You are on page 1of 35

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Bali adalah sebuah pulau indah yang kaya dengan keberagaman dan keindahan seni budayanya. Seni dan budaya ini berkembang secara turun temurun dan telah berlangsung dari berabad-abad lalu. Seni itu terpelihara dalam tatanan masyarakat Bali karena adanya nilai dalam seni itulah yang membuat seni itu terpelihara hingga kini. Sehubungan dengan itu, Hadi (2006:263 menyatakan bah!a: Seni menun"uk pada keteraturan susunan bagian dari bentuk seni atau aspek bentuk keselarasan unsur ataupun p#la yang mempersatukan bagianbagiannya atau aspek teknik. $etapi di samping itu yang lebih penting adalah sesuatu yang bersangkutan dengan aspek isi atau makna maupun pesan-pesan yang dikandungnya. %aya tarik seni tidak hanya pada keselarasan antara aspek bentuk dari seni tersebut akan tetapi dikarenakan "uga ada aspek teknik, dan utamanya aspek isi berupa nilai-nilai atupun amanat-amanat yang tersimpan di dalamnya. %ari aspekaspek tersebut, karya, cipta dan karsa manusia dapat diungkapkan dalam sebuah bentuk seni pertun"ukan. &engenai seni pertun"ukan, '#rda (())6:6* menyatakan: Seni pertun"ukan itu meliputi: (( Seni arca adalah seni tentang arca dilihat dari segi tekniknya (gaya cara dan ketentuan pembuatannya , (2 Seni drama adalah seni mengenai pelak#nan di pentas, (3 Seni kriya adalah seni kera"inan tangan, (* Seni lukis adalah seni mengenai gambar-menggambar dan lukis melukis, (+ Seni pahat adalah seni tentang pahat dan memahat dalam pembuatan patung, (6 Seni sastra adalah seni mengenai karang mengarang, (, Seni suara adalah seni #lah suara atau bunyi, (- Seni tari adalah seni mengenai tari menari.

%ari sekian banyak seni yang ada, yang paling menyita perhatian adalah seni sastra. Seperti yang diketahui bah!a perkembangan seni sastra Bali berkembang begitu pesat. $im .enyusun Se"arah Bali (()-6 : (*0-(*, menyebutkan bah!a setelah runtuhnya kera"aan &a"apahit pada abad ke (+, perkembangan seni sastra di Bali merupakan kelan"utan tradisi /a!a 0un# yang berkembang cukup pesat. Hal ini dilihat dari banyaknya kemunculan hasil karya sastra pada masa "ayanya 0era"aan 'elgel di 0lungkung abad ke (+. .esatnya perkembangan seni sastra Bali "uga dipengaruhi #leh aspekaspek yang tentunya tidak terlepas dari keberadaan Bali seperti halnya dengan eksistensi 1gama Hindu dan "ati diri nama Bali sebagai pulau seni. &ariss#n (tt:( menyatakan bah!a: 2Sastra Bali telah bertahan se"ak 3aman /a!a 0un# dan se"ak tradisi menulis /a!a-Bali yang dipengaruhi #leh nuansa Hindu "uga #leh seni lukis, musik, tari, dan drama4 selain itu, bahasa Bali pun digunakan untuk menginterpretasikan situasi daerahnya dengan lebih p#puler.2 &elalui cipta sastra, manusia mengapresiasikan diri dan menun"ukkan eksistensi dirinya dalam kehidupan yang dituangkan dalam nilai-nilai, pesan m#ral dan nasehat-nasehat yang terdapat dalam sastra yang diciptanya seperti halnya kata 5sten (()-,:- yang menyatakan 6melalui cipta sastra, pengarang mampu memperlihatkan nilai yang lebih tinggi, dan mena7sirkan makna hidup, serta hakikat hidup.2 Sebagaimana dikatakan H#race (dalam .rad#p#, ()), : 2-3 bah!a : 8ungsi Seni Sastra adalah Pulce et Uttle (menyenangkan dan berguna , ini berarti karya sastra Bali diharapkan dapat memberikan tuntunan-tuntunan hidup. 0arena si7at berguna dan menyenangkan itulah sebuah karya sastra

harus dianalisis untuk mengetahui isi kandungannya itu. Hakikat 7ungsi dari seni sastra tersebut dapat dilihat pada salah satu sastra tradisi#nal yaitu geguritan. %engan demikian karya sastra selain sebagai kesatuan aspek seni sekaligus memberikan tuntunan hidup. 0arya sastra "uga memiliki peran penting dalam usaha pembinaan mental dan spiritual manusia. 9ntuk itu, masyarakat diharapkan tetap mengembangkan kesenian sastra ini khususnya geguritan. Selan"utnya pandangan mengenai karya sastra, utamanya geguritan, seperti diungkapkan #leh 1gastya (()-0 : 2+ , yang menyatakan bah!a : 20arya sastra geguritan mempunyai peranan penting dalam usaha pembinaan mental dan spiritual masyarakat Bali dalam rangka mengembangkan kesenian khususnya dan kebudayaan Bali pada umumnya2. /adi, secara langsung ataupun tidak langsung, keberadaan seni sastra khususnya geguritan, penting dan rele:an untuk diterapkan dalam kehidupan masyarakat. %isamping itu geguritan "uga memiliki peranan sebagai penun"ang kesenian, seperti dinyatakan $usti 5dy bah!a: 6drama sebagai salah satu genere seni sastra diambil dari sastra kidung dan geguritan. Sastra Bali tradisi#nal tidak memiliki drama dalam bentuk teks, tetapi memiliki berbagai bentuk seni lak#n yang keberadaannya ditun"ang #leh sastra kidung dan geguritan.2

(!!!.balip#st.c#m, dip#sting tanggal ) &aret 20(( %iantara geguritan-geguritan yang ada, terdapatlah geguritan Burayut. Sebagaimana geguritan lainnya, geguritan Burayutpun sarat makna. 0arya sastra tradisi#nal geguritan merupakan suatu kesatuan aspek seni dalam rangkaian sastra yang disusun dalam bait-bait puisi yang disebut pupuh. %alan bait-bait pupuh ini terselip hal-hal yang mengk#nsepsikan hal penting yang

disebut dengan nilai. ;ilai-nilai itu mencakup tuntunan hidup, tentang kebenaran, amanat dan nasehat. 1gastya (()-0 : 2 menyatakan bah!a : 2secara umum karya sastra tradisi#nal (geguritan memiliki isi sebagai satu kesatuan sastra dengan nilai-nilai spiritual, kemanusiaan, dan kebenaran yang uni:ersal dan hakiki2. Semua ini memang tergambar dalam karya sastra diantara geguritan-geguritan yang ada. 0arya sastra tradisi#nal seperti halnya geguritan masih banyak perlu digali isinya, dan masih rele:an diterapkan dalam kehidupan saat ini. Sebagai suatu upaya nyata dalam pelestarian naskah karya sastra pada khususnya dan kebudayaan Bali pada umumnya. 0arena itulah karya sastra Geguritan Burayut sebagai salah satu "enis karya sastra tradisi#nal yang berbentuk tembang, sampai sekarang mendapatkan tempat di hati masyarakat dengan nilai-nilai yang bersi7at uni:ersal yang terkandung di dalamnya. ;ilai pendidikan 1gama Hindu dalam Geguritan Burayut penting diungkapkan sehingga aspek-aspek yang membangun geguritan ini dapat dipahami secara mendalam, dan diman7aatkan bagi terciptanya kedamaian hidup masyarakat Bali. %ari latar belakang inilah, maka penting untuk mengka"i aspek yang membangun geguritan Burayut utamanya nilai-nilai pendidikan 1gama Hindu yang terkandung di dalamnya yang mencakup nilai tattwa dan susila. 1.2 Identifikasi Masalah %ari latar belakang yang telah dipaparkan di atas muncul beberapa masalah yang akan diangkat dalam ka"ian terhadap Geguritan Burayut. 1dapun permasalahan-permasalahan yang dapat diidenti7ikasi adalah sebagai berikut :

(.2.(

&asyarakat masih ada yang belum mengetahui isi cerita Geguritan Burayut.

(.2.2

Sebagian masyarakat belum mengetahui pupuh yang ada dalam Geguritan Burayut.

