You are on page 1of 23

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.

1 Nanopartikel Nanotekonologi secara garis besar memberikan pengaruh besar pada berbagai bidang penelitian obat dan aplikasinya. Salah satu yang sedang di kembangkan adalah mengenai sistem pembawa obat berbasis nanopartikel (Lamprecht, 2009). 2.1.1 Definisi nanopartikel Nanopartikel merupakan suatu carrier yang ber ungsi sebagai system penghantaran obat, baik obat kon!ensional maupun protein, !aksin, en"im atau antigen. #entang ukuran dari nanopartikel yaitu lebih kecil dari $ mikron atau lebih kecil dari $000nm (Lamprecht, 2009). %erdapat dua pengertian mengenai nanopartikel dalam bidang armasi yaitu senyawa obat yang melalui suatu cara tertentu dibuat berukuran nanometer yang disebut dengan nanokristal, metode pembuatannya di sebut dengan top down dan dengan menggunakan metode bottomup yaitu senyawa obat dienkapsulasi dalam suatu sistem pembawa tertentu berukuran nanometer yang disebut nanocarrier (&id'anarko, 200().

2.1.2 Jenis nanopartikel )alam proses *embuatannya Nanopartikel terbagi men'adi dua proses yaitu proses Bottom Up dan proses Top down ( %hassu, et al., 200(). 2.1.2.1 Proses Top Down *ada proses %op )own metode pembuatan nanopartikel dilakukan dengan cara memecah partikel berukuran besar dengan energy tinggi menggunakan alat seperti milling dan high pressure homogeni"er kemudian hasil pemecahan tersebut

digabungkan berupa +ristal. ,asil dari metode ini disebut nanokristal (%hassu, et al., 200(). Nanokristal hanya memerlukan sedikit sur aktan karena adanya gaya elektrostatik sehingga mencegah keracunan karena bahan tambahan pembawa (#awat, et al., 200-).

2.1.2.2 Proses Bottom Up *ada *roses Bottom Up melibatkan pembentukan nanopartikel dari atom dengan atom ataupun dari molekul dengan molekul (%hassu, et al., 200(). ,asil dari metode ini dinamakan nanocarrier. Nanocarrier memiliki berbagai macam 'enis seperti
liposom, nanotube, nanopartikel lipid padat (solid lipid nanoparticle.SLN), misel, dendrimer, dan nanopartikel polimerik (#awat et al., 200-).

a.

Liposom

/ambar $.$ Liposom ( #awat, et al., 200-)

Liposom adalah !esikel yang berisi cariran dan dikelilingi oleh memran berlapis ganda yang biasanya terbuat dari os olipid alam atau sintesis dan

kolesterol.Liposom dapat digunakan sebagai pembawa obat dan kosmetik. %erbantuknya Liposom dikarenakan terhidrasinya lapisan lipid sehingga menyebabkan pengembangan. +emudian lapisan lipid yang terhidrasi tersebut terpisah dan masing0masing bergabung men'adi membentuk !esikel serta mencegah interaksi dengan air disekitarnya ( #awat, et al., 200-).

b. Nanotube Nanotube adalah lembaran atom berbentuk seperti tube atau seperti lembaran benang yang berukuran nanometer. %erdapat dua 'enis nanotube, yaitu nanotube berdinding tunggal yang dapat digunakan sistem pembawa obat dan gen karena bentuknya yang mirip dengan asam nukleat dan nanotube berdinding ganda yang dapat digunakan sebagai sistem pembawa trans ormasi khususnya sel bakteri dan untuk elektroporasi sel dalam skala nano ( #awat, et al., 200-).

ambar 1.2 Nanotube ! "a#at$ et al.$ 2%%&'

(.

Nanopartikel Lipi) Pa)at !Soli) Lipi) Nanopartikel*SLN'

Nanopartikel lipid padat adalah nanostruktur yang dibuat dari dari lipid padat seperti gliseror tripalmitat (tripalmitin) dan setil *almitat dengan rentang ukuran antara 200$000 nm (1chekpe, et al., 2009). 2ahan tersebut kemudian di dispersikan dalam air atau larutan sur aktan dalam air.SLN berisi inti hidro ob lapis padat dengan disalut os olipid padat lapis tunggal. 3nti padat berisi senyawa lemak yang didispersikan dalam matrik lemak padat yang mudah untuk mencair. #antai hidro ob mengelilingi pada matrik lemak (#awat, et al., 200-).

ambar 1.+ SLN !"a#at$ et al.$ 2%%&'

Nanopartikel Lipid padat dapat dibuat dengan cara homogenasi tekanan tinggi yang terkadang ditambahkan emulgator untuk penstabilnya (#awat, et al., 200-).

