Professional Documents
Culture Documents
OLEH:
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2009
BAB I
PENDAHULUAN
Suatu bangsa yang dikatakan beradab, belum tentu terlepas dari masalah
krisis kemanusiaan. Bangsa Indonesia merupakan bangsa besar yang menjunjung
tinggi nilai-nilai kemanusiaan. Hal ini tercantum dalam dasar ideologi negara,
yakni sila ke-2 Pancasila dan alinea ke-4 UUD 1945. Namun, berbagai peristiwa
kerusuhan-yang banyak memakan korban jiwa, di tanah air seperti: di Ambon,
Poso, dan Palangkaraya, telah membuktikan bahwa krisis ini masih bisa terjadi di
negara yang beradab. Lantas, mengapa hal ini masih bisa terjadi?
1.1 Tujuan
1.1 Manfaat
ANALISIS
Sebelum kita dapat mengetahui apakah Indonesia layak atau tidak disebut
sebagai bangsa yang beradab, maka kita perlu mengetahui pengertian dari istilah
bangsa dan istilah beradab itu sendiri.
Sebagai ideologi, Pancasila dan UUD 1945 menjadi identitas bagi setiap
warga negara Indonesia. Identitas ini bukanlah hasil jiplakan atau pemikiran
bangsa lain, melainkan merupakan buah pemikiran dan jiwa dari Bangsa
Indonesia sendiri. Sejarah lahirnya Pancasila memberikan pesan kapada kita
bahwa Pancasila merupakan ekspresi dari keluhuran budi dan semangat
kolektifitas dari Bangsa Indonesia yang oleh para founding fathers dirumuskan
menjadi suatu tata nilai bagi kehidupan kebangsaan yang lebih untuk Indonesia
yang merdeka. Pancasila menjadi produk historis dari konsensus sosial segenap
kekuatan sosial politik yang membentuk Indonesia modern tersebut, sekaligus
dijadikan pengalaman empiris dalam menciptakan harmoni di antara perbedaan
kepentingan dari keragaman orientasi.
Kemanusiaan yang adil dan beradab adalah kesadaran sikap dan perbuatan
manusia didasarkan kepada potensi budi nurani dalam hubungannya dengan
norma-norma kebudayaan (keberadaban). Nilai ini merupakan refleksi dari
martabat serta harkat manusia yang memiliki potensi kultural. Setiap
warganegara dijamin hak dan kebebasannya yang mengatur hubungan manusia
dengan Tuhan, dengan sesamanya, serta alam lingkungannya. Nilai cinta kasih
dan nilai etis harus menghargai keberanian untuk membela kebenaran, santun dan
menghormati harkat kemanusiaan.
Jadi, dapat kita lihat bahwa secara filosofi, Bangsa Indonesia merupakan
bangsa yang beradab sebab budaya-budaya kesopanan, kesusilaan, saling
menghormati dan menghargai sudah diturunkan dari para leluhur Bangsa
Indonesia dan telah mendarah daging. Bangsa Indonesia juga telah menyatakan
dengan jelas dalam ideologi Pancasila, bahwa Bangsa Indonesia adalah bangsa
yang beradab.
Lantas, solusi yang tepat untuk mencegah krisis kemanusiaan terjadi lagi
di tanah air ialah dengan menanamkan semangat kebangsaan pada generasi muda.
Selain mendalami materi akademik demi pengetahuan dan inteligensi, siswa-siswi
sudah harus dididik mengenai kecerdasan emosi dan spiritual sejak dini.
Pembinaan dan pemahaman terhadap ajaran agama juga harus diberikan agar
mental generasi muda tidak mudah goyah (stabil) terhadap globalisasi, terhadap
hasutan-hasutan, dan terhadap perilaku yang menyimpang dari ajaran agamanya.
PENUTUP
1.1.Kesimpulan
Solusi untuk mencegah krisis kemanusiaan agar tidak terjadi lagi ialah
dengan mendidik dan membina generasi muda dengan semangat kebangsaan,
pengembangan kecerdasan emosional (EQ), kecerdasan spiritual (SQ), serta
penanaman mental yang benar sejak dini. Jalan damai (bermusyawarah, dialog,
dan membangun saling pengertian) dan bukan konfrontasi, perang, atau
penggunaan kekerasan—tetaplah yang terbaik.
1.2.Saran
Sebagai mahasisiwa Negara Indonesia sudah seharusnya kita ikut
bertindak dalam ikut bertindak dalam mengatasi krisis kemanusia. Walau kita
tidak bisa berbuat banyak setidaknya kita sadar akan integritas kita sebagai satu
bangsa, sehingga kita dapat saling menghargai dan menghormati agar perdamaian
tercipta dan krisis kemanusiaan dapat dicegah.
Daftar Pustaka