(.2.3

&asyarakat

belum

keseluruhan

mengetahui

struktur

yang

membangun kesatuan cerita dalam Geguritan Burayut. (.2.* Sebagian masyarakat belum mengetahui nilai pendidikan yang terkandung dalam Geguritan Burayut. 1.3 Ruang Lingku Penelitian &engingat keterbatasan kemampuan serta luasnya lingkup masalah geguritan, maka dalam hal ini penulis hanya membatasi ka"ian tentang struktur 7#rma dan nilai pendidikan 1gama Hindu dalam Geguritan Burayut menyangkut tentang nilai Tattwa, dan Susila. 1.! Ru"usan Masalah Bertitik t#lak dari ruang lingkup masalah p#k#k di atas, maka dirumuskan masalah sebagai berikut : (.*.( (.*.2 Bagaimana struktur Geguritan Burayut? 1pa sa"a nilai pendidikan 1gama Hindu yang terkandung dalam Geguritan Burayut? 1.# $u%uan Penelitian Sesuai dengan masalah penelitian ini, maka tu"uan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah : (.+.( 9ntuk mengetahui struktur Geguritan Burayut.

(.+.2

9ntuk mengetahui nilai pendidikan 1gama Hindu dalam Geguritan Burayut.

1.& Manfaat Penelitian 1.&.1 Manfaat $e'retis Hasil penelitian ini diharapkan dapat di"adikan sebagai sumber in7#rmasi dalam pengembangan ilmu pengetahuan khususnya dalam hal geguritan, dan penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah pengetahuan masyarakat, khususnya tentang Geguritan Burayut. 1.&.2 Manfaat Praktis .enelitian ini secara praktis diharapkan dapat digunakan sebagai ped#man atau petun"uk pelaksanaan tentang nilai pendidikan 1gama Hindu yang tersirat dalam Geguritan Burayut guna meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat demi terciptanya kese"ahteraan hidup manusia yang selaras dengan tu"uan 1gama Hindu pada umumnya yaitu M ksartham !agadhita.

BAB II $IN(AUAN PU)$A*A

2.1 )truktur +'r"a *ar,a )astra Struktur adalah susunan yang memperlihatkan tata hubungan antara unsur pembentuk karya sastra atau rangkaian unsur yang tersusun secara terpadu (<aidan, 200,: ()* . Selan"utnya $eeu! (()-*:(+* men"elaskan bah!a: Struktur adalah suatu tahapan dalam penelitian yang sulit dihindari. Sebab te#ri struktur bertu"uan untuk memb#ngkar dan memaparkan secara cermat, seteliti, semendetail, semendalam mungkin yang berkaitan semua ansir dan aspek karya sastra yang bersama-sama menghasilkan karya yang menyeluruh. %ari pengertian di atas maka struktur geguritan adalah rangkaian unsur yang terpadu dari struktur karya sastra untuk memaparkan secara cermat aspek bentuk karya sastra dalam bentuk puisi berupa tembang yang terikat #leh pada lingsa. $entang struktur 7#rma, =isnu (200( : 33 menyatakan bah!a : 6struktur 7#rma adalah salah satu bagian dari keseluruhan struktur karya sastra yang mengulas tentang bentuk atau kemasan dalam menampilkan karya sastra itu sendiri, dan memiliki hubungan yang signi7ikan dengan isi yang dikandungnya.2 Selan"utnya menurut 8ananie (2000:-3 : 2struktur 7#rma karya sastra adalah struktur yang tere7leksi dalam satuan teks. 0arena itu, struktur 7#rma karya sastra dapat disebut sebagai elemen atau unsur-unsur yang membentuk karya sastra.2 Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bah!a struktur 7#rma adalah bagian dari keseluruhan struktur karya sastra yang tere7leksi dalam satuan teks

sebagai elemen yang membentuk karya sastra dan memiliki hubungan yang signi7ikan dengan isi yang dikandungnya. 2.1.1 Bahasa &enurut >drus (tt : 60 bahasa adalah 6sistem lambang bunyi yang arbiter, yang dipergunakan #leh para angg#ta suatu masyarakat untuk beker"asama, berinteraksi dan mengidenti7ikasikan diri, percakapan (perkataan yang baik, tingkah laku yang baik, s#pan santun2. Senada dengan itu %epartemen .endidikan ;asi#nal (200+ : 30 menyatakan bah!a: 6bahasa adalah sistem lambang bunyi yang digunakan #leh angg#ta suatu masyarakat untuk beker"asama, berinteraksi dan mengidenti7ikasi dirinya2. Selan"utnya Hardani!ati (2003 : 3) menyatakan bah!a : 2bahasa adalah alat berhubungan manusia yang dihasilkan alat ucap manusia dan setiap karya sastra yang isi ceritanya merupakan maksud yang disampaikan pengarang melalui cerita dengan bahasa tulisan2. %engan demikian, dapat di"elaskan bah!a bahasa adalah sistem lambang bunyi yang dipakai sebagai alat berhubungan angg#ta masyarakat untuk beker"asama, berinteraksi dan mengidenti7ikasikan diri. %alam karya sastra, bahasa merupakan unsur yang dipakai untuk menyampaikan maksud pengarang yaitu dengan bahasa tulisan. 2.1.1.1 Raga" Bahasa ?agam bahasa merupakan penggunaan suatu cara berbahasa dalam karya sastra. ?agam bahasa didasarkan pada baik buruknya k#n#tasi penggunaan bahasa. ?agam bahasa dalam karya sastra didasarkan pada strati7ikasi yang

menurut Budha 'autama dan $inggen (dalam 1ntara, ())*:(6 dikel#mp#kkan men"adi tiga yaitu: ( Basa "lus terdiri dari Basa "lus Singgih, Basa "lus Mider, Basa "lus S r. 2 Basa Madia, 3 Basa #asar. Sedangkan menurut Su!i"a (2006:((-(+ menyatakan bah!a berdasarkan rasa bahasanya, Bahasa Bali dibagi men"adi empat yaitu: (( Basa #asar, (2 Basa "ndap, (3 Basa Madia, (* Basa "lus. Basa #asar dibagi atas Basa #asar Pisan dan Basa #asar !abag. Sedangkan Basa "lus dibagi atas "lus Singgih, "lus Mider dan "lus S r. @ebih lan"ut diuraikan sebagai berikut: ( Basa #asar Pisan adalah Bahasa Bali yang rasa bahasanya benar-benar tidak enak didengar dan sering dipakai saat bertengkar atau mengumpat. 2 Basa #asar !abag adalah Bahasa Bali yang dibangun #leh kata-kata Basa "ndap yang biasanya digunakan saat berbicara dengan teman sebaya atau saat bercanda gurau. 3 Basa "ndap adalah Bahasa Bali yang rasa bahasanya biasa, tidak kasar "uga tidak halus. * Basa Madia adalah Bahasa Bali yang kedengarannya halus, namun rasa bahasanya madia, sebab banyak dibangun kata-kata Basa "lus Madia. + Basa "lus Singgih adalah Bahasa Bali yang rasa bahasanya dipakai untuk #rang yang patut untuk dih#rmati. 6 Basa "lus S r adalah Bahasa Bali yang rasa bahasanya halus, dipakai untuk merendahkan diri atau yang pantas dip#sisikan dalam bahasa yang lebih rendah.

Basa "lus Mider adalah Bahasa Bali yang rasa bahasanya halus, sering dipakai berbicara dalam rapat, berbicara dengan #rang banyak. /adi ragam bahasa yang biasa digunakan dalam karya sastra geguritan

adalah Basa #asar Pisan, #asar !abag, Basa "ndap, Basa Madia, Basa "lus Singgih, Basa "lus S r, dan Basa "lus Mider. 2.1.1.2 -a,a Bahasa 1gni (200-:(( menyatakan bah!a: 6gaya bahasa adalah sesuatu yang dipakai dalam karangan baik secara lisan maupun tulisan yang me!akili pikiran dan perasaan pengarang2. Sedangkan 5sten (()-*:2- menyatakan bah!a: 6gaya bahasa adalah cara pengarang dalam mengungkapkan suatu pengertian dalam kata (7rase , kel#mp#k kata, dan kalimat2. Selan"utnya Sud"it# (dalam @ingga Si!i, 20(0:(20 menyatakan bah!a: gaya bahasa atau ma"as merupakan bahasa

7igurati7 dalam bentuk bahasa kias yang menghidupkan atau meningkatkan e7ek dan menimbulkan k#n#tasi tertentu. Sehingga, dapat disimpulkan bah!a gaya bahasa adalah cara pengarang dalam mengungkapkan suatu pengertian dalam kata (7rase , kel#mp#k kata, dan kalimat dalam bentuk bahasa kias yang menghidupkan atau meningkatkan e7ek dan menimbulkan k#n#tasi tertentu. %alam hal ini, 1gni (200-:(06-((- menyatakan ada empat "enis gaya bahasa atau ma"as dalam Bahasa >nd#nesia yaitu (( &a"as .erbandingan, (2 &a"as Sindiran, (3 &a"as .enegasan, (* &a"as .ertentangan. &a"as

