You are on page 1of 13

Farmakologi Sosial_RINA YUNIARTI, S.Farm, Apt.

Mekanisme Absorpsi 1. Difusi Pasif Zat aktif dapat melarut dalam konstituen membraner pelaluan terjadi menurut suatu gradient atau perbedaan (konsentrasi atau elektrokimia-potensial kimia), tanpa menggunakan energi atau kekuatan sampai di suatu keadaan kesetimbangan di kedua sisi membrane. Obat harus larut dalam air dari pada tempat absorpsi melewati membrane semi permeable, obat tidak terionisir dan bukan metabolit (=obat tidak berubah ) ion tidak larut dalam lipid sehingga tidak dapat menembus membran. Ga a pendorong (dri!ing for"e) untuk perpindahan solute kompartemen luar ke kompartemen dalam ialah gradient konsentrasi aitu perbedaan konsentrasi di kedua sisi membran. #ifusi pasif ditekankan pada$ %roses difusi &at melalui membrane lipid, lalu masuk lagi ke fase "airan air. 2. Transfer konvectif 'uatu mekanisme positif, berkenaan dengan pelaluan &at melewati pori-pori membrane ang terjadi disebabkan gradient tekanan hidrostatik atau osmoti". Obat larut dalam medium air pada tempat absorpsi, bergerak melalui pori bersama pelarutn a. (ntuk semua substansi ukuran ke"il )* + ,-., larut di dalam air melalui kanal-kanal membrane berukuran /-0 1o. #alam hal absorpsi disebut juga absorpsi kon!ektif 3. Transpor aktif 'uatu "ara pelaluan ang sangat berbeda dengan difusi pasif, diperlukan suatu "arrier2 transporter2 pengemban. Obat harus larut pada tempat absorpsi. 3iap obat memerlukan "arrier spesifik. 'ebelum diabsorpsi obat berikatan dengan "arrier mengikuti teori pengikatan obatreseptor.

Farmakologi Sosial_RINA YUNIARTI, S.Farm, Apt.

4arrier $ suatu konstituen membrane, en&im atau setidak-tidakn a sebagai substansi proteik, mampu membentuk kompleks dengan &at aktif di permukaan membrane dan lalu memindahkann a dan di lepaskan disisi ang lain. 'elanjutn a "arrier kembali ke tempat semula. 3ransport aktif dengan "arrier ini memerlukan energi dan ini di peroleh dari hasil hidrolisa 13% di bawah pengaruh 13% ase. , 13% 1#% 5 6nergi #alam hal ini setiap substansi ang menghalangi atau men"egah reaksi pembentukan energi ini akan berlawanan dengan transport aktif. *isal obat ang mempengaruhi metabolisme sel seperti 47-, 8, ion iodium a"etate menghambat transport aktif dengan "ara non kompetitif 4ara ini melawan gradient konsentrasi dalam hal ini ion-ion melawan potensial elektrokimia membran. )ila jumlah obat lebih besar dari pada "arrien akan terjadi kejenuhan. Obat 5 "arrier kompleks Obat-4arrier bergerak melintasi membrane menggunakan energi 13% di bagian dalam membrane obat dilepas, "arrier kembali ke permukaan luar membran. 4. Transport Fasilitatif 3ransport fasilitatif disebut juga difusi dipermudah. %ada dasarn a sama dengan transport aktif, perbedaann a tidak melawan gradient konsentrasi. #ifusi dengan pertolongan "arrier akan tetapi tidak membutuhkan energi luar dan berjalan sesuai engan gradient konsentrasi 4ontoh klasik !itamin ),9, dimana !itamin ),9 membentuk kompleks dengan fa"tor intrinsik ang di produksi lambung, kemudian bergabung dengan "arrier membran. 5. Ion Pair ! Tranfer Pasan"an Ion# Obat-obat ang terionisasi kuat pada p: fisiologis tidak dapat dijelaskan "ara absorpsi lain. 6; $ sen awa ammonium <uarterner, sen awa asam sulfonat.

Farmakologi Sosial_RINA YUNIARTI, S.Farm, Apt.

