You are on page 1of 31

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah Tingkat kecelakaan lalu lintas di kota besar tetrbilang cukup tinggi. Dimana kecelakaan tersebut dapat menimbulkan kerugian yang cukup tinggi bagi korban kecelakaan lalu lintas tersebut. Akibat yang ditimbulkan bagi korban itu sendiri dapt berupa efek fisik dan psikis. Dari segi fisik tentunya kecelakaan dapat menyebabkan timbulnya luka pada setiap jaringan tubuh yang terkena trauma dari kecelakaan lalu lintas baik secara langsung maupun tidak langsung. Efek langsung dari trauma tersebut dapat berupa adanya fraktur, luka terbuka ataupun kerusakan pada organ dalam tubuh yang dapat juga menyebabkan kematian. Sedangkan efek psikis dari kecelakaan lalu lintas dapat berupa trauma ataupun rasa takut. Fraktur sebagai akibat dari trauma langsung dapat terjadi pada setiap tulang pembentuk tubuh tergantung dari penyebab dan mekanisme terjadinya trauma. Fraktur adalah suatu kondisi terputusnya kontinuitas dari jaringan tulang yang diakibatkan oleh trauma langsung atau tidak langsung maupun patologis. Fraktur dapat bersifat tunggal maupun multiple dimana pada fraktur ini dapat mengenai beberapa tulang yang terjadi secara bersamaan dan dapat menimbulkan beberapa macam masalah. Pada laporan kasus ini yang terjadi adalah Post !" (removele Of Inplate)fraktur femur de#tra $%& distal, fraktur cruris $%& tengah dan post riliase knee de#tra, dimana merupakan suatu tindakan operasi untuk melepas kembali implan yang sudah terpasang ditulang yang berfungsi sebagai fiksasi 'aktu fraktur dan dilakukan riliase guna untuk membebaskan perlengketan jaringan yang ada pada lutut. Adapun masalah(masalah yang ditimbulkan dari post operasi $ adalah adanya nyeri, oedema, spasme, keterbatasan gerak, kelemahan otot,

deformitas, dan gangguan fungsional dari anggota gerak serta kemungkinan terjadinya komplikasi sekunder berupa miositis ossifikan, a)askuler nekrosis dan lain sebagainya. Fisioterapi merupakan suatu bentuk pelayanan kesehatan yang ditujukan kepada indi)idu serta masyarakat untuk mengembangkan, memelihara, dan memulihkan gerak dan fungsi sepanjang daur kehidupan dan menggunakan penanganan secara manual, peningkatan gerak, peralatan *fisik, elektroterapeutik, mekanis+, pelatihan fungsi dan komunikasi. ,eberapa latar belakang masalah tersebut, maka kami tertarik untuk mencoba mengkaji dan memahami mengenai penatalaksanaan terapi latihan pada kondisi post !" fraktur femur de#tra $%& distal, fraktur cruris $%& tengah de#tra dan post riliase knee de#tra. Adapun jenis dari terapi latihan tersebut yaitu - $+ Static kontraksi, .+ ile# pasi)e mo)ement, &+ Force pasi)e mo)ement, /+ free akti)e mo)ement, 0+ Assisted akti)e mo)ement, 1+ esisted akti)e mo)ement, 2+ Streching, 3+ 4atihan jalan. B. Identifikasi Masalah Penanganan yang dilakukan pada kondisi post !" fraktur femur dekstra $%& distal, fraktur cruris $%& tengah de#tra dan post riliase knee de#tra. dimana pada post operasi pelepasan plate and sre' dan post riliase akan ditemui permasalahan yaitu adanya nyeri, oedema, spasme, keterbatasan gerak, kelemahan otot, deformitas, dan gangguan fungsional dari anggota gerak yang terkena fraktur. C. Pembatasan Masalah Dari identifikasi masalah dan keterbatasan 'aktu yang ada, maka kami hanya membatasi permasalahan pada penatalaksanaan terapi latihan pada kondisi post !" fraktur femur dekstra $%& distal, fraktur cruris $%& tengah de#tra dan post riliase knee de#tra

D. Rumusan Masalah ,erdasarkan pembatasan masalah tersebut diatas, maka kami merumuskan masalah sebagai berikut $+ Apakah static contraction dapat mengurangi odem sehingga nyeri bisa berkkurang 5 .+ Apakah rile# pasi)e mo)ement dapat meningkatkan 46S 5 &+ Apakah Free akti)e mo)ement bisa memelihara luas gerak sendi dan meningkatkan kekuatan otot5 /+ Apakah assisted akti)e mo)ement dapat meningkatkan kekuatan otot dan menjaga elastisitas otot5 0+ Apakah resisted acti)e mo)emet dapat meningkatkan kekuatan otot5 1+ Apakah latihan jalan mampu mengembalikan kemampuan fungsional berjalan5 E. u!uan Penulisan