.erbandingan seperti 1leg#ri, 1lusi#, Simile, &eta7#ra, 1ntr#p#m#r7isme, Sinestesia, 1nt#n#masia, 1ptr#nim, &et#nimia, Hip#k#risme, @it#tes, Hiperb#la, .ers#ni7ikasi, %epers#nA>kasi, .ars .r# $#t#, $#tem .r# .arte, 5u7emisme,

(0

%is7emisme, 8able, .arable, .er7rase, 5p#nim, Simb#lik, &a"as Sindiran seperti4 >r#ni, Sarkasme, Sinisme, Satire, >nnuend#. &a"as .enegasan seperti4 1p#7asis, .le#name, ?epetisi .ararima, 1literasi, .aralelisme, $aut#l#gi, Sigmatisme, 1ntanakiasis, 0limaks, 1nti 0limaks, >n:erse, ?et#ris, 5lipsis, 0#reksi#, .#lisindent#n, 1sindent#n, >nterupsi, 5ksklamasi#, 5numerasi#, .reterit#, 1l#nim, 0#l#kasi, Silepsis, <eugma. &a"as .ertentangan seperti .arad#ks, Bksim#r#n, 1nthitesis, 0#ntradiksi >nternimus, dan 1nark#nisme. 2.1.2 *'de )astra S#ep#m# ((),+:( menyatakan bah!a: 60#de merupakan :ariasi sebuah bahasa atau suatu bahasa dan berbagai bahasa yang ada pada k#sakata bahasa sebuah masyarakat n#n m#n#lingual yang sering digunakan arti-arti tertentu.2 Selan"utnya %am#n# (dalam .urnami, 200-:(* menyatakan k#de sastra adalah kata-kata dalam karya sastra tidak sekedar berperan sebagai alat menghubungkan pembaca dengan instuisi penyair, tetapi "uga sebagai #b"ek pendukung ima"inasi. Sehingga dapat di"elaskan bah!a k#de sastra adalah :ariasi bahasa dalam karya sastra yang tidak hanya berperan sebagai alat menghubungkan pembaca dengan instuisi penyair tetapi "uga sebagai #b"ek pendukung ima"inasi yang sering digunakan menyampaikan arti tertentu. 0#de sastra dalam geguritan adalah tembang. Tembang dapat diartikan sebagai lantunan lagu. >si sebuah karya sastra geguritan dalam penyampaiannya umumnya diucapkan dengan dinyanyikan atau ditembangkan. &enurut

Hardani!ati (2003 : 6)( menyatakan bah!a : 6 tembang adalah syair-syair yang berirama atau lagu untuk dinyanyikan2. Selan"utnya Budiyasa (()), : (

((

menerangkan bah!a : 2Tembang merupakan bagian seni yang dituangkan dalam alunan suara, irama, dan ritme.2 /adi dapat di"elaskan bah!a tembang adalah penyampaian isi dari sebuah karya sastra dalam bentuk alunan suara, syair-syair yang berirama atau lagu untuk dinyanyikan dengan ritme tertentu. 2.2 )truktur Naratif *ar,a )astra &engenai pengertian struktur narati7, =isnu (200(:33 menyatakan

bah!a: 6struktur narati7 adalah salah satu bagian dari keseluruhan karya sastra yang mengulas tentang bentuk dalam menampilkan suatu karya sastra2. 0emudian .aryatna (2006:(+ menyatakan bah!a: 6struktur narati7 merupakan suatu bagian dari keseluruhan karya sastra, mengulas tentang bentuk atau kemasan dalam menampilkan karya sastra itu dan memiliki hubungan dengan isi yang dikandungnya2. %engan demikian, dapat di"elaskan bah!a struktur narati7 adalah suatu bagian dari keseluruhan karya sastra yang mengulas tentang bentuk atau kemasan dalam karya sastra tersebut dan memiliki hubungan yang signi7ikan dengan isi yang dikandungnya. Struktur narati7 terdiri atas sin#psis, tema dan amanat, latar, t#k#h, dan alur. 2.2.1 )in' sis Sin#psis menurut #amus Bahasa $nd nesia yaitu 6kata benda abstraksi, ringkasan sebuah tulisan atau karangan yang diterbitkan bersama-sama dengan keterangan asli, ringkasan cerita yang ditampilkan di depan cerita yang utuh2 ($im .rima .ena, tt : +)- . Selan"utnya menurut Hardani!ati (2003 : 63* :

(2

2sin#psis adalah ikhtisar karangan, biasanya diterbitkan bersama karangan aslinya2. #amus Besar Bahasa $nd nesia menambahkan bah!a sin#psis berarti 6ikhtisar karya ilmiah yang biasanya diterbitkan bersama-sama dengan karangan asli yang men"adi dasar sin#psis itu4 ringkasan abstraksi2 ($im .enyusun, ())6: )*6 . %engan adanya sin#psis, pembaca dapat mengetahui isi p#k#k sebuah cerita atau karangan tanpa harus membaca cerita atau karangan tersebut secara menyeluruh. &aka dapat di"elaskan bah!a sin#psis yaitu ringkasan cerita, yang menggambarkan secara umum cerita yang sebenarnya dalam karya sastra. Sin#psis "uga sebagai bahan acuan a!al dalam men"elaskan keterkaitan cerita dari a!al sampai akhir. Sin#psis memberi gambaran secara umum yang "elas terhadap satu "alan cerita dan mempermudah pembaca memahami apa yang disa"ikan dalam penulisan selan"utnya. 2.2.2 $'k'h dan Pen'k'han >drus (tt : 6*3 , dan $im .rima .ena (tt : 6+2 mengatakan bah!a: 6t#k#h adalah !u"ud atau keberadaan, bentuk dan p#t#ngan, #rang yang terkemuka dan kenamaan, pemegang peran utama dalam cerita2. Sedangkan Sud"iman (()-6 : (6 menyatakan bah!a : 2t#k#h adalah indi:idu-indi:idu rekaan yang mengalami peristi!a atau perlakuan dalam cerita sedangkan !atak digunakan dalam arti tabiat, si7at dan kepribadian2. Suy#t# (20(0:th menyatakan bah!a: 6.en#k#han adalah penya"ian !atak t#k#h dan penciptaan citra t#k#h2. Sedangkan $u"iy#n# (tt: 3 menyatakan bah!a: 6.en#k#han ialah pelukisan gambaran yang "elas tentang sese#rang yang ditampilkan dalam sebuah cerita2. .enggambaran pen#k#han dapat dilihat dari

(3

perbuatan t#k#h, ucapan-ucapannya, penggambaran 7isik t#k#h, pikirannya dan melalui penerangan langsung. %engan demikian, dapat di"elaskan bah!a t#k#h adalah !u"ud pelak#n dalam cerita dengan bentuk indi:idu-indi:idu rekaan yang mengalami peristi!a atau perlakuan serta memegang peranan dalam cerita, yang memiliki !atak tertentu sebagai penggambaran si7at masing-masing t#k#h dalam cerita. Biasanya dalam cerita, pen#k#han terdiri dari peran utama, peran sampingan atau peran pembantu.

