You are on page 1of 10

ANALISIS MARGIN KEUNTUNGAN KONTRAKTOR BANGUNAN AIR (PROFIT MARGIN ANALYSIS FOR WATER WORKS CONTRACTOR)

Mas Suryanto HS., Sudijono Dosen Jurusan Teknik Sipil FT-UNESA antok-hs@yahoo.com

Abstrak Penelitian ini dimaksudkan untuk menentukan suatu model margin keuntungan berdasarkan data historis yang ada pada proyek-proyek terdahulu, kemudian mencoba menemukan faktor apa yang sangat berpengaruh pada model tersebut dan implikasi dari model yang telah diperoleh terhadap margin keuntungan. Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif yang menggunakan metode analisis dokumen. Pengolahan dan analisis datanya menggunakan statistik deskriptif dan analisis regresi ganda. Dari hasil pengolahan data dapat dilihat bahwa rata-rata keuntungan kontraktor untuk proyekproyek yang ditinjau dalam penelitian ini (40 proyek) adalah 10,74 % terhadap jumlah dari biaya langsung dan biaya tak langsung dengan standar deviasi 1,66. Nilai keuntungan tertinggi adalah 14,51 %, sedangkan keuntungan paling rendah adalah 7,80 %. Model margin keuntungan berdasarkan lokasi, durasi, biaya langsung dan biaya tak langsung proyek adalah: Y = -81341725,83 + 8995,28X1 219359,43X2 + 0,138X3 + 0,103X4 Dimana : Y = Margin Keuntungan (Rp), X1 = Lokasi Proyek (Km), X2 = Durasi Proyek (Hari), X3 = Biaya Langsung (Rp) dan X4 = Biaya Tak Langsung (Rp) Faktor yang sangat berpengaruh dalam menentukan margin keuntungan adalah biaya langsung disusul oleh waktu penyelesaian (durasi) proyek, biaya tak langsung dan lokasi proyek. Implikasi dari model yang telah diperoleh menunjukkan bahwa semakin jauh jarak proyek, semakin besar biaya langsung dan tak langsung akan semakin meningkatkan margin keuntungan, sedangkan semakin lama kurun waktu (durasi) sebuah proyek akan semakin menurunkan nilai margin keuntungan. Kata kunci : Margin Keuntungan

Abstract This research is meant to decide a profit margin model base on existing historical data at earlier projects, than try to find what factor is very influential to this model and implication of this model to profit margin. The research constitute type of descriptive research use document analysis method. Processing and data analysis using descriptive statistic and double regression analysis. From processing data result will be see that profit mean for projects of view in this research (40 project) is 10,74 % toward sum of direct cost and indirect cost with deviation standart 1.66. A high profit value is 14,51% on Protection Jembatan Kali Sampean Project, whereas a low profit value is 7,80 % on Irigasi Curug Project. The model of profit magin based on location, time duration, direct cost and indirect cost project is: Y = -81341725,83 + 8995,28X1 219359,43X2 + 0,138X3 + 0,103X4 Where : Y = Profit Margin (Rp), X1 = Project Location (Km), X2 = Project Duration (Days), X3 = Direct Cost Project (Rp), X4 = Indirect Cost Project (Rp). The most influential factor in determine profit margin is direct cost and then duration of project execute, indirect cost and project location. Implication models in work showing that so far project distance, so high direct cost and indirect cost may increasing profit margin, while so long a period of project duration will be descending profit margin value. Key word : Profit Margin

Prosiding Seminar Jurusan Teknik Sipil FT-Unesa 2008


1. Pendahuluan Kebanyakan kontraktor yang ada dalam ekonomi yang dinamik dewasa ini mendapatkan sebagian besar keuntungan (profit) usahanya melalui persaingan berdasarkan penawaran terhadap sebuah pekerjaan. Pekerjaan tersebut dalam bentuk konseptual adalah sebuah hal yang jelas dan nyata, meskipun dalam pelaksanaannya mengandung berbagai unsur ketidakpastian terutama dari segi biaya. Pertumbuhan, kesejahteraan dan seringkali kelangsungan hidup sebuah kontraktor bergantung pada keberhasilannya dalam menaksir (to estimate; memperkirakan) biaya proyek termasuk keuntungan untuk dapat berprestasi secara memuaskan dalam berbagai kontrak. Perkiraan nilai penawaran sebuah proyek berasal dari hasil perhitungan biaya langsung (direct cost) dengan melihat gambar dan RKS dan hasil perhitungan biaya tak langsung (indirect cost) serta ditambah dengan sejumlah nilai nominal tertentu. Besarnya penambahan nilai nominal tertentu ini dengan maksud agar kontraktor memperoleh keuntungan. Biaya langsung dan biaya tak langsung adalah biaya yang sudah seharusnya dikeluarkan untuk penyelenggaraan sebuah proyek. Yang menjadi permasalahan sekarang adalah berapa jumlah tambahan nilai nominal tertentu (margin keuntungan), sehingga secara keseluruhan akan diperoleh nilai penawaran yang kompetitif. Secara teoritis dalam menentukan margin keuntungan pada sebuah penawaran untuk sebuah proyek industri konstruksi, belum ditemukan sebuah rumusan yang pasti. Pada tataran praktis umumnya margin keuntungan diputuskan oleh pimpinan perusahaan berdasarkan feeling, pengalaman atau kebiasaan semata, tanpa adanya pertimbangan yang didasarkan pada sebuah kajian ilmiah. Berbeda dengan komponen biaya proyek lainnya yang dapat dihitung secara matematis, margin keuntungan memerlukan kajian yang lebih mendalam berdasarkan fungsi pengalaman dan kondisi proyek dari setiap perusahaan. Agar penelitian ini lebih terfokus, maka permasalahan-permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana model dalam menentukan margin keuntungan untuk dijadikan sebagai acuan dalam menentukan besarnya nilai penawaran? 2. Faktor apa yang sangat mempengaruhi kontraktor bangunan air dalam menentukan margin keuntungan? 3. Bagaimana implikasi dari model yang telah diperoleh terhadap nilai margin keuntungan?