1mmonium <uarterner, asam sulfonat (bermuatan positif) 5 substansi endogen G=3 (=kation organi" seperti mu"in) membentuk kompleks pasangan ion netral ( dapat menembus membrane) kemudian diabsorpsi se"ara difusi pasif disosiasi. >arena kompleks tersebut larut dalam air dan lipoid. $. Pinositosis 'uatu proses membrane, ang memungkinkan pelaluan molekul-molekul besar melewati kemampuan membrane membalut mereka dengan dikarenakan

membentuk sejenis !esi"ula (badan dibalut) ang menembus membran. 'uatu obat mungkin di absorpsi lebih dari satu mekanisme, seperti $ ?itamin ),9 $ transport fasilitatif 5 difusi pasif Glikosida @antung $ transport aktif dan sebagian difusi pasif *olekul ke"il $ difusi pasif dan transport kon!ektif.

A 1bsorpsi tergantung juga pada tersedian a mekanisme transport di tempat kontak obat. )erma"am-ma"am mekanisme transport tersedia di organ-organ dan jaringan-jaringan$ Dalam rongga mulut $ difusi pasif 5 transport kon!ektif. Dalam lambung $ difusi pasif 5 transport kon!ektif dan mungkin transport aktif Dalam usus kecil $ #ifusi pasif 5 transport kon!ektif 5 transport aktif 5 transport fasilitatif 5 ion pair 5 pinositosis. Dalam usus besar dan rectum $ difusi pasif 5 transport kon!e"tif 5 pinositosis ada kulit $ difusi pasif 5 transport kon!ektif. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Absorpsi Obat, antara lain : a. ,. %iolo"is& 'a(ati >e"epatan pengosongan lambung >e"epatan pengosongan lambung besar penurunan proses absorpsi obat-obat ang bersifat asam. >e"epatan pengosongan lambung ke"il peningkatan proses absorpsi obat-obat ang bersifat basa.

Farmakologi Sosial_RINA YUNIARTI, S.Farm, Apt.

9. B.

*otilitas usus @ika terjadi motilitas usus ang besar (e; $ diare), obat sulit diabsorpsi. p: medium Cambung $ asam untuk obat-obat ang bersifat asam (sus $ basa untuk obat-obat ang bersifat basa.

/.

@umlah pembuluh darah setempat =ntra muskular dengan sub kutan =ntra mus"ular absorpsin a lebih "epat, karena jumlah pembuluh darah di otot lebih ban ak dari pada di kulit.

b.

'akiki& )bat %olaritas koefisien partisi 'emakin non polar semakin mudah diabsorpsi

c.

Makanan %ara"etamol terganggu absorpsin a dengan adan a makanan dalam lambung, maka dapat diberikan , jam setelah makan.

*. e.

)bat lain >arbon aktif dapat men erap obat lain. +ara pemberian %er oral dan intra !ena berbeda absorpsin a.

Beberapa Faktor Fisiologi Biologi Yang Berpengaruh Pada absorpsi Gastro Intestinal a. p: di lumen gastro intestinal >easaman "airan gastro intestinal ang berbea-beda di lambung (p: ,-9) duodenum (p: /-D) sifat-sifat dan ke"epatan berbeda dalam absorpsi suatu obat. *enurut teori umum absorpsi $ obat-obat golongan asam lemah organi" lebih baik di absorpsi di dalam lambung dari pada di intestinum karena fraksi non ioni" dari &atn a ang larut dalam lipid lebih besar dari pada kalau berada di dalam usus ang p:n a lebih tinggi. 1bsorpsi basa-basa lemah seperti antihistamin dan anti depressant lebih berarti atau mudah di dalam usus halus karena lebih berada dalam bentuk non ioni" daripada bentuk ionik.

Farmakologi Sosial_RINA YUNIARTI, S.Farm, Apt.

'ebalikn a sifat asam "airan lambung bertendensi melambatkan atau men"egah absorpsi obat bersifat basa lemah. %en akit dapat mempengaruhi p: "airan lambung. Cemak-lemak dan asam-asam lemak telah diketahui menghambat sekresi lambung Obat-obat anti spasmodi" seperti atropine, dan anti histamine :9 bloker seperti "imetidin dan ranitidin pengurangan sekresi asam lambung b. *otilitas gastro intestinal dan waktu pengosongan lambung Cama kediaman (residen"e time) obat di dalam lambung juga menentukan absorpsi obat dari lambung masuk ke dalam darah. 8aktor-faktor tertentu dapat mempengaruhi pengosongan lambung akan dapat berpengaruh terhadap lama kediaman obat di suatu segmen absorpsi. %engosongan lambung diperlama oleh lemak dan asam-asam lemak dan makanan,depresi mental, pen akit-pen akit seperti gastro enteritis, tukak lambung (gastri" ul"er) dll. %emakaian obat-obat juga dapat mempengaruhi absorpsi obat lainn a, baik dengan "ara mengurangi motilitas (misal obat-obat ang memblokir reseptor-reeptor muskarinik) atau dengan "ara meningkatkan motilitas (misaln a metoklopropamid, suatu obat ang memper"epat pengosongan lambung). ". 1liran darah (blood flow) dalam intestine. #ebit darah ang masuk ke dalam jaringan usus dapat berperan sebagai ke"epatan pembatas (rate limited) dalam absorpsi obat #alam absorpsi gastro intestinal atau in !i!o sebagai proses ang n ata untuk proses penetrasi &at terlarut lewat barrier itu sendiri. *aka ditentukan oleh 9 langkah utama, Eaitu $ %ermeabilitas membrane G= terhadap obat, dan %erfusi atau ke"epatan aliran darah didalam barrier G= membawa &at terdifus ke hati 1liran darah normal disini F G..ml2menit