2.2.3

$e"a dan A"anat %alam #amus Besar Bahasa $nd nesia dikemukakan bah!a tema berarti

2p#k#k pikiran 4 dasar cerita (yang dipercakapkan dipakai sebagai dasar mengarang, mengubah sa"ak, dsb. 2 (%epartemen .endidikan ;asi#nal, 200+ : (0* . @ebih lan"ut Sukada (()-, : ,0 berpendapat bah!a : 2tema tidak lain dari ide p#k#k, ide sentral atau ide yang d#minan dalam karya sastra.2. Sedangkan Sud"iman (()-- : +0 menyatakan bah!a : 2gagasan, ide, atau pikiran utama yang mendasar dalam suatu karya sastra disebut tema2. Berdasarkan kutipan di atas dapat di"elaskan bah!a tema adalah gagasan utama, atau ide p#k#k yang di"adikan dasar atau ped#man dalam membangun sebuah karya sastra. 61manat adalah a"aran m#ral atau pesan yang ingin disampaikan #leh pengarang melalui karyanya2 (Suy#t#, 20(0:th . 1manat dapat disampaikan secara implisit yaitu dengan memberikan a"aran m#ral atau pesan dalam tingkah laku t#k#h men"elang cerita berakhir, dapat pula secara eksplisit yaitu dengan

(*

penyampaian seruan, saran, peringatan, nasehat, an"uran, larangan yang berhubungan dengan gagasan utama cerita. 2.2.! Latar . )etting >drus (tt : *0* menyatakan bah!a: 6latar adalah keterangan mengenai ruang dan !aktu suasananya saat berlangsungnya peristi!a (dalam karya sastra 2. Selan"utnya ;urgiant#r# (2000 : 22, mengemukakan bah!a : 2unsur latar dapat dibedakan ke dalam unsur p#k#k, yaitu tempat dan latar s#sial. Semua unsur itu, !alaupun masing-masing mena!arkan permasalahan yang berbeda dan dapat dibicarakan secara tersendiri, pada kenyataan saling berkaitan dan saling mempengaruhi satu dengan yang lainnya2. Sedangkan dalam #amus Besar Bahasa $nd nesia di"elaskan bah!a: @atar berarti: (( permukaan, (2 halaman, (3 rasa, datar, (* dasar !arna, (+ keterangan mengenai !aktu, ruang, dan suasana ter"adinya lak#n dalam karya sastra, (6 keadaan atau situasi (yang menyertai a"aran dan percakapan , (, dek#r, pemandangan yang dipakai dalam pementasan drama seperti pengaturan tempat ke"adian, perlengkapan, pencahayaan. (1l!i, 200,: 6*3 . $u"iy#n# (tt : 3-* menyatakan bah!a unsur latar dapat dibedakan dalam tiga unsur p#k#k yaitu latar tempat, latar !aktu, dan latar s#sial. @atar meliputi penggambaran letak ge#gra7is (termasuk t#p#gra7i, pemandangan, perlengkapan, ruang , peker"aan atau kesibukan t#k#h, !aktu berlakunya ke"adian, musim, lingkungan agama, m#ral, intelektual, s#sial, dan em#si#nal t#k#h. /adi dapat disimpulkan bah!a latar adalah keterangan mengenai ruang, !aktu, tempat dan situasi ter"adinya peristi!a dalam sebuah karya sastra yang memiliki suatu keterkaitan dengan unsur lain yang membentuk karya sastra.

(+

2.2.#

Alur . Pl't Hasanuddin (200,: *3 menyatakan bah!a: 6dalam Bahasa >nggris kata

alur disebut pl t, dan dalam bahasa .rancis disebut intri%ue yang artinya "alinan peristi!a dalam karya sastra untuk mencapai e7ek tertentu2. Sedangkan Benet#n (dalam Sud"iman, ()-- : 2) menyatakan bah!a : 2alur adalah rangkaian cerita yang dibentuk #leh tahapan-tahapan peristi!a sehingga men"alin suatu cerita yang dihadirkan para pelaku dalam cerita2. Selan"utnya ?etn#ningsih (()-+ : (2 mengatakan bah!a alur adalah 2suatu rentetan ke"adian antara satu dengan yang lainnya, sehingga menimbulkan ter"adinya sebab dan akibat2. Berdasarkan pengertian tersebut di atas dapat di"elaskan bah!a alur adalah rangkaian ke"adian atau "alinan peristi!a yang dihadirkan #leh para pelaku yang menimbulkan suatu e7ek atau akibat dari suatu sebab yang dirangkaikan dalam "alan cerita. Berdasarkan "enisnya, Suy#t# (20(0:th membedakan alur men"adi dua, yaitu alur ma"u dan alur mundur. Cang dimaksud alur ma"u adalah rangkaian peristi!a yang urutannya sesuai dengan urutan !aktu ke"adian. Sedangkan yang dimaksud alur mundur adalah rangkaian peristi!a yang susunannya tidak sesuai dengan urutan !aktu ke"adian. 2.3 Pengertian Nilai ;ilai memiliki arti yang beragam tergantung dari aspek yang dibicarakan. H#rt#n (dalam ;ar!#k#, 2006 : ++ mengemukakan bah!a : ;ilai adalah gagasan mengenai apakah suatu pengalaman itu berarti atau tidak berarti. ;ilai pada hakekatnya mengarahkan perilaku dan pertimbangan sese#rang, tetapi ia dapat menghakimi apakah sebuah perilaku tertentu itu salah atau benar. ;ilai yang dianggap sah D artinya

(6

secara m#ral dapat diterima D kalau harm#nis dengan nilai-nilai yang disepakati dan di"un"ung #leh masyarakat dimana tindakan itu dilakukan. Selan"utnya 0#ent"araningrat ((),, : 6,, menyatakan bah!a : 2nilai adalah suatu hal yang berisikan, yang mengk#nsepsikan hal-hal penting, berguna dalam kehidupan masyrakat2. $im .enyusun 0amus Besar Bahasa >nd#nesia (200( : ,-3 menyatakan bah!a kata nilai mengandung arti : 6 (( si7at-si7at (halhal yang penting atau berguna bagi kemanusiaan4 (2 sesuatu yang

menyempurnakan manusia sesuai dengan hakikatnya2 %ari beberapa pendapat di atas, dapat di"elaskan bah!a nilai adalah suatu gagasan yang mengk#nsepsikan hal-hal yang penting atau berguna dalam bentuk prilaku pada kehidupan masyarakat. 2.! Pendidikan Aga"a Hindu .endidikan dapat diartikan sebagai usaha untuk membentuk sikap mental, membina pribadi dan akhlak anak didik. &ah7ud (2006 : 32 menyatakan bah!a : 6secara sederhana dan umum, pendidikan bermakna sebagai usaha untuk menumbuhkan dan mengembangkan p#tensi-p#tensi ba!aan baik "asmani maupun r#hani, sesuai dengan nilai-nilai yang ada di dalam masyarakat dan kebudayaannya2. Syah (200+ : (0 berpendapat bah!a : 2pendidikan berasal dari kata 6didik2, lalu kata ini mendapat a!alan me- sehingga men"adi mendidik artinya memelihara dan memberi latihan. %alam memelihara dan memberi latihan, diperlukan adanya a"aran, tuntunan, dan pimpinan mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran2.

(,

Berdasarkan pendapat di atas dapat di"elaskan bah!a pendidikan adalah usaha untuk mengembangkan dan menumbuhkan p#tensi-p#tensi yang ada di dalam diri se#rang anak didik, dengan memelihara dan memberi latihan melalui suatu a"aran, tuntunan, dan pimpinan mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran. Selan"utnya, hubungannya dengan 1gama Hindu, .ud"a (()-+ : ) menyatakan bah!a pendidikan 1gama Hindu adalah : 2suatu pendidikan untuk pembentukan !atak, sikap dan pribadi sese#rang untuk meningkatkan ketaE!aan dan mend#r#ng perkembangan ilmu2. Selan"utnya dalam Buku #eputusan Seminar #esatuan Ta&sir Terhadap "spek-aspek "gama 'indu $-($ (200+ : 23 D 2* dinyatakan bah!a : (( .engertian pendidikan 1gama Hindu di dalam sek#lah ialah suatu upaya dalam rangka membina pertumbuhan "i!a raga anak didik, sesuai dengan a"aran agama Hindu, (2 .engertian pendidikan 1gama Hindu di luar sek#lah adalah merupakan suatu upaya untuk membina pertumbuhan "i!a masyarakat dengan 1gama Hindu itu sendiri sebagai p#k#k materinya. %ari ru"ukan di atas dapat disimpulkan bah!a pendidikan 1gama Hindu ialah usaha untuk mengembangkan !atak, sikap dan pribadi anak maupun "i!a masyarakat untuk meningkatkan ketaE!aan dan mengembangkan ilmu berdasrkan a"aran 1gama Hindu. 2.# Pengertian Nilai Pendidikan Aga"a Hindu ;ilai pendidikan 1gama Hindu semestinya dapat diamalkan umatnya dengan sebaik-baiknya. <utan (())* : 2 menyatakan bah!a : 2pendidikan dalam karya sastra tidak hanya berarti penyampaian pengetahuan, akan tetapi merek#mendasikan apa yang baik, nilai-nilai dimana pengetahuan itu diperiksa dan diarahkan peman7aatannya dalam kehidupan2.

