You are on page 1of 20

LAPORAN KULIAH LAPANGAN

TAKSONOMI TUMBUHAN TINGKAT TINGGI


STUDI FLORA JENIS-JENIS TUMBUHAN DI JORONG LUBUK SELASIH,
KANAGARIAN BATANG BARUS, KECAMATAN ARO SUKA, KABUPATEN
SOLOK, SUMATERA BARAT

FAMILY: MORACEAE
OLEH
KELOMPOK 2 GANJIL
1. SAYATI MANDIA

(0910421013)

2. MELINDA PURNAMASARI

(0910422035)

3. HADI KURNIAWAN

(0910422037)

4. ERVINA MAGDAULIH

(0910422047)

5. RESTI HELVETIA

(0910422069)

6. BONNA SUVELTRI

(0910422071)

7. RIDHO ANUGRAH

(0910423083)

8. ARI SASDA DEWI

(0910423099)

LABORATORIUM TAKSONOMI TUMBUHAN


JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG, 2010
1

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah SWT atas limpahan rahmad dan karunianya Penulis
dapat menyelesaikan Laporan Kuliah Lapangan Taksonomi Tumbuhan Tingkat
Tinggi dengan Family Moraceae yang dibuat sebagai syarat untuk menyelesaikan
mata kuliah Taksonomi Tumbuhan Tingkat Tinggi dan merupakan laporan secara
menyeluruh terhadap hasil Kuliah Lapangan yang dilakukan tanggal 7-9 Mei 2010 di
Kabupaten Solok.
Disamping itu, penulis juga berterima kasih atas pihak pihak yang telah
membantu terselesaikannya laporan ini, diantaranya Prof. Dr. Syamsuardi, MSc. dan
Dra. Solfiyeni, MP. sebagai dosen mata kuliah Taksonomi Tumbuhan Tingkat
Tinggi, Nurainas, Ssi.,Msi. selaku pembimbing kuliah lapangan, dan Para Asisten
Praktikum Taksonomi Tumbahan Tingkat Tinggi, atas arahan dan bimbingannya
selama ini. Dan pihak pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
Dan penulis sangat menyadari karya ini sangat jauh dari kesempurnaan,
maka dari pada itu kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan demi
perbaikan karya ini untuk masa yang akan datang.

Padang, Mei 2010

Penulis

i
2

DAFTAR ISI

Kata Pengantar...i
Daftar Isi...............ii
BAB 1 Pendahuluan......1
BAB 2 Pelaksanaan Kuliah Lapangan
2.1 Waktu dan Tempat..5
2.2 Alat, Bahan, dan Material...5
2.3 Metode Survei.5
2.4 Cara Kerja...6
BAB 3 Hasil dan Pembahasan
3.1 Jenis Tumbuhan yang didapatkan di Lokasi KL9
3.2 Monograf..15
BAB 4 Keseimpulan...17
Daftar Pustaka

ii
3

BAB 1
PENDAHULUAN

Mahkluk hidup yang ada di bumi kita ini banyak sekali jumlah dan ragamnya. Sejak
manusia lahir ke muka bumi, mereka telah sadar tentang dua fenomena ini. Sejak itu
pula manusia telah berusaha memahami kedua gejala ini dan mengungkap apa
maknanya. Kesadaran dan usaha itulah yang akhirnya melahirkan salah satu cabang
ilmu hayati yang disebut taksonomi (Gembong, 1991)
Ada beberapa pendapat yang saling berbeda tentang istilah taksonomi dan
sistematik tumbuhan, ada yang berpendapat bahwa taksonomi merupakan ilmu dasar
dan mencakup hal-hal yang lebih luas dibandingkan dengan sistematik dan juga ada
yang berpendapat sebaliknya. Mason (1950) mengatakan bahwa taksonomi
mempunyai bidang studi biologi yang luas, terdiri dari sistematik dan studi
perbandingan organisme, sistem taksonomi, nomenclature dan dokumentasi.
Sedangakan Simsom (1961), Heywood (1967), Mayor (1969), dan Rose (1974) cit
Usman mengatakan bahwa sistematik merupakan ilmu yang mempelajari tentang
keanekaragaman, perbedaan dan hubungannya satu sama lain. Taksonomi adalah
bagian dari sistematik tumbuhan. Kemudian, Clive a. stace (1979) cit Ustman
berpendapat bahwa taksonomi adalah sinonim dari sistematik tumbuhan. Dengan
demikian maka tergantung dari sudut mana kita melihat dan mengembangkannya.
Dari kebiasaan penggunaan secara institusi kelihatannya untuk mata ajaran bagi
pendidikan penunjang ilmu-ilmu teknis semuanya menggunakan istilah sistematik,
sedangkan untuk pendidikan basic ilmiah seperti biologi menggunakan istilah atau
judul mata ajaran taksonomi (Rustam Ustman, 1999)
Empat aspek utama yang dipelajari dalam taksonomi tumbuhan adalah
identifikasi, klasifikasi, deskripsi, dan nomenclature. Identifikasi adalah usaha atau
cara mendapatkan atau memberikan nama kepada takson atau sekelompok tumbuhan
tertentu, sesuai dengan cara-cara yang ditetapkan dalam nomenclature. Klasifikasi
adalah cara penempatan suatu takson atau sekelompok tumbuhan pada tingkatantingkatan klasifikasi tertentu sesuai dengan ketentuan-ketentuan nomenclature.
Deskripsi adalah uraian lengkap tentang morfologi suatu takson yang dapat
4