2. Kajian Pustaka 2.1 Rencana Anggaran Biaya Proyek Perkiraan biaya menurut National Estimating Society USA sebagai berikut Perkiraan biaya adalah seni memperkirakan (the art of approximating) kemungkinan jumlah biaya yang diperlukan untuk suatu kegiatan yang didasarkan atas informasi yang tersedia pada waktu itu (Iman Soeharto, 1997). Berdasarkan pengertian di atas dapat dikatakan bahwa perkiraan biaya erat hubungannya dengan analisis biaya, berupa pekerjaan yang menyangkut pengkajian biaya kegiatan-kegiatan terdahulu yang akan dipakai sebagai bahan untuk menyusun perkiraan biaya. Dalam usaha mencari pengertian lebih lanjut perihal perkiraan biaya, maka penting untuk diperhatikan hubungannya dengan disiplin cost engineering. AACE (The American Association of Cost Engineer) memberikan definisi cost engineering adalah era dari kegiatan engineering dimana pengalaman dan pertimbangan engineering dipakai pada aplikasi prinsip-prinsip teknik dan ilmu pengetahuan di dalam masalah perkiraan biaya, dan pengendalian biaya (Iman Soeharto, 1997). Ini berarti bahwa pengetahuan disiplin ilmu teknik dan engineering merupakan prasyarat bagi mereka yang akan menyusun perkiraan biaya. Sesuai dengan fungsinya, rencana anggaran biaya proyek dibuat pada suatu periode tertentu dalam siklus proyek oleh pihakpihak yang terlibat di dalamanya. Secara umum jenis anggaran biaya proyek ditinjau dari waktu estimasi (di dalam siklus proyek) serta oleh dan untuk siapa rencana anggaran biaya tersebut dibuat. Semakin jauh memasuki siklus perkembangan proyek akan semakin jelas dan terperinci anggaran biaya proyek. Secara umum anggaran biaya proyek dikategorikan ke dalam 4 (empat) jenis, yaitu (Paulus Nugraha, dkk., 1985): 1. Rencana anggaran biaya kasar Besarnya rencana anggaran biaya ini biasanya didasarkan pada standar-standar yang telah ada atau berdasarkan pada proyek lain yang hampir sama. 2. Rencana anggaran biaya pendahuluan Rencana anggaran biaya ini dibuat oleh konsultan perencana ketika desain konstruksi (gambar dan R.K.S) telah selesai dibuat, sehingga menghasilkan anggaran

Prosiding Seminar Jurusan Teknik Sipil FT-Unesa 2008


biaya yang lebih teliti dari anggaran biaya kasar. Rencana anggaran biaya detail Rencana anggaran biaya ini dibuat oleh kontraktor setelah mempelajari gambar dan RKS dengan memperhitungkan segala kemungkinan yang terjadi (melihat lokasi, mempertimbangkan metode pelaksanaan, stok bahan-bahan tertentu dan sebagainya), sehingga lebih terinci dan teliti. Anggaran biaya sesungguhnya Anggaran biaya sesungguhnya adalah segala pengeluaran yang sesungguhnya (real of cost) untuk menyelesaikan sebuah proyek dan hanya diketahui oleh kontraktor. jerih payah dari sebuah keahlian ditambah hasil dari faktor risiko (Paulus Nugraha, dkk., 1985). Biaya-biaya langsung dan tak langsung yang disebutkan di atas adalah biaya-biaya yang harus dikeluarkan untuk dapat menyelenggarakan proyek, sehingga mau tak mau harus dikeluarkan dan tidak dapat dikurangi apabila segala sesuatunya berjalan sesuai rencana. Biaya-biaya tersebut harus dimasukkan secara keseluruhan di dalam menentukan harga penawaran. Satu-satunya komponen biaya yang dapat dikurangi atau ditambahkan dalam menentukan harga penawaran adalah keuntungan/profit. Sehingga nilai keuntungan sebuah proyek memiliki tingkat ketidakpastian yang sangat tinggi. Karena nilai keuntungan memiliki tingkat ketidakpastian yang sangat tinggi, maka tidak dapat ditentukan melalui perhitungan matematis biasa. Besarnya keuntungan sangat tergantung pada masing-masing kontraktor yang dianggap pantas untuk mendapatkan sebuah kontrak. Sebagai dasar pertimbangan dalam menentukan besarnya keuntungan antara lain adalah besarnya risiko pekerjaan, kesulitankesulitan yang dihadapi pada saat melaksanakan pekerjaan ataupun dari cara pembayaran pemberi pekerjaan (owner). Besarnya keuntungan yang akan diambil haruslah dikaji dengan lebih mendalam sehingga dapat memenangkan kontrak dan dalam pelaksanaannya akan menghasilkan sebuah nilai yang wajar. Bila ingin memenangkan sebuah penawaran sedangkan terdapat banyak saingan, satusatunya komponen biaya yang dapat diturunkan adalah keuntungan. 2.3 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Biaya Proyek Besarnya biaya tak langsung sebuah proyek sangat ditentukan oleh faktor-faktor yang berpengaruh terhadap program penyelenggaraan proyek yang berkaitan langsung maupun tidak langsung dengan pembiayaan. Faktor-faktor yang mempengaruhi biaya proyek yang selanjutnya turut mempengaruhi besarnya nilai biaya tak langsung, antara lain (Istimawan Dipohusodo, 2004): 1. Jenis Proyek Jenis proyek sangat menentukan besarnya biaya proyek. Jenis proyek yang berbeda memerlukan material, tenaga kerja dan peralatan yang berbeda yang berarti biaya

3.