(-

Selan"utnya '#rda (())6 : 36 mengemukakan bah!a : ;ilai 1gama Hindu dikenal, dipahami dan dihayati masyarakat Hindu di Bali, se"ak mereka masih kanak-kanak melalui dua cara : pertama 4 melalui penuturan (lisan dengan mengambil bentuk cerita, terutama cerita-cerita yang berasal dari bentuk )amayana dan Mahabrata. %alam pandangan umat Hindu cerita-cerita keagamaan dalam kedua sumber tersebut disa"ikan dan diperkenalkan melalui berbagai pertun"ukan tradisi#nal melalui berbagai pertun"ukan tradisi#nal melalui berbagai media pertun"ukan, seperti wayan kulit, ar*a, t peng dan drama g ng. Cang kedua 4 pengenalan dan penghayatan nilai-nilai 1gama Hindu melalui kegiatan lahir yang mencakup beragam upacara keagamaan. Sedangkan Badan &usya!arah .erguruan S!asta (200,:( menyatakan bah!a: 6nilai yang terkandung dalam .endidikan 1gama Hindu dimaksudkan untuk menumbuh kembangkan dan meningkatkan kualitas sradha dan bhakti melalui pemberian, pemupukan, penghayatan dan pengamalan a"aran agama2. %ari beberapa pendapat di atas, dapat di"elaskan bah!a nilai pendidikan 1gama Hindu adalah suatu nilai yang direk#mendasikan melalui perbuatan yang sesuai a"aran 1gama Hindu dengan maksud untuk menumbuh kembangkan dan meningkatkan kualitas sradha dan bhakti melalui pemberian, pemupukan, penghayatan dan pengamalan a"aran agama. ;ilai pendidikan 1gama Hindu seperti yang telah dikemukakan sebelumnya adalah sesuatu yang baik dan berguna bagi kehidupan manusia menurut a"aran 1gama Hindu. %alam hal ini yang dimaksud .endidikan 1gama Hindu adalah a"aran =eda, yaitu sumber tertulis yang men"adi ped#man hidup berketuhanan bagi masyarakat Hindu. &aka dari itu, aspek-aspek 1gama Hindu akan dikemukakan secara umum, khususnya yang dipandang penting dalam melandasi dan meny#r#ti hasil penelitian tentang masalah dalam penelitian ini.

()

2.#.1

*erangka Dasar Aga"a Hindu .arisadha Hindu %harma dalam buku Upadesa mengklasi7ikasikan a"aran

1gama Hindu dalam tiga aspek yang dikenal dengan $iga 0erangka %asar 1gama Hindu. ... demikian pula 1gama Hindupun mempunyai kerangka dasar yang ber"umlah tiga yaitu: (( Tattwa (7ilsa7at , (2 Susila (ethika , (3 Upacara (ritual . =alaupun dibagi-bagi, tetapi dalam kenyataannya mereka itu adalah ter"alin men"adi satu. 0etiga-tiganya tidak berdiri sendiri tetapi merupakan suatu kesatuan yang harus dimiliki dan dilaksanakan #leh umat beragama Hindu (.arisada Hindu %harma, (),-:(* . &enurut keterangan yang dikutip, baik tattwa, susila maupun upacara, ketiganya hanya mungkin dibeda-bedakan dalam te#ri, namun pelaksanaannya merupakan kesatuan yang utuh. .engandaian yang biasa digunakan dalam men"elaskan keterkaitannya satu sama lain adalah bagaikan kuning tel#r dengan putih dan kulitnya. ;amun demikian sesuai dengan ka"ian dalam penelitian ini, berikut hanya dipaparkan tentang tattwa dan susila sa"a. 2.#.1.1 $att/a 0ata tattwa (B. Sanskerta , dapat diter"emahkan dengan kebenaran, kenyataan. .ernyataan ini sesuai dengan keterangan Sura, dkk: 6kata tattwa berasal dari bahasa Sanskerta yang dapat diter"emahkan ke dalam bahasa >nd#nesia dengan kebenaran, kenyataan2 (Sura, ()-(:(+ . Tattwa membentangkan hubungan antara manusia dengan $uhan, manusia dengan makhluk ciptaan $uhan, dan manusia dengan alam lingkungan manusia yang kesemuanya diuraikan secara meta7isis. Secara etim#l#gi kata tattwa identik dengan kata Sradha. %alam a"aran 1gama Hindu dikenal dengan Panca Sradha yakni lima macam keyakinan (Sudirga, 200*:2 .

20

0#mp#nen-k#mp#nen Panca Sradha yang merupakan suatu kesatuan yang utuh, dimana antara yang satu dengan yang lainnya tidak b#leh terpisahkan karena merupakan kepribadian umat Hindu secara utuh. 1dapun k#mp#nenk#mp#nen Panca Sradha adalah: (( Brahman : yakin adanya keberadaan $uhan ($da Sang 'yang +idhi +asa , (2 "tman : yakin akan adanya "tmanAr#h, (3 #arma Phala : yakin adanya hukum sebab akibat, (* Punarbhawa : yakin adanya kelahiran yang berulang-ulang (reinkarnasi , (+ M ksa: yakin adanya kebebasan abadiAkebahagiaan se"ati (1sta!a, 2003:* . ( 0epercayaan terhadap adanya $uhanABrahman (=idhi Tattwa $uhan adalah >a yang kuasa atas segala yang ada. 0itab-kitab =eda mende7inisikan keberadaannya sebagai yang tunggal, dan memiliki si7at yang tidak mampu ter"angkau #leh akal dan pikiran manusia. %isamping itu, $uhan adalah sangat rahasia, dan kerahasiaan Beliau inilah yang menyebabkan adanya berbagai bentuk prilaku manusia dalam mendekatinya, sesuai dengan kemampuanA daya pikir yang dimiliki masing-masing #rang. 5mpat "alan (,atur Marga 4 Bhakti Marga ("alan bhakti , #arma Marga ("alan perbuatan , !nana Marga ("alan kebi"aksanaan , dan - ga Marga ("alan y#ga , adalah diantara yang dapat dipilih manusia, menurut minat dan kemampuannya (.arisada Hindu %harma, (),-:32 . 2 0epercayaan terhadap adanya "tman ("tman Tattwa "tman adalah percikan kecil dari paramatma yaitu Sang 'yang +idhi yang ada pada setiap khluk hidup. "tma pada manusia disebut *iwatma. "tma dan badan diandaikan seperti kereta dengan kusir. 0ereta (badan tidak akan bisa ber"alan bila tidak ada kusirnya ("tma . "tman dinyatakan memiliki si7at yang

2(

sama dengan $uhan. Sebagaimana dengan $uhan, "tman pun tidak mengenal mati bersi7at anadi-ananta, tidak bera!al dan tidak berakhir. Bebasnya "tman dari kematian, dimengerti bah!a "tman akan selalu mengalami pen"elmaan, sepan"ang "tman belum mampu melepaskan diri dari daya tarik dunia!i. 3 0epercayaan terhadap adanya #armaphala (#armaphala Tattwa %alam 0itab Sl kantara 6- disebutkan .karmaphala ngaran ika phalaning gawe hala ayu artinya karmaphala adalah akibat dari baik buruk suatu perbuatan2 (Sudharta, ()),:)- . #armaphala merupakan hukum mutlak suatu, setiap perbuatan pasti akan memper#leh hasil sesuai dengan baik buruknya. Bila baik perbuatan, baik pula hasilnya, sebaiknya bila buruk perbuatan manusia buruk pula hasilnya. %emikianlah, manusia selalu dihadapkan pada dua pilihan, berbuat baik dan berbuat yang tidak baik. /ika menyadari bah!a hanya perbuatan baik yang akan memberi kebahagiaan, maka dengan segala kemampuan yang dimilikinya, dia akan selalu memilih berbuat baik. 9ntuk itu setiap manusia diharapkan melakukan perbuatan yang baik agar memper#leh kehidupan yang baik pula. * 0epercayaan terhadap adanya Punarbhawa (Punarbhawa Tattwa $itib (())*: 6+ menyatakan bah!a: 6Punarbhawa atau pen"elmaan kembali dapat ter"adi karena "tman terikat #leh maya, sehingga "tman itu men"elma men"adi makhluk hidup2. Punarbhawa adalah kelahiran kembali akibat sisa perbuatan yang belum habis dinikmati pada kehidupan lampau. Punarbhawa ter"adi karena "i!atma masih terikat #leh kenikmatan dunia. &anusia yang lahir ke dunia ini tidak akan lepas dari yang namanya kesengsaraan meskipun manusia