Dalam penyusunan laporan ini mempunyai tujuan sebagai berikut - $+ 7ntuk mengetahui mafaat static contraction dalam mengurangimodem sehingga nyeri dapat berkurang, .+ 7ntuk mengetahui manfaat rile# pasi)e mo)ement terhadap peningkatan luas gerak sendi, &+ 7ntuk mengetahui manfaat assisted akti)e mo)ement terhadaap peningkatkan kekuatan otot dan menjaga elastisitas otot5 0+ 7ntuk mengetahui manfaat resisted acti)e mo)emet terhadap peningkatkan kekuatan otot5 1+ 7ntuk mengetahui manfaat latihan jalan dalam mengembalikan kemampuan fungsional berjalan5 BAB II LANDA"AN E#RI Dimana landasan teori ini antara lain- *$+ anatomi, fisiologi, histologi, dan biomekanik, *.+ patologi, *&+ permasalahan yang dibahas, */+ modalitas fisioterapi yang digunakan yaitu terapi latihan.

A. Anat$mi% &isi$l$gi dan Hist$l$gi $. Anatomi, fisiologi dan histologi Dalam hal ini, penulis akan membahas beberapa sistem antara lain *$+ sistem tulang, *.+ sistem sendi, *&+ sistem otot, */+ sistem saraf. a. Sistem tulang $+ !s. Femur 8erupakan tulang panjang dalam tubuh yang dibagi atas Caput Corpus dan collum dengan ujung distal dan proksimal. Tulang ini bersendi dengan acetabulum dalam struktur persendian panggul dan bersendi dengan tulang tibia pada sendi lutut *Syaifudin, ,.A9 $::0+. Tulang paha atau tungkai atas merupakan tulang terpanjang dan terbesar pada tubuh yang termasuk seperempat bagian dari panjang tubuh. Tulang paha terdiri dari & bagian, yaitu epiphysis proximalis, diaphysis, dan epiphysis distalis.

Epiphysis Proksimalis facies articularis terdapat untuk bersendi disebut dengan fovea acetabulum 9aput

7jung membuat bulatan .%& bagian bola disebut caput femoris yang punya ditengahnya cekungan capitis.

melanjutkan diri sebagai collum femoris yang kemudian disebelah lateral membulat disebut throcantor major ke arah medial juga membulat kecil disebut trochantor minor. Dilihat dari depan, kedua bulatan major dan minor ini dihubungkan oleh garis yang disebut linea intertrochanterica *linea spiralis+. Dilihat dari belakang, kedua bulatan ini dihubungkan oleh rigi disebut crista intertrochanterica. Dilihat dari belakang pula, maka disebelah medial trochantor major terdapat cekungan disebut fossa trochanterica. ( Diaphysis 8erupakan bagian yang panjang disebut corpus. Penampang melintang merupakan segitiga dengan basis menghadap ke depan. 8empunyai dataran yaitu facies medialis facies lateralis facies anterior. ,atas antara facies medialis dan lateralis nampak di bagian belakang berupa garis disebut linea aspera, yang dimulai dari bagian pro#imal dengan adanya suatu tonjolan kasar disebut tuberositas !lutea. 4inea ini terbagi menjadi dua bibit yaitu labium mediale dan labium laterale, labium medial sendiri merupakan lanjutan dari linea intertrochanrterica. "inea aspera bagian distal membentuk segitiga disebut planum popliseum. Dari trochantor minor terdapat suatu garis disebut linea pectinea. Pada dataran belakang terdapat foramen nutricium, labium medial lateral disebut juga supracondylaris lateralis#medialis. ( Epiphysis distalis

8erupakan bulatan sepasang yang disebut condylus medialis dan condylus lateralis. Disebelah pro#imal tonjolan ini terdapat lagi masing(masing sebuah bulatan kecil disebut epicondylus medialis dan epicondylus lateralis. Epicondylus ini merupakan akhir perjalanan linea aspera bagian distal dilihat dari depan terdapat dataran sendi yang melebar disebut facies patelaris untuk bersendi dengan os$ patella. Intercondyloidea yang dibagian pro#imalnya terdapat garis disebut linea intercondyloidea. .+ Os. Patella Terjadi secara desmal. ,erbentuk segitiga dengan basis menghadap pro#imal dan ape# menghadap ke arah distal. Dataran muka berbentuk con)e#. Dataran belakang punya dataran sendi yang terbagi dua oleh crista sehingga ada . dataran sendi yaitu facies articularis lateralis yang lebar dan facies articularis medialis yang sempit.