menentukan karakter, karakter state, serta karakteristik dari takson tersebut.


Nomenclature adalah peraturan atau pedoman tata cara pemberian nama serta
pengklasifikasian tumbuhan. Secara lengkap nomenclature disebut International
Codes of Botanical Nomenclature atau Kode Internasional Tata Nama Tumbuhan
(Gembong, 1991)
Sasaran study Taksonomi tumbuhan adalah untuk mendapatkan atau
memberikan nama ilmiah yang benar kepada semua tumbuhan yang diteliti, untuk
mengelompokkannya kedalam taksa seperti yang diatur dalam nomenclature,
melakukan study inventarisasi jenis-jenis tumbuhan yang didapatkan pada suatu
daerah tertentu, melakukan study analisis karakter dari setiap jenis atau kelompok
tumbuhan hingga menghasilkan nama dan system pengelompokan yang benar dan
tepat.
Kuliah lapangan Taksonomi Tumbuhan Tingkat Tinggi di Bukik Simanjek,
Kabupaten Solok, dilakukan dilakukan agar materi pada perkuliahan dapat
diaplikasikan secara langsung, disamping itu kuliah lapangan ini juga menunjang
pemahaman tentang karakteristik dari tumbuhan yang membedakannya dari jenis
lain. Kegiatan kuliah lapangan ini memberikan pengetahuan tentang pengenalan jenis
dengan pengkoleksian sampel pada daerah tersebut.
Dalam Kuliah Lapangan ini, pemahaman dalam ilmu Morfologi Tumbuhan
sangatlah dibutuhkan untuk dapat melakukan pengelompokan (klasifikasi) dengan
memperhatikan persamaan sifat-sifat tertentu pada tumbuhan sehingga didapatkan
nama yang tepat untuk setiap kelompok yang dibentuk. Dengan demikian tumbuhan
yang dikelompokkan mampu di deskripsikan bagaimana wujud atau bentuk
tumbuhan (objek) yang diberi nama itu. Seperti yang kita ketahui, dalam
menggambarkan suatu objek kita menggunakan istilah (term) yang berupa kata-kata
atau rangkaian kata tertentu yang mengungkapkan makna tertentu pula. Jelas kiranya
morfologi dan terminology tidak dapat dipisah-pisahkan (Gembong, 1985)
Kabupaten Solok merupakan salah satu daerah di Sumatera Barat terletak pada
04 143 Lintang Selatan 10101 10130 Bujur Timur dengan luas wilayah
3.346,20 km, terletak di bagian Selatan Propinsi Sumatera Barat. Topografi
Kabupaten Solok berada pada jajaran pengunungan Bukit Barisan yang termasuk
daerah patahan semangka. Wilayahnya sangat bervariasi antara daratan dan
5

perbukitan dengan ketinggian dari permukaan laut berkisar 500 1.700 m.