). ,isel

ambar 1.- ,isel !.(/ekpe$ et al.$ 2%%0'.

4isel adalah agregat molekul am ilatik dalam air. *osisi misel ketika ter'adi agregat tersebut adalah bagian hidro ilik menghadap pada sisi air sedangkan bagian lipo iliknya menghadap bagian bukan air atau dalam hal ini adalah obat yang tidak larut air (#awat, et al., 200-). 4isel dibentuk ketika am i ilik sur aktan atau molekul polimer secara spontan terdistribusi di dalam molekul air hingga akhirnya terbentuk !esikel seperti pada gambar $.5. *olimer lebih memperlihatkan hasil yang stabil dibandingkan dengan penggunaan sur aktan. +etika misel ini beker'a sisi sisi hidro iliknyalah yang nantinya akan bertemu dengan cairan tubuh misalnya sa'a darah sedangnkan !esikel yang dibentuk oleh bagian hidro obik sur aktan atau polimer terisi dengan obat yang tidak larut air maupun obat am i ilik sehingga meningkatkan penyerapan untuk obat0 onbat yang sulit larut air (1chekpe, et al., 2009).

e.

Den)rimer )endrimer adalah nanostruktur yang diproduksi dari makromolekul seperti

polyamidoamine (*446), polypropylneimine, dan poyaryl ether (1chekpe, et al., 2009). %erdiri dari cabang0cabang di sekeliling inti pusat yang ukuran dan bentuknya dapat dibuat sesuai dengan apa yang diinginkan. 4olekul obat dapat ditempatkan di dalam dendrimer atau diadsorpsi maupun diikat pada pernukaanya (#awat, et al., 200-). +arena keunikannya tersebut obat hidro ilik ataupun obat hidro obik dapat ditempatkan pada dendrimer (1chekpe, et al., 2009).

ambar 1.1 Den)rimer !.(/ekpe$ et al.$ 2%%0'.

f.

Nanopartikel Polimerik Nanopartikel polimerik merupakan suatu struktur koloidal yang memiliki

ukuran nanometer yang dibuat dengan polimer sintesis maupun semisintesis. )alam metode pembuatannya dapat diperoleh nanos er dan nanokapsul yang di dalamnya terdapat obat yang dimasukan baik dengan cara di'erat, dikapsulasi, maupun diikatkan pada matrik polimer ( #awat, et al., 200-).

ambar 1.& a' Nanosfer $ b' Nanokapsul !Lampre(/t$ 2%%0'. Nanos er atau nanopartikel adalah sistem matrik homogen dimana obat terdispersi seluruhnya secara rata pada polimer padat ditun'ukan pada gambar a. Sedangkan nanokapsul adalah sistem !esikular dimana obat diselubungi oleh dinding polimer ditun'ukan oleh gamabar b (Lamprecht, 2009).
*olimer sintesis yang biasa digunakan sebagai pada nanopartikel polimerik antara lain adalah poli(asam laktat) (*L6), poli(asam glikolat) (*/6), poli(asam laktat0glikolat) (*L/6) poli(metilmetakrilat) (*446),), dan poli(metilidenmanolat) (*44). 2eberapa polimer alam

'uga digunakan sebagai bahan dasar pembuatan nanopartikel polimerik. *olimer alam tersebut antara lain kitosan, gelatin, dan albumin (#awat et al., 200-).

2.1.+ ,eto)e Pembuatan *roses pembuatan nanopartikel tergantung pada si at dari bahan obat yang akan digunakan serta si at dari polimer. %erdapat beberapa metode mulai dari yang

menggunakan energi tinggi seperti dengan milling dan homogenasi tekanan tinggi ataupun yang hanya menggunakan energi rendah (kon!ensional) seperti pembuatan dengan cara nanopartikel polimerik (Lamprecht, 2009). *embuatan nanopartikel yang menggunakan polimer berdasarkan pada ter'adinya pengendapan. *ada prinsipnya larutan organik yang mengandung polimer.monomer dilarutkan dengan ase air dengan atau tanpa sur aktan. +emudian pelarut organik dihilangkan dengan berbagai macam cara seperti penguapan, atau pengadukan (7ashwant, et al., 2009).