&+ !s. Tibia Terdiri & bagian yaitu epipysis proximalis, dialysis dan epiphysis distalisEpiphysis proximalis terdiri dari . bulatan disebut condylus medialis dan condylus lateralis. Disebelah atas terdapat dataran sendi disebut facies articularis superior medial dan lateral. Tepi atas epiphysis melingkar yang disebut infra articularis medialis dan lateralis oleh suatu peninggian disebut eminentia intercondyloidea, yang disebelah lateral dan medial terdapat penonjolan disebut tuberculum intercondyloideum terdapat cekungan disebut fossa intericondyloidea anterior dan posterior. Tepi lateral mar!o infra !lenoidalis terdapat

dataran disebut facies articularis fibularis untukbersendi dengan os fibulae. /+ !s. Fibula Tulang fibula terbentuk kecil dan hampir sama panjang dengan tibia, terletak disebelah lateral dari tiga bagian yaitu epiphysis proximalis, diaphysis dan epiphysis distalis, epiphysis proximalis membulat disebut capitullum fibula yang pro#imal meruncing menjadi apex capitis fibula pada capitullum terdapat dua dataran yang disebut facies articularis, capitullum fibula untuk bersendi dengan tibia.

b. Arthrologi%sistem sendi Sendi adalah hubungan antara dua tulang atau lebih dari sistem sendi, disini meliputi sistem sendi panggul dan sendi lutut. $+ Sendi panggul Sendi panggul dibentuk oleh facies lunata acetabullum dan caput femoris. %acies lunata rongga sendi atau cavum articularis merupakan cekungan bentuk simetris terbentang melampaui e&uator labium acetabuli, labium acetabuli mengandung ;at ra'an fibrosa. %acies lunata dan labium menjadi dua pertiga caput femoris lekuk tulang tidak lengkap dan bagian interior ditutup oleh li! trasuersum, acetabuli, dimana terdapat bantalan lemak menuju caput femoris. <apsul sendi melekat pada tulang panggul sebelah luar labium acetabuli sehingga labium aetabuli dengan bebas masuk ke rongga kapsul. Sendi panggul diperkuat oleh ligamentum(ligamentum yang diantaranyaa+ 4igamentum "liofemorale

,erbentuk =, dasarnya melekat pada spinailiaca anterium dan interior berfungsi mencegah gerakan e#tensi dan e#irotasi tungkai atas yang berlebihan pada sendi pangkal paha. b+ 4igamentum pubofemorale ,erbentuk segitiga, dasarnya ligamen pada ramus superior pubis, berfungsi mencegah gerakan abduksi tungkai atas yang berlebihan. c+ 4igamentum ischiofemorale ,erbentuk spiral, melekat pada corpus ischium dekat tepi aetabulum. d+ 4igamentum transferum acetabuli Dibentuk oleh labium acetabulare. ,erfungsi mencegah keluarnya caput femoris dari acetabuli. e+ 4igamentum cepitis femoris ,erbentuk gepeng dan segitiga melekat pada caput femoris$ ,erfungsi sebagai tempat berjalan )asa dan saraf, meratakan sino)ial pada permukaan sendi. .+ Sendi 4utut Senddi lutut dibentuk oleh tiga sendi yang berbeda dan dilindungi oleh kapsul sendi. Sendi tersebut dibentuk oleh tulang femur dan patella yang mana pada facet sendi terdiri dari tiga permukaan pada bagian lateral, yang mana pada satu permukaan bagian medial otot )astus lateralis menarik patella ke arah pro#imal sedangkan otot )astus medialis menarik patela ke arah medial, sehingga patella stabil. Pada posisi &>o, />o dari ekstansi, patellah tertarik oleh mekanisme gaya kerja otot sangat kuat.

<eterangan gambar ../ $. 4ig. Pubofemorale

.. 9analis obturatorius &. 8embrana obturatoria /. Trochanter minor 0. Trochanter major 1. Pars trans)ersa 2. Pars descendens <eterangan gambar ..0$. 9aput refle#um .. 9aput rectum &. 4ig. "liofemorale /. collum femoris 0. trochanter major 1. Tuberositas glutea 2. Trochanter minor 3. 4ig. "schio femorale :. 4ig. Sacrotuberale $>. 4ig. sacrospinale 4ig. iliofemorale

3. 8. rectum femoris, Tendo

c. Sistem !tot !tot yang akan dibahas hanya berhubungan dengan kondisi pasien post operasi fraktur femur '#( medial dextra dengan pemasangan plate and scre) adalah otot yang berfungsi ke segala arah seperti regio hip untuk

gerakan fleksi(ekstensi, abduksi(adduksi dan eksternal rotasi(internal rotasi. 7ntuk lebih terperincinya penulis Tabel ..$ !tot Tungkai Atas ,agian Anterior * ichard, S. $:31+ N$ #t$t $ Sartorius Regi$ Spina iliace anterior superior . "liacus *S"AS+ Fossa illiaca di dalam abdomen & @uadricep Femoralis a. ectu s femoris S"AS Tendon m. Buadriceps pada patela, )ialigamentum patellae ke dalam 7jung atas b. Aatus dan batang lateralis femur, septum facialis lat ke dalam c. Aatus 7jung atas medialis dan batang femur E#tensi lutut, menstabilkan patela E#tensi lutut ?. femoralis tuberositas tibia E#tansi lutut ?. femoralis Fle#i arc co#ae ?. femoralis Throcantor femur Inserti$ Permukaan medial tibia &ungsi Fleksi abduis, rotasi, lateral arc co#ae Fle#i ?. femoralis Iner'asi ?. femoralis menyertakan otot(otot yang berhubungan dengan kondisi tersebut, yaitu sebagai berikut-

