You are on page 1of 21

METODE PENELITIAN

STUDY ANALISA PEMANFAATAN ENERGI PANAS BERBASIS TERMOELEKTRIK SYSTEM HYBRID PADA KENDARAAN BERMOTOR

RIAN PRIADI 1007220035

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA FAKULTAS TEKNIK MEDAN 2013

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Minyak bumi merupakan sumber energi fosil yang dapat menghasilkan energi, baik secara langsung maupun melalui secara konversi atau transformasi. Sebagai sumber energi tak terbarukan, jumlah ketersediaan energi tersebut suatu saat akan habis jika di lakukan eksploitasi secara terus menerus. Tindakan konservasi energi yang sistematis, terencana dan terpadu dibutuhkan guna meningkatkan efisiensi pemanfaatan sumber energi ini berfungsi sebagai energi cadangan yang cukup strategis dalam memenuhi kebutuhan energi konvensional. Sektor transportasi ini cukup pesat perkembangan nya dan membutuhkan energi yang sangat besar. Sebagian besar energi kebutuhan ini biasanya terjadi di sektor transportasi maupun di sektor perusahaan pembangkit listrik yang menggunakan generator dari mesin diesel dan di penuhi di kalangan pengguna bahan bakar minyak, seperti : Bensin, dan minyak solar. Beberapa perusahaan saat ini memperbelakukan peningkatan efesiensi dari kendaraan bermotor maupun generator listrik menggunakan mesin diesel dengan tindakan berbagai macam usaha atau teknologi yang di kembangkan, saat ini sedang popular yaitu system Hybrid. Karena, panas yang di hasilkan oleh mesin diesel atau gas buang dari mesin tersebut banyak yang di lepas atau terbuang percuma begitu saja. Dengan menggunakan Teknologi hybrid ini apabila diterapkan pada kendaraan bermotor dimana gas buang pada mesin motor bakar berkisar antara 200

- 300 oC sementara temperatur lingkungan bekisar antara 30 35oC. Maka dengan adanya beda temperatur ini akan diperoleh gaya gerak listrik yang kemudian dapat digunakan untuk menggerakan motor listrik atau disimpan di dalam batere atau aki. Cara kerja mesin listrik pada kendaraan hybrid dengan perinsip dengan regenerative (Recharging saat kendaran yang sedang beroperasi) dimana mesin listriknya biasa mengisi ulang ke aki. Tetapi, energi panas yang terbuang dapat dimanfaatkan untuk pengisian aki tersebut. Berdasarkan analisa data di atas, maka penelitian ini akan menganalisa pembangkit tenaga listrik yang menggunakan metode yang dikenal cogeneration di mana proses tenaga sebagai

listrik yang dihasilkan dengan metode

konversi yaitu alat yang digunakan Termoelekrik (Thermocouple), panas yang dihasilkan selama proses yang alami pembangkit akan diubah menjadi listrik. Sehingga panas tersebut tidak terbuang secara percuma dan energi yang dihasilkan

oleh pembangkit menjadi lebih besar, serta efisiensi energi menjadi lebih tinggi. Termoelektrik juga mungkin dapat digunakan pada sistem solar thermal energy.. Konsep yang digunakan adalah konsep Seebeck. Apabila terdapat dua sumber

temperatur yang berbeda pada dua material semi konduktor makan akan mengalir arus listrik pada material tersebut.

1.2 Rumus Masalah 1. Bagaimanakah perancangan Generator Termoelektrik sebagai bahan uji dan unjuk kerja Prototype ?

2. Bagaimanakah dampak

lingkungan

terhadap

proses penerapan

dan

pemanfaatan sistem Termoelektrik ?

1.3 Tujuan Penelitian


Penelitian ini dengan STUDY ANALISA PEMANFAATAN ENERGI PANAS BERBASIS TERMOELEKTRIK SYSTEM HYBRID PADA

KENDARAAN BERMOTOR bertujuan untuk menciptakan sebuah energi hybrid digunakan pada kendaran bermotor yang meliputi sebagai berikut : 1. Untuk mensimulasikan sebuah pembangkit termoelektrik dan melakukan pengujian dari Prototype yang di hasilkan. 2. Untuk Mengetahui karakteristik besaran listrik yang di dapat pada generator Termoelektrik.