Kabupaten Solok merupakan kawasan banyak sungai dan merupakan hulu sungai
dari anak sungai Batang Hari, seluruhnya mengalir kearah Timur (Anonimous,
2008).
Pada umumnya Kabupaten Solok Selatan beriklim tropis antara 20C hingga
33C dengan curah hujan 1.600 4.000 mm/tahun. Kabupaten Solok beriklim tropis
basah. Pada umumnya musim penghujan berlangsung pada bulan Januari s/d Mei,
September s/d Desember musim kemarau, pada bulan Juni s/d Agustus curah hujan
cukup tinggi dengan suhu udara 26C 31C, rata-rata 29C dengan angin bararah
dari Barat Daya Tenggara (Anonimous,2008).
Penyebaran suhu di atas permukaan bumi diantaranya dipengaruhi oleh
jumlah radiasi surya yang diterima bumi, ketinggian (altitude), angin, dan lain-lain.
Indonesia menerima radiasi matahari sepanjang hari dan sepanjang tahun dalam
jumlah relatif sama. Suhu udara bergantung pada ketinggian tempat dari permukaan
laut, makintinggi makin rendah suhunya. Pergerakan udara secara horizontal yang
dikenal dengan arah angin membawa panas. Suhu udara sejak pagi hari merambat
naik sesuai dengan meningkatnya radiasi surya dan mencapai puncaknya antara
pukul

12.0015.00

WIB

kemudian

menurun

kembali

bersamaan

dengan

tenggelamnya matahari (Anonimous, 2003).


Family Moraceae merupakan ordo dari Urticales yang meiliki karakter
pohon-pohon yang bergetah, jarang berupa terna, dengan daun-daun tunggal yang
duduknya tersebar, dengan daun-daun penumpu yang lebar yang kadang-kadang
memeluk batang. Bunga berkelamin tunggal, tersusun dalam bunga majemuk
terbatas yang berbentuk bongkol, tongkol, atau periuk. Bunga-bunga tersebut
telanjang atau dengan hiasan bunga yang tidak gugur, dan kemudian menjadi tebal
berdaging. Bunga jantan dengan tenda bunga yang berbilangan 2-6, kebanyakan 4,
benang sari sama dengan daun hiasan bunga. Duduknya berhadapan dengan daundaun hiasan bunga. Bunga betina dengan bakal buah yang tenggelam sampai
menumpang, dengan satu atau dua tangkai putik beruang satu dengan satu bakal biji
yang bergantung atau terletak didasarnya. Buahnya buah semu majemuk. Biji dengan
endosperm atau tidak. Lembaga bengkok.

Suku moraceae ini terdiri dari sekitar 70 marga dengan kira-kira 1000 jenis
yang terutama tumbuh didaerah-daerah panas, banyak diantaranya yang beguna bagi
manusia. Contoh spesies dari family ini : Ficus dengan sekitar 700 jenis, misal :
Ficus elastica (karet), Ficus benjamina (beringin), Ficus religiosa (pohon bodi),
Ficus glomerata (lo), Ficus carica (buah dimakan), Ficus septica (awar-awar), Ficus
variegate. Dari genus Artocarpus terdiri dari diantaranya Artocarpus integra
(nangka), Artocarpus communis (sukun), Artocarpus champeden (cempedak),
Artocarpus elastica (benda). Genus berikutnya Morus memiliki beberapa spesies
yaitu Morus alba, Morus migra (murbei) untuk pemeliharaan ulat sutra Bombyx
mori. Genus Castilloa contohnya Castiloa elastica menghasilkan karet. Genus
Antiaris contohnya Antiaris toxicaria (pohon ancar atau pohon upas, getahnya
mengandung bisa untuk berburu). Genus Broussonetia contohnya Bruossonetia
papirifera dan Broussonetia kampferi (Gembong, 2000)
Adapun tujuan dari kuliah lapangan taksonomi tumbuhan tingkat tinggi ini
adalah untuk mengetahui dan mengamati serta mengkoleksi jenis-jenis tumbuhan
tingkat tinggi yang terdapat di sekitar Bukik Simanjek, Kab. Solok dan dapat
mengidentifikasi jenis-jenis tumbuhan yang belum diketahui.