Farmakologi Sosial_RINA YUNIARTI, S.Farm, Apt.

E ek- E ek Makanan Atas Absorpsi 'e"ara umum absorpsi obat lebih disukai atau berhasil dalam kondisi lambung kosong. >adang-kadang tak bisa diberikan dalam kondisi demikian karena obat dapat mengiritasi lambung. 6; $ 1setosal ( dapat men ebabkan iritasi karena bersifat asam). >e"epatan absorpsi keban akan obat akan berkurang bila diberikan bersama makanan. 6; $ #igoksin, %ara"etamol, %henobarbital (obat sukar larut) %emakaian antibiotika setelah makan seringkali penurunan bioa!ailabilitasn a maka harus diberikan sebelum makan. 6; $ 3etra"iklin, %enisilin, Hifampisin, 6r trom "in strearat 1bsorpsi griseoful!in meningkat bila makanan mengandung lemak

Pengaruh Faktor-Faktor Fisika !imia Atas Absorpsi GI *isal $ 1ntibiotik penisilin %enisilin oral bisa diformulasikan sebagai asam bebas ang bersifat sukar larut, atau dalam bentuk garam ang mudah larut. @ika penisilin dalam bentuk garam kalium diberikan, maka obat tersebut akan mengendap sbg asam bebas setelah men"apai lambung, dimana p: n a rendah, membentuk suatu suspensi dengan partikel-partikel halus dan diabsorpsi dengan "epat. 3etapi bila diberikan dalam bentuk asam, maka penisilin bentuk asam ini sukar larut dalam lambung dan absorpsin a jauh lebih lambat, sebab partikel-partikel terbentuk adalah besar. 1ntibiotik 3etrasiklin 3etrasiklin mengikat ion-ion 4a dengan kuat, dan makanan (terutama susu) dapat men"egah absorpsi tetrasiklin %emberian paraffin "air sebagai pen"ahar akan menghambat absorpsi obat-obat ang bersifat lipofilik seperti !itamin >. ang ka a kalsium ng

Farmakologi Sosial_RINA YUNIARTI, S.Farm, Apt.

DI,T-I%.,I Distribusi obat $ perpindahan obat dari sirkulasi darah ke suatu tempat di dalam tubuh ("airan dan jaringan) 'etelah obat masuk ke dalam sirkulasi darah (sesudah absorpsi), obat tersebut akan dibawa ke seluruh tubuh oleh aliran darah dan kontak dengan jaringan-jaringan tubuh di mana distribusi terjadi. 4airan tubuh total berkisar antara -.-0.I dari berat badan. 4airan tubuh dapat dibagi menjadi $ ,. 4airan ekstraseluler ang terdiri atas plasma darah (kira-kira /,-I dari berat badan), "airan interstisial(,DI) dan limfe (,-9I). 9. 4airan intraseluler (B.-/.I dari berat badan) merupakan jumlah "airan dalam seluruh sel-sel tubuh. B. 4airan transeluler (9,-I) ang meliputi "airan serebrospinalis, intraokuler, peritoneal, pleura, sino!ial dan sekresi alat "erna. (ntuk dapat masuk ke dalam salah satu "airan tubuh ini suatu obat harus melewati sel-sel epitel, atau dengan kata lain obat harus bisa masuk ke dalam sel-sel. %arameter ang men atakan luasn a distribusi obat. ?d = !olume distribusi 1dalah !olume "airan tubuh ang pada akhirn a obat terdistribusi ?d = @umlah obat dalam tubuh @umlah obat dalam darah ?olume distribusi merupakan parameter penting dalam farmakokinetik. 'alah satu kegunaann a ialah untuk menentukan dosis obat ang diperlukan untuk memperoleh kadar obat dalam darah ang dikehendaki. Obat-obat dengan ?d ke"il akan menghasilkan kadar dalam darah ang lebih tinggi, sedangkan untuk obat dengan ?d besar akan menghasilkan kadar dalam darah ang lebih rendah.