1.4 Batas Permasalahan


Batas masalah meliputi sebagai berikut : 1. Penggunaan amperemeter dan volt meter digital sebagai pengukur arus dan Penggunaan heat sebagai sumber panas. 2. Penelitian di laksanakan sampai pada tahap pengukuran daya listrik yang di hasilkan. 3. Penggunaan simulasi heat pada bahan aluminium sebagai simulasi gas buang kendaraan bermotor.

1.5 Metodologi Penulisan


Dalam melaksanakan laporan penulisan ini, adapun syarat-syarat untuk yang harus di lakukan ialah :

a. Studi literature. Mencari dan mengumpulkan referensi data dari teori dasar yang di ambil dari buku penunjang seperti : buku teks, jurnal-jurnal, maupun dari situs media dunia maya (internet). b. Perencanaan dan Implementasi. Perencanaan ini dimaksudkan untuk merancang atau memperoleh desain dari alat Termoelektrik tersebut. Setelah di perencanaan ini selesai di buat sejenis sebuah Prototype. c. Pengujian. Untuk melakukan pengujian dapat melalui proses kalibrasi Termoelektrik yang di gunakan untuk pengukuran 5nergy5ture suhu, pengambilan data tegangan yang di hasilkan. Kemudian mengola data pengujian yang di dapat. d. Menganalisa dan kesimpulan hasil pengujian Melakukan proses membuat grafik dari data yang telah di analisa. Dari analisa tersebut mendapatkan kesimpulan terhadap alat pemanfaatan panas di Termoelektrik Generator yang kemudian di jadikan referensi Pengembangan design aplikasi pemanfaatan energi gas buang selanjutnya.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Penelitian Relevan Untuk mendukung penelitian ini, berikut di kemukakan hasil penelitian yang terdahulu yang berkaitan dengan penelitian tersebut yang dilakukan oleh Rio

Irawan (2012) dalam skripsinya yang berjudul ANALISA PENGGUNAAN HEAT PIPE PADA THERMOELECTRIC GENERATOR yang bertujuan ialah mengenai besaran energi listrik yang di dapatkan dari simulasi modul termoelektrik generator dan mengetahui konsistensi performa dari modul termoelektrik yang di gunakan. Dimana kesimpulan dari penelitian rio irawan, menyatakan bahwa proses pendinginan akan sangat menentukan besarnya tegangan yang di hasilkan, karena semakin besar T yang di hasilkan, semakin besar tegangan keluaran yang di dapat. Dengan simulasi ini yang di lakukan penelitian ini di dapatkan tegangan maximal sebesar 15.6 volt dengan susunan rangkaian susunan rangkaian seri 8 buah modul termoelektrik. Dengan daya yang di hasilkan sebesar 2,4 watt dengan menggunakan resistor 100 ohm sebagai beban. 2.2 Landasan Teori 2.2.1 Konversi energi Energi merupakan sesuatu pengertian yang tidak mudah didefinisikan dengan singkat dan tepat. Energi yang bersifat abstrak yang sukar dibuktikan, tetapi dapat dirasakan adanya. Energi atau yang sering disebut tenaga, adalah suatu pengertian yang sering sekali digunakan orang. Kita sering mendengar istilah krisis energi yang

bermakna untuk menunjukkan krisis bahan bakar (terutama minyak). Bahan bakar adalah sesuatu yang menyimpan energi, jika dibakar akan diperoleh energi panas yang berguna untuk alat pemanas atau untuk menggerakkan mesin. Energi dalam kehidupan sehari-hari arti gerak, misal seorang anak banyak bergerak dan berlari-lari dikatakan penuh dengan energi. Energi juga dihubungkan dengan kerja. Seseorang yang mampu bekerja keras dikatakan mempunyai energi atau tenaga besar. Jadi boleh dikatakan energi adalah sesuatu kekuatan yang dapat menghasilkan gerak, tenaga, dan kerja. Pengertian konversi energi ialah perubahan bentuk Energi dari yang satu menjadi bentuk yang lain. Dalam pengetahuan teknologi dan fisika dapat diartikan sebagai kemampuan melakukan kerja. Energi di dalam alam adalah suatu besaran yang kekal (hukum termodinamika pertama). Energi tidak dapat diciptakan dan tidak dapat dimusnahkan, tetapi dapat dikonversikan/berubah dari bentuk energi yang satu ke bentuk energi yang lain, misalnya pada kompor di dapur, energi yang tersimpan dalam minyak tanah diubah menjadi api. Selanjutnya jika api digunakan untuk memanaskan air dalam panci, energi berubah bentuk lagi menjadi gerak molekulmolekul air. Perubahan bentuk energi ini disebut konversi. Sedangkan perpindahan energi disebabkan adanya perbedaan temperatur yang disebut kalor. Energi juga dapat dipindahkan dari suatu sistem ke sistem yang lain melalui gaya yang mengakibatkan pergeseran posisi benda. Transfer energi ini adalah kemampuan suatu sistem untuk menghasilkan suatu kerja yang pengaruh/berguna bagi kebutuhan manusia secara positif. Jadi energi adalah suatu kuantitas yang kekal, dapat berubah bentuk, dan

