudang/Pabrik Ruko Ruko/Kantor Ruko Ruko Ruko Ruko Ruko Ruko

Pemilik Sekarang Swasta Swasta Pribadi/Swasta Pribadi/Swasta Pribadi/Swasta Pemerintah Pribadi/Swasta Pribadi/Swasta Pribadi/Swasta Pribadi/Swasta Pribadi/Swasta Pribadi/Swasta Pribadi/Swasta Pribadi/Swasta Pribadi/Swasta Swasta Swasta Pemerintah Pribadi/Swasta Pribadi/Swasta Pribadi/Swasta Pribadi/Swasta Pribadi/Swasta Pribadi/Swasta Pribadi/Swasta Pribadi/Swasta Pribadi/Swasta Swasta Pribadi/Swasta Pribadi/Swasta Pribadi/Swasta Pribadi/Swasta Pribadi/Swasta Pribadi/Swasta Pribadi/Swasta Pribadi/Swasta

72
372 PT. Ahassa Ciptanika

Penyusunan Zoning Regulation Kawasan Perkotaan Medan

Laporan Antara

No. 55. 56. 57. 58. 59. 60. 61. 62. 63. 64. 65. 66. 67. 68. 69. 70. 71. 72. 73. 74. 75. 76. 77. 78. 79. 80. 81. 82. 83.

Nama Bangunan Ruko (Jl. Ahmad Yani V) Kantor Jiwasraya & Kantor PU Bank Bukopin (sekarang Ruko Modern) Bank Koperasi (sekarang Ruko Modern) Rumah (sekarang Ruko Modern) BKS PPS Gereja Katolik Cathedral TK. Santo Yoseph Bank South Asia (sekarang Ruko Modern) Kantor Sospol (sekarang Ruko Modern) Gedung Asia Jaya Bank Duta PT. Pantja Niaga (sekarang Ruko Modern) Kuil Sri Mariaman Sekolah Khalsa Kapolda Sumut Medan Club Kantor PLN Penerangan Kodam BB I (sekarang Rumah Sakit) Kantor PU Kodati II Medan (sekarang Rumah Sakit) Museum Kodam BB I Gereja Kristen Indonesia Rumah (samping GKI) Rumah (Jl. Diponegoro) Rumah (Jl. Diponegoro) Rumah (Jl. Candi Biara) Rumah (Jl. Candi Mendut) Kuil Sri Subramaniam Penjara Suka Mulia

Lokasi Jl. A. Yani V Jl. Palang Merah-Kol. Sugiyono Jl. Kol. Sugiyono Jl. Kol. Sugiyono Jl. Kol. Sugiyono Jl. Palang Merah Jl. Pemuda Jl. Pemuda Jl. Pemuda Jl. Pemuda Jl. Pemuda Jl. Pemuda Jl. Katamso Jl. Z. Arifin-T. Umar Jl. Teuku Umar Jl. Z. Arifin Jl. Kartini Jl. Listrik Jl. Listrik Jl. Listrik Jl. Z. Arifin Jl. Z. Arifin Jl. Z. Arifin Jl. Diponegoro Jl. Diponegoro Jl. Candi Biara Jl. Candi Mendut Jl. Kebun Bunga Jl. Suka Mulia

Fungsi Asal Ruko Kantor Palang Merah Kantor Kantor Rumah Kantor AVROS Gereja Sekolah Kantor Kantor Kantor AVROS Kantor Kantor Kuil Ruko Kantor Rumah Ibadah Jepang Kantor Kantor Kantor Kantor Gereja Rumah Rumah Rumah Rumah Rumah Kuil Penjara

Pemilik Sekarang Pribadi/Swasta Swasta Pemerintah Pemerintah Pribadi/Swasta Swasta Yayasan Yayasan Swasta Swasta Swasta Swasta Swasta Yayasan Pribadi/Swasta Pemerintah Swasta Pemerintah Swasta Swasta Pemerintah Yayasan Pribadi/Swasta Pribadi/Swasta Pribadi/Swasta Pribadi/Swasta Pribadi/Swasta Yayasan Swasta

73
373 PT. Ahassa Ciptanika

Penyusunan Zoning Regulation Kawasan Perkotaan Medan

Laporan Antara

No. 84. 85. 86. 87. 88. 89. 90. 91. 92. 93. 94. 95. 96. 97. 98. 99. 100. 101. 102. 103. 104. 105. 106. 107. 108. 109. 110. 111.

Nama Bangunan Standard Chartered Bank Rumah (Jl. Imam Bonjol) Kantor Gubernur Gereja Immanuel GPIB Bangunan Kosong SMP Negeri 1 Markas Besar POLRI Rumah (Jl. Multatuli) Kantor Taman Bukit Mas Vihara Gunung Timur Gereja Methodist Gereja Kristen Batak Sekolah Immanuel Rumah (Jl. A. Rivai) Rumah Gubernur Rumah Sekwilda Rumah Komandan Militer Rumah Direktur BI Rumah (Jl. Ir. H. Juanda) RS. Elizabeth Kesusteran Rumah (Jl. Linggarjati) Gereja HKBP Gereja Maimoon Bekas Kantor Bupati Deli Serdang Rumah Melayu Kampung Aur Mesjid Raya Taman Sri Deli

Lokasi Jl. Imam Bonjol Jl. Imam Bonjol Jl. Diponegoro Jl. Diponegoro Jl. Diponegoro Jl. Tun Sri Lanang Jl. Suprapto Jl. Multatuli Jl. Multatuli Jl. Hang Tuah Dalam Jl. Hang Tuah Jl. Hang Jebat Jl. Slamet Riyadi Jl. A. Rivai Jl. Sudirman Jl. Sudirman Jl. Sudirman Jl. Sudirman Jl. Ir. H. Juanda Jl. H. Misbah Jl. Amir Hamzah Jl. Linggarjati Jl. Sudirman Jl. Brigejen Katamso Jl. Brigjen Katamso Jl. Brigjen Katamso Jl. Sisingamangaraja Jl. Sisingamangaraja

Fungsi Asal Rumah Dinas Residen Rumah Kantor Gubernur Gereja Kantor Sekolah Kantor Rumah Rumah Vihara Gereja Gereja Sekolah Rumah Rumah Villa Villa Villa Villa Rumah Sakit Asrama Rumah Gereja Istana Kantor Rumah Mesjid Taman

Pemilik Sekarang Swasta Pemerintah Pemerintah Yayasan Swasta Swasta Pemerintah Pribadi/Swasta Pribadi/Swasta Yayasan Yayasan Yayasan Yayasan Pribadi/Swasta Pemerintah Pemerintah Pemerintah Pemerintah Pribadi/Swasta Yayasan Yayasan Pribadi Yayasan Pemerintah & Pribadi Pemerintah Swasta Pemerintah Pemerintah

Sumber:Tugas Akhir Esther Irina B. Siregar , Arahan Tindakan Pelestarian Bangunan dan Kawasan Bersejarah di Kota Medan, 1998

74
374 PT. Ahassa Ciptanika

Penyusunan Zoning Regulation Kawasan Perkotaan Medan

Laporan Antara

3.7

ASPEK PENGELOLAAN PEMBANGUNAN

Penyusunan suatu rencana tata ruang adalah suatu hal yang melibatkan banyak pihak terkait dan memiliki suatu proses serta prosedur tertentu yang harus dipenuhi untuk mendapatkan hasil rencana yang optimal. Sebagai suatu wilayah administrative yang otonom, maka Pemerintah Kota Medan dihadapkan suatu kondisi dimana rencana tata ruang adalah hal yang penting untuk disusun. Aspek pengelolaan pembangunan meliputi aspek kelembagaan penataan ruang, perijinan dan peran serta masyarakat, seperti yang diuraikan berikut ini. 3.7.1 Kelembagaan

Kelembagaan meliputi lembaga-lembaga penataan ruang di Kota Medan beserta tugas pokok dan fungsinya masing-masing. Secara umum struktur organisasi Pemerintahan Kota Medan adalah sebagai berikut: Gambar 3.19 Struktur Organisasi Kota Medan

3.7.1.1 Lembaga Penataan Ruang Kota Medan Dalam suatu struktur pemerintahan, ada banyak pihak yang terkait dalam rencana tata ruang. Pihak-pihak tersebut, yakni dinas, badan atau lembaga pemerintahan terkait lainnya

75
375 PT. Ahassa Ciptanika

Penyusunan Zoning Regulation Kawasan Perkotaan Medan

Laporan Antara

yang terlibat baik dalam proses perencanaan, pemanfaatan ruang maupun dalam proses pengendlaian pemanfaatan ruang. Lembaga penataan ruang Kota Medan terdiri dari Dinas Daerah dan Lembaga Teknis Daerah. Dinasi Daerah yang terkait dengan penataan ruang diantaranya: 1. Dinas Pekerjaan Umum 2. Dinas Perhubungan 3. Dinas Perindustrian dan Perdagangan 4. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata 5. Dinas Kependudukan 6. Dinas Pencegah Pemadam Kebakaran 7. Dinas Tata Kota dan Bangunan 8. Dinas Kebersihan 9. Dinas Pertamanan 10. Dinas Pendapatan 11. Dinas Perumahan dan Permukiman 12. Dinas Pertanahan 13. Dinas Pengelolaan Lingkungan Hidup, Energi dan Sumber Daya Mineral Sementara itu lembaga teknis daerah yang terkait dengan penataan ruang diantaranya: 1. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) 2. Kantor Penanaman Modal Daerah 3. Polisi Pamong Praja 3.7.1.2 Tugas Pokok dan Fungsi Tugas Pokok dan Fungsi dari masing-masing dinas dan lembaga teknis daerah terkait dengan penataan ruang akan diuraikan di bawah ini. 1. Dinas Pekerjaan Umum Tugas Pokok : Dinas Pekerjaan Umum mempunyai tugas melaksanakan sebagian urusan rumah tangga daerah dalam bidang pekerjaan umum yang meliputi jalan, jembatan dan pengairan / saluran termasuk perawatan, pengawasan dan pengamanan bangunan fisik untuk