4.

2.2 KomponenRencana Anggaran Biaya Rencana anggaran biaya proyek yang lengkap dan teliti adalah rencana anggaran biaya yang dibuat oleh kontraktor sebagai pelaksana pekerjaan. Hal ini dimaklumi karena kontraktor ingin mendapatkan pekerjaan dengan keuntungan yang wajar. Secara umum komponen rencana anggaran biaya proyek terdiri dari (Paulus Nugraha, dkk., 1985): 1. Biaya Langsung (Direct Cost) Biaya langsung adalah biaya yang langsung berhubungan dengan konstruksi/bangunan proyek, yang terdiri dari: a. Bahan/material b. Upah buruh/labor/man power c. Biaya peralatan/equipment 2. Biaya Tak Langsung (Indirect Cost) Biaya tak langsung adalah biaya yang tidak secara langsung berhubungan dengan konstruksi/bangunan tetapi harus ada dan tidak dapat dilepaskan dari proyek. Biaya tak langsung dikelompokkan menjadi 2 (dua) kelompok besar, yang terdiri dari: a. Overhead cost b. Biaya tak terduga 3. Keuntungan/Profit Keuntungan (profit) merupakan motivasi utama seseorang atau sebuah perusahaan mau mengambil risiko menjadi rekanan/kontraktor. Kalau tanpa keuntungan siapa yang akan mau menjadi kontraktor dengan segala risiko yang harus dihadapi. Dalam melakukan penawaran terhadap sebuah pekerjaan kontraktor telah menghitung segala biaya yang diperlukan untuk penyelenggaraan proyek ditambah dengan keuntungan sebagai imbalan terhadap jasa yang telah diberikan. Perlu dipahami bersama bahwa keuntungan bukanlah gaji. Keuntungan adalah hasil

Prosiding Seminar Jurusan Teknik Sipil FT-Unesa 2008


yang berbeda. Selain itu untuk jenis proyek yang berbeda juga menentukan tingkat kesulitan pekerjaannya. Hal ini berkaitan erat dengan kemungkinan meningkatnya biaya proyek karena semakin tingginya risiko pekerjaan. Lokasi Proyek Pembiayaan proyek bervariasi sesuai dengan lokasi proyek. Pekerjaan yang letaknya relatif jauh dari pusat bahan, tenaga kerja dan peralatan tidaklah mudah untuk mendapatkannya. Sehingga untuk mendatangkan komponen-komponen tersebut dibutuhkan tambahan biaya lainnya dari tempat asalnya. Dalam hal ini akan meningkatkan biaya proyek berupa transportasi, akomodasi dan lain-lain. Durasi Proyek Total biaya proyek adalah jumlah biaya langsung dan tak langsung serta keuntungan. Meskipun tidak dapat diperhitungkan dengan rumusan tertentu, tapi pada umumnya makin lama proyek berjalan maka makin tinggi kumulatif biaya tak langsung yang diperlukan. bahwa nilai suatu variabel tertentu selalu bersesuaian dengan nilai yang sama dari variabel yang berbeda, dapat dibuktikan melalui analisis korelasi. Analisis regresi linier sederhana merupakan suatu teknik statistik yang berusaha mengkualifikasi hubungan antara dua buah variabel. Sedangkan analisis regresi ganda menghubungkan tiga atau lebih variabel. Gagasan pemakaian analisis regresi untuk estimasi biaya konstruksi baik untuk tahap desain maupun kontraktor disarankan oleh Profesor E. G. Trimble, Profesor Manajemen Konstruksi pada Loughborough University of Technology (Ashworth, 1994). Berbagai proyek penelitian telah dilakukan di bawah bimbingannya untuk menguji kepraktisan pemakaian dari metode ini. Metode ini juga diteliti oleh universitas-universitas lainnya di Inggris. Karena banyaknya faktor yang mempengaruhi biaya tak langsung sebuah proyek, maka Analisis Regresi Ganda merupakan salah satu model perkiraan biaya yang sangat ideal. Persamaan dasar dari analisis regresi ganda adalah sebagai berikut (Sugiyono, 2003): Y = 0 + 1X1 + 2X2 + .......... + kXk + dimana : Y = Variabel dependen 0, 1, 2, ... k = Parameter variabel independen X1, X2, ... Xk = Variabel independen 3. Metodologi Penelitian Penelitian ini dilakukan melalui pengumpulan informasi berdasarkan arsip dan dokumen yang ada sehingga termasuk dalam jenis penelitian deskriptif dengan metode analisis dokumen (Consuelo G. Sevilla, et al., 1996). Selain itu, penelitian ini ingin mencari sesuatu yang akan terjadi dimasa yang akan datang berdasarkan data yang ada melalui sebuah model, sehingga jika ditinjau dari analisis datanya penelitian ini juga termasuk jenis penelitian deskriptif dengan menggunakan metode analisis kecenderungan (Consuelo G. Sevilla, et al., 1996). Sebagai variabel bebas (independen) dalam penelitian ini adalah lokasi proyek (X1), kurun waktu/durasi proyek (X2), biaya langsung (X3) dan biaya tak langsung (X4), sedangkan yang menjadi variabel terikat (dependen) adalah margin keuntungan (Y). Lokasi proyek dinyatakan dalam bentuk jarak proyek (km) dari kantor pusat. Durasi proyek diambil berdasarkan lamanya waktu yang diperlukan dalam penyelesaian proyek (hari). Biaya

2.

3.