dapat pindah dari satu sistem ke sistem yang lain, akan tetapi jumlah keseluruhannya adalah tetap. 2.1.3 Sistem Konversi Energi dalam Suatu Sistem Energi dalam suatu sistem tertentu dapat dirubah menjadi usaha, artinya kalau energi itu dimasukkan ke dalam sistem dan dapat mengembang untuk menghasilkan usaha. Sebagai contoh sistem konversi energi, apabila bahan bakar bensin (premium) yang dimasukkan ke dalam silinder mesin konversi energi jenis motor pembakaran dalam, misalnya sepeda motor. Energi (C8H18/iso-oktan atau nilai kalor) yang tersimpan sebagai ikatan atom dalam molekul bensin/premium dilepas pada waktu terjadi pembakaran dalam silinder, hasil pembakaran ini ditransfer menjadi energi panas/kalor. Energi panas yang dihasilkan ini akan mendorong torak/piston yang ada dalam silinder, akibatnya torak/piston akan bergerak. Bergeraknya torak/piston terjadi transformasi energi, yaitu dari energi panas menjadi energi kinetik. Selanjutnya energi kinetik ditransfer menjadi energi mekanik yang menghasilkan usaha (kerja). Kerja yang merupakan hasil kemampuan dari sistem yang berguna bagi kepentingan manusia, yaitu dapat berpindah dari satu tempat ke tempat lain yang jauh jaraknya. 2.1.4 Termoelektrik Generator termoelektrik merupakan sumber daya unik yang di-secara tidak langsung mengubah panas menjadi listrik melalui bahan semikonduktor, dimana perangkat thermoelektrik terdiri dari pasangan (n dan kaki semikonduktor tipe-p) yang terhubung elektrik secara seri, paralel dan termal, ditetapkan oleh solder, terjepit di antara dua piring keramik.

Efek termoelektrik dipengaruhi oleh tiga efek yg berbeda yaitu : a) Efek seebeck Jika 2 buah logam yang berbeda disambungkan salah satu ujungnya, kemudian diberikan suhu yang berbeda pada sambungan, maka terjadi perbedaan tegangan pada ujung yang satu dengan ujung yang lain. Fenomena ini pertama kali ditemukan oleh Seebeck sehingga disebut efek Seebeck atau umumnya dikenal dengan nama prinsip termokopel. Tegangan yang dihasilkan ini sebanding dengan pembedaan temperatur diantara dua junction. Semakin besar perbedaan temperatur, semakin besar tegangan di antara junction. Dari fenomena ini, kita dapat menentukan koefisien Seeback, yaitu: S=

(1)

Gambar 1. Skema ilustrasi terjadinya Seebeck effect, pendingin termoelektrik pada material semikonduktor Gambar 2. Skema ilustrasi terjadinya Seebeck effect, generator pada material semikonduktor

b) Efek Peltier Penemuan Seebeck memberikan inspirasi pada Jean Charles Peltier untuk melihat kebalikan dari fenomena tersebut. Dia mengalirkan listrik pada dua buah logam yang direkatkan dalam sebuah rangkaian. Ketika arus listrik dialirkan, terjadi penyerapan panas pada sambungan kedua logam tersebut dan pelepasan panas pada sambungan yang lainnya. Pelepasan dan penyerapan panas ini saling berbalik begitu arah arus dibalik. Penemuan yang terjadi pada tahun 1934 ini kemudian dikenal dengan efek Peltier.