76
376 PT. Ahassa Ciptanika

Penyusunan Zoning Regulation Kawasan Perkotaan Medan

Laporan Antara

menunjang tercapainya usaha kesejahteraan masyarakat dan melaksanakan tugas pembantuan sesuai dengan bidang tugasnya. Fungsi : 1) Merumuskan dan melaksanakan kebijakan teknis di bidang pekerjaan umum; 2) Menyusun program pelaksanaan pembangunan fisik meliputi jalan, jembatan dan pengairan / saluran; 3) Mengendalikan pelaksanaan pembangunan fisik jalan-jalan, jembatan dan pengairan / saluran serta sarana-sarana milik pemerintah; 4) Melaksanakan pengawasan pembuatan jalan, jembatan dan saluran air yang dilaksanakan oleh pihak ketiga; 5) Memberikan izin dalam membantu, mengawasi pelaksanaan pemasangan atau pembongkaran / penggalian saluran bawah tanah dan izin pembuatan jalan, jembatan dan saluran pembuangan air; 6) Melaksanakan seluruh kewenangan yang ada sesuai dengan bidang tugasnya; 7) Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Daerah. 2. Dinas Perhubungan Tugas Pokok : Dinas Perhubungan mempunyai tugas melaksanakan sebagian urusan rumah tangga daerah dalam bidang perhubungan dan melaksanakan tugas pembantuan sesuai dengan bidang tugasnya. Fungsi : 1) Merumuskan dan melaksanakan kebijakan teknis di bidang perhubungan; 2) Mengumpulkan dan mengolah data, menyusun rencana dan program bidang perhubungan; 3) Melaksanakan koordinasi, pengendalian dan pengawasan serta mengevaluasi pelaksanaan tugas dibidang perhubungan darat, laut dan udara serta pos dan telekomunikasi; 4) Melaksanakan seluruh kewenangan yang ada sesuai dengan bidang tugasnya; 5) Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Daerah.

77
377 PT. Ahassa Ciptanika

Penyusunan Zoning Regulation Kawasan Perkotaan Medan

Laporan Antara

3. Dinas Perindustrian dan Perdagangan Tugas Pokok : Dinas Perindustrian dan Perdagangan mempunyai tugas melaksanakan sebagian urusan rumah tangga daerah dalam bidang perindustrian dan perdagangan dan melaksanakan tugas pembantuan sesuai dengan bidang tugasnya Fungsi : 1) Merumuskan dan melaksanakan kebijakan teknis di bidang perindustrian dan perdagangan; 2) Melaksanakan pemberian bimbingan, pembinaan dalam pelaksanaan kegiatan industri dan perdagangan; 3) Menyelenggarakan perlindungan konsumen; 4) Menetapkan tera dan tera isi ulang alat UTTP (ukuran, takaran, timbangan dan perdagangan); 5) Menyelenggarakan pemberian perizinan bidang perindustrian dan perdagangan; 4. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Tugas Pokok : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata mempunyai tugas melaksanakan sebagian urusan rumah tangga daerah dalam bidang kebudayaan dan kepariwisataan serta melaksanakan tugas pembantuan sesuai dengan bidang tugasnya Fungsi : 1) Merumuskan dan melaksankan kebijakan teknis dibidang kebudayaan dan kepariwisataan; 2) Menyelenggarakan kepariwisataan; 3) Melaksanakan pengawasan teknis terhadap pelaksanaan seluruh peraturan perundang-undangan di bidang kebudayaan dan kepariwisataan; 4) Melaksanakan seluruh kewenangan yang ada sesuai dengan bidang tugasnya; 5) Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Daerah pemberian perizinan dibidang kebudayaan dan

78
378 PT. Ahassa Ciptanika

Penyusunan Zoning Regulation Kawasan Perkotaan Medan

Laporan Antara

5. Dinas Kependudukan Tugas Pokok : Dinas Kependudukan mempunyai tugas melaksanakan sebagian urusan rumah tangga daerah dalam bidang kependudukan dan melaksanakan tugas pembantuan sesuai dengan bidang tugasnya. Fungsi : 1) Merumuskan dan melaksanakan kebijakan teknis dibidang kependudukan dan pencatatan penduduk; 2) Menyelenggarakan pelayanan umum dibidang kependudukan; 3) Melaksanakan seluruh kewenangan yang ada sesuai dengan bidang tugasnya; 4) Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Daerah. 6. Dinas Pencegah Pemadam Kebakaran Tugas Pokok : Dinas Pencegah Pemadam Kebakaran mempunyai tugas melaksanakan sebagian urusan rumah tangga daerah dalam bidang pencegah pemadam kebakaran dan melaksanakan tugas pembantuan sesuai dengan bidang tugasnya. Fungsi kebakaran; 2) Melaksanakan kegiatan pencegahan terhadap bahaya kebakaran atau bencana alam; 3) Melaksanakan kegiatan operasional penanggulangan/pemadaman kebakaran atau bencana alam; 4) Menyelenggarakan pengawasan atau pengendalian terhadap pengolahan, penyimpanan, peredaran, kegiatan bongkar muat, pengangkutan barang dan bahan (material) yang mudah terbakar sesuai dengan ketentuan yang berlaku; 5) Mengkoordinir kegiatan unit pemadam kebakaran pada instansi pemerintah dan swasta, perusahaan, perhotelan, perbankan, tempat-tempat vital/non vital, pusat perbelanjaan pasar dan lain-lain; 6) Melaksanakan kegiatan retribusi racun api; 7) Melakukan pengawasan dan pemeriksaan pada semua bangunan, gedung pertunjukan / pameran, tempat usaha, tempat hiburan dan tempat keramaian yang ramai dikunjungi orang yang rawan terhadap bahaya kebakaran; : 1) Merumuskan dan melaksanakan kebijakan teknis dibidang pencegah pemadam

79
379 PT. Ahassa Ciptanika

Penyusunan Zoning Regulation Kawasan Perkotaan Medan

Laporan Antara

8) Melaksanakan seluruh kewenangan yang ada sesuai dengan bidang tugasnya; 9) Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Daerah. 7. Dinas Tata Kota dan Bangunan Tugas Pokok : Dinas Tata Kota dan Tata Bangunan mempunyai tugas melaksanakan sebagian urusan rumah tangga daerah dalam bidang tata kota dan tata bangunan, antara lain menyusun, mengembangkan dan mengendalikan rencana tata ruang kota, pengurusan perizinan dan pembinaan terhadap pembangunan fisik kota yang sehat dan terarah sesuai dengan rencana tata ruang kota dan pola kebijakan yang ditetapkan oleh Pemerintah Kota serta melaksanakan tugas pembantuan sesuai dengan bidang tugasnya.

Fungsi bangunan;

1) Merumuskan dan melaksanakan kebijakan teknis dibidang tata kota dan tata 2) Mengadakan kegiatan-kegiatan penelitian dalam rangka perumusan,

pengembangan dan penerapan rencana tata ruang kota dan kebijakasanaan penataan ruang kota dan penataan bangunan; 3) Mengevaluasi dan merevisi rencana tata ruang kota dan kebijaksanaan penataan ruang kota dan penataan bangunan yang telah ditetapkan sesuai dengan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku serta norma-norma penataan kota dan bangunan yang berlaku; 4) Menghimpun data dan informasi, mengadakan pengukuran dan pemetaan dalam rangka penyusunan dan evaluasi rencana tata ruang kota dan kebijaksanaan penatan ruang kota dan penataan bangunan; 5) Merumuskan kebijaksanaan teknis, pemberian bimbingan, penyuluhan dan pembinaan sesuai dengan kebijaksanaan yang ditetapkan Kepala Daerah dan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku; 6) Melaksanakan pola dan pengembangan rencana tata ruang kota dan dan kebijaksanaan panataan ruang dan penataan bangunan yang telah ditetapkan;

80
380 PT. Ahassa Ciptanika

Penyusunan Zoning Regulation Kawasan Perkotaan Medan

Laporan Antara

7) Memberikan pelayanan terhadap permohonan Keterangan Rencana Peruntukan (KRP), Keterangan Situasi Bangunan (KSB) dan Izin Mendirikan Bangunan (IMB) serta memungut retribusi atas pemberian KRP, KSB dan IMB tersebut sesuai dengan ketentuan dan peraturan yang berlaku; 8) Mengadakan pengawasan dan penindakan penertiban terhadap pelestarian dan kebijaksanaan penataan ruang kota dan penataan bangunan serta teknis konstruksi yang telah ditetapkan, bekerjasama dengan instansi terkait; 9) Merumuskan kebijaksanaan dan pengawasan terhadap pelestarian dan konservasi bangunan; 10) Mengarahkan partisifasi masyarakat dalam pembangunan kota; 11) Melaksanakan seluruh kewenangan yang ada sesuai dengan bidang tugasnya; 12) Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Daerah. 8. Dinas Kebersihan Tugas Pokok : Dinas Kebersihan mempunyai tugas melaksanakan sebagian urusan rumah tangga daerah dalam bidang kebersihan dan melaksanakan tugas pembantuan sesuai dengan bidang tugasnya.Fungs : Fungsi : dan melaksanakan kebijakan teknis dibidang pengelolaan 1) Merumuskan

kebersihan dan memberikan bimbingan teknis pengelolaan kebersihan; 2) Melakukan pengelolaan limbah / sampah sesuai dengan perkembangan yang ada agar tidak terjadi pencemaran; 3) Menyelenggarakan penelitian dan menyusun program pengembangan sistem pengelolaan kebersihan secara efisien dan efektif; 4) Memberikan bimbingan dan pengarahan terhadap instansi pemerintah, swasta serta masyarakat dalam usaha meningkatkan bersih, tertib, rapi dan indah; 5) Melaksanakan seluruh kewenangan yang ada sesuai dengan bidang tugasnya; 6) Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Daerah. 9. Dinas Pertamanan Tugas Pokok : Dinas Pertamanan mempunyai tugas melaksanakan urusan rumah tangga daerah dalam bidang pertamanan dan keindahan kota serta melaksanakan tugas pembantuan sesuai dengan bidang tugasnya.