22

selalu berbuat kebaikan. Bentuk atau "enis kehidupan yang dimiliki sese#rang di dunia ini, sesuai dengan karma wasana yang dimiliki menurut perbuatan yang dilakukan pada kehidupan sebelumnya. + 0epercayaan terhadap adanya M ksa (M ksa Tattwa 6M ksa atau mukti, berarti kebebasan, kemerdekaan, kematian, dari belenggu mayaA penderitaan kedunia!ian2 (.unyatmad"a, ())2:-) . M ksa bukan hanya dialami manusia pada saat meninggal, tetapi "uga dapat dicapai dalam hidup ini yang disebut *iwan mukti. /alan m ksa dapat ditempuh dengan melepaskan segala ikatan dunia!i dan membebaskan dirinya dari kesengsaraan akibat tuntutan indriyanya akan menemukan kebahagiaan yang se"ati (sukha tan pawali dukha . 2.#.1.2 )usila 1spek kedua dari a"aran 1gama Hindu adalah Susila. Secara etim#l#gi, kata susila diidentikkan dengan kata etika. 0ata etika berasal dari bahasa Cunani 0un# eth s, dalam bentuk tunggal mempunyai banyak arti, antara lain: tempat tinggal yang biasa, padang rumput, kadang, kebiasaan, adat, !atak, perasaan, sikap, cara ber7ikir. /ika membatasi diri dari asal-usul kata ini maka 6etika2 berarti ilmu tentang apa yang biasa dilakukan atau ilmu tentang adat kebiasaan (&uchsin, 2002:(0 . .arisadha Hindu %harma ((),-:+( men"elaskan bah!a, susila adalah tingkah laku yang baik dan mulia yang selaras dengan ketentuan-ketentuan dharma atau ya*na. Cang dimaksud dharma dalam a"aran susila ini adalah hubungan yang selaras dan rukun antara sesama manusia dengan semesta alam.

23

Hubungan yang harm#nis berdasarkan ya*na, yaitu k#rban suci yang berdasarkan keikhlasan dan kasih sayang. Semua prilaku manusia yang baik harus ditampilkan dalam tiga bentuk yaitu pikiran, perkataan, dan perbuatan, atau dalam a"aran 1gama Hindu dikenal dengan Tri #aya Parisudha. ;amun semua hal tersebut sering terbengkalai #leh indriya-indriya atau na7su yang dimiliki #leh setiap #rang. /ika tidak dikendalikan, tentu #rang yang bersangkutan akan ter"erembab ke dalam perbuatan yang tidak baik dan kesengsaraan. .ikiran men"adi hal utama dalam usaha pengendalian indriya ini sebab pikiran merupakan a!al daripada prilaku. Sasaran atau tu"uan dari pelaksanaan susila ini adalah agar manusia menemukan "ati dirinya sebagai r#h yang memiliki kemuliaan, sebagaimana kemuliaan $uhan itu sendiri. 2.& $u%uan Pendidikan Aga"a Hindu $u"uan pendidikan 1gama Hindu selaras dengan tu"uan 1gama Hindu. Sudibya (())* : -+ menyatakan bah!a : 2tu"uan dari .endidikan 1gama Hindu adalah kese"ahteraan r#hani, "asmani di dunia dan di akhirat2. Sependapat dengan hal tersebut, di dalam buku Upanisad dinyatakan bah!a: 6tu"uan pendidikan 1gama Hindu atau tu"uan 1gama Hindu ialah untuk mencapai kedamaian r#hani (m ksa dan kese"ahteraan hidup "asmani (*agadhita 2 (.arisada Hindu %harma, 2003 : (3 . 0emudian dalam buku 'impunan #eputusan Seminar #esatuan Ta&sir Terhadap "spek-aspek "gama 'indu $-// dinyatakan bah!a, tu"uan pendidikan 1gama Hindu adalah membentuk manusia yang astiti bhakti kepada $da Sang

2*

'yang +idhi +asa dan membentuk m#ral, etika, spiritual anak didik sesuai dengan a"aran 1gama Hindu. (.arisadha Hindu %harma, 200+ : (3-2* %ari beberapa pandangan di atas, dapat di"elaskan bah!a tu"uan pendidikan 1gama Hindu adalah membentuk manusia astiti bhakti, kepada $da Sang 'yang +idhi +asa, dan membentuk m#ral, etika, spiritual anak didik sesuai a"aran 1gama Hindu, guna mencapai kese"ahteraan hidup "asmani dan kedamaian r#hani (M ksartham !agadhita . 2.0 2.0.1 -eguritan Pengertian -eguritan 1gastya (()-0 : (, menyatakan bah!a : 6 geguritan adalah suatu karya tradisi#nal atau klasik yang dibangun #leh beberapa pupuh dan tiap-tiap pupuh diikat #leh padalingsa yaitu bunyi akhir masing-masing baris2. Senada dengan hal tersebut %inas .endidikan %ati > Bali (())( : 2+* mendi7inisikan arti dari Geguritan yakni. Secara etim#l#gi Geguritan berasal dari kata 2gurit2 yang mengandung arti karang atau sadur. 0emudian kata 2gurit2 mendapatkan akhiran Dan sehingga men"adi guritan yang berarti gubahan, saduran atau karangan cerita dalam bentuk tembang. 0ata guritan mengalami pengulangan dwi purwa sehingga men"adi kata Geguritan yang berarti sebuah karangan cerita dalam bentuk tembang. Geguritan "uga disebut dengan pupuh. %alam satu bait diikat #leh masing-masing Pupuh diikat #leh bunyi akhir masing-masing baris atau disebut padalingsa. $im .enyusun 0amus Besar Bahasa >nd#nesia (200( : ((- menyatakan bah!a geguritan berasal dari kata gurit, dimana gurit berarti sa"ak atau syair. Sedangkan dalam #amus $nd nesia-Bali dinyatakan bah!a Geguritan berasal dari kata gurit, artinya g#resan, dituliskan ($im .enyusun 0amus, ())6: ((- .

2+

Berdasarkan pendapat di atas, dapat di"elaskan bah!a Geguritan adalah sebuah karya tulis berbentuk cerita yang dikemas dalam bentuk tembang atau pupuh dan terikat #leh padalingsa atau bunyi akhir masing-masing baris. 2.0.2 $e"1ang Dala" -eguritan Tembang dalam geguritan berbentuk pupuh atau sekar alit. Budiyasa (()), : + menyatakan bah!a : 6geguritan menggunakan tembang macepat atau sekar alit. >stilah tembang macepat diambil dari Bahasa /a!a yang berarti suatu sistem untuk membaca syair tembang atas empat-empat suku kata2. @ebih lan"ut Budiyasa men"abarkan skema atau sebagai berikut:
; # ( 2 3 * + 6 , ) (0

rtenan pupuh adalah

;ama Pupuh
.ucung &i"il &askumambang .angkur 'inada 'inanti Sin#m %angdang Semarandana %urma

Bany ak baris 6 , * , , 6 (0 (2 , ,

.adalingsa
( *u *u (2i -a -a -u -a (0i -i (2a 2 -u 6i 6a ((i -i -i -i *a -a ,i 3 * + 6a -i *u 6# (0e (0i -i -a -u ,a (2u -a -u -a -a -i -a -a -i -i 6a -e -u -e -a -a 6a ,a -i Baris ke 6 , -a 6i 6u -a -i *i -a -i -u -a -i -a -u -a +a ,i -i -u ) *u -a (0 -a *a (( -i (2 -a -

(Budiyasa, ()),:+ Selan"utnya dalam buku 0harma Gita dipaparkan si7at, !atak, dan 7ungsi pupuh 1macepat2 sebagai berikut: (( Pupuh Mi*il, !ataknya melahirkan perasaan. Sepatutnya untuk menguraikan nasehat, tetapi dapat "uga digubah untuk #rang yang mabuk asmara. (2 Pupuh Pucung, !ataknya kend#r, tanpa perasaan yang memuncak. Sepatutnya untuk cerita yang seenaknya tanpa kesungguhan. (3 Pupuh Maskumambang, !ataknya nelangsa, sedihA merana. Sepatutnya untuk melahirkan perasaan sedih, hati yang merana atau menangis. (* Pupuh Ginada, melukiskan kesedihan, merana atau kece!a. (+ Pupuh #inanti 1Ginanti2 senang, kasih cinta. Sepatutnya untuk menguraikan