BAB II
PELAKSANAAN KULIAH LAPANGAN

2.1 Waktu dan Tempat


Kuliah Lapangan ini dilaksanakan pada hari Sabtu, 8 Mei 2010 yang bertempat di
Jorong Lubuk Selasih, Kenagarian Batang Barus, Kecamatan Arosuka, Kabupaten
Solok, Sumatera Barat.
2.2 Alat, Bahan dan Material
2.2.1 Alat
Adapun alat-alat yang dipergunakan dalam Kuliah Lapangan ini diantaranya
alat untuk pengamatan, pengukuran, dan pencatatan di lapangan dibutuhkan
kompas, buku catatan, spidol permanen, label lapangan/label gantung, dan
camera. Alat untuk koleksi dibutuhkan parang, gunting tanaman, karung
plastic, plastic packing (berbagai ukuran), dan karet gelang. Alat untuk
pengawetan dan penyimpanan specimen di lapangan dibutuhkan karung
plastic, kertas koran, tali plastic (ravia). Alat yang digunakan di herbarium
yaitu kertas kardus, kertas karton putih (untuk mounting), label herbarium,
kertas karton biru (untuk map herbarium), jarum, benang, dan oven listrik
(alat pengeringan).
2.2.2 Bahan
Bahan-bahan yang dipakai diantaranya bahan untuk pengawetan dan
penyimpanan specimen di lapangan digunakan spritus dan bahan peralatan
yang digunakan di herbarium yaitu lem.
2.3 Metode
8

Metode yang digunakan dalam pengumpulan specimen adalah survei dan koleksi
langsung ke lapangan.

2.4 Cara Kerja


2.4.1

Cara Kerja di lapangan.

Koleksi untuk sebuah material herbarium harus memenuhi beberapa


persyaratan, terutama kelengkapan organ yang dapat mewakili kondisi
tumbuhan tersebut secara biologi, yaitu mempunyai organ vegetatif
(batang/ranting dan daun dalam kondisi susunan yang utuh) dan juga harus
ada bunga atau buah yang lebih baik kalau ada kedua-duanya, sehingga
material tersebut memang dapat digunakan untuk identifikasi guna
mendapatkan/memberikan nama ilmiah tumbuhan tersebut. Tumbuhan kecil
seperti rumput, herba, semak yang berukuran kecil, koleksi materialnya
meliputi satu individu lengkap, akar, batang, daun, dan bunga atau buah.
Kalau tinggi atau panjang organnya melebihi 40cm tidak boleh dilakukan
pemotongan tapi boleh diikat dengan baik sesuai dengan ukuran yang telah
ditentukan (29cm x 39cm). Untuk jenis-jenis pohon, semak berukuran besar,
liana, dan sebagainya, dikoleksi sebagian (misalnya satu ranting) dengan
ukuran 29 x 39 cm, masing-masing koleksi harus mempunyai kelengkapan
organ seperti yang disebutkan diatas. Untuk tumbuh-tumbuhan yang masuk
kelompok Palmae, Musaceae, Pandanaceae, dsb, koleksi dari bagaian-bagain
daun meliputi bagian pangkal, bagian tengah, dan bagian ujung. Masingmasing diambil sepanjang 39cm. untuk keluarga Musaceae, semua bunga atau
buah diambil (satu tandannya) kemudian dibelah dua melalui tangkai
buah/bunga majemuknya sampai keujung, kemudian dipotong dan disusun
dalam lipatan koran bersama daun. Untuk tumbuhan parasit atau epifit, selain
koleksi tumbuhannya sendiri, juga dicatat dan dikoleksi tumbuhan inangnya.
a. Pengamatan dan pencatatan.
Sebelum melakukan pengambilan material atau koleksi, terlebih dahulu
dilakukan pengamatan dan pencatatan tentang sifat-sifat khas tumbuhan
tersebut terutama hal-hal yang tidak akan terbawa dalam koleksi atau
9

akan hilang setelah koleksi dikeringkan, seperti warna, aroma/bau,


bergetah atau tidak, warna getah, habitusnya dan sebagainya. Dan juga
dicatat habitat (tempat tumbuh) beserta nama dan gunanya oleh
masyarakat setempat.
b. Penyusunan dan pengawetan dilapangan.
Setelah koleksi terkumpul, masing-masing koleksi tersebut disusun
dalam lipatan koran (30 x 42cm) dengan baik dan rapih, semua koran
yang telah berisi koleksi disusun lagi dengan baik sampai jumlah
tertentu kemudian diikat dengan tali plastic (ravia), kemudian
dimasukkan kedalam kantong plastic besar (50 x 90cm). Didalam
kantong plastic tersebut selanjutnya disiram dengan spritus sampai
basah. Setelah itu kantong plastic ditutup/diikat dengan tali sampai
udara tidak bisa keluar masuk dari kantong specimen tersebut.
c. Jumlah koleksi dan pemberian label lapangan.
Setiap koleksi yang diambil harus ditempeli dengan label lapangan yang
telah disediakan sebelumnya. Label lapangan dengan ukuran sekitar 4 x
6cm dengan tali penggantung. Pada label ini yang penting ditulis adalah
no urut koleksi dari kolektornya dan dapat juga ditulis nama tumbuhan
tersebut menurut masyarakat dilokasi survey. Masing-masing koleksi
sejauh yang memungkinkan diambil dalam jumlah 3-5 spesimen
(duplikat) dari setiap individu atau dari satu kondisi habitat tertentu.