81
381 PT. Ahassa Ciptanika

Penyusunan Zoning Regulation Kawasan Perkotaan Medan

Laporan Antara

Fungsi

1) Merumuskan dan melaksanakan kebijakan teknis dibidang pertamanan dan keindahan kota; 2) Memberikan bimbingan dan pengarahan terhadap instansi pemerintah, swasta serta masyarakat bidang pertamanan dalam rangka usaha meningkatkan kebersihan, ketertiban, kerapian dan keindahan; 3) Menyediakan tanah perkuburan umum, menyelenggarakan pengangkutan jenazah, melayani penguburan serta serta merawat kuburan-kuburan umum milik pemerintah daerah; 4) Menyelenggarakan pembangunan, perawatan taman-taman kota, pohon-pohon pelindung, tempat-tempat rekreasi umum, lampu-lampu penerangan jalan / taman, jalur hijau, lapangan olah raga berikut bangunannya; 5) Mengelola izin reklame, mengatur letak, bentuk dan penempatan reklame untuk sarana dan dekorasi kota ditinjau dari teknis kebersihan, ketertiban, kerapian dan keindahan; 6) Melaksanakan seluruh kewenangan yang ada sesuai dengan bidang tugasnya; 7) Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Daerah. 10. Dinas Pendapatan Tugas Pokok : Dinas Pendapatan mempunyai tugas melaksanakan sebagian urusan rumah tangga daerah dalam bidang pendapatan daerah dan melaksanakan tugas pembantuan sesuai dengan bidang tugasnya. Fungsi : 1) Merumuskan dan melaksankan kebijakan teknis dibidang pendapatan daerah; 2) Melakukan pembukuan dan pelaporan atas pekerjaan penagihan pajak daerah, retribusi daerah dan penerimaan asli daerah lainnya, serta penagihan Pajak Bumi dan Bangunan; 3) Melaksanakan koordinasi dibidang pendapatan daerah dengan unit dan instansi terkait dalam rangka penetapan besarnya pajak dan retribusi; 4) Melakukan penyuluhan pajak daerah, retribusi daerah dan pendapatan daerah lainnya serta PBB; 5) Melaksanakan seluruh kewenangan yang ada sesuai dengan bidang tugasnya; 6) Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Daerah.

82
382 PT. Ahassa Ciptanika

Penyusunan Zoning Regulation Kawasan Perkotaan Medan

Laporan Antara

11. Dinas Perumahan dan Permukiman Tugas Pokok : Dinas Perumahan dan dan Permukiman antara lain mempunyai menyangkut tugas bina melaksanakan sebagian urusan rumah tangga daerah dalam bidang perumahan permukiman, lingkungan, pembangunan, pemeliharaan dan pengelola bangunan pemerintah dan rumah dinas, bina teknik dan pemberdayaan masyarakat serta melaksanakan tugas pembantuan sesuai dengan bidang tugasnya. Fungsi : 1) Merumuskan dan melaksanakan kebijakan teknis dibidang perumahan dan permukiman; 2) Menyiapkan kebijakan dan strategi pembangunan perumahan dan permukiman; 3) Pmbinaan dan pengaturan perumahan dan permukiman; 4) Mengendalikan pembangunan perumahan dan permukiman; 5) Mengadakan kegiatan-kegiatan penelitian dalam rangka penyiapan kebijaksanaan strategis pembangunan perumahan dan permukiman serta pembangunan gedung-gedung pemerintah; 6) Memonitor dan mengevaluasi pelaksanaan kebijaksanaan dan strategis pembangunan perumahan dan permukiman serta pembangunan gedung-gedung pemerintah yang telah ditetapkan sesuai dengan ketentuan dan peraturan yang berlaku; 7) Melaksanakan pemberian bimbingan, penyuluhan dan pembinaan sesuai dengan kebijaksanaan yang ditetapkan Kepala Daerah dan peraturan perundang-undangn yang berlaku; 8) Merencanakan pembangunan, pemeliharaan, pengelolaan prasarana dasar, sarana lingkungan dan bangunan pemerintah / rumah dinas; 9) Merumuskan pola dan kebijaksanaan pengembangan pembiayaan pembangunan perumahan dan permukiman; 10) Merumuskan dan menggalangkan pemberdayaan masyarakat dalam pembangunan perumahan dan permukiman; 11) Melaksanakan seluruh kewenangan yang ada sesuai dengan bidang tugasnya; 12) Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Daerah.

83
383 PT. Ahassa Ciptanika

Penyusunan Zoning Regulation Kawasan Perkotaan Medan

Laporan Antara

12. Dinas Pertanahan Tugas Pokok : Dinas Pertanahan mempunyai tugas melaksanakan sebagian urusan rumah tangga daerah dalam bidang pertanahan dan melaksanakan tugas pembantuan sesuai dengan bidang tugasnya. Fungsi : 1) Merumuskan dan melaksanakan kebijakan teknis dibidang pertanahan; 2) Menyelenggarakan pelayanan umum dan memberikan pembinaan dan bimbingan teknis dibidang pertanahan; 3) Melaksanakan pengawasan dan pengendalian dibidang pertanahan; 4) Melaksanakan pemberian izin dan pelayanan pemberian hak tata guna tanah, pendaftaran, pengesahan atas tanah dan landerform berdasarkan peraturan perundang-undangan; 5) Melaksanakan penyelesaian permasalahan sangketa pertanahan; 6) Melakukan pengendalian pengawasan dan pembinaan terhadap mitra kerja serta meningkatkan peran serta masyarakat dibidang pertanahan; 7) Melaksanakan seluruh kewenangan yang ada sesuai dengan bidang tugasnya; 8) Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Daerah 13. Dinas Pengelolaan Lingkungan Hidup, Energi dan Sumber Daya Mineral Tugas Pokok : Dinas Pertanahan mempunyai tugas melaksanakan sebagian urusan rumah tangga daerah dalam bidang lingkungan hidup, energi dan sumber daya mineral serta melaksanakan tugas pembantuan sesuai dengan bidang tugasnya. Fungsi : 1) Merumuskan kebijakan teknis dalam lingkup pengelolaan lingkungan hidup, energi dan sumber daya mineral; 2) Menyusun pola dasar pembangunan daerah yang terdiri dari pola umum pembangunan daerah jangka panjang dan pola pembangunan lima tahun; 3) Menyusun rencana anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) bersamasama tim penyusun anggaran Pemerintah Kota Medan dan berkoordinasi dengan unit organisasi terkait; 4) Mengikuti perkembangan dan mempersiapkan rencana pembangunan untuk penyempurnaan perencanaan lebih lanjut;

84
384 PT. Ahassa Ciptanika

Penyusunan Zoning Regulation Kawasan Perkotaan Medan

Laporan Antara

5) Melaksanakan seluruh kewenangan yang ada sesuai dengan bidang tugasnya; 6) Melakukan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Daerah. 14. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Tugas Pokok : Badan Perencanaan Pembangunan Daerah mempunyai tugas membantu Kepala Daerah dalam menentukan kebijakan dibidang perencanaan pelaksanaannya. Fungsi : 1) Merumuskan kebijakan teknis dalam lingkup perencanaan pembangunan daerah; 2) Menyusun pola dasar pembangunan daerah yang terdiri dari pola umum pembangunan daerah jangka panjang dan pola pembangunan lima tahun; 3) Menyusun rencana anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) bersamasama tim penyusun anggaran Pemerintah Kota Medan dan berkoordinasi dengan unit organisasi terkait; 4) Mengikuti perkembangan dan mempersiapkan rencana pembangunan untuk penyempurnaan perencanaan lebih lanjut; 5) Melaksanakan seluruh kewenangan yang ada sesuai dengan bidang tugasnya; 6) Melakukan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Daerah. 15. Kantor Penanaman Modal Daerah Tugas Pokok : Kantor Penanaman Modal Daerah Kota Medan mempunyai tugas melaksanakan urusan rumah tangga daerah dalam bidang penanaman modal daerah dan melaksanakan tugas pembantuan sesuai dengan bidang tugasnya. Fungsi : 1) Merumuskan dan melaksanakan kebijakan teknis di bidang penanaman modal; 2) Menyusun rencana dibidang penanaman modal serta mengidentifikasi sumbersumber potensi daerah untuk kepentingan perencanaan penanaman modal daerah, pemberian pelayanan konsultasi investasi yang berkaitan dengan kegiatan pelayanan perizinan, kemudahan infrastruktur dan kerjasama investasi; 3) Merumuskan dan menyelenggarakan kegiatan-kegiatan di bidang pengembangan investasi; pembangunan daerah serta penilaian atas

85
385 PT. Ahassa Ciptanika

Penyusunan Zoning Regulation Kawasan Perkotaan Medan

Laporan Antara

4) Melaksanakan seluruh kewenangan yang ada sesuai dengan bidang tugasnya; 5) Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Daerah. 3.7.2 Mekanisme dan Prosedur Perijinan dalam Pengendalian Pemanfaatan Ruang Bagian ini akan membahas jenis perijinan dan instansi yang berwenang mengeluarkannya, proses prosedur serta persoalan perijinan di Kota Medan. Perijinan yang dikenakan pada kegiatan dan pembangunan di Kota Medan terdiri dari 5 (lima) jenis, yaitu: 1. Izin Undang-Undang Gangguan (UUG)/HO 2. Izin Mendirikan Bangunan (IMB) 3. Keterangan Rencana Peruntukan (KRP) 4. S I U P 5. Izin Usaha Jasa Konstruksi (IUJK) 6. Izin Industri 7. Izin Tempat Penjualan Minuman Beralkohol 8. Izin Usaha Perfilman 9. Izin Reklame Masing-masing izin tersebut melibatkan mekanisme dan instansi yang berbeda-beda, seperti yang akan diuraikan berikut ini. 1. Perda No. 16 Tahun 1998 tentang Izin Undang-Undang Gangguan (UUG)/HO Izin Undang-Undang Dasar merupakan ijin dasar dalam mendirikan bangunan yang berpotensi menimbulkan gangguan pada lingkungan sekitarnya. Tabel III.32 Izin Undang-Undang Gangguan
No 1 2 3 Identifikasi Masa Berlaku Diproses pada Persyaratan Keterangan 5 (lima) tahun Bagian Hub. Antar Kota dan Daerah Setda Kota Medan Bukan Perusahaan Industri:

1. Foto Copy KTP pemilik / pengusaha. 2. Pas photo ukuran 3 x 4 sebanyak 3 (tiga) lembar. 3. Surat Keterangan domisili dari Lurah Setempat. 4. Foto Copy Akte pendirian perusahaan.

