Professional Documents
Culture Documents
B7
Anggota Kelompok:
Bella Kurnia 102010049 Flavianus Reolelang Wayan 102010237 Rucmana Aga 102010350 Petricia 102010256 Dedeh Anggreyani 102010192 Jacob Benedick Sirait 102010287 Hernita 102010123
Skenario 8
Dr. A adalah seorang dokter spesialis bedah umum. Pada suatu ketika ia mendapatkan seorang pasien B yang menderita radang usus buntu. Dr. A menyarankan agar pasien B segera dioperasi dan pasien B menyetujui. Setelah 3 hari post operasi, pasien B menderita demam tinggi, kesadarannya menurun dan pada bekas luka operasinya tampak keluar nanah. Melihat kondisi pasien, keluarga pasien tidak terima dan berniat menuntut dr. A
Identifikasi Istilah
Tidak ada
Rumusan masalah
Keluarga pasien berniat menuntut dr.A setelah 3 hari post operasi usus buntu, pasien B mengalami demam, kesadaran menurun dan bekas operasi keluar pus.
Mind Map
Macammacam malpraktik
Keluarga pasien berniat menuntut dr.A setelah 3 hari post operasi usus buntu, pasien B mengalami demam, kesadaran menurun dan bekas operasi keluar pus
Pembuktian malpraktik
Hipotesis
Dr. A diduga melakukan tindakan malpraktik.
Definisi Malpraktik
Malpraktik medik dapat diartikan sebagai kelalaian atau kegagalan seorang dokter untuk mempergunakan tingkat keterampilan dan ilmu pengetahuan yang lazim dipergunakan dalam mengobati pasien atau orang cedera menurut ukuran dilingkungan yang sama.
Macam malpraktek
Intensional profesional misconduct : dokter tersebut berpraktek melanggar aturan yang ada dan tidak ada unsur kelalaian Neglience (kelalaian) : dokter krn kelalaiannya berakibat cacat atau pasiennya meninggal Lack of skill : dokter melakukan tindakan medis diluar kompetensinya
3 bentuk kelalaian: malfeasance, misfeasance dan nonfeasance. Perbuatan dianggap lalai apabila memenuhi:
1. Duty = kewajiban 2. Dereliction = penyimpangan 3. Damage = kerugian 4. Direct causal relationship = hub. sebab akibat Kesimpulan adanya malpraktik bukan dilihat dari hasil tindakan medis pada pasien.
Hak dokter
Undang Undang No. 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran Pasal 50 dinyatakan bahwa hak hak dokter adalah sebagai memperoleh perlindungan hukum sepanjang melaksanakan tugas, memberikan pelayanan medis sesuai dengan standar profesi dan standar prosedur operasional, dan memperoleh informasi yang lengkap dan jujur dari pasien atau keluarganya.
Kewajiban pasien
Undang-Undang R.I no 29 tahun 2004 tentang praktik kedokteran pasal 53 dinyatakan bahwa kewajiban pasien adalah memberikan informasi yang lengkap dan jujur tentang masalah kesehatannya, mematuhi nasihat dan petunjuk dokter atau dokter gigi, mematuhi ketentuan yang berlaku disarana pelayanan kesehatan, dan memberikan imbalan jasa atas pelayanan yang diterima.
Hak pasien
Undang undang R.I no 29 tahun 2004 tentang praiktik kedokteran pasal 52 dinyatakan bahwa hak hak pasien adalah mendapatkan penjelasan secara lengkap tentang tindakan medis, meminta pendapat dokter atau dokter gigi lain, mendapatkan pelayanan sesuai dengan kebutuhan medis, menolak tindakan medis, dan mendapatkan isi rekam medis
Pengaduan
Malpraktik Etik
Disiplin Kedokteran
MKEK
Bebas
Bebas
Tindakan Administratif
4. Wajib Pendidikan
Pengadilan
1. gaji/pangkat (tunda kenaikan, atau penurunan) 2. Cabut SIP sementara/selama-lamanya 3. Hukuman kepegawaian
Bebas
Informed Consent
Kesepakatan dari penderita setelah mendapat informasi perihal penyakitnya serta tindakan yang akan dilakukan terhadapnya, termasuk resiko akibat tindakan tsb. Perlu dipikirkan cara penyampaian agar mudah dimengerti
Tanpa persetujuan/ sepengetahuan penderita tindakan dokter/ perawat dapat dikategorikan penipuan (pidana) Tiga syarat dapat dibebaskan dari tuntutan pidana :
Penderita beri persetujuan Tindakan medis berdasar indikasi medik dan tujuannya konkret (jelas) Tindakan medis sesuai dengan ilmu kedokteran (profesiona -protap)
Kesimpulan
Dr. A tidak dapat disimpulkan sebagai suatu tindakan malpraktik karena kurangnya data yang diberikan. Dokter tersebut dapat dianggap malpraktik jika ia melakukan kelalaian seperti tidak dilakukannya informed consent sebelum dilakukan tindakan bedah, tidak menjelaskan secara terperinci komplikasikomplikasi yang akan mungkin timbul kepada pasien, lalai dalam mempersiapkan/ mengawasi kelengkapan yang berkaitan pada saat operasi dilakukan. Jika hal-hal tersebut sudah dilakukan oleh dokter bedah dalam skenario, maka dokter tersebut tidak bisa dituntut sebagai dokter yang melakukan tindakan malpraktik.