2.1.+.1 Polimerisasi ,onomer 4etode ini menggunakan monomer. *rinsipnya monomer dan obat tidak larut air dilarutkan di campuran minyak dan etanol. +emudian larutan organic ini di tuangkan perlahan pada air atau larutan bu er (p,809) yang berisi su aktan seperti polo9amer. Nanocapsul akan terbentuk secara spontan dengan polimerasi anionik dari monomer pada ase organik ketika bertemu dengan ion hidroksil yang beker'a sebagai inisiator (%hassu, et al., 200().

2.1.+.2 Deposisi Polimer a. ,eto)e pen2uapan pelarut *ada metode ini, polimer pertama kali dilarutkan di pelarut tidak larut air, mudah menguap, dan pelarut organik seperti kloro orm, diklorometana, atau etil asetat. 1bat di masukan pada larutan polimer ini dan campuran diemulsi ikasi pada ase air yang berisi emulsi ier atau sur aktan seperti as poly(!inyl alcohol) (*:6), gelatin, atau polysorbate ;0 membentuk emulsi o.w. *roses emulsi ikasi di asilitasi dengan homogenasi kecepatan tinggi atau soni ikasi. <ntuk menghilangkan sol!ennya, proses pengadukan bisa dilan'utkan dengan beberapa 'am pemanasan pada temperatur tinggi atau pada kondisi tekanan yang rendah. Nanopartikel dapat di pisahkan dengan sentri ugasi atau iltrasi, mencucinya dengan pelarut, dan dengan metode ree"e0drying untuk memproduksi nanopartikel yang bebas dalam bentuk padatan (7ashwant, et al., 2009).

b. ,eto)e )ifusi pelarut )alam metode ini, ase minyak yang digunakan berupa pelarut yang dapat larut dengan air misalnya sa'a aseton atau methanol yang ditambahkan dalam pelarut organik yang tidak larut air seperti diklorometan atau kloro orm. +arena di usi yang ter'adi secara spontan dari pelarut yang larut air, terbentuk turbulensi antar muka diantara dua ase sehingga membentuk partikel yang lebih kecil. 2ersamaan dengan berdi usinya pelarut larut air, ukuran partikel yang terbentuk semakin kecil (Lamprecht, 2009).

2.1.- Tu3uan Pembuatan Nanopartikel

+etika partikel dikurangi ukurannya hingga skala nanometer si at isika partikel tersebut dapat berubah. 2erkurangnya ukuran tersebut dapat meningkatkan kelarutan obat sehingga bioa!ailabilitas obat dalam tubuh dapat ditingkatkan, dan e ek terapi obat dapat dicapai lebih maksimal terutama untuk in'eksi intra !ena (Lamprecht, 2009).

2.1.1 Kelebi/an Nanopartikel <kurannya yang kecil sehingga menyebabkan meningkatnya kelarutan obat sehingga meningkatkan bioa!ialabilitas obat tersebut dan e ek terapi yang ditimbulkan obat terutama untuk obat0obat yang memiliki bia!ailabilitas obat rendah dapat ditingkatkan. Nanopartikel 'uga dapat lebih mudah memasuki membran biologis misalnya sa'a seperti sawar otak sehingga dapat di'adikan terapi utama untuk kanker otak, selain itu 'uga nanopartikel lebih selekti karena beker'a hanya pada 'aringan atau sel yang spesi ik sa'a (#awat, et al., 200-), melindungi obat dari degradasi dan dapat membawa molekul biologi seperti proten dan oligonukleotida (%hassu, et al., 200().

2.1.& kekuran2an Nanopartikel Nanopartikel memiliki ukuran yang amat kecil sehingga dapat dengan mudah masuk ke sel atau 'aringan0'aringan karena itu kadang dapat menimbulkan e ek toksik dan menyebabkan mutasi. )osis yang digunakan dalam nanopartikel tidak dapat terlalu besar karena dikhawatirkan mengenai e ek samping tersebut (#awat, et al., 200-).