2.4.2 Cara Kerja di herbarium.


a. Pengapitan dan Pengeringan
Semua koleksi yang telah diawetkan di lapangan dengan spritus
selanjutnya akan dikeringkan. Pengeringan dapat dilakukan dengan
menggunakan panas matahari, api unggun, tungku atau dapur
pengeringan/oven listrik. Sebelum pengeringan terlebih dahulu specimen
dikeluarkan dari kantong plastiknya, kemudian disusun dengan
menggunakan apitan kertas kardus yang berukuran 30 x 40cm. kalau
pengeringan menggunakan oven listrik atau tungku/dapur pengeringan,
10

specimen disusun dengan urutan kardus specimen kardus specimen


dan seterusnya sampai jumlah tertentu. Susunan ini diikat sekuatnya
dengan tali yang tahan panas, dan selanjutnya diletakkan diatas oven
dengan posisi berdiri. Jika oven mempunyai pengaturan panas, biasanya
menggunakan panas 70 80o C, selama 48 jam, kecuali untuk tumbuhan
basah biasanya hingga 56 jam.
b. Pemisahan dan pemberian label.
Setelah semua specimen betul-betul kering, maka masing-masing
specimen dipisahkan dari lapisannya, selanjutnya specimen disusun
berdasarkan urutan nomor koleksinya. Kemudian disiapkan label
(herbarium) yang akan diberikan kepada setiap specimen.
c. Mounting
Mounting adalah penempelan specimen yang telaah kering pada kertas
mounting

dengan

cara

menjahitnya

atau

merekatkan

dengan

menggunakan lem khusus yang telah diawetkan. Kertas mounting


merupakan kertas karton putih berukuran 29 31 cm x 39 42cm. label
specimen yang telah disiapkan ditempelkan pada pojok kanan bawah
pada kertas mounting tersebut.
Specimen yang telah dimounting atau belum, sebaiknya disimpan disalah
satu herbarium, agar dapat dimanfaatkan oleh banyak orang.

11

BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Jenis-jenis tumbuhan yang didapatkan


Dari kuliah lapangan yang telah dilaksanakan di Bukik Simanjek maka didapatkan
berbagai jenis tumbuhan sebagai berikut :
Tabel 1. Jenis-jenis tumbuhan yang didapatkan di Bukik Simanjek, Jorong Lubuk
selasih, Kanagarian Batang burus, Kecamatan Aro suka, Kabupaten Solok, Sumatera
Barat :

No

Family

Species

Vern.

No.

Name

Koleksi

Keterangan
Arborescens, quadrangularis,

corolla putih, bunga axilaris,

Acanthaceae

Strobilanthes cusia O. K.

Amarhantaceae

Gomphrena ceiosioides Mart.

40

Arborescens, batang berambut.

Asclepiadaceae

Asclepias curassavica L.

31

Arborescens, bunga orange

Asteraceae

Bidens pilosa L. var. minor (BI)

24

Herbaceus, bunga warna biru

Asteraceae

Widelia biflora (L.) DC.

35

Herbaceus, menjalar.

Titonia diversifolia (Hemsley) A.

bunga seperti mawar.

50

Asteraceae

Gray

Asteraceae

Erigeron sumatratensis Retz.

34

Arborescens

Caprifoliaceae

Sambucus canadensis. L

Arborescens, bunga putih.

Chlorantaceae

Chloranthus elatior RBR.

12

Arborescens, buah putih

11

Frutecsens, bunga kuning

Arborescens, bunga merah dan

10 Euphorbiaceae

Glochidion coronatum HOOK. f.

11 Graminae

Paspalum conjugatum BERG.

25

Herbaceus

12 Graminae

Oplismenus compositus BEAUV

23

Arborescens

12

putih

13 Graminae

Phragmitis communis TRIN.

42

Arborescens, bunga bulir.

14 Labiatae

Hyptis capitata JACQ.

26

Arborescens, bunga bongkol.