86
386 PT. Ahassa Ciptanika

Penyusunan Zoning Regulation Kawasan Perkotaan Medan No Identifikasi Keterangan

Laporan Antara

5. Status tempat (sewa / milik sendiri) 6. Bukti Pembayaran PBB tahun terakhir 7. Surat Keterangan fiskal. 8. Surat keterangan pemeriksaan kesehatan.
Untuk Usaha harus mendapat:

1.Surat pernyataan tidak keberatan tetangga setempat. 2.Rekomendasi Camat Setempat. 3.Rekomendasi dari Badan Kesatuan Bangsa dan Kota Medan.
4 5 Perhitungan Retribusi Izin UUG Bukan Industri : " Tarif lingkungan (TL) x Index Lokasi (IL) x Index Gangguan (IG) x Luas Tempat Usaha (LTU) x Index Luas Bangunan (ILB) x Index Jenis Usaha (IJU) x Index jenis Bangunan (IJB) x Rp. 25.000,- (bagi usaha yang berbadan Hukum) " Sumber: web site Kota Medan dan Hasil Analisis, 2007 Lama waktu yang dibutuhkan Biaya Retribusi 7 (tujuh) hari

Gambar 3.20 Skema Prosedur Penerbitan Izin Undang-Undang Gangguan (HO)

2. Perda No. 9 Tahun 2002 tentang Izin Mendirikan Bangunan (IMB) Dasar dalam pengaturan tentang Izin Mendirikan Bangunan (IMB) yakni:

Peraturan Daerah Kota Medan No. 35 Tahun 2002 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kota Medan No. 4 Tahun 2001 Tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Dinas-Dinas Daerah di Lingkungan Pemerintah Kota Medan.

Peraturan Daerah Kota Medan No. 9 Tahun 2002 tentang Izin Mendirikan Bangunan. Pelaksanaan Perda tersebut diatur melalui Keputusan Walikota Medan No. 34 Tahun 2002 tentang Pelaksanaan Perda No. 9/2002 dan Keputusan Walikota Medan No. 62 Tahun 2002 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Peraturan Daerah Kota Medan No. 9 Tahun 2002.

87
387 PT. Ahassa Ciptanika

Penyusunan Zoning Regulation Kawasan Perkotaan Medan

Laporan Antara

IMB adalah Surat Izin Mendirikan Bangunan yang diterbitkan oleh Dinas Tata Kota dan Tata Bangunan yang wajib dimiliki oleh pemohon untuk mendirikan bangunan di dalam wilayah administratif Kota Medan. Izin Mendirikan Bangunan diberikan dengan tujuan penataan bangunan yang sesuai dengan rencana tata ruang kota. IMB dibuat berdasarkan rencana kota dan memuat penjelasan mengenai:
o o o o o o o o o o

Bentuk dan ukuran persil Alamat persil Jalan dan rencana jalan di sekeliling persil Penggunaan bangunan dan jumlah lantai Peruntukan tanah diatas persil Garis-garis sempadan Arah mata angin Skala gambar Tanah yang dikosongkan untuk rencana jalan dan sarana utilitas umum lainnya Biaya retribusi KRP Tabel III.33 Izin Mendirikan Bangunan

No 1 2 3

Identifikasi Masa Berlaku Diproses pada Persyaratan

Keterangan 6 (enam) bulan Dinas Tata Kota dan Tata Bangunan Kota Medan Persyaratan Administrasi: 1. Pengisian Formulir Surat Permohonan IMB. 2. Fotocopy Kartu Tanda Penduduk yang masih berlaku. 3. Fotocopy SPPT dan Pelunasan PBB tahun terakhir. 4. Fotocopy Hak Atas Tanah yang telah dilegalisir oleh pejabat yang berwenang, antara lain : o Fotocopy Sertifikat yang dilegalisir oleh BPN ataupun Notaris. o Fotocopy Akta Jual Beli dari Notaris/Camat Akta yang dikeluarkan oleh Notaris dilegalisir oleh Notaris. Akta yang dikeluarkan oleh Camat dilegalisir oleh Camat. o Asli Surat Tidak Silang Sengketa. yang dikeluarkan oleh Lurah dan diketahui oleh Camat setempat; bagi surat tanah yang bukan Sertifikat dan SK Camat. o Asli Rekomendasi dari Bank bagi tanah yang sedang diagunkan. 5. Rekomendasi dari Instansi terkait untuk pembangunan tempat ibadah, tempat persemayaman mayat, galon (SPBU), dan pendidikan. 6. Asli Surat Kuasa, AKTE perusahaan, surat keputusan instansi,

88
388 PT. Ahassa Ciptanika

Penyusunan Zoning Regulation Kawasan Perkotaan Medan No Identifikasi

Laporan Antara

4 5

Lama waktu yang dibutuhkan Biaya Retribusi

Keterangan bagi pemohon yang bukan pemilik tanah (atas nama pemilik tanah). Persyaratan Teknis: 1. Gambar Rencana Bangunan rangkap 3 : o Denah / Site Plan o Tampak (depan dan samping) o Potongan (memanjang dan melintang) o Gambar Konstruksi (pondasi, sloop, kolom, balok, lantai, tangga, rencana atap/kap, kecuali untuk bangunan rumah tempat tinggal 1 (satu) lantai. o Sumur peresapan, septic tank, dan bak kontrol. o Untuk Bangunan Pagar (Denah, Tampak Potongan dan Situasi) 2. Perhitungan konstruksi yang dibuat oleh konsultan dan ditandatangani oleh perencana, bagi bangunan dengan : o Bentangan balok lebih dari 6 (enam) meter. o Ketinggian 2 (dua) lantai atau lebih bagi bangunan yang digunakan untuk kepentingan umum. o Ketinggian bangunan lebih dari 3 (tiga) lantai. o Konstruksi baja atau kayu yang bentangnya lebih dari 12 meter. o Konstruksi baja atau kayu yang ketinggian tiangnya lebih dari 6 (enam) meter perlantai. 3. Perhitungan rencana anggaran biaya (RAB) untuk bangunan Tower/Menara, Tanki, Gapura/Tugu dan Cerobong asap, serta renovasi bangunan. 16 hari kerja Jenis Pengukuran a b c d e f g h Luas tanah s/d 100 m Luas tanah > 100 m s/d 500 m Luas tanah > 500 m s/d 1000 m Luas tanah > 1000 m s/d 2000 m Luas tanah > 2000 m s/d 3000 m Luas tanah > 3000 m s/d 4000 m Luas tanah > 4000 m s/d 5000 m Luas tanah > 5000 m , setiap kelebihan s/d 1000 m dikenakan tambahan sebesar 1. 2. Besar Tarif Rp. 30.000,Rp. 40.000,Rp. 60.000,Rp. 80.000,Rp. 100.000,Rp. 120.000,Rp. 140.000,Rp. 150.000,-

Penolakan Permohonan IMB

3.

Tidak memenuhi persyaratan yang ditentukan. Bertentangan dengan rencana kota. o Bangunan yang direncakan tidak sesuai dengan peruntukan tanah pada lokasi dimaksud. o Diatas persil dimohon terdapat rencana jalan / pelebaran sehingga sisa luas tanah tidak dapat dibangun sesuai dengan persyaratan peruntukan. o Bangunan yang dimohon tidak sesuai ketentuan teknis lainnya. Mengganggu dan mengakibatkan kerusakan terhadap kelestarian, keserasian dan keseimbangan lingkungan.

89
389 PT. Ahassa Ciptanika

Penyusunan Zoning Regulation Kawasan Perkotaan Medan No 7 Identifikasi Penandatanganan IMB 4. 8 Ketentuan Lain

Laporan Antara

Keterangan Bertentangan dengan ketentuan perundangan yang berlaku. Luas Bangunan < 200 m ditandatangani oleh Kepala Dinas Tata Kota dan Tata Bangunan Kota Medan. Luas Bangunan > 200 m ditandatangani oleh Walikota Medan.

IMB dicabut apabila melanggar ketentuan izin yang diberikan atau dikemudian hari diketahui bahwa salah satu atau beberapa syarat-syarat untuk memperoleh izin mendirikan bangunan dimaksud tidak benar keabsahannya. Pekerjaan mendirikan bangunan dapat dimulaai setelah IMB diberikan oleh Kepala Daerah. Apabila pekerjaan mendirikan bangunan tidak dimulai setelah 6 (enam) bulan sejak izin diterbitkan tanpa alasan yang dapat diterima Kepala Daerah, maka izin dapat dicabut. Bangunan dapat dibongkar, apabila : o Pelaksanaan mendirikan bangunan bertentangan, tidak sesuai atau menyimpang dari izin yang telah diberikan. o Pelaksanaan mendirikan bangunan tidak memiliki izin. Sumber: web site Kota Medan dan Hasil Analisis, 2007

Gambar 3.21 Proses Pengurusan IMB

90
390 PT. Ahassa Ciptanika

Penyusunan Zoning Regulation Kawasan Perkotaan Medan

Laporan Antara

3. Keterangan Rencana Peruntukan (KRP) KRP adalah surat keterangan yang menyatakan informasi mengenai rencana peruntukan/ penggunaan atas suatu persil tanah. KRP berguna untuk: a. Mengetahui rencana peruntukan/penggunaan tanah pada suatu persil sesuai rencana kota. b. Pertimbangan di dalam pembelian atau mensertifikatkan tanah sehingga luas tanah yang akan diberikan atas haknya sesuai dengan rencana kota. c. Sebagai syarat permohonan IMB pembangunan pagar. KRP dibuat berdasarkan rencana kota dan memuat penjelasan mengenai: a. Bentuk dan ukuran persil b. Alamat persil c. Jalan dan rencana jalan di sekeliling persil d. Peruntukan tanah diatas persil e. Garis-garis sempadan f. Arah mata angin g. Skala gambar h. Tanah yang dikosongkan untuk rencana jalan dan sarana utilitas umum lainnya i. Biaya retribusi KRP

Dasar pengeluaran surat keterangan rencana peruntukan:

Peraturan Daerah Kota Medan No. 35 Tahun 2002 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kota Medan No. 4 Tahun 2001 Tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Dinas-Dinas Daerah di Lingkungan Pemerintah Kota Medan.