26

a"aran, 7ilsa7at, cerita yang bersuara asmara, keadaan mabuk cinta. (6 Pupuh Semarandana 1"smarandana2 !ataknya memikat hati, sedih, kesedihan karena asmara. Sepatutnya untuk menceritakan cerita asmara. (, Pupuh Sin m, !ataknya ramah tamah, meresap sedap. .atutnya untuk menyampaikan amanat, nasehat, atau bercakap-cakap secara bersahabat. (- Pupuh 0urma, !ataknya keras, bengis, marah, atau untuk cerita perang, saling menantang, dan sebagainya. () Pupuh Pangkur, !ataknya perasaan hati memuncak. Sepatutnya untuk cerita yang mengandung maksud kesungguhan. /ika nasehat yang bersungguh-sungguh, "ika mabuk asmara yang sampai puncaknya. ((0 Pupuh 0angdang gula, !ataknya halus, lemas, umumnya melahirkan suatu a"aran, berkasih kasihan, "uga untuk penutup suatu karangan (=ar"ana, ())6:3( . %engan demikian, tembang dalam geguritan disamping menggunakan berbagai pupuh, pupuh itu sendiri memiliki makna sebagai si7at atau !ataknya. 2.0.3 Bahasa -eguritan .enggunaan bahasa yang baik dalam karya sastra sangat penting sebagai penyampaian ide yang dimaksudkan #leh pengarang. &edera (()-): 23 menyatakan bah!a: 6bahasa yang sering digunakan dalam karya sastra Hindu pada umumnya Bahasa /a!a 0un# (Bahasa 0a!i , tetapi kadang-kadang yang dipakai bahasa campuran yaitu Bahasa /a!a 0un# dengan Bahasa Bali2. Selan"utnya /enek (())6: *2 menyatakan bah!a: 6ada geguritan yang memakai bahasa &elayu (bahasa >nd#nesia seperti geguritan Pan Balang Tamak, dan geguritan $ 3engah !imbaran. Bahasa /a!a 0un# (0a!i seperti geguritan Bima Swarga. Bahasa campuran yakni bahasa Bali-0a!i, yaitu geguritan Salya2. Berdasarkan pernyataan di atas dapat disimpulkan bah!a !alaupun ada yang berbahasa lain, namun bahasa yang digunakan dalam geguritan umumnya menggunakan bahasa /a!a 0un# atau campuran Bahasa /a!a 0un# dengan bahasa Bali.

2,

BAB III ME$2DE PENELI$IAN

%alam penulisan karya ilmiah, penggunaan met#de sangat penting agar hasil penelitian mengandung nilai ilmiah yang dapat dipertanggung"a!abkan. %engan met#de yang tepat, peneliti memper#leh data yang dapat digunakan men"a!ab masalah dalam penelitian. %engan kata lain, keberhasilan suatu penelitian sangat tergantung pada penggunaan met#de. 3.1 Pengertian Met'de Penelitian 9sman dan 1kbar (200* : *2 menyatakan bah!a : 6met#de ialah suatu pr#sedur atau cara untuk mengetahui sesuatu yang mempunyai langkah sistematis2. 0emudian &ardalis (2006: 2* menyatakan bah!a: 6met#de adalah sebagai suatu cara atau teknis yang dilakukan dalam pr#ses penelitian.2 Sedangkan ;arbuk# dan 1chmadi (200(: ( menyatakan bah!a: 6met#de artinya cara yang tepat untuk melakukan sesuatu.2 %apat di"elaskan yang dimaksud met#de adalah suatu cara atau teknis dengan langkah-langkah sistematis untuk melakukan sesuatu utamanya dalam suatu penelitian. Selan"utnya Bungin (200, : ,+ menyatakan bah!a : 6penelitian

merupakan suatu kegiatan (ilmiah yang ditempuh melalui serangkaian pr#ses pan"ang.2 0emudian 13!ar (())) : ( menyatakan bah!a : 6penelitian (research merupakan rangkaian kegiatan ilmiah dalam rangka pemecahan suatu

permasalahan2. ;arbuk# dan 1chmadi (200( : ( memberikan pengertian tentang

2-

penelitian bah!a : 6penelitian adalah suatu kegiatan untuk mencari, mencatat, merumuskan dan menganalisis sampai penyusunan lap#ran2. %ari pengertian di atas dapat di"elaskan bah!a penelitian adalah suatu kegiatan ilmiah untuk mencari, mencatat, merumuskan dan menganalisis yang dilakukan dengan suatu met#de tertentu untuk memecahkan suatu permasalahan. Selan"utnya dapat disimpulkan bah!a met#de penelitian adalah suatu cara atau "alan dengan langkah-langkah sistematis untuk memecahkan suatu permasalahan secara ilmiah. 3.2 Met'de Penelitian )astra Setiap penelitian tentunya memiliki cara untuk memper#leh suatu data sebagai sumber in7#rmasi dalam penelitian tersebut. &et#de itu disebut met#de pendekatan penelitian. 1rikunt# (2006: 2+ menyatakan bah!a : 6yang dimaksud dengan pendekatan penelitian adalah met#de atau cara mengadakan penelitian seperti halnya eksperimen atau n#n eksperimen.2. 0husus untuk penelitian sastra, met#de pendekatan yang digunakan adalah met#de penelitian sastra. Hudayat (200,:6 menyatakan bah!a: 2dalam penelitian sastra terdapat dua macam penelitian, yaitu penelitian lapangan dan

perpustakaan2. Selan"utnya 'antini (200+: (6 menambahkan, 6met#de penelitian sastra digunakan untuk menganalisis struktur cerita dan hermeneutik2. ?atna (200,:6-(2 membagi penelitian sastra dalam beberapa met#de yaitu: 6met#de intuiti7, hermeneutik, met#de 7#rmal, analisis isi, dialektika, deskripti7analisis, deskripti7 k#mparati7, dan deskripsi7 indukti72. &et#de

Hermeneutik adalah met#de yang digunakan untuk mencari makna yang paling #ptimal, untuk menghindarkan keterbatasan pr#ses interpretasi, dengan titik pi"ak

2)

yang "elas. &et#de 8#rmal adalah analisis dengan mempertimbangkan aspekaspek 7#rmal, aspek-aspek bentuk yang mengarah pada unsur-unsur karya sastra. &et#de %ialektika adalah met#de yang memiliki mekanisme tesis, antitesis, dan sintesis yang prinsip dasarnya adalah unsur yang satu tidak harus lebur ke dalam unsur lainnya dengan cara setiap 7akta sastra dapat dianggap sebagai tesis kemudian diadakan negasi. %engan adanya pengingkaran, tesis dan antitesis se#lah-#lah hilang atau berubah men"adi kualitas 7akta yang lebih tinggi, yaitu sintesis itu sendiri. Sintesis kemudian men"adi tesis kembali dan seterusnya sehingga pr#ses pemahaman ter"adi secara terus- menerus. &et#de %eskripti7 1nalisis adalah met#de penelitian dengan cara mendeskripsikan 7akta-7akta yang kemudian disusul dengan analisis. &et#de ini tidak semata-mata hanya menguraikan tetapi "uga memberikan pemahaman dan pen"elasan. Sehubungan dengan uraian di atas, maka pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian perpustakaan. 1dapun met#de penelitian sastra yang digunakan adalah &et#de Hermeneutik dan %eskripti7 1nalisis yakni dengan mencari makna yang terkandung dalam sastra secara #ptimal dengan mendeskripsikan 7akta-7aktanya yang kemudian dilakukan suatu anlisis. 3.3 (enis Data dan )u"1er Data 3.3.1 Pengertian Data %alam penelitian ilmiah data merupakan bahan mentah yang akan di#lah atau dianalisis. $anpa di#lah atau dianalisis data tidak mempunyai arti apa-apa. %alam #amus Besar Bahasa $nd nesia dicantumkan bah!a : 2data berarti keterangan yang benar dan nyata2 ($im .enyusun, 200( : 23) . 1rikunt# (2006 :

30

((- menyatakan bah!a : 6data adalah hasil pencatatan peneliti, baik yang berupa 7akta maupun angka2. Selan"utnya 0erlinger (200* : 2(- menyatakan bah!a : 6data adalah hasil-hasil penelitian yang darinya ditarik in7erensi : biasanya hasil numerikal seperti sk#r tes dan statistik-statistik2. Senada dengan itu Sudarmayanti (2002 : (,, mende7inisikan bah!a : 6data adalah kumpulan angka-angka yang berhubungan dengan #bser:asi2. %ari beberapa ru"ukan di atas dapat disimpulkan bah!a data adalah bahan mentah yang berupa keterangan nyata dalam bentuk 7akta maupun angka yang digunakan dalam sebuah #bser:asi. 3.3.2 (enis Data &#le#ng (2006: (+, menyatakan bah!a: 6"enis data dalam penelitian dapat berupa kata-kata dan tindakan, sumber data tertulis, 7#t# dan statistik2. Selan"utnya Subagy# (()), : ), menyatakan, 6data menurut "enis atau !u"udnya dapat dibedakan men"adi dua yaitu data kualitati7 dan data kuantitati72. @ebih lan"ut di"elaskan bah!a data kualitati7 adalah data dalam bentuk uraian, sedangkan data kuantitati7 di!u"udkan dalam bentuk angka-angka. Senada dengan itu 13!ar (())) : )( , menyatakan bah!a : 6data primer dan data sekunder dapat pula dig#l#ngkan menurut "enisnya sebagai data kuantitati7 yang berupa angkaangka dan data kualitati7 yang berupa kateg#ri-kateg#ri2. /adi dapat di"elaskan bah!a menurut "enisnya, data dapat dibagi men"adi dua yaitu data kualitati7 dan data kuantitati7. %ata kualitati7 yaitu data dalam bentuk uraian-uraian atau kateg#ri-kateg#ri, sumber data tertulis dan 7#t#. Sedangkan data kuantitati7 data yang di!u"udkan dengan angka-angka dan statistik.