15 Labiatae

Hyptis brovipes PQIT

44

Arborescens.

Calliandra haematocephala
16 Leguminosae

HASSK.

17 Leguminosae

Cassia spectabilis DC.

18 Leguminosae

Crotalaria mucronata DESV.

36
16
28

Arborescens
Arborescens, bunga kuning.
Arborescens, 1 tangkai 3 helai
daun
Liana, daun bagian atas berwarna

10
19 Melastomataceae

Pogonanthera pulverulenta BL.

20 Moraceae

Ficus vulva Reinw. Ex. BL

21 Moraceae

Artocarpus kemando MIQ.

22 Moraceae

Ficus parietalis BL.

hijau dan bagian bawah berwarna


coklat

9
14
13

Frurecsens, bergetah putih, buah


kuning.
Frutecsens, buah kuning
Arborescens, buahnya merah dan
berambut.
Arborescens, menjalar, buahnya

20
23 Moraceae

24 Onagraceae

Ficus racemosa L.

Ludwigia prostata ROXB

Dendrobium crumenatum

hijau dan putih berbintik - bintik,


bergetah putih.

39

37

Arborescens, bunga kuning,


tangkai bunga merah.

25 Orchidaceae

SWARTZ

26 Pinaceae

Pinus merkusii JUNGH.

47

Arborescens

27 Plantaginaceae

Plantago major L.

27

Herbaceus

28 Polygonaceae

Polygonum hydropiper L.

Herbaceus

Epifit

Arborescens, daun muda

29 Rubiaceae

Psychotria sarmentosa BL.

30 Rubiaceae

Hedyotis auricularia L.

Arborescens

31 Rubiaceae

Cinchona succirubra PAVON.

19

Frutecsens

32 Solanaceae

Cestrum aurantiacum LINDL.

Rborescens

13

berwarna putih

33 Teaceae

Camelia sinensis

45

Arborescens

KUNTZ = C. Thea LiNK. =


Thea sinensis L.

34 Umbeliferae

Eryngium foetidum L.

43

Arborescens, bunga seperti buah


nanas

35 Urticaceae

Bochmeria glomerulifera MIQ.

18

Herbaceus

36 Verbenaceae

Cleodendron fala LINDL.

30

Arborescens

37 Zingiberaceae

Globba pendula ROXB.

17

Herbaceus, bunga kuning

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa ditemukan dari 24 family dan 37
spesies, yaitu family Acanthaceae, Amarhantaceae, Asclepiadaceae, Asteraceae,
Caprifoliaceae, Chlorantaceae, Euphorbiaceae, Graminae, Labiatae, Leguminosae,
Melastomataceae, Moraceae, Onagraceae, Orchidaceae, Pinaceae, Plantaginaceae,
Polygonaceae , Rocaceae, Rubiaceae, Solanaceae, Teaceae, Umbeliferae, Urticaceae,
Verbenaceae, dan Zingeberaceae.
Family yang paling banyak dtemukan adalah dari family Moraceae dan
Asteraceae. Sedangkan family yang paling sedikit ditemukan adalah Acanthaceae,
Amarhantaceae, Asclepiadaceae, Caprifoliaceae, Chlorantaceae, Euphorbiaceae,
Melastomataceae, Onagraceae, Orchidaceae, Pinaceae, Piperaceae, Plantaginaceae,
Polygonaceae , Solanaceae, Teaceae, Umbeliferae, Urticaceae, Verbenaceae dan
Zingiberaceae.
Menurut Gembong (2000) family Acanthaceae ini memiliki ciri-ciri terna
atau semak, daun tunggal dengan sistolit, bunga dalam rangkaian racemosa berupa
bulir atau tandan, corolla simpetal umumnya bilabiatus, pada family Araceae dengan
rhizom, daun memiliki pelepah, kadang imbrikatus, lamina lebar dengan spadix,
uniseksual dengan bunga betina bagian bawah dan bunga jantan di ujung spadix.
Family yang ditugaskan adalah family Moraceae, merupakan family yang
paling banyak ditemukan spesiesnya pada saat kuliah lapangan ini, menurut
Syamsuardi.dkk, (2006) bahwa family Moraceae merupakan tumbuhan yang
termasuk jenis pohon atau perdu, ada yang liana, jarang herba, mengandung getah
warna putih susu, daun tunggal, punya selaput pada bagian kuncup pucuk yang
14