Peraturan Daerah Kota Medan No. 17 Tahun 2002 tentang Peruntukan Penggunaan Tanah. Pelaksanaan Perda tersebut diatur melalui Keputusan Walikota Medan No. 41 Tahun 2002 tentang Pelaksanaan Perda No. 17/2002 dan Keputusan Walikota Medan No. 61 Tahun 2002 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Peraturan Daerah Kota Medan No. 17 Tahun 2002.

91
391 PT. Ahassa Ciptanika

Penyusunan Zoning Regulation Kawasan Perkotaan Medan

Laporan Antara

Tabel III.34 Keterangan Rencana Peruntukan


No 1 2 3 Identifikasi Masa Berlaku Diproses pada Persyaratan Awal Keterangan Dinas Tata Kota dan Tata Bangunan Kota Medan 1. Keterangan Rencana Peruntukan (KRP) 2. Peta-peta kota 3. IMB (diberikan dalam bentuk lampiran Gambar Situasi) 4. Informasi secara lisan (informal) di Kantor Dinas o 1 (satu) foto copy Surat Tanah, Surat jual Beli, dll Fotocopy sertifikat yang dilegalisir oleh BPN/Notaris Fotocopy akta jual beli dari Notaris/Camat 1. Akta yang dikeluarkan Notaris dilegalisir oleh Notaris. 2. Akta yang dikeluarkan Camat dilegalisir oleh Camat. o 1 (satu) lembar foto copy KTP permohonan yang masih berlaku. o 1 (satu) lembar foto copy SPPT pelunasan PBB tahun terakhir dengan menunjukkan aslinya. o 1 (satu) lembar foto copy pelunasan SPPT tahun terakhir o Map berwarna biru 1 (satu) buah 16 hari kerja 1. 2. Sebelum penyerahan KRP, pemohon wajib membayar retribusi ke Kas Pemda Medan melalui Bendarahawan Penerima Dinas Tata Kota dan Tata Bangunan. Besarnya retribusi KRP yang harus dibayar pemohon ditetapkan dengan Peraturan Daerah Kota Medan No.17 Tahun 2002. Jumlah retribusi mengikuti ketentuan sebagai berikut :

Persyaratan

5 6

Lama waktu yang dibutuhkan Biaya Retribusi

Retribusi KRP = 0,0015 x NJOP x Luas Tanah NJOP = Nilai Jual Obyek Pajak per m pada PBB Luas Tanah = Luas tanah yang dimohonkan sesuai surat 7 Penolakan Permohonan KRP Suatu permohonan KRP ditolak jika : 1. Bertentangan dengan rencana kita. 2. Menganggu dan mengakibatkan kerusakan terhadap kelestarian, keserasian dan keseimbangan lingkungan. 3. Tidak sesuai persyaratan permohonan. 4. Luas persil tanah dimohon tidak sesuai peruntukannya. 5. Diatas persil dimohon terdapat rencana jalan/pelebaran sehingga sisa luas tanah tidak sesuai dengan peruntukannya. 6. Persil tanah dimohon berada di atas rencana peruntukan taman.

Sumber: web site Kota Medan dan Hasil Analisis, 2007

92
392 PT. Ahassa Ciptanika

Penyusunan Zoning Regulation Kawasan Perkotaan Medan

Laporan Antara

Gambar 3.22 Proses Pengurusan KRP

4. SK Menperindag RI No: 289/MPP/Kep/10/2001 tentang Prosedur Surat Izin Usaha Perdagangan (S I U P) Dasar dalam penyusunan SIUP Kota Medan yakni:

Peraturan Daerah Kota Medan No. 35 Tahun 2002 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kota Medan No. 4 Tahun 2001 Tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Dinas-Dinas Daerah di Lingkungan Pemerintah Kota Medan.

Peraturan daerah No. 10 Tahun 2002 tentang Retribusi Izin Usaha Industri, Perdagangan, Gudang/Ruangan dan Tanda Daftar Perusahaan. Tabel III.35 Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP)

No 1 2 4

Identifikasi Masa Berlaku Diproses pada Persyaratan

Keterangan selama perusahaan yang bersangkutan masih menjalankan kegiatan usaha perdagangan. Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Medan Perusahaan Yang Berbentuk Perseroan Terbatas (PT) 1. Foto Copy Akte Notaris Pendirian Perusahaan 2. Foto Copy Surat Keputusan Pengesahan Badan Hukum dari Menteri Kehakiman dan HAM RI. 3. Foto Copy Kartu Tanda Penduduk (KTP) Direktur Utama/Direktur, Komisaris/Komisaris Utama Perusahaan

93
393 PT. Ahassa Ciptanika

Penyusunan Zoning Regulation Kawasan Perkotaan Medan No Identifikasi 4. 5. 6. 7.

Laporan Antara

Keterangan Foto Copy NPWP Perusahaan Foto Copy HO Non Industri bagi kegiatan usaha perdagangan yang dipersyaratkan berdasarkan ketentuan Undang-Undang Gangguan (HO) Pas Photo Penanggung Jawab Perusahaan 3 x 4 sebanyak 2 lembar berwarna Neraca Awal Perusahaan

Perusahaan Berbentuk Koperasi 1. Foto Copy Akte Pendirian Koperasi yang telah mendapatkan Pengesahan dari Instansi berwenang 2. Foto Copy Kartu Tanda Penduduk (KTP) Pimpinan/Penanggung Jawab Koperasi 3. Foto Copy NPWP Perusahaan 4. Foto Copy HO Non Industri bagi kegiatan usaha perdagangan yang dipersyaratkan berdasarkan ketentuan Undang-Undang Gangguan (HO) 5. Neraca Awal Perusahaan 6. Pas Photo Penanggung Jawab Perusahaan 3 x 4 sebanyak 2 lembar berwarna Perusahaan Persekutuan (CV dan Fa) 1. Foto Copy Akte Pendirian Perusahaan/Akte Notaris yang telah didaftarkan pada Pengadilan Negeri 2. Foto Copy Kartu Tanda Penduduk (KTP) Pemilik/Penanggung Jawab Perusahaan 3. Foto Copy NPWP Perusahaan 4. Foto Copy HO Non Industri bagi kegiatan usaha perdagangan yang dipersyaratkan berdasarkan ketentuan Undang-Undang Gangguan (HO) 5. Neraca Awal Perusahaan 6. Pas Photo Penanggung Jawab Perusahaan 3 x 4 sebanyak 2 lembar berwarna Perusahaan Perorangan 1. Foto Copy Kartu Tanda Penduduk (KTP) Pemilik/Penanggung Jawab Perusahaan 2. Foto Copy NPWP Perusahaan 3. Foto Copy HO Non Industri bagi kegiatan usaha perdagangan yang dipersyaratkan berdasarkan ketentuan Undang-Undang Gangguan (HO) 4. Neraca Awal Perusahaan 5. Pas Photo Penanggung Jawab Perusahaan 3 x 4 sebanyak 2 lembar berwarna Pembukaan Cabang / Perwakilan Perusahaan 1. Foto Copy SIUP Perusahaan Pusat yang telah dilegalisir sebanyak 3 lembar 2. Foto Copy Akta Pendirian Perusahaan Kantor Pusat 3. Foto Copy Akte Notaris atau bukti lainnya tentang pembukaan Kantor Cabang Perusahaan 4. Foto Copy Pengesahan Badan hukum bagi Perseroan Terbatas

94
394 PT. Ahassa Ciptanika

Penyusunan Zoning Regulation Kawasan Perkotaan Medan No Identifikasi 5. 6. 7.

Laporan Antara

Keterangan Foto Copy Kartu Tanda Penduduk (KTP) Penanggung Jawab Kantor Cabang Perusahaan di tempat kedudukan Kantor Cabang Perusahaan. Copy Tanda Daftar Perusahaan (Kantor Pusat) Foto Copy HO Non Industri bagi kegiatan usaha perdagangan yang dipersyaratkan berdasarkan ketentuan Undang-Undang Gangguan (HO)

Sumber: web site Kota Medan dan Hasil Analisis, 2007

Gambar 3.23 Skema Prosedur Penerbitan Surat Izin Usaha Perdagangan

95
395 PT. Ahassa Ciptanika

Penyusunan Zoning Regulation Kawasan Perkotaan Medan

Laporan Antara

5. Izin Usaha Jasa Konstruksi (IUJK) Tabel III.36 Izin Usaha Jasa Konstruksi (IUJK)
No 1 2 4 Identifikasi Masa Berlaku Diproses pada Persyaratan Keterangan Bagian Bina Pogram Setda Kota Medan Kantor Walikota Medan 1. Mengisi formulir permohonan IUJK 2. Akte Pendirian Perusahaan 3. Fotocopy KTP Direktur dan Komisaris pada Akte Perusahaan 4. SKITU (H.O) 5. NPWP 6. Sertifikat Badan Usaha (SBU) yang diregistrasi LPJK-D 7. Phasfoto Direktur terbaru dan berwarna uk. 3x4 cm, 2 (dua) lembar 8. Fotocopy ijazah Tenaga Teknik (Tenaga Ahli) yang dilegalisir 9. Phasfoto Tenaga Teknik (Tenaga Ahli) terbaru dan berwarna uk. 2x3 cm, 2 lembar 10. Fotocopy KTP Tenaga Teknik (Tenaga Ahli) 7 (tujuh) hari a. K1, K2, K3 = Rp. 50.000,- (Lima puluh ribu rupiah) b. M1, M2 = Rp. 75.000,- (Tujuh puluh lima ribu rupiah) c. B = Rp.100.000,- (Seratus ribu rupiah)

5 6

Lama waktu yang dibutuhkan Biaya Retribusi

Sumber: web site Kota Medan dan Hasil Analisis, 2007

Gambar 3.24 Skema Prosedur Penerbitan Izin IUJK

96
396 PT. Ahassa Ciptanika

Penyusunan Zoning Regulation Kawasan Perkotaan Medan

Laporan Antara

6. Izin Industri Dasar dalam mengeluarkan izin industri adalah sebagai berikut:

Peraturan Daerah Kota Medan No. 35 Tahun 2002 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kota Medan No. 4 Tahun 2001 Tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Dinas-Dinas Daerah di Lingkungan Pemerintah Kota Medan.