d. s

Aatus Permukaan intermediu anterior dan lateral batang femur

?. femoralis

Tabel ... !tot Tungkai Atas ,agian Posterior * icard, S. $:31+ N$ #t$t $ ,iceps femoralis Regi$ 9aput longum *tuber isciadoleum+ caput bre)e *linea Semi tendonisosis aspera+ crista supra condilair lateral batang femur+ Tuber ischiadikum 8edial tibia Fle#i, rotasi, medial sendi lutut serta Arc. . Semi Tuber 9ondylus medialis 9o#ae Fle# dan amus tibialis ?. amus tibialis ?.ischiadicum Inserti$ Permukaan medial tibia &ungsi Fle#i rotasi lateral arc.9o #ae Iner'asi amus tibialis ischiadicum

abduksi, ?.

membranosus ischiadikum

tibia

rotasi, medial sendi lutut serta e#tensi serta e#tensi Arc.

ischiadicum

& Adduktor magnus

Tuber ischiadicum

9o#ae Tiberculum E#tensi adduktor femur Tabel ..& Arc 9o#ae

amus tibialis ?. "schiadicum

!tot tungkai atas egio 6lutealis * ichar, S. $:31+ N$ #t$t $ 6luteus ma#imus Regi$ Permukaan luar ilium, sacrum, ligamen Inserti$ Tractus illiotibialis dan duterositas femoris 4ateral throchantor mayor & 6luteus minimus Permukaan luar ilium femoris Anterior throchantor mayor &ungsi E#tensi dan rotasi laterale Arc. 9o#ae E#tensi dan rotasi Abduksi Arc. 9o#ae ?. gluteus superior ?. gluteus superior Iner'asi ?. gluteus interior

sacrotuberale gluteo . 6luteus 8edius Permukana luar ilium

/ Piriformis

Permukaan anterior

femoris Throchantor mayor femoris Tepian atas throchantor mayor femoris

otasi lateral otasi lateral

?. Sacralis " dan "" Ple#us sacralis

sacrum 0 !bturatorius Permukaan internus dalam membrana abturatoria

Tabel ../ !tot Tuang 8edial Paha N$ #t$t $ 8. 6racilis Regi$ amus pubis dan ossis ischi Inserti$ Tuberositas dibelakang &ungsi Adduktor fle#or, hip fle#or dan internal rotator tungkai . 8. adduktor langus Dataran anterior ramus superior & 8. adduktor bre)is ossis pubis 4ateral ramus pubis 8. sartorius labium medial linea aspera $%& medial 4abium medial linea ba'ah amus anterior ?. Abtoratorium 4.(& Adduktor fle#or, internal rotasi hip amus anterior dan posterior Adduktor, fle#or hip Iner'asi amus anterior ?. obturatoria 4.(/

interior ossis tibia

interior ossis aspera

?. abturatoria / 8. adduktor magnus Dataran anterior ramus interfior ossi ischii dan tuber 0 8. e#ternus ischiadicum Datarna membrana abturatoria, foramen abturatroium Fossa femoris E#ternal membantu e#tensor hip 4abium medial linea aspera Adduktor dan e#tensor hip 4.(/ amus posterior dan ?. tibialis dan 4.(0 dan S$ amus muscularis ple#us sacralis S$(&

!bturatorius anterior

throhantorica rotator hip

d. Sistem Persyarafan Sistem persyarafan pada tungkai atas *paha+ dibagi menjadi / yaitu$+ ?er)us femoralis 8erupakan cabang terbesar dari pleksus lumbalis. ?er)us ini berisi dari tiga bagian pleksus anterior yang berasal dari ner)us lumbalis *4., 4& dan 4/+. ?er)us ini muncul dari tepi lateral psoas di dalam abdomen dan berjalan ke ba'ah mele'ati m. psoas dan m$iliacus ia terletak di sebelah fasia illiaca dan memasuki paha lateral terhadap anterior femoralis dan selubung femoral di belakang ligament inguinal

dan pecah menjadi de)isi anterior dan posterior nervus femoralis mensyarafi semua otot anterior paha. .+ ?er)us obturatorius ,erasal dari plexus lumbalis *4., 4& dan 4/+ dan muncul pada bagian tepi m$ psoas di dalam abdomen, ner)us ini berjalan ke ba'ah dan depan pada lateral pel)is untuk mencapai bagian atas foramen abturatorium, yang mana tempat ini pecah menjadi de)isi anterior dan posterior. De)isi anterior memberi cabang(cabang muscular pada m$ !racilis, m$ adduktor bre)is dan longus. Sedangkan de)isi posterior mensyarafi articularis guna memberi cabang(cabang muscular kepada m$obturatorius esternus, dan adduktor ma!nus.