2.4 Pemodelan Biaya Model biaya (cost models) merupakan teknik yang dapat dipakai dalam memperkirakan biaya estimasi dari proyek yang sedang diajukan. Meskipun teknik ini ditemukan pertama kali pada awal tahun 1970an, akan tetapi terlihat cukup banyak minat dan penelitian yang dilakukan untuk menerapkan teori ini ke dalam praktek (Ashworth, 1994). Model biaya merupakan suatu model matematika atau formula yang paling baik dalam menjelaskan data yang dikumpulkan dalam bentuk biaya dan harga serta faktorfaktor lain yang mempengaruhinya. Penyusunan model biaya merupakan proses panjang yang membutuhkan pengumpulan dan analisis dari begitu banyak data, dan kemudian pada tahap tertentu dilakukan pengujian atas model tersebut sebelum diterapkan dalam praktek. Pemanfaatan komputer berikut software yang tepat adalah sangat perlu ketika mengembangkan model biaya karena begitu banyaknya analisis statistik yang diperlukan. Teknik yang kerap dipakai dalam pemodelan biaya adalah analisis regresi. Analisis regresi merupakan suatu teknik yang mencari formula atau model matematik yang dengan baik dapat menjelaskan sekumpulan data. Teknik ini umumnya digunakan pada situasi dimana hubungan antara variabelvariabel tidak bersifat unik, dalam pengertian

Prosiding Seminar Jurusan Teknik Sipil FT-Unesa 2008


langsung dan biaya tak langsung didasarkan pada hasil perhitungan rencana anggaran biaya dalam bentuk rupiah. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode dokumentasi. Proses pengumpulan data dilakukan terhadap dokumen laporan akhir proyek yang telah selesai dilaksanakan. Data-data yang dikumpulkan antara lain nama proyek, lokasi proyek, tahun proyek, durasi proyek, nilai kontrak proyek, biaya langsung, biaya tak langsung. Adapun langkah pengolahan dan analisis data yang akan dilakukan adalah sebagai berikut: 1. Data-data dari laporan akhir proyek yang telah dikumpulkan diolah sedemikian rupa sehingga dapat dianalisis dengan menggunakan analisis regresi ganda, antara lain: a. Lokasi proyek yang semula menunjukkan tempat, dimodifikasi sehingga menunjukkan jarak lokasi proyek terhadap kantor pusat proyek. b. Menghitung keuntungan proyek dengan mengurangkan nilai kontrak proyek dengan biaya langsung dan biaya tak langsung. c. Menghitung prosentase keuntungan proyek berdasarkan nilai kontrak proyek. 2. Menghitung nilai rata-rata dan standar deviasinya serta menentukan nilai maksimum dan minimum prosentase keuntungan terhadap nilai kontrak proyek, untuk memberikan gambaran deskriptif margin keuntungan proyek. Perhitungannya dilakukan dengan menggunakan Program SPSS. 3. Melakukan uji persyaratan untuk statistik parametrik, yaitu: Uji Normalitas Data menggunakan Statistik Kolmogorov-Smirnov Uji Homoginitas Data dengan menggunakan One-Way Anova. Perhitungannya dilakukan dengan menggunakan Program SPSS. 4. Melakukan uji persyaratan regresi ganda, yaitu: Uji Linearitas Garis Regresi dengan menggunakan Analisis of Variance. Uji Multikolinearitas dengan menggunakan Pearson Correlation. Uji Autokorelasi dengan menggunakan Uji Durbin-Watson. Uji Heteroskedastisitas dengan menggunakan Spearman Correlation. Perhitungannya dilakukan dengan menggunakan Program SPSS. 5. Menentukan model margin keuntungan berdasarkan lokasi, durasi, biaya langsung dan biaya tak langsung. Karena banyaknya faktor yang mempengaruhi keuntungan sebuah proyek, maka Analisis Regresi Ganda merupakan salah satu model perkiraan biaya yang sangat ideal. Pemodelan margin keuntungan yang akan didasarkan pada persamaan regresi ganda adalah: Y = 0 + 1X1 + 2X2 + 3X3 + 4X4 dimana : Y = Margin Keuntungan 0, 1, 2, 3, 4 = Parameter Variabel Bebas X1 = Lokasi Proyek X2 = Durasi Proyek X3 = Biaya Langsung X4 = Biaya Tak Langsung Perhitungannya dilakukan dengan menggunakan Program SPSS. 6. Menentukan faktor yang sangat mempengaruhi margin keuntungan berdasarkan hasil korelasi parsial. 7. Menentukan implikasi dari model terhadap margin keuntungan, dengan melihat tanda arah koefisien parameter variabel bebas 4. Hasil dan Pembahasan 4.1 Deskripsi Statistik Data Dari data yang telah dikumpulkan sebanyak 40 proyek, maka diperoleh rata-rata keuntungan adalah 10,74 % terhadap jumlah dari biaya langsung dan biaya tak langsung dengan standar deviasi 1,66. Nilai keuntungan tertinggi adalah 14,51 % pada Proyek Proteksi Jembatan Kali Sampean, sedangkan keuntungan paling rendah adalah 7,80 % pada Proyek Irigasi Curug. Agar data dapat diolah dengan menggunakan statistik parametrik, maka perlu dilakukan uji statistik parametrik yang meliputi uji normalitas dan uji homoginitas. Dari hasil uji normalitas menunjukkan bahwa nilai Asymp. Sig. (2-tailed) > 5 % yang berarti bahwa data berdistribusi normal. Dari hasil uji homoginitas menunjukkan bahwa nilai Significancy (Sig.) > 5 %, yang berarti bahwa data memiliki homoginitas. Hal ini menunjukkan bahwa analisis data sampel dan hasilnya akan digeneralisasikan (diinferensikan) untuk populasi dimana sampel diambil, yaitu kontraktor bangunan air.