3(

%alam penelitian ini data yang digunakan didasarkan atas "enisnya adalah data kualitati7 berupa sumber data tertulis seperti buku-buku yang terkait dengan penelitian tentang ;ilai .endidikan dalam Geguritan Burayut. 3.3.3 )u"1er Data Subagy# (200* : (2) menyatakan bah!a: 6sumber data dalam penelitian adalah sub"ek darimana data diper#leh2. Selan"utnya 13!ar (())) : )( , menyatakan bah!a: &enurut sumbernya data penelitian dapat dig#l#ngkan sebagai data primer dan data sekunder. %ata primer atau data tangan pertama adalah data yang diper#leh langsung dari sub"ek penelitian dengan mengenakan alat pengukuran atau alat pengambilan data langsung pada subyek sebagai sumber in7#rmasi yang dicari. Sedangkan data sekunder atau data tangan kedua adalah data yang diper#leh melalui pihak lain, tidak langsung diper#leh #leh peneliti dari subyek penelitiannya. %ata sekunder biasanya ber!u"ud data d#kumentasi atau data lap#ran yang tersedia. Sedangkan Hasan (2002: (6, , menyatakan bah!a: 6data primer adalah data murni yang akan di#lah yang diper#leh langsung dari in7#rman2. Selan"utnya >Ebal (2002: (6 , menyatakan bah!a: 6data sekunder adalah data yang diper#leh atau dikumpulkan dari sumber-sumber yang ada, data ini biasanya diper#leh dari perpustakaan atau dari penelitian-penelitian2. %ari pendapat di atas, dapat di"elaskan bah!a berdasarkan sumber data dapat dibagi men"adi dua yaitu data primer dan data sekunder. %ata primer adalah data mentah atau data murni yang diper#leh secara langsung melalui !a!ancara dan #bser:asi, sedangkan data sekunder adalah data yang diper#leh dari pihak lain atau sumber yang telah ada dapat berasal dari d#kumentasi atau kepustakaan. %alam penelitian ini digunakan data primer maupun data sekunder untuk mencari in7#rmasi tentang ;ilai .endidikan dalam Geguritan Burayut. %ata

32

primernya yaitu berupa data yang diper#leh dari teks Geguritan Burayut. Sedangkan data sekundernya adalah data yang diper#leh dari kepustakaan sek#lah berupa teks atau kepustakaan yang terkait dengan Geguritan Burayut dan berbagai pengertian mengenai ka"ian penelitian. 3.! Met'de Pengu" ulan Data &enurut Subagy# (200* : 3, 6pengumpulan data pada dasarnya

merupakan suatu kegiatan #perasi#nal agar tindakannya masuk pada penelitian sebenarnya2. Sedangkan 1rikunt# (2003 : (3* , dan Sukmadinata (200, : 2(+ menyatakan bah!a: 6met#de pengumpulan data yaitu cara yang digunakan untuk memper#leh data yang di"adikan dasar ka"ian, dianalisis dan disimpulkan2. Selan"utnya Suryabrata (200* : *( menyatakan bah!a : 6met#de pengumpulan data adalah suatu cara yang digunakan untuk mengumpulkan data, yaitu : tes, #bser:asi, !a!ancara, angket, s#si#metri, dan pencatatan d#kumen2. /adi dapat di"elaskan bah!a met#de pengumpulan data adalah kegiatan #perasi#nal atau cara yang dilakukan untuk memper#leh data dalam penelitian yang di"adikan dasar ka"ian, yang selan"utnya dianalisis dan disimpulkan. $erkait dengan penelitian yakni penelitian perpustakaan maka met#de yang

dipergunakan untuk mengumpulkan data adalah met#de kepustakaan. 3.!.1 Met'de *e ustakaan >Ebal (2000 : -0 menyatakan bah!a : 6met#de kepustakaan merupakan met#de dengan mengka"i bahan pustaka berupa sumber-sumber bacaan, re7erensi atau hasil penelitian lain yang memiliki kaitan dengan

permasalahan yang diangkat.2 Sedangkan 13!ar (()), : (2+

menyatakan

33

bah!a met#de kepustakaan dapat diartikan sebagai 6suatu cara untuk mendapatkan data yang dilakukan dengan "alan mengumpulkan segala macam d#kumen tertulis serta mengadakan pencatatan yang sistematis2. Selan"utnya &#le#ng (())6 : (6( menyatakan bah!a: 6met#de pencatatan d#kumen adalah suatu cara untuk memper#leh suatu data e7igra7is dalam sumbersumber tertulis berupa : buku, l#ntar, transkripsi l#ntar, ma"alah, surat kabar dan d#kumen-d#kumen lainnya2. %ari pendapat di atas dapat di"elaskan bah!a met#de kepustakaan adalah suatu teknik pengumpulan data dengan mengka"i bahan-bahan pustaka atau d#kumen dengan tu"uan untuk mendapatkan in7#rmasi secara lengkap dalam kegiatan ilmiah. %#kumen-d#kumen tersebut dapat berupa buku-buku, ma"alah, "urnal maupun k#ran yang ada rele:ansinya dengan masalah yang diteliti. %alam penelitian ini, sumber data yang digunakan adalah Geguritan Burayut. 3.# Met'de Peng'lahan Data 9ntuk dapat memberikan gambaran sesuai dengan tu"uan penelitian maka data yang terkumpul perlu di#lah. Saebani (200- : ()) menyatakan bah!a peng#lahan data adalah melakukan analisa terhadap data dengan met#de dan caracara tertentu yang berlaku dalam penelitian. ?iyant#, (200( : (0+ menambahkan ada tiga met#de peng#lahan data: (( &et#de %eskripti7 adalah suatu cara peng#lahan data yang dilakukan dengan "alan menyusun secara sistematis sehingga diper#leh suatu kesimpulan secara umum, (2 &et#de 0#mparati7 adalah suatu cara peng#lahan data dengan "alan mengadakan bandingan secara sistematis serta terus menerus sehingga diper#leh kesimpulan umum, (3 &et#de 1nalisa adalah suatu cara peng#lahan data yang dilakukan dengan "alan mempergunakan suatu teknik analisa tertentu sehingga diper#leh tesa.

3*

Berdasarkan uraian di atas dalam penelitian ini dipergunakan &et#de %eskripti7 yaitu cara peng#lahan data dengan "alan menyusun secara sistematis sehingga diper#leh suatu kesimpulan secara umum. %i dalam penggunaan met#de ini dipergunakan beberapa teknik. &enurut 13!ar (())): )) D (00 ada tiga teknik yang bisa digunakan dalam peng#lahan data, yakni : (( $eknik >nduksi adalah terlebih dahulu dikemukakan 7akta-7akta yang bersi7at khusus, atas dasar 7akta tersebut ditarik suatu kesimpulan, (2 1rgumentasi yaitu memberikan k#mentar dan alasan yang rasi#nal terhadap in7#rmasi yang tergali le!at penelitian selan"utnya ditarik simpulan yang l#gis, (3 $eknik spekulasi yaitu menarik kesimpulan yang semata-mata didasarkan atas keta"aman rasi# peneliti %ari uraian di atas teknik yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah teknik induksi dan argumentasi yaitu dengan cara terlebih dahulu mengemukakan 7akta-7akta yang bersi7at khusus kemudian menarik kesimpulan dan memberikan k#mentar dan alasan pada setiap kesimpulan.

3+

You might also like