Peraturan daerah No. 10 Tahun 2002 tentang Retribusi Izin Usaha Industri, Perdagangan, Gudang/Ruangan dan Tanda Daftar Perusahaan. Tabel III.37 Izin Industri

No 1 2 4

Identifikasi Masa Berlaku Diproses pada Persyaratan

5 6

Lama waktu yang dibutuhkan Biaya Retribusi

Keterangan - Selama kegiatan perusahaan masih berjalan/aktif - Selama tidak ada perubahan (nama, alamat, perluasan) Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Medan Foto copy Akta Pendirian Perusahaan (apabila perusahaan berbadan hukum) Foto copy HO bagi yang dipersyaratkan berdasarkan ketentuan Izin Usaha Industri Foto copy NPWP Foto copy Kartu Tanda Penduduk (KTP) (bukti diri lainnya) Pas photo ukuran 3 x 4 cm sebanyak 2 lembar Pengisian formulir permohonan 14 hari kerja Retribusi Izin Usaha Industri (IUI) : 1. Perusahaan Industri Kecil o Nilai Investasi Rp. 5 Juta s/d 50 Juta sebesar Rp. 150.000,o Nilai Investasi Rp. 50 Juta s/d 200 Juta sebesar Rp.300.000,2. Perusahaan Industri Menengah o Nilai Investasi Rp. 200 Juta s/d 2 Milyar sebesar Rp.600.000,o Nilai Investasi Rp. 2 Milyar s/d 5 Milyar sebesar Rp.900.000,3. Perusahaan Industri Besar sebesar Rp. 1.500.000,-

Sumber: web site Kota Medan dan Hasil Analisis, 2007

7. Izin Tempat Penjualan Minuman Beralkohol Tabel III.38 Izin Tempat Penjualan Minuman Beralkohol
No 1 2 4 Identifikasi Masa Berlaku Diproses pada Persyaratan Keterangan 1 (satu) tahun Bagian Perekonomian Setda Kota Medan, Kantor Walikota Medan lantai II 1.Pengisian formulir permohonan 2.Phasfoto uk. 3X4 cm, 2 (dua) lembar

97
397 PT. Ahassa Ciptanika

Penyusunan Zoning Regulation Kawasan Perkotaan Medan No Identifikasi

Laporan Antara

5 6

Lama waktu yang dibutuhkan Biaya Retribusi

Keterangan 3.Fotocopy KTP 4.fotocopy Izin tempat Penjualan minuman beralkohol tahun lalu 5.Surat keterangan Fiskal dari Dispenda Kota medan 6.Fotocopy Izin usaha 7 (tujuh) hari a. kawasan Perdagangan/NIaga: 1.Penjualan perbotol : Rp. 350.000,-/tahun 2.Penjualan eceran : Rp. 450.000,-/tahun 3.grosir : Rp. 650.000,-/tahun b. Kawasan pemukiman 1.Penjualan perbotol : Rp. 500.000,-/tahun 2.Penjualan eceran : Rp. 700.000,-/tahun c. Kawasan Perkantoran 1.Penjualan perbotol : Rp. 550.000,-/tahun 2.Penjualan ecerran : Rp. 750.000,-/tahun Sesuai dengan SK Walikota Medan No. 188.342/3930/SK/1998 tentaaang Pelaksanaan perdda No. 15 tahun 1998, bahwwa wilayah yang diberikan izinn ini adalah untuk 10 kecamatan: 1.Medan Kota 2.Medan Area 3.Medan Timur 4.Medan Perjuangan 5.Medan Barat 6. Medan Petisah 7. Medan Baru 8. Medan Polonia 9. Medan Maimun 10. Medan Belawan Dengan radius diatas 100 m dari rumah ibadah, sekolah, perkantoran.

Ketentuan lain

Sumber: web site Kota Medan dan Hasil Analisis, 2007

Gambar 3.25 Skema Prosedur Penerbitan Izin Tempat Penjualan Minuman Beralkohol

98
398 PT. Ahassa Ciptanika

Penyusunan Zoning Regulation Kawasan Perkotaan Medan

Laporan Antara

8. Izin Usaha Perfilman Dasar hukum yang digunakan dalam pengurusan izin usaha perfilman adalah Perda Nomor 11 Tahun 2002 tentang Retribusi izin Usaha Perfilman. Izin usaha perfilman diproses pada Dinas Informasi Komunikasi dan Pengelolaan data Elektronik. Gambar 3.26 Skema Pengurusan Izin Perfilman

9. SK Walikota No. 21 Tahun 2000 dan No. 106 Tahun 2002 tentang Izin Reklame Tabel III.39 Izin Reklame
No 1 2 4 5 6 Identifikasi Masa Berlaku Diproses pada Persyaratan Lama waktu yang dibutuhkan Biaya Retribusi Keterangan 1 (Satu) Tahun Dinas Pertamanan Kota Medan 1. Pengisian Formulir Permohonan 2. Photo Copy KTP 3. Denah Lokasi 7 (tujuh) hari a. Perhitungan Pajak Merek Usaha : Tarif x Luas Ukuran x 25 % + Rp. 2500,b. Perhitungan Pajak Reklame : ( Tarif + Nilai Strategis ) x 25 % + Rp. 2500,c. Perhitungan Retribusi ( yang berdiri diatas Tanah Pemko ) : Tarif x Panjang x 365 Hari.

Sumber: web site Kota Medan dan Hasil Analisis, 2007

99
399 PT. Ahassa Ciptanika

Penyusunan Zoning Regulation Kawasan Perkotaan Medan

Laporan Antara

Gambar 3.27 Skema Prosedur Penerbitan Izin Penyelenggaraan Reklame

3.7.3 Ruang.

Peran Serta Masyarakat

Peran serta masyarakat dijamin dalam Undang-undang No.26 tahun 2007 tentang Penataan

3.7.3.1 Hak dan Kewajiban Dalam penataan ruang, setiap orang berhak untuk: 1. Mengetahui rencana tata ruang; 2. Menikmati pertambahan nilai ruang sebagai akibat penataan ruang; 3. Memperoleh penggantian yang layak atas kerugian yang timbul akibat pelaksanaan kegiatan pembangunan yang sesuai dengan rencana tata ruang; 4. Mengajukan keberatan kepada pejabat berwenang terhadap pembangunan yang tidak sesuai dengan rencana tata ruang di wilayahnya; 5. Mengajukan tuntutan pembatalan izin dan penghentian pembangunan yang tidak sesuai dengan rencana tata ruang kepada pejabat berwenang; dan 6. Mengajukan gugatan ganti kerugian kepada pemerintah dan/atau pemegang izin apabila kegiatan pembangunan yang tidak sesuai dengan rencana tata ruang menimbulkan kerugian.

100
3100 PT. Ahassa Ciptanika

Penyusunan Zoning Regulation Kawasan Perkotaan Medan

Laporan Antara

Dalam penataan ruang, setiap orang wajib: 1. Menaati rencana tata ruang yang telah ditetapkan; 2. Memanfaatkan ruang sesuai dengan izin pemanfaatan ruang dari pejabat yang berwenang; 3. Mematuhi ketentuan yang ditetapkan dalma persyaratan izin pemanfaatan ruang; dan 4. Memberikan akses terhadap kawasan yang oleh ketentuan peraturan perundnagundnagan dinyatakan sebagai milik umum. 3.7.3.2 Sanksi Administratif Setiap orang yang melanggar kewajiban dalam penataan ruang maka dapat dikenai sanksi admnistratif, dapat berupa: 1. Peringatan tertulis; 2. Penghentian sementara kegiatan; 3. Penghentian sementara pelayanan umum; 4. Penutupan lokaso 5. Pencabutan izin; 6. Pembatalan izin; 7. Pembongkaran bangunan; 8. Pemulihan fungsi ruang; dan/atau 9. Denda administratif. 3.7.3.3 Peran Masyarakat Penyelenggaraan penataan ruang dilakukan oleh pemerintah dengan melibatkan peran masyarakat, antara lain melalui: 1. Partisipasi dalam penyusunan rencana tata ruang; 2. Partisipasi dalam pemanfaatan ruang; dan 3. Partisipasi dalam pengendalian pemanfaatan ruang. Masyarakat yang dirugikan akibat penyelenggaraan penataan ruang dapat mengajukan gugatan melalui pengadilan.