Gambar 3. Skema ilustrasi terjadinya peltier effect pada material semikonduktor

c) Efek Thompson Efek Thomson menyatakan bahwa terdapat penyerapan atau pelepasan panas bolak-balik dalam penghantar homogen yang terkena perbedaan panas dan perbedaan listrik secara simultan. Didapat bahwa gradien potensial hasil dari perbedaan temperatur adalah positif searah dengan gradien temperatur. Dengan menggunakan material semikonduktor yang saling terhubung. Dalam semikonduktor tipen, elektron bertidak sebagai pembawa muatan mayoritas. Sebaliknya, pada semikonduktor tipep, jumlah elektron sangat sedikit. Ketika

elektron berpindah ke tingkat energi yang lebih tinggi, tempat yang ditinggalkan elektron kemudian disebut sebagai hole. Hole bertindak sebagai pembawa muatan positif. Karena satu elektron bergerak, dia meninggalkan sebuah hole yang kemudian akan diisi oleh elektron lain. Satu elektron berpindah untuk mengisi hole tadi dan meninggalkan hole baru. Hal ini mengakibatkan hole tampak bergerak ke arah yang berlawanan dengan arah elektron. Dalam semikonduktor tipep, pembawa muatan mayoritas adalah hole.

Prinsip prinsip dasar pada termoelektrik, antara lain : Efek Peltier-ketika tegangan atau arus DC diterapkan pada dua konduktor berbeda, sirkuit dapat dibuat yang memungkinkan untuk transportasi panas terus menerus antara sambungan konduktor. The Seebeck Effect-adalah kebalikan dari Efek Peltier. Dengan menerapkan panas ke dua konduktor yang berbeda saat dapat dihasilkan. The Seebeck Koefisien diberikan, dimana medan listrik :

x
dT / dx

Saat ini mentransfer melalui pembawa muatan (berlawanan arus dengan lubang atau aliran elektron). Perpindahan panas terjadi dalam arah gerakan pembawa muatan.

Menerapkan arus (e-operator) mengangkut panas dari persimpangan hangat ke persimpangan dingin. Bismuth telluride (semikonduktor), terjepit di antara dua konduktor, biasanya tembaga. Sebuah semikonduktor (disebut pelet) digunakan karena mereka dapat dioptimalkan untuk memompa panas dan karena jenis pembawa muatan dalam diri mereka dapat dipilih. The semikonduktor dalam contoh tipe N (didoping dengan elektron) oleh karena itu, elektron bergerak menuju ujung positif baterai. Semikonduktor adalah disolder ke dua bahan konduktif, seperti tembaga. Ketika tegangan diterapkan panas yang diangkut ke arah aliran arus.

Ketika p jenis semikonduktor (didoping dengan lubang) yang digunakan sebagai pengganti, lubang bergerak ke arah yang berlawanan dengan arus. Panas juga diangkut dalam arah yang berlawanan dengan arus dan ke arah lubang. Pada dasarnya, pembawa muatan menentukan arah aliran panas.

Metode transportasi panas

Elektron dapat melakukan perjalanan dengan bebas di konduktor tembaga tetapi tidak begitu bebas di semikonduktor. Seperti elektron meninggalkan tembaga dan masukkan hot-sisi jenis p-, mereka harus mengisi "lubang" dalam rangka untuk bergerak melalui tipe p-. Ketika elektron mengisi lubang, mereka drop down ke tingkat energi yang lebih rendah dan pelepasan kalor dalam proses. Kemudian, sebagai langkah elektron dari tipe-p ke dalam konduktor tembaga di sisi dingin, elektron bertemu kembali ke tingkat energi yang lebih tinggi dan menyerap panas dalam proses. Selanjutnya, elektron bergerak bebas melalui tembaga sampai mereka mencapai sisi dingin dari semikonduktor tipe-n. Ketika elektron pindah ke jenis n-, mereka harus bertemu sampai tingkat energi untuk bergerak melalui semikonduktor. Panas yang diserap ketika hal ini terjadi. Akhirnya, ketika elektron meninggalkan sisi-panas tipe n-, mereka dapat bergerak bebas di tembaga. Mereka drop down ke tingkat energi yang lebih rendah dan pelepasan kalor dalam proses. Untuk meningkatkan transportasi panas, beberapa jenis p atau n Jenis thermoelectric (TE) komponen dapat dihubungkan secara paralel. Namun, perangkat ini memerlukan tegangan rendah dan oleh karena itu, arus besar yang terlalu besar untuk menjadi praktis komersial.

Komponen Termoelektrik dapat diletakkan di seri tetapi kemampuan transportasi panas yang berkurang karena interconnectings antara semikonduktor menciptakan termal korslet.

