You are on page 1of 5

TUGAS REKAYASA TAMBANG BAWAH TANAH

Disusun Oleh : AGUNG DWI PRASETIYO (H1C110054)

KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAN NASIONAL UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI S1 TEKNIK PERTAMBANGAN 2014

Tambang Emas : PT Nusa Halmahera Minerals

PT Nusa Halmahera Minerals merupakan perusahaan yang bergerak di pertambangan emas. Perusahaan ini melakukan kegiatan pertambangan di Pulau Halmahera, Maluku Utara. Perusahaan ini berkantor pusat di Jakarta. PT. Nusa Halmahera Minerals (NHM) merupakan perusahaan patungan antara Singapore Holding Pte, Ltd (Newcrest) 82,5% dan PT. Aneka Tambang (Persero) 17,5%. Kontrak Karya antara pemerintah Indonesia dan PT. Nusa Halmahera Minerals ditandatangani pada tanggal 28 April 1997. Perjanjian tersebut didasarkan pada Surat Keputusan No Predential B 143/Pres/3/1997 tanggal 17 Maret 1997. Kontrak asli daerah kerja adalah 1.672.967 ha. Setelah 3 (tiga) tahapan pelepasan, Kontrak Kerja wilayah saat ini adalah 29.622 ha. Daerah pertambangan PT Nusa Halmahera Minerals meliputi: Tambang Bawah Tanah Kencana Tambang Bawah Tanah Kencana terletak 1 km sebelah selatan dari tambang Gosowong dengan pembangunan wilayah 28.252 ha. Semua kegiatan penambangan di Gosowong saat ini terjadi di dalam tambang bawah tanah Kencana oleh aliansi antara PT. NHM dan PT. Byrnecut Indonesia. Jumlah cadangan saat ini adalah 2,5 juta ones dengan kadar 29 g / t emas untuk 2,3 juta oz emas. Sampai saat ini pertambangan tubuh bijih K1 telah menghasilkan 0,79 Juta oz emas. Underhand cut and fill telah dipilih sebagai metode penambangan bawah tanah yang sesuai dengan tanah dan fill telah dipilih sebagai metode penambangan bawah tanah yang sesuai dengan kondisi tanah dan deposit. Ada 4 bor jumbo, 4 loader dan 5 truk dalam operasi bawah tanah untuk melaksanakan pekerjaan yang dibutuhkan. NHM berkomitmen untuk memastikan pengalihan pengetahuan dan teknologi

kepada tenaga kerja nasional. Pada tahun 2008, target produksi 549.000 ton yang meningkat dari tahun sebelumnya.

Adalah suatu variasai metode penambangan dengan jalan mengambil bagian demi bagian (slice by) dimana bagian yang sudah ditaambang dikeluarkan orenya lalu dimasukan material pengisi sebelum penambangan berikutnya dilakukan mengikuti arah bahan galian pada underhand arah

penambangannya menuju ke bawah. Cut and fill adalah salah satu metoda penambangan, dalam metoda penambangan ini, dengan cara menggali atau membuat bukaan-bukaan dan kemudian mengisi kembali dengan material lain bekas bukaan tersebut. Cut and fill merupakan metode penambangan dengan cara memotong batuan untuk membuat stope dalam level. Setelah selesai menambang dalam satu stope, maka stope tersebut diisi kembali tanpa menunggu selesai dalam satu level. Biasanya metode ini digunakan untuk mengambil bahan galian jenis bijih. Peralatan yang biasa digunakan untuk metode cut and fill ini adalah excavator, front shovel, dariagline, dan shell.

Prinsip kerja dari metode ini adalah bijih diambil dalam potongan yang sejajar dan setiap potongan yang telah diambil dilakukan pengisian dengan waste fill dalam stope sehingga menyisakan ketinggian ruang yang mencukupi untuk melakukan pemboran bijih selanjutnya. Material Filling digunakan sebagai tempat berpijak untuk melakukan pemboran bijih selanjutnya. Material filling sering berupa waste rock dari kegiatan development dan eksplorasi sekitar tambang yang kemudian ditumpahkan melalui rise mengarah ke stope yang akan diisi dan untuk meningkatkan kekuatan material pengisi maka ditambahkan semen. Ada beberapa syarat untuk metode cut and fill stoping, antara lain : a. b. c. Endapan bijih tebalnya antara 1 6 m. Arah endapan relatif mendatar tapi cukup tebal. Sebaiknya untuk endapan vein, kemiringannya harus lebih dari 45o. Dan untuk endapan yang bukan vein kurang dari 45o. d. Endapan bijih keras, tapi batuan induknya boleh tidak kompeten mengingat hampir secara langsung disangga dengan material filling. e. Endapan bijih bernilai tinggi baik kadar maupun harganya. Keuntungan dari metode cut and fill, antara lain : a. b. c. Ventilasi mudah diatur Dilusi seminimum mungkin Dinding antara 2 stope yang berdekatan bisa lebih tipis dibanding metode stoping yang lain d. e. Stope fleksibel mengikuti cebakan sempit kadar tinggi Stope stabil karena dengan yang lemah disangga dengan waste filling Kerugian dari metode cut and fill, antara lain : a. b. c. Butuh material filling yang banyak Butuh buruh banyak untuk menangani filling Butuh banyak air untuk pulp

d. e.

Semen dan pasir halus untuk filling bisa menyumbat pompa/pipa Output dari stope terbatas karena adanya kegiatan filling

You might also like