2.2 Ba/an 2.2.1 Kurkumin +urkumin =$,(0bis0(5>0hidroksi08>metoksi enil)0$,-0heptadiena08,?0dion@

merupakan "at warna kuning yang terkandung dalam rimpang kunyit Aurcuma longa (4eiyanto, $999). +urkumin merupakan salah satu produk senyawa metabolit sekunder dari rimpang tersebut (6'arau'o, 200$).

ambar 2.1 Struktur Kurkumin !Anan)$ et al.$ 2%%4'.

+urkumin termasuk golongan senyawa poli enol dengan struktur kimia mirip asam erulat yang banyak digunakan sebagai penguat rasa pada industri pada p, dan makanan. +urkumin tidak larut dalam air tetapi larut dalam etanol atau dimetilsul oksida ()4S1). )egradasi kurkumin tergantung berlangsung lebih cepat pada kondisi netral0basa (Saputra, 20$0).

2.2.1.1 Klasifikasi kun5it

ambar 2.2 kun5it !6/attopa)/5a5$ et al.$ 2%%-'

+ingdom B *lantae )i!isio +elas 1rdo Damili /enus Species B Spermatophyta B 4onocotyledoneae B Cingiberales B Cingiberaceae B Aurcuma B Curcuma domestica :al. atau Curcuma longa L. (Ahattopadhyay, et al., 2005). Sub0di!isi B 6ngiospermae

2.2.1.+ ,orfolo2i )an Kan)un2an a. morfolo2i Struktur mor ologi kunyit terdiri atas akar, rimpang, daun, tangkai bunga dan kuntum bunga. Sistem perakarannya termasuk akar serabut (radi9 ad!enticia) berbentuk benang ( ibrisus) yang menempel pada rimpang. 2atang merupakan batang semu dari pelepah0pelepah daun yang saling menutup satu sama lain, tegak, bulat dan relati pendek dengan warna hi'au kekuningan. #impang

kunyit tumbuh dari umbi utama yang mempunyai bentuk ber!ariasi antara bulat0pan'ang, pendek dan tebal, lurus ataupun melengkung (#ukmana, $995).

b.kan)un2an kimia +andungan "at0"at kimia yang terdapat dalam rimpang kunyit adalah sebagai berikut B a. b. c. Cat warna kurkuminoid yang merupakan suatu senyawa diarilheptanoid 805E 4inyak atsiri 20?E 6rabinosa, ruktosa, glukosa, pati, tannin dan dammar.

d. 4ineral yaitu magnesium besi, mangan, kalsium, natrium, kalium, timbal, seng, kobalt, aluminium dan bismut. (Saputra, 20$0). 2.2.1.- Sifat 7isiko Kimia kurkumin $. 4elting *oint B $;8FA 2. 4olar 4ass 8. +elarutan B 8-;.8; g.mol B %idak larut di dalam air dan eter tetapi larut di dalam alkohol. )i dalam alkali warnanya akan men'adi merah kecoklatan dan di dalam asam akan berwarna kuning terang 5. 2entuk ?. &arna B serbuk B kuning terang atau kuning kemerahan (Saputra, 20$0).

2.2.1.1 ,anfaat Kurkumin *enelitian menun'ukan kurkumin memiliki man aat sebagai bahan alam yang memiliki khasiat spektrum luas yaitu, kurkumin dapat mengurangi kolesterol darah, mencegah aterosklerosis dan in ark miokardium, mensupresi diabetes, stimulasi regenerasi otot, mempercepat penyembuhan luka, mengurangi ge'ala penyakit artritis dan al"heimer, mengurangi kemungkinan terbentuknya batu empedu, memodulasi multipel sklerosis, mencegah replikasi ,3:, mencegah katarak, menghambat resistensi obat, sebagai anti0oksidan,anti parasit, anti0in lamasi, anti0kanker, dan anti0 mutagen. Serta tidak menyebabkan toksik meskipun digunakan dalam dosis yang cukup tinggi (6nand, et al., 200;). G ek antiparasit daru kurkumin di dapat karena akti itas kurkumin pada proses transkripsi gen. *enelitian baru0baru ini menyimpulkan bahwa proses asetilasi dari histone yang mnyebabkan trankripsi pada gten eukariotik, ini 'uga yang menyebabkan kanker apabila proses ini terus ter'adi. +urkumin memiliki peran untuk menghambat proses ini sehingga dapat di 'adikan salah satu alternati pengobatan untuk mengobati kanker (4ehlhorn, 20$$).