Konfigurasi yang paling efisien adalah di mana ap dan n komponen TE diletakkan elektrik dalam seri tetapi termal secara paralel. Perangkat ke kanan disebut beberapa. Satu sisi melekat dengan sumber panas dan yang lainnya heat sink yang convects panas pergi. Sisi menghadap sumber panas dianggap sisi dingin dan sisi menghadap heat sink sisi panas.

Antara perangkat pembangkit panas dan konduktor harus menjadi insulator listrik untuk mencegah korsleting listrik antara modul dan sumber panas. Isolator listrik juga harus memiliki konduktivitas termal yang tinggi sehingga gradien suhu antara sumber dan konduktor kecil. Keramik seperti alumina umumnya digunakan untuk tujuan ini.

Perangkat yang paling umum digunakan 254 bolak p dan n jenis perangkat TE. Perangkat dapat beroperasi pada 12-16 V pada 4-5 amp. Nilai-nilai ini jauh lebih praktis untuk operasi kehidupan nyata.

Semiconductor Doping: N Type


N doped semikonduktor memiliki jumlah berlimpah elektron ekstra untuk digunakan sebagai pembawa muatan. Biasanya, bahan IV kelompok (seperti Si) dengan 4 ikatan kovalen (4 elektron valensi) terikat dengan 4 Si lainnya. Untuk menghasilkan jenis semikonduktor N, bahan Si didoping dengan Grup V logam (P atau As) memiliki 5 elektron valensi, sehingga elektron tambahan pada V logam Group adalah bebas bergerak dan merupakan pembawa muatan.

Semiconductor Doping: P type


Untuk tipe P semikonduktor, dopan adalah Kelompok III (Dalam, B) yang memiliki 3 elektron valensi, material ini membutuhkan elektron ekstra untuk ikatan yang menciptakan "lubang". P doped semikonduktor adalah pembawa muatan positif. Ada kesan bahwa lubang bergerak ketika ada arus diterapkan karena elektron bergerak untuk mengisi lubang, membuat lubang baru di mana elektron awalnya. Lubang dan elektron bergerak dalam arah yang berlawanan.

pada manfaat merepresentasikan kualitas kinerja bahan thermoelektrik, kadangkadang dikalikan dengan suhu. Hal ini didefinisikan sebagai:

Dimana adalah resistivitas listrik, k adalah konduktivitas termal, dan adalah koefisien Seebeck. Catatan: tahanan listrik rendah dan konduktivitas termal yang diperlukan untuk angka tinggi tinggi merit. Nilai-nilai ini bergantung pada temperatur karena itu, sosok kebaikan yang bergantung pada temperatur. P dan jenis material N memiliki angka yang berbeda merit dan dirata-ratakan untuk menentukan bahan kualitas secara keseluruhan.

2.1.5 System Hybrid Sistem Hybrid adalah system pembangkit listrik yang terdiri dari 2 atau lebih system pembangkit dengan sumber energy berbeda. Misalnya Listrik Tenaga Surya ( Photovoltaic, -PV) dipadu dengan genset, maka disebut Hybrid PV-Genset. System Hybrid yang pernah diterapkan di Indonesia adalah: Hybrid PV-Genset, Hybrid PVMikrohydro, Hybrid PV-Bayu ( angin) , dan bahkan Hybrid PV-Bayu-Genset. Tipe Hybrid system Secara garis besar ada tiga tipe dari Sistem Hybrid. Yang pertama adalah Series Hybrid System, kedua Parallel Hybrid System, dan ketiga Series Parallel Hybrid System. 1. Series Hybrid System System ini terdiri dari pembakaran internail dari mesin yang membakar bensin, solar atau gas. Dengan semua komponen yang saling terhubung secara seri. Pembakaran pada ruang mesin terhubung dengan sebuah generator untuk mengubah tenaga yang dihasilkan oleh mesin menjadi tenaga listrik yang disimpan ke sebuah aki. Tengan listrik yang tersimpan di aki dialirkan melalui sebuah alat yang dinamak inverter atau pembalik untuk menyalurkan tenaga ke sebuah motor listrik, sehingga mampu menggerakkan roda kendaraan. Pembakaran yang terjadi di mesin dapat menghasilkan tenaga ke motor listrik untuk menggerakkan mobil yang tidak cukup apabila hanya mengandalkan tenaga aki. Oleh sebab itu, pemakaian bahan bakar masih sedikit untuk mampu menggerakkan mobil.