mudah gugur, contoh : Ficus vulva Reinw. Ex. BL, Artocarpus kemando MIQ, Ficus
parietalis BL, Ficus racemosa L.
Jika diamati hasil temuan sampel pada tabel diatas, telah ditemukan berbagai
jenis tumbuhan. Di dalam bentangan alam yang dikelilingi oleh perbukitan terdapat
keanekaragaman yang sangat unik pula. Salah satu jenis tumbuhan yang bisa hidup
dan cocok pada daerah perbukitan adalah Zingiberaceae.
Hal ini dibenarkan oleh Holtum (1950), dimana tempat tumbuh
Zingiberaceae biasanya adalah di daerah lembab, seringkali hidup melimpah pada
daerah dataran tinggi atau bagian pinggang sisi bukit, sangat sedikit sekali ditemukan
pada daerah dataran rendah.
Famili Zingiberaceae pada umumnya dimamfaatkan sebagai ramuan jamu,
bumbu masak, pewangi, pewarna, kosmetik, kertas, hiasan, pengawet makanan, dan
bahan makanan serta beberapa jenis sebagai tanaman hias (syamsuardi dkk, 2006).
Ditambahkan oleh Larsen, Ibrahim, Khaw, Saw, Antoni (2006) bahwa mamfaat
Tumbuhan ini sangat banyak dan telah diketahui oleh msayarakat, di Sumatra Barat
tumbuhan ini digunakan untuk bumbu masakan, obat-obatan tradisional serta bahan
makanan dan minuman.
Famili Zingiberaceae dapat hidup pada daerah tropik dan sub tropik dengan
ketinggian 0 sampai 2000 meter dari permukaan laut, dengan kelembapan udara yang
tinggi dan curah hujan 1000-4000 mm per tahun, secara alamiah tumbuhan ini
tumbuh liar dan sangat cocok dengan lingkungan hutan yang daunnya rontok pada
musim kemarau, seperti halnya jati dan bambu membutuhkan tanah yang kaya akan
humus. Tetapi pada dasarnya tumbuhan ini dapat tumbuh dengan baik hampir pada
semua macam tanah (Yetti, 1988).
Tumbuhan dalam famili Zingiberaceae umumnya berumpun. Beberapa jenis
tumbuh pada daerah tepi sungai dan mampu hidup dengan cahaya lebih, tumbuh
pada daerah tepi terbuka atau tidak pada tepi sungai, ada juga beberapa jenis dari
famili ini yang tumbuh pada lekukan atau diatas permukaan batu, namun akarnya
masuk ke dalam tanah pada celah atau lekukan batu tersebut (Antoni, 2006),
ditambahkan oleh Ridley (1967), dimana tumbuhan dalam famili Zingiberaceae
merupakan tumbuhan herbaceus yang hidup terrestrial dan jarang tumbuh secara
epifit, tumbuhan dalam taksonomi ini umumnya beraroma dan mempunyai rhizome,
15

tumbuhan kelompok ini hidup perennial dan mengandung minyak yang beraoma
khas.
Famili Rubiaceae merupakan tumbuhan yang termasuk pohon, perdu,
liana/herba, memiliki daun tunggal, umumnya corolla membentuk tabung, contohnya
: Psychotria sarmentosa BL, Hedyotis auricularia L, Cinchona succirubra PAVON.
Famili Melastomataceae merupakan tumbuhan berkayau (lignosus) yang
termasuk ke dalam kategori frutescens (perdu atau semak) yang memiliki tinggi
normal 5 meter, famili ini terdiri dari sekitar 200 genus dengan 4000 spesies dan
tersebar luas di daerah tropis dan subtropis, contohnya sikeduduk (Melastoma
malabathtricum L.), sengganen (Melastoma polyantum), pada umumnya famili ini
memiliki buah kotak.

3.2 Monograf
3.2.1 Artocarpus kemando MIQ.
Artocarpus kemando MIQ, E.J.H Corner.1969.Collection of Ilustrated Tropical
Plant, Vol 1, hal : 27.
Frutecsens, pohon liar, batang mempunyai bulu berwarna coklat, bergetah
putih, philotaxis alternates, daun kecil dalam dua kolom ; 2 kecil, 3-4 x 1,5-2cm
lebih atau kurang. Pertulangan daun menyirip, apex acuminate, basis acuminate,
margin entire. Buah bewarna kuning dengan bentuk lonjong.
Deskripsi diatas sesuai dengan spesimen Artocarpus kemando MIQ. berikut :
Sumatera Barat, Kabupaten Solok, Kecamatan Aro suka, Kanagarian Batang
barus, Jorong Lubuk selasih, Bukik simanjek, 8 Mei 2010, 14, Dewi, imel, tya,
hadi, rido, ervi, bona, resti (ANDA, fr).