2.2.1.& Kelema/an Kurkumin 6da beberapa masalah yang membuat kurkumin susah dikembangkan dan diaplikasikan sebagai obat diantaranya adalah kurkumin merupakan senyawa nonpolar yang sulit larut dalam air dan kurkumin memiliki bioa!ailabilitas yang rendah (4eiyanto, $999) sehingga sulit untuk sedian oral (Sasaki, 200-)

2.2.2 Pol5!la(ti(8co82l5(oli( a(i)' PL A *L/6 atau poly(lactic0co0glycolic acid) adalah polimer yang telah diakui oleh D)6 karena dapat terdegradasi dengan mudah di dalam tubuh. *L/6 disintesis dengan pembukaan cicin secara acak dari dua monomer yang berbeda yaitu asam glikonat dan asam laktat (4ainardes, et al., 2005). +arena biokompatibilitas serta biodegradasinya yang baik, poly (lactide0co0 glycolide) (*L/6) sering digunakan untuk biomaterial dan telah banyak dikomersilkan untuk drug delivery systems (Ste!ano!iae, et al., 200(). *L/6 akan terhidrolisis saat berada dalam tubuh dan akhirnya akan membentuk air dan karbon doiksida. +arena itu ketika masuk ke tubuh *L/6 akan terpecah sendiri dan tidak menyebabkan bahaya meskipun *L/6 tidak dibuang kembali dibandingkan dengan polimer lain yang tidak bisa dimetabolisme oleh tubuh penggunaan *L/6 akan lebih e isien dan praktis pada pasien karena tidak harus mengeluarkan kembali *L/6 dari tubuh mereka (sharma, 20$$). 2.2.2.1 Sifat 7isiko Kimia PL A $. 4elting *oint B 2. +elarutan 8. 2entuk 5. &arna B Larut di dalam aseton atau etil asetat serta pelarut organic lainnya. B Serbuk amor B putih (4ainardes, et al., 2005).

2.2.2.2 Ke2unaan PL A

Sebagai polimer yang dapat digunakan untuk system penghantaran obat. *L/6 merupakan polimer yang biodegradable sehingga dapat dengan mudah dimetabolisme oleh tubuh tanpa harus mengeluarkan kembali polimer tersebut 'ika dimasukan ke dalam tubuh baik secara oral maupun dalam bentuk sediaan implant. *L/6 'uga telah diakui oleh D)6 sehingga keamanan dalam penggunaannya telah teru'i dengan baik (4ainardes, et al., 2005).

2.2.2.+ Kelema/an PL A *L/6 merupakan polimer yang mudah terdegradasi dengan adanya air karena memacu reaksi hidrolisis sehingga polimer tersebut hancur. +arena itu *L/6 hanya dapat digunakan dalam 'angka waktu yang cukup pendek yaitu kira0kira hanya dua bulan sa'a (4ainardes, et al., 2005).

2.2.+ Pol5 9in5l Al(o/ol !P9A' *oly :inyl 6lcohol digunakan sebagai penstabil emulsi dan digunakan pula sebagai bahan obat lepas lambat serta sediaan transdermal. *:6 dapat diperoleh dengan menghidrolisis poly !inyl acetate (#owe, et al.,2009).

2.2.+.1 Sifat 7isiko Kimia $. 4elting *oint 2. +elarutan B 280FA B Larut di dalam air, sedikit larut dalam alkohol, dan tidak larut dalam pelarut organik 8. 2entuk B serbuk

5. &arna

B putih (#owe, et al.,2009).

2.2.+.2 Ke2unaan P9A *:6 digunakan sebagai penstabil emulsi sehingga tidak ter'adi penambahan aglomerasi dari partikel di dalam emulsi dan akhirnya emulsi dapat stabil. *:6 'uga dapat digunakan sebagai peningkat !iskositas dan lubricant (#owe, et al.,2009).

2.2.+.+ Kelema/an P9A *:6 rusak 'ika dalam keadaan asam kuat, dan membentuk endapan 'ika di dalamya terdat sul at ataupun os at (#owe, et al.,2009).

2.2.- Dikloro ,etana )iklorometana merupan senyawa kimia yang memiliki sinonim nana metilen klorida. )iklorometana merupakan cairan 'ernih yang tidak berwarna namun memiliki bau seperti bau eter. )iklorometana biasanya digunakan sebagai sol!en dan memiliki titik didih yang rendah.