Farmakologi Sosial_RINA YUNIARTI, S.Farm, Apt.

'ifat ?d ,. ?d obat bersifat indi!idual Jalaupun obatn a sama, tetapi !olume distribusi orang per orang tidak sama, karena berat badan tidak sama (!olume "airan tubuh tidak sama). 9. ?d obat pada umumn a bukan !olume sebenarn a dari "airan atau ruangan ang ditempati oleh obat. Obat tidak han a terdapat di dalam darah, maka ?d obat bukan merupakan !olume sebenarn a dari "airan ang ditempati oleh obat. @ika obat han a terdistribusi dalam darah, maka ?d = !olume darah ( !olume plasma) #i dalam tubuh terdapat material ha ati atau biologi ang dapat mengikat obat, antara lain $ protein. %rotein terdapat dalam jaringan dan plasma. %rotein plasma ang berperan penting dalam mengikat obat 1lbumin. 1lbumin merupakan protein sederhana protein ang han a terdiri asam amino ( %rotein kompleks bukan han a terdiri dari asam amino tapi juga sen awa-sen awa lain selain asam amino, seperti$ lipoprotein, glikoprotein, hemoglobin). 1lbumin ban ak terdapat di dalam plasma (albumin merupakan proporsi terbesar dari protein plasma). %erikatan obat bersifat re!ersible (dapat balik) dan tidak spesifik ( satu tempat perikatan dapat dipakai oleh lebih dari satu jenis obat) )erdasarkan sifat tersebut, maka menunjukkan bahwa obat ang telah terikat oleh albumin dapat terdesak (pendesakkan =displa"ement) oleh obat lain ang terikat pada tempat ang sama, tetapi memiliki afinitas ang lebih besar (afinitas = ke"enderungan obat untuk membentuk sen awa). 8aktor-faktor ang mempengaruhi pengikatan obat $ ,. 3ergantung pada kadar obat 9. 3ergantung pada kadar protein B. 3ergantung pada afinitas obat terhadap protein. /. 3ergantung pada jumlah tempat pengikatan.

Farmakologi Sosial_RINA YUNIARTI, S.Farm, Apt.

1lbumin termasuk makromolekul mengikat lebih Obat termasuk mikromolekul

maka satu molekul protein

dari satu molekul obat.

%engikatan obat oleh protein plasma membantu $ ,. 1bsorpsi obat terutama ang terionisasi kuat di dalam saluran "erna 9. #istribusi obat B. %engangkutan obat atau sen awa endogen ang tidak larut dalam air. %rotein dalam air berupa koloid tidak mengendap %rotein akan mengikat mengikat obat, sehingga walaupun obat tidak larut air, tetapi obat akan terbawa oleh protein. 6; $ :ormon kortikosteroid didukung oleh protein, maka dapat berada dalam darah. >ortikosteroid tidak larut air.

Farmakologi Sosial_RINA YUNIARTI, S.Farm, Apt.

%I)T-A/,F)-MA,I )iotransformasi $ perubahan obat menjadi sen awa lain (metabolit) Dru" 0 Metabolit )iotransformasi atau metabolisme obat iala! proses perubahan struktur kimia obat ang terjadi di dalam tubuh dan dikatalisis oleh en&im. >adar obat mengalami biotransformasi, maka kadar obat menurun. )iotransformasi pada umumn a terjadi dalam hati (dalam hati terdapat en&im ang dapat menjalankan biotransformasi) )iotransformasi ang terjadi selama proses absorpsi efek lintas pertama (8irst %ass 6ffe"t) 6fek lintas pertama mengurangi bioa!ailabilitas ()1, ketersediaan biologi aitu persentase obat ang se"ara utuh men"apai sirkulasi umum untuk melakukan kerjan a). (ntuk obat ang mengalami 8irst pass 6ffe"t obat diberikan se"ara intra mus"ular, menuju jantung ke seluruh tubuh hati biotransformasi. -eaksi -eaksi %iotransformasi 1. a. -eaksi Fase I ! -eaksi /on ,intetik # Oksidasi $ al"ohol, alehida, asam dan &at hidratarang dioksidasi menjadi 4O9 dan air. ' stem en&im oksidatif terpenting di dalam hati adalah " to"hrom % /-., ang bertanggung jawab atas ben akn a reaksi perombakan oksidatif. b. ". Heduksi $ misaln a, klorhidrat direduksi menjadi trikloretanol, !itamin " menjadi dehidroas"orbat. :idrolisa$ molekul obat mengikat , molekul air dan pe"ah menjadi dua bagian, misaln a pen abunan ester oleh esterase, gula oleh karbohidrase (maltese, dll) dan asam karbonamida oleh amidase. 2. -eaksi Fase II ! -eaksi ,intetik&-eaksi 1on2u"asi #