16

Distribusi jenis : Indonesia, Sumatera, Jawa dan Kalimantan. Habitat : jenis


ini ditemukan di daerah hutan sekunder, pada daerah yang bersuhu dingin.

3.2.2 Ficus parietalis BL


Ficus parietalis BL, E.J.H Corner.1969.Collection of Ilustrated Tropical Plant,
Vol 1, hal : 43.
Arborescens, Philotaxis alternates. Daun dengan sedikit tulang daun utama
dan tulang daun menyilang, apex caudate, basis asymmetric, margin serrulate.
Buah biasa kecil dengan warna orange kemerah-merahan.
Deskripsi diatas sesuai dengan spesimen Ficus parietalis BL. berikut :
Sumatera Barat, Kabupaten Solok, Kecamatan Aro suka, Kanagarian Batang
barus, Jorong Lubuk selasih, Bukik simanjek, 8 Mei 2010, 14, Dewi, imel, tya,
hadi, rido, ervi, bona, resti (ANDA, fr).
3.2.3 Ficus aurata MIQ.
Ficus aurata MIQ, E.J.H Corner.1969.Collection of Ilustrated Tropical Plant,
Vol 1, hal : 35.
Habit di hutan muda, batangnya berbulu kuning, philotaxis alternate, nervatio
sejajar, apex acutus, basis acute, margin crenulate, daun bagian bawah dan atas
berbulu, dan mempunyai buah bulat kecil berduri.
Deskripsi diatas sesuai dengan spesimen Ficus aurata MIQ berikut :
Sumatera Barat, Kabupaten Solok, Kecamatan Aro suka, Kanagarian Batang
barus, Jorong Lubuk selasih, Bukik simanjek, 8 Mei 2010, 14, Dewi, imel, tya,
hadi, rido, ervi, bona, resti (ANDA, fr).

17

BAB IV
KESIMPULAN

Dari kuliah lapangan yang telah dilaksanakan maka dapat ditarik kesimpulan,
sebagai berikut :
1. Didapatkan 24 family dengan 37 spesies.
2. Family dengan jumlah jenis terbanyak adalah Moraceae, yaitu sebanyak
empat jenis yaitu Ficus vulva Reinw. Ex. BL, Artocarpus kemando MIQ,
Ficus parietalis BL,

dan Ficus racemosa L. Selain itu juga didapat

Asteraceae sebanyak 4 jenis yaitu Bidens pilosa L. var. minor (BI), Widelia

18

biflora (L.) DC, Titonia diversifolia (Hemsley) A. Gray, Erigeron


sumatratensis Retz,
3. Family yang paling sedikit ditemukan adalah Acanthaceae, Amarhantaceae,
Asclepiadaceae,
Melastomataceae,
Plantaginaceae,

Caprifoliaceae,
Onagraceae,
Polygonaceae

Chlorantaceae,

Orchidaceae,
,

Solanaceae,

Pinaceae,
Teaceae,

Euphorbiaceae,
Piperaceae,
Umbeliferae,

Urticaceae, Verbenaceae dan Zingiberaceae.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2003. Konversi Lahan dan Implementasinya. www. litbang.deptan.go.id.


di akses 28 Desember 2008
Anonim, 2008. Kondisi Geografis Dan Topografi Solok. www.ranahminang.com.
di akses 28 Desember 2008
Syamsuardi,dkk, 2006. Taksonomi Tumbuhan. Jurusan Biologi.Universitas Andalas :
Padang
19

Tjitrosoepomo, gembong.2000. Taksonomi Tumbuhan (Spermatophyta). Gadjah


Mada University Press : Yogyakarta
Tjitrosoepomo, gembong.1991. Dasar-dasar Taksonomi Tumbuhan. Gadjah Mada
University Press : Yogyakarta
Tjitrosoepomo, gembong.1985. Morfologi Tumbuhan. Gadjah Mada University Press
: Yogyakarta
Ustman, rustam, dkk. 1999. Taksonomi Tumbuhan. Jurusan Biologi Universitas
Andalas : Padang

20

You might also like