&+ ?er)us gluteus superior dan inferior 9abang nervus sacralis meninggalkan pel)is melalui bagian atas, dan ba'ah foramen ischiadicus majus di atas m$ piriformis dan mensyarafi m$!luteus medius dan minimus serta maximus. e. Sistem peredaran darah Sistem peredaran darah tungkai atas *paha+ Di sini akan dibahas sistem peredaran darah dari sepanjang tungkai atas atau paha yaitu pembuluh darah arteri dan )ena. $+ Pembuluh darah arteri Arteri memba'a darah dari jantung menuju saluran tubuh dan arteri ini selalu memba'a darah segar berisi oksigen, kecuali arteri pulmonale yang memba'a darah kotor yang memerlukan oksigenisasi. Pembuluh darah arteri pada tungkai antara lain yaitua+ Arteri femoralis Arteri femoralis memasuki paha melalui bagian belakang li!ament in!uinale dan merupakan lanjutan arteria illiace externa, yang terletak dipertengahan antara S"AS *spina illiaca anterior superior+ dan sympiphis pubis. *rteria femoralis merupakan pemasok darah utama bagian tungkai, berjalan menurun hampir bertemu ke tuberculum adductor femoralis dan berakhir pada lubang otot magnus dengan memasuki spatica poplitea sebagai arteria poplitea. b+ Arteria profunda femoralis

8erupakan arteri besar yang timbul dari sisi lateral arteri femoralis dari tri!onum femorale. "a keluar dari anterior paha melalui bagian belakang otot adductor, ia berjalan turun diantara otot adductor brevis dan kemudian teletak pada otot adduktor ma!nus. c+ Arteria obturatoria 8erupakan cabang arteri illiaca interna, ia berjalan ke ba'ah dan ke depan pada dinding lateral pelvis dan mengiringi nervus obturatoria melalui canalis obturatorius, yaitu bagian atas foramen obturatum. d+ Arteri poplitea Arteri poplitea berjalan melalui canalis adduktorius masuk ke fossa bercabang menjadi arteri tibialis posterior terletak dalam fossa poplitea dari fossa lateral ke medial adalah nervus tibialis, vena poplitea, arteri poplitea. .+ Pembuluh darah )ena Pembuluh darah )ena pada tungkai antara laina+ Aena femoralis +ena femoralis memasuki paha melalui lubang pada otot adduktor ma!nus sebagai lanjutan dari vena poplitea, ia menaiki paha mula( mula pada sisi lateral dari arteri. <emudian posterior darinya, dan akhirnya pada sisi medialnya. "a meninggalkan paha dalam ruang medial dari selubung femoral dan berjalan dibelakang li!amentum in!uinale menjadi vena iliaca externa. b+ Aena profunda femoralis +ena profunda femoris menampung cabang yang dapat disamakan dengan cabang(cabang arterinya, ia mengalir ke dalam )ena femoralis. c+ Aena obturatoria

+ena

obturatoria

menampung

cabang(cabang

yang

dapat

disamakan dengan cabang(cabang arterinya, dimana mencurahkan isinya ke dalam vena illiaca internal. d+ Aena saphena magna 8engangkut perjalanan darah dari ujung medial arcus venosum dorsalis pedis dan berjalan naik tepat di dalam malleolus medialis, venosum dorsalin vena ini berjalan di belakang lutut, melengkung ke depan melalui sisi medial paha. "a bejalan melalui bagian ba'ah n$ saphensus pada fascia profunda dan bergabung dengan vena femoralis.