101
3101 PT. Ahassa Ciptanika

Penyusunan Zoning Regulation Kawasan Perkotaan Medan

Laporan Antara

3.8 3.8.1

MASALAH DAN POTENSI WILAYAH PERENCANAAN Permasalahan Penataan Ruang Kota Medan

Permasalahan penataan ruang wilayah perencanaan Kota Medan meliputi permasalahan mulai dari tahap kebijakan penataan ruang yang ada, struktur ruang kawasan, guna lahan serta sarana dan prasarana perkotaan. 3.8.1.1 Kebijakan Penataan Ruang yang berlaku Saat ini kebijakan penataan ruang yang berlaku di wilayah perencanaan dan di Kota Medan pada umumnya adalah Rencana Sub-Sub Wilayah (RSSW) tahun 1979. Melihat dari tahun pembuatannya maka perubahan pemanfaatan ruang yang terjadi sejak lahirnya dokumen perencanaan itu sangat besar sehingga sangat sulit untuk dijadikan acuan dalam pemanfaatan dan pengendalian pemanfaatan ruang. Rencana tata ruang yang disusun setelah RSSW tahun 1979 belum ada yang ditetapkan secara resmi sebagai kebijakan pembangunan kota, sehingga tidak dapat dijadikan pedoman dalam penyusunan rencana rinci selanjutnya. 3.8.1.2 Struktur Ruang Struktur tata ruang sebuah kota dibangun berdasarkan sistem pelayanan yang efekif dan efisien untuk perkembangan suatu kota. Secara umum Kota Medan direncanakan mempunyai 2 pusat inti yaitu Pusat Primer Polonia dan Pusat Primer Belawan. Untuk mendukung pusat tersebut maka ditetapkan 8 pusat pelayanan sekunder yang melayani 9 Bagian Wilayah Kota (BWK) atau 21 Kecamatan di Kota Medan. Disamping itu untuk setiap lingkungan maka dibentuk pusat-pusat kegiatan lingkungan dengan kriteria dan kebutuhan sarana dan prasarana yang telah ditentukan. Dalam pelaksanaannya struktur tata ruang harus didukung dengan jaringan jalan yang melayani pergerakan penduduk dari satu wilayah ke wilayah yang lain. Jaringan jalan yang dibangun diklasifikasikan menjadi jaringan jalan arteri, kolektor dan jaringan jalan lokal. Kriteria teknis klasifikasi jalan ini merupakan ketetapan yang harus dilaksanakan untuk membentuk struktur tata ruang Kota Medan yang baik.

102
3102 PT. Ahassa Ciptanika

Penyusunan Zoning Regulation Kawasan Perkotaan Medan

Laporan Antara

Sampai saat ini struktur tata ruang Kota Bandung belum dapat dilaksanakan dengan baik yang diakibatkan berkumpulnya pelayanan pada satu wilayah tertentu. Dalam kasus ini, wilayah perencanaan memiliki berbagai fasilitas pelayanan yang berskala kota maupun regional. Hal ini mengakibatkan pergerakan menuju wilayah ini sangat besar, khususnya untuk memanfaatkan fasilitas-fasilitas tersebut. Permasalahan internal di wilayah perencanaan dimana dukungan untuk memperoleh pergerakan yang efisien tidak berlangsung dengan baik. Hambatan lalu lintas sebagai efek dari aktifitas tertentu menjadikan perjalanan menjadi semakin lama. Disamping itu aktifitas di sepanjang jalan yang menjadi jalur utama pergerakan antar wilayah kurang memperhitungkan aspek kelancaran lalu lintas. Kegiatan-kegiatan yang sering mengganggu pola pergerakan adalah kegiatan perparkiran dan sirkulasi kendaraan yang masuk ke kawasan tersebut. Pola pergerakan lalu lintas banyak yang memiliki pola stau arah sehingga mengakibatkan pergerakan yang terjadi lebih panjang. Pola persebaran fasilitas khususnya fasilitas yang mempunyai hirarki yang jelas dan tidak tersebar merata dan ditambah lagi dengan beban yang datang dari wilayah sekitarnya. Secara umum pelayanan kegiatan pada beberapa wilayah cukup untuk pelayanan penduduk di wilayah tersebut. Namun pada kenyataannya ada faktor lain yang menyebabkan penduduk suatu wilayah tidak menggunakan fasilitas yang tersedia di wilayah tersebut. Jaringan jalan sebagai pendukung pergerakan orang dan barang harus memutar untuk mencapai suatu tempat. 3.8.1.3 Guna Lahan Pola penggunaan lahan merupakan bagian fisik kota yang dapat menunjukkan citra kota secara langsung. Penggunaan lahan di Kota Medan sangat bercampur, tidak terbentuk pola penggunaan lahan yang terstruktur. Hal ini tidak terlepas dari dokumen rencana kota yang tidak detail sehingga menyulitkan dalam mengeluarkan ijin pemanfaatan ruang. Kecenderungan penggunaan lahan di wilayah perencanaan adalah mix land use yang tidak beraturan.

103
3103 PT. Ahassa Ciptanika

Penyusunan Zoning Regulation Kawasan Perkotaan Medan

Laporan Antara

Penggunaan lahan di Kota Medan, khususnya di wilayah perencanaan sangat didominasi oleh bangunan ruko, dimana bangunan ruko tersebut dapat dimanfaatkan dengan kegiatan apa saja karena tidak ada ketentuan yang mengatur untuk itu. Ketidakteraturan penggunaan lahan dan bangunan berawal dari hal tersebut. Selain itu, aktivitas perdagangan dan jasa berkembang memita sepanjang jaringan jalan. Pola penggunaan lahan seperti ini kurang efektif karena menimbulkan bangkitan pergerakan yang lebih besar dibandingkan dengan aktivitas perdagangan dan jasa yang mengelompok (membentuk blok). Hal ini dapat dilihat dari tundaan arus lalu lintas pada jalan dengan aktivitas kiri kanan perdagangan dan jasa, seperti Jalan Yamin Ginting, Jalan Brigjen Katamso, dan jalan-jalan kecil diantaranya yang mulai dipadati aktivitas perdagangan dan jasa. Banyaknya bangunan-bangunan kosong yang sudah tidak berfungsi lagi juga mengganggu fisik kota, dimana bangunan-bangunan tersebut cenderung tidak terawat dan merusak ccitra visual lingkungan sekitarnya. Peninjauan kembali tentang izin-izin pembangunan dalam kota perlu dilakukan untuk menghindari hal-hal tersebut. 3.8.1.4 Sarana dan Prasarana Perkotaan A. Sistem Transportasi Berdasarkan data dari Dinas Perhubungan (Studi Manajemen Lalu Lintas Kota Medan) permasalahan ruas jalan secara garis besar dapat disimpulkan sebagai berikut: On-street parkir Naik turun penumpang angkutan umum pada lokasi yang sembarangan Adanya lalu lintas yang bercampur (mix-traffic) Pedagang kaki lima yang berkegiatan di trotoar dan perkerasan jalan Pejalan kaki berjalan pada perkerasan jalan Kendaraan tidak bermotor yang parkir pada sembarang tempat Lokasi pemberhentian angkutan umum Berdasarkan Kajian Studi Manajemen Transportasi Kota Medan dan pengamatan lapangan terhadap ruas-ruas jalan di kawasan perencanaan terdapat beberapa ruas jalan yang bermasalah, yaitu ruas jalan yang memiliki arus lalulintas yang tinggi namun kapasitas

104
3104 PT. Ahassa Ciptanika

Penyusunan Zoning Regulation Kawasan Perkotaan Medan

Laporan Antara

optimalnya tidak tercapai sebagai akibat tingginya gangguan samping yang terjadi. Berikut adalah ruas-ruas jalan yang bermasalah di lokasi perencanaan : Tabel III.40 Lokasi Ruas dan simpang Jalan Bermasalah di Wilayah Perencanaan
No. 1. Ruas Jalan Jl. Pemuda Permasalahan Adanya pusat perbelanjaan sehingga terjadi: o arus keluar masuk kendaraan untuk parkir o Kendaraan umum (becak, taxi) menunggu penumpang di depan pusat perbelanjaan Penyebrangan pejalan kaki tinggi Angkutan umum menaikan dan menurunkan penumpang pada sembarang tempat Arus kendaraan tinggi Adanya pusat perbelanjaan sehingga terjadi: o arus keluar masuk kendaraan untuk parkir parkir becak mesin Penyebrangan pejalan kaki tinggi Angkutan umum menaikan dan menurunkan penumpang pada sembarang tempat 5. Jl. Iskandar Muda (Ruas Jalan) Arus kendaraan tinggi Arus pejaln kaki/ penyebrangan jalan tinggi Parkir becak dan mobil pribadi Angkutan umum menaikan dan menurunkan penumpang pada sembarang tempat Adanya pusat perbelanjaa Arus kendaraan tinggi Arus pejaln kaki/ penyebrangan jalan tinggi Parkir becak dan mobil pribadi Angkutan umum menaikan dan menurunkan penumpang pada sembarang tempat Adanya pusat perbelanjaan

2.

Jl. Balai Kota Jl.HM Yamin

3.

Jl. Adam Malik Jl. Guru Patimpus Jl.Kapten Maulana Jl.Gatot Subroto

4.

Jl. Gatot Subroto Jl. Iskandar Muda

Arus kendaraan tinggi Arus pejaln kaki/ penyebrangan jalan tinggi Parkir becak dan mobil pribadi Angkutan umum menaikan dan menurunkan penumpang pada sembarang tempat Adanya pusat perbelanjaan

6.

Jl. Jamin Ginting Jl.Dr. Mansyur

Arus penyebrangan tinggi Angkutan umum menaikan dan menurunkan penumpang di sembarang tempat Parkir becak dan mobil Pedangan kaki lima di trotoar Adanya kegiatan perdagagan pada koridor Adanya kampus USU

105
3105 PT. Ahassa Ciptanika

Penyusunan Zoning Regulation Kawasan Perkotaan Medan No. 7. Ruas Jalan Jl. Jamin Ginting Jl.Sembada

Laporan Antara

Permasalahan Arus penyebrangan tinggi Angkutan umum menaikan dan menurunkan penumpang di sembarang tempat Parkir becak dan mobil Pedangan kaki lima di trotoar Adanya kegiatan perdagagan pada koridor Arus kendaraan tinggi Parkir becak Angkutan umum menaikan dan menurunkan penumpang pada sembarang tempat Arus kendaraan tinggi Arus pejaln kaki/ penyebrangan jalan tinggi Parkir becak dan mobil pribadi Angkutan umum menaikan dan menurunkan penumpang pada sembarang tempat

8.