Prosiding Seminar Jurusan Teknik Sipil FT-Unesa 2008


Pemodelan margin keuntungan kontraktor dilakukan dengan menggunakan analisis regresi ganda, sehingga perlu dilakukan uji persyaratan regresi ganda yang meliputi Uji Linearitas Garis Regresi, Uji Multikolinearitas, Uji Autokorelasi dan Uji Heteroskedastisitas. Hasil Uji Linearitas Garis Regresi menunjukkan nilai signifikansi > tingkat alpha yang ditetapkan (0,05) yang berarti regresi berbentuk linear. Hasil Uji Multikolinearitas menunjukkan nilai signifikansinya > 0,05 yang berarti tidak terjadi hubungan linear diantara variabelvariabel independennya. Hasil Uji Autokorelasi menunjukkan nilai Durbin-Watson adalah 2,104 (mendekati angka 2) yang berarti bahwa tidak terdapat autokorelasi diantara variabel independen. Hasil Uji Heteroskedastisitas menunjukkan nilai probabilitas hubungan antara variabel bebas dengan residual absolutnya di atas taraf signifikansi yang ditetapkan yaitu 5 % yang berarti bahwa data yang diperoleh tidak terdapat adanya heteroskedastisitas. Hasil Uji Linearitas Garis Regresi, Uji Multikolinearitas, Uji Autokorelasi dan Uji Heteroskedastisitas menunjukkan bahwa data yang ada layak untuk dianalisis dengan menggunakan Analisis Regresi Ganda. Ini berarti bahwa model yang akan dibentuk sangatlah layak untuk mengacu pada persamaan regresi ganda. 4.2 Pemodelan Margin Keuntungan Pemodelan margin keuntungan dalam penelitian ini didasarkan pada aspek proyek yang memiliki nilai kuantitatif dan dapat dilihat dari data historis yang ada. Dengan anggapan bahwa data proyek yang telah selesai dikerjakan adalah proyek yang sukses baik dari segi pelaksanaan maupun sewaktu melakukan penawaran. Data-data proyek yang ada dianggap telah mewakili aspek-aspek lainnya sewaktu menentukan nilai penawaran. Sehingga dengan mengolah dan menganalisis data yang ada diharapkan dapat menemukan sebuah model yang layak dalam menentukan margin keuntungan. Secara teoritis telah dipahami bahwa lokasi, durasi, biaya langsung dan biaya tak langsung turut mempengaruhi margin keuntungan, namun tidak memberikan gambaran seberapa besar hubungan tersebut. Kekuatan hubungan antara variabel independen dan dependen dalam pemodelan yang menggunakan analisis regresi sangat diperlukan untuk memberikan keyakinan bahwa model yang disusun dapat memberikan penjelasan yang cukup akurat terhadap margin keuntungan. Besarnya hubungan antara lokasi, durasi, biaya langsung dan biaya tak langsung terhadap margin keuntungan, dapat diketahui melalui Analisis Korelasi. Untuk mengetahui hubungan lokasi, durasi, biaya langsung dan biaya tak langsung dengan margin keuntungan dapat dilihat melalui koefisien korelasi (R). Hasil analisis korelasi dengan menggunakan Program SPSS menunjukkan bahwa harga koefisien korelasinya (R) adalah 0,993. Angka ini mendekati 1, berarti bahwa terdapat hubungan yang sangat kuat antara lokasi, durasi, biaya langsung dan biaya tak langsung dengan margin keuntungan. Hasil pengujian signifikansi menunjukkan bahwa bahwa F hitung (F Change) adalah 621,09. Besarnya F tabel dengan menggunakan df1 = 4 dan df2 = 35 pada tingkat alpha yang ditetapkan (5 %) adalah 2,64. Ini berarti F hitung > F tabel, sehingga dapat disimpulkan terdapat pengaruh variabel independen yaitu lokasi (X1), durasi (X2), biaya langsung (X3) dan biaya tak langsung (X4) secara signifikan dan positif terhadap variabel dependen yaitu margin keuntungan (Y). Besarnya pengaruh yang menggambarkan tingkat ketepatan suatu model yang berdasarkan pada analisis regresi ganda dapat diketahui dari besar kecilnya nilai koefisien determinasi atau koefisien R2 (R Square). Nilai koefisien R2 dalam analisis regresi yang menunjukkan besarnya pengaruh variabel independen terhadap varabel dependen dapat digunakan sebagai ukuran dalam menyatakan kecocokan model yang diperoleh. Semakin besar nilai R2 maka semakin kuat kemampuan model yang diperoleh menerangkan kondisi yang sebenarnya. Selain itu nilai R2 juga mengukur besarnya sumbangan dari variabel independen terhadap perubahan variabel dependen. Berdasarkan hasil analisis dapat diketahui bahwa nilai koefisien determinasi atau R2 (R Square) yaitu sebesar 0,986. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan variabel lokasi (X1), durasi (X2), biaya langsung (X3) dan biaya tak langsung (X4) untuk menjelaskan variabel margin keuntungan (Y) adalah sebesar 98,60 %, selebihnya 1,40 % ditentukan oleh faktor lain yang tidak dapat dijelaskan dari model yang dibentuk. Faktor lain yang tidak dapat dijelaskan pada model ini tentunya adalah kondisi internal perusahaan, pasar dan sumber daya yang dimiliki, yang mana pada penjelasan terdahulu adalah merupakan sebuah data kualitatif, sehingga tidak dapat dimasukkan ke dalam model.