B. PA #L#(I 8ekanisme terjadinya fraktur dapat terjadi akibat- $+ peristi'a trauma tunggal, .+ tekanan yang berulang ulang, &+ kelemahan abnormal pada tulang, dalam kasus fraktur femur seperti!a dextra kemungkinan mekanisme terjadinya fraktur ada dua cara, yaitu karena trauma maupun kecelakaan langsung yang mengenai tungkai atas pada batang femur, sehingga mengakibatkan perubahan posisi pada fragmen tulang *,loch, $:31+. $. "nsiden Dimana kecelakaan lalu lintas merupakan salah satu faktor penyebab terjadinya trauma rata(rata setiap penduduk 1> juga penduduk Amerika Serikat mengalami trauma dan 0>C memerlukan tindakan medis, &,1 juta *$.C+ membutuhkan pera'atan di rumah sakit didapatkan &>> juta orang diantaranya menderita kecacatan yang menetap *$C+ dan 3,2 juta orang menderita kecacatan sementara *&>C+. Sedang di "ndonesia tercatat kurang lebih lebih $. ribu orang pertahunnya mengalami kecelakaan lalu lintas, dilihat dari banyaknya kecelakaan sebagai akibatnya selain kematian adalah kondisi patah tulang atau fraktur * asjad, $::3+. .. Perubahan Patologi atau Patofisiologi Tulang bersifat terlalu rapuh, namun cukup mempunyai kekuatan dan daya tahan pegas untuk menahan tekanan, tulang yang mengalami fraktur, biasanya diikuti kerusakan jaringan sekitarnya. Fraktur ini suatu permasalahan yang kompleks karena pada fraktur tersebut tidak dilukai luka terbuka, sehingga dalam mereposisi fraktur tersebut perlu pertimbangan dengan fiksasi yang baik agar tidak timbul komplikasi selama reposisi. Penggunaan fiksasi yang tepat yaitu dengan internal fiksasi jenis plate and scre). Dilakukan operasi terhadap tulang ini bertujuan mengembalikan posisi tulang yang patah ke normal atau posisi tulang sudah dalam keadaan sejajar sehingga akan terjadi proses penyambungan tulang, yang menurut *Appley, onald, $::0+.

Stadium penyembuhan fraktur melalui beberapa tahap antara lain dapat dilihat pada tabelTabel ..0 Tahap(tahap atau proses penyembuhan tulang Dematoma Proliferasi Tulang Tulang patah Sel(sel mengenai pembuluh darah Terbentuk hematoma di sekitar pepatahan Proliferasi Dematoma dibentuk jaringan lunak di sekitarnya Permukaan tulang yang patah tidak supplay Akan ,erlangsung selama./ jam setelah melepaskan unsur(unsur intraseluler Adanya rigiditas ,erlangsung setelah $.( dari sel(sel dalam periosteum yang menutupi fraktur, sel( sel ini merupakan tumbuhnya 9ondoblast membentuk callus yang dan membentuk jendolan. Sel(sel memberi perlengkapan untuk osteoblast. Adanya akti)itas osteoblast menjadi tulang lebih kuat dan strukturnya berlapis( lapis ,erlangsung selama ./ minggu sampai $ tahun periosteum dan endosteum paling menonjol pada tahap proliferasi <alsifikasi Earingan seluler yang keluar dari masing( masing fragmen yang sudah matang bertahap dan berubah( ubah !steoblast mengabsorbsi pembentukan tulang yang lebih. <onsolidasi 9allus yang belum masak akan membentuk callus emodeling Tulang menyambung atau membentuk baik dari luar maupun dari ,erlangsung dalam canalis medularis.

belum masak masa

mendapatkan osteoblast

terjadi perpatahan

dan kemudian menjadi fragmen lain ,erlangsung selama &(/

pada fraktur ,erlangsung selama 1($. minggu

$/ minggu

hari Tabel ..1 Tahap(tahap atau proses penyembuhan otot !tot Peradangan adang adalah mekanisme pertahanan diri pada otot yang terluka. eaksi radang menyebabkan musnahnya agen yang membahayakan dan mencegah penyebaran yang luas. adang juga menyebabkan jaringan yang cidera diperbaiki atau diganti yang baru. Pr$liferasi Terjadinya perbaikan jaringan epitelium dan jaringan penghubung *connectifity+. Epitelium adalah lapisan yang membentuk epidemis kulit dan lapisan permukan mukosa. Earingan penghubung adalah jaringan yang terdapat pada jaringan ekstra selular. daerah yang mengalami peradangan dengan membentuk fibrin, lalu akan membentuk jaringan parut yang akan menyokong tensil strength untuk perbaikan. Disaat yang bersamaan sel endotel baru berkembang. Rem$deling Terjadi pembentukan matrik jaringan connecti)e dan sebagai fase penguatan jaringan parut, jaringan kolagen dilepaskan oleh fibriosis serta connecti)e masih bersifat lunak. !rganisasi sejajar masih terbentuk pada permukaan luka sehingga akan

Fibriobrasi akan berguna pada jaringan

Tanda(tanda radang- ,engkak *tumor+, ber'arna kemerahan *rubon+, panas *kalor+, gangguan

Setelah berlangsung selama 2 hari degenerasi protein miofibril akan berlangsung secara perlahan(lahan yang diikuti dengan serangan phagocytic. berpindah.

memelihara tensil strength. ?amun kekuatan ma#imum dari jaringan parut hanya 2>C dari jaringan normal.