Jl. Jamin Ginting Jl.S. Parman Jl. Iskandar Muda Jl.Wahid Hasyim

9.

Jl. Gatot Subroto Jl.Ayahanda Jl. Darussalam

10.

Jl. Gatot Subroto Jl.Kapten Muslim Mayjen Supomo

Arus kendaraan tinggi Arus pejaln kaki/ penyebrangan jalan tinggi Parkir becak dan mobil pribadi Angkutan umum menaikan dan menurunkan penumpang pada sembarang tempat Adanya kegiatan perdagangan Arus kendaraan tinggi Parkir kendaraan pada badan jalan Arus kendaraan tinggi Parkir kendaraan pada badan jalan

11. 12. 13.

Jl. Imam Bonjol Jl. Letjen Suprapto Jl. Jendral Sudirman Jl. Ir.H. Djuanda Jl. Multatuli Jl. Putri Hijau Jl. Guru Patimpus Jl.Balai Kota

14.

Jl. Iskandar Muda Jl.Gajah Mada

Arus kendaraan tinggi Adanya pusat perbelanjaan sehingga terjadi: o arus keluar masuk kendaraan untuk parkir parkir becak mesin Penyebrangan pejalan kaki tinggi Angkutan umum menaikan dan menurunkan penumpang pada sembarang tempat Arus kendaraan tinggi Angkutan umum menaikan dan menurunkan penumpang pada sembarang tempat Adanya PKL Arus kendaraan tinggi Angkutan umum menaikan dan menurunkan penumpang pada sembarang tempat Adanya stasiun Asrus pejalan kaki/penyebrangan jalan tinggi Arus kendaraan tinggi Angkutan umum menaikan dan menurunkan penumpang pada sembarang tempat

15.

Jl. Stasiun Kereta Api

16.

Jl. Diponegoro Jl. HZ. Arifin

106
3106 PT. Ahassa Ciptanika

Penyusunan Zoning Regulation Kawasan Perkotaan Medan No. 17. Ruas Jalan Jl. Imam Bonjol Jl.HZ Arifin Jl. Palang Merah Jl. Ahmad Yani Jl.Raden Saleh Jl. Balai Kota Jl. Mayjen S. Parman Jl HZ. Arifin Jl. Mayjen S. Parman Jl. Mangkubumi Jl. Masjid Jl. Mayjen S. Parman Jl. Jend. Sudirman Jl. Palang Merah Jl. Mangkubumi Jl. Mesjid (simpang) Jl. Jamin Ginting Jl. Sempada (simpang) Jl. HM. Yamin Jl. Sutomo (simpang) Jl.Gatot Subroto Jl. Ayahanda Jl. Darussalam (simpang) Jl. Stasiun Kereta Api Jl. MT Haryono (simpang) Jl. Brigjen Katamso Jl. Suprapto Jl. Pandu Jl. Pemuda (simpang)

Laporan Antara

Permasalahan Arus kendaraan tinggi Angkutan umum menaikan dan menurunkan penumpang pada sembarang tempat Arus kendaraan tinggi Angkutan umum menaikan dan menurunkan penumpang pada sembarang tempat Arus kendaraan tinggi Arus kendaraan tinggi Arus kendaraan tinggi Arus kendaraan tinggi Arus kendaraan tinggi Arus kendaraan tinggi Arus kendaraan tinggi Arus kendaraan tinggi

18.

19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27.

Arus kendaraan tinggi Parkir kendaraan Angkutan menaikan dan menurunkan penumpang pada sembarang tempat Sumber : Dinas Perhubungan Kota Medan, 2007 dan pengamatan lapangan

Jalan-jalan yang disebutkan di atas adalah jalan-jalan dengan aktivitas perdagangan dan jasa yang padat, dimana tarikan yang dihasilkan oleh aktivitas tersebut cukup tinggi. Tarikan pergerakan yang tinggi tidak disertai dengan pemenuhan prasarana pendukung yang memadai seperti sarana parkir, pedestrian serta tempat pemberhentian angkutan umum atau halte. Selain itu jaringan jalan yang tidak menerus dan penyempitan lebar jalan juga memberikan dampak terhadap kemacetan yang terjadi. B. Sistem Utilitas 1. Terjadi peningkatan volume timbulan sampah, disebabkan: a. Jumlah pertumbuhan penduduk plus commuters terus meningkat b. Konsentrasi penduduk di perkotaan atau kawasan industri c. Perubahan pola konsumsi masyarakat karena meningkatnya kesejahteraan ekonomi.

107
3107 PT. Ahassa Ciptanika

Penyusunan Zoning Regulation Kawasan Perkotaan Medan

Laporan Antara

d. Pergeseran teknik penanganan makanan (kemasan) dengan menggunakan plastik dan kaleng. e. Meningkatnya limbah industri. 2. Masih ada sementara masyarakat yang membuang sampah sembarang waktu dan tempat. 3. Berkembangnya areal prmukiman baru yang tidak dilengkapi fasilitas persampahan yang memenuhi syarat. 4. Terbatasnya dana yang tersedia. 5. Tarif retribusi persampahan belum dapat diimplementasikan sepenuhnya, khususnya di wilayah pinggiran Kota Medan. 6. Para penghuni perumahan/realestate masih membayar retribusi persampahan langsung kepada pengusaha perumahan (developer). 7. Pengelolaan sampah di TPA masih mempergunakan metode open dumping sehingga dapat berakibat tercemarnya lingkungan (tanah, air dan udara). 8. Sulitnya mencari lahan TPA yang baru yang jauh dari permukiman penduduk. 9. Pembuatan TPA yang baru membutuhkan biaya yang cukup besar. 3.8.1.5 Tata Bangunan Aspek tata bangunan di Kota Medan kurang mendapat perhatian dalam arahan pengembangan Kota Medan, wilayah perencanaan pada khususnya. Hal ini dapat dilihat dari ketidakteraturan ketinggian bangunan pada setiap blok-blok atau ruas jalan. Hal ini secara langsung dan tidak langsung mengurangi nilai estetis kawasan perkotaan. 3.8.1.6 Pengelolaan Bangunan Permasalahan utama dari aspek pengelolaan bangunan adalah mekanisme perijinan. Izin yang dikeluarkan di Kota Medan melibatkan beberapa instansi yang memiliki kewenangan masingmasing dalam mengeluarkan izin, khususnya izin pemanfaatan ruang. Izin-izin yang dikeluarkan oleh Pemerintah Kota Medan yang terkait dengan tata ruang serta instansi yang mengeluarkan adalah sebagai berikut :

108
3108 PT. Ahassa Ciptanika

Penyusunan Zoning Regulation Kawasan Perkotaan Medan

Laporan Antara

Tabel III.41 Izin Pemanfaatan Ruang Dan Instansi Yang Mengeluarkan Di Kota Medan
No 1 2 3 4 5 6 7 8 Izin Izin Undang-Undang Gangguan (UUG)/HO Izin Mendirikan Bangunan (IMB) Keterangan Rencana Peruntukan (KRP) SIUP Izin Usaha Jasa Konstruksi (IUJK) Izin Industri Izin Tempat Penjualan Minuman Beralkohol Izin Usaha Perfilman Instansi yang Mengeluarkan Bagian Hub. Antar Kota dan Daerah Setda Kota Medan Dinas Tata Kota dan Tata Bangunan Kota Medan Dinas Tata Kota dan Tata Bangunan Kota Medan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Medan Bagian Bina Pogram Setda Kota Medan Kantor Walikota Medan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Medan 8agian Perekonomian Setda Kota Medan, Kantor Walikota Medan lantai II Dinas Informasi Komunikasi dan Pengelolaan data Elektronik Dinas Pertamanan Kota Medan

9 Izin Reklame Sumber: Hasil Analisis, 2007

Hal utama lainnya adalah menyangkut rencana tata ruang yang dijadikan acuan dalam perijinan. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, dokumen rencana yang saat ini digunakan sebaga acuan adalah Rencana Sub-Sub Wilayah Tahun 1979 dengan klasifikasi penggunaan lahan yang sangat umum. Hal ini mengakibatkan kesulitan interpretasi pada tahap memanfaatkan rencana tersebut pada saat proses perijinan. 3.8.2 Potensi Penataan Ruang Kawasan Perkotaan Medan

Terlepas dari berbagai permasalahan yang dimiliki oleh wilayah perencanaan, pada dasarnya wilayah ini pun memeiliki berberapa potensi yang dapat dimanfaatkan dan dioptimalkan untuk menjadi kawasan yang lebih baik. Potensi-potensi yang dimaksud diantaranya: Ketersediaan Ruang Terbuka Hijau Sesuai dengan identifikasi awal dan dari data sekunder wilayah perencanaan memiliki ruang terbuka yang dapat berfungsi ekologis dan sosial paling banyak diantara wilayah/kecamatan lain di Kota Medan. Hal ini merupakan potensi yang besar untuk membentuk lingkungan permukiman dan lingkungan perkotaan yang lebih indah dan sehat.

109
3109 PT. Ahassa Ciptanika

Penyusunan Zoning Regulation Kawasan Perkotaan Medan

Laporan Antara

Kawasan Cagar Budaya Wilayah Perencanaan merupakan kawasan pusat Kota Medan atau Medan lama, dimana masih banyak terdapat peninggalan bangunan-bangunan lama yang bernilai sejarah dan artistik. Bangunan-bangunan ini cukup beragam langgamnya, seperti langgam klasik (Bank Satnadard Chartered), langam kolonial tropis (Kantor Gubernur), langgam elektik, langgam malaya, langgam india dan langgam china. Keanekaragaman ini dapat dikemas sebagai komoditas kota yang tidak hanya memiliki nilai sejarah juga memiliki nilai ekonomis.

Pusat Perdagangan Wilayah perencanaan merupakan kawasan pusat perdagangan dimana pusat-pusat perbelanjaan terbesar di Kota Medan berada di wilayah perencanaan.

110
3110 PT. Ahassa Ciptanika

You might also like