!IA"6 ,.N. "AP:S ;ol <1'.

%itik didihnya yang rendah membuat diklorometan dipergunakan 'uga sebagai polimer untuk industri aerosol dan berbagai keperluan industri lainnya. Namun, diklorometana 'uga merupakan senyawa yang cukup dibilang berbahaya bagi manusia karena e eknya seperti mengganggu perna asan. )iklorometan terdapat dalam beberapa grade, tergantung untuk apa diklorometan tersebut digunakan misalnya untuk aerosol, spesial, atau bahan kimia makanan.

2.2.-.1 Sifat 7isiko kimia $. %itik )idih 2. +elarutan 8. 2entuk 5. &arna B 50FA B Sedikit larut di air pada suhu 20FA, larut di karbon tetraklorida B cairan B tidak berwarna !IA"6 ,.N. "AP:S ;ol <1'.

2.+ Karakterisasi 2.+.1 S(annin2 =lektron ,i(ros(op5 !S=,' SG4 adalah satu 'enis mikroskop electron yang menggunakan berkas electron untuk menggambar pro il permukaan benda. *rinsip ker'a SG4 adalah menembakan permukaan benda menggunakan berkas elektron berenergi tinggi. *ermukaan benda yang dikenai berkas akan memantulkan kembali berkas tersebut atau menghasilkan

electron sekunder ke segala arah. %etapi ada satu arah dimana berkas dipantulkan dengan intensitas tertinggi. )etektor di dalam SG4 mendeteksi electron yang dipantulkan dan menentukan lokasi berkas yang dipantulkan dengan intensitas tertinggi. 6rah tersebut member in ormasi pro il permukaan benda seperti seberapa landai dan kemana arah kemiringan (6bdullah, 2009).

ambar +.1 alat S=, !Ab)ulla/$ 2%%0'.

*ada saat dilakukan pengamatan, lokasi permukaan benda yang ditembak dengan berkas electron di0scan keseluruh area pengamatan. +ita dapat membatasi lokasi oengamatan dengan melakukan "oom in dan "oom out. 2erdasarkan arah pantulan berkas pada berbagai titik pengamatan maka pro il permukaan benda dapat dibangun menggunakan program pengolahan gambar yang ada dalam komputer (6bdullah, 2009).

Syarat agar SG4 dapat menghasilkan citra permukaan yang ta'am adalah permukaan benda harus bersi at sebagai pemantul electron atau dapat melepaskan electron sekunder ketika di tembak dengan berkas electron. 4aterial yang memiliki si at demikian adalah logam. Hika permukaan logam diamati di bawah SG4 maka pro il permukaan akan tampak dengan 'elas (6bdullah, 2009). 6gar pro il permukaan bukan logam dapat diamati secara 'elas dengan SG4 maka permukaan material tersebut harus dilapisi dengan logam. Dilm tipis logam dibuat pada permukaan material tersebut sehingga dapat memantulkan berkas elektron. 4etode pelapisan yang umumnya dilakukan adalah e!aporasi dan sputtering (6bdullah, 2009).

ambar +.2 pelapisan lo2am !Ab)ulla/$ 2%%0'.

*ada metode e!aporasi, material yang diamati permukaannya ditempatkan dalam suatu ruang (chamber) bersama dengan material logam yang akan digunakan sebagai sumber pelapis. #uang tersebut dapat di!akumkan dan logam pelapis dapat

dipanaskan hingga mendekati titik leleh. Logam pelapis diletakan diatas ilament pemanas. 4ula0mula chamber di!akumkan diikuti dengan pemanasan logam pelapis. 6tom0atom menguap pada permukaan logam. +etika sampai pada permukaan material yang memiliki suhu rendah, atom0atom logam terkondensasi dan membentuk lapisan tipis di permukaan material. +etebalan lapisan dapat dikontrol dengan mengatur waktu lamanya e!aporasi. 6gar proses ini berlangsung dengan e isien maka logam pelapis harus yang memiliki titik lebur rendah. Logam pelapis yang umumnya digunakan adalah emas (6bdullah, 2009). *rinsip ker'a sputtering mirip dengan e!aporasi. Namun sputtering dapat berlangsung pada suhu rendah (suhu kamar). *ermukaan logam ditembak dengan ion gas berenergi tinggi hingga terpental keluar dari permukaan logam dan mengisi ruang di dalam chamber. +etika mengenai permukaan sampel, atom0atom logam tersebut membentuk ase padat dalam bentuk ilm tipis. +etebalan lapisan dikontrol dengan mengatur lama waktu sputtering (6bdullah, 2009). *ada saat pengukuran dengan SG4, lokasi di permukaan sampel tidak boleh terlalu lama dikenai berkas. Glectron yang berenergi tinggi pada berkas dapat mencabut atom0atom di permukaansampel hingga permukaan tersebut akan rusak dengan cepat. Dilm tipis di permukaan sample akan menguap dan kembali men'adi isolator. 6khirnya bayangan yang terekam tiba0tiba men'adi hitam (6bdullah, 2009).