gerak *fungsiolesi+ Sel(sel otot yang mati akan

Tabel ..2 Tahap(tahap atau proses penyembuhan kulit Radang <ulit Pada ./ jam pertama akan mengalami reaksi radang yang mendadak. Dal(hal di ba'ah merupakan kejadian hislogik yang terjadi /3 jam pertama penyembuhan luka. 3 jam, meluasnya area jaringan yang mengalami nekrosis pada kedua sisi sayatan. $1 jam epitelium yang terletak antara jaringan yang masih hidup dengan jaringan nekrotik mengalami P$liferasi Setelah &(: hari epitel akan menutup kembali keratin dan meluasnya permukaan luka yang berkembang. Epidermis yang berhubungan dengan selokan berkurang karena mutasi atau perpindahan, dari fibrobast dan terisi oleh jaringan granulasi, jaringan granulasi tersusun dari epitelialossel. Fibroblast yang melepaskan collagen Ci)atrik 8erupakan fase pembentukan jaringan parut permanen jaringan parut tersebut akan berkonstruksi dan pembuluh darah yang terdapat didalamnya akan dilenyapkan, sehingga jaringan parut berubah putih,

penebalan ./ jam ke ., epitel yang berasal dari jaringan epitel yang masih hidup dan berin)asi mendekatkan ke . ujungnya. /> sampai /3 jam kedua, epitel tersebut akan bertemu dan membuang nekrotik dari lapisan jaringan yang keraktiosa, lalu keduanya bergabung dan menyatu di ba'ah luka dengan memutuskan hubungan pada luka yang perompeng.

yang digunakan untuk pembentukan bekas luka dan kapiler jaringan parut yang kemerahan. Earinan garnulasi akan terbentuk berdasarkan terjadinya luka. Sebelum permukaan epitel tersebut terbentuk, jaringan granulasi yang baru bergabung dengan fibroblast dan kapiler akan berangsur pulih. 4alu secara berangsur( konstruksi pada luka dipermukaan epitelium.

colagen menjadi kuat, bekas luka dihilangkan. ,erlangsung beberapa minggu sampai beberapa bulan

membantu terbentuknya tidak bisa

bertujuan mengeluarkan angsur akan terjadi

Tabel ..3 Tahap(tahap atau proses penyembuhan jaringan lunak Peradangan *aringan lunak Siklus perlukaan menyebabkan reaksi dari jaringan mengakibatkan merusak sel karena trauma, infeksi, ischemia, sekunder atau agen fisik. eaksi radang untuk memulai proses healing, tetapi proses healing tidak terjadi sampai reaksi peradangan reda.

Dengan dimulainya respon peradangan maka siklus perlukaan telah terlihat Dalam persendian dan struktur peri artikuler reaksi jaringan mengarah kepada reaksi yang berlebihan, syno)ial menjadi hipertensi, kadang hematrosis dan akhirnya proses ini tidak terle'ati akan terjadi degenerasi. Earingan lunak lainnya reaksi salah satunya adalah oedem dan kadang disertai hemorage. Perubahan ini membuat peradangan mengarah pada nyeri dan protektif spastik Pembekuan Dengan adanya luka yang diikuti pendarahan dan )asokontriksi pada pembuluh darah. 8ekanisme pembekuan, biasanya selesai selama 0 menit tetapi dapat memakan ./ sampai &3 jam Tromboplastin, tromboplastin *plasma protein+ menjadi trombin dibantu en;im trombo plastin dan lonca trombin serta fibrinogen bergabung membentuk fibrin yang akhirnya fibrin bersama platelest menjadi bekuan darah. econstitution Dengan of communty istirahat dan terapi yang adekuat akan

mempercepat penanganan sehingga respon penyembuhan dapat terjadi.

,erpengaruh terhadap perbaikan, regenerasi, hypertrophy, pengurangan nyeri, pengembalian gerakan normal Tabel ..: Tahap(tahap atau proses penyembuhan syaraf "+araf *aringan lunak Proses penyembuhan neufibril bagian proksimal cidera menuju distal. Pembentukan selubung myelin dari selubung chutan terus berkembang, neurofibril tumbuh di sekeliling protoplasma. Pertumbuhan ini terjadi $ mm%hari. ,ila selubung myelin sembuh sempurna maka fungsi syaraf akan pulih. Tanda a'alnya bila disentuh akan terasa nyeri pada syaraf. Proses perbaikan syaraf tergantung dariPanjang luas yang mengalami cidera, teknik pembedahan, lama 'aktu penyembuhan &. 6ejala dan Tanda <linik Pada kondisi post operasi fraktur femur seperti!a medial dextra maka akan timbul gejala(gejala sebagai berikut, yaitua. Permasalahan pada saluran pernafasan Anastesi yang digunakan saat operasi bersifat sebagai ;at iritan sebagai reflek batuk tertekan dan karenanya pengeluaran sekresi menjadi sulit. <arena lemahnya reflek batuk dan sistem sekresi karena tindakan pembiusan menyebabkan pasien mengantuk dan lemah sehingga proses pembuangan sekresi terganggu. !8, menjadikan jaringan normal, perbaikan kekuatan, perbaikan pola

