You are on page 1of 6

SUPERSCRIPTIO Pada resep, bagian ini merupakan pelengkap.

Biasanya ditulis dengan R/ pada bagian kiri atas, di bawah identitas dokter. Biasanya sudah tercetak pada blanko resep. Namun jika diberikan lebih dari satu formula resep, harus dituliskan R/ lagi. Analisis : Dalam resep terlampir, letak penulisan R/ sudah benar yaitu : di sebelah kiri, tiap formula obat yang berlainan diberi tanda R/. Pada resep ada 3 jenis obat, jadi ada 3 tanda R/. INSCRIPTIO Bagian ini adalah inti dari resep. Berisi nama obat, kekuatan, dan jumlah yang diperlukan. Nama obat bisa menggunakan nama generik, paten, atau standar. Kekuatan ditulis dalam satuan berat atau volume (mg,g,mL,L) dan dengan angka Arab. Jumlah obat ditulis dalam satuan biji dengan angka romawi (tablet, botol, bungkus,dll). Analisis : Spesifikasi Sediaan Jadi Dalam skenario, dokter memberikan antivirus dan anti nyeri (analgesik). Ini relevan dengan obat yang ditulis dalam resep, yaitu: Acyclovir (antivirus), Antalgin (analgesikantipiuretik), dan Parasetamol (analgesik-antipiuretik). Namun pemilihan obat untuk anti nyeri cenderung polifarmasi. Menurut saya, cukup diberikan Parasetamol saja karena Antalgin lebih diindikasikan untuk nyeri yang hebat dan mengingat efek sampingnya juga lebih berat. Obat-obat tersebut merupakan nama obat generik. Urutan penulisan nama obatnya juga sudah sesuai, yaitu Acyclovir sebagai obat kausatif ditulis pada urutan pertama. Diikuti oleh Paracetamol pada urutan ke-2 sebagai obat simptomatis. Bentuk sediaan obat (BSO) yang diberikan dokter adalah tablet. BSO untuk

Acyclovir dan Paracetamol memang benar ada yang berbentuk tablet. Pemberian BSO berupa tablet relevan dengan skenario, yaitu diberikan ke pasien dewasa (Riko, 26 tahun). Penulisan Tab untuk tablet sudah benar. Tapi sebaiknya ditulis sebelum nama obat (contoh: R/ Tab. Antalgin mg 500 No. XV). Penulisan Satuan Berat, Volume, Unit.

Satuan obat (berat, volume, atau unit) tidak ditulis dalam resep. Seharusnya untuk tablet, satuan obat yang digunakan adalah satuan berat, yaitu mg atau g. Lebih baik gunakan mg. Penulisan Angka Kekuatan obat tidak ditulis pada resep. Kekuatan obat seharusnya ditulis dalam resep dalam bentuk angka Arab dan letaknya di belakang satuan berat. Yaitu mg 500 untuk Antalgin dan mg 400 untuk Acyclovir. Satuan Biji/Tablet/Kapsul/Botol Dalam resep, jumlah obat Acyclovir ditulis sebanyak X. Yang artinya 10 tablet dan ditulis dalam angka Romawi. Jumlah obat Paracetamol ditulis sebanyak XV. Yang artinya 15 tablet dan ditulis dalam angka Romawi. Penulisan jumlah obat dengan angka Romawi sudah sesuai dengan kaidah penulisan yang berlaku. Namun sebelum angka Romawi seharusnya ada kata No. (numero). Misalnya: Acyclovir mg No. X SUBSCRIPTIO Bagian ini berisi keterangan sediaan obat dan jumlahnya. Cara penulisan tergantung dari macam formula resep yang digunakan. Biasanya bagian ini untuk penulisan formula magistralis. Analisis : Obat dalam resep ini adalah formula officinalis. Keterangan sediaan obat dan jumlah sudah dijelaskan pada bagian inscriptio. SIGNATURA Bagian ini berisi informasi frekuensi obat, jumlah obat saat diminum, durasi pemberian obat, dll. Ditandai dengan huruf S (Signatura) dan ditulis di awal. Analisis : Dosis Individu Dalam resep, dosis Acyclovir tertulis S 3 d.d tab I, prn yang artinya obat diberikan 3X sehari sebanyak satu tablet dan dikonsumsi jika perlu. Seharusnya dosis Acyclovir tablet
2