Prosiding Seminar Jurusan Teknik Sipil FT-Unesa 2008


Nilai 98,60 % merupakan angka yang cukup meyakinkan dimana model yang akan dibentuk sangatlah layak digunakan. Perlu dipahami bahwa angka ini menunjukkan pengaruh lokasi, durasi, biaya langsung dan biaya tak langsung terhadap margin keuntungan secara bersama-sama. Sebagaimana dalam penyelenggaraan sebuah proyek, lokasi, durasi, biaya langsung dan biaya tak langsung terjadi secara bersama-sama dalam menentukan margin keuntungan. Meskipun tidak menunjukkan 100 %, namun nilai 98,60 % telah menunjukkan secara kuantitatif besarnya pengaruh lokasi, durasi, biaya langsung dan biaya tak langsung terhadap margin keuntungan. Setelah melihat hubungan yang sangat kuat dan pengaruh yang sangat besar dari lokasi, durasi, biaya langsung dan biaya tak langsung terhadap margin keuntungan maka model margin keuntungan dapat dibentuk. Model margin keuntungan yang didasarkan pada persamaan regresi ganda yang telah dikemukakan di atas selanjutnya dapat ditentukan nilai koefisien betanya (0, 1, 2, 3, 4) dari hasil analisis regresi (coefficients) dari Program SPSS. Berdasarkan hasil analisis dengan Program SPSS, maka model margin keuntungan yang terbentuk adalah: Y = -81341725,83 + 8995,28X1 219359,43X2 + 0,138X3 + 0,103X4 dimana : Y = Margin Keuntungan (Rp) X1 = Lokasi Proyek (Km) X2 = Durasi proyek (Hari) X3 = Biaya Langsung (Rp) X4 = Biaya Tak Langsung (Rp) Model yang telah dibentuk tersebut di atas kemudian diuji untuk melihat variabel independen mana yang mempunyai pengaruh nyata dan variabel independen mana yang tidak berpengaruh secara nyata. Untuk pengujian ini digunakan Uji t. Dari hasilUji t dapat dilihat bahwa untuk variabel lokasi (X1), durasi (X2), biaya langsung (X3) dan biaya tak langsung (X4) adalah t hitung > t tabel. Ini berarti bahwa keempat variabel independen tersebut memiliki pengaruh yang nyata terhadap variabel dependen yaitu margin keuntungan. Dengan demikian dapat dilihat bahwa lokasi, durasi, biaya langsung dan biaya tak langsung memiliki daya ramal yang nyata terhadap magin keuntungan. 4.3 Aplikasi Model Margin Keuntungan Pemakaian model margin keuntungan tersebut selanjutnya dapat dilihat pada kasus berikut ini: Perusahaan akan mengikuti tender sebuah proyek yang jaraknya 300 km dari kantor pusat. Dari dokumen lelang diketahui waktu penyelesaian proyek tersebut adalah 365 hari. Berdasarkan gambar dan RKS yang diperoleh dari dokumen lelang, dihitung biaya langsung yang nilainya Rp. 4.257.349.000,-. Perhitungan biaya tak langsung diperoleh nilai Rp. 527.911.000,-. Berapakah nilai penawaran yang wajar yang dapat diberikan kontraktor? Dari kasus ini dapat dilihat bahwa nilai yang sudah dihitung adalah biaya langsung dan biaya tak langsung senilai Rp. 4.257.349.000,- + Rp. 527.911.000,- = Rp. 4.785.260.000,-. Harga ini perlu ditambahkan dengan keuntungan untuk memperoleh nilai penawaran. Untuk mengetahui nilai keuntungan yang harus ditambahkan, maka digunakan model tersebut di atas, berikut ini: Y = -81341725,83 + 8995,28X1 219359,43X2 + 0,138X3 + 0,103X4 dimana : Y = Margin Keuntungan X1 = Lokasi Proyek (300) X2 = Durasi Proyek (365) X3 = Biaya Langsung (4.257.349.000) X4 = Biaya Tak Langsung (527.911.000) Y = -81341725,83 + (8995,28x300) (219359,43x365) + (0,138x 4.257.349.000) + (0,103x 527.911.000) = 483179661.22 483179000 Sehingga harga penawaran yang wajar adalah Rp. 4.785.260.000,- + Rp. 483.179.000,- = Rp. 5.268.439.000,Dari kasus ini dapat dilihat bahwa dengan adanya pemodelan margin keuntungan seperti ini, perkiraan nilai penawaran cukup sederhana namun berdasarkan suatu perhitungan yang ilmiah dan logis, tidak berdasarkan feelling semata. 4.4 Faktor Dominan Margin Keuntungan Sebagaimana telah dikemukakan sebelumnya bahwa efektivitas model ini adalah 98,60 %, yang merupakan kemampuan gabungan dari lokasi, durasi, biaya langsung dan biaya tak langsung dalam meramalkan margin keuntungan. Untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel maka diperlukan pengujian pengaruh secara parsial. Pengujian pengaruh secara parsial ini