Farmakologi Sosial_RINA YUNIARTI, S.Farm, Apt.

*olekul obat bergabung dengan suatu molekul ang terdapat di dalam tubuh sambil mengeluarkan air. (asetilasi, sulfatasi, glukuronidasi, metilasi) 6; $ sen awa endogen kolekalsiferol !itamin #B 'ifat *etabolit ,. 'ifat metabolit pada umumn a lebih polar daripada sen awa indukn a atau sen awa asaln a, sehingga lebih mudah diekskresi atau lebih mudah dikeluarkan bersama urine. 9. %ada umumn a aktifitas farmakologin a lebih lemah dari pada sen awa asaln a. "etabolit #bat $ang akti% Secara %armakologis 3erdapat juga obat-obat ang baru mempun ai efek farmakologis setelah obat tersebut mengalami metabolisme di hepar. 6; $ 1&atioprin di dalam tubuh akan dimetabolisme oleh hepar menjadi merkaptopurin ang aktif sebagai obat sitostatika. Obat- obat ang aktif setelah di metabolisme oleh hepar disebut rodrug. 1da juga obat-obat ang metabolitn a mempun ai efek farmakologis ang sama dengan obat asal. 6; $ 8enasetin akan di metabolisme dalam hepar menjadi para"etamol ang samasama mempun ai efek analgesik.

Farmakologi Sosial_RINA YUNIARTI, S.Farm, Apt.

31,1-3,I &kskresi pengeluaran obat dari tubuh #ikeluarkan melalui s stem organ organ g terpenting dalam s stem ekskresi (ginjal) Obat dapat dikeluarkan melalui$ urine, "airan empedu (ekskresi melalui hati), air ludah, paru-paru (berupa gas udara ekspirasi) Ginjal #alam ginjal terdapat bagian penting nefron 7efron terdiri dari glomeroluskapsula bowmantubulus proksimaltubulus distal. 1da B kejadian utama dalam proses ekskresi 1. Filtrat 4lomeruler #alam proses filtrasi ini kira-kira 9-I output jantung atau F ,,, liter darah2menit pergi ke ginjal, dari jumlah ini han a kira-kira ,.I ang disaring di glomeruli ke"epatan plasma ini adalah ,9. ml2menit untuk orang normal dan ke"epatan ini di sebut ke"epatan filtrasi glomerular. 8iltrat di tampung di glomerula. 2. ,ekresi Aktif Tubuler 3erjadi dibagian proksimal dari tubula renal ang dilakukan oleh setidak-tidakn a 9 ma"am mekanisme transport spesifik untuk menggerakkan &at-&at dari plasma ke "airan tubuler masingmasing mekanisme adalah untuk anion-anion organik seperti para amino hipurat, fenol merah dan untuk kation-kation organi" seperti ion tetra metil ammonium. 3. -eabsorpsi Tubuler 1liran air di dalam tubuhlah akan terjadi proses pen erapan molekul-molekul air oleh epithelium tubula ang selanjutn a diangkut kembali ke dalam darah. >arena proses pen erapan air ini maka kadar bahan obat di dalam filtrat ang berada di bagian distal akan menjadi lebih tinggi dari pada di dalam plasma darah. #engan adan a perbedaan konsentrasi akan terjadi difusi obat ke plasma darah dan ini berlaku untuk obat aktif ang bersifat mudah larut di dalam pelarut non polar, lemak atau lipid. %roses difusi ini juga tergantung pada p: urin di dalam filtrat. 'eberadaan obat di dalam urin adala! !asil dari proses( Filtrasi glomeruler di tamba! )*+ Filtrasi sekresi )akti%+ di kurangi ),+ reabsorpsi )pasi%+

Farmakologi Sosial_RINA YUNIARTI, S.Farm, Apt.

You might also like