untuk dewasa adalah 400 mg sebanyak 3X sehari selama 7-14 hari. Jika pemberian obat selama 14 hari, maka jumlah tablet yang diberikan adalah 3X14 = 42 tablet (XLI). Keterangan prn seharusnya tidak ditulis karena Acyclovir merupakan obat kausatif yang harus dihabiskan. Berarti yang harus ditulis dalam resep adalah S 3 d.d tab I (habiskan). Dosis untuk Paracetamol tertulis S 3 d.d tab I yang artinya obat diberikan 3X sehari sebanyak satu tablet. Dosis Paracetamol untuk dewasa adalah 365-650 mg tiap 4-6 jam. Jika sediaannya 500mg, maka dalam sehari bisa dikonsumsi sebanyak 4X. Namun Paracetamol adalah obat simptomatis yang dikonsumsi jika gejala timbul/seperlunya dan pemakaian untuk nyeri tidak boleh lebih dari 10 hari. Jadi seharusnya ditulis S p.r.n 4 d.d tab I. Penulisan Singakatan Penulisan singakatan untuk tablet (tab = tabulae), 3X sehari (3 d.d), dan jika perlu (p.r.n = pro re nata) sudah benar. RESEP SECARA UMUM Paraf/ Tanda Tangan Dokter Dalam resep, setiap selesai menuliskan satu formula obat dokter sudah menambahkan pembatas berupa garis horizontal (di bawah formula obat) dan parafnya. Jika obat yang diresepkan adalah obat golongan psikotropika maka harus diberi tanda tangan dokter. Identitas Pasien Identitas pasien berupa nama, umur, dan alamat sudah ditulis lengkap dalam resep. Untuk nama digunakan kata pro. Pro : Sdr. Riko (26 tahun)

Alamat : Jl. Rajawali Dilihat dari umurnya, pasien tergolong dalam pasien dewasa. Namun akan lebih baik jika berat badan juga ditulis. Identitas Dokter dan Tanggal Penulisan Resep Penulisan identitas dokter sudah benar dan lengkap, yaitu pada bagian atas balngko resep meliputi :
3

Nama No. SIP

: dr. Medita : 01.01.IV.1.01.0879 : Jl. Kesehatan No.17 B, Kaliurang, Yogyakarta / 0274-896448. : Jl. Manokwari No.5, Condong Catur, Sleman / 0274-387264.

Alamat Praktek & No.Telp Alamat Rumah & No.Telp

Kemudian resep dibuat pada tanggal 8 Juni 2010 di Yogyakarta. Tanggal ditulis sebelah kanan, di bawah identitas dokter. Jumlah Obat/Sediaan Acyclovir Dosis tablet Acyclovir untuk pasien dewasa adalah 400 mg yang diberikan 3X sehari selama 7-14 hari. Jika diberikan selama 14 hari, maka jumlah obatnya 3X14 = 42 tablet. Paracetamol Jumlah tablet Paracetamol yang diberikan kepada pasien adalah sebanyak XV (15 tablet). Kesesuaian Jumlah R/ Jumlah R/ dalam resep ada tiga buah, karena ada 3 formula obat yang berbeda. Penulisan jumlah R/ sudah sesuai dengan dengan jumlah formula obat. Namun dalam kasus ini, Antalgin tidak diperlukan karena golongannya sama dengan Paracetamol yaitu analgesikantipiuretik. Kalau diberikan keduanya, berarti mengarah ke polifarmasi. Terlebih lagi Antalgin diindikasikan untuk nyeri yang hebat, misalnya nyeri pasca operasi dan efek sampingnya lebih berat. Pada akhirnya, jumlah R/ yang harus dituliskan adalah dua buah. Ditulis sebelum nama obat. Lama Obat diberikan Acyclovir Acyclovir adalah obat kausatif yang berfungsi sebagai anti virus. Lama pemberian obat yang dianjurkan adalah 7-14 hari. Obat harus dihabiskan karena merupakan obat kausatif. Paracetamol Paracetamol termasuk ke dalam golongan analgesik-antipiuretik dan merupakan obat simptomatis. Oleh karena itu, obat ini diberikan seperlunya saja jika gejala timbul.