Prosiding Seminar Jurusan Teknik Sipil FT-Unesa 2008


dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh satu variabel independen terhadap variabel dependen, sementara satu atau lebih variabel independen lainnya tetap atau dikontrol. Tujuan pengontrolan variabel tersebut untuk melihat menemukan harga koefisien korelasi yang murni yang terlepas dari pengaruh variabel independen lainnya. Dari hasil korelasi parsial dengan bantuan Program SPSS dapat dilihat bahwa koefisien korelasi parsial untuk lokasi = 0,065, durasi = -0,273, biaya langsung = 0,891 dan biaya tak langsung = 0,119. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa variabel yang sangat dominan mempengaruhi margin keuntungan secara berurutan adalah biaya langsung (0,891), durasi (-0,273), biaya tak langsung (0,119) dan lokasi (0,065). Hal ini dapat dipahami karena biaya langsung merupakan komponen biaya terbesar dalam penyelenggaraan proyek sehingga sangat dominan dalam menentukan margin keuntungan. 4.5 Implikasi Model Dari model yang telah dirumuskan dapat dilihat bahwa lokasi, durasi, biaya langsung dan biaya tak langsung secara bersama-sama menentukan margin keuntungan. Hal ini menunjukkan bahwa dalam memperkirakan margin keuntungan, kontraktor bangunan air hendaklah menggunakan data historis yang ada dan melalui pendekatan yang ilmiah, logis dan sistematis, tidak hanaya didasarkan pada naluri bisnis semata. Dengan melihat pada tanda arah koefisien lokasi dari model yang ada, menunjukkan semakin jauh lokasi proyek dari kantor pusat, maka nilai margin keuntungan akan semakin tinggi. Ini dapat dipahami karena pada umumnya semakin jauh lokasi proyek tingkat risiko dalam pelaksanaan pekerjaan akan semakin tinggi, sehingga harus disesuaikan dengan nilai margin keuntungan sebagai imbalan bagi kontraktor. Setiap kenaikan jarak 1 km dari kantor pusat akan menambah margin keuntungan sebesar Rp. 8.995,28. Peningkatan waktu pelaksanaan (durasi) proyek akan menurunkan nilai keuntungan. Hal ini dapat dilihat dari tanda arah koefisien durasi dari model yang menunjukkan tanda negatif (-). Penambahan durasi proyek sudah barang tentu akan menambah nilai biaya tak langsung. Sudah barang tentu penambahan biaya tak langsung akan menurunkan margin keuntungan proyek. Dari model yang ada dapat dilihat bahwa setiap kenaikan durasi proyek sebanyak 1 hari akan menurunkan margin keuntungan sebesar Rp. 219.359,43. Biaya langsung sebagai variabel yang sangat dominan dalam menentukan margin keuntungan menunjukkan tanda positif (+) pada model yang telah dirumuskan. Ini menunjukkan bahwa semakin tinggi nilai biaya langsung akan semakin meningkatkan margin keuntungan. Biaya langsung merupakan komponen biaya proyek yang sangat besar dari total nilai penawaran proyek. Biaya langsung sesungguhnya menggambarkan besarnya ukuran dan volume pekerjaan proyek serta risiko yang harus dihadapi kontraktor, sehingga semakin tinggi nilainya tentunya akan semakin meningkatkan keuntungan kontraktor. Dari model yang ada menunjukkan kenaikan biaya tak langsung sebanyak Rp. 1,- akan menaikan keuntungan sebanyak Rp. 0,138. Tanda arah koefisien biaya tak langsung menunjukkan tanda positif (+) yang berarti bahwa kenaikan nilai biaya tak langsung akan meningkatkan nilai margin keuntungan. Semakin tinggi nilai biaya tak langsung sesungguhnya menunjukkan semakin besar nilai biaya yang tidak pasti dalam penyelenggaraan proyek, karena salah satu komponen biaya tak langsung adalah biaya tak terduga. Dengan demikian semakin tinggi nilai biaya tak langsung akan berdampak pada makin tinggi nilai margin keuntungan, yang sekaligus dapat digunakan sebagai cadangan biaya. Peningkatan Rp 1,- nilai biaya tak langsung akan meningkatkan margin keuntungan sebesar Rp. 0,103. Secara umum dapat dikatakan bahwa implikasi dari model yang telah dibentuk adalah semakin jauh lokasi proyek, semakin besar nilai biaya langsung dan biaya tak langsung akan meningkatkan nilai margin keuntungan. Sedangkan sebaliknya semakin besar durasi proyek akan mengakibatkan semakin berkurangnya nilai margin keuntungan. 5. Simpulan dan Saran 5.1 Simpulan Dari hasil pengolahan dan analisis data maka dapat diambil beberapa simpulan, antara lain: a. Rata-rata keuntungan kontraktor untuk proyek-proyek yang telah dikerjakan adalah 10,74 % terhadap jumlah dari biaya langsung dan biaya tak langsung dengan standar deviasi 1,66. Nilai keuntungan tertinggi adalah 14,51 %, sedangkan keuntungan paling rendah adalah 7,80 %.

Prosiding Seminar Jurusan Teknik Sipil FT-Unesa 2008


b. Model margin keuntungan berdasarkan lokasi, durasi, biaya langsung dan biaya tak langsung proyek adalah: Y = -81341725,83 + 8995,28X1 219359,43X2 + 0,138X3 + 0,103X4 dimana : Y = Margin Keuntungan (Rp) X1 = Lokasi Proyek (Km) X2 = Durasi proyek (Hari) X3 = Biaya Langsung (Rp) X4 = Biaya Tak Langsung (Rp) Faktor yang sangat berpengaruh dalam menentukan margin keuntungan adalah biaya langsung disusul oleh waktu penyelesaian (durasi) proyek, biaya tak langsung dan lokasi proyek. Implikasi dari model yang telah diperoleh menunjukkan bahwa semakin jauh jarak proyek, semakin besar nilai biaya langsung dan tak langsung akan semakin meningkatkan nilai margin keuntungan, sedangkan semakin lama kurun waktu (durasi) sebuah proyek akan semakin menurunkan nilai margin keuntungan. Ervianto, Wulfram I. 2004. Teori-Aplikasi Manajemen Proyek Konstruksi. Yogyakarta: Andi. Nugraha, Paulus. Natan, Ishak & Sutjipto, R. 1985. Manajemen Proyek Konstruksi. Surabaya : Kartika Yudha. Sevilla, Consuelo G., et. al. 1984. Pengantar Metode Penelitian. Tuwu Alimuddin, penerjemah. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia. Soeharto, Iman. 1997. Managemen Proyek dari Konseptual Sampai Operasional. Jakarta: Erlangga. Sudarmanto, R. Gunawan. 2005. Analisis Regresi Linear Ganda dengan SPSS. Yogyakarta: Graha Ilmu. Sugiyono. 2003. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: CV Alfabeta. Sugiyono & Eri Wibowo. 2004. Statistika Untuk Penelitian dan Aplikasinya dengan SPSS 10.0 for Windows. Bandung: CV Alfabeta.

c.

d.