ambar +.+ /asil pen2ukuran S=, !Ab)ulla/$ 2%%0'.

Aara menentukan distribusi ukuran partikelnya adalah dengan melihat skala barnya. Setiap oto sem memiliki bar skala yang pan'angnya sudah tertentu. 2ar tersebut men'adi acuan penentuan ukuran partikel. Aontohnya ada bar yang tertulis pan'angnya 0,?Im. 'ika diukur dengan penggaris misalnya pan'ang bar tersebut adalah $ cm maka $ cm pada gambar bersesuaian dengan pan'ang 0,?Im ukuran sebenarnya. Hika kita mengukur dengan menggunakan penggaris adalah 2,2 cm maka diameter riil partikel tersebut adalah (2,2 cm.$cm) J 0,?Im K $,$ Im (6bdullah, 2009).

2.+.2 ,ikroskop 6a/a5a 4ikroskop cahaya mempunyai perbesaran maksimum $000 kali. 4ikroskop mempunyai kaki yang berat dan kokoh dengan tu'uan agar dapat berdiri dengan stabil. 4ikroskop cahaya memiliki tiga sistem lensa, yaitu lensa obyekti , lensa okuler, dan kondensor. Lensa obyekti dan lensa okuler terletak pada kedua u'ung

tabung mikroskop. Lensa okuler pada mikroskop bisa berbentuk lensa tunggal (monokuler) atau ganda (binokuler). *ada u'ung bawah mikroskop terdapat tempat dudukan lensa obyekti yang bisa dipasangi tiga lensa atau lebih. )i bawah tabung mikroskop terdapat me'a mikroskop yang merupakan tempat preparat. Sistem lensa yang ketiga adalah kondensor. +ondensor berperan untuk menerangi obyek dan lensa0lensa mikroskop yang lain. 2.+.+ 9iskositas :iskositas diukur menggunakan alat !iskometer 2rook ield. 6lat ini beker'a berdasarkan friction yang ditimbulkan oleh emulsi terhadap luas area spindle yang digunakan. :iskositas berpengaruh terhadap hasil polimer emulsi. 6plikasi polimer untuk bahan pelapis.coating dan biasanya memerlukan polimer yang !iskositasnya tidak terlalu tinggi tetapi 'uga tidak terlalu encer. 4akin banyak inisiator yang ditambahkan , !iskositas makin bertambah besar. +enaikan ini disebabkan karena semakin banyak inisiator yang ditambahkan, kecepatan pembentukan radikal makin cepat, sehingga kecepatan masuknya radikal ke partikel 'uga makin cepat. )engan makin cepatnya radikal masuk ke partikel, kecepatan polimerisasi bertambah pula, yang pada akhirnya akan memperbesar ukuran partikel yang dihasilkan. 4akin besar ukuran partikel yang dihasilkan, belitan antar rantai akan makin kuat 'uga sehingga ter'adi kenaikan !iskositas. 2.+.- Pemeriksaan ;isual *emeriksaan ini meliputi pemeriksaan kepekatan warna. Nanopartikel adalah partikel yang amat kecil sehingga seharusnya warna dari nanopartikel akan lebih 'ernih atau lebih transparan dikarenakan ukurannya yang kecil sehingga sulit untuk dilihat oleh mata. 2erbeda dengan suspensi yang ukuran partikelnya lebih besar dari nano. +arena ukurannya yang lebih besar maka akan lebih mudah terlihat atau dapat dikatakan warnanya lebih pekat (tidak terlihat transparan) seperti nanopartikel. )engan acuan ini dapat dibedakan secara !isual.

You might also like