2. Pararell Hybrid System Pada parallel system, pembakaran dengan ruang mesin merupakan penghasil tenaga utama, sedangkan tenaga aki merupakan tenaga pendukung. Oleh sebab itu, pengefisiensian bahan bakar adalah dengan cara membatasi konsumsinya. Sistem ini msnggunakan mesin pembakaran dalam dan sebuah motor listrik untuk menggerakkan kendaraan. Dalam sistem ini, motor listrik juga sebagai generator, shingga ketika motor listrik digunakan, aki tidak dapat melakukan pengisian. Motor listrik beralih menjadi generator pada saat pengisian, dam hanya dapat dilakukan pada saat mobil tidak menggunakan motor listrik dalam bergerak, tetapi menggunakan tenaga yang dihasilkan dari proses pembakaran. Hal ini menyebabkan sistem ini memiliki keterbatasan jika dikaitkan dengan efisiensi bahan bakar.

3. Series-Pararell Hybrid System Gabungan dua sistem sebelumnya disebut dengan Series-Parallel Hybrid System. Sistem ini memungkinkan sumber tenaga menjadi paling fleksibel dan optimal, sehingga mampu mencapai tingkat efisiensi maupun tingkat kehandalan performa yang mengagumkan. Teknologi Hybrid ini memiliki generator atau pembangkit listrik khusus dan alat pembagi tenaga yang mampu menyalurkan tenaga yang dihasilkan oleh pembakaran pada ruang mesin untuk menggerakkan roda secara langsung, atau sebagai tenaga bagi motor listrik untuk melakukan pergerakan, tergantung dari kondisi berkendara. Hal ini memungkinkan kedua sumber tenaga tersebut bekerja pada seefisien mungkin. Pada saat kecepatan rendah ke tinggi, kendaraan juga dapat melaju meskipun hanya menggunakan tenaga listrik saja. Dan ini dapat menghasilkan efisiensi yang besar. Generator juga dapat digunakan untuk mengisi aki melalui alat pembalik atau menverter. Pada saat melakukan akkselerasi atau percepatan secara mendadak juga dapat meenghasilkan performa yang maksimal.

2.1.6 Kendaraan Bermotor Saat ini untuk meningkatkan efisiensi dari kendaraan bermotor, dilakukan berbagai macam usaha atau teknologi yang dikembangkan, saat ini sedang popular adalah system hybrid. Pada system hybrid pada kendaraan bermotor adalah gabungan system kendaran bermotor dengan mesin pembakaran dalam dan dengan motor listrik. Energi listrik untuk menggerakn motor listrik diperoleh dari altenantor dan juga dynamic brake, dimana energy gerak (putaran) diubah menjadi energy listrik. Keuntungan dari kendaraan hybrid adalah bahwa kendaraan hybrid dapat mengurangi konsumsi bahan bakar melalui 3 mekanisme yakni a) Pengurangan energi terbuang selama kondisi idle atau keluaran rendah, dan biasanya mesin motor bakardalam keadaan mati. b) Pengurangan ukuran dan tenaga mesin motor bakar, dalam hal kekurangan tenaga akan dipenuhi oleh motor listrik, c) Menyerap energi yang terbuang. Sementara energi panas yang dibuang belum dimanfaatkan untuk system Hybrid ini. Muncullah suatu konsep memanfaatan energy panas yang terbuang pada kendaraan bermotor yang akan dijadikan energy listrik. Konsep yang

digunakan adalah konsep Seebeck. Apabila terdapat dua sumber temperatur yang berbeda pada dua material semi konduktor makan akan mengalir arus listrik pada material tersebut. Konsep ini lebih dikenal dengan pembangkit termoelektrik. Dengan menggunakan Teknologi Termoelektrik ini apabila diterapkan pada kendaraan bermotor dimana gas buang pada mesin motor bakar berkisar antara 200- 300oC sementara temperatur lingkungan bekisar antara 30-35 oC maka

dengan adanya beda temperatur ini akan diperoleh gaya gerak listrik yang kemudian dapat digunakan untuk menggerakan motor listrik atau disimpan di dalam batere. Apabila dapat diterapkan di kendaraan hybrid maka konsumsi bahan bakar pada kendaraan bermotor akan semakin hemat

You might also like