Dalam resep, jumlah obat ada 15 dan diberikan 4X sehari. Jadi lama pemberian obat adalah 3 hari. Informasi Bentuk Sediaan Obat Bentuk sediaan obat yang diberikan oleh dokter adalah tablet. Hal tersebut sudah benar mengingat pasiennya dewasa dan dalam skenario tidak ada keadaan pada pasien yang menghambatnya untuk mengkonsumsi tablet. Cara Pemakaian Obat Karena obat yang diberikan kepada pasien adalah tablet. Maka cara pemakaiannya melalui oral. Penggunaan Kombinasi Obat/Interaksi Obat Acyclovir merupakan sintesis analog purin yang berasal dari turunan guanin. Digunakan sebagai antivirus dan aktif terhadap Herpeviridae. Acyclovir akan menghambat replikasi DNA virus dengan cara bergabung dengan DNA polimerase virus. Bila digunakan secara oral, bioavailibilitasnya 10%-20% dan mencapai Cmax pada 0.86 1.61 mcg/mL. Interaksi obat dengan Zidovudine akan membuat pasien cenderung lesu/lethargy. Inetraksi dengan probenedic akan meningkatkan kadar Acyclovir dalam plasma, durasi kerjanya semakin lama, namun sedikit yang diekskresikan. Paracetamol atau Acetaminofen adalah golongan obat analgesik-antipiuretik ringan sampai sedang. Dapat menghambat prostaglandin pada susunan saraf pusat dan mengurangi demam karena bekerja pada hipotalamus. Namun efeknya untuk antiinflamasi kurang. Paracetamol diabsorpsi oleh sistem GI. Didistribusikan melalui plasma darah ke jaringan tubuh. Sebagian besar dimetabolisme di hepar. Sekitar 4% dimetabolisme oleh CYP 450 untuk mengurangi efek toksik. Dieksresikan melalui ginjal. Interaksi obat dengan Warfarin dapat meningkatkan resiko perdarahan. Interaksi obat dengan Barbiturat, Hydantoins, dan Sulfinpyrazone akan mengurangi efek terapi dari Acetaminofen. Konsumsi Acyclovir dan Paracetamol secara bersamaan tidak menimbulkan interaksi yang saling menghambat atau mempercepat efek obat-obat tersebut dalam tubuh. Jadi dapat digunakan sebagai kombinasi obat. Informasi Tambahan untuk Apoteker
5

Acyclovir Dosis harus sesuai dengan indikasi. Instruksikan pasien untuk mengkonsumsi obat sesuai petunjuk dokter. Jangan mengubah dosis dan menghentikan konsumsi obat tanpa petunjuk dokter. Obat dapat dikonsumsi saat perut kosong, jika terjadi sakit perut segera makan. Beritahu pasien untuk menghubungi dokter jika efek samping obat dirasakan berat. Untuk pasien herpes genital, beritahu kepadanya untuk tidak melakukan hubungan seks dengan pasangannya selama masih terdapat lesi karena dapat menular kepada pasangannya. Ingatkan pasien jika terjadi rekuren penyakit Herpes maka segera minum obat saat gejala awal muncul. Pengobatan tidak akan efektif jika sudah lebih dari 6 jam dari onset. Hati-hati untuk ibu hamil dan menyusui.

Paracetamol Beritahu pasien untuk tidak mengkonsumsi obat lain Acetaminofen. Beritahu pasien untuk tidak meneruskan minum obat lebih dari 10 hari untuk nyeri dan tidak lebih dari 3 hari untuk demam. Paracetamol merupakan obat simptomatik, jadi pemaikaiannya hanya seperlunya jika gejala timbul. Dalam resep sudah tertulis prn. yang mengandung

You might also like