b. ?yeri, ditimbulkan oleh rangsangan respon sensorik tubuh oleh karena kerusakan jaringan *sekitar bekas operasi tungkai kanan+ dapat disebabkan juga karena adanya oedema. c. ,engkak, timbul oleh karena pecahnya pembuluh darah arteri yang menyertai pelaksanaan operasi sehingga aliran darah menuju jantung tidak lancar, maka timbul bengkak di sekitar incisi. d. Eritema, adanya 'arna kemerahan pada kulit di daerah yang terinfeksi disebabkan adanya pembengkakan. Eumlah cairan darah di ba'ah secara berlebihan akibat rusaknya pembuluh darah. e. Peningkatan suhu lokal, peningkatan suhu atau panas yang terjadi bersamaan dengan kemerahan, dalam keadaan normal suhu kira(kira &2 o9 kaki pada daerah yang ada fiksasi atau bekas operasi menjadi lebih panas. ,$m-likasi onald *$::/+ mengemukakan bah'a komplikasi fraktur yang berkenaan dengan kasus ini, antara lain - $+ ,on union, yaitu ketidaksambungan tulang, .+ -al union, adalah penyambungan tulang yang tidak sempurna, &+ Delayed .nion, adalah keterlambatan penyambungan tulang, /+ /epsis atau ikut teralirnya suatu baksil pada sirkulasi darah sehinga menyebabkan infeksi, 0+ /tiff 0oint atau kekuatan pada sendi. Bagaimana fraktur ter!adi. Tulang bersifat relatif rapuh, namun cukup mempunyai kekuatan dan gaya pegas untuk menahan tekanan. Fraktur dapat terjadi akibat- $+ peristi'a trauma tunggal, .+ Tekanan yang berulang(ulang, atau &+ kelemahan abnormal pada tulang *fraktur patologik+. &raktur akibat -eristi/a trauma Sebagian besar fraktur disebabkan oleh kekuatan yang tiba(tiba dan berlebihan, yang dapat berupa pemukulan, pemuntiran atau penarikan.

,ila terkena kekuatan langsung tulang dapat patah pada tempat yang terkena, jaringan lunak juga pasti rusak. Pemukuan *pukuran sementara+ biasanya menyebabkan fraktur melintang dan kerusakan pada kulit diatasnyaF penghancuran kemungkinan akan menyebabkan fraktur kominutif disertai kerusakan jaringan lunak yang luas *Appley, $::0+. ,ila terkena kekuatan yang tidak langsung tulang dapat mengalami fraktur pada tempat tang jauh dari tempat yang terkena kekuatan ituF kerusakan jaringan lunak di tempat fraktur mungkin tidak ada *Appley, $::0+. <ekuatan dapat berup- $+ pemuntiran, yang menyebabkan fraktur spinalF .+ penekukan, yang menyebabkan fraktur melintangF &+ penekukan dan penekanan, yang mengakibatkan fraktur yang sebagian melintang tetapi disertai fragmen kupu(kupu berbentuk segitiga yang terpisahF */+ kombinasi dari pemuntiran, penekukan dan penekanan, yang menyebabkan fraktur oblik pendek, atau 0+ penarikan, dimana tendon atau ligament benar(benar menarik tulang sampai terpisah *Appley, $::0+. *enis0!enis &raktur $+ ,erdasarkan dengan dunia luar a. Fraktur tertutup Fraktur tertutup adalah fraktur tanpa adanya komplikasi, kulit masih utuh, tulang tidak menonjol melalui kulit dan relatif lebih aman. b. Fraktur terbuka Fraktur terbuka adalah fraktur yang merusak jaringan kulit, karena adanya hubungan dengan lingkungan luar, sehingga fraktur terbuka potensial terjadi infeksi osteomielitis. Fraktur terbuka dibagi menjadi & grade, yaitu6rade $- terobeknya kulit dengan sedikit kerusakan jaringan 6rade .- seperti grade $ dengan memar pada kulit dan otot

6rade &- luka sebesar 1(3 cm dengan kerusakan pembuluh darah, saraf, otot dan kulit. .+ ,erdasarkan bentuk patah tulang a. %raktur complete yaitu pemisahan tulang menjadi . fragmen b. %raktur incomplete yaitu patah bagian dari tulang tanpa adanya pemisahan. c. %raktur comminate yaitu fraktur lebih dari $ garis fraktur, fragmen tulang patah menjadi beberapa bagian. d. Impacted fraktur yaitu salah satu ujung tulang menancap ke tulang didekatnya &+ ,erdasarkan garis patahnya a. 1reen stick yaitu retak pada sebelah sisi tulang, sering terjadi pada anak( anak dengan tulang lembek. b. 2ransverse yaitu patah tulang pada posisi melintang. c. "on!itudinal yaitu patah tulang pada posisi memanjang d. Obli&ue yaitu garis patah miring e. /piral yaitu garis patah melingkar tulang

You might also like