5.2 Saran Saran-saran yang dapat diberikan adalah sebagai berikut: a. Dalam menentukan margin keuntungan hendaklah didasarkan pada model yang sesuai dengan data historis perusahan, tidak hanya didasarkan pada naluri bisnis semata, karena akan berisiko tidak mendapatkan proyek ataupun kerugian pada akhir pelaksanaan proyek. b. Memperhatikan dengan baik perhitungan biaya langsung (direct cost) karena sangat besar pengaruhnya terhadap margin keuntungan. c. Penelitian ini dapat dilanjutkan pada kontraktor bidang sipil lainnya seperti bangunan gedung maupun jalan dan jembatan, karena memiliki karakteristik proyek yang berbeda.

Daftar Pustaka Ashworth, Allan. 1994. Perencanaan Biaya Bangunan. Wahyudi, Laurentius, penerjemah. Jakarta: PT. Gramedia. Dipohusodo, Istimawan. 1996. Manajemen Proyek & Konstruksi. Yogyakarta: Kanisius. Ervianto, Wulfram I. 2002. Manajemen Proyek Konstruksi. Yogyakarta: Andi.

Lampiran Data Penelitian


NILAI KONTRAK (RP)
5

NO
1

NAMA PROYEK
2

LOKASI
3

TAHUN
4

DURASI PROYEK (HARI)


6

BIAYA LANGSUNG (RP)


7

BIAYA TAK LANGSUNG (RP)


8

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40

BA G. Semeru Lumajang BA Jembatan Kali Jajar Bendung Karet S. Babak DI Turitang Embung Mulur Thp I Groundsill Sungai Kimi Intercepter Irigasi Curug Jaringan Irigasi DI Tunjung Jaringan Irigasi DI. Nipah Nimbokarang Paket VII Normalisasi Batang Angola Normalisasi Kali Bumi IX Normalisasi Kali Gunting Normalisasi Kali Jerowan Normalisasi Kali Kedurus Normalisasi Kali Sekretaris I Normalisasi Muara Kali Lo Normalisasi Sungai Kali Dawir Normalisasi Sungai Merinting Normalisasi Sungai Pelayaran Normalisasi Sungai Wawar Padang Flood Control Pelindung Tebing Serayu SU-01 Pemasangan pompa Pemb. Embung Mulur Penanggulangan Banjir NTT Pengadaan Mat. Poso Pengembangan DI Weliman Perkuatan Tebing Muke Prasarana Air Baku Seropan 6 Proteksi Jembatan Kali Sampean Rehab. Tanggul (BA Cilacap) Rehab. Tebing Kali Sunter Rehab. Waduk Notopuro Rehabilitasi DI Kukusan Rehabilitasi DI Plara Rehabilitasi Sungai Progo RWTM Bili Bili Spillway Kedung Bendo

Jatim Jateng Lombok Bri Semarang Jateng Nabire Samarinda Jabar Madura Madura Jayapura Tapanuli Nabire Nganjuk Madiun Surabaya Jakarta Banyuwangi Jatim Mataram Sidoarjo Purworejo Padang Jateng Surabaya Sukoharjo NTT Sulteng NTT NTT Yogyakarta Situbondo Cilacap Jakarta Sukoharjo Lotim Sumbawa Yogyakarta Makassar Ngawi

2001 2002 1999 2001 1999 2000 2001 1999 2000 2000 1999 1999 2002 2000 1999 2002 2002 2002 2002 2001 2002 2002 1997 2002 2001 1999 2000 2002 2002 2001 2001 2002 2002 2003 1999 2001 2001 2002 1998 2002

14,259,282,000 941,930,000 2,829,745,000 1,311,778,000 4,079,080,000 1,022,914,000 566,992,000 922,443,000 1,427,947,000 8,725,851,000 5,324,376,000 1,135,937,000 13,835,107,000 5,598,786,000 3,854,210,000 32,912,661,000 3,207,982,000 6,722,583,000 16,117,269,000 1,151,602,000 1,124,571,000 12,006,662,000 31,171,813,000 7,791,594,000 5,774,825,000 5,735,793,000 3,175,724,000 4,051,455,000 8,650,474,000 1,215,047,000 7,929,606,000 8,814,822,000 1,323,455,000 5,626,887,000 4,014,411,000 15,300,442,000 10,176,864,000 3,068,003,000 35,212,982,000 3,049,210,000

602 105 191 39 180 103 90 146 240 150 240 296 255 360 30 390 120 100 360 265 59 600 1,419 365 60 240 184 90 730 65 20 90 45 103 300 1,125 458 65 1,110 247

11,882,400,000 761,200,000 2,413,900,000 1,092,200,000 3,261,300,000 846,100,000 439,711,000 761,200,000 1,133,600,000 7,265,698,000 4,326,700,000 936,200,000 11,451,200,000 4,608,593,000 3,189,300,000 26,792,900,000 2,643,700,000 5,455,500,000 13,662,400,000 921,900,000 921,900,000 9,874,900,000 24,567,000,000 6,405,400,000 4,784,632,000 4,726,300,000 2,513,900,000 3,341,500,000 6,943,000,000 1,002,000,000 6,481,300,000 7,125,700,000 1,056,000,000 4,522,000,000 3,261,300,000 12,287,000,000 8,461,200,000 2,543,700,000 28,433,200,000 2,454,300,000

833,743,000 87,386,000 200,340,000 94,500,000 340,855,000 87,386,000 60,538,000 94,500,000 144,862,000 628,571,000 420,849,000 110,671,000 953,648,000 446,936,000 374,463,000 2,169,315,000 221,744,000 572,425,000 833,743,000 128,161,000 78,704,000 1,183,183,000 3,072,642,000 663,914,000 446,936,000 460,239,000 324,463,000 340,855,000 923,642,000 119,542,000 753,648,000 572,425,000 129,542,000 598,090,000 442,198,000 1,583,183,000 865,164,000 221,744,000 2,864,839,000 304,463,000

10

You might also like